RILIS MEDIA ANALISA PEROLEHAN KURSI PEMILU DPR DAN DPD RI TAHUN 2019: KEKERABATAN DAN KLIENTALISME DALAM KETERWAKILAN POLITIK JAKARTA, 26 MEI 2019

dokumen-dokumen yang mirip
PEMETAAN DAN KAJIAN CEPAT

ProfilAnggotaDPRdan DPDRI Pusat Kajian Politik Departemen Ilmu Politik FISIP UniversitasIndonesia 26 September 2014

LAPORAN QUICK COUNT PEMILU LEGISLATIF

Analisis Perolehan Suara dalam Pemilu 2014: OLIGARKI POLITIK DIBALIK KETERPILIHAN CALEG PEREMPUAN

Perempuan dan Pembangunan Berkelanjutan

BAB I PENDAHULUAN. politiknya bekerja secara efektif. Prabowo Effect atau ketokohan mantan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pemilihan Umum (Pemilu) adalah salah satu cara dalam sistem

PEROLEHAN KURSI PARTAI DAN PETA KOALISI CAPRES Lingkaran Survei Indonesia Jumat, 11 April 2014

Efek Jokowi: Peringatan Penting dari Survei Eksperimental

HASIL EXIT POLL PEMILU LEGISLATIF Rabu, 9 April 2014

ANATOMI CALEG PEMILU FORMAPPI 3 Oktober 2013

WORKSHOP DPRD KABUPATEN REMBANG 15 JUNI 2012

DAFTAR ISI. Halaman Daftar isi... i Daftar Tabel... iv Daftar Gambar... v

PEMILU & PARTISIPASI PEREMPUAN DALAM POLITIK. MY ESTI WIJAYATI A-187 DPR RI KOMISI X Fraksi PDI Perjuangan

PENGENALAN PUBLIK TENTANG PARTAI POLITIK: BAGAIMANA KUALITAS PILEG 2014?

I. PENDAHULUAN. wilayah dan tataran kehidupan publik, terutama dalam posisi-posisi pengambilan

Kronologi perubahan sistem suara terbanyak

Kajian Pelaporan Awal Dana Kampanye Partai Politik Pemilu 2014: KPU Perlu Tegas Atas Buruk Laporan Dana Kampanye Partai Politik

Peningkatan Keterwakilan Perempuan dalam Politik pada Pemilu Legislatif Nurul Arifin

DISAMPAIKAN OLEH : YUDA IRLANG, KORDINATOR ANSIPOL, ( ALIANSI MASYARAKAT SIPIL UNTUK PEREMPUAN POLITIK)

SPLIT VOTING DALAM PEMILIHAN PRESIDEN 2009

GOLKAR PASCA PUTUSAN MENKUMHAM. LSI DENNY JA Desember 2014

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang digunakan dalam suatu negara. Indonesia adalah salah satu

REKAPITULASI HASIL VERIFIKASI FAKTUAL PARTAI POLITIK TINGKAT PROVINSI PROVINSI...

TIM PENYUSUN. Penanggung Jawab Drs. Suripto Bambang Setyadi, M Si Asrudi Trijono, SH

STRATEGI MENINGKATKAN KETERWAKILAN PEREMPUAN

EFEK POPULARITAS CALON LEGISLATIF TERHADAP ELEKTABILITAS PARTAI JELANG PEMILU 2014

DAFTAR TABEL. Pileg 2014, Diolah dari Hasil Wawancara dengan Berbagai Narasumber, Hasil Rekapitulasi

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TANAH LAUT KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TANAH LAUT. Nomor 11/Kpts/ /III/2014

PEMILIH MENGAMBANG DAN PROSPEK PERUBAHAN KEKUATAN PARTAI POLITIK

MEDIA SURVEI NASIONAL

Publik Menilai SBY Sebagai Aktor Utama Kemunduran Demokrasi Jika Pilkada oleh DPRD

BAB I PENDAHULUAN. dengan kebebasan berpendapat dan kebebasan berserikat, dianggap

BAB I PENDAHULUAN. Darma, (2009: 91) mengatakan, bahasa politik adalah bahasa yang digunakan

KOMISI PEMILIHAN UMUM

Cara Menghitung Perolehan Kursi Parpol dan. Penetapan Caleg Terpilih (3)

HARAPAN & ANCAMAN JOKOWI - JK

TAHAPAN PILPRES 2014 DALAM MEWUJUDKAN BUDAYA DEMOKRASI

ISU KRUSIAL SISTEM PEMILU DI RUU PENYELENGGARAAN PEMILU

Pencalonan DPR RI sebagian besar memenuhi aturan zipper system 1:3, namun fenomena yang muncul adalah pencalonan pada angka 3 dan 6.

