BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan memerlukan dana yang besar untuk tumbuh dan berkembang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. tumbuh dan berkembang ditengah-tengah persaingan yang semakin ketat di era

BAB I PENDAHULUAN. maupun biaya operasional dalam perusahaan yang didirikan. Maka agar tujuan

BAB 1 PENDAHULUAN. akan dikeluarkan oleh perusahaan itu sendiri. keputusan pendanaan yang baik untuk menentukan pertimbanganpertimbangan

BAB I PENDAHULUAN. Pendanaan internal merupakan dana yang berasal dari internal perusahaan seperti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perbandingan antara modal asing (jangka panjang) dengan modal sendiri.

BAB 1 PENDAHULUAN. baik mengunakan hutang (debt financing) ataupun dengan mengeluarkan saham

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Brigham dan Houston (2001) struktur modal adalah bauran dari hutang,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan dalam dunia bisnis dan ekonomi yang pesat dan semakin

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, perusahaan harus meningkatkan nilai perusahaannya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jangka panjang, saham preferen dan modal pemegang saham (Weston dan

BAB I PENDAHULUAN. industri perbankan. Selain menyangkut permasalahan modal, tingkat kepercayaan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dan perluasan industri pada umumnya membutuhkan sumbersumber

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. (yang lebih baik) mengenai prospek perusahaan daripada yang dimiliki investor.

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan munculnya persaingan yang semakin ketat, sehingga perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan dalam dunia bisnis dan ekonomi yang pesat,

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi setiap perusahaan, karena baik buruknya struktur modal akan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam menjalankan operasional perusahaannya memerlukan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu keputusan penting yang dihadapi oleh perusahaan adalah keputusan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Laporan keuangan. keuangan tersebut untuk menentukan atau menilai posisi

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia bisnis dan ekonomi yang semakin keras telah

BAB I PENDAHULUAN. sebab sifat dari hutang yang tidak permanen, lebih murah untuk diadakan, dan

BAB I PENDAHULUAN. pendanaan yang merupakan faktor utama yang harus diperhatikan. Bagi setiap perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. bidang jasa maupun produksi pasti menginginkan agar perusahaannya dapat

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dasar struktur modal berkaitan dengan sumber dana, baik itu sumber internal

BAB I PENDAHULUAN. Struktur pendanaan merupakan indikasi bagaimana perusahaan membiayai

BAB 1 PENDAHULUAN. kelangsungan tujuan perusahaan. Kegiatan pendanaan berhubungan penting

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan baru yang terjadi pada era globalisasi saat ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Gambar 1.1

BAB I PENDAHULUAN. Pendanaan dapat berasal dari internal yaitu dari modal sendiri dan eksternal yaitu

BAB I PENDAHULUAN. untuk beroperasi ataupun mengembangkan usahanya. Untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. lebih lanjut. Liem, Sutejo, & Murhadi (2013) menyatakan struktur modal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sumber utama yakni yang berasal dari dalam dan luar perusahaan (Rodoni dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Modal (Munawir, 2001) adalah hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia bisnis yang sedang memasuki era globalisasi mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. kreditur, serta pihak manajemen perusahaan itu sendiri. Selain itu pendanaan

BAB I PENDAHULUAN. bisnis baik industri maupun jasa, termasuk industri consumer goods.

BAB I PENDAHULUAN. dengan meningkatkan keunggulan produk yang dimiliki perusahaan tersebut.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendanaan ini bisa bersumber dari dalam perusahaan (internal financing) maupun

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan dalam jangka panjang. Melalui penjualan barang dan jasa kepada

BAB I PENDAHULUAN. Peran industri-industri yang beroperasi di Indonesia memberikan dampak

BAB I PENDAHULUAN. peluang yang akan dihadapi oleh Indonesia dengan adanya AFTA. AFTA

BAB V PENUTUP. merupakan penyajian singkat mengenai hasil penelitian dan pembahasan, saran

