BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2018 di Laboratorium

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan Pada bulan Februari - Maret 2015 di Balai

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN. A. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian. (BBPBAP) Jepara, gulma air Salvinia molesta, pupuk M-Bio, akuades,

III. METODE KERJA. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zooplankton, Balai Besar

IV METODOLOGI PENELITIAN. Bahan penelitian yang akan digunakan adalah S. platensis, pupuk Azolla pinnata,

BAB III METODE PENELITIAN. konsentrasi limbah cair tapioka (10%, 20%, 30%, 40%, 50% dan 0% atau kontrol)

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober - November 2012 di Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. Chlorella sp. tiap perlakuan. Data di analisa menggunakan statistik One Way

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan Januari di Balai Besar Pengembangan Budidaya

III. METODE KERJA. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Besar Perikanan Budidaya Laut

Modul Praktikum Plankton Budidaya Chlorella

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Aquatik, Fakultas

BAB III METODE PENELITIAN. diperoleh dari perhitungan kepadatan sel dan uji kadar lipid Scenedesmus sp. tiap

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode deskriptif kualitatif. Perlakuan dalam penelitian ini diulang

III. BAHAN DAN METODE

III. METODELOGI PENELITIAN

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

BAB III METODE PENELITIAN. diperoleh dari perhitungan kepadatan sel dan uji kadar lipid Scenedesmus sp. tiap

3. BAHAN DAN METODE. 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari hingga bulan Juni 2012

3. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei Juli 2010 di Laboratorium PT. Suri

III. METODOLOGI. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 1 sampai 30 juli 2014 bertempat di

III. METODE PENELITIAN

3. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2009 hingga bulan April

BAB III BAHAN DAN METODE

Lampiran 1. Perhitungan Konsentrasi Ekstrak Etanol Bayam

Biota kultur yang digunakan dalam penelitian adalah Nannochloropsis sp. yang dikultur pada skala laboratorium di BBPBL Lampung.

BUKU PANDUAN PRAKTIKUM BUDIDAYA MAKANAN ALAMI

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni-Juli 2014 bertempat di Laboratorium

Modul Praktikum Plankton Budidaya Daphnia sp. Tim Asisten Laboratorium Planktonologi FPIK UNPAD

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Desember 2012.

III. METODE PENELITIAN. Tabel 1. Alat dan Bahan yang digunakan dalam penelitian

Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2013

Pengaruh Penggunaan Pupuk Organik Diamond Interest Grow dengan Dosis Berbeda terhadap Pertumbuhan Populasi Rotifera (Brachionus plicatilis)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober - November 2012 di Balai. Besar Pengembangan Budidaya Laut (BBPBL) Hanura -Lampung

POLA PERTUMBUHAN Nannochloropsis oculata PADA KULTUR SKALA LABORATORIUM, INTERMEDIET, DAN MASSAL

III. METODE PENELITIAN A.

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kultur In Vitro Fakultas

LAMPIRAN. Formulasi :... (1) pengamatan yang dilakukan adalah sebanyak 3 kali pengulangan.

BAB III METODE. 3.1 Lokasi dan Waktu

BAB III BAHAN DAN METODE

BAHA DA METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

Pengaruh Pemberian Air Cucian Beras dengan Dosis yang Berbeda Terhadap Kepadatan Chlorella

BAB III BAHAN DAN METODE

III. METODE PENELITIAN A.

BAB III BAHAN DAN METODE

BUDIDAYA PAKAN ALAMI. Ardiansyah Kurniawan, SPi, MP

The Growth of Chlorella spp Culturing with Some Density of Inoculum. Lady Diana Tetelepta

III. METODOLOGI. Budidaya Perikanan, Jurusan Budidaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September-Oktober 2014 di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai Agustus 2012, di Balai

in. BAHAN DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Fisiologi dan Kultur Jaringan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan di Laboratorium Penyakit Tanaman, Fakultas Pertanian,

PERTUMBUHAN Skeletonema costatum PADA BERBAGAI TINGKAT SALINITAS MEDIA. The Growth of Skeletonema costatum on Various Salinity Level s Media

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Dalam penelitian ini

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan November sampai Desember 2011

