BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Di era globalisasi yang disertai dengan kemajuan teknologi memungkinkan industri pakaian dapat berkembang pesat dan dinikmati oleh pasar global. Pergantian mode yang cepat sangat menguntungkan bagi bisnis pakaian jadi. Tidak bisa dipungkiri jika masyarakat kita khususnya masyarakat di kota-kota besar sangat suka berbelanja, dan bahkan menjadi sebuah gaya hidup. Kemajuan teknologi tersebut juga berdampak pada minat konsumen untuk berbelanja secara online. Belanja online sudah menjadi tren bagi banyak konsumen di seluruh dunia tetapi hal tersebut dapat menjadi pilihan kedua jika di daerah tempat tinggal terdapat toko produk yang diinginkan konsumen. Oleh karena itu, meskipun berbelanja online lebih mudah, tetapi masih banyak konsumen yang lebih senang untuk memilih dan membeli produk secara langsung. Salah satu kota di Indonesia yang memiliki prospek dalam usaha dibidang fashion adalah Yogyakarta. Perkembangan industri fashion di kota ini semakin berkembang pesat (Wirastami, 2014). Disisi lain, Yogyakarta memiliki 3 keunggulan di banding dengan kota lain. Pertama kota ini sebagai destinasi wisata dunia, terpopuler kedua di Indonesia setelah Bali. Hal ini diindikasikan dengan jumlah kunjungan wisatawan terus meningkat dari tahun ke tahun. Kedua, banyak mahasiswa baru dari luar kota yang belajar dan kuliah di kota tersebut. Keunggulan ketiga, kota ini telah bertransformasi menjadi kota urban. Termasuk gaya hidup (lifestyle) yang merupakan pengaruh dari proses migrasi urban dengan beragam latar belakang. Kebutuhan pun semakin bervariasi dan tingkat yang terus melonjak tinggi (Alexander, 2015). Keunggulan tersebut menjadi salah satu peluang untuk perusahaan fashion membuka cabang di Yogyakarta. Salah satu perusahaan fashion yang telah berkembang lama di Indonesia adalah Zara dan Bershka. Zara dan Bershka telah berkembang di Jakarta, Medan, Bali, Bandung dan Surabaya. Dalam kurun waktu delapan tahun, Zara dan Bershka selalu melakukan ekspansi bisnis dengan menambah 1
satu gerainya pada setiap tahun (Fastidianti, 2013). Oleh karena itu, Yogyakarta dapat menjadi salah satu kota yang sesuai untuk dibangun gerai Zara dan Bershka. Perancangan fashion store Zara dan Bershka di Yogyakarta difungsikan untuk mempermudah dan menarik minat masyarakat untuk dapat memilih produk secara langsung. Salah satu hal penting dalam perancangan fashion store Zara dan Bershka adalah konsepyang mempermudah dan menarik bagi pengunjung yaitu dengan menerapkan konsep kontemporer yang pada dasarnya adalah gaya desain yang sedang up to date atau sedang diproduksi pada masa sekarang (Alfari, 2017). Fasilitas penunjang yang diberikan adalah lobby, area display pria, area display wanita, area display anak, ruang ganti dan cafeteria yang dapat menjadi public space agar menambah minat para masyarakat umum untuk berbelanja. Pemilihan tema disesuaikan dengan ciri khas Zara dan Berskha. Berdasarkan hasil survei, fashion store Zara dan Bershka memiliki tema modern serta menggunakan furnitur berbentuk geometris dan simpel. Hal tersebut sesuai dengan konsep kontemporer yaitu artinya kekinian, modern atau lebih tepatnya adalah sesuatu yang sama dengan kondisi waktu yang sama atau saat ini. Jadi kontemporer adalah konsep yang tidak terikat oleh aturan-aturan zaman dulu dan berkembang sesuai zaman sekarang (Putra dkk, 2014). Selain itu karena tren pada tahun 2016 ini menggunakan tema