Deklarasi Changwon untuk Kesejahteraan Manusia dan Lahan Basah



dokumen-dokumen yang mirip
PENDAHULUAN Latar Belakang

No pemeliharaan dan pemanfaatan keanekaragaman hayati sebagai modal dasar pembangunan. Penerapan prinsip Keuangan Berkelanjutan sebagai per

SAMBUTAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN RI PADA HARI PENANGGULANGAN DEGRADASI LAHAN SEDUNIA. Jakarta, 17 Juni 2017

KEPEMIMPINAN IKLIM GLOBAL PERJANJIAN KERJA SAMA (PKS)

Percepatan Peningkatan Aksi-aksi Perubahan Iklim di Tingkat Global : Pandangan Kelompok Masyarakat Sipil

I. PENDAHULUAN. manusia dalam penggunaan energi bahan bakar fosil serta kegiatan alih guna

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

Nations Framework Convention on Climate Change (Konvensi Kerangka Kerja Perserikatan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

5.2 Pengendalian Penggunaan Lahan dan Pengelolaan Lingkungan Langkah-langkah Pengendalian Penggunaan Lahan untuk Perlindungan Lingkungan

ALAM. Kawasan Suaka Alam: Kawasan Pelestarian Alam : 1. Cagar Alam. 2. Suaka Margasatwa

Peningkatan Kepedulian dan Pemahaman Masyarakat akan Dampak Perubahan Iklim. oleh: Erna Witoelar *)

LOMBA KARYA TULIS ILMIAH MAHASISWA FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA TAHUN 2017

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SAMBUTAN KETUA DPR-RI. Pada Jamuan Makan Siang dengan Peserta International Youth Forum on Climate Change (IYFCC) Jakarta, 28 Februari 2011

MENUJU KERANGKA KERJA STRATEGIS MENGENAI PERUBAHAN IKLIM DAN PEMBANGUNAN UNTUK KELOMPOK BANK DUNIA RANGKUMAN

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TUJUAN, KEBIJAKAN, DAN STRATEGI PENATAAN RUANG WILAYAH PROVINSI BANTEN

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

Hak cipta 2010, Sekretariat Konvensi Ramsar (Ramsar Convention Secretariat)

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/ TENTANG PENERBITAN DAN PERSYARATAN EFEK BERSIFAT UTANG BERWAWASAN LINGKUNGAN (GREEN BOND)

PB 10 STRATEGI UMUM PENGEMBANGAN LINGKUNGAN HIDUP

BAB I. PENDAHULUAN. Perubahan iklim merupakan fenomena global meningkatnya konsentrasi

Terjemahan Tanggapan Surat dari AusAID, diterima pada tanggal 24 April 2011

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Laporan dari Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC)

Infrastruktur Hijau : Perlu Upaya Bersama

Indonesia Komitmen Implementasikan Agenda 2030 Senin, 05 September 2016

RENCANA AKSI NASIONAL PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA (RAN-GRK)

KEBIJAKAN NASIONAL ANTISIPASI DAMPAK PERUBAHAN IKLIM TERHADAP SEKTOR KELAUTAN DAN PERIKANAN. Deputi Bidang SDA dan LH

Ilmuwan mendesak penyelamatan lahan gambut dunia yang kaya karbon

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

Pandangan Indonesia mengenai NAMAs

Sambutan Endah Murniningtyas Penyusunan Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Balikpapan, Februari 2012

Pendahuluan Daniel Murdiyarso

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pulau Jawa merupakan salah satu pulau yang menjadi pusat pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

BAB X PEMBANGUNAN SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP

Edisi 1 No. 1, Jan Mar 2014, p Resensi Buku

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 73 TAHUN 2012 TENTANG STRATEGI NASIONAL PENGELOLAAN EKOSISTEM MANGROVE

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN. Kerangka Acuan Kerja PEGAWAI TIDAK TETAP (51) BIDANG

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERTUMBUHAN LEBIH BAIK, IKLIM LEBIH BAIK

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 69 TAHUN 2011 NOMOR 25 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS

PENGARUSUTAMAAN ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL

KRITERIA KAWASAN KONSERVASI. Fredinan Yulianda, 2010

I. PENDAHULUAN. manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Pemanfaatan tersebut apabila

Menerapkan Filosofi 4C APRIL di Lahan Gambut

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 73 TAHUN 2012 TENTANG STRATEGI NASIONAL PENGELOLAAN EKOSISTEM MANGROVE DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

No. Program Sasaran Program Instansi Penanggung Jawab Pagu (Juta Rupiah)

BAB I PENDAHULUAN Gambaran Umum BPLH Kota Bandung

Pemetaan Pendanaan Publik untuk Perubahan Iklim di Indonesia

Kepastian Pembiayaan dalam keberhasilan implementasi REDD+ di Indonesia

PERHUTANAN SOSIAL DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG EFEKTIF

Gambar 1. Kedudukan RD Pembangunan DPP, KSPP, KPPP dalam Sistem Perencanaan Tata Ruang dan Sistem Perencanaan Pembangunan RIPPARNAS RIPPARPROV

3/1/2018. Millennium Development Goals and Sustainable Development Goals. Pembangunan harus BERKELANJUTAN

BRIEF Volume 11 No. 01 Tahun 2017

INDUSTRI PENGGUNA HARUS MEMBERSIHKAN RANTAI PASOKAN MEREKA

Mata Pencaharian Penduduk Indonesia

Pemanfaatan canal blocking untuk konservasi lahan gambut

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 73 TAHUN 2012 TENTANG STRATEGI NASIONAL PENGELOLAAN EKOSISTEM MANGROVE DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENATAAN RUANG BERBASIS EKOSISTEM DAN PELUANG PENERAPAN EU RED (SATU KAJIAN HUKUM)

Perlindungan Terhadap Biodiversitas

memberikan kepada peradaban manusia hidup berdampingan dengan

SYARAT-SYARAT KEBERHASILAN TATANAN SOSIAL GLOBAL DAN EKONOMI BERORIENTASI PASAR.

PRINSIP PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN. Materi ke 2

Perbaikan Tata Kelola Kehutanan yang Melampaui Karbon

Dampak Pemanasan Global Terhadap Perubahan Iklim di Indonesia Oleh : Ahkam Zubair

No baik hayati berupa tumbuhan, satwa liar serta jasad renik maupun non-hayati berupa tanah dan bebatuan, air, udara, serta iklim yang saling

- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

Indonesia Climate Change Trust Fund Usulan Program Mitigasi Berbasis Lahan

PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS (SDGs)

DEKLARASI BANGKOK MENGENAI AKTIVITAS FISIK UNTUK KESEHATAN GLOBAL DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

Kajian Hukum Penataan Ruang Berbasiskan Ekosistem dan Peluang Penerapan EU RED (EU Renewable Energy Source Directive)

TINJAUAN PUSTAKA. meskipun ada beberapa badan air yang airnya asin. Dalam ilmu perairan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 73 TAHUN 2013 TENTANG RAWA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

MENTERI NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL,

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 73 TAHUN 2013 TENTANG RAWA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1.1 Latar Belakang. sumber. Sedangkan adaptasi adalah upayauntuk meminimalkan dampak melalui penyesuaian pada sistem alam dan manusia.

BAB IV. LANDASAN SPESIFIK SRAP REDD+ PROVINSI PAPUA

PERUBAHAN IKLIM DAN STRATEGI ADAPTASI NELAYAN

SAMBUTAN KEPALA BAPPEDA PROV JATENG

Royal Golden Eagle (RGE) Kerangka Kerja Keberlanjutan Industri Kehutanan, Serat Kayu, Pulp & Kertas

BAHAN MENTERI DALAM NEGERI PADA ACARA MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN (MUSRENBANG) REGIONAL KALIMANTAN TAHUN 2015

Lahan Basah bagi Pengurangan Risiko Bencana

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN. Ekosistem /SDAL memiliki nilai guna langsung dan tidak langsung

Ringkasan Eksekutif. Ringkasan Eksekutif. Akhiri KEMISKINAN pada Generasi Saat Ini

Sustainable Development Lingkungan Hidup dan Pembangunan. SEPNB Hubungan Internasional Universitas Komputer Indonesia 2015

2018, No Produk, Kehutanan dan Penggunaan Lahan Lainnya, dan Limbah; d. bahwa Pedoman Umum Inventarisasi GRK sebagaimana dimaksud dalam huruf c

