METODE ELEMEN HINGGA UNTUK PERHITUNGAN DEFORMASI TIGA DIMENSI MENARA REAKTOR KARTINI



dokumen-dokumen yang mirip
Dosen Pembimbing: 1. Tavio, ST, MS, Ph.D 2. Bambang Piscesa, ST, MT

ANALISIS LINIER STRUKTUR CANGKANG PADA SILO SEMEN DENGAN METODE ELEMEN HINGGA

Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Lhokseumawe

BAB I PENDAHULUAN. fisik menuntut perkembangan model struktur yang variatif, ekonomis, dan aman. Hal

STUDI ANALISIS PEMODELAN BENDA UJI KUBUS DAN SILINDER UNTUK MENETUKAN KUAT TEKAN BETON DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE KOMPUTER

PROGRAM ANALISIS GRID PELAT LANTAI MENGGUNAKAN ELEMEN HINGGA DENGAN MATLAB VERSUS SAP2000

BAB III METODE PENELITIAN

STUDI ANALISIS PEMODELAN TULANGAN BAJA VANADIUM DAN TEMPCORE DENGAN SOFTWARE KOMPUTER

PERILAKU STRUKTUR RANGKA DINDING PENGISI DENGAN BUKAAN PADA GEDUNG EMPAT LANTAI

DAFTAR ISI. LEMBAR JUDUL... i KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... iii. DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... ABSTRAK...

Simulasi Perpindahan Panas pada Lapisan Tengah Pelat Menggunakan Metode Elemen Hingga

PENGGUNAAN BRACED FRAMES ELEMENT SEBAGAI ELEMEN PENAHAN GEMPA PADA PORTAL BERTINGKAT BANYAK. Reky Stenly Windah ABSTRAK

STUDI ANALISIS PEMODELAN BENDA UJI BALOK BETON UNTUK MENENTUKAN KUAT LENTUR DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE KOMPUTER

ANALISIS KAPASITAS TEKAN PROFIL-C BAJA CANAI DINGIN MENGGUNAKAN SNI 7971:2013 DAN AISI 2002

VARIASI BENTUK PENGAKU DIAGONAL GANDA TIPE KNEE PADA PORTAL BAJA BIDANG BERTINGKAT

DENGAN PROGRAM ANSYS. Utaya-Pusat Rekayasa Perangkat Nuklir -BAT AN B.Bandriyana- Pusat Teknologu Bahan Industri - BATAN

APLIKASI VISUAL UNTUK PROGRAM ELEMEN HINGGA DENGAN ELEMEN SEGITIGA DAN SEGIEMPAT SUBPARAMETRIK DAN ISOPARAMETRIK

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

STUDI KOMPARASI SIMPANGAN BANGUNAN BAJA BERTINGKAT BANYAK YANG MENGGUNAKAN BRACING-X DAN BRACING-K AKIBAT BEBAN GEMPA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Umum. Berkembangnya kemajuan teknologi bangunan bangunan tinggi disebabkan

BAB II TEORI DASAR. Gambar 2.1 Tipikal struktur mekanika (a) struktur batang (b) struktur bertingkat [2]

I.1 Latar Belakang I-1

ANALISA STRUKTUR GEDUNG DAN KAPASITAS KOLOM AKIBAT BEBAN STATIK EQUIVALEN BERDASARKAN PERATURAN GEMPA 2012

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Material baja pada struktur baja juga tersedia dalam berbagai jenis ukuran

Konferensi Nasional Teknik Sipil 4 (KoNTekS 4) Sanur-Bali, 2-3 Juni 2010

BAB III METODE PENELITIAN SKRIPSI

SKRIPSI. Disusun untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Teknik pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret

PERHITUNGAN FREKUENSI NATURAL TAPERED CANTILEVER DENGAN PENDEKATAN METODE ELEMEN HINGGA

Laporan Tugas Akhir Analisis Pondasi Jembatan dengan Permodelan Metoda Elemen Hingga dan Beda Hingga BAB III METODOLOGI

APLIKASI METODE ELEMEN HINGGA UNTUK ANALISA STRUKTUR STATIK LINIER DENGAN PROGRAM MSC/NASTRAN

BAB 4 PENGUJIAN LABORATORIUM

BAB I PENDAHULUAN. dengan ilmu rekayasa struktur dalam bidang teknik sipil. Perkembangan ini

