BAB 10 PENGHORMATAN, PENGAKUAN, DAN PENEGAKAN ATAS HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA



dokumen-dokumen yang mirip
BAB 10 PENGHORMATAN, PENGAKUAN, DAN PENEGAKAN ATAS HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

BAB 11 PENGHORMATAN, PENGAKUAN, DAN PENEGAKAN

Penghormatan dan Penegakan Hukum dan Hak Asasi Manusia

Materi Kuliah HAK ASASI MANUSIA

Mengetahui hak manusia yang melekat sejak lahir RINA KURNIAWATI, SHI, MH

BAGIAN II AGENDA MENCIPTAKAN INDONESIA YANG ADIL DAN DEMOKRATIS

BAB 8 PEMBENAHAN SISTEM DAN POLITIK HUKUM

Program Sasaran Program Instansi Penanggung Jawab Pagu (Juta Rupiah)

BAB 9 PENGHAPUSAN DISKRIMINASI DALAM BERBAGAI BENTUK

JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA I N S T R U K S I JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR : INS 002/A/JA/1/2005 TENTANG

BAB 11 PENGHORMATAN, PENGAKUAN, DAN PENEGAKAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

BAB 9 PEMBENAHAN SISTEM DAN POLITIK HUKUM

BAB III POLITIK HUKUM PEMBANGUNAN HUKUM TAHUN

BAB V PEMBANGUNAN BIDANG HUKUM

BAB 9 PEMBENAHAN SISTEM DAN POLITIK HUKUM

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

BAGIAN I AGENDA MENCIPTAKAN INDONESIA YANG AMAN DAN DAMAI

PRESIDEN RFPUBLIK INDONESIA BAB 10 PENGHORMATAN, PENGAKUAN' DAN PENEGAKAN ATAS HUKUM DAN HAKASASI MANUSIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, sehingga harus diberantas 1. hidup masyarakat Indonesia sejak dulu hingga saat ini.

PUSANEV_BPHN OVERVIEW ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM DALAM RANGKA MEMBANGUN SISTEM HUKUM PIDANA (ANAK)

PUSANEV_BPHN KEBIJAKAN ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM

BAB III PEMBANGUNAN HUKUM

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99 TAHUN 2012 TENTANG

Perbedaan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual dengan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia

BAB 13 PENCIPTAAN TATA PEMERINTAHAN YANG BERSIH DAN BERWIBAWA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 86 TAHUN 1999 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 86 TAHUN 1999 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. pelaku dan barang bukti, karena keduanya dibutuhkan dalam penyidikkan kasus

PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR. TAHUN. TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL

2017, No masyarakat terhadap pelaksanaan penegakan hukum oleh Kejaksaan; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a,

RESUME PERMOHONAN PERKARA Nomor 016/PUU-IV/2006 Perbaikan 11 September 2006

MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

PERAN SERTA MASYARAKAT

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Hak Asasi Manusia

LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2015 TANGGAL 22 JUNI 2015 RENCANA AKSI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA TAHUN BAB I

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemberantasan tindak pidana korupsi di negara Indonesia hingga saat

NOMOR : M.HH-11.HM th.2011 NOMOR : PER-045/A/JA/12/2011 NOMOR : 1 Tahun 2011 NOMOR : KEPB-02/01-55/12/2011 NOMOR : 4 Tahun 2011 TENTANG

KAITAN EFEK JERA PENINDAKAN BERAT TERHADAP KEJAHATAN KORUPSI DENGAN MINIMNYA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DAN PENYERAPAN ANGGARAN DAERAH

KORUPSI MENGHAMBAT PEMBANGUNAN NASIONAL. Oleh : Kolonel Chk Hidayat Manao, SH Kadilmil I-02 Medan

UPAYA PEMBERANTASAN KORUPSI DI INDONESIA Oleh Putri Maha Dewi, S.H., M.H

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

BAB 13 PENCIPTAAN TATA PEMERINTAHAN YANG BERSIH DAN BERWIBAWA

BAHAN KULIAH SISTEM HUKUM INDONESIA MATCH DAY 13 PENEGAKAN HUKUM (BAGIAN 2)

