ANALISIS KEMAMPUAN DASAR PERMAINAN SEPAK TAKRAW DI SMP NEGERI 7 PALU. Didik Purwanto

dokumen-dokumen yang mirip
Untuk dapat bermain sepaktakraw dengan baik, seseorang dituntut untuk mempunyai

OLAHRAGA PILIHAN SEPAKTAKRAW

BAB II KAJIAN PUSTAKA. beberapa hal, antara lain adalah: kajian teori, penelitian yang relevan, dan kerangka

PENGARUH MODIFIKASI BOLA KARET TERHADAP KETEPATAN SMASH KEDENG PADA PERMAINAN SEPAK TAKRAW DI SMK PGRI 4 KOTA KEDIRI TAHUN 2015 SKRIPSI

Lampiran 1 (lanjutan)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. gerak yang telah dilatihkan dengan baik. Menurut Amung Ma mun dan. maka semakin terampil orang tersebut.

PETUNJUK PELAKSANAAN TES KETERAMPILAN BERMAIN SEPAKTAKRAW. 1. Pelaksanaan tes harus urut sesuai dengan urutan butir tes.

I. PENDAHULUAN. Sepaktakraw merupakan olahraga permainan asli dari Indonesia. Awal

BAB II KAJIAN PUSTAKA. gerak yang telah dilatihkan dengan baik. Menurut Amung Ma mun dan. maka semakin terampil orang tersebut.

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna. Memperoleh GelarSarjana Pendidikan (S.Pd.) Program Studi Penjaskesrek OLEH : WISNU ADI NUGROHO

BAB I PENDAHULUAN. intrakurikuler, (2) ekstrakurikuler, dan (3) ko-kurikuler. Pelaksanaan kegiatan

Permainan Sepak Takraw

2.4.1 Menunjukkan kemauan bekerjasama dalam melakukan berbagai aktivitas fisik Menunjukkan perilaku disiplin selama pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Permainan sepak takraw adalah permainan yang dilakukan di atas

BAB I PENDAHULUAN. Sepak Takraw merupakan cabang olahraga permainan asli dari Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. dimana terdiri dari dua tim beranggotakan masing-masing tim terdiri dari enam

TINGKAT KETERAMPILAN BERMAIN SEPAKTAKRAW PESERTA EKSTRAKURIKULER SEPAKTAKRAW DI SD NEGERI BAYANGKARA KECAMATAN GONDOKUSUMAN KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2016

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil perhitungan dan pembahasan, maka dapat disimpulkan. yang berkategori Baik Sekali, kategori Baik 1 siswa

BAB I PENDAHULUAN. baik itu di tingkat Nasional seperti PON ataupun di tingkat Internasional seperti

Sepak Bola. 1. Lapangan dan Peralatan Sepak Bola

TINGKAT KETERAMPILAN BERMAIN SEPAKTAKRAW MAHASISWA PJKR REGULER DAN NONREGULER FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

TINGKAT KETERAMPILAN BERMAIN SEPAKTAKRAW PESERTA EKSTRAKURIKULER SEPAKTAKRAW DI SD KRADENAN KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2015/2016

PERBEDAAN LATIHAN SMESH

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS. atau ke sisi (Depdikbud, 1995). Sedangkan Takraw berarti bola atau barang

Permainan Bola Voli. 1. Sejarah Permainan Bola Voli. 2. Pengertian Bola Voli. 3. Lapangan Bola Voli

TINGKAT KEMAMPUAN DASAR BERMAIN SEPAK TAKRAW SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI BAYANGKARA YOGYAKARTA YANG MENGIKUTI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER SEPAK TAKRAW

Lampiran 2 VALIDITAS DAN REABILITAS INSTRUMEN KETERAMPILAN BERMAIN SEPAKTAKRAW TAHUN 1995

Seminar Nasional PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES KETERAMPILAN BERMAIN SEPAKTAKRAW BAGI MAHASISWA. Oleh H. M. Husni Thamrin NIP

Sudirman, S.Pd 2013 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Ekstrakurikuler adalah kegiatan yang dilakukan siswa-siswi sekolah atau

PENGARUH PANJANG TUNGKAI DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP SERVIS DALAM PERMAINAN SEPAK TAKRAW PADA TIM PSTI KEDIRI

BAB II KAJIAN PUSTAKA

HUBUNGAN KESEIMBANGAN TERHADAP KETERAMPILAN SEPAK SILA DALAM PERMAINAN SEPAK TAKRAW PADA SISWA PUTRA KELAS VIII SMP NEGERI 1 PALOLO.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

PEMBELAJARAN TEHNIK DASAR PERMAINAN BOLA VOLLI OLEH SUARDI. B

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

TINGKAT KETERAMPILAN DASAR BERMAIN SEPAKTAKRAW ATLET PERSATUAN SEPAKTAKRAW SELURUH INDONESIA (PSTI) KABUPATEN KLATEN TAHUN 2013 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

UPAYA MENINGKATKAN GERAK DASAR SEPAK SILA DENGAN BOLA MODIFIKASI DALAM PERMAINAN SEPAK TAKRAW

2015 PENGARUH LATIHAN SQUAT D AN LATIHAN PNF TERHAD AP HASIL SMASH KED ENG PAD A PERMAINAN SEPAKTAKRAW

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan baik di bidang akademis maupun bidang olahraga. muda yang tinggal di pesantren Darul Arafah.

