BAB II BAHAN RUJUKAN. 2.1 Koperasi Pengertian Koperasi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II BAHAN RUJUKAN. memiliki ciri khas tersendiri, oleh karena anggaran perusahaan tersebut

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Anggaran Ellen, dkk (2002;1) Pengertian Anggaran Ellen, dkk (2002;1)

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Gambaran Umum Tentang Anggaran Pengertian Anggaran

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN. Penyusunan anggaran merupakan proses pembuatan rencana kerja untuk

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN. Anggaran adalah suatu rencana keuangan periodik yang disusun

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN. dan pengendalian, dengan asumsi bahwa langkah-langkah positif akan diambil

BAB ll TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Gambaran Umum Tentang Anggaran Pengertian Anggaran

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. reaksi terhadap sistem perekonomian kapitalisme di Negara-negara

BAB II BAHAN RUJUKAN. Berikut ini beberapa pengertian tentang anggaran atau Budget yang

LAPORAN REALISASI ANGGARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN REALISASI ANGGARAN BERBASIS KAS

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 12 LAPORAN OPERASIONAL KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN

Akuntansi sektor publik memiliki peran utama untuk menyiapkan laporan. keuangan sebagai salah satu bentuk pelaksanaan akuntabilitas publik.

BAB II LANDASAN TEORI

LAPORAN REALISASI ANGGARAN

BAB II KERANGKA TEORI. Kata anggaran merupakan terjemahan dari kata budget dalam bahasa

BAB II BAHAN RUJUKAN. memerlukan suatu tindakan yang hati-hati dan cermat, sehingga dalam setiap

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III FUNGSI ANGGARAN SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA TEBING TINGGI

BAB II FUNGSI ANGGARAN DALAM PERUSAHAAN. satuan kuantitatif. Penyusunan anggaran sering diartikan sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Suatu perusahaan, baik perusahaan berskala kecil, besar maupun juga

LAPORAN REALISASI ANGGARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

LAPORAN OPERASIONAL. Kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah Kabupaten Subang 60

LAPORAN REALISASI ANGGARAN BERBASIS KAS

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Anggaran Pengertian Anggaran

BAB II BAHAN RUJUKAN

1. Berikan gambaran anggaran beserta penjelasannya mengenai mekanisme penyusunan anggaran!

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 02 LAPORAN REALISASI ANGGARAN

BAB II BAHAN RUJUKAN

a. Koperasi dimiliki oleh anggota yang bergabung atas dasar sedikitnya ada satu kepentingan ekonomi yang sama.

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. ketentuan Undang-Undang Dasar Koperasi harus diberi. yang seluas-luasnya dan ditingkatkan pembinaannya

Pengertian ruang lingkup anggaran perusahaan

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Anggaran

LAPORAN OPERASIONAL STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 12 LAMPIRAN I.13 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TANGGAL

BAB II Tujuan Anggaran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN

LAPORAN OPERASIONAL STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 12 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB II LANDASAN TEORI. atupun mata uang lainnya yang meliputi seluruh kegiatan untuk jangka waktu. Definisi anggaran menurut M. Nafirin ( 2000:9 )

Anggaran Perusahaan. Disusun oleh : Dadang Hendra Winata ( ) Indra Kusuma Putra ( ) MP 14 B UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

Tugas E-learning Administrasi Bisnis

INFORMASI TENTANG LAPORAN OPERASIONAL YANG DISAJIKAN DALAM CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), proses adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN REALISASI ANGGARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Tugas E-learning Administrasi Bisnis. DI Susun oleh : Joko Purnomo

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN. terpenting yang sangat diperlukan oleh manajemen perusahaan terutama yang

ISI DAN PEMBAHASAN. Penganggaran adalah penciptaan suatu rencana kegiatan yang dinyatakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengatur dan mengontrol semua aktivitas yang terjadi pada perusahaan tersebut.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diperoleh dan dipakai selama periode waktu tertentu. jangka waktu tertentu dan umumnya dinyatakan dalam satuan uang.

KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 4 LAPORAN OPERASIONAL DAN LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS

Kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah Kabupaten Subang 52

Penganggaran Perusahaan 1 BAB 1 ANGGARAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi saat ini persaingan-persaingan antar perusahaan

Universitas Mercu Buana Yogyakarta Fakultas Teknologi Informasi Program Studi Sistem Informasi

PROSEDUR PENYUSUNAN ANGGARAN. ERLINA, SE. Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi Universitas Sumatera Utara

KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 04 LAPORAN OPERASIONAL

PERTEMUAN KE-4 ANGGARAN BERDASARKAN FUNGSI DAN AKTIFITAS STANDAR UNIT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KONSEP DASAR SISTEM PENGGARAN MENYELURUH

KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PSAP 12 LAPORAN OPERASIONAL

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. tertentu, dengan memanfaatkan sumber-sumber ekonomi secara optimal. Tujuan

BAB I PENDAHULUAN. untuk menerapkan akuntabilitas publik. Akuntabilitas publik dapat diartikan sebagai bentuk

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam akuntansi di Indonesia terdapat istilah-istilah biaya, beban, dan harga

1.1 MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Anggaran merupakan salah satu cara manajemen dalam menjalankan

Transkripsi:

