BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk berbagai tujuan atau sebagai financial intermediary. Sedangkan,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan strategis dalam kegiatan perekonomian. Sarana tersebut dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi tidak dapat dilepaskan dari sektor perbankan. Dunia

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dan menyalurkan dana masyarakat secara efektif dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Nama Bank Total Asset (triliun) Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. negara Indonesia memiliki peranan cukup penting. Hal ini dikarenakan sektor

BAB I PENDAHULUAN. yaitu untuk menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (kreditur) dan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Pengaruh Metode Camels Dan Rgec Terhadap Harga Saham

BAB I PENDAHULUAN. Perlu diketahui bahwa penilaian tingkat kesehatan bank pada industri

BAB I PENDAHULUAN. adalah dalam hal penentuan harga, baik harga jual maupun harga beli. Bank

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (Persero), Tbk PERIODE

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan sebuah lembaga yang mampu menjalankan fungsi pelantara (financial

BAB I PENDAHULUAN. membangun sistem perekonomian dan keuangan Indonesia karena dapat berfungsi

Analisis Tingkat Kesehatan Bank BUMN dengan Menggunakan RGEC. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-undang No.10 tahun 1998 Pasal 1 tentang perbankan, dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara piha

BAB I PENDAHULUAN. memajukan perekonomian. Kemajuan perekonomian nasional dapat dilihat dari

Emiten perbankan yang digunakan dalam penelitian adalah bank yang telah go public di Bursa Efek Indonesia, bank tersebut yaitu sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. baik secara langsung maupun tidak langsung. Banyaknya sektor yang tergantung

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perbankan sebagai bagian dari perekonomian, memiliki peranan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Kasmir, 2012:2) Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 31 tentang Akuntansi Perbankan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan mata rantai yang penting dalam melakukan bisnis karena. melaksanakan fungsi produksi, oleh karena itu agar

BAB I PENDAHULUAN. berperan dalam kemajuan perekonomian suatu negara. Perbankan adalah lembaga

BAB I PENDAHULUAN. dianggap sebagai penggerak perekonomian dalam suatu negara. Menurut Undang-

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. jasa bank lainnya (Kasmir, 2015). Menurut Peraturan Bank Indonesia

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK (PENDEKATAN RGEC) PADA BANK RAKYAT INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian dunia terhadap struktur ekonomi dan moneter dalam negeri sebuah

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN RGEC PADA PT. BANK BNI (PERSERO), TBK PERIODE Nama : Darel Akhir Syawal NPM : Jurusan : Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. Bagi masyarakat yang hidup di negara negara maju, seperti negara

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang RI Nomor 21 Tahun 2008 Bank adalah badan usaha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dengan bertambahnya jumlah bank yang berada di Indonesia, persaingan untuk

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK BERDASARKAN PENILAIAN FAKTOR RISK PROFILE, GOOD CORPORATE GOVERNANCE, EARNINGS, DAN CAPITAL (RGEC) PADA PT.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tersebut memerlukan dana dalam jumlah yang besar. Pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Saham merupakan sertifikat yang menunjukan bukti kepemilikan

BAB I PENDAHULUAN. yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan

Analisis Kinerja PT. Bank Tabungan Negara (PERSERO), Tbk Dengan Menggunakan Metode CAMEL dan Metode RGEC

BAB I PENDAHULUAN. antara pihak-pihak yang memiliki dana dengan pihak-pihak yang memerlukan. manajemen bank perlu memperhatikan kinerja bank.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan adanya krisis ekonomi yang menimpa Indonesia sejak

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sektor riil dalam pertumbuhan ekonomi, regulasi pemerintah di

I. PENDAHULUAN. kemampuan kerja dan kemampuan-kemampuan lainnya. Pesatnya pertumbuhan perbankan di Indonesia menyebabkan diperlukannya

: Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Dengan Metode RGEC Pada PT. Bank Mandiri (Persero), Tbk. : I Made Paramartha NIM :

