1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Matematika merupakan bagian penting dalam ilmu pengetahuan. Matematika diperlukan dalam berbagai aktivitas kehidupan, dalam memecahkan masalah seharihari, serta membantu mengembangkan kemampuan berfikir. Sebagaimana yang diungkapkan Suherman (2003: 60) bahwa para pelajar memerlukan matematika untuk memenuhi kebutuhan praktis dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, matematika dipelajari semua siswa mulai dari tingkat Sekolah Dasar dengan harapan mata pelajaran ini dapat membekali siswa kemampuan berfikir yang akan berguna untuk kehidupan di masa yang akan datang. Hal ini tercantum dalam BSNP (2006: 416), yaitu: Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua siswa mulai dari Sekolah Dasar untuk membekali siswa dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar siswa dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif. Matematika merupakan pola berpikir dalam ilmu pengetahuan yang mempelajari struktur yang abstrak dan pola hubungan yang ada di dalamnya. Belajar matematika pada hakikatnya adalah belajar tentang konsep dengan mencari hubungan antar konsep dan strukturnya. Materi pembelajaran matematika diajarkan secara bertahap yang dimulai dari konsep-konsep yang sederhana menuju konsep yang lebih sulit. Diperlukan kecermatan dalam meyajikan konsep-konsep tersebut agar siswa mampu memahaminya secara benar, sebab kesan dan pandangan yang diterima siswa terhadap suatu konsep di sekolah dasar akan terbawa terus pada masa selanjutnya. Pandangan sebagian besar siswa mengenai pelajaran matematika merupakan pelajaran yang sulit dan menakutkan Suharno dkk (dalam Kriswandani, 2008). Hal tersebut mengindikasikan bahwa selama ini mata pelajaran matematika menjadi momok bagi sebagian besar siswa tidak terkecuali pada anak SD. Matematika dianggap sebagai pelajaran yang sulit karena memerlukan pemahaman konsep dalam 1
2 mempelajarinya dan tidak bisa dipelajari dengan menghafal. Selain itu juga berpendapat bahwa keadaan tersebut diperburuk dengan penerapan metode pembelajaran matematika yang tidak melibatkan partisipasi siswa. Guru dalam menyajikan pelajaran matematika tidak dapat membangkitkan minat siswa sehingga siswa tidak fokus dalam mengikuti pelajaran dan mengakibatkan siswa mengalami kesulitan saat mengerjakan tugas, selanjutnya berdampak pada hasil belajar siswa yang tidak optimal. Permasalahan belajar seperti yang diungkapkan terjadi pada siswa kelas 5 SD Negeri Pucung 01 Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang Semester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013 yang memiliki minat belajar matematika rendah dan sangat rendah serta ketuntasan hasil belajar matematika rendah. Masalah itu disebabkan karena guru dalam penyajian materi pelajaran matematika cenderung bersifat konvensional dan berpusat pada guru dimana pembelajaran didominasi oleh aktivitas guru sehingga aktivitas siswa jarang dilibatkan dalam pembelajaran. Pembelajaran diawali dengan menjelaskan materi kemudian meminta siswa mengerjakan tugas yang ada di buku paket tanpa memberi pertanyaan yang dapat memancing kemampuan berpikir siswa. Dalam penyampaian materi guru masih bersifat abstrak, dan mengajarkan materi hanya berfokus pada isi buku paket saja. Menurut Yuwono dalam Hastuti (2007: 1) pada umumnya guru mengajar hanya menyampaikan apa saja yang ada di buku paket dan kurang mengkomodasi kemampuan siswanya. Dengan kata lain guru tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggali pengetahuan yang mungkin pernah didapatnya di luar pembelajaran sekolah. Kebiasaan siswa yang sering disuap dengan penjelasan materi-materi menyebabkan siswa malas untuk berpikir, kurang bisa bekerjasama ataupun berbagi pengetahuan dengan teman, masih canggung dalam mengeluarkan pendapatnya baik didepan temanya sendiri maupun didepan gurunya. Lie dalam Wena (2009: 188) mengemukakan bahwa guru mengajar dengan strategi ceramah dan mengharapkan siswa duduk, diam, dengar, catat, dan hafal. Dalam hal ini siswa tidak memperoleh hal baru dalam belajar karena hanya mendengarkan guru saat menjelaskan, mencatat, kemudian mengerjakan soal. Pembelajaran yang monoton seperti itu mengakibatkan minat belajar matematika siswa rendah yang dapat dilihat dari perilaku siswa