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. struktur modal perusahaan yang akhirnya akan mempengaruhi suatu kinerja

BAB I PENDAHULUAN. yang dihasilkan, maupun sumber daya manusianya. Merupakan tantangan yang

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan di dunia usaha semakin lama semakin tajam dalam era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. dalam perusahaan. Oleh karena itu, keputusan pendanaan menjadi pertimbangan

BAB I PENDAHULUAN. perannya yang tidak dapat dipisahkan dari fungsi kesehatan. Industri farmasi di

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR

BAB I PENDAHULUAN. digunakan dalam menjalankan serta mengembangkan kegiatan investasinya serta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang tersedia bagi pemegang saham (Sartono:2001). Setiap keputusan pendanaan

BAB I PENDAHULUAN. telekomunikasi untuk melakukan kegiatan ekonomi dan mengelola fungsi-fungsi

BAB I PENDAHULUAN. bisnis khususnya dalam bidang perekonomian. Tujuan perusahaan yakni mencapai

BAB I PENDAHULUAN. telah membuat suatu perusahaan berusaha meningkatkan nilai perusahaan.

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memecahkan masalah penelitian serta perumusan hipotesis.

perusahaan yaitu dari hutang (pinjaman) dan modal sendiri.

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2. TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada umumnya, perusahaan dalam menjalankan kegiatan bisnis

BAB I PENDAHULUAN. Tentunya hal ini tanpa mengurangi perhatian terhadap masalah-masalah lain yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelangsungan hidup perusahaan. Keberhasilan suatu perusahaan tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan memerlukan modal untuk menjalankan kegiatan usahanya,

BAB I PENDAHULUAN. untuk kegiatan operasional, termasuk perusahaan manufaktur.hal ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Riyanto (2002:209), sumber modal (pendanaan) dapat berasal dari

BAB I PENDAHULUAN. dana maka diperlukan keputusan pendanaan yang tepat. Keputusan pendanaan

BAB I PENDAHULUAN. dalam kaitannya dengan kelangsungan operasi perusahaan adalah keputusan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. persaingan yang dihadapi. Meningkatkan nilai perusahaan salah satunya dapat

BAB I PENDAHULUAN. berarti juga memaksimalkan kemakmuran pemegang saham yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap negara menginginkan perekonomian negaranya untuk

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengelola keuangan perusahaan dengan sebaik-baiknya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Dalam kenyataannya ada hal-hal yang membuat perusahaan tidak bisa menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era globalisasi ini dunia usaha semakin berkembang pesat dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keputusan pendanaan merupakan salah satu keputusan penting yang

BAB I PENDAHULUAN. pendanaan, apalagi pada perusahaan yang sedang tumbuh senantiasa. berhadapan dengan persoalan penambahan modal yang tujuannya

UKDW BAB I PENDAHULAN. 1.1 Latar Belakang. Perusahaan didirikan dengan tujuan meningkatkan nilai perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Banyak negara (termasuk Indonesia) menganggap sektor industri sebagai motor

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. kebijakan dividen (Brigham dan Houston 2011:211), yaitu : perusahaan. Teori MM berpendapat bahwa nilai suatu perusahaan

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Pengertian Modal dan Strukur Modal

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan operionalnya ataupun membiayai aktivanya. Pemenuhan dana tersebut

BAB I PENDAHULUAN. maksimal seperti yang telah ditargetkan, perusahaan dapat berbuat banyak bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan ekonomi dunia yang semakin mengarah pada daerah Asia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ekonomi global yang terus maju pada saat ini, dapat menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Tujuan akhir dari investor perorangan maupun badan usaha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Teori struktur modal menjelaskan ada atau tidaknya pengaruh

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. pembaca dalam memahami maksud dari variabel-variabel yang akan diteliti.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berjudul Factors Determining the Capital Structure of Pharmaceutical

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengaruh struktur aktiva, profitabilitas, ukuran, dan pertumbuhan perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. profitabilitas yang tinggi. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan saling berusaha untuk dapat mempertahankan kelangsungan hidup

