BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dan perkembangan di berbagai bidang, salah satunya pada bidang fashion.

BAB 1 PENDAHULUAN. yang inovatif baik bergerak dalam bidang barang ataupun jasa. Dimana kinerja. saing, baik di pasar lokal maupun pasar global.

BAB I PENDAHULUAN. jaman sekarang yang dimana telah mengalami perkembangan dalam dunia usaha

BAB I PENDAHULUAN. ancaman bagi para pelaku usaha agar dapat memenangkan persaingan dan

BAB I PENDAHULUAN. belanjanya, terutama untuk produk-produk fashion seperti baju, celana, sepatu dan lainlainnya.

Gambar 1.1 Logo UNKL347

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. jaman sekarang yang dimana telah mengalami perkembangan dalam dunia usaha

BAB I PENDAHULUAN. model-model yang unik serta bervariatif dan sangat mengikuti trend masa kini.

BAB I PENDAHULUAN. pakaian tidak hanya berguna sebagai alat yang digunakan manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun terakhir ini kota Bandung menjadi salah satu tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis yang semakin pesat mengakibatkan persaingan

BAB I PENDAHULUAN. persaingan di kalangan industri atau dunia bisnis. Setiap perusahaan dituntut

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dunia fashion di Indonesia bisa dikatakan berkembang sangat pesat dalam

BAB I PENDAHULUAN Sumber : BPS di internet

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini persaingan pasar di industri fashion yang semakin ketat secara

BAB I PENDAHULUAN. bergerak dalam industri yang sama, dengan meningkatnya tingkat persaingan maka

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Strategi merek pribadi telah menjadi kategori unggul keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan dituntut untuk dapat menciptakan keunggulan kompetitif yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah distro distribution outlet

Bab 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. produknya. Produk tekstil pada umumnya ditujukan untuk mendukung industri mode. Artinya

BAB I PENDAHULUAN. segi kebutuhan primer, sekunder, maupun tersier merupakan suatu kebutuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan orang lain, kemajuan teknologi dan informasi yang pada saat ini

BAB I PENDAHULUAN. produk sejenis semakin banyak. Sehingga diperlukan strategi-strategi khusus

BAB I PENDAHULUAN. Dengan adanya berbagai kebebasan dan kemudahan yang diberikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. atas yang terkenal dan sudah tak terhitung jumlahnya. Dalam urusan fashion,

BAB I PENDAHULUAN. 1.2 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kerja Praktek

Tabel 1.1 Jenis Industri Kreatif Fashion di Kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN. Hongkong, dan Australia. Selama periode Januari-November 2012, data

BAB I PENDAHULUAN. Termasuk dalam bidang ritel yang saat ini tumbuh dan berkembang pesat seiring

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata yang memiliki peran penting dalam peningkatan pendapatan suatu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

TUGAS MIDTERM. MATA KULIAH E-BISNIS Distro Bisnis ONLINE Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata muncul sebagi salah satu sektor yang cukup menjanjikan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Banyak produsen memilih menggunakan selebriti sebagai endorser untuk

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Logo Greenlight Clothing. : Jalan Soekarno Hatta no.723, Bandung Telepon :

2015 PENGARUH STORE ATTRIBUTE TERHADAP LOYALITAS WISATAWAN DIKONTROL OLEH MOTIVASI BERBELANJA

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini menjelaskan mengenai rencana model bisnis Distro balita

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan globalisasi ditandai dengan semakin tingginya intensitas

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang tersebar di semua wilayah Kota Bandung. Sejak dahulu Kota

BAB 1 PENDAHULUAN. Jakarta. Sebagai ibukota dari provinsi Jawa Timur, kota Surabaya juga

1.PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi saat ini yang diiringi dengan pertumbuhan ekonomi, memaksa

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Bisnis Plan Distro BAB I RINGKASAN Distro berasal dari singkatan distribution store. Berfungsi menerima titipan dari berbagai merek dari clothing