Sidang Pendadaran, 24 Desember 2016 Prodi Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis ~VK

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERENCANAAN PENGELOLAAN DAS TERPADU. Identifikasi Masalah. Menentukan Sasaran dan Tujuan. Alternatif kegiatan dan implementasi program

Deklarasi New York tentang Kehutanan Suatu Kerangka Kerja Penilaian dan Laporan Awal

PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP

Transkripsi:

Deklarasi Changwon untuk Kesejahteraan Manusia dan Lahan Basah MENGAPA ANDA HARUS MEMBACA DAN MENGGUNAKAN DEKLARASI INI Lahan basah menyediakan pangan, menyimpan karbon, mengatur arah aliran air, menyimpan energy dan sangat penting bagi keanekaragaman hayati. Manfaatnya bagi manusia sangatlah penting untuk kelangsungan hidup manusia di masa depan. Perlindungan dan pemanfaatan lahan basah secara bijak sangatlah penting bagi manusia, terutama untuk masyarakat tak mampu. Kesejahteraan manusia bergantung kepada manfaat yang diberikan oleh ekosistem kepada manusia, sebagian di antaranya berasal dari lahan basah yang subur. Pembuatan kebijakan, perencanaan, pengambilan keputusan dan pengaturan oleh berbagai macam sektor, di setiap tingkatan dari internasional hingga lokal, dapat memperoleh manfaat dari masukan konsensus global yang diberikan oleh Ramsar Convention. Hal ini termasuk identifikasi dari perlunya lahan basah, perlunya melindungi dan menggunakan lahan basah dengan bijak, dan menjamin keamanan dari manfaat yang diberikan oleh lahan basah dalam bentuk air, penyimpanan karbon, bahan makanan, energi, keanekaragaman hayati dan mata pencaharian. Termasuk juga di dalamnya pengetahuan teknis, petunjuk, model-model dan jaringan pendukung untuk membantu mengimplementasikan pengetahuan tersebut. Deklarasi Changwon memberikan gambaran dari langkah-langkah prioritas yang kesemuanya menunjukkan arahan untuk menghasilkan tujuan-tujuan keberlanjutan di bidang lingkungan hidup yang paling kritis di dunia. Deklarasi Changwon adalah pernyataan dan ajakan dari pertemuan ke-10 Konferensi Pihak-pihak yang Terikat pada Ramsar Convention untuk Lahan Basah (Conference of Contracting Parties to the Ramsar Convention on Wetlands), yang telah dilangsungkan di Changwon, Republik Korea, dari tanggal 28 Oktober hingga 4 November 2008. Deklarasi Changwon relevan untuk kita semua, dimanapun, yang peduli terhadap masa depan lingkungan kita. Jika anda seorang perencana, pembuat kebijakan, pengambil keputusan, perwakilan atau manajer di sektor lingkungan, tanah atau penggunaan sumber daya apapun, atau bekerja di bidang pendidikan dan komunikasi, kesehatan masyarakat, ekonomi atau mata pencaharian, maka Deklarasi ini ditujukan untuk anda. Tindakan Anda berpengaruh kepada masa depan lahan basah. Dari mana Deklarasi ini berasal? Konvensi Ramsar untuk Lahan Basah adalah persetujuan global antar-pemerintah mengenai konservasi dan penggunaan secara bijak terhadap seluruh lahan basah di dunia. Konvensi ini dicetuskan di kota