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 117/PUU-XII/2014 Bukti Permulaan untuk Menetapkan Sebagai Tersangka dan Melakukan Penahanan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

SALAH PERSEPSI SOAL KORUPSI

PENGADILAN NEGERI SAMBAS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sebagai negara yang memiliki posisi strategis dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan Nasional bertujuan mewujudkan manusia Indonesia

BAB 9 PEMBENAHAN SISTEM DAN POLITIK HUKUM

Matriks Perbandingan KUHAP-RUU KUHAP-UU TPK-UU KPK

NOTA KESEPAHAMAN ANTARA KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA, KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA, DAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

1.1. Kondisi Umum Potensi dan Permasalahan 5 DAFTAR ISI. Hal BAB II VISI, MISI DAN TUJUAN Visi Misi

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

BAB 14 PENCIPTAAN TATA PEMERINTAHAN

Jalan Perubahan Ketiga: Pemberantasan Kejahatan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup PEMBANGUNAN SEBAGAI HAK RAKYAT

BAB 9 PEMBENAHAN SISTEM DAN POLITIK HUKUM

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 31 TAHUN 1999 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI BAB I

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DHAHANA PUTRA DIREKTORAT JENDERAL PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN, KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA R.I

BAB 11 PENGHORMATAN, PENGAKUAN, DAN PENEGAKAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

BAB 10 PENGHAPUSAN DISKRIMINASI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Komisi Pemberantasan Korupsi. Peranan KPK Dalam Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2004 TENTANG KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Institute for Criminal Justice Reform

BAB I PENDAHULUAN. penetapan status tersangka, bukanlah perkara yang dapat diajukan dalam

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

(BIDANG HUKUM, PERUNDANG-UNDANGAN, HAM DAN KEAMANAN)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2002 TENTANG

MATRIK RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH KEMENTERIAN/LEMBAGA TAHUN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN TENTANG PENGADILAN TINDAK PIDANA KORUPSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB 11 PENGHORMATAN PENGAKUAN DAN PENEGAKAN ATAS HUKUM DAN HAM

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 1985 TENTANG MAHKAMAH AGUNG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 1985 TENTANG MAHKAMAH AGUNG

BAB I PENDAHULUAN. membahayakan stabilitas politik suatu negara. 1 Korupsi juga dapat diindikasikan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 1985 TENTANG MAHKAMAH AGUNG

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 17/PUU-XIII/2015 Upaya Hukum Peninjauan Kembali (PK) terhadap Putusan Hukuman Mati

PENGADILAN NEGERI/HUBUNGAN INDUSTRIAL/TINDAK PIDANA KORUPSI BENGKULU

LAPORAN SINGKAT RAPAT KERJA KOMISI III DPR RI DENGAN JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEWENANGAN KEJAKSAAN SEBAGAI PENYIDIK TINDAK PIDANA KORUPSI

BAB I PENDAHULUAN. Penegakan Hukum yang dilaksanakan oleh Mahkamah Syar iyah Aceh tidak

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2009 TENTANG PENGADILAN TINDAK PIDANA KORUPSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2004 TENTANG KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENEGAKAN HUKUM. Bagian Kedelapan, Permintaan Keterangan Kepada PPATK (Berdasarkan Informasi PPATK

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

CAPAIAN MAHKAMAH AGUNG DI TAHUN 2011

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENGADILAN TINDAK PIDANA KORUPSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2004 TENTANG KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN Oleh DANIEL ARNOP HUTAPEA, S.Pd Materi Ke-2 Mencermati Peradilan di Indonesia

Transkripsi:

BAB 10 PENGHORMATAN, PENGAKUAN, DAN PENEGAKAN ATAS HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

BAB 10 PENGHORMATAN, PENGAKUAN, DAN PENEGAKAN ATAS HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA A. KONDISI UMUM Penghormatan, pengakuan, dan penegakan atas hukum dan hak asasi manusia di dalam tahun 2005 mencatat serangkaian keberhasilan. Namun demikian masih diperlukan kerja keras untuk mengatasi dan menyelesaikan berbagai persoalan penegakan hukum dan HAM, terutama yang mempunyai kompleksitas tinggi. Penghormatan, pengakuan, dan penegakan Hukum dan Hak Asasi Manusia yang menjadi ujung tombak pembangunan hukum dalam rangka merebut kembali kepercayaan masyarakat juga belum menunjukkan kinerja yang memuaskan. Penghormatan, pengakuan, dan penegakan Hukum dan Hak Asasi Manusia dalam tahun 2004 mencatat berbagai keberhasilan. Mahkamah Konstitusi yang mulai menjalankan tugas dan fungsinya pada tahun 2003, selama tahun 2004 telah memutus 15 (lima belas) perkara dengan rincian: 9 (sembilan) perkara dinyatakan tidak diterima, 3 (tiga) perkara ditolak, 1 (satu) perkara dikabulkan, dan 2 (dua) perkara ditarik kembali oleh pihak yang mangajukannya. Dalam usianya yang masih muda, putusan-putusan Mahkamah Konstitusi telah memberikan harapan akan lahirnya tertib perundangundangan serta kepastian hukum yang sangat penting dalam membantu upaya meningkatkan penghormatan, pengakuan, dan penegakan atas hukum dan hak asasi manusia. Penyelenggaraan fungsi penegakan hukum juga telah mencatat hasil yang menggembirakan dalam rangka memerangi penyalahgunaan narkotika dan obat berbahaya lainnya. Pengadilan Negeri Tangerang telah menjatuhkan hukuman mati terhadap pelaku peredaran narkotika dan obat berbahaya lainnya. Kinerja Pengadilan Negeri Tangerang dalam menangani perkara penyalahgunaan narkotika dan obat berbahaya lainnya diharapkan memotivasi dan menjadi tauladan bagi aparat penegak hukum lainnya dalam menyelenggarakan fungsi penegakan hukum. Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (KPK) yang dibentuk melalui UU No. 30 Tahun 2002 Tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, juga telah mulai menjalankan salah satu tugas pokoknya, yaitu melakukan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan terhadap tindak pidana korupsi. Pada saat ini KPK telah mengajukan 2 (dua) perkara korupsi kepada Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) yang juga dibentuk atas perintah oleh UU No. 30 Tahun 2002. Pada saat ini Pengadilan Tipikor sedang memeriksa kedua buah perkara tindak pidana korupsi yang melibatkan pejabat pemerintah di tingkat daerah dan di tingkat pusat. Penanganan perkara tindak pidana korupsi tersebut diharapkan selesai pada tahun 2005. Sementara itu kondisi penegakan hak asasi mansuia selama kurun waktu 2004 masih berjalan ditempat dan tidak lebih kondusif dibandingkan tahun 2003, menyusul masih