Motion Volume III No.1 Maret 2012 PENDAHULUAN. maka diketahui bahwa kekuatan otot. A. Latar Belakang Masalah. tungkai, kelentukan dan koordinasi mata

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PASSING ATAS BOLA VOLI MELALUI PENDEKATAN BERMAIN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BOLA PLASTIK

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan olahraga sepak takraw, sehingga sangatlah wajar kalau daerah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga Bolavoli merupakan cabang olahraga permainan yang

BAB I PENDAHULUAN. badan sesuai dengan fungsinya masing-masing. Manusia sadar dengan

GAMBARAN KETERAMPILAN SHOOTING DAN PASSING SISWA SEKOLAH SEPAK BOLA (SSB) TALAWI PUTRA USIA DI BAWAH 17 TAHUN KECAMATAN TALAWI KOTA SAWAHLUNTO JURNAL

PENGARUH LATIHAN BOLA GANTUNG BISA LEPAS TERHADAP KEMAMPUAN SMASH KEDENG PADA MAHASISWA UKM SEPAKTAKRAW UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA SKRIPSI

BAB I PERMAINAN BOLA BESAR. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 1

TINGKAT KETERAMPILAN BERMAIN SEPAKTAKRAW PESERTA EKSTRAKURIKULER SEPAKTAKRAW DI SD KRADENAN KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2015/2016 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Setiap cabang olahraga mempunyai sejarah kelahirannya sendiri-sendiri, begitu juga

SKRIPSI. Oleh Dadi Wibowo NIM

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. Satuan Pendidikan : SMP Negeri 1 Mungkid : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan Penjaskesrek OLEH :

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II DESKRIPSI TEORITIK, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS. dilaksanakan untuk mengisi waktu luang mereka. Cara bermainnya dilakukan

PERBEDAAN PENGARUH HASIL BELAJAR SMASH SEPAK TAKRAW DENGAN MENGGUNAKAN METODE BOLA DIGANTUNG DAN BOLA DIUMPAN PADA MAHASISWA PKO

Oleh: MUHAMAD ALFIAN Dibimbing oleh : 1. Drs. Sugito, M.Pd. 2. ArdhiMardiyantoIndra. P, M.Or.

BAB I PENDAHULUAN. melakukan teknik- teknik gerakan yang sesuai dengan peraturan permainan. ekstrakurikuler maupun diluar kegiatan tersebut.

PERBEDAAN KETEPATAN SERVIS MELALUI LATIHAN SEPAK SILA DAN PANTULAN BOLA KE TEMBOK DALAM PERMAINAN SEPAKTAKRAW

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : SMK Muda Patria Kalasan : Pend. Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. : Bola Volley (Passing Atas dan Smash)

2016 PENGGUNAAN MEDIA AUDIOVISUAL TERHADAP KETERAMPILAN BERMAIN SEPAK TAKRAW PADA SISWA SMP NEGERI 1 CONGGENG

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif yaitu mengenai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang

Berilah tanda silang ( x ) huruf a, b, c, d atau e pada jawaban yang paling benar!

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. kesimpulan bahwa tingkat keterampilan bermain sepaktakraw Siswa SD

BAB I PENDAHULUAN. tuntutan kebugarannya yang tinggi. yang tingginya kurang lebih 15 meter, (c) Perlengkapan pemain: Untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan bagi siswa di

SKRIPSI. Universitas Nusantara PGRI Kediri. Disusun Oleh : NIM : PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI

Andi Rizal. Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Makassar ABSTRAK

Tak Cuma Spiker. Written by Administrator Friday, 10 December :43

JURNAL PENGARUH LATIHAN BOLA GANTUNG TERHADAP KEMAMPUAN SERVIS ATAS PADA KLUB SEPAKTAKRAW YUNIOR PANGGUL KABUPATEN TRENGGALEK TAHUN 2016

III. METODOLOGI PENELITAN. tertentu yang sesuai dengan persedur penelitian. Penelitan tindakan bertujuan untuk mengembangkan keterampilan baru atau

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. teknik-teknik dasar dan teknik-teknik lanjutan untuk bermain bola voli secara

TINGKAT KETERAMPILAN BERMAIN SEPAKTAKRAW SISWA SD NEGERI PLAOSAN YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER SEPAKTAKRAW SKRIPSI

Esra Fitriyanti Kedo ABSTRAK

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. tradisional, olahraga sepak takraw cukup diminati masyarakat baik dari kalangan

HUBUNGAN KOORDINAS MATA TANGAN TERHADAP KETERAMPILAN PASSING ATAS SISWA SMP NEGERI 1 LEBONG UTARA KABUPATEN LEBONG. Feby Elra Perdima, M.

A. Daya Tahan dan Kekuatan Otot

BAB III METODE PENELITIAN. A. Lokasi Dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian 1. Lokasi

PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN SEPAK SILA LANGSUNG

BAB 1. KISI-KISI PENJASKES Smtr 1 Kls XI SMK INFORMATIKA PUGER 1

Lampiran 15. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Passing Bawah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dua kelompok yang akan saling bertanding, dimana setiap kelompok

SKRIPSI. Oleh: Aziz Fathurrohman NIM

Tingkat Keterampilan Dasar Melempar, Menangkap dan Mem... (Ahmad Ubaidilah)

ARTIKEL SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi Penjaskesrek.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Negeri 2 Kalibagor, Kecamatan Kebumen.

