BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dengan dosis konsentrasi yang berbeda. perbedaan tersebut tertera pada tabel 1 di

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Tinggi Tanaman Umur 35 Hari Setelah Tanam

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. di dalam setiap media tanam. Pertumbuhan tinggi caisim dengan sistem

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan bulan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. menunjukkan bahwa penggunaan jenis mulsa dan jarak

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan pengamatan pada pemberian pupuk organik kotoran ayam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Cabai (Capsicum sp ) merupakan tanaman semusim, dan salah satu jenis

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. (Ocimum sanctum) untuk pengendalian akar gada (plasmodiophora brassicae)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Tinggi Tanaman. antara pengaruh pemangkasan dan pemberian ZPT paklobutrazol. Pada perlakuan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1.1 Hasil Hasil yang diamati dalam penelitian ini adalah tinggi tanaman, umur berbunga, jumlah buah, dan berat buah.

HASIL DAN PEMBAHASAN. Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. tinggi tanaman dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 1. Rerata Tinggi Tanaman dan Jumlah Daun

I. PENDAHULUAN. Tanaman panili (Vanilla planifolia Andrews) merupakan salah satu tanaman

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi IBA (Indole Butyric Acid)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. kompos limbah tembakau memberikan pengaruh nyata terhadap berat buah per

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. cendawan MVA, sterilisasi tanah, penanaman tanaman kedelai varietas Detam-1.

Pengaruh Pupuk Hayati Terhadap Produktivitas Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescens L.) Varietas Bhaskara di PT Petrokimia Gresik

IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tajuk. bertambahnya tinggi tanaman, jumlah daun, berat segar tajuk, berat kering tajuk

0 (N 0 ) 12,34a 0,35 (N 1 ) 13,17a 0,525 0,7 (N 2 ) (N 3 )

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Jagung Manis. dalam siklus kehidupan tanaman. Pertumbuhan dan perkembangan berlangsung

I. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Variabel Pertumbuhan. Variabel pertumbuhan tanaman Kedelai Edamame terdiri atas tinggi tanaman, jumlah daun,

Rafika Leingo, Wawan Pembengo, Fauzan Zakaria ABSTRAK

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Variabel Hama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun pepaya dengan berbagai

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merril) merupakan salah satu komoditas pangan yang

III. BAHAN DAN METODE

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

I. PENDAHULUAN. Tanaman cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu komoditas

AGROVIGOR VOLUME 1 NO. 1 SEPTEMBER 2008 ISSN

PENGARUH PENGGUNAAN MIKRO ORGANISME LOKAL LIMBAH RUMAH TANGGA DAN NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG HIJAU (Vigna radiata L)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. yang dihasilkan dari proses-proses biosintesis di dalam sel yang bersifat

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. lingkungan atau perlakuan. Berdasarkan hasil sidik ragam 5% (lampiran 3A)

LAMPIRAN A. Layout Penelitian Blok 1 Blok 2 Blok 3 (P0.Z1) (P1.Z0) (P2.Z1) (P1.Z0) (P2.Z1) (P2.Z2) (P1.Z1) (P0.Z1) (P1.Z1) (P0.Z0)

Jurnal Cendekia Vol 12 No 1 Januari 2014 ISSN

Pemberian Pupuk Organik Granular Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Kacang Tanah (Arachis hypogea,l) Pada Tanah Ultisol

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Parameter pertumbuhan yang diukur adalah tinggi, berat basah, dan berat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil pengamatan dan analisis sidik ragam tinggi tanaman jagung hibrida

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TERUNG AKIBAT PEMBERIAN PUPUK DAUN GANDASIL D DAN ZAT PENGATUR TUMBUH HARMONIK

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Jagung Manis. Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang dialami oleh setiap

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1 Desember Januari

HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil pengamatan terhadap jumlah anakan rumput Gajah mini Pennisetum

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. eksplan hidup, persentase eksplan browning, persentase eksplan kontaminasi,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL. Gambar 4 Fluks CH 4 dari beberapa perlakuan selama satu musim tanam pada sawah lahan gambut

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Analisis Variabel Pengamatan Pertumbuhan Kubis

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Bio-slurry dan tahap aplikasi Bio-slurry pada tanaman Caisim. Pada tahap

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi tinggi. Tanaman cabai dapat tumbuh di berbagai tipe tanah dan tanah yang

