BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan kota seringkali menyebabkan terjadinya perubahan kondisi ekologis lingkungan perkotaan yang

Perhitungan Ruang Terbuka Hijau Perkotaan Jenis Publik (Studi Kasus : Kota Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan pesat di seluruh wilayah Indonesia. Pembangunan-pembangunan

I. PENDAHULUAN. sebagai bentang budaya yang ditimbulkan oleh unsur-unsur alami dan non alami

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kota diartikan sebagai suatu sistem jaringan kehidupan manusia yang

ANALISIS KEBUTUHAN RUANG TERBUKA HIJAU KECAMATAN KOTA TENGAH KOTA GORONTALO. Sri Sutarni Arifin 1. Intisari

BAB II KAJIAN PUSTAKA...

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Disajikan oleh: LIA MAULIDA, SH., MSi. (Kabag PUU II, Biro Hukum, Kemen PU)

2016 KEBUTUHAN RUANG TERBUKA HIJAU BERD ASARKAN JUMLAH PEND UD UK D I KECAMATAN JATINANGOR KABUPATEN SUMED ANG

BAB I PENDAHULUAN. lahan terbangun yang secara ekonomi lebih memiliki nilai. yang bermanfaat untuk kesehatan (Joga dan Ismaun, 2011).

Pembangunan Geodatabase Ruang Terbuka Hijau Kota Bandung

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ruang Terbuka Hijau (RTH) adalah suatu bentuk ruang terbuka di kota (urban

ANALISIS KEBUTUHAN RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK DI KOTA BITUNG

SCAFFOLDING 1 (2) (2012) SCAFFOLDING. IDENTIFIKASI RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK KOTA REMBANG

MATA KULIAH PRASARANA WILAYAH DAN KOTA I (PW ) Jur. Perencanaan Wilayah dan Kota FTSP INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

Pranata Pembangunan Pertemuan 1 Pembangunan di Kawasan Hijau. Sahid Mochtar, S.T., MT. Ratna Safitri, S.T., M.Ars.

ANALISIS KEBUTUHAN RUANG TERBUKA HIJAU DI KOTA POSO (STUDI KASUS : KECAMATAN POSO KOTA)

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan penduduk di Indonesia disetiap tahun semakin meningkat. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Arahan Optimalisasi RTH Publik Kecamatan Kelapa Gading, Jakarta Utara

INFORMASI RUANG TERBUKA HIJAU (RTH) DI PROVINSI JAMBI

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. permukaan tanah dan atau air (Peraturan Pemeritah Nomor 34 Tahun 2006).

I. PENDAHULUAN. Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan,

PENDAHULUAN. banyaknya daerah yang dulunya desa telah menjadi kota dan daerah yang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kota sebagai pusat pemukiman, industri dan perdagangan

Konsep Penataan Ruang Terbuka Hijau di Kota Ponorogo. Dirthasia G. Putri

Studi Peran & Efektifitas RTH Publik di Kota Karanganyar Isnaeny Adhi Nurmasari I BAB I PENDAHULUAN

METODOLOGI 3.1 Lokasi dan waktu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kabupaten Bantul merupakan kabupaten yang berada di Propinsi Daerah

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan, kawasan industri, jaringan transportasi, serta sarana dan prasarana

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI

ARAHAN POLA PENYEBARAN RUANG TERBUKA HIJAU IBUKOTA KECAMATAN TADU RAYA KABUPATEN NAGAN RAYA, NAD. Oleh : Linda Dwi Rohmadiani

BAB I PENDAHULUAN. terhadap penduduk kota maupun penduduk dari wilayah yang menjadi wilayah

PEMERINTAH KABUPATEN JOMBANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

EVALUASI PERKEMBANGAN RUANG TERBUKA HIJAU DI KOTA MADIUN

PENDAHULUAN. didirikan sebagai tempat kedudukan resmi pusat pemerintahan setempat. Pada

BAB I PENDAHULUAN. Kecenderungan terjadinya penurunan kwantitas ruang terbuka publik,

III PENYUSUNAN MASTERPLAN RTH PERKOTAAN MASTERPLAN RTH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

INVENTARISASI SERAPAN KARBON OLEH RUANG TERBUKA HIJAU DI KOTA MALANG, JAWA TIMUR

MEMUTUSKAN : : PERATURAN DAERAH TENTANG PENGELOLAAN RUANG TERBUKA HIJAU.