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. penambahan Chlorella sp. dan waktu kontak) dan empat kali ulangan untuk masingmasing

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada April 2014 di kandang ayam petelur Varia Agung

2. TINJAUAN PUSTAKA. berflagel. Selnya berbentuk bola berukuran kecil dengan diameter 4-6 µm.

3. METODOLOGI PENELITIAN

KANDUNGAN LEMAK TOTAL Nannochloropsis sp. PADA FOTOPERIODE YANG BERBEDA ABSTRAK

PEMANFAATAN PUPUK CAIR TNF UNTUK BUDIDAYA Nannochloropsis sp ABSTRAK

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium UPT BBI (Balai Benih Induk) Jl.

OPTIMASI PEMBERIAN KOMBINASI FITOPLANKTON DAN RAGI DENGAN DOSIS YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN ROTIFERA

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kultur In vitro Fakultas

Studi Kultur Semi-Massal Mikroalga Chlorella sp Pada Area Tambak Dengan Media Air Payau (Di Desa Rayunggumuk, Kec. Glagah, Kab.

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan April 2013 sampai Agustus 2014 di

I. PENDAHULUAN. Usaha pengembangan budidaya perairan tidak dapat lepas dari pembenihan jenisjenis

II. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan Agustus

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai penambahan starter ekstrak nanas dengan level berbeda

BAB III METODE PENELITIAN. mengujikan L. plantarum dan L. fermentum terhadap silase rumput Kalanjana.

BAHAN DAN METODE. = data pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j µ = nilai tengah data τ i ε ij

BAB III MATERI DAN METODE. pada suhu 70 C terhadap total bakteri, ph dan Intensitas Pencoklatan susu telah

BAB IV METODE PENELITIAN. menggunakan suatu kolompok eksperimental dengan kondisi perlakuan tertentu

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Jurusan Proteksi

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 10 Mei 30 Juni 2013 selama 50

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada 17 Januari 2016 di UD.

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kultur In Vitro Fakultas

4. HASIL DAN PEMBAHASAN. Kultur Chaetoceros sp. dilakukan skala laboratorium dengan kondisi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tanaman dan Laboratorium

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Botani, Jurusan Biologi, Fakultas

BAB III BAHAN DAN METODE. Percobaan dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan Teknologi

BAB III METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Jurusan

BAB III METODE PENELITIAN. Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilakukan di green house milik UMY dan Laboratorium

III. METODOLOGI PENELITIAN

Nova Nurfauziawati VI. PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Mei 2014 di Laboratorium

III. MATERI DAN METODE

PENGARUH SALINITAS DAN NITROGEN TERHADAP KANDUNGAN PROTEIN TOTAL Nannochloropsis sp. ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan acak lengkap (RAL) faktorial dengan 2 faktor yaitu:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pengukuran zona hambat yang berikut ini disajikan dalam Tabel 2 : Ulangan (mm) Jumlah Rata-rata

Transkripsi:

14 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2018 di Laboratorium Perikanan, Fakultas Pertanian-Peternakan, Universitas Muhammadiyah Malang. 3.2 Alat dan Bahan 3.2.1 Alat Alat yang digunakan dalam penelitian meliputi sebagai berikut dan dapat dilihat pada tabel 3 dibawah ini: Tabel 3. Alat yang digunakan dalam penelitian No. Alat Kegunaan 1. Haemocytometer Untuk menghitung Skeletonema costatum 2. Hand Counter Untuk menandai hitungan 3. Mikroskop Cahaya Untuk melihat Skeletonema 4. Refraktometer Untuk mengukur salinitas 5. Termometer Untuk mengukur suhu 6. Kertas lakmus Untuk mengukur ph 7. Pipet Tetes Untuk mengambil cairan 8. Gelas Ukur Untuk menakar cairan 9. Toples Kaca 3 liter Untuk tempat kultur Skeletonema costatum 10. Toples Plastik 22L Untuk tempat sterilisasi air laut 11. Toples Plastik 10L Untuk tempat pengenceran 12. Aerator Untuk penyuplai oksigen terlarut (selang aerasi, batu aerasi) 13. Lampu TL Untuk pencahayaan kultur 14. Timbangan Analitik Untuk menimbang bahan 15. Kertas Label Untuk menandai wadah penelitian