geometri (Lyle, 2016). Bentuk-bentuk geometri yang simpel pada fashion store Zara dan Bershka serta warna yang berbeda pada furniture sesuai dengan kriteria konsumen diharapakan dapat mempermudah dan menarik minat pengunjung. B. BATASAN MASALAH Batasan pada perancangan ini adalah mendesain interior sebuah bangunan yang berfungsi sebagai Fashion store dengan luas bangunan 800-1500 m 2. Sasaran perancangan interior, meliputi: 1. Perancangan area display dan area sirkulasi 2. Perancangan ruang ganti 3. Perancangan area aksesoris 4. Perancangan area kasir 2
5. Perencanaan area cafe C. RUANG LINGKUP PERANCANGAN Ruang lingkup perancangan interior fashion store ini sebagai tempat aktifitas berbelanja untuk kebutuhan sehari-hari. Perancangan interior mencangkup aspek manusia, aspek lingkungan, aspek bangunan dan aspek ruang yang difokuskan pada fungsi dan kebutuhannya. D. RUMUSAN MASALAH PERANCANGAN Rumusan masalah yang mengutamakan pada kebutuhan akan kenyamanan area display, area akasesoris dan kenyamanan ruang ganti dalam beraktifikas dan meningkatkan minat masyarakat akan berbelanja pakaian, perencanaan dan perancangan desain interior fashion store ini ditekan pada: 1. Bagaimana merencanakan dan merancang ruangan interior untuk publik yang difungsikan sebagai sebuah fashion store dengan luasan kurang lebih 800-1500 m 2 agar dapat menunjang aktifitas dan memenuhi segala kebutuhan penggunanya? 2. Bagaimana menciptakan ruang dengan fasilitasnya sebagai tempat berbelanja pakain dan tempat mencari aksesoris fesyen yang efisien dengan memasukkan unsur minimalis sehingga dapat meningkatkan minat masyarakat akan berbelanja? 3. Bagaimana merancang sebuah fashion store yang bisa menarik lebih banyak minat pengunjung? E. TUJUAN PERANCANGAN 1. Merencanakan dan merancang ruangan interior untuk publik yang difungsikan sebagai sebuah fashion store dengan luasan kurang lebih 800-1500 m 2 agar dapat menunjang aktifitas dan memenuhi segala kebutuhan penggunanya. 2. Menciptakan ruang dengan fasilitasnya sebagai tempat berbelanja pakain dan tempat mencari aksesoris fashion yang efisien sehingga dapat meningkatkan minat masyarakat untuk berbelanja. 3. Merancang sebuah fashion store dengan menata display secara tepat agar tidak mengganggu area sirkulasi serta menarik minat pengunjung. 3
F. MANFAAT DESAIN 1. Bagi Masyarakat Umum dan Pengunjung a. Dapat menjadi salah satu daya dukung untuk meningkatkan minat masyarakat akan berbelanja pakaian. b. Dapat membantu dan memberikan informasi, ilmu pengetahuan, dan referensi untuk masyarakat. c. Dapat memberikan suasana dan kesan yang berbeda saat berada di fashion store ini, agar pengunjung tidak bosan dan nyaman saat berada disini. 2. Bagi Penulis / Calon Desainer a. Dapat menjadi salah satu proyek yang dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi calon desainer serta sebagai tolak ukur dan koreksi agar menjadi lebih baik dari sebelumnya. b. Dapat mengembangkan ide dan gagasan untuk merencanakan dan merancang interior yang disesuaikan dengan kebutuhan dan fungsi. c. Dapat melatih dan mengasah kreativitas desainer dalam merencanakan dan merancang interior sebuah public space khususnya fashion store. Desainer akan memperoleh pengalaman dan pengetahuan yang baru yang sebelumnya belum didapat. G. METODE DESAIN Metode perancangan adalah dengan peninjauan langsung ke lokasi dan melihat langsung aktifitas pengunjung dan pengelola. Selain itu, metode lainnya adalah dengan mengambil referensi informasi dan studi dari beberapa sumber ilmu seperti buku dan internet. Dengan hal tersebut diharapkan mampu menciptakan perancangan yang benar-benar sesuai dengan standar kebutuhan serta keamanan dan kenyamanan bagi semua umur sehingga tujuan perancangan fashion store tersebut dapat terpenuh. 4