BAB II RUANG TERBUKA HIJAU DI KOTA BINJAI. 2.1 Penggunaan Lahan Di Kota Binjai

Tugas Akhir Analisa Taman Menteng Sebagai Taman Kota Berdasarkan Kriteria Kualitas Taman, Jakarta Pusat BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. keberadaan ruang terbuka hijau khususnya ruang terbuka hijau publik.

I. PENDAHULUAN. heterogen serta coraknya yang materialistis (Bintarto,1983:27). Kota akan selalu

Kebutuhan Masyarakat akan Ruang Terbuka Hijau pada Kawasan Pusat Kota Ponorogo

TINJAUAN PUSTAKA. waktu tidak tertentu. Ruang terbuka itu sendiri bisa berbentuk jalan, trotoar, ruang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. (DIY) memiliki peran yang sangat strategis baik di bidang pemerintahan maupun

BAB 1 PENDAHULUAN. telah membatasi ruang-ruang bebas yang bisa diakses penduduk kota untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Jumlah penduduk yang terus meningkat membawa konsekuensi semakin

6.1.1 Hasil Analisis RTH pada Kabupaten Mimika. b. Hasil perhitungan berdasarkan status kepemilikan RTH eksisting: ha dengan pembagian:

Momentum, Vol. 11, No. 2, Okt 2015, Hal ISSN , e-issn KETERSEDIAAN RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK KOTA PACITAN

I. PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang. mengembangkan otonomi daerah kepada pemerintah daerah.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional pada hakekatnya merupakan usaha-usaha untuk

BAB IV ANALISIS PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG RUANG TERBUKA DI KELURAHAN TAMANSARI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEMANFAATAN RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK DI KELURAHAN WAWOMBALATA KOTA KENDARI TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS MENGENAI TAMAN MENTENG

PENJELASAN PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KOTA CIMAHI TAHUN

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG RUANG TERBUKA HIJAU KAWASAN PERKOTAAN

DAFTAR ISI... PARAKATA... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Fristiawati, 2015 PENGEMBANGAN TAMAN RA. KARTINI SEBAGAI RUANG REKREASI PUBLIK DI KOTA CIMAHI

MOTTO DAN HALAMAN PERSEMBAHAN...

BAB I. Dewasa ini, tata ruang wilayah menjadi salah satu tantangan pada. penduduk yang cukup cepat juga. Pertumbuhan penduduk tersebut berimbas

IV. KONDISI UMUM 4.1 Letak Geografis dan Aksesibilitas

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BONDOWOSO TAHUN

Instrumen Perhitungan Dampak Sosial Ekonomi dan Lingkungan Akibat Konversi Lahan

BAB IV KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN Bab pendahuluan menjelaskan kerangka awal dan tahapan pelaporan pelaksanaan penelitian untuk memberikan gambaran mengenai apa dan

I. PENDAHULUAN. Keberadaan ruang terbuka hijau saat ini mengalami penurunan yang

LEMBARAN DAERAH KOTA BANJAR NOMOR 16 TAHUN 2013 SERI E PERATURAN DAERAH KOTA BANJAR NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN RUANG TERBUKA HIJAU

BAB I PENDAHULUAN. Sejak manusia diciptakan di atas bumi, sejak itu manusia telah beradaptasi

RENCANA PENYEDIAAN DAN PEMANFAATAN RUANG TERBUKA, SERTA PRASARANA DAN SARANA UMUM

KONSEP PENYEDIAAN RUANG TERBUKA HIJAU (RTH) DI KOTA DILI TIMOR LESTE

RUANG TERBUKA HIJAU (RTH) WILAYAH PERKOTAAN

PENDAHULUAN Latar Belakang

INVENTARISASI DAN PENENTUAN KEMAMPUAN SERAPAN EMISI CO2 OLEH RUANG TERBUKA HIJAU DI KABUPATEN SIDOARJO, JAWA TIMURM

ANALISIS PERUBAHAN LAHAN RUANG TERBUKA HIJAU DI KECAMATAN TEGALREJO DAN KECAMATAN WIROBRAJAN KOTA YOGYAKARTA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 31 TAHUN 2013