SKRIPSI Diajukan dalam rangka menyelesaikan studi Strata I untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Negeri Semarang

BAB I PENDAHULUAN. salah satu cabang permainan yang merupakan olahraga tradisional

BAB II LANDASAN TEORI/TINJAUA PUSTAKA

SEPAK BOLA III. Design R2 Bramistra

BAB II KAJIAN TEORI KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS. sesungguhnya akandigunakan sebagai teknik pemberian atau penyajian

Transkripsi:

ANALISIS KEMAMPUAN DASAR PERMAINAN SEPAK TAKRAW DI SMP NEGERI 7 PALU Didik Purwanto Universitas Tadulako, Palu, Indonesia E-mail: didik_purwanto83@yahoo.com Abstrak Tujuan penelitian untuk mengetahui kemampuan dasar permainan sepak takraw di SMP Negeri 7 Palu. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan metode yang digunakan adalah metode kuantitatif untuk menggambarkan teknik-teknik dasar sepak takraw, Populasi penelitian ini berjumlah 25 orang Siswa SMP Negeri 7 Palu dan teknik pengambilan sampel menerapkan purposive sampling dimana dari jumlah Siswa 700 orang yang terpilih hanya 25 orang Siswa sebagai sampel. Instrumen dalam pengambilan data penelitian ini menerapkan secara langsung kepada Siswa tentang ke-5 teknik dasar sepak takraw. Berdasarkan hasil analisis deskriptif persentatif kemampuan dasar permainan sepak takraw di SMP Negeri 7 Palu, maka dapat diperoleh kemampuan teknik dasar sepak takraw secara umum yaitu 8% dalam kategori Baik Sekali, 60% dalam kategori Baik, dan 32% dalam kategori Cukup. hal ini menunjukkan bahwa Siswa SMP Negeri 7 Palu secara umum memiliki kemampuan dasar yang Baik. Hasil baik ini diperoleh oleh para Siswa SMP Negeri 7 Palu disebabkan karena mereka sering melakukan aktivitas olahraga sepak takraw tiap sore bersama masyarakat yang ada di sekitaran sekolah yakni di Lasoani Kota Palu. Kata Kunci: Kemampuan Dasar, Sepak Takraw Pendahuluan Sepak takraw adalah permainan sepak raga yang telah dimodifikasi untuk dijadikan sebuah permainan yang kompetitif. Pada periode 1945 sampai dengan 1987 permainan ini telah digairahkan dibeberapa daerah terutama Sulawesi Selatan dan Sumatera sebagai tindak lanjut dari kedatangan rombongan pemain sepak takraw dari malaysia pada tahun 1970 dan beberapa bulan kemudian team sepak takraw dari singapura, yang diberi nama sepak raga jaring. Dengan kedatangan team tersebut maka pemerintah melalui Ditjen olahraga yang dipimpin oleh Mayjen Supardi mengembangkan sepak takraw dengan cikal bakal sepak raga. Dengan demikian maka pada tanggal 16-Maret-1970 didirikanlah organisasi ini dengan nama PERSERASI (Persatuan Sepak Raga Seluruh Indonesia) dengan ketua umum Drs. Moh. Yunus Akbar. Untuk memberi arah pelaksanaannya maka ditunjuklah sebagai penanggung jawab kurikulum penataran adalah Drs. A Hamidsyah Nur dari Universitas 11 Maret Surakarta dan sebagai penanggung jawab tekhnis persepaktakrawan baik teori maupun praktiknya adalah Drs. Alwi Cae dari Ujung Pandang 229

(pelatih nasional team sepaktakraw Indonesia), dan Penutupan penataran bertepatan dengan Hari Pendidikan Nasional tanggal 2 mei 1983 sekaligus pada upacara tersebut secara simbolis ke 20 tenaga hasil penataran diserahkan kepada Kepala Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi Nusa Tenggara Barat untuk dibina dan dikembangkan lebih lanjut. Inilah yang menjadi embrio penggerak pembibitan permainan sepak takraw. Adanya potensi-potensi yang dimiliki sebagai cikal bakal pemain maka diperlukan suatu langkah-langkah pembinaan yang didukung dengan pelatih yang berkualitas. Untuk mewujudkan itu, maka dilaksanakanlah pelatihan pelatih yang dilaksanakan dipulau lombok bertempat di SKB Selong, pulau Sumbawa bertempat di SKB Alas dengan jumlah peserta masing-masing 23 orang. Pelatih pada 7 SKB di Nusa Tenggara Barat yang kegiatan rutinnya antara lain mencantumkan latihan pembina sepaktakraw guna diterapkan dalam program desa binaan. Dengan demikian, maka di Nusa Tenggara Barat telah terbentuk club-club sepaktakraw baik club putra maupun club putri telah terjadi persaingan yang ketat, maka persepaktakrawan Nusa Tengara Barat menjadi cabang olahraga yang mempunyai masa depan oleh karena itu setiap kelas pada jenjang SMP di setiap Kabupaten se Nusa Tenggara Barat menerapkan kurikulum sepak takraw. Merespon perkembangan sepak takraw, maka PERSERASI sebagai wadah pengembangan sepak takraw yang secara fungsional berada pada Departemen Pendidikan dan Kebudayaan yang secara teknis dilakukan oleh Dirokterat jenderal pendidikan luar sekolah, Pemuda dan Olahraga (Dikjend Diksupora). Mayor Jenderal TNI (Purn) Supardi selaku Dirjen saat itu menghimbau jajaran Direktorat Jenderal di daerah-daerah untuk menggali dan memasyarakatkan sepakraga sampai tahun 1979. Pada saat itu untuk menjadi anggota Komite Olahraga Nasional Indonesia mempersyaratkan terbentuknya 14 Pengurus Daerah. Terpenuhinya persyaratan itu, maka sebagai anggota Komite Nasional Indonesia pada PON XI/1981 sepaktakraw telah di pertandingkan untuk Pertama kalinya. Oleh karena itu maka semakin mendorong daerah untuk mengelolah cabang ini sebagai olahraga kompetisi pada setiap Pekan Olahraga Nasional. Motivasi-motivasi tersebut, maka pada PON XI 1985 terdapat dua puluhan daerah yang mengikutinya. Hal ini menjadi indikasih semakin bergairahnya daerah terhadap cabang sepak takraw sehingga pada bulan oktober 1986, dua belas bulan sesudah PON XI, diadakan Kejuaraan Nasional sebagai seleksi pemain untuk Sea Games ke XIV/1987 di Jakarta, yang di ikuti 23 daerah. Pada waktu bersamaan pelaksanaan kejurnas dilangsungkan kongres tanggal 6-8 Oktober 1986, yang bertempat di gedung KONI Pusat. Dalam kongres tersebut bertujuan untuk menyusun AD/RT organisasi dan pemilihan Pengurus Baru. Dalam perjalanannya H. M. Junus Akbar yang telah mengabdikan dirinya selama 15 tahun (tahun 1971-1986), maka H.M. Junus Akbar menyerahkan tongkat estafetnya kepada ketua umum yang baru kepada Ir. Marjoeni Warganegara. Salah satu yang menjadi kesepakatan adalah mengubah PERSERASI menjadi PERSETASI, Sepak Raga di ubah menjadi Sepak Takraw. Marjoeni Warganegara menjabat menjadi ketua Umum dua periode. 230