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. didapatkan dilapangan pada Nimco Clothing Company, terlebih dahulu peneliti

distro distro distro Sumber : (2015)

BAB. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. cepat serta menghasilkan sumber pendapatan yang cukup besar bagi negara. Hal

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan, dimana negara-negara di seluruh dunia menjadi satu kekuatan pasar

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sektor pariwisata yang menarik, maka dengan pengelolaan

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan gaya atau style berpakaian bukan hanya menjadi sekedar

BAB I PENDAHULUAN. masalah dalam bidang pemasaran. Perkembangan teknologi yang begitu pesat

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Kab. Sleman yang mengalami juga perkembangan pesat adalah distro. Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Screamous

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Logo Perusahaan

Makalah. Analisis Studi Kelayakan Bisnis-Usaha Distro. DI Susun oleh : Joko Purnomo

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata di Kota Bandung berkembang cukup pesat, hal ini dapat dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. maksimal guna mempertahankan keberadaan perusahaan di tengah persaingan.

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Logo Ouval Research Sumber: Ouval Research, 2015

BAB I PENDAHULUAN. kepuasaan pelanggan untuk memaksimalkan laba dan menjaga. keberlangsungan perusahaanya. Hal ini juga untuk memberikan kepuasan

2015 PENGARUH WORD OF MOUTH TERHADAP MINAT BELI ATTIS JEANS

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan yang cukup positif. Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia

USAHA DISTRO MASIH MEMPUNYAI PELUANG BESAR UNTUK SUKSES

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat seiring

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menjadi ciri khas Yogjakarta. Di Yogjakarta kurang lebih terdapat 116

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya,

BAB IV STRATEGI PEMASARAN BUTIK LATIFAH MENINGKATKAN PENJUALAN PAKAIAN MUSLIM. A. Strategi Pemasaran Butik Latifah Dalam Upaya Meningkatkan Volume

BAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan ekonomi melibatkan produksi, distribusi, pertukaran dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Namaa Nim Kelas : SI.S1.2D

LAMPIRAN 1 Kepada Yth. Pelanggan Waroeng Spesial Sambal Cabang Tanjung Duren Utara Di Tempat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi saat ini kebutuhan manusia akan suatu produk semakin

BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi yang semakin membuka peluang pengusaha untuk turut

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Congo Café and Resto

Bab 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan ritel modern saat ini semakin pesat dan mulai

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk. Seiring dengan pesatnya daya beli masyarakat dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. penampilan bagi manusia. Pakaian juga mencerminkan pribadi orang yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (pikiranrakyatonline.com, 2013) (Simamora, 2006) (Kotler, 2002)

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

2015 PENGARUH STORE ATMOSPHERE TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini pertumbuhan industri di bidang fashion sangat berkembang

PELUANG BISNIS DISTRO CLOTHING NAMA : TEGUH RAHAYU NIM : KELAS : D3TI 1A

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan globalisasi yang begitu cepat membuat banyak kemajuan dan perkembangan di berbagai bidang, salah satunya pada bidang fashion. Fashion adalah istilah umum untuk gaya populer, khususnya pada pakaian, sepatu, atau aksesoris. Istilah yang lebih dipahami di mata publik yaitu mode. Beberapa kota dianggap sebagai pusat fashion dunia diantaranya yaitu New York, Milan, Paris dan London. Indonesia pun mempunyai kota yang dianggap sebagai pusat fashion Indonesia salah satunya yaitu Kota Bandung. Bandung merupakan kota yang terkenal dengan industri pakaian yang menawarkan model-model yang unik serta bervariatif dan sangat mengikuti trend masa kini. Tidak heran wisata belanja saat ini merupakan wisata unggulan yang ditawarkan oleh kota yang mendapat julukan Paris van Java. Hal ini dapat dilihat dari semakin banyaknya tempat-tempat belanja yang bermunculan di Kota Bandung, salah satunya adalah distro. Distro adalah singkatan dari distribution store atau distribution outlet, yaitu jenis toko yang menjual kaos, pakaian dan aksesoris yang dititipkan oleh pembuat pakaian atau diproduksi sendiri. Jenis usaha distro umumnya merupakan industri kecil dan menengah (IKM) dengan merek independen yang dikembangkan kalangan muda. Biasanya produk yang dihasilkan distro diusahakan untuk tidak diproduksi secara masal, agar mempertahankan sifat eksklusif suatu produk. Konsep distro berawal pada pertengahan 1990-an di Bandung. Saat itu band-band independen (Indie) di Bandung berusaha menjual merchandise mereka seperti CD/kaset, t-shirt, dan sticker selain di tempat mereka melakukan pertunjukan. Bentuk awal distro adalah usaha rumahan dan dibuat etalase dan rak untuk menjual t-shirt. Selain komunitas musik, akhirnya banyak komunitas lain seperti komunitas punk dan skateboard yang kemudian juga membuat toko-toko 1