Kerangka / pola pikir Masalah (Banyaknya minat masyarakat terhadap industri fashion di Yogyakarta) Latar belakang (Meningktanya minat masyarakat untuk berbenja pakaian.di kota Yogyakarta mempunyai beberapa fashion store yang kurang menarik, dan perlu adanya tindakan untuk mengembangkannya) Pengumpulan Data ( Dengan melakukan survey, interview, observasi di beberapa tempat.) Tujuan (Dapat menciptakan minat seseorang dengan suasana yag berbeda, yaitu dengan menghadirkan konsep kontemporer di dalam fashion store) Analisis Data (Data yang diperoleh dianalisis sesuai pengumpulan dari beberapa fashion store) Pra-Desain (Ada alternatif desain yang akan dibuat, desain di ambil dari Analisis data) Konsep Desain (Konsep desain berasal dari tujuan dan desain terpilih, untuk menambah minat berbelanja dan mood seseorang, konsep yang akan diambil yaitu konsep kontemporer. Desain Terpilih (Desain yang sudah dipilih akan di olah untuk mendukung minat berbelanja seseorang dan menciptakan suasana fashion retail yang tidak monoton. Dan untuk menambah mood seseorang akan di berikan suasana yang membuat pengunjung menjadi betah untuk berbelanja) H. SISTEMATIKA PENULISAN 1. Bab I Pendahuluan Bagan 1.1. Metode desain Sumber: Asumsi Pribadi Pendahuluan mencakup Latar Belakang Masalah yang meliputi peranan dan keberadaan fashion store di Yogyakarta, Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Sasaran, serta Metodologi yang meliputi metode sistematika pembahasan. 5
2. Bab II Kajian Teori Mengemukakan Kajian Teoritis tentang Proyek Desain Interior fashion store di Yogyakarta, yang meliputi pembahasan teori tentang ruang dan manusia, yang di dalamnya mencakup tentang pengertian, fungsi, klasifikasi, sirkulasi, komponen pembentuk ruang, sistem interior, sistem keamanan, sistem penyajian dan pertimbangan desain. 3. Bab III Kajian Lapangan Merupakan hasil studi observasi di lapangan, baik sebagai dasar acuan atas pemilihan lokasi perencanaan, maupun sebagai bahan pembanding dan bahan pengayaan bagi proses analisa data. 4. Bab IV Analisa Desain a. Analisis Eksisting 1) Analisa lingkungan (keluar) termasuk di dalamnya view, akses, arah cahaya, dan lain-lain. 2) Analisa Interior termasuk di dalamnya akses, sirkulasi dan human dimension. b. Programing 1) Status Kelembagaan Proyek 2) Struktur Organisasi 3) Sistem operasional 4) Kegiatan 5) Fasilitas Pengisi Ruang 6) Fasilitas Ruang 7) Besaran Ruang (studi ruang dan anthropometri) 8) Sistem sirkulasi 9) Hubungan Antar Ruang 10) Zoning dan Grouping c. Konsep Perancangan 1) Ide dasar - Paradigma, slogan, dan lain-lain - Bentuk - Suasana 6
2) Tema - Sebagai pemecahan masalah - Sebagai dekorasi 3) Aspek suasana dan Karakter Ruang 4) Aspek penataan ruang/lay out - Sistem sirkulasi - Sistem organisai ruang 5) Aspek Pembentuk Ruang 6) Aspek bentuk, bahan dan warna 7) Interior sistem (pencahayaan, penghawaan, akustik) 8) Sistem keamanan (kebakaran dan keamanan) 9) Aksesbilitas (fasilitas) 5. Bab V Penutup a. Kesimpulan Merupakan kesimpulan dari proses analisis yang sekaligus merupakan konsep Desain Interior fashion store di Yogyakarta. b. Saran 6. Daftar Pustaka 7