PERENCANAAN GEDUNG DINAS KESEHATAN KOTA SEMARANG. (Structure Design of DKK Semarang Building)

STUDI PENEMPATAN DINDING GESER TERHADAP WAKTU GETAR ALAMI FUNDAMENTAL STRUKTUR GEDUNG

PERILAKU STRUKTUR RANGKAA DINDING PENGISI DENGAN BUKAAN PADAA GEDUNG EMPAT LANTAI

BAB I PENDAHULUAN. balok, dan batang yang mengalami gabungan lenturan dan beban aksial; (b) struktur

RESPON DINAMIS STRUKTUR BANGUNAN BETON BERTULANG BERTINGKAT BANYAK DENGAN VARIASI ORIENTASI SUMBU KOLOM

SIMULASI NUMERIK BENTURAN DUA STRUKTUR TIGA DIMENSI DIBAWAH BEBAN DINAMIK TESIS MAGISTER. oleh : SUDARMONO

Jurnal MITSU Media Informasi Teknik Sipil UNIJA Volume 3, No. 1, April ISSN :

III. METODELOGI. satunya adalah menggunakan metode elemen hingga (Finite Elemen Methods,

EVALUASI STRUKTUR ATAS JEMBATAN GANTUNG PEJALAN KAKI DI DESA AEK LIBUNG, KECAMATAN SAYUR MATINGGI, KABUPATEN TAPANULI SELATAN

VERIFIKASI PENYEBAB RETAK PADA PEMANCANGAN TIANG PIPA MENGGUNAKAN HYDRAULIC JACK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH PENINGKATAN KEKUATAN MORTAR TERHADAP DEFORMASI DINDING BATA MERAH LOKAL

ANALISIS CANTILEVER BEAM DENGAN MENGGUNAKAN METODE SOLUSI NUMERIK TUGAS KULIAH

ANALYSIS OF THE STRUCTURE AND ELEMENTS OF THE BUILDING BEAM AS A RESULT OF STATIC LOAD EQUIVALEN BASED SEISMIC REGULATIONS IN 2012

PENGGAMBARAN DIAGRAM INTERAKSI KOLOM BAJA BERDASARKAN TATA CARA PERENCANAAN STRUKTUR BAJA UNTUK BANGUNAN GEDUNG (SNI ) MENGGUNAKAN MATLAB

PENGEMBANGAN PENGHALUSAN JARING ELEMEN SEGITIGA REGANGAN KONSTAN SECARA ADAPTIF

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia baik di bidang ekonomi, politik, sosial, budaya

Evaluasi Kinerja Gedung Beton Bertulang Dengan Pushover Analysis Akibat Beban Gempa Padang

STUDI PERBANDINGAN DISTRIBUSI GAYA GESER PADA STRUKTUR DINDING GESER AKIBAT GAYA GEMPA DENGAN BERBAGAI METODE ANALISIS ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III PEMODELAN STRUKTUR

BAB II DASAR-DASAR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BERTINGKAT

METODE SKYLINE UNTUK MENYIMPAN MATRIKS KEKAKUAN P ADA PERSOALAN ELEMEN HINGGA. Mike Susmikanti., Utaja.., Arya'

Perbandingan Perancangan Gedung SRPMK di Atas Tanah dengan Kategori Tanah Lunak dan Tanah Baik

KAJIAN PEMBATASAN WAKTU GETAR ALAMI FUNDAMENTAL TERHADAP STRUKTUR BANGUNAN BERTINGKAT.

BAB 1 PENDAHULUAN. metoda desain elastis. Perencana menghitung beban kerja atau beban yang akan

Studi Perbandingan Dinding Geser dan Bracing Tunggal Konsentris sebagai Pengaku pada Gedung Bertingkat Tinggi

BAB 1 PENDAHULUAN Umum

PERBANDINGAN ANALISIS STRUKTUR GEDUNG FAKULTAS PSIKOLOGI USM (EMPAT LANTAI GEDUNG T) MENGGUNAKAN SNI GEMPA DENGAN SNI GEMPA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beton berlulang merupakan bahan konstruksi yang paling penting dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. pesat, terutama terjadi di daerah perkotaan. Seiring dengan hal tersebut,