RUANG TERBUKA HIJAU DI KECAMATAN KEMILING KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2016 (JURNAL) Oleh FADELIA DAMAYANTI

BAB 1 PENDAHULUAN 1. Pendahuluan

HUTAN DIKLAT RUMPIN SEBAGAI SALAH SATU RUANG TERBUKA HIJAU DI KABUPATEN BOGOR

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan suatu kota seperti halnya yang dialami oleh kota-kota di Indonesia sedang mengalami pertumbuhan penduduk yang pesat terutama di kawasan perkotaan. Dalam perkembangannya, kota yang memenuhi syarat kehidupan yang layak adalah kota yang perkembangannya dilakukan secara berkelanjutan dan memperhatikan keseimbangan serta keadaan lingkungan sekitarnya, hal tersebut dipengaruhi oleh kondisi serta karakteristik yang dimiliki oleh kawasan yang diikuti dengan peningkatan aktifitas manusia yang sangat beragam. Perencanaan ruang terbuka hijau (RTH) didasarkan pada pertimbangan yaitu dapat terwujudnya keseimbangan, keserasian, dan keselamatan bangunan gedung dengan lingkungan di sekitarnya, serta mempertimbangkan dan ruang terbuka hijau yang ideal, serasi, dan selaras dengan lingkungan di sekitarnya. Sebagai bagian dari rencana tata ruang, maka kedudukan RTH akan menjadi penentu keseimbangan lingkungan hidup dan lingkungan binaan karena RTH merupakan paru-paru kota. Berdasarkan peraturan pemerintah No. 26 Tahun 2008 Ruang Terbuka Hijau adalah area memanjang atau mengelompok, yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara alamiah maupun yang sengaja ditanam. Sedangkan Menurut Purnomohadi (1995) dalam Direktur Jenderal Penataan Ruang (2006), RTH adalah suatu lapangan yang ditumbuhi berbagai tetumbuhan pada berbagai strata, mulai dari penutup tanah, semak, perdu, dan pohon (tanaman tinggi berkayu). Menurut Undang-undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, perencanaan tata ruang wilayah kota harus menyediakan Ruang Terbuka Hijau (RTH) sebesar 30% dari luas wilayah kota, yang terdiri dari 20% ruang terbuka hijau publik dan 10% ruang terbuka hijau privat yang penggunaannya lebih bersifat terbuka sebagai tempat tumbuh tanaman, baik secara alamiah ataupun disengaja ditanam. Keberadaan Ruang Terbuka Hijau merupakan salah satu unsur penting dalam membentuk lingkungan kota yang nyaman dan sehat. Kota Surakarta merupakan salah satu kota di Indonesia yang berkembang pesat, luas kota yang mencapai 4404,06 Ha dengan jumlah penduduk pada tahun 2016 sebanyak 514.171 jiwa yang terdiri dari penduduk yang telah lama menetap, kaum urban maupun commuter dan laju pertumbuhan penduduk rata-rata 0,38% per tahun (BPS 2017). Kabid Pengendalian Kerusakan Lingkungan Hidup dan Konservasi Sumber Daya Alam (PKLH dan KSDA) Badan Lingkungan Hidup (BLH) Pemkot Surakarta Luluk Nurhayati,

