I. PENDAHULUAN. Berdasarkan Konvensi Hukum Laut PBB, United Nation Convention on

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Welly Yulianti, 2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan yang terbesar di dunia,

I. PENDAHULUAN. (Bahari Indonesia: Udang [29 maret 2011Potensi]

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. Pertumbuhan PDB Kelompok Pertanian di Indonesia Tahun

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Secara fisik Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia

IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Kondisi Geografis dan Iklim

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki sekitar pulau

BAB I PENDAHULUAN. berkelanjutan (sustainabel development) merupakan alternatif pembangunan yang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan adalah sumberdaya perikanan, khususnya perikanan laut.

I. PENDAHULUAN. 1 dan Bisnis disektro Kelautan [10 Februari 2009].

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. rumah kaca yang memicu terjadinya pemanasan global. Pemanasan global yang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Lomba Penulisan Artikel HUT KORPRI Ke 43 Kabupaten Cilacap Mengangkat HARKAT, MINAPOLITAN Cilacap*

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ujang Muhaemin A, 2015

I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Pertanian merupakan salah satu sektor yang memegang peranan penting di Indonesia. Sektor pertanian merupakan

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Wilayah pesisir mempunyai peranan yang sangat penting bagi kehidupan

PENDAHULUAN. sumberdaya kelautan yang sangat potensial untuk dikembangkan guna

kumulatif sebanyak 10,24 juta orang (Renstra DKP, 2009) ikan atau lebih dikenal dengan istilah tangkap lebih (over fishing).

KARYA ILMIAH BISNIS DAN BUDIDAYA KEPITING SOKA. Di susun oleh : NAMA :FANNY PRASTIKA A. NIM : KELAS : S1-SI-09

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pulau Jawa merupakan wilayah pusat pertumbuhan ekonomi dan industri.

DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DAFTAR ISI. Halaman DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... I. PENDAHULUAN Latar Belakang...

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sektor kelautan memiliki peluang yang sangat besar untuk dijadikan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember Dr. Ir. Sri Yanti JS. MPM

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. telah mendapat prioritas utama dalam pembangunan nasional karena. pembangunan ekonomi diharapkan dapat menjadi motor penggerak

I. PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bab I ini memaparkan latar belakang, rumusan masalah, tujuan, manfaat dan batasan masalah dalam penelitian ini.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tabel 1.1 Luas Hutan Mangrove di Indonesia Tahun 2002 No Wilayah Luas (ha) Persen

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dikenal sebagai Negara Kepulauan (Archipilagic State) terbesar di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Indonesia dikenal sebagai negara kepulauan dan maritim terbesar di dunia. Selain

tambahan bagiperekonomian Indonesia (johanes widodo dan suadi 2006).

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ppbab I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Tahun Budidaya Laut Tambak Kolam Mina Padi

Tabel 7. Luas wilayah tiap-tiap kabupaten di Provinsi Jawa Barat. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Wilayah laut Indonesia dikelilingi garis pantai sepanjang km yang

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Wilayah pesisir Indonesia memiliki luas dan potensi ekosistem mangrove

BAB I PENDAHULUAN. transportasi dan komunikasi yang sangat diandalkan dalam mewujudkan

KAJIAN DAMPAK PENGEMBANGAN WILAYAH PESISIR KOTA TEGAL TERHADAP ADANYA KERUSAKAN LINGKUNGAN (Studi Kasus Kecamatan Tegal Barat) T U G A S A K H I R

POTENSI PERIKANAN DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN DI KABUPATEN CILACAP, JAWA TENGAH. Oleh : Ida Mulyani

I. PENDAHULUAN. perikanan. Usaha di bidang pertanian Indonesia bervariasi dalam corak dan. serta ada yang berskala kecil(said dan lutan, 2001).