Ramsar di Republik Islam Iran pada tanggal 2 Februari 1971. Misi dari Konvensi untuk Lahan Basah (Ramsar, Iran, 1971) 1 adalah: konservasi dan penggunaan semua lahan basah 3 secara bijak 2 melalui tindakan lokal, regional dan nasional serta kerjasama internasional, sebagai kontribusi untuk mencapai perkembangan berkelanjutan di seluruh dunia. Konvensi Ramsar telah hadir selama empat dekade dan terus berkembang dan memfokuskan agendanya pada prioritas kritis bagi lingkungan di tingkat global, nasional dan lokal. Konferensi ke-10 dari Pihak-pihak yang Terikat pada konvensi tersebut diadakan di Changwon, Republik Korea, dari tanggal 28 Oktober hingga 4 November 2008, mengambil tema Lahan basah subur, masyarakat sehat 4, memfokuskan diri pada keterkaitan antara kesejahteraan manusia dan fungsi dari lahan basah dan identifikasi dari tindakan positif berkaitan dengan hal tersebut. Siapa yang harus menggunakan Deklarasi ini? Konferensi tersebut mengalamatkan Deklarasi ini kepada seluruh pihak terkait di bidang penguasaan dan pengaturan lingkungan hidup, terutama para pemimpin, baik di tingkat global, termasuk para pemimpin pemerintahan, maupun para pelaksana di tingkat lokal dan daerah sungai. Mengapa Deklarasi ini bukan sekedar cuma Deklarasi yang lain? Beberapa deklarasi telah dikeluarkan oleh beragam konferensi lingkungan hidup internasional. Deklarasi Changwon bertujuan untuk tidak melingkupi dasar-dasar yang standar, tetapi untuk menambahkan nilai dengan cara: ditujukanbekerja langsung terutama kepada pihak-pihak diluar Konvensi Ramsar itu sendiri, dan kepada kesempatan-kesempatan untuk melakukan tindakan; menawarkan langkah-langkah tindakan yang positif dan praktis; dan menetapkan cara yang menjamin terealisasinya Deklarasi ini. Apa yang ada pada Deklarasi ini? Deklarasi ini menitikberatkan tindakan-tindakan positif yang menjamin kesejahteraan manusia dan hasil perlindungan di masa datang berdasarkan lima prioritas berikut ini, yang diikuti oleh membaurnya dua wilayah mekanisme penyampaian. Secara praktis, apa maksud dari hal-hal berikut ini? Air dan lahan basah Berkurang dan hilangnya lahan basah berlangsung lebih cepat daripada ekosistem lainnya, dan hal ini cenderung meningkat diakibatkan oleh perubahan yang sangat besar terhadap penggunaan tanah, pengalihan air dan pembangunan infrastruktur. Akses terhadap air bersih berkurang untuk 1-2 milyar penduduk di seluruh dunia, dan pada akhirnya akan mempengaruhi secara negatif produksi pangan, kesehatan masyarakat dan pembangunan ekonomi, dan dapat menyebabkan meningkatnya konflik sosial. Sangat penting untuk meningkatkan pengendalian air. Daripada memberlakukan kebijakan berdasarkan permintaan, yang menyebabkan adanya alokasi air yang berlebih, pengendalian air harus memperlakukan lahan basah sebagai infrastruktur air alami, sebagai satu kesatuan pengaturan sumber daya air di skala daerah sungai. Terus melakukan seperti yang biasanya bukanlah suatu pilihan. Permintaan yang meningkat untuk air dan penggunaan air secara berlebih bisa