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Modal merupakan unsur penting dalam suatu perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semua perusahaan termasuk perusahaan manufaktur sektor makanan dan minuman pada dasarnya melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis di era globalisasi ini semakin meningkat, terutama

BAB 1 PENDAHULUAN. mengelola dan menjalankan operasional usahanya. Ketika menjalankan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan memerlukan dana yang besar untuk tumbuh dan berkembang ditengah - tengah persaingan yang semakin ketat di era globalisasi dewasa ini. Pasar modal Indonesia telah menjadi perhatian banyak pihak, khususnya masyarakat pembisnis. Hal ini erat kaitannya dengan peran dan fungsinya sebagai mesin yang efektif untuk memperoleh dana sekaligus sebagai sarana untuk berinvestasi. Melalui kegiatan pasar modal, perusahaan dapat memperoleh dana untuk membiayai seluruh kegiatan operasionalnya dan untuk perluasan usaha. Investor sebagai pihak yang memiliki dana juga dapat menginvestasikan dana tersebut dengan harapan dapat berdampak produktif dan menguntungkan. Sehubungan dengan kegiatan tersebut maka perlu dibuat suatu laporan keuangan untuk dipublikasikan kepada pihak eksternal. Agar laporan keuangan yang dipublikasikan tersebut menarik, maka salah satu faktor yang harus menjadi perhatian utama adalah perusahaan memiliki struktur modal yang baik. Masalah struktur modal merupakan masalah penting bagi setiap perusahaan karena mempunyai pengaruh langsung terhadap posisi keuangan dan penilaian investor pada perusahaan tersebut. Kegiatan operasional perusahaan harus dibiayai secara efisien, dalam arti keputusan pendanaan yang mampu meminimalkan biaya dan

2 risiko sekaligus dapat memaksimumkan nilai perusahaan atau harga saham. Suatu perusahaan yang mempunyai sturuktur modal yang tidak baik, dimana mempunyai hutang yang sangat besar, selain akan memberikan beban yang berat pada perusahaan yang bersangkutan juga dihadapkan pada risiko ketidakmampuan untuk membayar kewajiban-kewajibannya (Riyanto, 2001). Sedangkan jika perusahaan terlalu banyak menggunakan modal sendiri akan timbul biaya opportunistic, dan tidak berarti biaya modal sendiri lebih murah dari dana dalam bentuk hutang (Husnan, 2008). Masalah pendanaan ini harus diputuskan dengan hati-hati karena setiap kebijakan pendanaan memiliki konsekuensi financial yang berbeda. Keputusan pendanaan akan berkaitan dengan sumber dana dan penggunaan dana yang telah diperoleh. Keputusan pendanaan keuangan perusahaan juga akan mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam melakukan kegiatan operasinya. Sumber dana internal berasal dari laba ditahan (retained net profit) dan akumulasi penyusutan (accumulated depreciations) sedangkan sumber dana eksternal berasal dari para kreditur, pemilik, dan pengambil bagian dalam perusahaan (pemegang saham). Dana yang diperoleh dari kreditur disebut hutang sedangkan dana yang diperoleh dari pemilik disebut modal sendiri. Sumber dana suatu perusahaan dapat dilihat di sisi pasiva dari neraca perusahaan, sedangkan penggunaan dana dapat dilihat pada sisi aktiva dari neraca perusahaan. Untuk setiap penggunaan dana, haruslah ada sumbernya. Dalam arti yang lebih luas, aktiva-aktiva yang dimiliki perusahaan menunjukkan penggunaan bersih dari dana, sedangkan hutang dan modal sendiri mencerminkan sumber dananya (Husnan, 2008).