PERHITUNGAN INTER STORY DRIFT PADA BANGUNAN TANPA SET-BACK DAN DENGAN SET-BACK AKIBAT GEMPA

KAJIAN BERBAGAI METODE INTEGRASI LANGSUNG UNTUK ANALISIS DINAMIS

PERHITUNGAN STRUKTUR BOX CULVERT

KERUNTUHAN LENTUR BALOK PADA STRUKTUR JOINT BALOK-KOLOM BETON BERTULANG EKSTERIOR AKIBAT BEBAN SIKLIK

PENGARUH PASANGAN DINDING BATA PADA RESPON DINAMIK STRUKTUR GEDUNG AKIBAT BEBAN GEMPA

EVALUASI KEKUATAN STRUKTUR YANG SUDAH BERDIRI DENGAN UJI ANALISIS DAN UJI BEBAN (STUDI KASUS GEDUNG SETDA KABUPATEN BREBES)

BAB III METODE PENELITIAN

PELATIHAN METODA ELEMEN HINGGA ANALISIS SISTEM STRUKTUR JEMBATAN, GEDUNG, MENARA, ANJUNGAN dan STRUKTUR KHUSUS

ANALISA KEGAGALAN POROS DENGAN PENDEKATAN METODE ELEMEN HINGGA

Analisis Dinamis Bangunan Bertingkat Banyak Dengan Variasi Persentase Coakan Pada Denah Struktur Bangunan

EVALUASI KINERJA INELASTIK STRUKTUR RANGKA BETON BERTULANG TERHADAP GEMPA DUA ARAH TUGAS AKHIR PESSY JUWITA

Jl. Banyumas Wonosobo


KAJIAN TEORI MEMBRAN PADA ANALISIS PLAT CANGKANG TIPIS PADA STRUKTUR TANGKI STORAGE SILINDRIS

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR KONSTRUKSI BAJA GEDUNG DENGAN PERBESARAN KOLOM

STUDI NUMERIK POLA GESER BLOK ALTERNATIF PADA SAMBUNGAN UJUNG BATANG TARIK PROFIL T

BAB XI PERENCANAAN PONDASI TIANG PANCANG

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Perkembangan teknologi komputer yang sangat pesat dalam beberapa

PENGARUH VARIASI MODEL TERHADAP RESPONS BEBAN DAN LENDUTAN PADA RANGKA KUDA-KUDA BETON KOMPOSIT TULANGAN BAMBU

PRESENTASI TUGAS AKHIR

ANALISIS STRUKTUR BALOK NON PRISMATIS MENGGUNAKAN METODE PERSAMAAN SLOPE DEFLECTION

DAFTAR ISI. i ii iii iv

Dampak Persyaratan Geser Dasar Seismik Minimum pada RSNI X terhadap Gedung Tinggi Terbangun

ANALISIS ANGKA KEAMANAN (SF) LERENG SUNGAI CIGEMBOL KARAWANG DENGAN PERKUATAN PILE DAN SHEET PILE SKRIPSI

STUDI PARAMETER DESAIN DIMENSI ELEMEN STRUKTUR JEMBATAN GANTUNG PEJALAN KAKI DENGAN BENTANG 120 M

BAB IV POKOK PEMBAHASAN DESAIN. Perhitungan prarencana bertujuan untuk menghitung dimensi-dimensi

Menentukan Distribusi Temperatur dengan Menggunakan Metode Crank Nicholson

LEMBAR PENGESAHAN PERENCANAAN GEDUNG KEJAKSAAN TINGGI D.I.Y DENGAN STRUKTUR 5 LANTAI DAN 1 BASEMEN

BAB I PENDAHULUAN. Ada beberapa hal yang menyebabkan banyaknya bangunan tinggi diberbagai

BAB III PEMODELAN RESPONS BENTURAN

ANALISA GEOMETRI NON-LINIER PELAT LANTAI DENGAN MENGGUNAKAN SAP2000 DAN PERCOBAAN PEMBEBANAN. Andri Handoko

Analisa Kekuatan Sekat Bergelombang Kapal Tanker Menggunakan Metode Elemen Hingga

PEMODELAN STRUKTUR RANGKA BAJA DENGAN BALOK BERLUBANG

Gambar 2.1 Bagian-bagian mesin press BTPTP[3]

STUDI PERBANDINGAN PERILAKU RANGKA BERPENGAKU SENTRIS DAN RANGKA BERPENGAKU EKSENTRIS DENGAN KONFIGURASI V-TERBALIK AKIBAT BEBAN LATERAL GEMPA