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi

Koperasi berasal dari kata Co dan Operation yang mengandung arti kerja sama untuk mencapai tujuan. Menurut Undang-Undang No. 25 Tahun 1992, pasal 1 ayat 1 tentang Perkoperasian menyatakan bahwa : adalah: Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip-prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat. Menurut UUD Tahun 1945 pasal 33 ayat 1 juga telah digariskan bahwa : Perekonomian Indonesia disusun sebagai usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan. Sedangkan berdasarkan Sony Sumarsono (2004;1) pengertian koperasi Koperasi adalah suatu perkumpulan yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi yang memberikan kebebasan masuk dan keluar sebagai anggota, dengan bekerja sama secara kekeluargaan menjalankan usaha untuk mepertinggi kesejahteraan anggotanya. Menurut PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan) No 27 (2009:27:1) pengertian koperasi adalah : Koperasi adalah badan usaha yang mengorganisasi pemanfaatan dan pendayagunaan sumber daya ekonomi para anggotanya atas dasardasar prinsip-prinsip koperasi dan kaidah usaha ekonomi untuk meningkatkan taraf hidup anggota pada khususnya dan masyarakat daerah kerja pada umumnya, dengan demikian koperasi merupakan gerakan ekonomi rakyat dan sokoguru perekonomian nasional. Dari beberapa definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa koperasi merupakan organisasi ekonomi rakyat yang berwatak sosial, beranggotakan orang atau badan hukum koperasi yang bekerja sama secara kekeluargaan menjalakan usaha untuk mempertinggi kesejahteraan anggotanya.

2.1.2 Karakteristik Koperasi Karakteristik koperasi berdasarkan PSAK No.27 (2009:27:1) : Karakteristik utama koperasi yang membedakannya dengan badan usaha lainnya adalah bahwa anggota koperasi memiliki identitas ganda ( the dual identity of the member). Oleh karena itu: a) Koperasi dimiliki oleh anggotanya yang bergabung atas dasar sedikitnya ada satu kepentingan ekonomi yang sama. b) Koperasi didirikan dan dikembangkan berlandaskan nilai-nilai percaya diri sendiri, kesetiakawanan, keadilan, persamaan, dan demokrasi. Selain itu anggota-anggota koperasi percaya pada nilai-nilai etika kejujuran, keterbukaan, tanggung jawab sosial, dan kepedulian terhadap orang lain. c) Koperasi didirikan, dimodali, dibiayai, diatur, dan diawasi serta dimanfaatkan sendiri oleh anggotanya. d) Tugas pokok badan usaha koperasi adalah menunjang kepentingan ekonomi anggotanya dalam rangka memajukan kesejahteraan anggotanya (promotion of the member s welfare). e) Jika terdapat kelebihan kemampuan pelayanan koperasi kepada anggotanya, maka kelebihan kemampuan pelayanan tersebut dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang non-anggota koperasi. 2.1.3 Fungsi Dan Peran Koperasi

Mengingat koperasi merupakan badan usaha dan sekaligus gerakan ekonomi rakyat, fungsi dan peran koperasi diatur dalam UU No.25 Tahun 1992 pasal 4, adalah sebagai berikut: a) Berperan aktif dalam upaya mepertinggi kualitas kehidupan anggota dan masyarakat. b) Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya. c) Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai sokogurunya. d) Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang merupakan usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi. 2.1.4 Prinsip Koperasi Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 Pasal 2, adalah : 1) Koperasi melaksanakan prinsip koperasi sebagai berikut : a. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka. b. Pengelolaan dilakukan secara demokrasi. c. Pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota. d. Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal.

e. Kemandirian. 2) Dalam mengembangkan koperasi, maka koperasi melaksanakan pula prinsipprinsip koperasi sebagai berikut : a. Pendidikan koperasi. b. Kerja sama antarkoperasi. 2.1.5 Tujuan Koperasi Dalam Undang-Undang No.25 Tahun 1992 pasal 3, menyebutkan bahwa: Koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggotanya pada khususnya dan masyarakat pada umumnya, serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berdasarkan pancasila dan UUD 1945. 2.2 Anggaran Anggaran merupakaan suatu proses perencanaan dan pengendalian kegiatan operasi perusahaan yang dinyatakan dalam suatu kegiatan dan satuan uang untuk memproyeksi operasi perusahaan dalam proyeksi laporan keuangan. 2.2.1 Pengertian anggaran Menurut Gunawan Adisaputro (2007:3) : Anggaran adalah suatu pendekatan formal dan sistematis daripada pelaksanaan tanggung jawab manajemen di dalam perencanaan, koordinasi dan pengawasan. Menurut M. Munandar (2000:1) :

Anggaran adalah suatu rencana secara sistematis, yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan, yang dinyatakan dalam unit (kesatuan) moneter dan berlaku untuk jangka waktu (periode) tertentu yang akan datang. Menurut RA Supriyono (2007:3) Anggaran adalah suatu rencana terinci yang dinyatakan secara formal dalam ukuran kuantitatif, biasanya dinyatakan dalam satuan uang, untuk perolehan dan penggunaan sumber-sumber suatu organisasi dalam jangka waktu tertentu, biasanya satu tahun. 2.2.2 Penganggaran lain: Menurut M.Munandar (2000:16) Penganggaran adalah proses kegiatan yang menghasilkan anggaran tersebut sebagai hasil kerja (out-put), serta proses kegiatan yang berkaitan dengan pelaksanaan fungsi-fungsi anggaran, yaitu fungsifungsi pedoman kerja, alat pengkoordinasian kerja dan alat pengawasan kerja. Secara terperinci, proses kegiatan yang tercakup dalam penganggaran, antara 1. Pengumpulan data dan informasi yang diperlukan untuk menyusun anggaran. 2. Pengolahan dan penganalisaan data informasi tersebut untuk mengadakan taksiran-taksiran dalam rangka menyusun anggaran. 3. Menyusun anggaran serta menyajikan secara teratur dan sistematis. 4. Pengkoordinasian pelaksanaan anggaran. 5. Pengumpulan data informasi untuk keperluan pengawasan kerja, yaitu untuk mengadakan penilaian /evaluasi terhadap pelaksanaan anggaran.