3 Hutang yang dimaksudkan disini adalah hutang jangka pendek yang digunakan untuk kegaitan operasional perusahaan sehari-hari seperti membayar gaji pegawai, membeli bahan baku, membayar biaya administrasi dan lain-lain maupun hutang jangka panjang yang digunakan untuk pengeluaran capital (capital expenditure) seperti membeli aktiva tetap yang nantinya digunakan untuk memproduksi barang/jasa atau investasi yang dimaksudkan untuk modernisasi dan perluasan usaha. Keseluruhan aktivitas yang bersangkutan dengan usaha untuk mendapatkan dana dan menggunakan atau mengalokasikan dana tersebut disebut pembelanjaan perusahaan. Keberhasilan suatu perusahaan dalam mengelola modal sangat tergantung pada kebijakan manajer keuangan dalam hal pembelanjaan perusahaan (financing policy). Kebijakan pembelanjaan yang dilakukan oleh manajer keuangan tidak hanya terbatas pada penekanan fungsi investasi/alokasi dan penentuan jumlah dana yang dibutuhkan, tetapi sekaligus melakukan fungsi pendanaan, yaitu menentukan sumber dan cara bagaimana dana yang dibutuhkan tersebut dapat terpenuhi. Selain itu, penting bagi manajer keuangan untuk menentukan berapa lama dana tersebut akan digunakan sehingga diperoleh suatu kombinasi penggunaan modal yang optimal. Struktur modal adalah perimbangan atau perbandingan antara hutang jangka panjang dan modal sendiri (Weston dan Copeland, 1996). Begitupula pengertian struktur modal menurut Riyanto (2001) adalah perimbangan atau perbandingan antar jumlah hutang jangka panjang dengan modal sendiri. Struktur modal dapat diukur dari rasio perbandingan antara total hutang terhadap modal sendiri yang

4 biasa disebut debt to equity ratio (DER). DER dapat menunjukkan tingkat risiko suatu perusahaan. Semakin tinggi rasio DER, akan semakin tinggi pula risiko yang akan terjadi dalam perusahaan karena pendanaan perusahaan dari unsur utang lebih besar daripada modal sendirinya. Mengingat DER dalam perhitungannya adalah hutang dibagi dengan modal sendiri, artinya jika hutang perusahaan lebih tinggi dari modal sendirinya berarti rasio DER lebih dari satu atau penggunaan hutang lebih besar dalam mendanai aktivitas perusahaan (Brigham & Houston, 1998). Ada banyak faktor yang mempengaruhi perusahaan dalam menetapkan kebijakan struktur modal. Menurut Brigham & Houston (1998) variabel yang mempengaruhi struktur modal adalah : 1) Stabilitas Penjualan; 2) Struktur Aktiva; 3) Leverage Operasi; 4) Tingkat Pertumbuhan; 5) Profitabilitas; 6) Pajak; 7) Pengendalian; 8) Sikap Manajemen; 9) Sikap Pemberi Pinjaman; 10) Kondisi Pasar; 11) Kondisi Internal Perusahaan; 12) Fleksibilitas Keuangan. Sedangkan Riyanto (2001) berpendapat bahwa yang mempengaruhi struktur modal adalah : 1) Tingkat Bunga; 2) Stabilitas dari Earning; 3) Susunan dari Aktiva; 4) Kadar Risiko dari Aktiva; 5) Besarnya Jumlah Modal yang dibutuhkan; 6) Keadaan Pasar Modal; 7) Sifat Manajemen; 8) Besarnya Suatu Perusahaan. Dalam penelitian ini tidak akan dibahas seluruh faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal, akan tetapi hanya beberapa dari faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal. Hal ini disebabkan untuk mengukur dan menganalisis rentangnya terlalu besar serta sesuai dengan teori yang digunakan dalam penelitian ini, faktor-