Latar belakang itulah jika sepak takraw menjadi berkembang sampai dengan didaerah Sulawesi Tengah dan bahkan telah menjadi sebuah permainan yang diminati oleh masyarakat terutama kaulamuda baik yang berada pada pendidikan formal maupun nonformal. Fakta ini bukan saja menjadi ajang permainan belaka tetapi telah menjadi salah satu cabang yang diminati oleh para siswa termasuk pada jenjang Sekolah Menengah Pertama, baik yang dikelolah oleh pemerintah maupun masyarakat (madrasah). SMP Negeri 7 Palu sebagai salah satu satuan pendidikan telah mengembangkan permainan cabang sepak takraw. Hal ini terbukti bahwa pada SMP Negeri 7 Palu telah memiliki program pembinaan. Apabila kita amati sejak dikembangkannya permainan sepak takraw, maka semua daerah telah memiliki program pembinaan permainan sepak takraw termasuk SMP Negeri 7 Palu melalui pelaksanaan ekstrakurikuler. Hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia No.0059 Tahun 2013 Tentang Pengembangan Kepemimpinan Pemuda, Bab. III, pasal 4 disebutkan: 1. Perkembangan kepemimpinan pemuda dilakukan melalui: (a) Pendidikan, (b) Pelatihan, (c) Pengaderan, (d) Pembimbingan, (e) Pendampingan, 2. Pemerintah, Pemerintah daerah, masyarakat dan atau organisasi kepemudaan memberikan kemudahan dan fasilitas dalam pengembangan pemuda 1) (Permenpora, No.0059/2013, hal.3) Landasan itu, maka satuan pendidikan SMP Negeri 7 Palu memiliki potensi strategis untuk bisa mengembangkan permainan sepak takraw. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut: Bagaimana kemampuan dasar permainan sepak takraw di SMP Negeri 7 Palu?, Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui kemampuan dasar permainan sepak takraw di SMP Negeri 7 Palu. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kemampuan memiliki arti kesanggupan, kecakapan, kekuatan, Depdiknas (2008). Sedangkan kata dasar memiliki arti bakat atau pembawaan sejak lahir, Depdiknas (2008). Dengan demikian, kemampuan dasar adalah kecakapan atau bakat yang dimiliki seseorang sejak lahir yang dapat diasah dan dikembangkan sejalan dengan pertumbuhannya. Apabila kemampuan diasah maka akan menjadikan anak tersebut terampil dalam menjalaninya. Begitu juga dalam olahraga sepak takraw, untuk dapat bermain sepak takraw dengan baik, seseorang dituntut untuk mempunyai kemampuan atau keterampilan yang baik. Menurut Ma mun dan Yudha (2000), untuk memperoleh tingkat kemampuan diperlukan pengetahuan yang mendasar tentang bagaimana kemampuan tertentu dihasilkan atau diperoleh serta faktor-faktor apa saja yang berperan dalam mendorong penguasaan keterampilan. Pada intinya bahwa suatu kemampuan itu baru dapat dikuasai apabila dipelajari atau dilatihkan dengan persyaratan tertentu, satu diantaranya adalah kegiatan pembelajaran atau latihan kemampuan tersebut dilakukan secara terus menerus dalam jangka waktu tertentu yang memadai. Lebih lanjut Ma mun dan Yudha (2000), mengatakan bahwa berdasarkan keterlibatan tubuh dalam pola gerak, kemampuan dibagi menjadi dua, 231