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan (archipelagic state) terluas di

BAB I PENDAHULUAN. Dalam situasi pasca krisis ekonomi saat ini, sub sektor perikanan merupakan

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. individu manusia setelah pangan dan sandang. Pemenuhan kebutuhan dasar

ANALISIS SUMBERDAYA PESISIR YANG BERPOTENSI SEBAGAI SUMBER PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) KOTA BENGKULU

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. untuk industri atau pemukiman dan masalah pasar bagi produk pertanian. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

V GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

STUDI PERBANDINGAN PERKEMBANGAN SEKTOR PERIKANAN KOTA TEGAL DAN KABUPATEN TEGAL TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. pantai sekitar Km, memiliki sumberdaya pesisir yang sangat potensial.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sektor perikanan merupakan salah satu sektor yang dapat menunjang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mulai dari yang terdapat di daratan hingga di lautan. Negara Kesatuan Republik

I PENDAHULUAN. Luas Lautan Indonesia Total Indonesia s Waters a. Luas Laut Teritorial b. Luas Zona Ekonomi Eksklusif c.

I. PENDAHULUAN * 2009 ** Kenaikan ratarata(%)

PEDOMAN UMUM INDUSTRIALISASI KELAUTAN DAN PERIKANAN

I. PENDAHULUAN. diakibatkan oleh berbagai macam faktor, salah satunya adalah munculnya penyakit yang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki prospek cerah untuk dikembangkan, karena ikan lele merupakan. air tawar yang sangat digemari oleh masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. terhadap sektor perikanan dan kelautan terus ditingkatkan, karena sektor

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat besar sekali. Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. membentang dari Sabang sampai Merauke yang kesemuanya itu memiliki potensi

Volume 5 No. 1 Februari 2017 ISSN:

I. PENDAHULUAN. yang cukup besar yaitu sektor perikanan. Indonesia merupakan negara maritim yang

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan suatu proses perubahan untuk. meningkatkan taraf hidup manusia. Aktivitas pembangunan tidak terlepas

PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat besar dan beragam, mulai dari sumberdaya yang dapat diperbaharui

IV. GAMBARAN UMUM Letak Wilayah, Iklim dan Penggunaan Lahan Provinsi Sumatera Barat

PENDAHULUAN. didarat masih dipengaruhi oleh proses-proses yang terjadi dilaut seperti

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. makmur. Untuk mencapai masyarakat Indonesia yang adil dan makmur secara material dan

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

I. PENDAHULUAN buah pulau dengan luas laut sekitar 5,8 juta km 2 dan bentangan garis

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN. terhadap PDB Indonesia membuat sektor perikanan dijadikan penggerak utama (prime mover)

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Globalisasi perdagangan internasional memberi peluang dan tantangan bagi

2015 HUBUNGAN SIFAT LAHAN SAWAH DENGAN PRODUKTIVITAS PADI DI KAWASAN PESISIR KECAMATAN PASEKAN KABUPATEN INDRAMAYU

AGROBISNIS BUDI DAYA PERIKANAN KABUPATEN CILACAP

ARAH KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KONSEP MINAPOLITAN DI INDONESIA. Oleh: Dr. Sunoto, MES

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan panjang garis pantai km, memiliki potensi sumber daya pesisir dan

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi di dalam memasok total kebutuhan konsumsi protein di Indonesia,

V. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Morowali merupakan salah satu daerah otonom yang baru

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Negara Kesatuan Republik lndonesia adalah benua kepulauan,

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Berdasarkan Konvensi Hukum Laut PBB, United Nation Convention on Law of the Sea, Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, dengan luas laut seluas 5,8 juta km 2 yang terdiri dari laut teritorial dengan luas 0,8 juta km 2, laut nusantara 2,3 juta km 2 dan zona ekonomi eksklusif 2,7 juta km 2. Disamping itu Indonesia memiliki pulau sebanyak 17.480 pulau dan garis pantai sepanjang 95.181 km (Dewan Kelautan Indonesia, 2008). Wilayah pesisir yang luas menjadikan Indonesia memiliki banyak potensi sumberdaya untuk dikembangkan. Dilihat dari letak geografisnya, lahan pesisir merupakan wilayah yang memiliki potensi ekonomi strategis. Potensi ekonomi ini terlihat dari berbagai bentuk pemanfaatan sumberdaya seperti untuk usaha budidaya dan penangkapan ikan, pertanian, perindustrian, pemukiman, pelabuhan, pariwisata, dan pertambangan. Hal ini menggambarkan bahwa peranan sumberdaya tersebut sangat besar dalam menunjang perekonomian nasional. Melalui pengelolaan yang efektif dan efisien diharapkan pemanfaatan sumberdaya pesisir dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia, dengan memberikan nilai pemanfaatan yang maksimal, mengingat tidak kurang 60% dari penduduk Indonesia tinggal di wilayah pesisir 1. Secara keseluruhan hal ini merupakan tekanan dan beban yang harus dipikul lingkungan pesisir. Dengan memperhatikan fenomena tersebut maka pemanfaatan dan pengelolaan 1 http://journal.ui.ac.id/upload/artikel/08_salam%20trg_perubahan%20garis%20pantai %20DI%20WILAYAH%20PESISIR.PDF [diakses 29 September 2011]