PKB 4,5%, PPP 3,4%, PAN 3,3%, NASDEM 3,3%, PERINDO

KECENDERUNGAN SIKAP & PERILAKU PEMILIH DALAM PEMILU LEGISLATIF 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

SURVEI NASIONAL PEMILIH MUDA: EVALUASI PEMERINTAHAN, CITRA DAN PILIHAN PARPOL DI KALANGAN PEMILIH MUDA JELANG PEMILU 2014

EFEK PENCAPRESAN JOKO WIDODO PADA ELEKTABILITAS PARTAI POLITIK

Keterwakilan Perempuan Di Lembaga Legislatif

FORMAPPI JAKARTA, 3 APRIL 2014

BAB 7 PENUTUP. dalam studi ini berikut argumentasinya. Saya juga akan membingkai temuantemuan

MAYORITAS PUBLIK INGIN CAPRES SIAP TERIMA KEKALAHAN. Konpers LSI Juli 2014

Head to Head Jokowi-JK Versus Prabowo Hatta Dan Kampanye Negatif. Mei 2014

LAPORAN SINGKAT RAPAT KERJA KOMISI II DPR RI

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran perempuan dalam kontestasi politik di Indonesia, baik itu

Konstitusionalitas dan Problematika Alokasi Kursi DPR RI Pemilu Indonesia

BAB III DATA RESPONDEN

BAB I PENDAHULUAN. kekuasaan, kedaulatan berada pada tangan rakyat. Demokrasi yang kuat,

Pemilu 2009, Menjanjikan tetapi Mencemaskan

ISU-ISU KRUSIAL DALAM UU NO 7 TAHUN 2017 TENTANG PEMILU

TIM ADVOKASI PARTAI AMANAT NASIONAL

Mayoritas Publik Ingin DPR Tandingan Segara Bubarkan Diri. LSI DENNY JA November 2014

Pertarungan Wilayah Strategis Dan Efek Cawapres

ENAM REVISI PILKADA USULAN PUBLIK LSI DENNY JA FEBRUARI 2015

HASIL SURVEI NASIONAL PROGRAM PARTAI POLITIK DAN KOMPETENSI CALON PRESIDEN 2014 SURVEI DAN POLING INDONESIA

Perubahan Politik 2014: Trend Sentimen Pemilih pada Partai Politik

KOMISI PEMILIHAN UMUM

I. PENDAHULUAN. dilakukan dengan keikutsertaan partai politik dalam pemilihan umum yang

KONVERSI SUARA MENJADI KURSI Perkumpulan Untuk Pemilu dan Demokrasi (PERLUDEM)

PT. Universal Broker Indonesia 1 MARKET OUTLOOK MEI: PILPRES. Oleh: Satrio Utomo PT. Universal Broker Indonesia. 26 April 2014

EVALUASI 13 TAHUN REFORMASI DAN 18 BULAN PEMERINTAHAN SBY - BOEDIONO

PROSPEK KABINET DAN KOALISI PARPOL

Cara Menghitung Perolehan Kursi Parpol dan. Penetapan Caleg Terpilih (1)

Konsolidasi Demokrasi. Lembaga Survei Indonesia (LSI)

Dampak Diterapkannya Aturan Suara Terbanyak terhadap Keterwakilan Perempuan dan Gerakan Perempuan

publik pada sektor beras karena tidak memiliki sumber-sumber kekuatan yang cukup memadai untuk melawan kekuatan oligarki politik lama.

SEJARAH PEMILU DI INDONESIA. Muchamad Ali Safa at

GAMBARAN UMUM. Bergesernya paradigma penyelenggaraan pemerintahan dari government ke

LAPORAN DANA KAMPANYE

UU PEMILU DAN KONSOLIDASI DEMOKRASI DI INDONESIA

2013, No.1608

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Partai politik hadir sebagai elemen demokratisasi sekaligus menjadi sarana

PILKADA OLEH DPRD DINILAI PUBLIK SEBAGAI PENGHIANATAN PARTAI

I. PENDAHULUAN. Era reformasi telah menghasilkan sejumlah perubahan yang signifikan dalam

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan system pemerintahan. Dimana para calon pemimpin. PP NO 6 Tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan

BAB I PENDAHULUAN. langsung oleh rakyat. Pemilihan umum adalah proses. partisipasi masyarakat sebanyak-banyaknya dan dilaksanakan

