Kata Kunci : Keikursertaan Kelas Ibu Balita, Pemberian MP ASI Pustaka : 25 pustaka

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH PELATIHAN PEMBERIAN MAKAN PADA BAYI DAN ANAK TERHADAP PENGETAHUAN KADER DI WILAYAH PUSKESMAS KLATEN TENGAH KABUPATEN KLATEN

HUBUNGAN PELATIHAN PEMBERIAN MAKANAN PADA BAYI DAN ANAK (PMBA) DENGAN KETERAMPILAN KONSELING PADA BIDAN DI WILAYAH KAWEDANAN PEDAN TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan yang merugikan kesehatan. Hal-hal ini secara langsung menjadi. anak usia dibawah 2 tahun (Depkes RI, 2009)

HUBUNGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI) DINI DENGAN KEJADIAN KONSTIPASI PADA BAYI DIBAWAH UMUR 6 BULAN

BAB I PENDAHULUAN. target Millenium Depelopment Goals (MDGs) Dimana angka kematian bayi

Sri Wahyuni, Endang Wahyuningsih ABSTRAK

Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Ibu Hamil tentang Pemanfaatan Kelas Ibu Hamil di Desa Nagrak Kecamatan Cianjur Kabupaten Cianjur

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Disusun Oleh: Wiwiningsih

HUBUNGAN ANTARA PERAN IBU BALITA DALAM PEMBERIAN MAKANAN BERGIZI DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA. Kata Kunci: Peran, ibu balita, gizi, status gizi.

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS TABONGO KECAMATAN TABONGO KABUPATEN GORONTALO TAHUN

HUBUNGAN ANTARA PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI DINI DENGAN PERTUMBUHAN BAYI DI DESA PAKIJANGAN KECAMATAN BULAKAMBA KABUPATEN BREBES

BAB I PENDAHULUAN. kematian ibu (AKI), angka kematian bayi (AKB) dan angka kematian balita. jangkauan maupun kualitas pelayanan (Novia ika, 2011).

ABSTRAK. meninggal sebanyak 49 bayi dan 9 bayi diantaranya meninggal disebabkan karena diare. 2 Masa pertumbuhan buah hati

HUBUNGAN KETERTARIKAN IKLAN SUSU FORMULA DENGAN PEMBERIAN ASI EKKSLUSIF DI POSYANDU DESA KEMUDO PRAMBANAN KLATEN

HUBUNGAN ANTARA SIKAP BIDAN DAN DUKUNGAN KADER TERHADAP PERILAKU BIDAN DALAM PEMBERIAN VITAMIN A IBU NIFAS DI WILAYAH PUSKESMAS KABUPATEN KLATEN

Nisa khoiriah INTISARI

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BERSALIN DENGAN INISIASI MENYUSU DINI DI BIDAN PRAKTEK SWASTA BENIS JAYANTO NGENTAK KUJON CEPER KLATEN. Wahyuningsih ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS PEKERJAAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI ESKLUSIF DI PUSKESMAS 7 ULU PALEMBANG TAHUN 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. pencapaian tumbuh kembang bayi tidak optimal. utama kematian bayi dan balita adalah diare dan pneumonia dan lebih dari 50%

Dinamika Kebidanan vol. 2 no. 1. Januari 2012

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG ASI EKSKLUSIF TERHADAP PEMBERIAN PASI PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI BPS NY. DIYAH SIDOHARJO SRAGEN

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PENGHASILAN IBU MENYUSUI DENGAN KETEPATAN WAKTU PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI)

BAB I PENDAHULUAN. angka kesakitan dan kematian anak, United Nation Children Fund (UNICEF) dan

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Diare Pada Balita di Kelurahan Jaya Mekar Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kota Sukabumi

BAB I PENDAHULUAN. terhadap tumbuh kembang anak. Selain menguntungkan bayi, pemberian ASI eksklusif juga menguntungkan ibu, yaitu dapat

Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan Volume 14, Juli 2017

Rina Harwati Wahyuningsih Akademi Kebidanan Giri Satria Husada Wonogiri ABSTRAK

HUBUNGAN PEMBERIAN AIR SUSU IBU (ASI) EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI UMUR 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GADANG HANYAR