15 3.2.2 Bahan Bahan yang digunkan dalam penelitian dapat dilihat pada tabel 4 dibawah ini: Tabel 4. Bahan yang digunakan dalam penelitian No. Bahan Kegunaan 1. Skeletonema Costatum Organisme yang dibudidayakan 2. Pupuk campur, silikat, CaSO4, CDR Untuk pupuk kultur Skeletonema costatum 3. Air Tawar Untuk media kultur Skeletonema costatum 4. Air Laut Untuk media kultur Skeletonema costatum 5. Aquades Untuk sterilisasi alat 6. Sabun Untuk mencuci alat 7. Kaporit Untuk membunuh bakteri di air 8. Nathiosulfat Untuk menetralkan air 9. Alkohol Untuk sterilisasi alat 10. Tisu Untuk mengeringkan alat 3.3 Batasan Variabel 1. Skeletonema costatum adalah salah satu fitoplankton yang berkadar protein tinggi kurang lebih 50%, memiliki kandungan yang dapat memacu pertumbuhan (growth factor) dan sangat bagus bagi ikan maupun udang, selain hal tersebut fitoplankton ini dapat diproduksi secara masal pada bak terkendali maupun di tambak (Sutikno dkk., 2010).

16 2. Salinitas merupakan salah satu faktor lingkungan yang mempengaruhi tekanan osmotik antara protoplasma sel organik dengan lingkungannya. Kadar garam yang berubah-ubah dalam air dapat menimbulkan hambatan untuk mengkultur. Skeletonema costatum tumbuh optimal pada salinitas 25-30 ppt (Isnantyo dan Kurniastuty 1995). 3. Fase-fase pertumbuhan Skeletonema costatum, yaitu fase lag (istirahat), fase logaritmik (pertumbuhan eksponensial), fase stasioner (pertumbuhan stabil), dan fase deklinasi (kematian). Berikut adalah fase perkembangan miroalga menurut (Edhy et al., 2003). 3.4 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode eksperimen. Menurut Latipun (2002), penelitian eksperimen ialah penelitian yang dilakukan dengan manipulasi yang bertujuan untuk mengetahui akibat manipulasi terhadap perilaku individu yang diamati. Tahap-Tahap penelitian adalah: 1. Memasukkan air media sebanyak 3 liter ke dalam media kultur dengan salinitas yang sudah ditentukan, di lengkapi dengan aerator dan lampu TL untuk pencahayaannya. 2. Memasukkan biakan murni skeletonema costatum dengan kepadatan 20.000 sel/liter pada setiap media perlakuan.

17 3. Melakukan pengamatan pertumbuhan populasi Skeletonema costatum dibawah mikroskop dan menghitung kepadatan menggunakan haemocytometer. Pengamatan ini dilakukan setiap 18 jam selama 4,5 hari. 4. Melakukan pencatatan data kualitas air yang mempengaruhi pertumbuhan skeletonema costatum, antara lain : suhu, salinitas dan ph. 3.5 Perlakuan Pada penelitian ini menggunakan 5 perlakuan dan 3 ulangan. Untuk menentukan perlakuan pada penelitian ini, peneliti mengacu pada jurnal dari Rudiyanti (2011) yang menggunakan 5 perlakuan dan 3 kali ulangan. Perlakuan tersebut adalah sebagai berikut : Perlakuan 1 : Perlakuan dengan salinitas 15ppt Perlakuan 2 : Perlakuan dengan salinitas 20ppt Perlakuan 3 : Perlakuan dengan salinitas 25ppt Perlakuan 4 : Perlakuan dengan salinitas 30ppt Perlakuan 5 : Perlakuan dengan salinitas 35ppt 3.6 Denah Penelitian D 2 B 1 D 3 B 2 E 1 A 3 E 2 C 3 C 2 wadah kultur A 1 E 3 C 1 Lampu TL B 3 D 1 A 2 Gambar 3. Denah Penelitian