2 sumberdaya pesisir secara berkelanjutan adalah merupakan suatu kebutuhan (Savitri dan Khazali, 1999). Salah satu wilayah pesisir yang memiliki potensi perikanan adalah Pesisir Utara Jawa Barat. Pesisir Utara Jawa Barat memiliki karakteristik laut tenang, arealnya sebagian besar berlumpur serta banyak sungai besar yang bermuara di daerah ini menjadikan wilayah ini memiliki kekayaan sumberdaya perikanan yang beragam. Panjang garis pantai utara wilayah Jawa Barat adalah kurang lebih 365.059 km yang membentang dari Kabupaten Bekasi sampai Kabupaten Cirebon. Panjang pantai pada setiap kabupaten/kota dapat dilihat dari Tabel 1 berikut. Tabel 1. Panjang Garis Pantai Jawa Barat Nama Kabupaten/Kota Panjang garis pantai (km) Indramayu 118,29 Karawang 76,00 Cirebon 68,09 Subang 52,04 Kabupaten Bekasi 46,63 Kota Cirebon 4,00 Sumber : Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia 2007 Ikan merupakan salah satu komoditas yang memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia, terutama dari kemampuannya mensuplai kandungan protein yang cukup tinggi. Di beberapa negara berkembang seperti Indonesia, Filipina, dan Malaysia, produksi perikanan merupakan sumber penghasilan bagi negara berupa devisa ekspor. Secara khusus sektor perikanan juga turut berkontribusi meningkatkan pendapatan daerah serta penyedia lapangan kerja, karena turunan proses pengolahannya yang membutuhkan sumberdaya manusia lebih banyak, oleh karena itu perikanan merupakan salah satu aktivitas yang memberikan kontribusi terhadap kesejahteraan suatu bangsa (Fauzi, 2006).

3 Perikanan Jawa Barat saat ini sangat bertumpu pada produksi perikanan di wilayah pesisir bagian utara. Berdasarkan profil daerah Jawa Barat, tercatat bahwa produksi perikanan Jawa Barat di wilayah pesisir bagian utara mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Perikanan laut pesisir Jawa Barat khususnya Kabupaten Cirebon telah memberi kesempatan pekerjaan untuk 67.257 pembudidaya ikan serta 551 pembudidaya kerang hijau 2. Jika mereka dianggap sebagai kepala keluarga, maka hampir 67.808 rumah tangga bergerak di sektor perikanan budidaya dan menjadi bagian penting dari perekonomian Kabupaten Cirebon. Oleh karena itu jelas bahwa untuk daerah pedesaan, perikanan budidaya mempunyai peran yang sangat penting bagi penyediaan kesempatan kerja. Potensi perikanan Kabupaten Cirebon yang cukup besar tidak dihasilkan oleh semua kecamatan. Kecamatan Losari merupakan daerah potensial untuk usaha budidaya tambak. Hal ini dikarenakan Kecamatan Losari memiliki lahan seluas 2.500 hektar yang dapat dimanfaatkan sebagai lahan budidaya tambak 3. Potensi perikanan budidaya tambak Kabupaten Cirebon terlihat baik dari keanekaragaman komoditas perikanan maupun jumlah produksinya. Hal ini didukung oleh data produksi ikan tambak yang dirinci menurut jenis ikan, sebagai berikut : 2 http://www.pelita.or.id/baca.php?id=53042 [diakses 25 Maret 2011] 3 http://www.anatarajawabarat.com/media.php?module=detailberita&id=4755 [diakses 25 Maret 2011]