6. Pengolahan dan penganalisaan data tersebut untuk mengadakan interpretasi dan memperoleh kesimpulan-kesimpulan dalam rangka mengadakan penilaian/evaluasi terhadap kerja yang telah dilaksanakan, serta menyusun kebijaksanaan-kebijaksanaan sebagai tindak lanjut (follow-up) dari kesimpulan-kesimpulan tersebut. 2.2.3 Kegunaan Anggaran Anggaran mempunyai tiga kegunaan pokok, menurut M.Munandar (2000:10), yaitu: 1. Sebagai pedoman kerja Anggaran berfungsi sebagai pedoman kerja dan memberikan arahan serta sekaligus memberikan target-target yang harus dicapai oleh kegiatankegiatan perusahaan diwaktu yang akan datang. 2. Sebagai alat pengkoordinasian kerja Anggaran berfungsi sebagai alat untuk pengkoordinasian kerja agar semua bagian-bagian yang terdapat di dalam perusahaan dapat saling menunjang, saling bekerja sama dengan baik, untuk menuju ke sasaran yang telah ditetapkan. Dengan demikan kelancaran jalannya perusahaan akan lebih terjamin. 3. Sebagai alat pengawasan kerja Anggaran berfungsi pula sebagai tolak ukur, sebagi alat pembanding untuk menilai/evaluasi realisasi kegiatan perusahaan nanti. Dengan

membandingkan antara apa yang tertuang di dalam anggaran dengan apa yang dicapai oleh realisasi kerja perusahaan, dapat dinilai apakah perusahaan telah berhasil atau kurang berhasil dalam mancapai target anggaran. Dari perbandingan tersebut dapat pula diketahui sebab-sebab penyimpangan antara anggaran dengan realisasinya, sehingga dapat pula diketahui kelemahan-kelemahan dan kekutan-kekuatan yang dimiliki perusahaan. Hal ini dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan yang sangat berguna untuk menyusun rencana-rencana selanjutnya yang lebih matang dan lebih akurat. 2.2.3 Klasifikasi Anggaran Menurut Tendi dan Sri (2007:6), anggaran dapat diklasifikasikan menjadi beberapa bagian, yaitu : 1) Berdasarkan ruang lingkup a. Anggaran komprehensif, yaitu anggaran perusahaan yang disusun dengan ruang lingkup yang menyeluruh yang mencakup seluruh aktivitas perusahaan. b. Anggaran Parsial yaitu anggaran perusahaan yang disusun dengan ruang lingkup yang terbatas yang hanya mencangkup sebagian dari kegiatan perusahaan. 2) Berdasarkan fleksibilitas

a. Anggaran fixed (fixed budget) yaitu anggaran yang disusun untuk periode waktu tertentu dimana volumenya sudah tentu dan berdasarkan volume tersebut direncanakan revenue, cost, dan expenses, serta tidak diadakan revisi secara periodik. b. Anggaran kontinyu (continues budget) yaitu anggaran yang disusun untuk periode waktu tertentu dimana volumenya sudah tertentu dan berdasarkan volume tersebut direncanakan revenue, cost, dan expenses, tetapi diadakan revisi untuk satu triwulan pada periode anggaran berikutnya. 3) Berdasarkan jangka waktu 1. Anggaran jangka pendek, yaitu anggaran operasional yang menunjukan rencana operasi atau kegiatan untuk satu periode akuntansi (biasanya 1 tahun) yang akan datang. Anggaran ini terdiri dari anggaran penjualan, anggaran produksi, anggaran pemakaian bahan langsung, anggaran pembelian bahan baku, anggaran upah langsung, anggaran biaya overhead. Anggaran persediaan bahan baku dan barang jadi, anggaran biaya penjualan dan promosi, anggaran biaya administrasi, anggaran harga pokok barang yang akan dijual, anggaran rugi/laba yang diproyeksikan, anggaran sisa laba diproyeksikan, anggaran pendapatan dan pengeluaran, anggaran tambahan modal, anggaran kas, anggaran piutang dan daftar neraca yang diproyeksikan.

2. Anggaran jangka panjang, yaitu anggaran yang menunjukan rencana investasi dalam tahun anggaran dengan waktu lebih dari satu tahun. 2.2.5 Tujuan penyusunan anggaran Ada beberapa tujuan dalam penyusunan anggaran, menurut Tendi dan Sri (2007:6), yaitu: 1. Untuk menyatakan harapan/sasaran perusahaan secara jelas dan formal, sehingga bisa menghindari kerancuan dan memberikan arah terhadap apa yang hendak dicapai manajemen. 2. Untuk mengkomunikasikan harapan manajemen kepada pihak-pihak terkait sehingga anggaran dimengerti, didukung, dan dilaksanakan. 3. Untuk menyediakan rencana rinci mengenai aktivitas dengan maksud mengurangi ketidakpastian dan memberikan pengarahan yang jelas bagi individu dan kelompok dalam upaya mencapai tujuan perusahaan. 4. Untuk mengkoordinasikan cara/metode yang akan ditempuh dalam rangka memaksimalkan sumber daya. 5. Untuk meyediakan alat pengukur dan mengendalikan kinerja individu dan kelompok, serta menyediakan informasi uang mendasari perlu tidaknya tindakan koreksi. 2.2.6 Prosedur Penyusunan Anggaran.