2 kecil untuk menjual pakaian dan aksesoris mereka. Kini, industri distro sudah berkembang, bahkan dianggap menghasilkan produk-produk yang memiliki kualitas ekspor (https://id.wikipedia.org),2017. Tabel 1.1 Pertumbuhan Jumlah Distro di Kota Bandung Tahun Jumlah distro di Kota Bandung 2008 300 2009 400 2010 440 2011 520 2012 590 2013 660 2014 730 2015 800 2016 870 2017 940 Sumber: Kreative Independent Clothing Komunity (KICK), 2017 Pertumbuhan Jumlah Distro di Kota Bandung 1000 900 800 700 600 500 400 300 200 100 0 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 Pertumbuhan Jumlah Distro di Kota Bandung Sumber: Kreative Independent Clothing Komunity (KICK), 2017 Gambar 1. 1 Grafik Pertumbuhan Jumlah Distro di Kota Bandung

3 Dari data di atas terlihat bahwa setiap tahunnya industri distro di Kota Bandung mengalami pertumbuhan, hal ini dapat dilihat sebagai peluang dari para pelaku usaha untuk mendirikan sebuah distro. Beberapa distro menjual barang yang hampir sama dengan pesaingnya, akan tetapi setiap distro tersebut tetap memiliki ciri khas dan variasi produk sendiri. Dengan bervariasinya produk yang ditawarkan tersebut membuat konsumen lebih selektif dalam memilih suatu produk. Black ID merupakan salah satu distro di Kota Bandung, distro ini didirikan pada 9 Februari 2004. Black ID membuka outlet di Jalan Sultan Agung No. 3C Bandung. Selain itu Black ID membuka cabang outlet di Jalan Merdeka No. 68 Bandung. Tidak hanya di kota Bandung, Black ID juga membuka cabang diluar Kota Bandung tepatnya di Jalan Letjen Suprapto No. 9 Sumur Batu, Jakarta Pusat. Tidak hanya didalam negeri, pasar penjualan Black ID juga merambah ke negara Malaysia. Black ID membawa konsep fashion yang mengangkat gaya fashion anak muda yang senang berkelompok dan memiliki hobi olahraga skater lalu dikemas dalam gaya-gaya SKATE-WEAR. Karakteristik yang membedakan Black ID dengan pesaingnya adalah produk yang bersifat freedom expression, yaitu produk dibuat dengan desain yang terus berganti sepanjang waktu sehingga konsumen dapat memilih produk yang mereka inginkan. Black ID memiliki desain tersendiri yang menjadi ciri khasnya seperti desain tulisan yang simpel sehingga ketika konsumen melihat produk dengan desain tersebut maka akan langsung mengetahui bahwa baju tersebut adalah produk Black ID. Logo Black ID pun menjadi salah satu symbol yang sangat Iconi dan terlihat menarik. Produk yang ditawarkan kepada konsumen laki-laki atau perempuan berupa t-shirt, kemeja, celana denim, sweater, jacket, topi, ikat pinggang, sepatu dan banyak lagi. Selain itu, Black ID memproduksi setiap detail produk dengan kualitas terbaik dan dirilis dalam jumlah yang eksklusif dengan pasokan harga yang terjangkau. Dari hasil wawancara langsung dengan pak Haritman selaku owner Black ID, didapati data penjulan dari tahun 2012 hingga 2017. Berikut data jumlah penjualan selama 6 tahun terahir.