4 Tabel 2. Produksi Ikan Tambak Kabupaten Cirebon menurut jenis ikan tahun 2003-2007 (dalam Ton) Jenis Ikan 2003 2004 2005 2006 2007 Mujair 323,2 262,0 379,5 285,7 207,1 Bandeng 1.280,2 1.095,3 1.314,2 1.289,2 1.301,9 Belanak 115,2 352,9 132,7 132,7 260,2 Udang Windu 971,9-1.032,0 1.032,0 1.142,6 Udang Vanane - - - - 400,0 Udang Api-Api 567,1 466,5 443,2 416,0 320,9 Kerang Darah - - - 100,0 400,0 Lainnya - 53,7 55,3 52,3 60,0 Rumput Laut - - - 74,2 90,0 Total 3.257,6 3.322,0 3.356,9 3.382,1 4.182,9 Sumber : BPS Kabupaten Cirebon (2008) Produksi ikan tambak yang cukup besar dapat memenuhi supply konsumsi ikan masyarakat yang terus meningkat seiring dengan peningkatan jumlah penduduk. Berdasarkan data tabel diatas, produksi ikan bandeng merupakan yang terbesar diantara komoditas budidaya lainnya. Hal ini disebabkan karena ikan bandeng relatif tahan terhadap berbagai jenis penyakit yang biasanya menyerang hewan air, teknologi budidayanya juga relatif mudah untuk dilakukan. Keadaan tersebut membuat sektor usaha budidaya ikan bandeng menjadi potensial untuk dikembangkan. Aktivitas perekonomian sektor perikanan di kawasan Pesisir Losari, di dominasi oleh kegiatan budidaya ikan bandeng yang juga merupakan komoditas utama Desa Ambulu. Aktivitas budidaya budidaya ikan bandeng ini telah menjadi mata pencaharian sebagian besar masyarakat Desa Ambulu. Sebagai sektor yang dijadikan sebagai mata pencaharian oleh masyarakat, maka peluang penyerapan tenaga kerja untuk mempermudah proses produksi menjadi sangat besar. Aktivitas budidaya ikan bandeng dapat menimbulkan transaksi ekonomi, salah satunya dapat dilihat dari pengeluaran yang dikeluarkan petani tambak selama melakukan aktivitas budidaya. Transaksi tersebut dapat memberikan

5 dampak baik secara langsung, tidak langsung, maupun lanjutan terhadap masyarakat sekitar yang memiliki usaha di daerah pertambakan tersebut. Transaksi tersebut juga dapat memberikan dampak pengganda bagi sektor perekonomian yang lain. Besarnya tingkat aktivitas ekonomi di sektor budidaya ikan bandeng akan meningkatkan pengaruh aktivitas budidaya tersebut terhadap perekonomian lokal. Dampak ekonomi kegiatan budidaya ikan bandeng yang cukup besar ini, didukung oleh kualitas lingkungan pesisir itu sendiri. Oleh karena itu rencana pengelolaan dan pengembangan kawasan pesisir perlu dilakukan. 1.2 Perumusan Masalah Wilayah Kabupaten Cirebon sebagian terletak di Pesisir Utara Laut Jawa Barat, dan sebagian lainnya berada di daerah perbukitan. Pemanfaatan wilayah pesisir utara ditujukan untuk aktivitas perikanan tangkap dan budidaya. Kecamatan Losari merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Cirebon yang sebagian wilayahnya berada di sepanjang garis pantai. Hal ini membuat sebagian besar masyarakatnya melakukan aktivitas ekonomi di sektor perikanan. Perikanan disini salah satunya adalah perikanan budidaya ikan bandeng. Pemanfaatan wilayah pesisir Losari sebagai kawasan perikanan budidaya ikan bandeng hanya dilakukan oleh beberapa desa saja, salah satu yang mendominasi adalah Desa Ambulu. Hal ini dikarenakan hampir sebagian besar wilayah desanya berada di sekitar pantai, dengan struktur tanah yang cocok untuk dijadikan lahan usaha tambak. Potensi Desa Ambulu untuk usaha budidaya ikan bandeng ternyata belum diiringi oleh peningkatan pembangunan prasarana dan sarana serta teknologi budidaya yang mendukung. Nilai pemanfaatan sumberdaya pesisir memiliki