Menurut Harahap (2001:83) terdapat tiga metode dalam prosedur penyusunan anggaran tergantung dari siapa yang membuatnya, metode-metode tersebut yaitu: 1. Top Down Dalam metode ini anggaran disusun dan ditetapkan sendiri oleh pimpinan tertinggi perusahaan dan anggaran inilah yang harus dilaksanakan oleh bawahan, tanpa keterlibatan bawahan dalam penyusunannya. Bawahan tidak diminta keikutsertaannya dalam menyusun anggaran. Metode ini ada baiknya jika karyawan tidak mampu menyusun anggaran atau dianggap terlalu lama dan tidak tepat jika diserahkan kepada bawahan. Hal ini bisa terjadi dalam perusahaan yang karyawannya tidak memiliki keahlian khusus untuk menyusun anggaran. Atasan bisa saja menggunakan konsultan atau tim khusus untuk menyusunnya. 2. Bottom Up Anggaran disusun dari bawah, yaitu hasil keputusan karyawan selanjutnya diputuskan oleh pimpinan. Cocok diterapkan jika karyawan memiliki keahlian dalam menyusun anggaran. 3. Campuran (Top Down dan Bottom Up) Dalam metode ini anggaran disusun dimulai dari pimpinan yang tertinggi dan kemudian dilengkapi dan dilakjutkan oleh karyawan/bawahannya. Jadi ada pedoman dari pimpinan tertinggi dan dijabarkan oleh bawahan sesuai dengan pengarahan atasan.

Pada dasarnya yang berwenang dan bertanggung jawab atas penyusunan anggaran serta pelaksanaan kegiatan penganggaran lainnya, ada di tangan pimpinan tertinggi perusahaan. Namun demikian tugas dan menyiapkan dan menyusun anggaran serta kegiatan-kegiatan penganggaran lainnya tidak harus ditangani sendiri oleh pimpinan tertinggi perusahaan, melainkan dapat didelegasikan kepada bagian lain dalam perusahaan. Siapa atau bagian apa yang diberi tugas mempersiapkan dan menyusun anggaran tersebut sangat tergantung pada struktur organisasi dari masingmasing perusahaan. Akan tetapi, pada garis besarnya tugas mempersiapkan dan menyusun anggaran dapat didelegasikan. 2.2.7 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyusunan Anggaran. Menurut M. Munandar (2000:10) : Suatu anggaran dapat berfungsi baik bilamana taksiran-taksiran yang termuat di dalamnya cukup akurat, sehingga tidak jauh beda dengan realisasinya. Untuk dapat melakukan penaksiran secara lebih akurat, diperlukan berbagai data, informasi, dan pengalaman yang merupakan faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam menyusun anggaran. Adapun faktor-faktor tersebut secara garis besar dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu: 1) Faktor-faktor interen, yaitu data, informasi dan pengalaman yang terdapat di dalam perusahaan sendiri. Faktor-faktor tersebut antara lain berupa : (a) Penjualan tahun-tahun lalu

(b) Kebijaksanaan perusahaan yang berhubungan dengan masalah harga jual, syarat pembayaran barang jual, pemilihan saluran distribusi dan sebagainya. (c) Kapasitas produksi yang dimiliki perusahaan. (d) Tenaga kerja yang dimilki perusahaan, baik jumlahnya (kuantitatif) maupun keterampilan dan keahliannya (kualitatif). (e) Modal kerja yang dimilki perusahaan. (f) Fasilitas-fasilitas lain yang dimiliki perusahaan. (g) Kebijaksanaan-kebijaksanaan perusahaan yang berkaitan dengan pelaksanaan fungsi-fungsi perusahaan, baik di bidang pemasaran, bidang produksi, bidang pembelanjaan, di bidang administrasi maupun bidang personalia. 2) Faktor-faktor ekstern, yaitu data, informasi dan pengalaman yang terdapat di luar perusahaan, tetapi dirasa mempunyai pengaruh terhadap kehidupan perusahaan. Faktor-faktor tersebut antara lain berupa : (a) Keadaan persaingan. (b) Tingkat pertumbuhan penduduk. (c) Tingkat penghasilan masyarakat. (d) Tingkat pendidikan masyarakat. (e) Agama, adat-istiadat dan kebiasaan-kebiasaan masyarakat. (f) Berbagai kebijaksanaan pemerintah, baik di bidang politik, ekonomi, sosial, budaya maupun keamanan.

(g) Keadaan perekonomian nasional maupun internasional, kemajuan teknologi dan sebagainya. 2.2.8 Keungggulan Dan Kelemahan Anggaran Menurut Tendi dan Sri (2007:7), Ada beberapa keunggulan dari anggaran bila perusahaan menerapkan penyusunan anggaran dengan baik antara lain: (1) Hasil yang diharapkan dari suatu rencana tertentu diproyeksikan sebelum rencana tersebut dilaksanakan. Bagi manajemen, hasil proyeksi ini menciptakan peluang untuk memilih rencana yang paling menguntungkan untuk dilaksanakan. (2) Dalam menyusun anggaran, diperlukan analisis yang teliti terhadap setiap tindakan yang akan dilakukan, analisis ini sangat bermanfaat bagi manajemen sekalipun ada pilihan untuk tidak melanjutkan keputusan tersebut. (3) Anggaran merupakan penelitian untuk kerja sehingga dapat dijadikan patokan untuk menilai baik buruknya suatu hasil yang diperoleh. (4) Anggaran memerlukan adanya dukungan organisasi yang baik sehingga setiap manajer mengetahui kekuasaan, kewenangan, dan kewajibannya. Anggaran sekaligus berfungsi sebagai alat pengendalian pola kerja karyawan dalam melakukan suatu kegiatan. (5) Mengingat setiap manajer dan atau penyelia dilibatkan dalam penyusunan anggaran, maka memungkinkan terciptanya perasan ikut berperan serta.