5 faktor yang akan dijadikan variabel yaitu, Struktur Aktiva(FAR), Profitabilitas(ROA), dan Operating Leverage(DOL). Penulis menggunakan tiga variabel independen tersebut dikarenakan pada penelitian terdahulu, ditemukan bahwa secara parsial maupun simultan struktur aktiva, profitabilitas, dan operating leverage mempengaruhi struktur modal. Besarnya koefisien determinasi (adjusted R square) adalah sebesar 0,521. Hal ini berarti bahwa 52,1 persen variabel dependen yaitu struktur modal dapat dijelaskan oleh tiga variabel independen yaitu struktur aktiva, profitabilitas, dan operating leverage, sedangkan sisanya sebesar 47,9 persen struktur modal dijelaskan oleh variabel atau sebab-sebab lain diluar model. Struktur Aktiva atau Fixed Asset Ratio(FAR) dan dikenal juga dengan Tangible Asset merupakan rasio antara aktiva tetap perusahaan dengan total aktiva. Perusahaan yang memiliki aktiva dalam jumlah besar dapat menggunakan hutang lebih besar karena memiliki aktiva yang cukup besar sebagai penjaminnya. FAR memiliki pengaruh yang negatif terhadap DER, apabila FAR meningkat maka DER akan menurun dan sebaliknya (Weston & Copeland, 1996). Return On Assets (ROA) merupakan salah satu jenis rasio profitabilitas yang mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari aktiva yang digunakan. Tingkat profitabilitas yang tinggi dapat menunjukkan bahwa tingkat pengembalian pada investor juga tinggi, sehingga memungkinkan perusahaan dalam melakukan kegiatan perusahaannya menggunakan modal internal daripada modal eksternal. ROA memiliki pengaruh negatif terhadap DER, jika terjadi peningkatan ROA, DER mengalami penurunan (Weston & Copeland, 1996).

6 Operating Leverage (DOL) merupakan cara untuk mengukur risiko usaha dari suatu perusahaan. Operating Leverage menyebabkan perubahan dalam volume penjualan dan pengaruh yang meningkat atas EBIT. Operating leverage berpengaruh positif terhadap DER (Weston & Copeland, 1996). Beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan hasil yang berbeda pada masingmasing variabel yang menyebabkan adanya Research Gap. Oleh karena itu dan dikemukakan Research Gap pada penelitian ini adalah: 1. Struktur Aktiva dalam penelitian yang dilakukan oleh Kesuma (2009), Winahyuningsih, Sumekar dan Prasetyo (2009), Seftianne dan Handayani (2011) menunjukkan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap DER. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Yuhasril (2006), Hadianto (2008), menunjukkan bahwa FAR berpengaruh positif dan signifikan terhadap DER. 2. ROA dalam penelitian yang dilakukan oleh Prabansari dan Kusuma (2005), Hadianto (2008), menunjukkan bahwa Profitabilitas(ROA) berpengaruh signifikan positif terhadap DER. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Yuhasril (2006), Kesuma (2009), Winahyuningsih, Sumekar dan Prasetyo (2009), Seftianne dan Handayani (2011), yang menyatakan bahwa Profitabilitas berpengaruh signifikan negatif terhadap DER. 3. Operating Leverage dalam penelitian yang dilakukan oleh Winahyuningsih, Sumekar, dan Prasetyo (2009) menunjukkan bahwa berpengaruh positif dan signifikan terhadap DER. Sedangkan penelitian

7 yang dilakukan oleh Seftianne dan Handayani (2011) menunjukkan bahwa Operating Leverage berpengaruh negatif dan signifikan terhadap DER. Berikut ini adalah Tabel 1.1 yang meringkas research gap penelitian: Tabel 1.1 Ringkasan Research Gap No Variabel Signifikan (+) Signifikan (-) 1 FAR Yuhasril (2006), Hadianto (2008) Kesuma (2009), Winahyuningsih, Sumekar dan Prasetyo (2009), Seftianne dan Handayani (2011) 2 ROA Prabansari dan Kusuma (2005), Hadianto (2008) Yuhasril (2006), Kesuma (2009), Winahyuningsih, Sumekar dan Prasetyo (2009), Seftianne dan Handayani (2011) 3 DOL Winahyuningsih, Sumekar, dan Prasetyo (2009) Seftianne dan Handayani (2011) Sumber : Jurnal Penelitian Dari gambaran dan uraian tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Struktur Aktiva, Profitabilitas, dan Operating Leverage Terhadap Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010 s/d 2013. Penelitian ini merupakan penelitian empiris yang dilakukan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan mengeluarkan laporan keuangan auditan sejak tahun 2010 sampai dengan tahun 2013. Penulis melakukan penelitian yang berbentuk replikasi dengan menggunakan variabel dan sampel yang berbeda dari penelitian terdahulu.