18 3.7 Prosedur Penelitian 3.7.1 Persiapan Penelitian A. Sterilisasi Alat 1. Wadah Penelitian Persiapan wadah penelitian plankton meliputi pencucian, pengeringan dan penyemprotan menggunakan alkohol 70%. Selanjutnya wadah tersebut diberi tanda untuk mempermudah dalam mengetahui volume air dan juga diberi kode setiap wadah sesuai dengan penempatan masing-masing perlakuan yang telah ditetapkan. Wadah yang telah bersih diletakkan sesuai dengan plot uji coba dan ditutup. 2. Instalasi Aerasi Persiapan instalasi aerasi meliputi menentukan jumlah selang aerato dan,batu aerator, kemudian peralatan dicuci dengan menggunakan detergen dan dijemur hingga kering. Selang aerator dan batu aerator yang sudah kering direndam dalam larutan kaporit selama 10-15 menit. Hal ini bertujuan agar selang` dan batu aereasi yang akan digunakan bebas dari protozoa. Kemudian dilakukan pembilasan menggunakan air tawar dan dipasang pada aerator. Setiap wadah penelitian diberi lubang pada tutup toples sebagai saluran selang aerasi. Pada ujung selang aerasi dipasang batu aerasi. 3. Pengisian Air Setelah wadah ditempatkan dan instalasi pendukung telah terpasang seluruhnya, maka dilakukan pengisian air laut. Air laut yang digunakan adalah

19 air laut yang telah tersedia di toples penampungan air dan telah dilakukan pengenceran sebelumnya. Pengisian air laut ke dalam wadah penelitian dilakukan dengan menggunakan gelas ukur. B. Sterilisasi Air Laut dan Air Tawar sebagai Media Kultur Air laut yang digunakan dalam penelitian berasal dari penyedia komersial dengan salinitas awal sebesar 35 ppt. Sedangkan air tawar berasal dari air sumur bor di Laboratorium Perikanan Universitas Muhammadiyah Malang. Sterilisasi air laut dan air tawar dilakukan untuk memperkecil jumlah kontaminasi berupa mikroorganisme lain yang terdapat di dalamnya. Air laut dan air tawar yang digunakan di sterilisasi dengan menggunakan klorin 60 ppm yang berfungsi sebagai desinfektan digunakan dalam sterilisasi air laut yang akan digunakan sebagai media kultur dan digunakan natrium thiosulfat 30ppm untuk menetralkan klorin di dalam air (Supriyantini, 2013). C. Persiapan Bibit Bibit awal skeletonema costatum yang di pakai pada penelitian ini berasal dari BPBAP Situbondo. Setelah itu bibit di aklimatisasi selama 1 hari dengan suhu ruang kultur yang dilengkapi dengan aerator. Isnansetyo dan kurniastuty (1995) menyatakan bahwa memilih bibit dapat dilakukan dengan cara pengamatan secara kasat mata yaitu bibit memiliki ciri-ciri tidak mengendap pada dasar wadah dan berwarna coklat. Pengamatan secara mikroskopis yaitu kepadatan sel tinggi, sel utuh atau tidak patah, ukuran sel besar dan tidak mengandung kontaminan seperti bakteri atau mikroorganisme dan tingkat kepadatan optimal. Kemudian berdasarkan

20 stock kultur 2 liter tersebut disusun 15 kultur perlakuan skeletonema costatum yang akan digunakan dalam penelitian. D. Pengenceran Air Laut dan Air Tawar Air laut dan air tawar yang telah disterilkan kemudian dilakukan proses pencampuran untuk membuat salinitas yang diinginkan, menurut Endang Supriyantini (2013) dengan menggunakan rumus sebagai berikut : V1 x N1 = V2 x N2 Keterangan : V1 = Volume yang diingikan V2 = Volune air yang dibutuhkan N1 = Salinitas awal air N2 = Salinitas yang diinginkan Salinitas media disesuaikan dengan perlakuan yang diberikan, yaitu 15 ppt, 20 ppt, 25 ppt, dan 30 ppt, 35 ppt. E. Pemberian Pupuk Pertumbuhan kepadatan sel fitoplankton diperkaya dengan kandungan unsur melalui permberian pupuk. Pupuk tersusun atas berbagai senyawa yang berbeda yang mengandung unsur hara mikro, makro dan vitamin (Ochthreean, 2014). Pupuk yang digunakan dalam kultur Skeletonema costatum skala lanoratorium adalah pupuk walne. Kultur skala laboratorium menggunakan pupuk berbahan kimia murni (Pro Analisis) dan pupuk teknis walne sebagai medium berbasis pupuk komersia untuk kultur fitoplankton (Kurniati, 2009).