Faktor Faktor yang Mempengaruhi Kunjungan Balita ke Posyandu di Kelurahan Jayaraksa Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kecamatan Baros Kota Sukabumi

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kesehatan termasuk dalam hal gizi. Hal ini terbukti dari

BAB 1 PENDAHULUAN. ASI Ekslusif pada bayinya (Laksono, 2010). Di daerah pedesaan, pada

PENINGKATAN PERAWATAN KEHAMILAN MELALUI KELAS IBU HAMIL DI PUSKESMAS LAMONGAN

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga ABSTRAK. Kata kunci: BBLR, kualitas, kuantitas, antenatal care. viii

Persetujuan Pembimbing. Jurnal FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI BALITA DI DESA HUIDU KECAMATAN LIMBOTO BARAT KABUPATEN GORONTALO

HUBUNGAN STATUS GIZI IBU DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS UMBULHARJO I YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: Tri Wahyuni

BAB 1 PENDAHULUAN. yang mengandung zat gizi, yang diberikan pada bayi atau anak yang berusia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Makanan pertama dan utama bagi bayi adalah air susu ibu (ASI). Air susu ibu sangat cocok untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. kematian bayi mencapai 36 per kelahiran (SDKI, 2007). menyusui dengan program pemberian ASI eksklusif on demand yang

Jurnal Harapan Bangsa, Vol.1 No.1 Desember 2013 ISSN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Indonesia masih tergolong tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara

ABSTRAK. : Hubungan Pengetahuan dengan Kepatuhan Pemberian, Imunisasi Dasar. Nuur Octascriptiriani Rosdianto

HUBUNGAN ANTARA SIKAP IBU DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDAWUNG II SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. menyusui bayinya, meyakinkan ibu akan keuntungan Air Susu Ibu (ASI) dan

1

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan zat gizi bagi bayi sampai usia dua tahun merupakan hal yang

Oleh : Desi Evitasari, S.ST ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan bayi akan zat gizi sangat tinggi untuk mempertahankan

Volume 3 No. 1 Maret 2012 ISSN :

PENGARUH PENYULUHAN MP ASI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN IBU DALAM PEMBERIAN MP ASI DI PUSKESMAS SAMIGALUH I

BAB I PENDAHULUAN. tujuan tersebut yaitu dengan pemberian Air Susu Ibu (ASI) sampai bayi

Puskesmas Bilalang Kota Kotamobagu

HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI DI POSYANDU CEMPAKA DAN MAWAR DESA CUKANGKAWUNG TASIKMALAYA PERIODE BULAN APRIL 2015

STIKES Nani Hasanuddin Makassar 2. STIKES Nani Hasanuddin Makassar 3. STIKES Nani Hasanuddin Makassar

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 1, April 2014 ISSN

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI MENGGUNAKAN DOT DENGAN KEBERHASILAN ASI EKSLUSIF PADA IBU MENYUSUI DI POSYANDU WILAYAH PUSKESMASDANUREJAN I YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. dan menurunnya prevalensi gizi kurang pada anak balita. World Health

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN HUBUNGAN USIA IBU DENGAN KOMPLIKASI KEHAMILAN PADA PRIMIGRAVIDA

BAB I PENDAHULUAN. bermanfaat sebagai makanan bayi (Maryunani, 2012). diberikan sampai usia bayi 2 tahun atau lebih (Wiji, 2013).

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN PRAKTIK IMUNISASI CAMPAK PADA BAYI USIA 9-12 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BOJONG II KABUPATEN PEKALONGAN

Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Kader Kesehatan Dengan Pelayanan Posyandu

BAB I PENDAHULUAN. dinilai memberikan hasil yang lebih baik. Keputusan Menteri Kesehatan. eksklusif pada bayi sampai usia 6 bulan (Riksani, 2012).