III. BAHAN DAN METODE

HASIL DAN PEMBAHASAN

4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PEMANFAATAN LIMBAH CAIR INDUSTRI TEMPE UNTUK MENINGKATKAN PERTUMBUHAN TANAMAN KANGKUNG DARAT (Ipomoea reptans, Poir) KULTIVAR KENCANA

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. manis dapat mencapai ton/ha (BPS, 2014). Hal ini menandakan bahwa

1. Mahasiswa Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, UNG 2. Dosen Pengajar Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian UNG

Volume 13 Nomor 1 Maret 2016

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. Hasil sidik ragam 5% terhadap tinggi tanaman menunjukkan bahwa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4. Jumlah Badan Buah Jamur Merang Setelah 14 Hari Masa Tanam. Perlakuaan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1 Rekapitulasi hasil analisis sidik ragam pertumbuhan bibit saninten

I. PENDAHULUAN. Bunga anggrek memiliki pesona yang menarik penggemar baik di Indonesia

HASIL DAN PEMBAHASAN

RESPONS PERTUMBUHAN DAN HASIL MENTIMUN (CUCUMIS SATIVUS L.) AKIBAT PERLAKUAN VARIETAS DAN KONSENTRASI ZPT DEKAMON

PENGARUH KONSENTRASI DAN LAMA PERENDAMAN DENGAN ZAT PENGATUR TUMBUH (ZPT) INDOLEBUTYRIC ACID (IBA) TERHADAP PERTUMBUHAN STEK TANAMAN JERUK

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca laboratorium Lapangan Terpadu

I. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif. Hasil sidik ragam variabel pertumbuhan vegetatif tanaman yang meliputi tinggi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pengaruh Fosfor Terhadap Pertumbuhan Pseudbulb. tanaman anggrek Dendrobium antennatum selama 10 minggu setelah

IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif. menunjukan hasil pertumbuhan pada fase vegetatif. Berdasarkan hasil sidik ragam

I. PENDAHULUAN. Bunga Gladiol (Gladiolus hybridus L) merupakan bunga potong yang menarik

Hasil dari tabel sidik ragam parameter tinggi tanaman menunjukkan beda. nyata berdasarkan DMRT pada taraf 5 % (lampiran 8) Hasil rerata tinggi tanaman

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

Hasil dan pembahasan. A. Pertumbuhan tanaman. maupun sebagai parameter yang digunakan untuk mengukur pengaruh lingkungan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Tinggi Tanaman (cm) Berdasarkan hasil analisis terhadap tinggi tanaman cabai pada umur 8,16,24,32,40,48,56,64,72,80 hari setelah tanam menunjukan pengaruh yang sangat nyata. Hal ini dipengaruhi oleh pemberian zat pengatur tumbuh ketanaman cabai dengan dosis konsentrasi yang berbeda. perbedaan tersebut tertera pada tabel 1 di bawah ini. Tabel 1 : Tinggi tanaman (cm) cabai yang diberi perlakuan zat pengatur Konsentrasi Atonik (ml) P0(kontrol) P1(0,5 ml) P2(1 ml) P3(1,5 ml) P4(2 ml) tumbuh atonik 8 10.62a 13.62b 15.87c 19.87d 23.75e 16 12.1a 14.8b 16.6c 19.3d 21.4e Rata - rata Tinggi Tanaman (cm) setiap minggu 24 14.87a 7.75b 19.37c 23d 25.5e 32 15.3a 21.4b 21.1b 23.5c 25.6d 40 hst 19a 24b 26.5c 24.1d 28.8e 48 hst 19.3a 25.8b 26.6c 28.1d 30.9e 56 hst 20.6a 26.4b 28.6c 29.1c 32.6d 64 hst 19.9a 26.8b 29.5c 31.5d 34.3e 72 25.5a 28b 31.8c 37.8d Nilai BNT 5 % 0.66 1.11 1.05 1.19 1.09 0.81 1.09 3.0 1.01 1.6 Ket : Angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf BNT 5% Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa Tinggi Tanaman yang diberi perlakuan zat pengatur tumbuh atonik dosis 2 ml pada 80 hst memberikan nilai ratarata tinggi tanaman yakni 41.3 cm kemudian di ikuti oleh 72 hst dan 64 hst masingmasing memiliki tinggi rata-rata 38 cm dan 34 cm, hal ini menunjukan pelakuan 2 ml 38e 80 23a 30.4b 32.9c 38.9d 41.3e