membahayakan kesejahteraan manusia dan lingkungan hidup. Akses menuju air bersih, kesehatan masyarakat, produksi pangan, perkembangan ekonomi dan stabilitas geopolitis menjadi kurang terjamin dengan berkurangnya lahan basah yang disebabkan oleh perbedaan yang meningkat tajam antara permintaan dan persediaan air. Terkadang tidak cukup air untuk memenuhi kebutuhan manusia secara langsung dan untuk menjaga lahan basah yang kita perlukan. Bahkan dengan usaha yang sedang dilakukan sekarang untuk menjaga aliran air bagi ekosistem, kapasitas lahan basah untuk terus menyediakan manfaat bagi masyarakat dan keanekaragaman hayati, termasuk persediaan air yang bersih dan memadai, terus berkurang. Tindakan-tindakan untuk mendukung alokasi air bagi ekosistem, seperti pengaturan lingkungan, menentukan batas maksimal bagi alokasi air (watar caps ), dan peraturan yang baru mengenai pengaturan air, harus diperkuat. Untuk menutup kesenjangan air (water gap), kita harus: menggunakan air yang tersedia dengan lebih efisien; hentikan berkurang atau hilangnya lahan basah berdasarkan kesadaran yang jelas bahwa kita semua bergantung kepada lahan basah yang subur untuk menjamin tersedianya air, dan bahwa lahan basah sedang berkurang dengan laju yang lebih tinggi dibandingkan ekosistem yang lain; kembalikan lahan basah yang telah berkurang dengan demikian akan memberikan persediaan air permukaan dan air bawah tanah secara efisien dan efektif dari segi biaya, meningkatkan kualitas air, menjaga pertanian dan perikanan, dan melindungi keanekaragaman hayati. lindungi dan atur secara bijak lahan basah kita dengan selalu memastikan bahwa lahan basah tersebut mengandung cukup air bagi mereka untuk tetap menjadi sumber dengan kualitas dan kuantitas air yang kita butuhkan untuk produksi pangan, air minum dan kebersihan. Kegagalan untuk melakukan hal tersebut dapat menyebabkan masalah air kita menjadi lebih parah, karena lahan basah adalah satu-satunya sumber air yang mudah kita capai. Perubahan iklim dan lahan basah Banyak jenis lahan basah yang memiliki peranan penting dalam memendam dan menyimpan karbon. Lahan basah tersebut pada umumnya rentan terhadap perubahan iklim, sementara gangguan manusia terhadap lahan basah tersebut dapat menyebabkan pembuangan karbon yang sangat besar. Lahan basah merupakan bagian penting dari infrastruktur alami yang kita butuhkan untuk menanggapi perubahan iklim. Pengurangan dan kehilangan lahan basah akan membuat perubahan iklim semakin buruk dan menyebabkan manusia menjadi lebih rentan terhadap dampak perubahan iklim seperti banjir, longsor dan kelaparan. Sebagian besar kebijakan perubahan iklim bereaksi untuk lebih banyak cadangan dan pemindahan air, serta pembangkit listrik, yang jika diterapkan secara buruk, dapat menyebabkan hilangnya lahan basah. Perubahan iklim meningkatkan ketidakpastian pengaturan air dan membuatnya semakin sulit untuk mendekatkan kesenjangan antara permintaan dan persediaan air. Kita akan merasakan dampak dari perubahan iklim yang meningkat secara langsung melalui perubahan distribusi dan ketersediaan air, meningkatkan tekanan pada kesuburan lahan basah. Mengembalikan lahan basah dan menjaga daur hidrologinya adalah hal terpenting dalam menanggapi perubahan iklim, penanggulangan banjir, persediaan air, penyediaan pangan dan perlindungan keanekaragaman hayati. Lahan basah di daerah pantai akan berperan penting dalam strategi yang dibuat untuk mengatasi masalah-masalah di daerah pantai akibat naiknya permukaan air laut. Pemerintah harus menyertakan manajemen air dan lahan basah dalam strategi efektif untuk menanggapi perubahan iklim di tingkat nasional. Para pengambil keputusan harus memahami infrastruktur alami lahan basah sebagai aset utama dalam melawan dan mengatasi perubahan iklim.