banyaknya pelanggaran terhadap hak-hak sipil. Perlindungan terhadap hak hidup, rasa aman dan hak sipil masih belum memadai terutama di daerah konflik. Beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain terjadinya sejumlah orang yang terpaksa meninggalkan kampung halaman ke daerah lain karena tempat tinggalnya dilanda konflik seperti di aceh, Maluku, Poso dan Papua. Persiapan pembentukan Komisi Kejaksaan yang telah dimulai pada tahun 2004 tetap diteruskan dan diharapkan pada tahun 2005 terbentuk dan dapat segera bekerja. Komisi Yudisial pada saat ini juga sedang proses pembentukan. Seleksi anggota Komisi Yudisial sedang dilakukan dan diharapkan pada tahun 2005 dapat mulai menjalankan tugas dan fungsinya. Secara umum, penghormatan, pengakuan, dan penegakan atas hukum dan hak asasi manusia terutama yang terkait dengan pemberantasan korupsi dan penanganan pelanggaran HAM pada tahun 2005 belum mampu menjawab tuntutan masyarakat. Perkara tindak pidana korupsi yang telah ditangani hanya meliputi jumlah yang tidak terlalu besar dan hanya melibatkan pelaku yang tidak terlalu penting. Akumulasi kekecewaan masyarakat berkaitan dengan belum tersentuhnya perkara tindak pidana korupsi yang menyebabkan kerugian dalam jumlah besar dan melibatkan pelaku yang mempunyai kedudukan sosial yang tinggi, serta pelanggaran HAM telah memberikan kesan penegakan hukum dan HAM dilakukan secara diskrimintif dan hukum hanya berlaku untuk masyarakat kecil. Penghormatan, pengakuan, dan penegakan atas hukum dan hak asasi manusia pada tahun 2006 menghadapi berbagai tantangan. Pertama, belum pulihnya penghargaan dan kepercayaan masyarakat terhadap kinerja pembangunan hukum, khususnya penegakan hukum. Merebut kepercayaan masyarakat terhadap hukum merupakan persoalan yang rumit, dan penegakan hukum menjadi tumpuan untuk mewujudkan upaya tersebut. Kedua, menguatnya tuntutan masyarakat terhadap penyelenggaraan penegakan hukum terutama dalam penanganan kasus-kasus korupsi berskala besar dan melibatkan pelaku tindak pidana korupsi yang mempunyai kedudukan sosial yang tinggi. Ketiga, menguatnya tuntutan masyarakat terhadap penanganan perkara pelanggaran hak asasi manusia yang sampai sekarang belum menunjukan hasil yang menggembirakan. B. SASARAN PEMBANGUNAN TAHUN 2006 Untuk mendukung penghormatan, pengakuan, dan penegakan atas hukum dan hak asasi manusia, sasaran yang ingin dicapai pada tahun 2006 adalah melanjutkan berbagai Rencana Aksi yang terkait dengan penghormatan, pengakuan dan penegakan atas hukum dan hak asasi manusia antara lain Rencana Aksi Hak Asasi Manusia 2004 2009; Rencana Aksi Nasional Pemberantasan Korupsi; Rencana Aksi Nasional Penghapusan Eksploitasi Seksual Komersial Anak; Rencana Aksi Nasional Penghapusan Bentukbentuk Pekerjaan Terburuk untuk Anak; dan Program Nasional Bagi Anak Indonesia (PNBAI) 2015. II.10 2

C. ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN TAHUN 2006 Penghormatan, pengakuan, dan penegakan atas hukum dan hak asasi manusia diarahkan pada kebijakan untuk mendorong terciptanya penegakan dan kepastian hukum yang konsisten terhadap hak asasi manusia, perlakuan yang adil dan tidak diskriminatif dengan langkah-langkah: (1) Meningkatkan upaya pemajuan, perlindungan, penegakan, pemenuhan dan penghormatan hak asasi manusia; (2) Menegakkan hukum secara adil, konsekuen, tidak diskriminatif, dan memihak pada rakyat kecil; (3) Mendorong peggunaan nilai-nilai budaya daerah sebagai salah satu sarana untuk mewujudkan terciptanya kesadaran hukum masyarakat; (4) Meningkatkan kerjasama yang harmonis antara kelompok atau golongan dalam masyarakat, agar mampu saling memahami dan menghormati keyakinan dan pendapat masingmasing;serta (5) Memperkuat dan melakukan konsolidasi demokrasi. II.10 3

D. MATRIKS PROGRAM PEMBANGUNAN TAHUN 2006 No. Kegiatan Pokok RPJM 1 Program Penegakan Hukum dan Hak Asasi Manusia Kegiatan Pokok RKP 2006 Program Penegakan Hukum dan Hak Asasi Manusia Sasaran Program Instansi Pelaksana Pagu Indikatif (Juta Rupiah) 643.614,2 Kegiatan-kegiatan pokok: 1. Penguatan upaya-upaya pemberantasan korupsi melalui pelaksanaan Rencana Aksi Nasional Pemberantasan Korupsi 2004-2009; Penguatan pelaksanaan Rencana Aksi Nasional Hak Asasi Manusia 2004-2009; Rencana Aksi Nasional Penghapusan Eksploitasi Seksual Komersial Anak; Rencana Aksi Nasional Penghapusan Bentuk-bentuk Pekerjaan Terburuk untuk Anak; dan Program Nasional Bagi Anak Indonesia (PNBAI) 2015. 2. Pelaksanaan Rencana Aksi Nasional Hak Asasi Manusia (RANHAM) 2004-2009 sebagai gerakan nasional. 3. Peningkatan penegakan hukum terhadap pemberantasan tindak pidana terorisme dan penyalahgunaan narkotika serta obat berbahaya lainnya; 4. Peningkatan efektivitas dan penguatan lembaga/institusi hukum maupun lembaga Kegiatan-kegiatan pokok: 1 Peningkatan Penyelesaian Perkara Kasasi dan Peninjauan Kembali 2 Peningkatan Penyelesaian Minutasi Perkara Kasasi dan Peninjauan Kembali 3 Peningkatan Penyelesaian Perkara yang menarik perhatian masyarakat 4 Peningkatan Penyelesaian Perkara KKN dan HAM 5 Inventarisasi Perkara 6 Penyusunan peraturan mekanisme perkara prioritas 7 Penyempurnaan sistem klasifikasi perkara 8 Penyempurnaan sistem pendistribusian perkara 9 Penyusunan prosedur penyelesaian perkara 10 Penyederhanaan format putusan Kembalinya kepercayaan masyarakat terhadap hukum dengan mengutamakan tiga agenda penegakan hukum dan hak asasi manusia, yaitu: pemberantasan korupsi; anti-terorisme; dan pembasmian penyalahgunaan narkotika dan obat berbahaya. Mahkamah Agung RI, Dep. Hukum & HAM, Kejaksaan Agung RI, Menko Polhukam, Badan Narkotika Nasional, Komnas HAM II.10 4