4 Tabel 1.2 Penjualan Keseluruhan Black ID Tahun 2012-2017 TAHUN JUMLAH PENJUALAN 2012 Rp. 551,505,165 2013 Rp. 643,906,900 2014 Rp. 679,143,090 2015 Rp. 855,210,300 2016 Rp. 765,815,845 2017 Rp. 800,207,900 Sumber: Black ID, 2017 Berikut gambar total penjualan Black ID dapat dilihat pada gambar 1.2 pada tahun 2016 Black ID mengalami penurunan penjualan. Rp900,000,000 Rp800,000,000 Rp700,000,000 Rp600,000,000 Rp500,000,000 Rp400,000,000 Rp300,000,000 Rp200,000,000 Rp100,000,000 Rp- TOTAL PENJUALAN 2012 2013 2014 2015 2016 2017 TOTAL PENJUALAN Sumber : Black ID 2017 Gambar 1.2 Grafik Keseluruhan Penjualan Distro Black ID Tahun 2012-2017 Berdasarkan gambar penjualan di atas yakni hasil data penjualan periode 2012 sampai 2017 terlihat adanya penurunan pada tahun 2016. Dari hasil wawancara sebelumnya dengan owner Black ID, didapati masalah yang dirasakan owner, yaitu penjualan yang menurun di tahun 2016. Hal ini disinyalir karena banyaknya pesaing yang menjual produk sejenis. Selain itu dari data yang didapat dari owner perusahaan, pada tahun 2017 ketika seluruh cabang mengalami

5 kenaikan penjualan, terjadi penurunan penjulanan di salah satu cabang Black ID di jalan Merdeka. Berikut data penjualan di setiap cabang tahun 2015-2017. Tabel 1.3 Penjualan Black ID Disetiap Cabang Tahun 2015-2017 Outlet Cabang 2015 2016 2017 Sultan Agung Rp. 230.811.620 Rp. 172.120.530 Rp. 194.296.780 Merdeka Rp. 120.431.750 Rp. 99.945.550 Rp. 97.835.300 Jakarta Rp. 261.793.160 Rp. 256.631.735 Rp. 257.846.290 Malaysia Rp. 242.173.770 Rp. 237.118.030 Rp. 250.229.530 Total Rp. 855.210.300 Rp. 765.815.845 Rp. 800.207.900 Sumber : Black ID 2017 Dapat dilihat pada tabel di atas bahwa penurunan penjualan terus terjadi pada outlet cabang Merdeka dengan total penjualan sebesar Rp. 99.945.550 pada tahun 2016 turun menjadi Rp. 97.835.300 pada tahun 2017. Hal ini di perkuat dengan jumlah keluhan yang diterima oleh perusahaan. Berikut data keluhan disetiap cabang pada tahun 2017 : Tabel 1.4 Data Keluhan Konsumen Disetiap Cabang Tahun 2017 Total Keluhan Outlet Cabang 2017 Sultan Agung 24 Merdeka 15 Jakarta Pusat 18 Malaysia 14 Sumber : Data Black ID yang diolah Tabel di atas menunjukan bahwa jumlah keluhan pada tahun 2017 terjadi pada outlet cabang Merdeka dengan total 15 keluhan. Rata-rata keluhan konsumen yang di utarakan adalah kurang baik dan tanggap karyawan distro Black ID menangani keluhan. Dengan melihat data tersebut membuktikan bahwa jumlah keluhan pada cabang Merdeka lebih sedikit dibandingkan dengan cabang yang lain di kota Bandung. Namun kenyataannya, hasil penjualan pada tahun