Air dan lahan basah yang berfungsi dengan baik memainkan peranan utama dalam menanggapi perubahan iklim dan dalam mengatur proses iklim yang alami (melalui daur air, pemeliharaan keanekaragaman hayati, mengurangi emisi gas rumah kaca serta dampak-dampak penyangganya). Konservasi dan penggunaan lahan basah dengan bijak dapat membantu mengurangi efek negatif ekonomi, sosial dan ekologis yang mungkin terjadi. Pembangunan peluang harus diraih untuk kerja sama antara badan teknis internasional yang terlibat dalam perubahan iklim (misalnya, Intergovernmental Panel on Climate Change, Ramsar Scientific and Technical Review Panel), untuk berbagi pengertian dan menyelaraskan analisa, terutama yang berkaitan dengan lahan basah/air/keterkaitan iklim. Mata pencaharian masyarakat dan lahan basah Di saat kebijakan di berbagai bidang tidak dilakukan secara selaras, banyak pembangunan utama dan skema infrastruktur yang bertujuan mengentaskan kemiskinan malah menyebabkan berkurangnya lahan basah, yang mengakibatkan menurunnya kemampuan lahan basah untuk menyediakan layanan penting bagi masyarakat sekitar dan pada akhirnya menyebabkan kemiskinan yang lebih parah. Diperlukan tindakan untuk memelihara manfaat yang diberikan oleh lahan basah untuk pembangunan ekonomi dan mata pencaharian masyarakat, terutama yang tidak mampu. Investasi di bidang pemeliharaan pelayanan yang diberikan oleh lahan basah harus terlingkup dalam Naskah Strategi Pengentasan Kemiskinan serta kebijakan dan perencanaan terkait lainnya. Penggunaan secara bijak, manajemen dan pengembalian lahan basah harus membantu terciptanya peluang untuk meningkatkan mata pencaharian masyarakat, khususnya masyarakat yang bergantung kepada lahan basah, masyarakat pinggiran dan rentan. Berkurangnya lahan basah mempengaruhi mata pencaharian dan memperburuk kemiskinan, terutama pada masyarakat pinggiran dan rentan. Keterkaitan lahan basah/mata pencaharian harus dianalisa dan didokumentasikan lebih baik. Kapasitas dan kerja sama harus dibangun pada berbagai tingkat untuk mendukung pengajaran, pengumpulan dan pembagian ilmu pengetahuan mengenai keterkaitan tersebut. Manajemen lahan basah yang berkesinambungan harus didukung oleh pengetahuan lokal (indigeneous) dan tradisional, tanggapan dari identitas alami yang berhubungan dengan lahan basah, pengurusan yang dilakukan melalui insentif ekonomis dan diversifikasi berdasarkan dukungan untuk mata pencaharian. Kesehatan masyarakat dan lahan basah Lahan basah penting karena manfaat kesehatan yang disediakannya, dan juga sebagai tempat yang dapat dikunjungi masyarakat untuk pendidikan, rekreasi, agrowisata, pengalaman spiritual dan alamiah, atau hanya untuk sekedar menikmati keindahan alamnya. Hubungan antara ekosistem lahan basah dan kesehatan masyarakat harus menjadi komponen penentu dari kebijakan, perencanaan dan strategi nasional dan internasional. Sektor pembangunan, termasuk pertambangan, industri ekstraktif lainnya, pembangunan infrastruktur, air dan kebersihan, energi, pertanian, transportasi dan lainnya bisa memiliki dampak langsung maupun tidak langsung bagi lahan basah. Hal ini menyebabkan dampak negatif bagi layanan ekosistem lahan basah, termasuk yang mendukung kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. Manajer dan pengambil keputusan di sektor pembangunan tersebut harus lebih memperhatikan hal ini dan mengambil semua kemungkinan untuk menghindari dampak buruk tersebut.