8 1.2 Perumusan Masalah Permasalahannya adalah adanya research gap, yaitu perbedaan hasil penelitian dari beberapa penelitian sebelumnya yang telah dilakukan yang relatif sama sifat dan jenis penelitiannya. Permasalahan yang menjadi latar belakang penelitian ini adalah adanya inkonsistensi peningkatan maupun penurunan rata-rata Struktur Aktiva, Profitabilitas, dan Operating Leverage sehingga untuk memperoleh hasil yang lebih pasti dirumuskan permasalahan pada penelitian ini, yaitu : 1. Apakah secara parsial terdapat pengaruh yang signifikan antara Struktur Aktiva, Profitabilitas, dan Operating Leverage terhadap Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010 s/d 2013? 2. Apakah secara simultan terdapat pengaruh yang signifikan antara Struktur Aktiva, Profitabilitas, dan Operating Leverage terhadap Struktur Modal pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010 s/d 2013? 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui secara parsial Pengaruh Struktur Aktiva, Profitabilitas, dan Operating Leverage Terhadap Struktur Modal pada Perusahaan

9 Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010 s/d 2013. 2. Untuk mengetahui secara simultan pengaruh antara Struktur Aktiva, Profitabilitas, dan Operating Leverage terhadap Struktur Modal pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010 s/d 2013. 1.3.2 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat-manfaat sebagai berikut : 1. Bagi penulis, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan peneliti, khususnya mengenai pengaruh Struktur Aktiva, Profitabilitas, dan Operating Leverage terhadap Struktur Modal. 2. Bagi kalangan akademisi, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran bahwa Struktur Aktiva, Profitabilitas, dan Operating Leverage akan memiliki implikasi terhadap kebijakan manajemen, khususnya di bidang struktur modal. 3. Bagi investor, sebagai pertimbangan dalam membuat keputusan investasi, khususnya pada pemilihan perusahaan, setelah mengetahui perilaku manajemen dalam perusahaan tersebut. 4. Bagi perusahaan, diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan mengenai pentingnya Struktur Aktiva, Profitabilitas, dan Operating Leverage dalam menentukan kebijakan struktur modal perusahaan.

10 1.4 Kerangka Pikir Kerangka Pikir adalah suatu model yang menerangkan bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor-faktor yang penting yang telah diketahui dalam suatu masalah tertentu. Kerangka pikir/konseptual akan menghubungkan secara teoritis antara variabel-variabel penelitian, yaitu antara variabel bebas dengan variabel terikat. Struktur Aktiva(FAR) (X1) Profitabilitas(ROA) (X2) Operating Leverage(DOL) (X3) Jaminan Atas Hutang Laba Ditahan Volume Penjualan Equity Laba/Rugi H1 H2 H3 Struktur Modal (DER) (Y) H4 Gambar 1.1 Kerangka Pikir Pengaruh Struktur Aktiva, Profitabilitas, dan Operating Leverage Terhadap Struktur Modal. 1.4.1 Pengaruh Struktur Aktiva terhadap Struktur Modal Struktur aktiva menggambarkan sebagian jumlah aset yang dapat dijadikan jaminan (collateral of value assets). Brigham dan Houston (1998) menyatakan bahwa secara umum perusahaan yang memiliki jaminan terhadap hutang akan lebih mudah mendapatkan hutang daripada perusahaan yang tidak memiliki jaminan. Asset yang dapat dijaminkan merupakan asset yang diminta oleh kreditor sebagai jaminan atas pinjaman. Jika fixed asset suatu perusahaan adalah tinggi,