Pertemuan 13 ANALISIS P- DELTA

sehingga lendutan yang disebabkan oieh beban gempa maupun angin dapat

Transkripsi:

METODE ELEMEN HINGGA UNTUK PERHITUNGAN DEFORMASI TIGA DIMENSI MENARA REAKTOR KARTINI Pendidikan Ah/i Teknik Nuk/irBATAN, J/.Babarsari Po. Box /008 Yogyakarta Syarip Pusal Penelitian Teknologi MajuBA7'AN. JI.Babarsari Po.Box 1008 Yogyakarta I. Wibisono FTSPUI/ Yogyakarta. JI. Ka/iurang Km. /4 Yogyakarta ABSTRAK METODE ELEMEN HINGGA UNTUK PERIIITUNGAN DEFORMASI TIGA DIMENSI MENARA REAKTOR KARTINI. Telah dilakukan penghi/ungan ulang /erhadap menara reaklor Kar/ini yang merupakan salah satu perangkal ins/alasi nuk/ir di P3TM BATAN Yogyakarta dengan menggunakan perangkat lunak SAP 90. Perhi/ungan dilakukan dengan tujuan sebagai evaluasi don /injauan keamanan bangunan terhadap Kayo Kempa di Yogyakar/a. Perhi/ungan deformasi 3 dimensi ini dilakukan dengan metode pendeka/an numeris yai/u metode elemen hingga dengan benluk elemennya adalah shell. Hasil yang didapalkan menunjukkan bahwa bangunan menara masih oman /erhadap adanya Kayo gempa yang ado. dimana momen yang /erjadi akiba/ gaya gempa masih berada di bawah momen yang dapal di/ahan oleh slruklur bangunan. Dengan dike/ahuinya deformasi pada menara. maka diharapkan dapal digunakan un/uk menyimpulkan kekuatan bangunan reaklor secara keseluruhan. ABSTRACT FINITE ELEMENT METHOD IN THE THREE DIMENSIONS DEFORMATION COMPUTATION OF KARTINI REACTOR STACK. The calculation of the Kartini reactor stack i.e. one of the nuclear installations in P3TMBATAN Yogyakarla by using SAP 90 software have been done. The calculation is done as a safety review of building towards the earthquake style in Yogyakarta. The 3dimension deformation calculation is performed by the numeric method i.e. finite element method with the form of elements is the shell. The result obtained showed that the construction of tower safe to the existing earthquake, where the mol/lt'nt t'.\"t'rtt'd as a result 0.( earthquake style was different under the moment having been kept by the buil,iill.!,',ftrll,'tu,'. 8.\' klli)\i'illg Ih J,1ormation 011 Iht slack il is e.tpicled could bl? used for concluding Ihe strength of the whole reactor building. PENDAHULUAN Untuk keperluan penelitian dibidang teknologi nuklir di Indonesia, maka pada tahun 1974 dibangunlah Reaktor Kartini type Triga Mark II beserta komponen pendukungnya termasuk menara atau cerobong ventilasi reaktor. Seiring dengan perjalanan waktu, bangunan reaktor Kartini tersebut perlu dilakukan perhitungan ulang sebagai upaya untuk mengantisipasi halhal yang tidak diinginkan. Dalam mengkaji ulang bangunan reaktor kartini yang masih dioperasikan, perlu sekali diperhatikan nilainilai SSE (Safe Shutdown Earthquaqe) seperti yang direkomendasikan oleh IAEA [I]. Nilai SSE untuk masingmasing negara/daerah itu berbeda, tergantung dati kekuatan gempa yang sering atau pemah terjadi pada suatu negara/daerah. Untuk mengevaluasi ulang rancang bangun bangunan reaktor Kartini Yogyakarta dan untuk penentuan batasan SSEnya, bukan suatu pekerjaan yang mudah. Karena menyangkut perhitungan gaya yang muncul pada struktur seluruh bangunan reaktor Kartini. Baik gaya yang diakibatkan oleh pengaruh luar (misalnya akibat gempa bumi, pergerakan tanah, pengaruh angin, dsb) maupun pengaruh dari dalam. Perhitungan tersebut walaupun tidak mudah, tetapi perlu dilakukan, yaitu dicoba menghitung lebih dahulu kekuatan struktur bangunan terhadap gay a gempa dan berat sendiri yang bekerja pada menara. Dengan diketahuinya deforrnasi pada menara, maka kesimpulannya diharapkan dapat digunakan untuk menyimpulkan kekuatan bangunan secara keseluruhan. Untuk menghitung besamya gayagaya terse but banyak metode yang dapat digunakan [2]. Salah satu metode tersebut adalah Metode Elemen Hingga (Finite Element Method). Metode ini merupakan metode pendekatan terbaik yang dapat digunakan dalam analisis numerik suatu kontinum, selain karena kepraktisannya, keakuratannya dan banyaknya referensi yang dapat diakses. Untuk membantu perhitungan komputemya digunakanlah SAP 90 (Structural Analysis Program.' 90) yang merupakan program aplikasi komputer untuk, dkk ISSN 02163128.