HUBUNGAN PELAKSANAAN RAWAT GABUNG DENGAN KEBERHASILAN MENYUSUI DI RB GRIYA HUSADA NGARAN, POLANHARJO, KLATEN

HUBUNGAN PENDIDIKAN IBU, UMUR DAN STATUS GIZI BAYI/ BALITA DENGAN KEPATUHAN IBU BERKUNJUNG KE POSYANDU

Siti Rohma Perbasya 1 dan Fitri Ekasari 2 ABSTRAK

PERBEDAAN PERKEMBANGAN MOTORIK BAYI USIA 0-6 BULAN ANTARA YANG DIBERI ASI DENGAN YANG DIBERI PASI DI DESA GLAGAH JATINOM KLATEN

Eka Fauzia Laila ABSTRAK

HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP PEMBERIAN ASI PADA IBU MENYUSUI DI DESA LOLONG KECAMATAN KARANGANYAR KABUPATEN PEKALONGAN

HUBUNGAN PELAKSANAAN ASUHAN SAYANG IBU DENGAN PROSES PERSALINAN DI RUANG BERSALIN BLUD RUMAH SAKIT KABUPATEN KONAWE

BAB I PENDAHULUAN. Kematian ibu semasa hamil dan bersalin masih sangat tinggi. Berdasarkan

Oleh : Suharno, S.Kep.,Ners ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan 2010 bahwa kejadian diare pada bayi terus meningkat dan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang setinggi-tingginya (Depkes, 2006). Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), BKKBN, dan Depkes dalam

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kurangnya Kunjungan Anak Balita Di Posyandu

BAB 1 : PENDAHULUAN. sedini mungkin, bahkan sejak masih dalam kandungan. Usaha untuk mencapai

Volume 4 No. 2, September 2013 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. Hasil penelitian multi-center yang dilakukan UNICEF menunjukkan bahwa MP-

Program Studi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta. Program Studi S-1 STIKes Kusuma Husada Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. Selain itu, ASI juga dapat melindungi kesehatan Ibu mengurangi

BAB I PENDAHULUAN. garam-garam organik yang di sekresikan oleh kedua kelenjar payudara ibu, serta

Volume 3 No. 1 Maret 2012 ISSN :

Dinamika Kebidanan vol. 2 no 2. Agustus 2012

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. ASI eksklusif menurut World Health Organization (WHO, 2011) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian Observasional Analitik study yaitu

Volume 4 No. 1, Maret 2013 ISSN : HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RSUD R.A KARTINI JEPARA INTISARI

BAB I PENDAHULUAN. Penyebab tingginya angka kematian ibu terutama disebabkan karena faktor

HUBUNGAN PERAN BIDAN DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS COLOMADU 1

BAB IV HASIL PENELITIAN. Yogyakarta yang berlokasi di Jl. Jayeng Prawiran No. 13 RT 019/04

KONSELING GIZI IBU HAMIL OLEH TENAGA KESEHATAN (BIDAN, PETUGAS GIZI) TERHADAP KEJADIAN ANEMIA DI PUSKESMAS JOGONALAN I

HUBUNGAN SIKAP IBU DENGAN STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SAWAH LEBAR KOTA BENGKULU

BAB III METODE PENELITIAN. mengungkapkan hubungan antar variabel yaitu pemberian MP ASI dengan

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU PRIMIGRAVIDA DENGAN PEMBERIAN ASI PADA BAYI UMUR 6-12 BULAN DI BPM KUSNI SRI MAWARTI DESA TERONG II KEC.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hal yang sangat penting dan bisa dijadikan

HUBUNGAN SENAM HAMIL TERHADAP LAMANYA PROSES PERSALINAN PADA IBU BERSALIN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAYAT KLATEN

GAMBARAN PELAKSANAAN KELAS IBU HAMIL DI WILAYAH PUSKESMAS PADURESO KABUPATEN KEBUMEN Tri Puspa Kusumaningsih

PENGARUH INISIASI MENYUSU DINI TERHADAP WAKTU PENGELUARAN ASI PADA IBU POST PARTUM

BAB I PENDAHULUAN. terbaik yang bersifat alamiah. Menurut World Health Organization (WHO),

BAB III METODE PENELITIAN. variabel independent dan variabel (Notoatmodjo, 2003). Puskesmas Gubug pada tanggal Agustus 2010.

Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Trimester III Dengan Frekuensi Kunjungan Antenatal Care

Transkripsi:

HUBUNGAN KEIKUTSERTAAN KELAS IBU BALITA DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI PADA BAYI USIA 6-12 BULAN DI DESA KEPRABON POLANHARJO 52 hal + 9 tabel + 2 gambar + 11 lamp Endang Wahyuningsih, Piscolia Dynamurti Angka Kematian Balita (AKB) Di Provinsi Jawa Tengah meningkat ditahun 2012 sebesar 11,85/1.000 kelahiran hidup, dibandingkan dengan tahun 2011 sebesar 11,50/1.000 kelahiran hidup. Di Kabupaten Klaten tahun 2015 angka kematian bayi sbesar 136 bayi. Masalah gizi adalah faktor penyabab dari meningkatnya angka kematian balita disuatu wilayah. Dalam rangka menurunkan angka kematian bayi sangat perlu mengajari ibu- ibu tentang isi buku KIA, salah satu solusinya yaitu melalui penyelenggaraan kelas ibu balita. Kelas ibu balita merupakan suatu program MDGs yang sekarang diteruskan dengan program SDGs yang diimplementasikan Departemen Kesehatan mulai dari Pusat, Provonsi hingga Kabupaten. Kelas ibu balita bertujuan untuk meningkatkan ketrampilan ibu dalam pemberian MP ASI pada bayi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Hubungan Keikutsertaan Kelas Ibu Balita dengan Pemberian MP ASI Pada Bayi Usia 6-12 Bulan Di Desa Keprabon Polanharjo. Metode penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelasional dengan pendekatan retrospektif. Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah semua ibu yang mempunyai bayi berusia 6-12 bulan yang mengikuti kelas ibu balita di Desa Keprabon Polanharjo berjumlah 39 bayi, dengan mengambil sampel menggunakan total sampling. Tehnik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah studi dokumentasi. Analisis data menggunakan uji Chi Square. Hasil analisis data menunjukan p<0,05 (p=0,00) terdapat hubungan keikutsertaan kelas ibu balita dengan pemberian makanan pendamping ASI pada usia 6-12 bulan di Desa Keprabon Polanharjo. Kesimpulan penelitian ini adalah ada hubungan keikutsertaan kelas ibu balita dengan pemberian MP ASI pada bayi usia 6-12 bulan di Desa Keprabon Polanharjo. Saran kepada petugas kesehatan (bidan) dapat meningkatkan sosialisasi kelas ibu balita tentang pemberian MP ASI. Kata Kunci : Keikursertaan Kelas Ibu Balita, Pemberian MP ASI Pustaka : 25 pustaka