Sektor kesehatan dan lahan basah harus saling membantu dalam mengatur keterkaitan antara karakter ekologis lahan basah 5 dan kesehatan masyarakat. Pengatur lahan basah dan pengairan harus mengidentifikasi dan menerapkan campur tangan yang bermanfaat baik bagi kesehatan ekosistem lahan basah maupun kesehatan masyarakat. Sudah jelas bahwa sebagian besar tekanan yang terus menerus pada lahan basah yang menyebabkan kecenderungan bagi kesehatan masyarakat berakar pada masalah air, misalnya penyebaran penyakit dan penyebabnya melalui air dan/atau berkurangnya persediaan air yang kualitasnya memenuhi syarat untuk produksi pangan, kebersihan, dan minum. Perubahan pemakaian lahan, keanekaragaman hayati dan lahan basah Pengetahuan dan pemahaman yang lebih baik akan akibat dan manfaat dari perubahan ekosistem lahan basah menyebabkan pengambilan keputusan yang lebih baik. Keputusan untuk perubahan penggunaan lahan harus mencakup pengetahuan yang memadai tentang kisaran manfaat, dan nilainya, yang disediakan lahan basah bagi masyarakat dan keanekaragaman hayati. Pengambilan keputusan harus, jika memungkinkan, memberi prioritas untuk perlindungan lahan basah yang berfungsi secara alami dan manfaat yang diberikannya, terutama dengan menjamin keberlangsungan layanan ekologi, sementara menyadari bahwa sistem lahan basah buatan juga memberi kontribusi penting bagi keamanan air dan pangan. Diperlukan lebih banyak tindakan untuk menyampaikan akar permasalahan dari hilangnya keanekaragaman hayati dan mengembalikan kehilangan tersebut dengan mengacu kepada target rehabilitasi yang sudah disetujui, termasuk target yang akan diadopsi sebagai tindak lanjut dari target 2010 6 mengenai pengurangan yang berakibat pada penurunan perkembangan keanekaragaman hayati. Mekanisme pembauran bagaimana yang paling membantu dalam menyampaikan seluruh hal tersebut? Perencanaan, pengambilan keputusan, keuangan dan ekonomi Pengembangan kebijakan dan pengambilan keputusan sebagai tanggapan terhadap masingmasing isu yang disampaikan pada Deklarasi ini seringkali menimbulkan dilema antar tujuan kebijakan di berbagai sektor. Pengambilan keputusan yang baik bergantung kepada kesetimbangan antar tujuan yang saling berkaitan, bahkan ketika informasi yang jelas dan menyeluruh tidak tersedia. Penggunaan yang tepat dari perangkat pengambilan keputusan yang cepat dan praktis (seperti perkiraan yang cepat, penyelesaian konflik, mediasi, pohon keputusan, dan analisa biayamanfaat) seringkali dapat menjadi bantuan yang kritis dalam mengidentifikasi isu dan pilihan kebijakan. Tanggapan yang menyeluruh harus diberikan bagi betapa berartinya lahan basah dalam perencanaan wilayah, terutama Lahan Basah Penting Internasional (Wetlands of International Importance) (situs Ramsar 7 ), sehingga nilai yang mereka miliki dapat memberi informasi yang benar mengenai penggunaan lahan dan pengaturan prioritas investasi dan penerapan penjagaan yang dibutuhkan. Analisa biaya-manfaat harus cukup lengkap untuk merefleksikan dengan baik nilai ekonomis lahan basah, serta kenyataan bahwa berinvestasi untuk pemeliharaan karakter ekologis lahan basah biasanya membutuhkan lebih banyak biaya-strategi efektif daripada memperbaiki akibat hilangnya layanan lahan basah. Pembiayaan yang cukup dan berkesinambungan bagi konservasi lahan basah dan penggunaannya secara bijak adalah hal yang penting, dan hal ini dapat dibantu dengan menggunakan instrumen keuangan yang inovatif dan kerja sama antara sektor-sektor tersebut dan

semua pihak yang terkait di luar Konvensi Ramsar yang dahulu tidak bekerja bersama dalam isu lahan basah. Terutama jika sumber daya yang tersedia terbatas, aktivitas yang berkaitan dengan konservasi dan penggunaan lahan basah secara bijak harus memaksimalkan penggunaan sumber daya yang ada secara efisien. Berbagi pengetahuan dan pengalaman Informasi dasar dalam cakupan global dan karakterisasi dari lahan basah harus segera ditingkatkan. Meningkatnya peluang untuk memanfaatkan teknik observasi perputaran bumi dan teknologi informasi lainnya. Organisasi-organisasi yang memiliki kepentingan yang sama dalam data dan informasi dang pengetahuan (termasuk pengetahuan lokal dan tradisional) yang berkaitan dengan masalah yang tercakup dalam Deklarasi ini harus meningkatkan usaha untuk mencari pendekatan yang umum, selaras dan dapat dicapai, sehingga pengetahuan dan pengalaman (misalnya, mengenai kebiasaan yang baik) dapat dibagi secara lebih efektif, termasuk melalui aplikasi teknologi informasi yang benar. Ajakan bagi Anda Setiap dan semua orang berperan dalam hasil yang didukung oleh Deklarasi ini. Banyak kelompok di seluruh dunia telah bekerja dalam menggunakan lahan basah secara bijak sebagaimana dianjurkan dalam Dekarasi ini. Banyak pengalaman berharga dan pengetahuan untuk dibagi yang dapat membantu kita membuat kemajuan yang jelas dan nyata. Raihlah kesempatan ini, bergabunglah, nyebur yuk! Dampak yang pasti Pengukuran akan suksesnya Deklarasi ini mencakup: keberadaannya menjadi lebih dikenal, dilaporkan, diterjemahkan dan diingat; pesan yang disampaikan digunakan dalam perencanaan dan pengambilan keputusan pada tingkat lokal dan tingkatan penguasa/proses manajemen daerah sungai; elemen-elemennya yang berhubungan diterapkan pada perencanaan, keputusan dan program tindakan di tingkat nasional; elemen-elemennya diterapkan pada pernyataan kebijakan, keputusan dan program tindakan di tingkat internasional, termasuk penjelasan yang menyeluruh bagi delegasi pemerintah pada pertemuan-pertemuan internasional yang berkaitan. Catatan: 1 Konvensi Ramsar untuk Lahan Basah adalah otoritas antar-pemerintah yang utama untuk lahan basah dan berusaha keras untuk menjamin bahwa kontribusi lahan basah bagi seluruh aspek kesejahteraan manusia diketahui dan diperkokoh pada seluruh sektor dan tingkatan di masyarakat. 2 Pengunaan lahan basah secara bijak telah ditetapkan dalam Konvensi tersebut sebagai pemeliharaan karakter ekologis lahan basah, yang diraih melalui implementasi pendekatan ekosistem, di dalam konteks pembangunan yang berkelanjutan. (Frasa dalam konteks pembangunan yang berkelanjutan ditujukan untuk mengetahui bahwa sementara beberapa pembangunan lahan basah tak dapat dihindari dan banyak pembangunan memberi manfaat yang penting bagi masyarakat, pengembangan dapat difasilitasi dengan cara berkesinambungan dengan pendekatan yang dijelaskan dalam Konvensi tersebut, dan tidaklah benar untuk mengimplikasikan bahwa pembangunan tersebut adalah tujuan dari semua lahan basah.)