Maria Sibuea EB11 Pembimbing : Agustin Rusianasari, SE., MM

II. TINJAUAN PUSTAKA

Jurusan Akuntansi Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Berkembanya perbankan Indonesia dapat dilihat dari jumlah bank yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai

ANALISIS PERBEDAAN TINGKAT KESEHATAN KESEHATAN BANK UMUM SEBELUM DAN SESUDAH IMPLEMENTASI METODE RGEC DI INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. berlandasan pada Al-Qur an dan Hadist Nabi SAW. Atau dapat disimpulkan

Nama : Uthary Maladhika NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Budiasih, SE., MMSI

BAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan ekonomi. Karena perbankan mempunyai fungsi utama sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan sebagai salah satu lembaga intermediasi memiliki peranan

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung hingga tahun 2004 yang dicerminkan oleh return on asset (ROA)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Kinerja bank merupakan hal yang penting karena merupakan cerminan dari

BAB I PENDAHULUAN. sebagai perantara keuangan (financial intermediary) yaitu menghimpun dana dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bank merupakan suatu bidang usaha yang bergerak pada jasa keuangan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kegiatan perekonomian suatu negara tidak lepas dari transaksi keuangan.

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan erat dengan sector keuangan. Banyak sekali lembaga-lembaga keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan perusahaan pada umumnya ditandai dengan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. dan lainnya (Hanafi dan Halim, 2009). Sedangkan kinerja keuangan bank dapat

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. lain, kemudian mengelola dana tersebut dan menyalurkannya kepada masyarakat atau

BAB I PENDAHULUAN. efek. Pasar modal menjadi sesuatu yang penting dan sangat berharga. Pernyataan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat dan menyalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan

ANALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN MENGGUNAKAN METODE RGEC PADA BANK UMUM BUMN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN

ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMELS DAN RGEC PADA PT. BANK XXX PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya sektor usaha. Perbankan sebagai lembaga perantara (intermediate)

BAB I PENADAHULUAN. satunya adalah agent of trust. Agent of trust berarti dalam kegiatan usahanya bank

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan perekonomian suatu negara. Di Indonesia, perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan seperti perbankan telah menjadi ujung tombak


BAB I PENDAHULUAN. pembengkakan nilai dan pembayaran hutang luar negeri, melonjaknya non performing

BAB I PENDAHULUAN. dengan perusahaan yang menjual produk yang berbentuk jasa. Perbankan. dana, disamping menyediakan jasa-jasa keuangan lainnya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian (Bankirnews, Mei 2011)

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sistem keuangan merupakan salah satu hal yang krusial dalam masyarakat

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. yang ditetapkan dan struktur permodalan yang lemah dan sebagainya.

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas aset memburuk, tidak mampu menciptakan earning dan akhirnya modal

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. beraneka ragam berawal dari krisis moneter pada bulan Juli-Agustus Krisis

BAB V SIMPULAN DAN SARAN


BAB I PENDAHULUAN. ekonomi sebagai Financial Intermediary (perantara keuangan ) atau perantara

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Peran Bank

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Mulai dari petani, buruh, dan nelayan sudah mengenal bank. Bahkan

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan mempunyai peranan penting dalam perekonomian suatu negara,

BAB I PENDAHULUAN. lembaga perbankan sangat dibutuhkan dalam suatu perekonomian. Kestabilan ini

BAB I PENDAHULUAN. dana dari pihak yang mempunyai dana yang kelebihan dengan pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. modal yang menghasilkan laba tersebut. Sama seperti pernyataan Pandia. mengukur efektivitas perusahaan memperoleh laba.