21 F. Persiapan Air Media Kultur Media kultur merupakan salah satu faktor yang mendukung pertumbuhan fitoplankton. Media kultur di harapkan dapat digunakan sebagai tempet untuk mengkultur fitoplankton dengan kepadatan yang diinginkan. Isnantyo dan Kurniastuty (1995) menyatakan bahwa Skeletonema costatum merupakan fitoplankton yang dapat tumbuh pada media kultur dengan salinitas optimal berkisar 25-30 ppt. 3.7.2 Pelaksanaan Penelitian A. Parameter yang Diamati Parameter utama yang diamati dalam penelitian adalah pertumbuhan sel Skeletonema costatum (sel/ml) setiap 18jam selama total 4,5 hari kultur. Kemudian Parameter tambahan yang diamati yaitu parameter kualitas air, meliputi suhu ( o C), Salinitas (ppt), dan ph. 3.7.3 Pengambilan Data A. Penghitungan Kepadatan Sel Skeletonema costatum. Kepadatan sel Skeletonema costatum dihitung menggunakan Haemocytometer. Adapun tahapan dalam perhitungan adalah sebagai berikut: 1. Haemocytometer yang akan digunakan dibersihkan menggunakan alkohol 70% dan dikeringkan dengan menggunakan tissue, kemudian dipasang gelas penutup. 2. Sampel fitoplankton diteteskan menggunakan pipet tetes ke dalam haemocytometer hingga tidak ada gelembung udara yang masuk dan diamati

22 pada mikroskop, kemudian kepadatan sel dihitung dengan bantuan handcounter. 3. Skeletonema costatum yang terdapat pada kotak bujur sangkar yang memiliki sisi 1 mm dihitung sebanyak 4 kotak dibawah mikroskop dengan perbesaran 10 kali. 4. Untuk menghitung jumlah sel menggunakan rumus menurut Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau (BBPBAP) Jepara (2015) sebagai berikut: N = 10 4 Keterangan : N = Jumlah sel mikroalga yang terhitung (sel/ml) A1 A4 = Jumlah sel mikroalga pada kotak ke-1 sampai 4 4 = Jumlah kotak dalam pengamatan Skeletonema costatum 10 4 = Volume kerapatan sel kotak (chamber) 5. Volume inokulum yang dibutuhkan untuk inokulasi dihitung menggunakan rumus menurut Chien (1992) sebagai berikut : V 1 = Keterangan: V 1 = Volume inokulum yang digunakan (ml)

23 N 1 = Kepadatan sel inokulum Skeletonema costatum yang terhitung (sel/ml) V 2 = Volume media yang akan digunakan (ml) N 2 = Kepadatan sel inokulum Skeletonema costatum yang dibutuhkan (sel/ml) B. Pengukuran Parameter Kualitas Air Pengukuran suhu media kultur dilakukan dengan menggunakan termometer. Salinitas setiap kultur pada masing-masing tahap penelitian diukur menggunakan hand refractometer. ph setiap kultur Skeletonema costatum diukur dengan menggunakan kertas lakmus. Hasil pengukuran kualitas air yang dicatat setiap kali pengamatan kepadatan sel Skeletonema costatum. 3.8 Metode Analisa Data Data yang diperoleh dari hasil penelitian dikumpulkan dan ditabulasi dalam bentuk tabel dan grafik. Data kelimpahan sel Skeletonema costatum diolah secara statistik menggunakan analisis sidik ragam dalam RAL (Rancangan Acak Lengkap). Apabila dari hasil analisis sidik ragam diketahui perlakuan menunjukkan hasil yang berbeda nyata atau berbeda sangat nyata, maka dilanjutkan dengan Uji Beda Nyata Terkecil (Uji BNT) untuk membandingkan nilai antar perlakuan.