I. PENDAHULUAN Bayi dan balita merupakan salah satu populasi paling beresiko berbagai macam gangguan kesehatan yaitu kesakitan dan kematian. Dalam rangka menurunkan angka kesakitan dan kematian anak, United Nation Childrens Fund (UNICEF) dan World Health Organization (WHO) merekomendasikan sebaiknya anak disusui hanya air susu ibu (ASI) selama paling sedikit 6 bulan. Makanan padat seharusnya diberikan sesudah anak berumur 6 bulan, dan pemberian ASI dilanjutkan sanpai anak berumur 2 tahun (WHO 2005 dalam SDKI 2012). Angka Kematian Balita (AKB) Di Provinsi Jawa Tengah meningkat ditahun 2012 sebesar 11,85/1.000 kelahiran hidup, dibandingkan dengan tahun 2011 sebesar 11,50/1.000 kelahiran hidup. Di Kabupaten Klaten tahun 2015 angka kematian bayi sbesar 136 bayi. Masalah gizi adalah faktor penyabab dari meningkatnya angka kematian balita disuatu wilayah. Dalam rangka menurunkan angka kematian bayi sangat perlu mengajari ibu- ibu tentang isi buku KIA, salah satu solusinya yaitu melalui penyelenggaraan kelas ibu balita. Kelas ibu balita merupakan suatu program MDGs yang sekarang diteruskan dengan program SDGs yang diimplementasikan Departemen Kesehatan mulai dari Pusat, Provonsi hingga Kabupaten. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti pada tanggal 29 November 2016 di Desa Keprabon Polanharjo didapatkan data jumlah bayi usia 6-12 bulan sebanyak 39 bayi. Dimana dalam kelas ibu balita hanya 10-15 peserta saja yang dapat mengikuti. Hasil wawancara pada 10 ibu balita mengenai pemberian makanan pendamping ASI, dari 5 ibu yang mengikuti 3 kali pertemuan pada kelas ibu balita ada 1 ibu yang memberian makanan pendamping ASI tidak tepat yakni memberikan makanan tambahan sebelum 6 bulan sedangkan dari 5 ibu yang tidak mengikuti 3 kali pertemuan dalam kelas ibu balita ada 4 ibu yang tidak tepat yakni pemberian makanan pralaktal seperti pisang, madu, air tajin dan kelapa muda pada hari-hari pertama setelah kelahiran dengan alasan kepercayaan tertentu dan kurang informasi mengenai MP ASI. Dari hasil wawancara 10 ibu, 5 ibu balita yang kurang tepat dalam pemberian makanan pendamping ASI, bayi yang mendapat makanan pendamping ASI sejak dini mudah sakit seperti batuk, pilek, demam dan yang paling sering diare sedangkan 5 ibu balita yang tepat dalam pemberian makanan pendamping

ASI, bayi yang mendapat makanan pendamping ASI dengan tepat tidak mudah sakit. Berdasarkan hal tersebut disimpulkan bahwa ibu yang belum mengikuti kelas ibu balita banyak yang memberikan makanan pendamping ASI yang tidak tepat sebelum bayi usia 6 bulan yang akan mempengaruhi keadaan gizi bayi. Masalah gizi merupakan masalah yang sangat penting, penyebab secara langsung adalah gizi yang kurang tepat akan berpengaruh pada proses tumbuh kembang bayi melalui pola penyusunan makanan optimal yang merupakan kegiatan untuk mendukung proses tersebut. Dari uraian di atas penulis ingin mengetahui Hubungan Keikutsertaan Kelas Ibu Balita dengan Pemberian Makanan Pendamping ASI Pada Bayi Usia 6-12 Bulan di Desa Keprabon Polanharjo. Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, belum semuanya ibu balita mengikuti pertemuan dalam kelas ibu balita sehingga masih didapatkan ibu yang tidak tepat dalam memberikan makanan pendamping ASI pada usia 6-12 bulan, maka penulis merumuskan masalah dalam penelitian ini yaitu Apakah ada Hubungan Antara Keikutsertaan Kelas Ibu Balita dengan Pemberian Makanan Pendamping ASI Pada Bayi Usia 6-12 Bulan di Desa Keprabon Polanharjo?. Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui hubungan keikutsertaan kelas ibu balita dengan pemberian makanan pendamping ASI pada bayi usia 6-12 bulan di Desa Keprabon Polanharjo. II. METODE DAN BAHAN Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasional. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah retrospektif (back ward looking). Hipotesis dalam penelitian ini adalah Ada hubungan antara keikutsertaan kelas ibu balita dengan pemberian makanan pendamping ASI pada bayi usia 6-12 bulan di Desa Keprabon Polanharjo Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang mempunyai bayi berusia 6-12 bulan yang mengikuti kelas ibu balita di Desa Keprabon Polanharjo berjumlah 39 bayi. Sampel dalam penelitian ini adalah ibu yang mempunyai bayi usia 6-12 bulan yang mengikuti kelas ibu balita yang ada di seluruh Desa Keprabon sebanyak 39 responden.