pada hari Rabu 18 Mei 2016 mengatakan bahwa berdasarkan pemetaan terbaru, RTH publik yang diamanatkan UU Nomor 26 Tahun 2007 masih berkisar 9,72 persen. Sedangkan RTH privat yang harusnya 10 persen, saat ini sudah lebih dari 20 persen (Republika.co.id). Hal tersebut di atas merupakan permasalahan keberadaan RTH dikarenakan komposisi luasan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Kota Surakarta belum ideal sebab RTH privat masih mendominasi, dibanding RTH publik. Hal tersebut mengakibatkan menurunnya kualitas dan tingkat kenyamanan lingkungan di Kota Surakarta, sehingga penataan ruang kawasan perkotaan perlu mendapat perhatian yang khusus. Menurut RDTRK Surakarta tahun 2012-2032 Sub BWP I Kawasan II Kota Surakarta merupakan kawasan yang diarahkan sebagai pusat pelayanan Olahraga, RTH dan Pendidikan yaitu terletak di Kelurahan Manahan. Kelurahan Manahan yang terletak di jantung Kota Surakarta, dimana terdapat Stadion Manahan yang merupakan pusat kawasan olahraga Kota Surakarta, yang saat malam hari kawasan ini berubah menjadi pusat kuliner dan menjadi tempat berkumpul muda-mudi. Sedangkan pada hari minggu pagi kawasan sekitar Stadion Manahan menjadi pasar dadakan (sunday market), dikarenakan banyak orang yang melakukan aktivitas olah raga dan sosialisasi lainnya. Hal ini berpengaruh besar terhadap pemanfaatan keberadaan RTH publik dan RTH privat. Sehingga perlu adanya kajian mengenai identifikasi karakteristik ruang terbuka hijau publik dan ruang terbuka hijau privat di Kelurahan Manahan. Diharapkan hasil analisis identifikasi karakteristik ruang terbuka hijau publik dan ruang terbuka hijau privat di Kelurahan Manahan dapat dijadikan masukan dalam pembangunan dan pemanfaatan ruang yang berwawasan lingkungan di Kota Surakarta. 1.2 Rumusan Masalah Meningkatnya jumlah penduduk setiap tahunnya menyebabkan perubahan pada sistem aktivitas kotanya yang semula hanya berfungsi sebagai kawasan permukiman secara perlahan-lahan berkembang menjadi fasilitas umum dan sosial serta ruang terbuka publik (open space) di perkotaan untuk melayani kebutuhan masyarakat. Menurut Kabid Pengendalian Kerusakan Lingkungan Hidup dan Konservasi Sumber Daya Alam (PKLH dan KSDA) Badan Lingkungan Hidup (BLH) Pemkot Surakarta Luluk Nurhayati mengatakan bahwa keberadaan komposisi Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Kota Surakarta belum ideal. Sehingga kenyamanan dan keindahan alami kota menjadi mulai menurun, serta suhu kota yang meningkat. Untuk itu peran daerah dalam pengelolaan RTH sebagai aset yang harus dipertahankan dan dipertimbangkan dalam pembangunan menjadi sangat 2

penting. Ruang terbuka sebagai ruang interaksi sosial diharapkan dapat dimanfaatkan oleh seluruh anggota masyarakat. Pentingnya penyediaan RTH publik yang berkualitas dari segi fisik sehingga mampu memenuhi berbagai fungsi (segi ekologis, sosial, estetika, dan ekonomi) serta pemanfaatan RTH publik yang belum optimal tersebut menjadikan perlunya ditinjau kembali mengenai identifikasi karakteristik ruang terbuka hijau publik dan ruang terbuka hijau privat di Kelurahan Manahan Kota Surakarta melalui identifikasi fungsi RTH di Kelurahan Manahan, identifikasi karakteristik RTH Publik dan RTH Privat di Kelurahan Manahan yaitu meliputi bentuk RTH dan jenis vegetasi, serta membandingkan hasil dari identifikasi karakteristik RTH di Kelurahan Manahan dengan peraturan dan pedoman mengenai RTH. Sehingga hasil dari identifikasi karakteristik ruang terbuka hijau publik dan ruang terbuka hijau privat di Kelurahan Manahan dapat menjadi masukan rencana penataan ruang. Dengan demikian, berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan sebelumnya, dapat ditarik rumusan masalah pada penelitian ini adalah Bagaimana Karakteristik RTH Publik dan RTH Privat di Kelurahan Manahan Kota Surakarta? Sehingga dari pertanyaan tersebut kita dapat mengidentifikasi dan mengobservasi secara langsung di lapangan untuk mengetahui karakteristik ruang terbuka hijau publik dan ruang terbuka hijau privat di Kelurahan Manahan Kota Surakarta. 1.3 Tujuan dan Sasaran Tujuan penelitian berkaitan dengan bentuk yang ingin dilakukan dalam penelitian ini, sedangkan sasaran sendiri merupakan rangkaian atau cara yang akan dilakukan dalam penelitian ini sehingga hasilnya nanti akan menggambarkan tujuan yang ingin diperoleh. 1.3.1 Tujuan Tujuan dari disusunnya laporan proyek akhir ini adalah untuk mengidentifikasi karakteristik ruang terbuka hijau publik dan ruang terbuka hijau privat di Kelurahan Manahan Kota Surakarta. 1.3.2 Sasaran Adapun sasaran yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut adalah: a. Mengidentifikasi fungsi RTH Publik dan RTH Privat berdasarkan kondisi eksisting di Kelurahan Manahan b. Mengidentifikasi karakteristik RTH Publik di Kelurahan Manahan Kota Surakarta c. Mengidentifikasi karakteristik RTH Privat di Kelurahan Manahan Kota Surakarta 3