PASKA MUNASLUB: Golkar Perlu Branding Baru? LSI DENNY JA Analis Survei Nasional, Mei 2016

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 1 Perolehan suara PN, PA, dan PC menurut nasional pada pemilu 2004 dan 2009

BAB I PENDAHULUAN. relatif independen dan juga disertai dengan kebebasan pers. Keadaan ini

TANTANGAN DAN PROSPEK PELEMBAGAAN PARTAI POLITIK

Pemilihan Caleg Perempuan Opsi untuk kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. dan DPRD sebagai penyalur aspirasi politik rakyat serta anggota DPD. sebagai penyalur aspirasi keanekaragaman daerah sebagaimana

Rilis Survei PREFERENSI POLITIK MASYARAKAT Menuju Pemilihan Langsung Gubernur/Wakil Gubernur Provinsi Jawa Timur 2018

BAB I PENDAHULUAN. warga tertentu. Strategi komunikasi politik juga merupakan

Menuju Pemilu Demokratis yang Partisipatif, Adil, dan Setara. Pusat Kajian Politik (Puskapol) FISIP Universitas Indonesia Jakarta, 16 Desember 2015

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 72/PUU-XV/2017

BAB I PENDAHULUAN. Keterlibatan perempuan di panggung politik merupakan isu yang

KAMPANYE NEGATIF DAN PREDIKSI HASIL PILEG Lingkaran Survei Indonesia April 2014

BAB I PENDAHULUAN. dimana adanya pemberian kebebasan seluas-luasnya. untuk berpendapat dan membuat kelompok. Pesatnya

ADVOKASI UNTUK PEMBAHASAN RUU PEMILU

2014 : PEMERINTAHAN GOLKAR ATAU PEMERINTAHAN PDIP? Lingkaran Survei Indonesia Februari 2014

Head to Head Dukungan Capres Pasca Penetapan Resmi KPU

MENYIMAK PEMBERITAAN PARTAI POLITIK DI MASA KAMPANYE TERBUKA (16 Maret 1 April 2014)

Transkripsi:

RILIS MEDIA ANALISA PEROLEHAN KURSI PEMILU DPR DAN DPD RI TAHUN 219: KEKERABATAN DAN KLIENTALISME DALAM KETERWAKILAN POLITIK JAKARTA, 26 MEI 219 Komisi Pemilih Umum Republik Indonesia (KPU RI) telah menetapk peroleh suara dalam Pemilu Serentak (Pilpres, Pileg DPR, DPD, d DPD Provinsi/Kab/Kota) pada tggal 21 Mei 219. Meski diwarnai deng perdebat yg diajuk oleh sebagi peserta pemilu, penetap hasil Pemilu Serentak ini mendai tahap yg penting telah selesai d bergeser ke tahap berikutnya yaitu proses perselisih hasil pemilu. Namun demiki, tentu publik perlu mengetahui lebih byak wajah yg ak menghiasi Kompleks Parlemen di Senay nti. Rilis media ini ak menjelask hasil peroleh sementara dari Pemilu Serentak ini, terlebih khusus di Pemilu Legislatif Nasional. Data yg kami kumpulk merupak hasil keputus KPU RI yg disahk pada tggal 21 Mei 219. Namun demiki, untuk menghormati proses perselisih hasil suara di Mahkamah Konstitusi, kami tetap mengajak semua pihak untuk memdg alisa kami ini sebagai prediksi d bersifat sementara. 1. Peroleh kursi partai politik di Pemilu DPR RI (24-219) Bila diperhatik diagram ini, ada beberapa hal yg menarik: 16 12 8 4 128 19 19 94 73 78 24 29 214 219 149 127 16 91 85 52 26 28 58 59 47 45 35 PDIP GERINDRA GOLKAR PKB NASDEM PKS DEMOKRAT PAN PPP HANURA 57 4 5 56 61 54 53 4649 44 58 3938 19 1716