Prosiding Pertemuan don Pre$entasi l/miah P 3TMBA TAN, Yogyakarla 25 26 Juti 200 Buku / 183 menganalisis suatu struktur. Program ini dikembangkan oleh Prof.Edward L. Wilson dari University of California, Barkeley. Seperti yang telah ditulis dalam makalah kami yang kedua [4], bahwa tulisan ini merupakan lanjutan dari tulisan tersebut. Dengan permasalahan yang dibahas ditingkatkan untuk permasalahan 3 dimensi dengan obyek penelitiannya masih tetap menara reaktor Kartini. Sehinggga tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mempresentasikan sebagian basil penelitian kami tentang metode elemen hingga untuk analisis struktur reaktor Kartini. Sedangkan Program komputasinya diberi nama ASRK23D (Analisis Struktur Reaktor Kartini 2 3 Dimensi). Dengan diketahuinya perubahan deformasi menara reaktor, walaupun dengan cara simulasi sekalipun, maka kesimpulan tersebut dapat digunakan dalam menganalisis keadaan bangunan rcaktor itu sendiri. Sehingga hasil perhitungan deformasi ini dapat menjadi salah satu komponen dalam hal pengambilan keputusan tentang pengelolaan bangunan reaktor Kartini secara keseluruhan. dibawah ini akan sulit bila bangunan diasumsikan sebagai frame, sehingga dalam analisis ini digunakanlah struktur shell. Adapun datanya telah ditulis dalam label 1, ~I\ DASARTEORI Sebagai suatu metode yang dapat memecahkan kerumitankerumitan mendasar seperti faktorfaktor geometri yang tidak teratur, ketidak homogenan, sifat tak linear dan kondisi pembebanan yang sembarang, Metode Elemen Hingga dalam proses perumusan dan penerapannya ada beberapa langkah, yaitu : Diskritisasi dad Pemilihan konfigurasi elemen. Untuk menganalisis menara Kartini yang mempunyai bentuk seperti menara dan dibagian tengah sampai bawah menara ada perkuatan (lateral support) yang berjumlah 8 buah seperti gambar I l Gambar N;!' Diskretisasi Elemen Menara Reaktor Kartini 2Dimensi " Tabel 1 : Batasan yang Digunakan dalam perhitungan Menara Pemilihan model dad deformasi bidang. Dipilih sebuah pola atau bentuk untuk distribusi dari besaran yang dicari. Titiktitik nodal clemen merupakan titik yang dipilih scbagai fungsi matematis atau menggambarkan bentuk distribusi dari besaran yang dicari pada suatu eleman. Bila deformasi (u) sebagai besaran yang dicari, maka fungsi interpolasi polinom dapat dinyatkan dengan : u=n,u.+n2u2+n3u3+ +N",um (1)