20 tinggi dibandingkan dengan perlakuan lainnya. kurva pertumbuhan (tinggi) tanaman cabai terlihat pada Gambar 1 45 40 35 30 25 20 15 10 P0 (Kontrol) P1 (0.5 ml) P3 (1.5 ml) 5 0 8 hst 16 hst 24 hst 32 hst 40 hst 48 hst 56 hst 64 hst 72 hst 80 hst Gambar 1: Grafik Tinggi tanaman (cm) cabai yang diberi perlakuan ZPT atonik Gambar 1 menunjukan bahwa Tinggi Tanaman cabai dengan pemberian zat pengatur tumbuh atonik dosis 2 ml menunjukan hasil yang lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Perbedaan tinggi tanaman cabai kemungkinan disebabkan oleh penambahan zat pengatur tumbuh yaitu atonik dengan dosis yang berbeda. Hal ini sesuai dengan penelitian terdahulu dari Hidayati (2002), bahwa tinggi tanaman bertambah seiring dengan lama waktu pengamatan (HST), hal Ini disebabkan karena tanaman telah merespon keberadaan zat pengatur tumbuh untuk pertumbuhan vegetatifnya yaitu tanaman menjadi lebih tinggi.

21 4.2. Jumlah Tangkai Berdasarkan hasil analisis terhadap jumlah tangkai tanaman cabai pada umur 24,32,40,48,56,64,72,80 hari setelah tanam tertera pada tabal 2 di bawah ini Tabel 2 : Jumlah tangkai tanaman cabai yang diberi perlakuan zat pengatur tumbuh atonik Konsentrasi Rata - rata Jumlah Tangkai setiap minggu Atonik (ml) 24 hst 32 hst 40 hst 48 hst 56 hst 64 hst 72 hst 80 hst P0 (kontrol) 1.5a 2.1 tn** 4.3tn** 4a 4.5a 4.6a 4.8a 5.12a P1 (0,5 ml) 1.8a 3.0 4.4 5.3a 6b 6.3b 7.25b 8.37b 2.4a 3.3 5.0 6.5b 8.1c 8.1c 8.87c 9.62c P3 (1,5 ml) 2.5b 3.4 5.6 8b 8.8c 9.2d 9.5d 10.2d 2.8b 4.6 8.1 9.8c 10.3d 10.8e 11.75e 14.5e Nilai BNT 5% 0.60 0.60 0.2 2.8 0.6 2.03 0.4 0.6 Ket : Angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf BNT 5% Pada perlakuan P0 sampai P2 pada pengamatan 24 hst tidak berbeda nyata tetapi berbeda dengan P3. Perlakuan P3 dan P4 tidak berbeda nyata. Sesuai dengan Tabel 2 diatas dapat dilihat bahwa Jumlah tangkai tanaman pada pengamatan 32 sampai dengan 42 hari setelah tanam, perlakuan P0 sampai dengan P4 antar perlakuan tidak berbeda nyata jumlah tangkai tanaman.

22 16 14 12 10 8 6 4 P0 (Kontrol) P1 (0.5 ml) P3 (1.5 ml) 2 0 24 hst 32 hst 40 hst 48 hst 56 hst 64 hst 72 hst 80 hst Gambar 2: Grafik Jumlah tangkai tanaman cabai yang diberi perlakuan ZPT atonik Pada gambar 2, menunjukan bahwa Jumlah tangkai Tanaman cabai dengan pemberian zat pengatur tumbuh atonik dosis 2 ml menunjukan hasil yang baik dibandingkan dengan perlakuan lainya. Perbedaan Jumlah tangkai tanaman cabai kemungkinan disebabkan oleh penambahan zat pengatur tumbuh atonik. Pengaruh zat pengatur tumbuh terhadap pertumbuhan tanaman adalah memperbaiki sistem perakaran, meningkatnya penyerapan unsur hara dari tanah, menambah aktifitas enzim, menambah jumlah klorofil dan meningkatkan fotosintesa,dan memperbanyak percambangan. Hal ini sesuai dengan pendapat Harjadi (1986) bahwa memperbanyak percambangan, menambah jumlah kuncup dan bunga serta mencegah gugurnya bunga dan buah, kemudian meningkatkan hasil panen. zat pengatur tumbuh

23 merupakan senyawa yang terdiri dari senyawa aromatic yang bersifat asam. dalam pemberiannya harus di perhatikan konsentrasi yang di gunakan, jika konsentrasi terlalu tinggi dapat mengakibatkan kematian. 4.3 Jumlah Bunga Berdasarkan hasil analisis terhadap jumlah bunga tanaman cabai pada pengamatan 40 hari setelah tanam sampai dengan 80 setelah tanam tertera pada Tabel di bawah ini. Tabel 3 : Jumlah Bunga tanaman cabai yang diberi perlakuan zat pengatur tumbuh atonik Konsentrasi Rata - rata Jumlah Bunga setiap minggu Atonik (ml) 40 hst 48 hst 56 hst 64 hst 72 hst 80 hst P0 (kontrol) P1 (0,5 ml) P3 (1,5 ml) 6.62a 8.62b 11.5c 12c 15.37d 7.5a 10.7b 14.2c 15.2c 16.37d 8.0a 11.8b 14c 15.6d 18.5e 8.25tn** 13.12 24.75 16.62 18.87 12.6a 15.9b 16.5c 17.4d 20e 12.2a 16.5b 17.7c 18.62d 23.37e Nilai BNT 5 % 1.2 1.4 0.8 4.5 0.8 1.2 Ket : Angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf BNJ 5% Dari Tabel 3 terlihat bahwa pada pengamatan 40 sampai dengan 56 hari setelah tanam, pemberian atonik berdasarkan perlakuan P0 sampai dengan P4 berpengaruh nyata pada jumlah bunga. perlakuan atonik berbeda nyata dengan perlakuan lainya,selanjutnya pada 64 hari setelah tanam antar perlakuan tidak berbeda nyata. pada pengamatan 72 sampai dengan 80 hari setelah tanam perlakuan 2 ml atonik memberikan hasil jumlah terlalu banyak di bandingkan dengan perlakuan

24 lainya perbedaan tersebut terlihat pada gambar 3 kurva pertambahan jumlah bunga sampai dengan 80 hari setelah tanam 30 25 20 15 10 P0 (Kontrol) P1 (0.5 ml) P3 (1.5 ml) 5 0 40 hst 48 hst 56 hst 64 hst 72 hst 80 hst Gambar 3: Grafik Jumlah Bunga tanaman cabai yang diberi perlakuan ZPT atonik Pada Gambar 3 menunjukan Jumlah Bunga Tanaman cabai dengan pemberian zat pengatur tumbuh atonik dosis 2 ml menunjukan hasil jumlah bunga yang terbanyak di bandingkan dengan lainya Perbedaan Jumlah bunga tanaman cabai kemungkinan disebabkan oleh penambahan zat pengatur tumbuh yaitu atonik dengan dosis konsentrasi yang berbeda. Hal ini bedasarkan penelitian terdahulu dari Leopold (1979) menyatakan bahwa setelah terjadi inisiasi pembungaan, pertumbuhan bunga lebih lanjut sampai terbentuk buah dan biji sangat ditentukan oleh faktor dalam dan faktor luar tanaman.

25 Faktor dalam diantaranya keseimbangan hormonal. Apabila keseimbangan hormonal tersebut baik maka bunga yang terbentuk lebih banyak dan akan berkembang menjadi buah yang akhirnya menghasilkan biji, Selain itu berdasarkan pendapat (Harjadi, 1986) bahwa zat pengatur tumbuh dapat menambah kuncup dan bunga 4.4 Jumlah Buah Pada Saat Panen Hasil pengamatan jumlah buah tanaman cabai pada umur 88 hst dan 96 hst menunjukan pengaruh yang sangat nyata. Hal ini dipengaruhi oleh pemberian zat pengatur tumbuh ketanaman cabai dengan dosis konsentrasi yang berbeda. ini dapat dilihat pada tabel 4 Tabel 4 : Jumlah Buah cabai yang diberi perlakuan zat pengatur tumbuh atonik Konsentrasi Atonik (ml) P0 (kontrol) P1 (0,5 ml) P3 (1,5 ml) Rata - rata Jumlah Buah Pada Saat Panen (Buah) 88 hst 96 hst 3.3a 9.62b 15c 21d 29.4e 3.1a 13.3b 20c 27.9d 35.3e Nilai BNT 5% 2.69 3.04 Ket : Angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf BNT 5% Berdasarkan tabel 4 dapat dilihat bahwa jumlah buah cabai pada saat panen yang diberi perlakuan zat pengatur tumbuh atonik dosis 2 ml 96 hst memberikan nilai rata-rata tinggi tanaman yakni 35,3 buah kemudian diikuti oleh 88 hst 29.4 buah. Hal