6 2017 cabang jalan Merdeka mengalami penurunan, berbeda dengan cabang jalan Sultan Agung yang mengalami kenaikan penjualan pada tahun yang sama. Dari hasil penelitian Welch dalam Gunawan (2011:32) menyatakan bahwa kualitas layanan merupakan jaminan terbaik untuk menciptakan dan mempertahankan kesetiaan konsumen dan benteng pertahanan dalam menghadapi persaingan global. Selain itu Musanto, (2004:128) menyatakan bahwa dalam pasar yang tingkat persaingannya cukup tinggi, perusahaan mulai bersaing untuk memberikan kepuasan kepada konsumennya agar konsumen mempunyai loyalitas yang tinggi terhadap jasa layanan. Bagi para pelaku usaha, strategi menentukan lokasi merupakan hal yang sangat penting khususnya usaha dibidang fashion. Pemilihan lokasi akan berdampak kepada keinginan konsumen untuk mengunjungi distro dan menjadi salah satu faktor keberhasilan suatu usaha. Konsumen akan lebih tertarik untuk berkunjung jika suatu distro tersebut berada di lokasi yang strategis. Lokasi distro Black ID cabang jalan Merdeka berada di pinggir jalan raya, adanya sarana transportasi umum dan tersedianya lahan parkir. Untuk lebih jelas mengenai karakteristik lokasi distro Black ID cabang jalan merdeka dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 1.5 Karakteristik Lokasi Black ID Cabang Jalan Merdeka Karakteristik Deskripsi - Tersedianya angkot dengan beberapa rute diantaranya ST. Angkutan umum Lebar jalan Hall-Gede Bage, ST. Hall-dago, Antapani-Ciroyom dan Kebon Kelapa-Ledeng - Tersedianya bus kota dengan jurusan Dipatiukur - Leuwi Panjang dan Kota Baru Parahyangan Alun-alun Via Tol - Ukuran jalan di lokasi distro Black ID cabang Merdeka termasuk dalam kategori jalan besar/luas, karena lebar jalan di sekitar lokasi kurang lebih 15 m2

7 Arus lalu lintas Keramaian/ kepadatan Lahan parkir - Distro Black ID cabang Merdeka berada di lokasi yang memiliki arus lalu lintas jalan yang cukup padat - Black ID terletak di dekat dengan Mall, beberapa pusat perbelanjaan, restoran, cafe dan pusat Pemerintahan Kota Bandung - Tersedianya lahan parkir yang cukup luas - Lahan parkir yang tersedia dapat menampung kurang lebih tiga mobil dan sepuluh motor. Sumber : Hasil observasi dan wawancara Berdasarkan tabel 1.5 di atas dapat diketahui bahwa lokasi distro Black ID cabang jalan Merdeka merupakan lokasi yang strategis. Lokasi yang strategis seharusnya menjadi daya tarik bagi konsumen untuk berkunjung dan menguntungkan bagi distro Black ID. Keuntungan lain yang didapat Black ID adalah lokasi berada di kawasan Bandung yang, yang merupakan pusat perbelanjaan dan tempat pariwisata di Kota Bandung yang selalu disesaki dan dipadati oleh wisatawan lokal maupun mancanegara ketika akhir pekan dan masa liburan (www.tempatwisatadibandung.info). Dengan melihat ulasan tersebut membuktikan bahwa distro Black ID cabang merdeka memiliki daya tarik lebih, didukung dengan lokasi yang strategis yang seharusnya menjadi daya tarik bagi konsumen untuk berkunjung. Namun kenyataannya, penjualan di outlet cabang tersebut tetap mengalami penurunan selama dua tahun terahir. Pengusaha harus memilih lokasi strategis dalam menempatkan usahanya. Lamb (2009) menyatakan bahwa memiliki lokasi yang baik merupakan keputusan penting. Pertama, karena tempat/lokasi merupakan komitmen sumber daya jangka panjang yang dapat mengurangi fleksibilitas masa depan usaha, apakah lokasi tersebut telah dibeli atau hanya disewa. Kedua, lokasi akan mempengaruhi pertumbuhan di masa depan. Area yang dipilih haruslah mampu untuk tumbuh dari segi ekonomi sehingga ia dapat mempertahankan kelangsungan hidup usaha dan yang terakhir, lingkungan setempat dapat saja