yaitu (1) kemampuan gerak kasar (gross motor skill), dan (2) kemampuan gerak halus (fine motor skill). Kemampuan gerak kasar secara khusus dikontrol oleh otot-otot besar atau kelompok otot. Kemampuan ini tidak terlalu menekankan ketepatan (precission) dalam pelaksanaannya. Berlari, melompat, melempar dan kebanyakan kemampuan dalam olahraga dimasukkan sebagai kemampuan gerak kasar. Kemampuan gerak halus secara khusus dikontrol oleh otot-otot kecil atau halus. Banyak gerak yang menggunakan tangan dipertimbangkan sebagai gerak halus. Kemampuan ini melibatkan koordinasi neuromuskuler yang memerlukan ketepatan derajat tinggi untuk berhasilnya kemampuan ini. Pencapaian suatu kemampuan dipengaruhi oleh banyak faktor yang secara umum dibedakan menjadi tiga hal yang utama, yaitu (1) faktor proses belajar mengajar, (2) faktor pribadi, dan (3) faktor situasional, Amung Ma mun dan Yudha (2000). Dari beberapa uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan diartikan sebagai keterampilan atau kompetensi yang diperagakan oleh seseorang dalam melaksanakan suatu tugas yang berkaitan dengan pencapaian suatu tujuan yang didapat melalui proses belajar. Di mana dalam melaksanakan sebuah pelatihan atau pembelajaran harus dilaksanakan secara terus menerus dan berpedoman pada prosedur latihan yang tepat. Permainan sepaktakraw dikenal masyarakat Indonesia dibeberapa daerah yang ada di Indonesia seperti Kalimantan, Sumatra dan Sulawesi dengan sebutan sepak raga, yaitu permainan anak negeri yang dimana dalam memainkan sepak raga masih menggunakan bola yang terbuat dari rotan. Menurut Prawirasaputra (1999), permainan sepaktakraw dilakukan oleh dua regu yang berhadapan di lapangan yang dipisahkan oleh jarring (net) yang terbentang membelah lapangan menjadi dua bagian. Setiap regu yang berhadapan terdiri dari 3 orang pemain yang bertugas sebagai tekong yang berdiri paling belakang, dua orang lainnya menjadi pemain depan yang berada di sebelah kiri dan kanan yang disebut apit kiri dan kanan. Permainan sepaktakraw berlangsung tanpa menggunakan tangan untuk memukul bola bahkan bola tidak boleh menyentuh lengan. Bola hanya boleh menyentuh atau dimainkan oleh kaki, pada dada, bahu, dan kepala. Pada suatu permainan, tekong berfungsi sebagai penyepak bola pertama (sepak mula), sedangkan apit kanan dan apit kiri berfungsi sebagai pengumpan dan penyemes. Berdasarkan pendapat di atas bahwa sepaktakraw adalah suatu cabang olahraga yang memainkan bola dari rotan atau bahan sintetis dengan teknik peraturan tetentu oleh tiga orang dalam satu regu yang terdiri tekong, apit kanan, apit kiri dengan gerakan menyepak atau menggunakan seluruh anggota badan kecuali tangan dengan tujuan mengembalikan bola kelapangan lawan. Dalam permaian sepak takraw, banyak hal yang harus dipersiapkan dan dipelajari sebelum seseorang benar-benar memainkannya. Seorang pemain sepak takraw harus mengetahui segala pengetahuan yang berhubungan dengan permainan tersebut. Pengetahuan teoritis akan sangat bermanfaat untuk menunjang kualitas permainan sepak takraw. 232

Metode Dalam penelitian ini, peneliti akan menerapkan jenis penelitian deskriptif. Hal ini bertujuan untuk menggambarkan kemampuan teknik-teknik dasar sepak takraw baik yang sedang berlangsung pada saat penelitian maupun memeriksa dokumen-dokumen atau informasi-informasi yang diperoleh peneliti selama penelitian berlangsung atau selama permainan berlangsung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan alasan untuk menggambarkan penerapan teknik-teknik kemampuan dasar sepak takraw dengan apa adanya dan ingin mengetahui makna penerapan teknik-teknik dasar pada SMP Negeri 7 Palu. Lokasi penelitian adalah objek yang akan diteliti sebagai saran peneliti dalam melakukan penelitian. Hal ini dimaksudkan agar target yang ingin dicapai dapat diukur melalui rangkaian tes kemampuan dasar sepak takraw. Untuk itu peneliti menetapkan SMP Negeri 7 Palu. Populasi adalah wilayah generalisai yang terdiri atas objek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya, Sugiyono (2012), Menurut Arikunto, Suharsimi (2006) populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Dalam penelitian ini populasinya adalah Siswa SMP Negeri 7 Palu yang berjumlah 25 Orang. Dalam pengambilan sampel, peneliti akan menerapkan purposive sampling. Pemilihan teknik ini karena peneliti mempunyai pertimbangan tertentu antara lain bahwa siswa memiliki potensi untuk diidentifikasi keaktifannya dalam melakukan teknik sepak mula, sepak sila, sepak kuda, heading dan smash. Dalam menganalisis data peneliti menggunakan teknik deskriptif persentatif metode ini digunakan untuk menganalisis data yang telah diperoleh berdasarkan hasil penerapan teknik sepak mula, teknik sepak sila, teknik sepak kuda, teknik heading, dan teknik smash yang akan diukur. Oleh karena itu peneliti akan menggunakan data kuantitatif yang menggambarkan apa adanya dengan mengembangkan analisis data statistika deskriftif. statistika deskriftif digunakan untuk mendeskripsikan hasil penelitian yang diperoleh melalui hasil-hasil pengukuran, dan melalui kategori. Untuk mengukur teknik-teknik tersebut, peneliti berpedoman pada normanorma sebagai berikut: Tabel 1. Norma Penilaian Teknik Dasar Sepaktakraw Kategori Poin Kode Baik Sekali 90 ke atas A Baik 71 sd 89 B Cukup 50 sd 70 C Kurang 49 ke bawah D Tabel 2. Norma Penilaian Teknik Sepak Mula, Sepak Sila, Sepak Kuda, Heading dan Smash Kategori Poin Kode Baik Sekali 18 ke atas A Baik 15 17 B Cukup 10 14 C Kurang 9 ke bawah D 233