No. Kegiatan Pokok RPJM yang fungsi dan tugasnya mencegah dan memberantas korupsi; 5. Peningkatan efektivitas dan penguatan lembaga/institusi hukum maupun lembaga yang fungsi dan tugasnya menegakkan hak asasi manusia; 6. Peningkatan upaya-upaya penghormatan persamaan terhadap setiap warga negara di depan hukum, melalui keteladanan Kepala Negara dan pimpinan lainnya untuk mematuhi dan mentaati hukum dan hak asasi manusia secara konsisten dan konsekuen; 7. Penyelenggaraan audit reguler atas kekayaan seluruh pejabat pemerintah dan pejabat negara; 8. Peninjauan serta penyempurnakan berbagai konsep dasar dalam rangka mewujudkan proses hukum yang lebih sederhana, cepat, tepat dan dengan biaya yang terjangkau oleh semua lapisan masyarakat; 9. Peningkatan berbagai kegiatan operasional penegakan hukum dan hak asasi manusia dalam rangka menyelenggarakan ketertiban Kegiatan Pokok RKP 2006 Sasaran Program Instansi Pelaksana Pagu Indikatif (Juta Rupiah) II.10 5

No. Kegiatan Pokok RPJM sosial agar dinamika masyarakat dapat berjalan dengan sewajarnya; 10. Pembenahan sistem manajemen penanganan perkara yang menjamin akses publik; pengembangan sistem pengawasan yang transparan dan akuntabel; 11. Pengembangan sistem manajemen kelembagaan hukum yang transparan; 12. Penyelamatan bahan bukti akuntabilitas kinerja yang berupa dokumen/arsip lembaga negara dan badan pemerintahan untuk mendukung penegakan hukum dan hak asasi manusia; 13. Peningkatan koordinasi dan kerjasama yang menjamin efektivitas penegakan hukum dan hak asasi manusia ; 14. Pembaruan materi hukum yang terkait dengan pemberantasan korupsi; 15. Peningkatan pengawasan terhadap lalu lintas orang yang melakukan perjalanan baik keluar maupun masuk ke wilayah Indonesia; 16 Peningkatan fungsi intelijen agar aktivitas terorisme dapat dicegah pada tahap yang sangat dini, serta Kegiatan Pokok RKP 2006 Sasaran Program Instansi Pelaksana Pagu Indikatif (Juta Rupiah) II.10 6

No. Kegiatan Pokok RPJM Kegiatan Pokok RKP 2006 Sasaran Program Instansi Pelaksana Pagu Indikatif (Juta Rupiah) meningkatkan berbagai operasi keamanan dan ketertiban; serta 17 Peningkatan penanganan dan tindakan hukum terhadap penyalahgunaan narkotika dan obat berbahaya melalui identifikasi dan memutus jaringan peredarannya, meningkatkan penyidikan, penyelidikan, penuntutan serta menghukum para pengedarnya secara maksimal. II.10 7