26 ini menujukan hasil yang baik dibandingkan dengan perlakuan lain. Dapat dilihat pada Gambar 4 40 35 30 25 20 15 10 P0 (Kontrol) P1 (0.5 ml) P3 (1.5 ml) 5 0 88 hst 96 hst Gambar 4: Grafik Jumlah Buah cabai yang diberi perlakuan ZPT atonik Gambar 4 menunjukan Jumlah Buah Tanaman cabai dengan pemberian zat pengatur tumbuh atonik dosis 2 ml menunjukan hasil yang baik dibandingkan yang tanpa pemberian zat pengatur tumbuh atonik. Perbedaan Jumlah buah tanaman cabai kemungkinan disebabkan oleh penambahan zat pengatur tumbuh yaitu atonik dengan dosis konsentrasi yang berbeda. Hal ini menyatakan bahwa pengaruh pemberian zat pengatur tumbuh terhadap pertumbuhan tanaman dalam memperbaiki sistem perakaran meningkatnya penyerapan unsur hara dari tanah, dan menambah aktifitas enzim, menambah jumlah klorofil dan meningkatkan fotosintat, memperbanyak percambangan, menambah

27 jumlah kuncup bunga serta mencegah gugurnya bunga dan buah, kemudian meningkatkan hasil panen (Harjadi, 1986 4.5 Berat Basah Berdasarkan hasil analisis terhadap berat basah tanaman cabai menunjukan pemberian zat pengatur tumbuh yang memberikan pengaruh nyata tertera pada Tabel 5 di bawah ini Tabel 5 : Berat Basah Tanaman cabai yang diberi perlakuan zat pengatur tumbuh atonik Konsentrasi Atonik Rata - rata Berat Basah Buah cabai Pada Saat Panen (ml) 88 hst 96 hst P0 (kontrol) P1 (0,5 ml) P3 (1,5 ml) 4.6a 9.4b 10.3c 19c 28.6d 3.8a 10.6b 18.5c 24.6c 31.6d Nilai BNT 5% 2.8 2.6 Ket : Angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf BNT 5% Berdasarkan Tabel 5 dapat dilihat bahwa berat basah buah pada saat panen cabai yang diberi perlakuan zat pengatur tumbuh atonik dosis 2 ml 96 hst memberikan nilai baik pada 88 hari setelah tanam mempunyai berat basah lebih tingi 28 gram dan rata-rata berat basah 31,6 gram bertambah berat basah pada 88 hari

28 setelah tanam dan 96 hari setelah tanam berdasarkan pengamatan terlihat pada gambar 5 35 30 25 20 15 10 P0 (Kontrol) P1 (0.5 ml) P3 (1.5 ml) 5 0 88 hst 96 hst Gambar 5: Grafik Berat Basah Tanaman cabai yang diberi perlakuan ZPT atonik Gambar 5 menunjukan Berat basah Buah cabai pada saat panen dengan pemberian zat pengatur tumbuh atonik dosis 2 ml menunjukan hasil yang baik dibandingkan yang tanpa pemberian zat pengatur tumbuh atonik. Perbedaan Jumlah buah tanaman cabai kemungkinan disebabkan oleh penambahan zat pengatur tumbuh yaitu atonik dengan dosis konsentrasi yang berbeda.

29 Zat pengatur tumbuh terhadap pertumbuhan tanaman, hal ini sesuai dengan pendapat (Harjady,1986) bahwa dalam memperbaiki sistem perakaran, meningkatnya penyerapan unsur hara dari tanah, menambah aktivitas enzim, menambah jumlah klorofil dan meningkatkan fotosintesa, memperbanyak percabangan, menambah jumlah kuncup dan bunga serta mencegah gugurnya bunga dan buah kemudian meningkatkan hasil panen.