Hal-hal di atas merupakan indikasi dan kecenderungan-kecenderungan yang terdapat pada siswa mengenai presepsi, interpretasi, dan bakat serta minat para siswa terhadap permainan sepak takraw sehingga permainan tersebut menjadi berkembang atau tidak. Adapun Rumus yang digunakan untuk menghitung hasil penelitian: F P = X 100% N Keterangan : P = Persentase F = Jumlah skor yang diperoleh N = Jumlah skor keseluruan 100 % = Tingkat persentase yang dicapai Nasehudin S, T. dan Gozali, N (2012). Pembahasan Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat dilihat secara keseluruhan kemampuan dasar permainan sepak takraw di SMP Negeri 7 Palu dari masingmasing teknik sebagai berikut: 1. Teknik Sepak Mula (Servis) Rick Engel (2010) menyatakan bahwa servis seperti pitcher dalam bisbol, tekong juga berharap tidak bisa menebak servis yang akan dilakukan mungkin pendek, kekiri, kanan, sudut belakang, bola cepat, melintir, umpan bawa tinggi, dan lain-lain. Tekong juga bertugas mengamati tim lawan untuk menemukan kelemahan pertahanan mereka (misalnya seorang pemain lawan tidak bisa mengontrol bola dengan kaki kiri) dan mengarahkan servis sesuai dengan kelemahan lawan, tekong adalah otak dalam sebuah regu dan selalu mengamati lawan sekaligus menentukan strategi permainan yang akan digunakan. Teknik sepak mula siswa berdiri dilingkaran servis dengan kaki penopang menghadap jaring/net dan kaki tersebut sedikit ditekuk, kaki lainnya berada diluar lingkaran kemudian siswa mengayunkan kaki mengenai bola dengan gerakan yang tenang dan kontrol yang baik, sehingga bola menyebrang melewati jaring/net dan jatuh di kotak yang telah ditandai dengan angka 1 sampai dengan angka 5. Hasil penelitian teknik sepak mula terhadap 25 Siswa SMP Negeri 7 Palu, diperoleh 14 siswa (56%) masuk dalam kategori Baik Sekali, 9 siswa (36%) masuk dalam kategori Baik, 2 siswa (8%) masuk dalam kategori Cukup, dan Tidak ada siswa yang masuk dalam kategori Kurang. Dengan demimkian sebagian siswa SMP Negeri 7 Palu memiliki kemampuan untuk melakukan tendangan atau sepakan didalam permainan olahraga sepak takraw, maka teknik sepak mula (service) masuk dalam kategori Baik Sekali. 2. Teknik Sepak Sila Sepak sila adalah menimang bola takraw menggunakan kaki bagian dalam. Sepak sila digunakan untuk menerima dan menguasai bola mengumpan untuk 234

serangan smash dan untuk menyelamatkan serangan lawan. Teknik melakukan sepak sila, M. Husni Tamrin (2008), adalah sebagai berikut: a) Berdiri dengan kaki dua kaki terbuka b) Kaki sepak digerakan melipat setinggi lutut kaki tumpu. c) Bola disentuh dengan kaki bagian dalam. d) Kaki tumpu agak ditekuk sedikit, badan dibungkukkan sedikit. e) Mata melihat tertuju kepada bola. f) Kedua tangan dibuka dan dibengkokkan pada siku untuk menjaga keseimbangan. g) Pergelangan kaki sepak pada waktu menyepak dikencangkan. h) Bola disepak ke atas lurus melewati tinggi kepala. Teknik Sepak Sila memiliki tingkat kontrol bola yang tinggi didalam permainan sepak takraw, kemudian untuk mengetahui kemampuan setiap siswa dalam menerapkan teknik sepak sila, siswa melakukan passing menggunakan kaki bagian dalam (sepak sila) didalam lapangan selama 1 menit, kemudian Jika bola jatuh ketanah dan waktu masih ada, siswa boleh melakukan sepak sila lagi tapi hitungan pada sepakan kedua dihitung dari awal dan berlaku pada setiap kali bola jatuh sampai waktu yang tersedia habis. Berdasarkan hasil penilaian teknik sepak sila terhadap 25 siswa SMP Negeri 7 Palu terdapat 7 Siswa (28%) masuk dalam kategori Baik Sekali, 8 Siswa (32%) masuk dalam kategori Baik, 8 Siswa (32%) masuk dalam kategori Cukup dan 2 Siswa yang masuk dalam kategori Kurang (8%). hal ini menunjukkan bahwa Siswa SMP Negeri 7 Palu memiliki kemampuan untuk mengolah bola menggunakan kaki bagian dalam, maka teknik sepak sila masuk dalam kategori Baik dan Cukup. 3. Teknik Sepak Kuda Sulaiman (2004), sepak kuda atau sepak kura adalah sepakan dengan menggunakan kura kaki atau dengan punggung kaki. Sepak kura digunakan untuk memainkan bola yang datangnya rendah dan kencang (keras) atau menyelamatkan bola dari serangan lawan, untuk bertahan atau menguasai dalam usaha menyelamatkan bola dari serangan lawan supaya tidak jatuh. Teknik melakukan sepak kura atau sepak kuda adalah sebagai berikut: a) Berdiri dengan kedua kaki terbuka selebar bahu. b) Jarak badan terhadap bola kurang lebih sejauh panjang lengan, karena kai pemukul pada posisi punggung kaki, sehingga cenderung kaki agak lurus. c) Lutut kaki sepak dibengkokan sedikit sambil ujung jari kaki mengarah kelantai, kaki tendang diangkat kearah bola yang datang. d) Bola disentuh pada bagian bawahnya, dengan bagian atas kaki (punggung kaki). e) Badan dibungkukan sedikit, kaki tumpu agak ditekuk. f) Kedua tangan dibuka dan dibengkokan pada siku untuk menjaga keseimbangan. Rick Engel (2010) menyatakan bahwa Teknik sepak kuda digunakan untuk menyelamatkan bola yang jatuh rendah didepanmu, untuk bisa kembali 235

mengangkat bola bagian depan telapak kaki harus digerakkan dengan lembut saat terjadi kontak dengan bola (pergelangan kaki dalam kondisi lemas, tidak kaku). Salah satu kaki harus lurus didepan tubuh bukan untuk menyepak bolahnya tetapi tujuannya adalah untuk menjadi tempat bola mendarat, setelah itu pergelangan kaki yang bermain. Untuk mengetahui kemampuan siswa melakukan teknik sepak kuda didalam permainan sepak takraw peneliti mencoba siswa menerapkan teknik sepak kuda didalam lapangan, kemudian siswa melakukan passing menggunakan punggung kaki selama 1 menit, kemudian Jika bola jatuh ketanah dan waktu masih ada, siswa boleh melakukan sepak kuda lagi tapi hitungan pada sepakan kedua dihitung dari awal dan berlaku pada setiap kali bola jatuh sampai waktu yang tersedia habis. Berdasarkan hasil penilaian teknik sepak kuda terhadap 25 siswa SMP Negeri 7 Palu terdapat 7 Siswa (28%) masuk dalam kategori Baik Sekali, 8 Siswa (32%) masuk dalam kategori Baik, 9 siswa (36%) masuk dalam kategori Cukup, dan 1 Siswa (4%) yang masuk dalam kategori kurang. hal ini menunjukkan bahwa Siswa SMP Negeri 7 Palu memiliki kemampuan mengolah bola menggunakan punggung kaki, maka teknik sepak kuda masuk dalam kategori Cukup. 4. Teknik Heading Darwis dan Basa, (1992) Main kepala atau heading adalah memainkan bola dengan menggunakan kepala. Bola dipukul dengan bagian kepala misalnya dengan dahi, samping kiri kepala, samping kanan kepala, dan bagian belakang kepala. Gunanya ada bermacam-macam, bagian dahi untuk mengumpan pada teman, men-smesh dan untuk menyerang. Bagian samping kanan dan bagian samping kiri kepala untuk men-smesh ke pihak lawan. Bagian belakang kepala untuk menyerang pihak lawan dengan tipuan. Rathinus Darwis (1992) Main Kepala (heading) adalah memainkan bola dengan kepala. Digunakan untuk menerima bola pertama dari pihak lawan, meyelamatkan bola dari serangan lawan. Untuk mengetahui kemampuan siswa melakukan teknik Heading didalam permainan sepak takraw peneliti mencoba siswa menerapkan teknik Heading didalam lapangan, kemudian siswa melakukan Heading menggunakan kepala selama 1 menit, kemudian Jika bola jatuh ketanah dan waktu masih ada, siswa boleh melakukan Heading lagi tapi hitungan pada pantulan kedua dihitung dari awal dan berlaku pada setiap kali bola jatuh sampai waktu yang tersedia habis. Berdasarkan hasil penilaian teknik Heading terhadap 25 siswa SMP Negeri 7 Palu Tidak ada Siswa (0%) masuk dalam kategori Baik Sekali, 1 Siswa (4%) masuk dalam kategori Baik, 13 Siswa (52%) masuk dalam kategori Cukup dan 11 Siswa (44%) masuk dalam kategori Kurang. hal ini menunjukkan bahwa Siswa SMP Negeri 7 Palu memiliki kemampuan mengolah bola menggunakan kepala, maka teknik Heading masuk dalam kategori Cukup. 5. Teknik Smash Sulaiman (2008) serangan atau smesh adalah pukulan bola yang keras dan tajam kearah bidang lapangan lawan. Smesh dalam permainan sepak takraw merupakan teknik yang paling penting dan harus dikuasai oleh seorang pemain, 236