Tehnik pengambilan sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah total sampling yaitu Variabel bebas dalam penelitian ini adalah keikutsertaan kelas ibu balita. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah pemberian makanan pendamping ASI pada bayi usia 6-12 bulan. Tehnik pengumpulan dalam penelitian ini adalah study dokumentasi. Tehnik analisis data menggunakan komputerisasi dengan uji chi square, hasil analisis diambil kesimpulan dengan nilai value = 0,000 (p<0,05). III. HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN 1. Analisis Univariat a. Karakteristik Ibu 1) Umur Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur ibu di Desa Keprabon Polanharjo No Umur Jumlah Prosentase 1 < 20 tahun 7 17.9 2 20-35 tahun 32 82.1 Total 39 100 Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat bahwa umur ibu terbanyak adalah 20-35 tahun sebanyak 32 (82.1%) responden. 2) Pendidikan Tabel4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ibu di Desa Keprabon Polanharjo No Tingkat Pendidikan Jumlah Prosentase 1 Pendidikan Dasar 6 15.4 2 Pendidikan Menengah 22 56.4 3 Pendidikan Tinggi 11 28.2 Total 39 100% Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan ibu terbanyak adalah menengah sebanyak 22 (56.4%) responden. 3) Pekerjaan Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan ibu di Desa Keprabon Polanharjo

No Pekerjaan Jumlah Prosentase 1 IRT 17 43.6 2 Swasta 10 69.2 3 PNS 6 15.4 4 Buruh 6 15.4 Total 39 100% Berdasarkan tabel4.3 dapat dilihat bahwa pekerjaan ibu terbanyak adalah IRT sebanyak 17 (43.6%) responden. 4) Paritas Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Paritas ibu di Desa Keprabon Polanharjo No Paritas Jumlah Prosentase 1 Anak ke 1 13 33.3 2 Anak ke 2 18 46.2 3 Anak ke 3 8 20,5 Total 39 100% Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat bahwa paritas ibu terbanyak adalah anak ke 2 sebanyak 18 (46.2%) responden. b. Keikutsertaan Kelas Ibu Balita Tabel4.5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Keikutsertaan Kelas Ibu Balita di Desa Keprabon Polanharjo No Keikutsertaan Jumlah Prosentase 1 Lengkap 25 64.1 2 Tidak Lengkap 14 35.9 Total 39 100% Berdasarkan tabel 4.5 dapat dilihat bahwa keikutsertaan kelas ibu balita sebagian besar adalah lengkap sebanyak 25 (64.1%) responden. c. Pemberian Makanan Pendamping ASI pada Bayi Usia 6-12 Bulan Tabel4.6 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pemberian Makanan Pendamping ASI di Desa Keprabon Polanharjo No Pemberian MP ASI Jumlah Prosentase 1 Sesuai 23 59 2 Tidak Sesuai 16 41 Total 39 100%

Berdasarkan tabel 4.6 dapat dilihat bahwa pemberian makanan pendamping ASI sebagian besar adalah sesuai sebanyak 23 (59%) responden. 2. Analisis Bivariat Analisis bivariat adalah untuk mengetahui hubungan keikutsertaan kelas ibu balita dengan pemberian makanan pendamping asi pada bayi usia 6-12 bulan di desa keprabon polanharjo. Tabel 4. 7 Tabel Silang hubungan keikutsertaan kelas ibu balita dengan pemberian makanan pendamping ASI pada bayi usia 6-12 bulan di Desa Keprabon Polanharjo Pemberian MP ASI Sesuai Tidak sesuai Total P X 2 Keikutsertaan f % F % f % Lengkap 23 59 2 5.1 25 64.1 0.000 31.395 Tidak lengkap 0 0 14 35.9 14 35.9 Jumlah 23 59 16 41 39 100 Dari tabel 4. 7 tersebut diketahui bahwa ibu yang mengikuti kelas ibu balita yang melakukan kunjungan dengan lengkap sebanyak 25 ibu (64.1%), yang sesuai dalam pemberian MP ASI sebanyak 23 responden (59%) dan yang tidak sesuai sebanyak 2 responden (5.1%) sedangkan ibu yang mengikuti kelas ibu balita yang tidak lengkap dalam melakukan kunjungan semuanya tidak sesuai dalam pemberian makanan pendamping ASI sebanyak 14 responden (35.9%). Berdasarkan hasil perhitungan melalui program SPSS dengan menggunakan rumus chi square diperoleh nilai signifikan 0,000 dimana nilai p<0,05 dan nilai X 2 sebesar 31,395. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat Hubungan Keikutsertaan Kelas Ibu Balita dengan Pemberian Makanan Pendamping ASI Pada Bayi Usia 6-12 Bulan di Desa Keprabon Polanharjo.