Disamping beberapa keunggulan tersebut, terdapat pula beberapa kelemahan dari penyusunan anggaran, antara lain : (1) Karena anggaran disusun berdasarkan estimasi (permintaan efektif, kapasitas produksi dan lain-lain) maka terlaksananya dengan baik kegiatan-kegiatan tergantung pada ketepatan estimasi tersebut. (2) Anggaran hanya merupakan rencana, dan rencana tersebut baru berhasil apabila dilaksanakan secara sungguh-sunggguh. (3) Anggaran hanya merupakan suatu alat yang dipergunakan untuk membantu manajer dalam melaksanakan tugas-tugasnya, bukan menggantikannya. (4) Kondisi yang terjadi tidak selalu seratus persen sama dengan yang diramalkan sebelumnya, sebab itu anggaran memiliki sifat yang luwes. 2.2.9 Karakteristik Anggaran Anggaran merupakan bagian yang penting untuk perencanaan jangka pendek dan kontrol dalam organisasi. Penyelenggaraan anggaran biasanya meliputi waktu satu tahun dan menyatakan pemasukan dan pengeluaran selama satu tahun itu. Karakteristik anggaran menurut Robert N. Anthony dkk (2000:1) adalah sebagai berikut : 1) Anggaran memperkirakan keuntungan yang potensial dari unit perusahaan. 2) Dinyatakan dalam istilah moneter, walaupun jumlah moneter mungkin didukung dengan jumlah non-moneter. 3) Biasanya meliputi waktu selama satu tahun.

4) Merupakan penyajian manajer, bahwa manajer setuju untuk bertanggungjawab untuk mencapai tujuan tersebut. 5) Usulan anggaran diperiksa dan disetujui oleh pejabat yang lebih tinggi dan pembuat anggaran. 6) Sekali disetujui, anggaran dapat diubah dalan kondisi tertentu. 7) Secara berkala kinerja keuangan akibat dibandingkan dengan anggaran dan perbaikannya dianalisis dan dijelaskan. 2.3 Pendapatan 2.3.1 Pengertian Pendapatan Pengertian pendapatan menurut PSAK No. 23 (2009:23:2) Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama suatu periode bila arus masuk tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal. Pengertian pendapatan menurut, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Publik, pernyataan No.2 (2005:88:25). Pendapatan adalah semua penerimaaan rekening kas umum Negara/Daerah yang menambah ekuitas dana lancar dalam periode anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah, dan tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah.

2.3.2 Pengukuran Pendapatan Menurut PSAK No 23 (2009:23:2) : Pendapatan harus diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau yang dapat diterima. Jumlah pendapatan yang timbul dari suatu transaksi biasanya ditentukan oleh persetujuan antara perusahaan dan pembeli atau pengguna asset tersebut. Jumlah tersebut diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau yang dapat diterima perusahaan dikurangi jumlah diskon dagang dan rabat volume yang diperbolehkan oleh perusahaan. Pada umumnya, imbalan tersebut berbentuk kas atau setara kas dan jumlah pendapatan adalah jumlah kas atau setara kas yang diterima atau yang dapat diterima. Namun, bila arus masuk dari kas atau setara kas ditangguhkan, nilai wajar dari imbalan tersebut mungkin dikurangi dari jumlah nominal kas yang diterima atau yang dapat diterima. Misalnya, suatu perusahaan dapat memberikan kredit bebas bunga kepada pembeli atau menerima wesel tagih dari pembeli dengan tingkat bunga dibawah pasar sebagai imbalan dari penjualan barang. Bila perjanjian tersebut secara efektif merupakan suatu transaksi finansial, nilai wajar imbalan ditentukan dengan perdiskontoan seluruh penerimaan di masa depan dengan menggungakan tingkat bunga tersirat.

2.3.3 Sumber-Sumber Pendapatan Menurut M. Munandar (2000:24), dipandang dari sudut hubungannya dengan usaha utama perusahaan, penghasilan dapat dibedakan menjadi dua sub sektor, yaitu : 2. Sub-sektor Penghasilan Utama (Operating Revenue), adalah penghasilan yang diterima perusahaan, yang berasal dan berhubungan erat dengan usaha pokok perusahaan. 3. Sub-sektor Penghasilan Bukan Utama (Non-Operating Revenue), adalah penghasilan yang diterima perusahaan, yang tidak berasal dan tidak berhubungan erat dengan usaha pokok perusahaan, melainkan dari usaha sampingan perusahaan. 2.4 Anggaran Pendapatan 2.4.1 Pengertian Anggaran Pendapatan Menurut T. Gilarso (1989:96) Anggaran pendapatan memuat perencanaan masuknya uang pada waktu yang akan datang. Anggaran ini meliputi perkiraan jumlah penjualan, jumlah pendapatan, dan jumlah keuntungan yang diinginkan. Dlaam penyusunan anggran pendapatan ada beberapa hal harus diperhatikan : 1) Memperhitungkan jenis kegiatan yang dilakukan pada masa yang akan datang terutama penjualan. 2) Memperhitungkan keuntungan yang akan diperoleh. 3) Memikirkan pelaksanaan rencana yang akan ditetapkan itu dan mencari cara-cara penyempurnaannya.