a. PDIP mengalami peningkat jumlah kursi yg signifik dibdingk tahun 214 (naik dari 19 menjadi 128 kursi); Gerindra mendapatk kenaik sedikit (naik dari 73 menjadi 78); PKB juga mengalami hal yg sama (naik dari 47 menjadi 58); Nasdem (35 menjadi 59); PKS (4 menjadi 5). b. Golkar mengalami penurun jumlah kursi (dari 91 menjadi 85); Demokrat juga mengalami hal yg sama (61 menjadi 54); PAN (49 menjadi 44); d PPP (38 menjadi 19). c. Nasdem d PKS nampaknya memperoleh peningkat jumlah kursi d suara dari pencalon Pilpres, meski ini harus terkonfirmasi dari mereka d. Penghitung saint Lague ternyata memudahk bagi partai besar, namun merepotk bagi partai menengah d kecil. e. Pelug partai baru seperti Perindo, PSI d Berkarya cukup baik, namun terhalg deng keputus PT. Dari status kdidasi, sebyak 65 persen caleg merupak org baru (buk petaha). hal tersebut sama seperti Pemilu 214. Namun demiki, sebagi besar mereka adalah caleg yg berpengalam dalam Pemilu d Pilkada sebelumnya. Hal yg juga menarik adalah terdapat 13 (dari 575) caleg yg merupak petaha yg masih bertah dalam 3 pemilu terakhir ini (29, 214, 219). Di samping itu, kami juga menemuk bahwa apabila dilihat dari hasil penghitung suara (form DC1), maka sebyak 66 persen sample coblos ada untuk para caleg ketimbg partai politik. Hal yg berbeda deng temu di tahun 214 yg masih byak pemilih mencoblos lambg partai. 2. Prediksi Caleg Terpilih hasil Pemilu 219 24 29 214 219 Partai Politik a n a n PDIP 28,3 11 35,4 18 35,7 19,3 37,4 2,3 Golkar 28,3 14 3,3 18 36,1 17,6 38 21,2 Gerindra 29,3 19 35,4 15 37 15,4 Demokra 39,7 18,5 t 27 1,5 32,9 24 36,6 21,3 PAN 35 13,4 29,7 15 37 18,4 37,9 16 PKB 37,6 13,4 33,7 25 37,6 21,3 38,3 2,7 PKS 4,3 6,6 36,6 13 38,8 2,5 39,4 16 PPP 22,3 5,17 26,9 13 39 25,6 41,3 26,3 Nasdem 4,4 11,4 38,26 32,2 Hura 3,7 22 36,4 12,5 41,7

Dari tabel di atas, beberapa hal yg menarik adalah: a. Dari pencalon, tidak ada hal yg berubah karena sebagai besar partai hya berorientasi dalam syarat formal pencalon (min.3 persen). b. Namun dari hasil pemilu dari caleg yg, maka Caleg di Pemilu 219 ini menorehk prestasi membggak deng capai 2,5 % (paling tinggi sejak tahun 24) c. Secara umum, kenaik ini terjadi di beberapa partai secara perlah dari tahun 24 yaitu: PDIP; Nasdem; PPP. Beberapa partai mengalami naik turun (fluktuatif) yaitu Gerindra; Golkar; PKS; d PKB. Sementara hya ada satu partai yg terus mengalami penurun yaitu PD. d. Pencapai terbaik dalam pemilu ini adalah Nasdem deng peroleh kursi sebyak 32,2 persen. Nasdem adalah partai politik pertama yg berhasil tembus gka 3 persen sejak pertama kali kebijak ini diterapk. Di samping itu, PKS juga memperoleh pencapai luar biasa deng peningkat yg tajam dari 2,5 persen (214) menjadi 16 persen (219) atau setara 8 kali lipat. Dari data yg kami kumpulk, pemilih masih memilih berdasark nomor urut atas (1,2 ataupun 3). Sebyak 48 persen d 68 persen caleg perempu d laki-laki berada di posisi nomor 1. Hal ini memg tidak berbeda deng hasil pemilu 214 yg lalu d kembali menegask bahwa posisi caleg di nomor atas tetap menjadi penting bagi pemilih. Sebyak 53 persen caleg perempu memiliki latar belakg aktivis partai politik (pengurus partai ataupun org yg sudah punya pengalam pjg dalam kompetisi pemilu). Hya sekitar 41 persen diindikasik d memiliki afiliasi deng kekerabat politik seperti keluarga, dinasti ataupun kl. Namun demiki, pengurus partai yg juga memiliki keluarga politik juga menguatk ke mereka. Sisya sekitar 6 persen berasal dari kalg profesional yg baru pertama kali ikut dalam kompetisi pemilu. Sementara itu, kami juga mencatat Dapil yg memiliki caleg perempu terbyak berasal dari Bengkulu (75%), Sulawesi Utara d Maluku Utara (masingmasing sama sebyak 66%). Namun demiki, kami juga melihat masih ada 2 Dapil (dari 8 dapil) yg belum ada caleg perempu di Pemilu 219 ini.