184 Buku I Prosiding Perlemuan dan Presenlasi /lmiah P3TMBATAN. YogyakarlO 25 26 Juti 2000 dimana : U.,U2,U3,,Unl adalah defonnasi yang dicari pada titiktitik nodal dan N"N2,N3,,N nl merupakan fungsi interpolasi. Hubungan antara teganganregangan dad gradien besaran yang dicari. Digunakan suatu prinsip energi potensial untuk mendapatkan persamaan elemen. Sebagai ilustrasi hukum Hooke dapat dipakai sebagai berikut gay a luar yang diperoleh dari Buku pedoman Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Rumah dan Gedung yang dikeluarkan oleh PU pada tahun 1992 dan Yogaykarta term as uk daerah wilayah 3. Grafik koefisicn gcmpa dasar wilayah 3 adalah : Tabel 2 : Koefisien Gempa Dasar untuk Wilayah 3. = dan dimana: 0" = tegangan dan 6" = regangan e;c:y { c:x Menurut prinsip Variasional Hamilton's, prinsip energi potensial stasioner (ilp) ditunjukkan pada [5] adalah : dimana h adalah ketebalan benda. Menurunkan persamaan elemen. r. yang (2) Rumus (2) terse but diatas telah diuraikan secara panjang lebar pad a [3] dan hasilnya adalah persamaan gerak statis 3dimensi per elemen dan persamaan globalnya, yaitu : ktut p (3) dimana: k', u., p. masingmasing adalah matrik kekakuan, vektor peralihan titik nodal clan vektor gaya titik nodal. Penggabungan persaman elemen untuk mendapatkan persamaan global. Proses penggabungan ini berdasarkan pad a hukum kompatibilitas atau kontinuitas. Dalam hukum tersebut disyaratkan bahwa sistem harus tetap berkesinambungan, yang pada akhirnya dihasilkan persamaan global sebagai berikut : ku = p (4) ~~ ~ 0.0 1.0 Waktu Getar Alami (det) HASIL PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN Langkah awal dalam diskritisasi dan pemilihan konfigurasi elemen adalah membagibagi suatu bagian yang besar menjadi subbag ian, yaitu membagi konfigurasi menara menjadi elemenelemen shell segi empat terhadap sumbusumbu koordinat global X, Y dan Z (3dimensi). Adapun pembagian shell tersebut terdiri dari menara yang berbentuk lingkaran dengan garis tengah dalam 140 cm, kelilingnya dibagi menjadi 40 piss. Setiap piss dibagi menjadi 65 nomor (misalkan untuk piss pertama diberi nomor I sid 65 dan piss 0;040 diberi nomor 2536 sid 2600. Pembagian konfigurasi tersebut dapat digambarkan pacta gambar 2 berikut. Shell pad a menara berbentuk segi empat dengan 2 macam ukuran, yaitu berukuran lebar 1) cm dan tinggi 75 cm, serta lebar II cm dan tinggi 50 cm. Elemen shell (Q) penomoran secara melingkar, dengan lingkar pertama dimulai dengan Ql sampai Q40, demikian seterusnya sehingga elemen shell lingkar teratas dimulai dari Q2521 sampai Q2560. Untuk sayap lateral dapat dilihat pacta gambar 3 di bawah. Adapun ketentuan untuk sayap lateral adalah :.Joint dimulai dari nomor 260 I, merupakan lanjutan nomor joint terakhir menara utama yaitu 2600, sedangkan nom or joint 128 menunjukkan bagian sayap yang berimpit dengan menara utama..shell dilambangkan dengan Q, dimulai dari nomor 2561 yang merupakan kelanjutan nomor shell terakhir menara utama. dimana : k adalah matriks massa dari menara reaktor (perhitungan secara detail dapat dilihat di [3 D, u adalah vektor deformasinya dan p adalah vektor. dkk ISSN 02163128.

~.~~ Prosiding Pertemuan don Presentasi I/miah P3TMBATAN, Yogyakarta 25 26 Juti 200 Buku I 185.,. ~...,..th a=tt ::'. j " Gambar 2. Penomoran Joint dan Shell pada Menara Utama Gambar 3. Penomoron Joint dan Shell pada Sayar Pembagian joint dan shell secara sampel dapat disusun dalam tabel 3 berikut. Tentunya tabel 3 in; tidak dapat dituliskan secara lengkap. Data pacta tabel 3 dan tabel 2 di atas beserta datadata lainnya (misalnya data lokasi elemen, modulus Youngs, dsb) yang tidak mungkin semuanya disebutkan satu persatu dimasukkan sebagai data input pada paket program SAP 90. Dalam penulisan data input ini harus sesuai dengan kaidah penulisan SAP 90. Setelah data input tersebut dimasukkan maka hasil eksekusinya ditampilkan dan dibahas pacta bab berikutnya. Hasil eksekusi SAP 90 dengan data dan konfigurasi seperti yang telah diuraikan di atas menghasilkan keluaran displacements "U" pacta arah X, Y dan Z pacta ujung menara di tiaptiap joint. Harga U selengkapnya disajikan pacta tabel 4 berikut Dari ketiga kondisi pembebanan yang clihcrikan, kombinasi pcmbcbanan mcnunjukkan hasil pergeseran joint terbesar yaitu 0.005515 m yang terjadi pad a joint 65, 2535 dan 2600, yaitu pergeseran pad a arah X dan Y. Dalam makalah ini yang ditampilkan adalah pergeseran pada puncak menara, karena menurut asumsi bahwa pergeseran tertinggi dari suatu struktur adalah bagian puncak dari struktur. Semakin ke bawah pergeseran akan semakin kecil. Walaupun menara ini terjadi pergeseran, tetapi menurut [9] bahwa syarat pergeseran maksimum yang ada dengan ketinggian menara adalah 0.1667 m. Dengan demikian pergerseran terse but masih memenuhi syarat pergeseran. Sehingga secara keseluruhan dari hasil perhitunganperhitungan perubahan deformasi diatas menunjukkan bahwa untuk perhitungan 3Dimensi, pada titiktitik joint, tidak nampak adanya pergeseran/perubahan bentuk yang berarti. Sedangkandatadata hasil perhitungan tegangan per elemen maupun tegangan ratarata joint, dapat dijadikan data untuk perhitunganperhitungan teknik ISSN 02163128 ;dkk.