3 cenderung pasif dan tidak memperhatikan penjelasan guru. Hal itu menandakan bahwa siswa bosan, jenuh dan malas dalam mengikuti pembelajaran matematika. Kondisi minat belajar matematika siswa sebelum dilakukan tindakan dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 Distribusi Frekuensi Minat Belajar Matematika Pra Siklus Siswa Kelas 5 SDN Pucung 01 Semeter 2 Tahun Pelajaran 2012/2013 No Skor Kategori Frekuensi Persentase (%) 1. 84-100 Sangat tinggi 1 7,69 2. 67-83 Tinggi 3 23,08 3. 50-66 Rendah 6 46,15 4. < 50 Sangat rendah 3 23,08 Jumlah 13 100 Berdasarkan Tabel 1 menunjukkan bahwa minat belajar matematika siswa sebelum tindakan dari 13 siswa yang memiliki kategori minat sangat tinggi terdapat 1 siswa sebesar 7,69%, kategori minat tinggi terdapat 3 siswa sebesar 23,08%, kategori minat rendah terdapat 6 siswa sebesar 46,15%, dan kategori minat sangat rendah terdapat 3 siswa sebesar 23,08%. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa minat belajar matematika kategori tinggi dan sangat tinggi sebesar 30,77% dan kategori minat rendah dan sangat rendah sebesar 69,23%. Selain rendahnya minat belajar siswa terhadap pelajaran matematika, ketuntasan hasil belajar matematika siswa kelas 5 SD Negeri Pucung 01 juga rendah. Hal tersebut ditunjukkan dari hasil tes yang diberikan sebelum pelaksanaan tindakan pada kompetensi dasar menggunakan pecahan dalam masalah perbandingan dan skala. Adapun ketuntasan hasil belajar matematika sebelum dilakukan tindakan dapat dilihat pada Tabel 2.
4 Tabel 2 Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Pra Siklus Siswa Kelas 5 SD Negeri Pucung 01 Semester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013 Skor Kategori Frekuensi (siswa) Persentase (%) 60 Tuntas 5 38,46 < 60 Tidak Tuntas 8 61,54 Jumlah 13 100 Rata-rata 52,69 Nilai tertinggi 70 Nilai Terendah 20 Berdasarkan Tabel 2 menunjukkan bahwa dari 13 siswa hanya terdapat 5 siswa yang dapat mencapai KKM dengan standar yang telah ditentukan yaitu 60. Sedangkan 8 siswa lainya tidak tuntas dengan memperoleh nilai < 60. Hal tersebut menunjukkan bahwa siswa yang sudah mencapai KKM sebesar 38,46% sedangkan yang belum dapat mencapai KKM sebesar 61,54%. Berdasarkan data dapat disimpulkan bahwa minat belajar dan hasil belajar matematika siswa kelas 5 SD Negeri Pucung 01 rendah. Permasalahan yang demikian harus segera diatasi agar tidak berdampak pada bagian lain dalam pendidikan khususunya pembelajaran di sekolah. Guru perlu menerapkan metode dan media pembelajaran yang bervariatif agar pembelajaran yang dilakukan tidak monoton tetapi dapat menarik perhatian siswa. Guru harus melibatkan siswa secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran dan peran guru hanya sebagai fasilitator sehingga aktifitas siswa lebih dominan dibandingkan aktifitas guru yang artinya pembelajaran yang dilakukan berpusat pada siswa (student center). Pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament sangat cocok diterapkan untuk memfasilitasi siswa belajar dalam suasana yang aktif dengan adanya interaksi siswa dengan siswa maupun siswa dengan guru. Slavin (2010) pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament menuntut siswa untuk lebih bertanggung jawab dan saling membantu dalam kegiatan kelompok, serta terdapat unsur permainan dalam bentuk turnamen akademik. Pada pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament siswa dilatih untuk saling berinteraksi, berkomunikasi dan bekerjasama untuk dapat menyelesaikan tugas. Adanya unsur