8 berubah setiap waktu, jika nilai lokasi memburuk, maka lokasi usaha harus dipindahkan atau ditutup. Berdasarkan beberapa uraian di atas dalam penelitian ini dipilih variabel kualitas pelayanan dan lokasi terhadap loyalitas konsumen dalam memilih produk distro Black ID. Penelitian dilaksanakan di cabang Black ID Jalan Merdeka No. 68 Bandung. Penulis tertarik melakukan penelitian yang berjudul PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN LOKASI TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN BLACK ID CABANG MERDEKA BANDUNG. 1.2 Identifikasi Masalah Permasalahan yang akan diteliti oleh penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana tanggapan konsumen mengenai kualitas pelayanan, lokasi, dan loyalitas Distro Black ID cabang jalan Merdeka? 2. Apakah terdapat pengaruh kualitas pelayanan dan lokasi terhadap loyalitas pelanggan Distro Black ID cabang jalan Merdeka? 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan data maupun informasi yang relevan dengan masalah yang di identifikasikan, kemudian di analisis dan ditarik kesimpulan. Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui tanggapan konsumen mengenai kualitas pelayanan, lokasi, dan loyalitas distro Black ID cabang jalan Merdeka. 2. Untuk mengetahui pengaruh kualitas pelayanan dan lokasi terhadap loyalitas pelanggan distro Black ID cabang jalan Merdeka secara simultan.

9 1.4 Manfaat penelitian Peneliti mengharapkan penelitian ini dapat memberikan hasil yang bermanfaat sesuai dengan tujuan penelitian diatas. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat berguna atau bermanfaat baik secara akademis maupun praktis. Manfaat yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah: 1. Kegunaan Bagi Penulis Sebagai suatu studi aplikasi dari ilmu teoritis yang diterima di universitas dan menerapkannya dalam kehidupan yang lebih nyata serta sebagai sarana evaluasi untuk mengukur keahlian diri dalam bidang pemasaran. 2. Kegunaan Bagi Perusahaan Penelitian ini dilakukan agar dapat memberikan informasi yang berguna bagi perusahaan untuk memahami kualitas pelayanan dan citra merek sebagai loyalitas konsumen dalam memilih tempat berbelanja di Bandung. 3. Kegunaan Bagi Akademis Bagi akademis penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan dalam penelitian karya ilmiah yang sesuai dengan kurikulum yang berlaku pada saat ini. 1.5 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan memberikan kerangka untuk bekerja dan menentukan rancangan pada tiap bab, sehingga membuat proses penulisan jadi lebih terperinci, terencana dan lebih teratur guna mencapai tujuan penulisan dari proyek akhir terminasi ini. Bab demi bab memiliki pembahasan yang saling dikhususkan guna memperoleh informasi secara terperinci agar tidak mengalami kesulitan dalam membuat tugas akhir terminasi tersebut.

10 BAB I Pendahuluan Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, permasalahan, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan metodologi penelitian. BAB II Tinjauan Pustaka Bab ini berisi tentang teori-teori pemasaran, marketing mix, kualitas, lokasi dan loyalitas dari beberapa pendapat ahli serta hasil penelitian terdahulu sebagai landasan penelitian. BAB III Metode Penelitian Dalam bab ini dikemukan tentang metode analisa data, sumber dan jenis data serta teknik pengumpulan data yang penulis lakukan. BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan Dalam bab ini dijelaskan hasil penelitian dan pembahasan yang penulis lakukan. BAB V Kesimpulan dan Saran Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran yang diberikan penulis dari hasil penelitian yang dilakukan.