Joint U(x) U(y) 1 U(z) 130 ~ 0.0055 I 50.005491: 0.0055 I ~I i nnn~.n 0.005492 : 195 0.005514 i 2'2~;~~; i 0.000078 0.005514 I 0.005492 : 0.000078 390, 0.005514.! 0.005493: 0.000078 0.0055141 0.005493 0.000078 0.005514 0.005493 0.000078 0.005513 i 0.005493 0.005513 10.005493 I=:i= I 1110 2145 186 Buku I Prosiding Perlemuan dan Presenlasi //miah P3TMBATAN. Yogyakarla 25 26 Juli 2000 sipil lebih lanjut. Seperti pendimensian baja, beton dan bahanbahan lain yang digunakan. Datadata hasil perhitungan di atas dapat juga digunakan sebagai data kaji ulang konstruksi menara reaktor Kartini. Yang selanjutnya dapat digunakan untuk mencari besarnya SSE direkomendasikan oleh IAEA. seperti yang Tabe4 pisplacements "U" Joint ujung atas menara (dalam m) I 260 455 520 585 715 845 910 1040 1105 1300 1365 1495 1560 I 1690 I 1755I! 1885 1950 0.0055.12 1"0.005493 I 0.005512 0.005493 0.005511 0.005493 0.005512 0.005493 0.005511 0.005493 0.005511 0;005492 0.005511 0.005492 0.005512 0.005492 0.005512 0.005491 0.005512 0.005491 0.005512 0.005491 0.005513 0.005490 0.005513 0.005490 i 2080 0.005513 0.005490 2210 2275 2340 nnnnn~~ 2405 2470 0.005514 I 0.005491 2535: 2600 0.005515 0.005491 0.005515 0.005491 0,000077 0,000078 i 0,000078 i 0,000078! 0,000079 0.000080 0,000079 0,000078 I '. I KESIMPULAN Berdasarkan perhitungan diatas dapat disimpulkan bahwa menara reaktor Kartini sangat aman sekali karena pergeserannya sangat kecil sekali, yaitu sekitar 0.005515 m (atau 0.5515 cm) di banding dengan syarat pergeseran yang diijinkan, yaitu sekitar 16 cm. Untuk bangunan menara yang bentuknya seperti silinder yang menjulang tinggi (30 m) keatas pergeserannya sangat kecil sekali, apalagi bangunan reaktomya sendiri yang bentuknya seperti kubus yang diberi kubah dan dengan ketinggian yang tidak begitu tinggi «< 30 m) jelas akan semakin kecil. Sehingga dapat disimpulkan pula untuk bangunan reaktor sendiri pergeserannya dapat dikatakan mendekati nolo Adapun data gempa di atas sebagai data masukan adalah dengan memasukkan Yogya sebagai daerah 3, seperti data yang ada pada Badan Meteorologi dan Geofisika. Walaupun demikian, dari penjelasan pada babbab sebelumnya, tampak bahwa untuk menuju pad a keadaan yang sebenarnya yaitu untuk perhitungan SSE dad kaji ulang analisis struktur pacta menara reaktor Kartini, masih perlu untuk terns dilanjutkan atau disempumakan dengan bennacammacam parameter. Karena sebagai fasilitas yang sangat vital perlu penanganan keamanan yang ekstra ketat Supnyono, dkk ISSN 02163128.,