5 permainan dalam bentuk turnamen akademik yang terdapat pada metode ini adalah ciri yang dapat menjadikan proses pembelajaran menjadi menarik dan menyenangkan terutama bagi siswa usia SD yang tidak dapat dipisahkan dari permainan. Siswa dilibatkan dalam kegiatan pembelajaran dengan bantuan media pembelajaran yang menarik agar siswa lebih berminat dalam belajar matematika. Sesuai dengan tingkat perkembangan intelektual Piaget bahwa siswa usia sekolah dasar berada pada tahap operasional kongkret yang artinya aktivitas mental difokuskan pada objek-objek peristiwa nyata atau kongkret. Hamalik dalam Arsyad (2006: 15) mengemukakan bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Dalam hal ini media yang digunakan adalah Kartu Matematika yang merupakan modifikasi dari kartu permainan kwartet yang sering dipakai oleh anakanak untuk bermain. Perbedaanya Kartu Matematika disini digunakan sebagai media pembelajaran yang dapat membantu penyampaian materi pembelajaran dan untuk menarik perhatian siswa dalam belajar matematika. Berdasarkan permasalahan yang ada, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul: Peningkatkan Minat Belajar dan Hasil Belajar Matematika Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament Berbantuan Media Kartu Matematika pada Siswa Kelas 5 SD Negeri Pucung 01 Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang Semester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang ada maka dapat ditemukan permasalahan sebagai berikut : 1) Hasil belajar matematika siswa kelas 5 SD Negeri Pucung 01 rendah yang ditunjukkan pada 61,54% dari keseluruhan siswa memperoleh nilai kurang dari KKM yang ditetapkan yaitu 60. 2) Minat belajar matematika siswa kelas 5 SD Negeri Pucung 01 rendah ditunjukkan pada 69,23% dari keseluruhan siswa memiliki minat belajar matematika rendah dan sangat rendah.
6 3) Pembelajaran yang selama ini diterapkan oleh guru cenderung bersifat konvensional dan berpusat pada guru (teacher center). Guru mendominasi aktifitas pembelajaran dan kurang melibatkan siswa dalam kegiatan pembelajaran. 4) Guru menyajikan pelajaran masih terpaku pada isi buku paket saja dan tidak menampilkan media pembelajaran sehingga penyajian materi terlihat abstrak dan kurang dipahami oleh siswa. 1.3 Cara Pemecahan Masalah Berdasarkan permasalahan yang ditemukan dalam pembelajaran matematika, maka cara mengefektifkan pembelajaran dalam meningkatkan minat belajar dan hasil belajar matematika yaitu dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament berbantuan media Kartu Matematika pada siswa kelas 5 SD Negeri Pucung 01 Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang. Slavin (2010) pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament menuntut siswa untuk lebih bertanggung jawab dan saling membantu dalam kegiatan kelompok, serta terdapat unsur permainan dalam turnamen akademik. Hamalik dalam Arsyad (2006: 15) mengemukakan bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Dalam hal ini media yang digunakan adalah Kartu Matematika yang merupakan modifikasi dari kartu permainan kwartet yang sering dipakai oleh anakanak untuk bermain. Perbedaanya Kartu Matematika disini digunakan sebagai media pembelajaran yang dapat membantu penyampaian materi pembelajaran dan untuk menarik perhatian siswa dalam belajar matematika. Tahapan dalam pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament berbantuan media Kartu Matematika, yaitu penyampaian apersepsi dan tujuan pembelajaran, penyajian materi dengan menggunakan contoh kongkret dan media pembelajaran agar lebih mudah dipahami oleh siswa, pembentukan kelompok belajar secara heterogen supaya dapat belajar bersama dan bertukar pendapat dengan teman dalam mengerjakan tugas, melibatkan siswa secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran dengan bertanya maupun menanggapi pertanyaan, mengaplikasikan
7 media pembelajaran Kartu Matematika agar menjadikan pembelajaran lebih menarik dan menyenangkan, menempatkan siswa yang berkemampuan setara di meja turnamen agar bersaing secara positif dengan kelompok lain untuk menyumbangkan point pada timnya, memantau dan mengarahkan kegiatan games tournament, memberikan reward kepada masing-masing kelompok sesuai dengan point yang didapat agar membangkitkan minat siswa dalam belajar, memberikan refleksi dan evaluasi pembelajaran. Pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament yang dipadukan dengan penggunaan media Kartu Matematika sangat cocok untuk membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian materi karena dapat menarik perhatian siswa, menjadikan siswa berminat belajar dan membantu siswa dalam mempelajari materi sehingga pembelajaran terkesan lebih mudah dan akan berpengaruh pada hasil belajar siswa yang optimal. 