AGUS KURNIAWAN( ) & SUSILOWATI DYAH KUSUMANINGTYAS SE. MM.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

PENDAHULUAN. memastikan stabilitas dan pertumbuhan ekonomi (Halling dan Hayden, 2006).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Fitrawati Muhammad Saifi Zahroh Z. A. Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang ABSTRACT ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manfaat diantaranya dividen dan capital gain. Dividend merupakan bagian

BAB I PENDAHULUAN. dana, menyalurkan dana dan memberikan jasa bank lainnya. Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. bentuk simpanan dan menyalurkannya dalam berbagai alternatif investasi.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lembaga keuangan merupakan salah satu lembaga yang memiliki peran penting dalam perekonomian Indonesia. Undang-undang No.10 Tahun 1998 menjelaskan bahwa bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Fungsi utama bank secara umum adalah untuk menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat untuk berbagai tujuan atau sebagai financial intermediary. Sedangkan, secara lebih spesifik fungsi bank adalah sebagai agent of trust, agent of development, dan agent of service (Budisantoso dan Nuritomo, 2015). Perusahaan yang bergerak di bidang jasa keuangan mempunyai peranan penting dalam memenuhi kebutuhan akan dana. Bank memerlukan tambahan dana untuk membiayai kegiatan operasional perusahaannya, sehingga bank tersebut dapat menjalankan tugasnya dengan baik sebagai lembaga intermediasi. Salah satu upaya untuk memperoleh tambahan dana yaitu dengan ikut berpartisipasi dalam pasar modal dengan melakukan perdagangan sekuritas berupa saham. Pasar modal merupakan alternatif yang baik untuk kebutuhan pendanaan perusahaan. Pasar modal dapat membantu memenuhi kebutuhan dana perusahaan untuk pengembangan ataupun kebutuhan lainnya. Saham biasa merupakan salah satu jenis efek yang paling banyak diperdagangkan di pasar modal. Semakin 1

2 banyaknya emiten yang mencatatkan sahamnya di bursa efek, perdagangan saham semakin marak dan menarik para investor untuk memperjual belikan saham (Anoraga dan Pakarti, 2001). Saham menurut (Martalena dan Malinda, 2011) sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak (badan usaha) dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Dengan menyertakan modal tersebut maka pihak tersebut memiliki klaim atas pendapatan perusahaan, klaim atas asset perusahaan, dan berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Saham merupakan surat berharga yang bersifat kepemilikan. Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan kertas tersebut (Budisantoso dan Nuritomo, 2015). Tujuan utama investor melakukan investasi dalam saham adalah agar memperoleh keuntungan, maka investor harus mengetahui perkembangan harga saham perusahaan dimana tempat dia akan menanamkan modalnya. Investor akan cenderung memilih saham yang terus mengalami peningkatan harga karena akan memberikan keuntungan berupa capital gain ketika investor melakukan penjualan kembali saham tersebut pada pihak lain. Harga saham merupakan harga yang terbentuk di bursa saham dan umumnya harga saham tersebut di peroleh untuk menghitung nilai saham (Kodrat dan Indonanjaya, 2010). Naik turunnya harga saham dapat dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal perusahaan. Dari sisi eksternal, perubahan kondisi perekonomian dapat mempengaruhi fluktuasi saham. Sedangkan dari sisi internal, harga saham dipengaruhi oleh kinerja keuangan perusahaan. Semakin baik kinerja suatu

3 perusahaan emiten, makin tinggi laba usaha, dan makin besar keuntungan yang dapat anda nikmati sebagai pemegang saham. Selanjutnya, makin besar kemungkinan harga saham naik (Rusdin, 2006). Penilaian kinerja keuangan di sektor perbankan dapat dilihat dari tingkat kesehatan bank tersebut. Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No. 13/1/PBI/2011 kesehatan bank merupakan cerminan kondisi dan kinerja bank sebagai sarana bagi otoritas pengawas dalam menetapkan strategi dan fokus pengawasan terhadap bank. Bank Indonesia selaku bank sentral memberikan kebijakan untuk setiap bank harus membuat laporan secara berkala mengenai seluruh kegiatan usaha dan penilaian kesehatan bank. Bank perlu dilakukan langkah tertentu seperti pengawasan intensif dan pengawasan khusus agar sistem perbankan yang sehat tercipta secara efektif. Berdasarkan Undang-Undang No.21 tahun 2011 tentang OJK pengalihan fungsi, tugas dan wewenang pengaturan dan pengawasan perbankan dari Bank Indonesia dialihkan ke OJK terhitung mulai tanggal 31 Desember 2013. Penilaian kesehatan bank secara umum telah mengalami perubahan sejak pertama kali diberlakukan pada tahun 1991 tentang sistem penilaian metode CAMEL yang terdiri dari penilaian terhadap permodalan (capital), kekayaan (asset quality), manajemen (management), rentabilitas (earnings), dan likuiditas (liquidity). Kemudian diubah pada tahun 2004 menjadi CAMELS dengan menambahkan aspek sensitivity to market risk. Bank Indonesia kemudian mengubah sistem penilaian CAMELS menjadi RBBR (Risk Based Bank Rating) pada tahun 2011 yang berlaku hingga saat ini. Penilaian tingkat kesehatan bank

4 dengan pendekatan RBBR mencakup penilaian pada faktor RGEC ini menilai profil risiko (risk profile), tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance), rentabilitas (earnings), dan permodalan (capital). Profil risiko menurut Peraturan Bank Indonesia No.13/1/PBI/2011 merupakan penilaian terhadap risiko inheren dan kualitas penerapan manajemen risiko dalam operasional bank yang dilakukan terhadap 8 risiko, yaitu: risiko kredit, risiko pasar, risiko likuiditas, risiko operasional, risiko hukum, risiko stratejik, risiko kepatuhan dan risiko reputasi. Penilaian profil risiko dari risiko kredit dapat dilihat dari rasio Non Performing Loan (NPL). Rasio ini menunjukkan kemampuan manajemen bank dalam mengelola kredit bermasalah dari keseluruhan kredit yang diberikan oleh bank yang kolektibilitasnya kurang lancar, diragukan dan macet dari kredit yang diberikan secara keseluruhan (Jumingan, 2011). Pengelolaan kredit bermasalah sangat penting. Jika suatu kredit bermasalah tidak dikelola dengan baik maka pengaruhnya akan cukup besar terhadap tingkat profit atau laba yang akan diperoleh. Pertama. akan dapat menurunkan pendapatan bank dari hasil bunga yang bisa diperoleh. Kedua. akan menimbulkan kerugian bagi bank akibat beban biaya dana yang selalu ada (Latumaerissa, 2014). NPL yang tinggi mengindikasikan bahwa kinerja keuangan tersebut kurang baik. Tingginya jumlah kredit bermasalah dalam suatu bank berakibat turunnya harga saham Satria dan Hatta (2015). Profil risiko dari risiko likuiditas dapat dilihat dari rasio Loan to Deposit Ratio (LDR). Rasio ini digunakan untuk mengukur perbandingan jumlah kredit

5 yang diberikan bank dengan dana yang diterima oleh bank, yang menggambarkan kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana oleh masyarakat dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Semakin tinggi rasio tersebut memberikan indikasi semakin rendahnya kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan (Dendawijaya, 2008) Analisis kinerja keuangan dan kesehatan bank dapat dinilai dari aspek likuiditasnya karena pada dasarnya seorang investor cenderung menghindari risiko, dengan cara berinvestasi pada perusahaan yang likuid. LDR yang tinggi berarti risiko dalam berinvestasi menjadi tinggi. Dalam rangka memperkecil risiko likuiditas maka perusahaan harus memperkuat nilai rasio likuiditas. Karena, perusahaan yang memiliki rasio likuiditas yang tinggi akan diminati para investor dan akan berimbas pula pada harga saham yang cenderung akan naik karena tingginya permintaan (Fahmi, 2011) Good Corporate Governance yang selanjutnya disingkat GCG dalam Peraturan Bank Indonesia No.13/1/PBI/2011 merupakan penilaian terhadap kualitas manajemen Bank atas pelaksanaan prinsip-prinsip GCG. Prinsip-prinsip GCG dan fokus penilaian terhadap pelaksanaan prinsip-prinsip GCG berpedoman pada ketentuan Bank Indonesia mengenai pelaksanaan GCG bagi Bank Umum dengan memperhatikan karakteristik dan kompleksitas usaha Bank. Penilaian terhadap faktor rentabilitas (earnings) menurut Peraturan Bank Indonesia No.13/1/PBI/2011 meliputi penilaian terhadap kinerja earnings, sumber-sumber earnings, dan sustainability earnings Bank. Indikator yang digunakan yaitu Return On Asset (ROA). Rasio ini digunakan untuk mengukur

6 seberapa besar jumlah laba bersih yang akan dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam total aset (Hery, 2016) Bank Indonesia lebih mementingkan penilaian besarnya ROA dan tidak memasukkan unsur Return On Equity (ROE) dalam penentuan tingkat kesehatan suatu bank. Hal ini karena Bank Indonesia sebagai pembina dan pengawas perbankan lebih mengutamakan nilai profitabilitas suatu bank yang diukur dengan aset yang dananya sebagian besar berasal dari dana simpanan masyarakat (Dendawijaya, 2008). Penilaian terhadap aspek permodalan menurut Peraturan Bank Indonesia No.13/1/PBI/2011 meliputi evaluasi terhadap kecukupan permodalan dan kecukupan pengelolaan permodalan. Bank wajib mengacu pada ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai kewajiban penyediaan modal minimum bagi Bank Umum dalam melakukan perhitungan permodalan. Selain itu, Bank juga harus mengaitkan kecukupan modal dengan profil risiko Bank, dalam melakukan penilaian kecukupan permodalan. Semakin tinggi risiko Bank, semakin besar modal yang harus disediakan untuk mengantisipasi risiko tersebut. Fenomena yang terjadi di tahun 2016 adalah turunnya harga saham disektor perbankan. Indeks Infobank15 tercatat turun 3,02 persen, penurunan tertinggi terjadi pada saham PT Bank Mandiri Tbk yang mencapai hingga 7,34 persen. Penurunan harga saham ini terjadi karena likuiditas perbankan yang mulai ketat, data Bank Indonesia menunjukan rasio LDR perbankan bulan September 2016 meningkat dari bulan sebelumnya 89,9 persen menjadi 91,5 persen. Begitu pula jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya juga

7 mengalami peningkatan dari 88,6 persen menjadi 91,5 persen. Selain itu, investor juga khawatir dengan kualitas aset perbankan karena rasio gagal bayar kredit (NPL) industri telah mencapai level 3 persen tahun ini. Hal ini menunjukkan ruang pembiayaan dari perbankan semakin sempit (Bareksa.com/Muhammad Ikhsan/24-11-2016 ). Sumber: www.bareksa.com, 2016 Gambar 1.1. Grafik Perbandingan Pertumbuhan NPL & LDR Periode Agustus-September 2016 Harga saham PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk juga mengalami penurunan. Beberapa analis menilai bahwa kinerja keuangan bank tersebut belum sesuai ekspektasi dan kualitas kreditnya bertambah buruk. Harga saham BBNI turun dari 1,89 persen atau 100 poin menjadi Rp5.200. Namun, laba BNI naik 79,9 persen menjadi Rp4,37 triliun untuk periode Januari-Juni 2016 dibandingkan dengan kinerja periode yang sama pada tahun lalu. Selain itu, rasio kredit macet BNI naik menjadi 3,0 persen (Bareksa.com/Issa Almawadi/25-07-2016). Fenomena lain terjadi pada dua BPD yaitu PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat Tbk dan PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk. Saham BPD tersebut mengalami penurunan sejak merilis laporan keuangan triwulan tiga 2016. Padahal, kinerja keuangan dua bank tersebut baik, terutama jika melihat

8 dari sisi laba bersih yang mencatat kenaikan dua digit. Bank Jatim mencatat kenaikan laba sebesar 20,11 persen menjadi Rp836,58 miliar. Namun, saham BJTM turun ke level Rp535 per saham. Tim Riset Mandiri Sekuritas Priscilla Thany menjelaskan, harus tetap berhati-hati untuk BJTM karena pinjaman tidak lancar (NPL) mencapai 4,9% pada September 2016 (Bareksa.com/Issa Almawadi/18-10-2016). Sumber: www.bareksa.com, 2016 Gambar 1.2. Grafik Pergerakan Saham BJTM 13-17 Oktober 2016 Saham BJBR juga mengalami kondisi yang sama. Setelah merilis laporan keuangan triwulan tiga 2016, saham BJBR mengalami penurunan dari Rp1.720 menjadi Rp1.635. Namun, kinerja BJB sebenarnya baik karena mengalami kenaikan. Laba BJB dalam sembilan bulan mencapai Rp1,39 triliun atau naik 55,6 persen dari periode yang sama pada tahun lalu Rp864 miliar (Bareksa.com/Issa Almawadi/18-10-2016).

9 Sumber: www.bareksa.com, 2016 Gambar 1.3. Grafik Pergerakan Saham BJBR 14-17 Oktober 2016 Beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan harga saham memberikan hasil yang berbeda-beda. NPL yang diteliti oleh Monica (2016) menyatakan bahwa NPL berpengaruh negatif signifikan terhadap harga saham. Wijayanti (2010) menyatakan bahwa NPL berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap harga saham. Sedangkan, menurut Satria dan Hatta (2015) serta Wismaryanto (2013) menyatakan bahwa NPL berpengaruh positif tidak signifikan terhadap harga saham. Penelitian yang dilakukan oleh Putri (2017) menyatakan bahwa LDR berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham. Penelitian lain yang dilakukan oleh Satria dan Hatta (2015) serta Wismaryanto (2013) menyatakan bahwa LDR ada pengaruh signifikan negatif terhadap harga saham. Sedangkan, penelitian Purnamasari, dkk (2017) menyatakan LDR berpengaruh positif tidak signifikan terhadap harga saham. Hasbi (2010), Wijayanti (2010) dan Monica (2016) memberikan hasil yang berbeda yaitu LDR berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap harga saham. Hasil penelitian lain mengenai pengaruh ROA terhadap harga saham yang dilakukan oleh Purnamasari, dkk (2017) dan Putri (2017) menyatakan bahwa

10 ROA berpengaruh positif dan signifikan terhadap perubahan harga saham. Wijayanti (2010) menyatakan bahwa ROA berpengaruh negatif signifikan terhadap harga saham. Sedangkan, menurut penelitian yang dilakukan oleh Hasbi (2010) menyatakan bahwa ROA berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap harga saham. Monica (2016) dan Wismaryanto (2013) menyatakan bahwa ROA berpengaruh positif tidak signifikan terhadap harga saham. Berdasarkan fenomena yang terjadi dan adanya research gap tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut pada sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2010-2016 tentang Pengaruh Non Performing Loan (NPL), Loan to Deposit Ratio (LDR) dan Return on Asset (ROA) terhadap harga saham. 1.2. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan yang akan di identifikasi dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana pengaruh NPL, LDR dan ROA secara parsial terhadap harga saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2. Bagaimana pengaruh NPL, LDR dan ROA secara simultan terhadap harga saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan identifikasi masalah diatas maka tujuan penelitian ini adalah : 1. Mengetahui bagaimana pengaruh NPL, LDR dan ROA secara parsial terhadap harga saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

11 2. Mengetahui bagaimana pengaruh NPL, LDR dan ROA secara simultan terhadap harga saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang berkepentingan, antara lain bagi: 1. Bagi Perusahan Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk perusahaan dalam pengambilan kebijakan perusahaan khususnya dalam perusahaan perbankan 2. Bagi Investor Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi investor dalam berinvestasi dengan melibatkan NPL, LDR dan ROA sebagai bahan pertimbangan. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan referensi maupun kajian bagi peneliti selanjutnya dan juga sebagai sarana untuk menambah wawasan. 1.5. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2010-2016. Data penelitian diperoleh melalui website www.idx.com. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus sampai dengan selesai.