B. PEMBAHASAN Dari tabel 4.7 diketahui bahwa ibu yang mengikuti kelas ibu balita yang melakukan kunjungan dengan lengkap sebanyak 25 ibu (64.1%), yang sesuai dalam pemberian MP ASI sebanyak 23 responden (59%) dan yang tidak sesuai sebanyak 2 responden (5.1%) sedangkan ibu yang mengikuti kelas ibu balita yang tidak lengkap dalam melakukan kunjungan semuanya tidak sesuai dalam pemberian makanan pendamping ASI sebanyak 14 responden (35.9%). Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui bahwa keikutsertaan kelas ibu balita akan berpengaruh pada pemberian MP ASI pada bayi usia 6-12 bulan. Berdasarkan hasil analisis diperoleh nilai signifikan 0,000, dimana nilai p<0,05 dan untuk nilai x sebesar 31,395. Hal ini menunjukan bahwa terdapat hubungan keikutsertaan kelas ibu balita dengan pemberian makanan pendamping ASI pada usia 6-12 bulan di Desa Koprabon Polanharjo. Hasil tersebut didukung dengan teori Depkes (2010), bahwa kegiatan kelas ibu balita dapat meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan serta mengubah perilaku ibu tentang pemberian MP ASI. Hasil penelitian yang hampir sama ditunjukkan oleh penelitian Saintika (2014) dengan hasil penelitian menunjukan p<0,05 (p=0,013) ada hubungan yang signifikan antara praktek pemberian MP ASI dengan pertumbuhan bayi usia 6-12 bulan. Didukung juga dengan penelitian Tyastuti (2014) bahwa ibu yang memiliki pengetahuan lebih tentang MP ASI menunjukan gizi yang lebih baik bagi bayinya. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Difalahma (2014), yang menunjukan bahwa terdapat Hubungan yang cukup kuat antara tingkat pengetahuan ibu tentang MP ASI dengan pemberian MP ASI dengan hasil sebagian besar pemberian MP ASI adalah sesuai menunjukan p<0,05 (p=0,01) bahwa ibu yang memiliki pengetahuan lebih tentang MP ASI sesuai dalam pemberian MP ASI, 95% responden yang tidak tahu tentang pemberian MP ASI menunjukan bahwa dalam pemberian MP ASI tidak sesuai.

Dari hasil penelitian Yeksi (2013) kurangnya pengetahuan ibu akan berpengaruh dalam pemberian makanan pendamping ASI yang tidak tepat seperti pemberian makanan pralaktat (air tajin, madu), kolostrum dibuang, pemberian MP ASI dini atau terlambat, MP ASI yang diberikan tidak cukup, pemberian ASI tehenti karena ibu bekerja, kebersihan kurang, dan prioritas yang salah pada keluarga. Hasil penelitian tersebut didukung dengan teori Depkes (2010), bahwa dalam pelaksanaan kelas ibu balita, responden diberi kesempatan untuk belajar bersama dan diskusi tentang kesehatan balita secara menyeluruh dan sistematis. Dalam kegiatan kelas ibu balita tersebut responden dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan serta mengubah perilaku ibu tentang pemberiaan MP ASI. Kegiatan dalam kelas ibu balita tersebut membuat ibu lebih baik dalam memberikan MP ASI pada bayinya. Dalam penelitian ini ditunjukkan dengan hasil korelasi yaitu ibu balita yang melakukan kunjungan lengkap dalam kelas ibu balita sebagian besar sesuai dalam pemberian makanan pendamping ASI (MP ASI). IV. SIMPULAN DAN SARAN A. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian Hubungan Keikutsertaan Kelas Ibu Balita dengan Pemberian Makanan Pendamping ASI Pada Bayi Usia 6-12 Bulan di Desa Keprabon Polanharjo dibuat simpulan 1. Karakteristik responden berdasarkan umur sebagian besar adalah umur 20-35 tahun sebanyak 32 responden (82.1%), pendidikan ibu sebagian besar adalah menengah sebanyak 22 responden (56.4%), pekerjaan ibu sebagian besar adalah IRT sebanyak 17 responden (43.6%), dan paritas ibu sebagian besar adalah anak ke 2 sebanyak 18 responden (46.2%). Keiktsertaan kelas ibu balita Di Desa Keprabon Polanharjo adalah mengikuti kunjungan lengkap sebanyak 25 responden (64.1%). 2. Pemberian makanan pendamping ASI pada bayi usia 6-12 bulan Di Desa Keprabon Polanharjo adalah sesuai sebanyak 23 responden (59%).