1.4. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : 1) Apakah penerapan pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament berbantuan media Kartu Matematika dapat meningkatkan minat belajar matematika pada siswa kelas 5 SD Negeri Pucung 01 Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang Semester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013? 2) Apakah penerapan pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament berbantuan media Kartu Matematika dapat meningkatkan hasil belajar matematika pada siswa kelas 5 SD Negeri Pucung 01 Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang Semester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013? 3) Bagaimana langkah pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament berbantuan media Kartu Matematika dapat meningkatkan minat belajar matematika pada siswa kelas 5 SD Negeri Pucung 01 Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang Semester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013?
8 4) Bagaimana langkah pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament berbantuan media Kartu Matematika dapat meningkatkan hasil belajar matematika pada siswa kelas 5 SD Negeri Pucung 01 Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang Semester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013? 1.5 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah : 1) Untuk meningkatkan minat belajar matematika melalui pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament berbantuan media Kartu Matematika pada siswa kelas 5 SD Negeri Pucung 01 Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang semester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013. 2) Untuk meningkatkan hasil belajar matematika melalui pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament berbantuan media Kartu Matematika pada siswa kelas 5 SD Negeri Pucung 01 Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang semester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013. 3) Untuk mengetahui penerapan pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament berbantuan media Kartu Matematika dapat meningkatkan minat belajar matematika pada siswa kelas 5 SD Negeri Pucung 01 Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang semester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013. 4) Untuk mengetahui penerapan pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament berbantuan media Kartu Matematika dapat meningkatkan hasil belajar matematika pada siswa kelas 5 SD Negeri Pucung 01 Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang semester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013. 1.6 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis maupun manfaat secara praktis. Adapun manfaat yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah : 1.6.1 Manfaat Teoritis Dapat menambah kajian teori dan memperkuat implementasi pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament berbantuan media Kartu Matematika dapat meningkatkan minat belajar dan hasil belajar matematika.
9 1.6.2 Manfaat Praktis 1) Manfaat bagi guru Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan masukan bagi guru untuk menerapkan metode dan media pembelajaran yang bervariatif sesuai karakteristik siswa SD supaya dapat menciptakan pembelajaran yang menarik dan menyenangkan. 2) Manfaat bagi siswa Menghilangkan rasa bosan atau jenuh di dalam kelas saat proses pembelajaran berlangsung karena dalam pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament berbantuan media Kartu Matematika karena siswa diarahkan belajar dalam kelompok agar dapat lebih mudah dalam mengatasi kesulitan belajar serta menambah pemahaman siswa mengenai materi yang diberikan sehingga dapat meningkatkan minat belajar dan hasil belajar matematika. 3) Manfaat bagi sekolah Sebagai bahan supervisi bagi sekolah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah serta dapat memberikan masukan berupa informasi bagi sekolah tentang pentingnya pemilihan metode dan media yang tepat untuk meningkatkan minat belajar dan hasil belajar matematika.