Anggaran pendapatan adalah anggaran yang berisi rencana pendapatan perusahaan. Anggaran ini mempunyai tingkat ketidakpastian yang tinggi karena anggaran ini lebih bersifat peramalan (forecast) Anggaran pendapatan memproyeksikan anggaran pendapatan perusahaan di masa yang akan datang. Banyak sekali faktor yang mempengaruhi anggaran pendapatan perusahaan, yang sebagian besar faktor ini ada di luar kendali manajemen. Hal ini lah yang membedakan anggaran pendapatan dan skedul peramalan pendapatan, hanya menjadi dasar penyusunan anggaran pendapatan, sehingga anggaran pendapatan tidak sama dengan peramalan pendapatan. 2.4.2 Manfaat Anggaran Pendapatan Dalam penyusunan anggaran pendapatan terdapat beberapa manfaat yang dapat dirasakan oleh perusahaan, menurut M. Munandar (2000:10), yaitu : 1) Memproyeksikan pendapatan yang akan diterima oleh perusahaan di masa yang akan datang. 2) Mengurangi ketidakpastian dari penerimaan kas di perusahaan. 3) Adanya koordinasi dan kerja sama antara manajer untuk mencapai target anggaran pendapatan. 4) Adanya arahan untuk melaksanakan kegiatan dalam memperoleh pendapatan perusahaan.

2.4.3 Periode Anggaran Pendapatan Menurut Tendi dan Sri (2007:6) 1) Anggaran pendapatan jangka panjang Anggaran pendapatan jangka panjang biasanya memberikan analisa yang mendalam dari potensi pasar di masa yang akan datang, berdasarkan perubahan populasi penduduk, keadaan ekonomi, proyeksi industri dan sasaran perusahaan. Umumnya berkisar lebih dari satu tahun. 2) Anggaran pendapatan jangka pendek Anggaran jangka pendek merupakan rencana pendapatan perusahaan untuk 1 tahun dimuka, yang teperinci dibagi dalam triwulan dan dalam bulan untuk setiap kuartal. Anggaran ini disusun dalam bentuk unit fisik dan mata uang, serta terbagi dalam pertanggungjawaban pemasaran (market responbility). 2.4.4 Proses Penyusunan Anggaran Pendapatan Mengingat banyaknya manfaat yang diperoleh dari penggunaan suatu aggaran pendapatan, maka perlu dilakukan proses penyusunan anggaran, menurut Amin Widjaja (1995:22). Proses penyusunan anggaran pendapatan perusahaan adalah sebagai berikut : 1) Direksi dan Direktur Utama membahas dan memutuskan rencana umum yang akan mencakup sasaran dan program kerja yang akan dilaksanakan. 2) Komite anggaran menyusun pedoman anggaran yang berisikan kebijakan pokok.

3) Komite anggaran menyusun prosedur anggaran yang menerjemahkan rencana umum ke dalam rumusan operasional tentang sasaran. Dan program kerja prioritas dan prosedur penyusunan anggaran, asumsi-asumsi serta skedul kerja. 4) Dewan direksi menyetujui prosedur anggaran yang disusun oleh komite anggaran. 5) Manajer keuangan menyusun konsep anggaran pendapatan berdasarkan prosedur dan kebijakan perusahaan. 6) Komite anggaran menerima dan mengadministrasikan konsep anggaran pendapatan. 7) Komite anggaran mempelajari konsep angggaran pendapatan. 8) Direksi membuat rekomendasi dan komentar anggaran dan mengadakan diskusi atas penyesuaian konsep anggaran. 9) Komite anggaran mengkonsolidasi konsep anggaran pendapatan Manajer Keuangan dengan rekomendasi dan komentar direksi menjadi anggaran induk. 10) Dewan komisaris mempelajari dan menyetujui anggaran induk, bila perlu mengusulkan perbaikan melalui prosedur di atas. 11) Menerima anggaran induk yang telah disetujui. 2.5 Belanja 2.5.1 Pengertian Belanja.

Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Publik, Pernyataan No 2 (2005:84:8). Belanja adalah semua pengeluaran dari rekening kas umum Negara/Daerah yang mengurangi ekuitas dana lancar dalam periode tahun anggaran bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah. 2.5.2 Akuntansi Belanja Akuntansi belanja diatur dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 24 Tahun 2005, tentang Standar Akuntansi Publik, Pernyataan No 2 (2005:89:35). Klasifikasi ekonomi adalah pengelompokan belanja yang didasarkan pada jenis belanja untuk melaksanakan suatu aktivitas. Klasifikasi ekonomi untuk pemerintah pusat yaitu belanja pegawai, belanja barang, belanja modal, bunga, subsidi, hibah, bantuan sosial, dan belanja lain-lain. Klasifikasi ekonomi untuk pemerintah daerah meliputi terdiri dari belanja pegawai, belanja barang, belanja modal bunga, subsidi, hibah, bantuan sosial, dan belanja tak terduga. Kalsifikasi belanja menurut ekonomi (jenis belanja) adalah : 1 Belanja Operasi adalah pengeluaran anggaran untuk kegiatan sehari-hari pemerintah pusat/daerah yang memberi manfaat jangka pendek. Belanja operasi antara lain meliputi belanja pegawai, belanja barang, bunga, subsidi, hibah dan bantuan sosial. 2 Belanja modal adalah pengeluaran anggaran untuk perolehan asset tetap dan asset lainnya yang memberi manfaat lebih dari suatu periode akuntansi.