d. Mengkaji kondisi eksisting RTH Publik dan RTH Privat dengan Peraturan dan Pedoman tentang RTH e. Merumuskan hasil kesimpulan dan rekomendasi dari laporan proyek akhir karakteristik ruang terbuka hijau publik dan ruang terbuka hijau privat di Kelurahan Manahan Kota Surakarta 1.4 Ruang Lingkup Dalam ruang lingkup, membahas tentang lingkup spasial yang berkaitan dengan kewilayahan dari lokasi yang dijadikan tempat penelitian dan lingkup materi yang berkaitan dengan materi yang akan dibahas dalam proyek akhir ini. 1.4.1 Ruang Lingkup Wilayah Studi Ruang lingkup wilayah yang menjadi wilayah perencanaan adalah Kelurahan Manahan. Kelurahan Manahan secara geografis berada antara 110 51 11.17-110 45 13.90 BT dan 7 27 45.04-7 40 4.86 LS, dengan luas wilayah ± 28 Ha. Batas batas wilayah Kelurahan Manahan sebagai berikut: Sebelah Utara :Kelurahan Sumber Sebelah Selatan :Kelurahan Purwosari Sebelah Barat :Kelurahan Kerten Sebelah Timur :Kelurahan Mangkubumen 4

Sumber: Bappeda Kota Surakarta, 2018 Gambar 1. 1 Peta Administrasi Kelurahan Manahan 1.4.2 Ruang Lingkup Materi Ruang lingkup materi adalah batasan - batasan substansi yang menetukan lingkup studi. Substansi ini membahas mengenai karakteristik ruang terbuka hijau publik dan ruang terbuka hijau privat di Kelurahan Manahan. Dengan ketentuan RTH yang diatur oleh UU No. 26 Tahun 2007, Permen PU No. 5/PRT/M/2008 dan pedoman serta ketentuan RTH lainnya. Ruang lingkup materi mencakup hal-hal sebagai berikut, yaitu: Kajian mengenai fungsi ruang terbuka hijau publik dan ruang terbuka hijau privat berdasarkan kondisi eksisting. Adapun ruang terbuka hijau publik yaitu hutan kota, taman kota, jalur hijau jalan, RTH sempadan sungai, RTH sempadan rel kereta api, dan RTH lapangan tersebut diidentifikasi apakah sudah memenuhi fungsi RTH publik seperti sebagai peneduh dan paru-paru kota, pusat interaksi, dan sarana komunikasi masyarakat, sarana rekreasi, sarana olah raga, sarana pendidikan, serta sebagai tempat PKL dan pusat kuliner. Sedemikian juga ruang terbuka hijau privat yaitu rumah pekarangan besar, rumah pekarangan sedang, rumah pekarangan kecil, RTH halaman perkantoran, pertokoan, dan tempat usaha 5