3. Ada hubungan keikutsertaan kelas ibu balita dengan pemberian makanan pendamping ASI pada bayi usia 6-12 bulan Di Desa Keprabon Polanharjo. B. SARAN 1. Bagi Puskesmas Meningkatkan sosialisasi kelas ibu balita kepada pelaksana kelas ibu balita dan Meningkatkan kegiatan kelas ibu balita secara rutin dan terjadwal dengan cara mengenalkan kelas ibu balita pada semua posyandu. 2. Bagi Bidan Mengembangkan kegiatan kelas ibu balita agar ibu dapat lebih berantusias melakukan kunjungan kelas ibu balita dan Menggerakan tokoh masyarakat seperti kader untuk membantu dalam kegiatan kelas ibu balita 3. Bagi Ibu Balita Mengikuti kunjungan kelas ibu balita secara rutin untuk memperkaya pengetahuan tentang masalah-masalah yang dihadapi saat mengasuh balita agar dapat diaplikasikan untuk mendukung berlangsungnya pemberian MP ASI yang sesuai pada banyinya. 4. Bagi Peneliti Lain Mengembangkan penelitian selanjutnya dengan melakukan penelitian dengan observasi atau wawancara secara langsung dengan responden mengenai pemberian MP ASI. DAFTAR PUSTAKA Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. RinekaCipta. Jakarta A Aziz Alimul Hidayat, 2007. Metode Penelitian Kebidanan Tehnik Analisis Data. Rineka Cipta. Jakarta Departemen Kesehatan RI. 2010.Standar Antopometri Penilaian Status GiziAnak. Depkes RI. Jakarta Diafalahma, 2014. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang MP ASI Dengan Pemberian MP ASI Pada Bayi Di Posyandu Nusa Indah. Sukoharjo Notoatmodjo. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta. 2014. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta

Pedoman Pelaksanan Kelas Ibu balita, 2009. https://www.scribd.com/document/324159482/pedoman-pelaksanaan- Kelas-Ibu-Balita Prabantini, 2010. Makanan Pendamping ASI. Andi offset. Yogyakarta Profil Kesehatan Kabupaten Klaten, 2015. Didapat dari http://klatenkab.go.id/infrastruktur/kesehatan Profil Kesehatan Indonesia, 2015.Didapat dari http://www.dinkesjatengprov.go.id/v2015/ Profil Kesehatan Dinas Kesehatan,2010. Didapat dari http://www.depkes.go.id/folder/view/01/structure-publikasi-pusdatinprofil-kesehatan.html Saintika, 2014. Hubungan Praktik Pemberian MP ASI Dengan Pertumbuhan Bayi Usia 6-12 Bulan. Sugiyono. 2016. Statistik Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta. Bandung. - 2007. Statistik Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta. Bandung Survai Demografi Kesehatan Indonesia, 2012. Didapat dari https://tentanggender.files.wordpress.com/2013/03/lap-pendahuluansdki-2012.pdf Pedoman Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil Dan Kelas Ibu Balita. 2009. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta