BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menstruasi (haid/datang bulan) adalah perubahan fisiologi dalam tubuh wanita terjadi secara berkala dipengaruhi oleh hormon reproduksi, hal ini biasanya terjadi setiap bulan antara usia remaja sampai menopause (Joseph, 2010). Menstruasi merupakan hal normal yang pasti akan dialami oleh setiap wanita, namun pengalaman terhadap menstruasi pun berbeda-beda salah satunya rasa nyeri yang dialami berawal dari bagian bawah perut yang kemudian meluas hingga ke pinggang, serta punggung bagian bawah dan paha yang biasa disebut dismenore (Badziad, 2003). Dismenore ini umumnya terjadi sekitar 2 atau 3 tahun setelah menstruasi pertama dan mencapai klimaksnya saat wanita berusia 15-25 tahun (Andira, 2010). Menurut Abidin (2004), kejadian dismenore di dunia sangat tinggi, rata-rata lebih dari 50% perempuan di setiap dunia mengalaminya. Dari hasil penelitian, di Amerika persentase kejadian dismenore sekitar 60%, Swedia sebesar 72% dan di Indonesia sebesar 55%. Menurut Baradero (2008), dismenore merupakan keluhan ginekologi yang umumnya terjadi dapat menyerang 75% dari seluruh wanita, diantaranya yang mengalami gejala ringan sebesar 50%, gejala sedang sebesar 30%, dan yang mengalami gejala berat sebesar 20%. Intensitas dismenore dapat berkurang setelah hamil atau pada usia sekitar 30 tahun. Dismenore akan meningkat pada wanita yang mengalami kegemukan, kurang gizi, peminum kopi dan alkohol, perokok, tidak aktif secara seksual dan tidak pernah melahirkan (Suliawati, 2013).
Kekurangan zat gizi merupakan faktor risiko terjadinya dismenore, hal ini didukung dengan beberapa penelitian sebelumnya yang meneliti mengenai faktor penyebab terjadinya nyeri haid pada wanita antara lain teori yang dikemukakan oleh Widjanarko (2006) kelebihan berat badan dapat mengakibatkan dismenore primer, karena di dalam tubuh orang mempunyai kelebihan berat badan terdapat jaringan lemak yang berlebihan yang dapat mengakibatkan hiperplasi pembuluh darah (terdesaknya pembuluh darah oleh jaringan lemak) pada organ reproduksi wanita sehingga darah yang seharusnya mengalir pada proses menstruasi terganggu dan timbul dismenore primer. Pada penelitian yang dilakukan oleh Mulastin (2012), mendapatkan responden terbanyak yang memiliki status gizi normal mengalami dismenore primer sebanyak 69 responden (68,4%) sedangkan sebagian kecil yang mengalami status gizi gemuk mengalami dismenore primer hanya 2 responden (1,9%). Menurut penelitian Sudjana (2005), semakin banyak lemak maka semakin banyak pula prostaglandin yang dibentuk, sedangkan peningkatan kadar prostaglandin dalam sirkulasi darah diduga sebagai penyebab dismenore sedangkan menurut penelitian yang dilakukan Kristina (2010), membuktikan status gizi kurang dapat menyebabkan kurangnya zat mikro maupun makro yang masuk ke dalam tubuh, salah satunya zat besi. Kekurangan zat besi dalam tubuh dapat menyebabkan anemia yang merupakan salah satu faktor selain penyakit menahun yang juga menjadi penyebab terjadinya dismenore (Fitriana & Rahmayani, 2013). Pada laporan Riskesdas tahun 2013 di Indonesia menyatakan persentase kelebihan berat badan pada remaja mencapai 26,23% dan pada Provinsi Bali mencapai 28,73%. Menurut profil Dinas Kesehatan Provinsi Bali tahun 2012
mengenai status gizi berdasarkan kategori IMT/U pada anak usia >15 tahun untuk kategori kurus sebesar 14,8%, dan pada kategori obesitas sebesar 10,3%. Prevalensi anemia akibat defisiensi zat besi pada perempuan usia >15 tahun sebesar 15,7%. Pada data Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun 2014 mengenai status gizi anak remaja dengan jenjang pendidikan SMA bahwa di Kecamatan Denpasar Utara memiliki proporsi tertinggi untuk kategori overweight sebesar 5,51% dan untuk underweight sebesar 5,42% serta proporsi terendah untuk kategori normal pada remaja yaitu sebesar 89.9% dari kecamatan lainnya yang terdapat di Kota Denpasar. Berdasarkan pada penelitian Kirana (2011) menunjukan bahwa terdapat keterkaitan antara status gizi kurang dengan kejadian anemia terutama akibat dari defisiensi zat besi yang bersumber dari makanan dan berdampak pula pada kejadian dismenore. Berdasarkan uraian diatas maka dipilih siswi kelas X SMA Negeri dikarenakan populasinya lebih banyak dari SMA Swasta serta karakteristik siswi SMA Negeri lebih heterogen seperti misalnya dari segi sosial ekonomi dari pada siswi SMA Swasta yang cenderung homogen oleh karena itu perlu untuk diteliti mengenai hubungan IMT/U dan status anemia terhadap kejadian dismenore pada siswi kelas X SMA Negeri di Kota Denpasar. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas dinyatakan rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah hubungan IMT/U dan status anemia terhadap kejadian dismenore pada siswi kelas X SMA Negeri di Kota Denpasar?
1.3 Pertanyaan Penelitian 1.3.1 Bagaimanakah kejadian dismenore pada siswi kelas X SMA Negeri? 1.3.2 Bagaimanakah IMT/U pada siswi kelas X SMA Negeri? 1.3.3 Bagaimanakah status anemia pada siswi kelas X SMA Negeri? 1.3.4 Apakah ada hubungan antara IMT/U dengan kejadian dismenore pada siswi kelas X SMA Negeri? 1.3.5 Apakah ada hubungan antara status anemia dengan kejadian dismenore pada siswi kelas X SMA Negeri? 1.4 Tujuan Penelitian 1.4.1 Tujuan umum Mengetahui hubungan IMT/U dan status anemia terhadap kejadian dismenore pada siswa kelas X SMA Negeri di Kota Denpasar. 1.4.2 Tujuan khusus 1. Mengetahui data kejadian dismenore pada siswi kelas X SMA Negeri di Kota Denpasar. 2. Mengetahui IMT/U pada siswi kelas X SMA Negeri di Kota Denpasar. 3. Mengetahui status anemia remaja pada siswi kelas X SMA Negeri di Kota Denpasar. 4. Mengetahui hubungan antara IMT/U dengan kejadian dismenore pada siswi kelas X SMA Negeri di Kota Denpasar.
5. Mengetahui hubungan antara status anemia dengan kejadian dismenore pada siswi kelas X SMA Negeri di Kota Denpasar. 1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Manfaat teoritis Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu cara untuk membuktikan secara empiris hubungan IMT/U dan status anemia terhadap kejadian dismenore pada anak remaja khususnya pada siswi kelas X SMA Negeri di Kota Denpasar dan disisi lain penelitian ini dapat dijadikan referensi serta sebagai acuan untuk mencegah terjadinya dismenore. 1.5.2 Manfaat praktis 1. Bagi Peneliti Diharapkan penelitian ini dapat menjadi sarana pengembangan ilmu yang telah didapatkan selama pendidikan dengan kenyataan yang terdapat di lapangan, dan menjadi latihan untuk melakukan penelitian yang sangat berharga sehingga dapat menjadi acuan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. 2. Bagi Masyarakat Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan, pengetahuan, dan informasi yang baik sehingga masyarakat khususnya para remaja putri dapat lebih memperhatikan kesehatannya dan melakukan upaya pencegahan terhadap kejadian dismenore pada anak remaja dengan memperhatikan status gizinya.
3. Bagi Tenaga Kesehatan Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi bagi tenaga kesehatan dalam melakukan upaya promotif kepada masyarakat. 4. Bagi Institusi Pendidikan Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi diperpustakaan dan perbaikan untuk penelitian selanjutnya di bidang gizi kesehatan khususnya pada anak remaja yang terkait dengan kesehatan gizi remaja. 1.6 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah gizi kesehatan masyarakat mengenai IMT/U dan status anemia dengan kejadian dismenore pada siswi kelas X SMA Negeri di Kota Denpasar.