apakah sudah memenuhi fungsi RTH privat yaitu untuk melakukan berbagai aktivitas yang lebih bersifat terbatas/pribadi. Kajian mengenai karakteristik ruang terbuka hijau publik dan ruang terbuka hijau privat. Dalam kajian ini, dilakukan identifikasi jenis vegetasi dan bentuk rth berdasarkan kondisi eksisting untuk mengetahui karakteristik jenis ruang terbuka hijau publik dan ruang terbuka hijau privat. Kajian mengenai karakteristik RTH Publik dan RTH Privat berdasarkan kondisi eksisting dengan pedoman dan ketentuan RTH. Dalam kajian ini membandingan hasil eksisting kondisi di lapangan dengan kondisi ideal pada kajian literatur, sehingga diperoleh hasil berupa sudah sesuaikah ruang terbuka hijau publik dan ruang terbuka hijau privat dengan ketentuan pada kajian literatur. 6

1.5 Kerangka Pikir Kelurahan Manahan berdasarkan RDTRK Surakarta tahun 2012-2032 Sub BWP I Kawasan II Kota Surakarta merupakan kawasan yang diarahkan sebagai pusat pelayanan Olahraga, RTH dan Pendidikan. Meningkatnya jumlah penduduk setiap tahunnya Meningkatnya kebutuhan lahan untuk permukiman, sarana prasarana, dan penunjang lainnya Ketersediaan pemanfaatan RTH di Kelurahan Manahan belum ideal keberadaannya Latar Belakang Bagaimana Karakteristik RTH Publik dan RTH Privat di Kelurahan Manahan Kota Surakarta? Pertanyaan Penelitian Identifikasi Karakteristik Ruang Terbuka Hijau Publik dan Ruang Terbuka Hijau Privat di Kelurahan Manahan Kota Surakarta Tujuan Penelitian Mengidentifikasi Fungsi Ruang Terbuka Hijau di Kelurahan Manahan Identifikasi Karakteristik Ruang Terbuka Hijau Publik di Kelurahan Manahan Identifikasi Karakteristik Ruang Terbuka Hijau Privat di Kelurahan Manahan Mengkaji kondisi eksisting RTH Publik dan RTH Privat dengan Ketentuan dan Pedoman RTH Analisis Karakteristik Ruang Terbuka Hijau di Kelurahan Manahan Output Sumber: Hasil Analisis, 2018 Gambar 1. 2 Kerangka Pikir 7

1.6 Sistematika Penulisan Adapun sistematika pada laporan ini adalah sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan sasaran, ruang lingkup wilayah dan ruang lingkup materi, kerangka pikir, serta sistematika penyusunan laporan. BAB II KAJIAN LITERATUR KARAKTERISTIK RUANG TERBUKA HIJAU Bab ini menjelaskan tentang kajian teori mengenai ruang terbuka hijau, bentuk dan struktur ruang terbuka hijau, kriteria umum ruang terbuka hijau, jenis ruang terbuka hijau, tipologi ruang terbuka hijau, kebutuhan data, serta metode analisis BAB III GAMBARAN UMUM KELURAHAN MANAHAN KOTA SURAKARTA Bab ini menjelaskan tentang gambaran umum Kelurahan Manahan secara geografis dan kondisi Ruang Terbuka Hjiau di Kelurahan Manahan Kota Surakarta BAB IV IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK DAN RUANG TERBUKA HIJAU PRIVAT DI KELURAHAN MANAHAN Bab ini berisikan identifikasi karakteristik ruang terbuka hijau publik dan ruang terbuka hijau privat di Kelurahan Manahan Kota Surakarta, serta kajian data kondisi eksisting ruang terbuka hijau publik dan ruang terbuka hijau privat di Kelurahan Manahan terhadap ketentuan dan pedoman ruang terbuka hijau. BAB V PENUTUP Bab ini menjelaskan mengenai kesimpulan studi serta rekomendasi untuk pemanfaatan ruang terbuka hijau publik dan ruang terbuka hijau privat di Kelurahan Manahan Kota Surakarta. 8