3. Prediksi Caleg Terpilih DPD RI hasil Pemilu 219 Laki-laki Dari diagram di samping menunjukk bahwa caleg perempu DPD R I m e n g a l a m i p e n i n g k a t a n dibdingk pemilu sebelumnya d telah menembus gka 3 persen. Di samping itu, sebyak 68 persen adalah caleg buk petaha, namun tentunya mereka punya pengalam dalam pemilu lainnya karena berasal dari pengurus partai politik ataupun pernah berkompetisi di Pilkada. Secara khusus, dapil deng jumlah caleg perempu terbyak ada di Sumatera Selat. Sebaliknya, dapil Aceh d Bali tidak pernah ada caleg perempu sejak tahun 29. Khusus di Pemilu 219 ini, ada 8 dapil yg tidak berhasil menempatk caleg perempu yaitu di Aceh, Bali, Kepri, Babel, Kalbar, Sulteng, Sulbar, d Papua Barat. 4. Siapa mereka? Apabila merujuk studi Aspinall d Berenschot (219) tentg konteks demokrasi di Indonesia kekini, maka mereka mengatak bahwa relasi patronase d strategi klientalisme mendominasi berbagai kompetisi pemilu di tingkat nasional ataupun lokal. Hasil pemilu 219 ini mengkonfirmasi bahwa temu mereka juga terjadi di tingkat nasional. Oleh karena adya kecenderung pemilih memilih para caleg secara lgsung d mendai bahwa alas personalisasi d ketokoh para caleg adalah penting, maka para caleg pun juga merasa harus memobilisasi kekuat mereka, ditarya tentu aspek kekerabat d juga klientalisme tadi. Aspek kekerabat politik yg kami maksud adalah tentu yg berkait deng dinasti politik, keluarga politik, ataupun kl politik yg terbukti kuat di tingkat lokal. Sementara itu, aspek klientalisme lebih menonjolk bagaima para caleg melakuk upaya trsaksi material dalam mobilisasi dukung mereka di pemilu.

Secara khusus, apabila diperhatik caleg DPD yg, latar belakg d profil mereka pun juga tidak berbeda deng caleg DPR yaitu mereka adalah org "kuat" lokal d mt pejabat daerah yg ingin kembali bertarung di kompetisi pemilu. Untuk memperkuat itu, sebagi besar dari mereka tentu punya afiliasi partai politik d memfaatk jejaring partai tersebut dalam mobilisasi dukung pemilih. Dalam konteks keterwakil perempu, kami sgat mengapresiasi capai dalam Pemilu 219 ini karena mampu menembus gka 2 persen deng salah satu partai, Nasdem, mencapai lebih dari 3 persen. Peningkat ini terjadi karena sebagi besar caleg ditempatk d mendapat posisi yg baik di nomor urut atas; kemampu mereka dalam meningkatk elektabilitas d popularitasnya; serta keberhasilnya memobilisasi jejaring kerabat d strategi klientalisme. Namun demiki, bila diperhatik, caleg perempu Nasdem yg sebagi besar ditempatk pada nomor urut bawah dapat memperoleh kursi karena ternyata sebagi besar dari mereka berasal dari dinasti politik. Hal yg berbeda di PKS, posisi caleg perempu berada di nomor urut atas d juga sebagi berasal dari dinasti politik. Di samping itu, faktor yg juga menentuk adalah pengalam para caleg perempu yg telah berkompetisi di berbagai pemilu sebelumnya (Pileg d Pilkada) mampu membuktik kemampu mereka dalam mobilisasi dukung pemilih. Penutup Meskipun prediksi calon ggota DPR d DPD ini berasal dari kelompok buk petaha, termasuk perempu, kami merasa bahwa kinerja ggota DPR d DPD RI dalam periode berikutnya (219-224) tidak ak mengalami perubah besar. Salah satu penyebab pentingnya adalah kehadir mereka nti tentu sgat dipengaruhi oleh kekuat ekonomi d politik lokal (oligark d elite lainnya) yg berkelind dalam aktivitas parlemen mereka. Di samping itu, masih kuatnya pengaruh biaya politik mahal yg ada di setiap caleg, maka ak mempertahk mindset para ggota DPR nti untuk melakuk tindak korupsi, kolusi d nepotisme. Untuk itu, ttg bagi kelompok masyarakat sipil yg ak terus mengawasi d mengawal lembaga legislatif kita, tentu kebijak yg pro terhadap kelompok oligarki d elite lainnya masih harus terus diperhatik agar kebijak yg pro rakyat terus hadir di DPR d DPD kita. Narahubung: Dr.phil.Aditya Perda (81246562545) Hurriyah, S.Sos, IMAS (811916654)