6 keterkaitan dengan nilai produktivitas budidaya ikan bandeng. Oleh sebab itu semakin optimal pemanfaatan sumberdaya pesisir untuk usaha budidaya ikan bandeng, maka akan semakin besar nilai kontribusinya terhadap usaha tersebut, serta semakin tinggi dampak ekonomi yang ditimbulkan. Aktivitas budidaya ikan bandeng di Desa Ambulu secara langsung maupun tidak langsung memberikan dampak terhadap masyarakat sekitar, salah satunya adalah dampak ekonomi. Dampak ekonomi dapat tercipta dari pengeluaran petani tambak selama melakukan aktivitas budidaya. Pengeluaran petani tambak dapat menimbulkan transaksi ekonomi bagi sektor-sektor penyedia barang dan jasa. Adanya transaksi tersebut menimbulkan dampak pengganda bagi sektor ekonomi lainnya. Dampak pengganda tersebut berupa terbukanya peluang usaha untuk sektor-sektor lainnya, seperti dengan adanya aktivitas budidaya ikan bandeng, dapat membuka peluang untuk membuka usaha penyedia jaring, warung makan, penyedia bahan-bahan keperluan budidaya seperti benih dan pakan, serta usaha transportasi pengangkutan hasil panen tambak. Berdasarkan uraian masalah diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1) Bagaimana karakteristik petani tambak ikan bandeng, unit usaha, dan tenaga kerja lokal di Desa Ambulu? 2) Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi hasil produksi ikan bandeng di Desa Ambulu? 3) Berapa nilai ekonomi pemanfaatan sumberdaya pesisir untuk kegiatan budidaya ikan bandeng di Desa Ambulu?

7 4) Bagaimana dampak ekonomi yang ditimbulkan oleh aktivitas budidaya ikan bandeng Desa Ambulu? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1) Mengidentifikasi karakteristik petani tambak ikan bandeng, unit usaha, dan tenaga kerja lokal di Desa Ambulu. 2) Mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi hasil produksi ikan bandeng di Desa Ambulu. 3) Mengestimasi nilai ekonomi pemanfaatan sumberdaya pesisir untuk kegiatan budidaya ikan bandeng di Desa Ambulu. 4) Menganalisis dampak ekonomi yang ditimbulkan oleh kegiatan budidaya ikan bandeng di Desa Ambulu. 1.4 Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada: 1) Pemda Kabupaten Cirebon dan stakeholder terkait lainnya yang berperan dalam pengelolaan dan pengembangan sektor perikanan khususnya perikanan budidaya dan dalam melakukan perbaikan prasarana dan sarana penunjang kegiatan budidaya ikan bandeng. 2) Pelaku usaha budidaya ikan bandeng untuk memperoleh gambaran mengenai prospek usaha yang mereka jalani, sehingga peningkatan hasil produktivitas tambak ikan bandeng dapat lebih mudah dilakukan.

8 3) Akademisi sebagai bahan tambahan dan rujukan untuk penelitian-penelitian selanjutnya. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Wilayah penelitian ini adalah Desa Ambulu, Kecamatan Losari, Kabupaten Cirebon. Responden dalam penelitian ini adalah para petani tambak, pemilik unit usaha dan tenaga kerja lokal. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi hasil produksi ikan bandeng. Faktor-faktor tersebut dijadikan sebagai informasi untuk meningkatkan produktivitas budidaya ikan bandeng. Nilai dan dampak ekonomi dianlisis dari aktivitas pemanfaatan sumberdaya pesisir untuk kegiatan budidaya ikan bandeng yang dinyatakan dalam rupiah selama satu tahun. Dampak ekonomi yang diteliti dilihat dari pengeluaran petani tambak selama proses budidaya ikan bandeng berlangsung.