11 maka aset-aset ini bisa digunakan sebagai jaminan yang menurunkan risiko pemberi pinjaman dari hutang sehingga nilai struktur modal menurun. Menurut pecking order theory, struktur aktiva mempunyai pengaruh negatif terhadap struktur modal. Penelitian yang dilakukan oleh Kesuma (2009), Winahyuningsih, Sumekar dan Prasetyo (2009), Seftianne dan Handayani (2011) menunjukkan bahwa struktur aktiva berpengaruh negatif terhadap struktur modal. 1.4.2 Pengaruh Profitabilitas terhadap Struktur Modal Pada umumnya perusahaan lebih menyukai pendapatan yang mereka terima digunakan sebagai sumber utama dalam pembiayaan untuk investasi. Apabila sumber dari dalam perusahaan tidak mencukupi maka alternatif lain yang digunakan adalah dengan menggunakan hutang baru kemudian mengeluarkan saham baru sebagai alternatif terakhir untuk pembiayaan. Struktur modal perusahaan ini akan mencerminkan permintaan kumulatif untuk pembiayaan yang eksternal. Perusahaan yang dapat menghasilkan laba yang besar dengan tingkat pertumbuhan yang lambat akan mempunyai tingkat debt ratio yang rendah jika dibanding dengan rata-rata industri yang ada. Sesuai dengan Pecking Order Theory, perusahaan dengan tingkat pengembalian yang tinggi lebih memilih menggunakan laba ditahan (dana internal) dalam struktur pendanaannya. Meningkatnya profitabilitas perusahaan akan menyebabkan perusahaan lebih memilih menggunakan modal sendiri yaitu laba ditahan sehingga nilai hutang perusahaan akan menurun. Dengan demikian hubungan antara profitabilitas dengan struktur modal mempunyai hubungan

12 signifikan negatif. Penelitian yang dilakukan oleh Yuhasril (2006), Kesuma (2009), Winahyuningsih, Sumekar dan Prasetyo (2009), Seftianne dan Handayani (2011) yang menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh signifikan dan negatif terhadap struktur modal. 1.4.3 Pengaruh Operating Leverage terhadap Struktur Modal Operating Leverage timbul pada saat perusahaan menggunakan aktiva yang memiliki biaya-biaya operasi tetap. Operating leverage mencerminkan pengaruh besarnya biaya tetap terhadap laba perusahan. Dalam suatu perusahaan tingkat Operating Leverage pada suatu tingkat hasil akan ditunjukkan oleh perubahan dalam volume penjualan yang mengakibatkan adanya perubahan yang tidak proporsional dalam laba atau rugi operasi (Riyanto, 2001). Operating Leverage dinyatakan berpengaruh signifikan terhadap struktur modal (Riyanto, 2001). Penelitian terdahulu yang menyatakan operating leverage berpengaruh positif terhadap struktur modal adalah Winahyuningsih, Sumekar, dan Prasetyo (2009) 1.5 Hipotesis Penelitian Hipotesis adalah jawaban sementara yang harus diuji kebenarannya atas suatu penelitian yang dilakukan agar dapat mempermudah dalam menganalisis. Berdasarkan rumusan masalah dan kerangka konseptual yang telah dijelaskan di atas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

13 H1 : Struktur Aktiva (FAR) secara parsial berpengaruh negatif terhadap struktur modal (DER) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010 s/d 2013. H2 : Profitabilitas (ROA) secara parsial berpengaruh negatif terhadap struktur modal (DER) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010 s/d 2013. H3 : Operating Leverage (DOL) secara parsial berpengaruh positif terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010 s/d 2013. H4 : Struktur Aktiva(FAR), Profitabilitas(ROA), dan Operating Leverage(DOL) secara simultan berpengaruh terhadap Struktur Modal pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010 s/d 2013.