karena dengan smesh ini angka dapat dengan mudah diperoleh sehingga dapat memenangkan pertandingan dengan mudah. Teknik smesh ada dua, yaitu smesh kedeng dan smesh gulung. a) Smesh Kedeng Menurut Sulaiman (2008) smesh kedeng adalah pukulan smesh yang dilakukan dengan menjulurkan kaki ke atas mengejar bola, tidak dilakukan dengan putaran badan (salto) di udara. Smesh kedeng dilakukan dengan memukul bola menggunakan kaki kiri maupun kaki kanan. b) Smesh Gulung Menurut Sulaiman (2008) smesh gulung merupakan gerakan smesh yang paling menarik dan akrobatik dalam permainan sepak takraw. Smesh ini dilakukan dengan gerakan salto di udara, sehingga penonton dibuat takjub dengan gerakan pemain berjungkir balik di udara. Teknik Smesh dalam sepak takraw merupakan teknik lanjutan yang harus dikuasai oleh semua pemain, terutama pemain yang berada pada posisi apit baik apit kanan maupun apit kiri. Teknik Smesh dalam sepak takraw memiliki tingkat kesulitan yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan teknik yang lain. Teknik Smesh adalah salah satu teknik serangan yang sangat penting dan merupakan rangkaian gerak yang sangat menentukan dalam permainan sepak takraw. Oleh karena itu untuk meneliti secara langsung siswa berada dilapangan untuk melakukan teknik smash dengan gerakan yang tenang dan kontrol bola yang baik, sehingga bola menyebrang melewati jaring/net dan jatuh di kotak yang telah ditandai dengan angka 1 sampai dengan angka 5. Dari hasil penelitian dapat dilihat teknik Smash terhadap 25 Siswa SMP Negeri 7 Palu, telah diperoleh 5 Siswa (20%) masuk dalam kategori Baik Sekali, 6 Siswa (24%) masuk dalam kategori Baik, 14 Siswa (56%) masuk dalam kategori Cukup dan Tidak ada siswa (0%) yang masuk dalam kategori Kurang. Dengan demimkian bahwa siswa SMP Negeri 7 Palu yang melakukan gerakan teknik Smash lebih banyak yang mendapat kategori Cukup. Kemampuan Teknik Dasar Sepak Takraw Secara Umum Pada Siswa SMP Negeri 7 Palu. Dari hasil poin ke-5 teknik diatas (Semula, Sesila, Sekuda, Heading, dan Smash), bahwa kemampuan dasar permainan sepak takraw para siswa SMP Negeri 7 Palu, Rata-rata masuk dalam kategori (Baik Sekali) sebanyak 2 Siswa jika dipersentasekan sebesar 8%, 15 Siswa masuk dalam kategori (Baik) atau sebesar 60%, dan 8 Siswa masuk dalam kategori (Cukup) atau sebesar 32%. Data tersebut diatas diperoleh dari kemampuan dasar permainan sepak takraw yang dilakukan oleh Siswa SMP Negeri 7 Palu yang terdiri dari ke-5 teknik dasar permainan sepak takraw. Hal ini menunjukkan bahwa Siswa SMP Negeri 7 Palu secara umum memiliki kemampuan dasar permainan sepak takraw yang masuk dalam kategori Baik. Hasil yang diperoleh para Siswa SMP Negeri 7 Palu ini disebabkan karena mereka sering melakukan aktivitas olahraga sepak takraw tiap sore bersama masyarakat yang ada di Kota Palu terutama dibeberapa kelurahankelurahan cukup berkembang. 237

Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa tingkat kemampuan dasar permainan sepak takraw di SMP Negeri 7 Palu, dari 25 orang siswa SMP Negeri 7 Palu yang menjadi sampel. Yang masuk dalam kategori Baik Sekali sebanyak 2 orang siswa atau 8%, kategori Baik sebanyak 15 orang siswa atau 60%, dan kategori Cukup sebanyak 8 orang siswa atau 32%, dapat disimpulkan secara keseluruhan dari hasil skor 5 teknik kemampuan dasar permainan sepak takraw di SMP Negeri 7 Palu masuk dalam kategori Baik. Daftar Pustaka Amung Ma mun dan Yudha, 2000. Perkembangan Gerak dan Belajar gerak Jakarta: Depdikbud. Arikunto, Suharsimi, 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Asmadi Alsa, 2003. Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Cholid Narbuko dan H. Abu Achmadi, 2005. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT Bumi Aksara. Darwis. R, 1992. Olahraga pilihan sepaktakraw. Jakarta: Depdikbud. Depdiknas, 2008. Kamus Besar bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa. Engel, Rick, 2010, Dasar-dasar sepak takraw. Bandung: Pakar Raya. Harmoko, Ari Purwo, 2010. Tingkat Keterampilan Bermain Sepaktakraw Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Pangempon Kecamatan Sruweng Kabupaten Kebumen. Yogyakarta: Skripsi Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta. Nasehudin S, T. dan Gozali, Nanang, 2012. Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: CV. Pustaka Setia. Prawirasaputra, 1999. Sepak Takraw. Jakarta: Depdikbud. Sugiyono, 2011. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan r&d). Bandung: Alfabeta. Sugiyono, 2012. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: CV. Elfa Beta. Sulaiman, 2008. Sepak Takraw. Semarang: Unnes Press. Sumiyem, 2012. Tingkat Keterampilan Sepakmula Siswa yang Mengikuti Ekstrakurikuler Sepaktakraw di SD Negeri Tersan Gede 1 Kecamatan Salam Kabupaten Magelang. Yogyakarta: Skripsi Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta. Sutrisno Hadi, 1991. Analisis Butir Untuk Instrumen Angket, Tes, dan Skala Nilai dengan Basica. Yogyakarta: Andi Offset. Thamrin, M Husni, 1995. Penyusunan Tes keterampilan bermain sepaktakraw Yogyakarta: Pusat penelitian IKIP Yogyakarta. Thamrin, M Husni, 2008. Bahan Ajar Mata Kuliah: Olahraga Pilihan Sepaktakraw. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta. 238