3 Lahan basah mencakup ekosistem yang lebih luas daripada yang dipahami oleh masyarakat umum. Pasal 1.1 dari Konvensi Ramsar menetapkan bahwa lahan basah adalah daerah paya, rawa, lahan gambut atau perairan, baik alami maupun buatan, permanen atau sementara, dengan air yang diam atau mengalir, segar, payau atau asin, termasuk daerah perairan laut dengan kedalaman pada saat surut tidak melebihi enam meter. 4 Di tahun-tahun belakangan ini, Konferensi Ramsar bagi Pihak-pihak yang Terikat (Ramsar Conferences of the Contracting Parties) (COPs) telah diberikan tema untuk merefleksikan hal-hal prioritas terkini pada evolusi Konvensi. Tema-tema sebelumnya menekankan berbagai aspek berbeda pada keterkaitan antara lahan basah dan masyarakat, dan tema untuk COP10, Lahan basah subur, masyarakat sehat, menempatkan Konvensi tersebut pada hubungannya dengan pemahaman yang muncul mengenai keterkaitan yang kritis antara lahan basah dan kesehatan masyarakat dan kumpulan konteks dari keputusan-keputusan yang baru untuk diterapkan di area ini. 5 Karakter ekologis dari lahan basah adalah konsep kunci dari Konvensi Ramsar, ditetapkan sebagai kombinasi dari komponen ekosistem, proses dan manfaat/layanan yang memberikan karakter bagi lahan basah pada suatu waktu tertentu. (Dalam konteks ini, manfaat ekosistem ditetapkan sesuai dengan definisi layanan ekosistem dari Badan Penilaian Ekosistem Millennium (Millennium Ecosystem Assessment) sebagai manfaat yang didapat masyarakat dari ekosistem ). 6 Target Keanekaragaman Hayati 2010 ( 2010 Biodiversity Target ), dicetuskan oleh Konvensi Keanekaragaman Hayati (Convention on Biological Diversity) (CBD) dan oleh kepala-kepala negara pada Pertemuan untuk Pembangunan Berkelanjutan PBB pada tahun 2002 (World Summit on Sustainable Development) (WSSD), adalah untuk mencapai pengurangan yang berarti pada laju kehilangan keanekaragaman hayati pada tingkat global, regional dan nasional hingga tahun 2010, sebagai kontribusi pada pengentasan kemiskinan dan bagi manfaatnya bagi seluruh kehidupan di Bumi. 7 Situs Ramsar (Lahan Basah Penting Internasional, Wetlands of International Importance) diakui dan ditetapkan oleh pemerintah di dunia yang termasuk dalam Pihak yang Terkait pada Konvensi Ramsar. Situs-situs tersebut membentuk jaringan global daerah yang dilindungi terbesar, pada saat ini (hingga November 2008) mencakup lebih dari 168 juta hektar di lebih 1.822 situs.