Prosiding Pertemuan doli Presentasi Ilmiah P3TMBATAN. Yogyakarta 25 26 Juli 200 Buku I 187 PENUTUP Semua hasil perhitungan clan kesimpulan di atas masih berupa simulasi yang dihitung dengan paket program SAP 90. Untuk perhitungan atau pengukuran langsung pada badan menara belum di lakukan. Oleh karena itu untuk perhitungan langsung dapat dilakukan oleh para pakar dalam bidang teknik sipil, sekiranya hasil perhitungan deformasi di atas secara simulasi memerlukan tindak lanjut. DAFTARPUSTAKA I. IAEA,"Safety Guide on The Safety Assessment and Safety Analysis Report on Research Reactor", Safety Series 35G I, Vienna, March 1992. 2. BAKER R.M., and MANDEL J.A. Simplified Finite Element Mesh for Dynamic Analysis of a Nuclear Reactor Building, John Wiley & Sons,Ltd, pp. 14141420, 1983. 3. SUPRIYONO dan WISNU. A. W., "Metode Elemen Hingga untuk Analisis Tegangan Regangan suatu Bangunan Reaktor Nuklir", (akan terbit pada Ganendra). 4. SUPRIYONO; SY ARIP; WISNU,A. W.; SARJU, "Komputasi Untuk Analisis Statis 2 Dimensi Menara Reaktor Kartini", Prosiding Pertemuan Dan Presentasi Ilmiah Penelitian Dasar Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Nuklir, Yogyakarta 810 Juli 1997. 5. CHEUNG Y.K., and LEUNG Y.T., Finite Element Methods in Dynamics, Kluwer Academic Publisher and Science Press, 1991. 6. STEVEN C.C and Raymond P.C., Numerical Methods For Engineers, McGrawHilI, Inc, 1988. 7. BREBBIA C.A. and FERRANTE A.J., Computational Methods for The Solution of Engineering Problems, Pentech Press Ltd, 1978. 8. DARMOJO,A.; WIBISANA,I, "Menghitung Ulang Menara Kartini Pad a Bangunan Reaktor Nuklir di BA TAN menggunakan SAP 90", Tugas Akhir Jurusan Teknik Sipil FTSP, UII Yogyakarta, 1999. 9. ANONIM, "Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung SK SNI T 15 199103, Departemen PO, Bandungl991. TANYAJAWAB Azizul Khakim Seberapa besar gempa yang akan mampu mengubah struktur tower/melebihi daerah elastis struktur? ISSN 02163128 Besarnya gempa yang dapat merubahlmerobohkan stack reaktor be/urn komi hitung, tetapi per/u dihitung Suwoto Mohon dijelaskan bagaimana anda menentukan ukuran daerah sayap (11x75cm) sedangkan di daerah menara berukuran (11x50 cm) pada perhitungan yang anda lakukan Da/am menentukan ukuran set (11x75 cm) dan (11x50 cm) dengan cara cobacoba berdasarkan penga/aman mengap/ikasi SAP 90 untuk bangunanbagunan /ainnya Bambang Sumarsono Mengapa dipakai analisis elemen hingga clan apa perbedaan antara finite elemen difference Bagaimana model matematiknya clan apakah permasalahan dibawa kebentuk matrik dasar bagaimana metoda penyelesaiannya Bagaimana pengaruh stabilitas program terhadap hasil perhitungan A/asan menggunakan me/ode e/emen hingga karena bentuk domainnya tidak seragam, ado pake/ program SAP 90 yang berbasis MEH, Perbedaan MEH don MBH ada/ah dasar diskritisasinya Bentuk matematiknya ada/ah.persamaan Hamilton pers (2) Stabi/itas program be/urn sempa/ komi singgung tapi soya percaya dengan SAP90. Bambang Supardiyono Saya tidak sependapat dengan argumen anda, bahwa perubahan sebesar 0,5 pada stek cukup aman sehingga reaktor juga cukup aman. Menurut saya perubahan 0,5 pada shielding reaktor sangat berarti, clan kemungkinan terjadi kebocoran sehingga reaktor tidak aman. Bagaimana komentar anda Perhitungan 0,5 cm oman dibandingkan dengan syarat dari dings bangunan. yaitu U 180 = 30m/180 = 0,16 m = /6 cm jadi oman sekali., dkk.