Belanja modal meliputi antara lain belanja modal untuk perolehan tanah, gedung dan bangunan, peralatan dan asset tak berwujud. 3 Belanja lain-lain/tak terduga adalah pengeluaran anggaran untuk kegiatan yang sifatnya tidak biasa dan tidak diharapkan berulang seperti penanggulangan bencana alam, bencana sosial, dan pengeluaran tidak terduga lainnya yang sangat diperlukan dalam rangka penyelenggaraan kewenagan pemerintah pusat/daerah. 2.5.3 Biaya Operasional (Belanja Operasional) Menurut M. Munandar (2000:25) mengemukan bahwa: Biaya operasional biaya yang menjadi beban tanggungan perusahaan yang berhubungan dengan usaha pokok perusahaan. Biaya operasional terdiri dari biaya penjualan dan administrasi umum. Biaya penjualan adalah semua biaya yang terjadi serta terdapat dalam lingkungan bagian penjualan, serta biaya-biaya lain yang berhubungan dengan kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh bagian penjualan. Kelompok biaya penjualan : a. Gaji karyawan bagian penjualan. b. Biaya pemeliharaan bagian penjulan. c. Depresiasi peralatan bagian penjulan d. Biaya listrik bagian penjualan. e. Biaya asuransi bagian penjualan, dan sebagainya.

Biaya administrasi umum adalah semua biaya yang terjadi serta terdapat di lingkungan kantor administrasi dan umum perusahaan, serta biaya-biaya lain yang sifatnya untuk keperluan perusahaan secara keseluruhan, termasuk dalam kelompok biaya administrasi dan umum : a. Gaji karyawan kantor. b. Biaya pemeliharaan kantor. c. Depresiasi peralatan kantor. d. Biaya telepon dan listrik kantor, dan sebagainya. 2.6 Anggaran Belanja 2.6.1 Pengertian Anggaran Belanja Menurut T. Gilarso (1989:96) : Anggaran belanja adalah anggaran yang memuat pengeluaran kas perusahaan pada waktu yang akan datang. Anggaran belanja memperhatikan biaya yang diperlukan untuk setiap jenis kegiatan, baik biaya tetap maupun variabel. Anggaran belanja operasional merupakan anggaran yang berisikan mengenai biaya-biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk membiayai kegiatan sehari-hari perusahaan. Dalam anggaran belanja operasional berisikan mengenai biaya adminstrasi dan umum Anggaran adminstrasi dan umum adalah anggaran yang merencanakan lebih rinci mengenai biaya-biaya yang akan terjadi serta terdapat dalam lingkungan kantor

administrasi perusahaan, serta biaya-biaya yang sifatnya untuk keperluan perusahaan secara keseluruhan. Menurut M.Nafarin (2007:15) anggaran operasional adalah anggaran untuk menyusun anggaran laporan laba rugi. Anggaran operasional antara lain terdiri dari : 1. Anggaran Laba/Rugi. 2. Anggaran Pembantu Laba/Rugi : a. Anggaran Penjualan. b. Anggaran Produksi. c. Anggaran Biaya Distribusi. d. Anggaran Administrasi dan Umum. 2.6.2 Pelaksanaan Anggaran Belanja Menurut Bachtiar Arif, dkk (2002:42), pelaksanaan anggaran belanja dilakukan dengan memperhatikan prinsip-prinsip yang telah ditetapkan, yaitu : 1 Hemat, tidak mewah, efisien, dan sesuai dengan kebutuhan teknis yang disyaratkan. 2 Efektif, terarah, dan terkendali sesuai dengan rencana, program/kegiatan setiap departemen/lembaga pemerintah non-departemen. 3 Mengetumakan penggunaan produksi dalam negeri dan potensi nasional. 2.6.3 Manfaat anggaran Belanja Manfaat anggaran belanja, menurut M. Munandar (2000:10) adalah :

1. Sebagai pedoman kerja Membantu manajemen mengerahkan seluruh tenaga yang tersedia di perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan dalam kaitannya terhadap pengalokasian biaya penjualan dan biaya administrasi dan umum sehingga dengan adanya anggaran ini diharapkan tercipta aktivitas yang teratur di dalam perusahaan. 2. Sebagai alat koordinasi kerja Membantu menempatkan biaya pada saluran-saluran yang menguntungkan, sesuai dan seimbang dengan program perusahaan. Selain itu membantu mengkordinir faktor dana dengan aktivitas perusahaan. 3. Sebagai pengawasan Membantu mengawasi aktivitas perusahaan dan pengeluaran biaya, sehingga diharapkan membantu mencegah pemborosan yang terjadi dalam perusahaan. 2.6.4 Prosedur Penyusunan Anggaran Belanja Prosedur penyusunan anggaran belanja, pada hakekatnya sama dengan prosedur anggaran secara umum dalam suatu perusahaan. Namun yang perlu diperhatikan adalah keterlibatan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengeluaran dalam penyusunan anggaran belanja

Prosedur penyusunan anggaran belanja menurut Amin Widjaja (1995:22) secara umum adalah sebagai berikut : 1) Direksi membahas dan memutuskan Rencana umum yang mencakup sasaran dan program kerja yang akan dilaksanakan 2) Komite anggaran menyusun pedoman anggaran yang berisikan kebijakan pokok perusahaan. 3) Komite anggaran menyusun prosedur anggaran yang menerjemahkan rencana umum ke dalam rumusan operasional tentang sasaran dan program kerja prioritas dan prosedur penyusunan anggaran, asumsi-asumsi dasar serta skedul kerja. 4) Dewan direksi menyetujui prosedur anggaran belanja yang disusun oleh komite anggaran. 5) Kepala Pusat Pertanggungjawaban Operasi menyusun konsep Anggaran biaya operasi dan anggaran biaya modal. 6) Komite anggaran menerima konsep dan mengadministrasikan konsep angggaran biaya operasi dan konsep anggaran biaya modal. 7) Komite anggaran mempelajari konsep anggaran biaya operasi dan anggaran biaya modal. 8) Direksi mengadakan diskusi dan penyesuaian konsep anggaran dan membuat rekomendasi dan komentar anggaran.

9) Komite anggaran mengkonsolidasikan konsep anggaran biaya operasional dan anggaran biaya modal dengan rekomendasi dan komentar anggaran menjadi anggaran induk. 10) Dewan komisaris mempelajari dan menyetujui anggaran induk, bila perlu mengusulkan perbaikan melalui prosedur diatas. 11) Menerima anggaran induk yang telah disetujui. 2.7 Laporan Realisasi Anggaran 2.7.1 Laporaan Realisasi Anggaran Laporan realisasi anggaran berdasarkan, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 24 Tahun 2005 mengenai Standar Akuntansi Publik, No. 1, mencakup: - Laporan ralisasi anggaran mengungkapkan kegiatan keuangan pemerintah pusat/daerah yang menunjukan ketaatan terhadap APBD/APBN. - Laporan realisasi anggaran menyajikan sekurang-kurangnya unsur-unsur sebagai berikut : a. Pendapatan b.belanja c. Transfer d.surplus-defisit e. Pembiayaan. f. Sisa lebih/kurang pembiayaan anggaran.

- Laporan realisasi anggaran mengambarkan perbandingan antara laporan anggaran dan realisasinya dalam satu periode pelaporan - Laporan realisasi anggaran dijelaskan lebih lanjut dalam catatan atas laporan keuangan. Penjelasan tersebut memuat hal-hal yang mempengaruhi pelaksanaan anggaran, seperti kebijakan fiskal dan moneter, sebab-sebab terjadinya perbedaan yang material antara anggaran dan realisasinya, serta daftar-daftar yang merinci lebih lanjut angka-angka yang dianggap perlu untuk dijelaskan. - PSAP No.2 mengatur persyaratan-persyaratan untuk penyajian laporan realisasi anggaran dan pengungkapan informasi terkait. 2.7.2 Manfaat Informasi Laporan Realisasi Anggaran Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 24 Tahun 2005, (2005:82:6) : 1) Laporan realisasi anggaran menyediakan informasi mengenai realisasi pendapatan, belanja, transfer, surplus/defisit dan pembiayaan dari suatu entitas pelaporan yang masing-masing diperbandingkan dengan anggarannya. Informasi tersebut berguna bagi para pengguna laporan dalam mengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumber-sumber daya ekonomi, akuntabilitas dan ketaatan entitas pelaporan terhadap anngaran dengan :

a. Menyediakan informasi mengenai sumber-sumber, alokasi, dan penggunaan sumber daya ekonomi. b. Menyediakan informasi mengenai realisasi anggaran secara menyeluruh yang berguna dalam mengevaluasi kinerja pemerintah dalam hal efisiensi dan efektivitas penggunaan anggaran. 2) Laporan realisasi anggaran menyediakan informasi yang berguna dalam memprediksi sumber daya ekonomi yang akan diterima untuk mendanai kegiatan pemerintah pusat dan daerah dalam periode mendatang dengan cara menyajikan laporan secara komunikatif. Laporan relaisasi anggaran dapat menyediakan informasi kepada para pengguna laporan tentang indikasi perolehan dan penggunaan sumber daya ekonomi. a. Telah dilaksanakan secara efisien, efektif dan hemat. b. Telah dilaksanakan sesuai dengan anggarannya. c. Telah dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. 2.7.3 Periode Pelaporan Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 24 Tahun 2005, pernyataan No. 2 (2005:86:11) :

1) Laporan realisasi anggaran disajikan sekurang-kurangnya sekali dalam setahun. Dalam situasi tertentu tanggal laporan suatu entitas berubah dan laporan realisasi anggaran tahunan disajikan dengan suatu periode yang lebih panjang atau pendek dari satu tahun, entitas mengungkapkan informasiinformasi sebagai berikut : a. Alasan penggunaan periode pelaporan tidak satu tahun. b. Fakta bahwa jumlah-jumlah komperatif dalam laporan realisasi anggaran dan catatan-catatan terkait tidak dapat diperbandingkan. 2) Manfaat suatu laporan realisasi anggaran berkurang jika laporan tersebut tidak tepat pada waktunya. Faktor-faktor seperti kompleksitas operasi pemerintah tidak dapat dijadikan pembenaran atas ketidakmampuan entitas pelaporan untuk menyajikan laporan keuangan tepat waktu. Suatu entitas pelaporan menyajikan laporan realisasi anggran selambat-lambatnya enam bulan setelah berakhirnya tahun anggaran.