1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Menjamin kehidupan yang sehat dapat terealisasikan dengan Pelayanan kesehatan yang bermutu. Pelayanan Kesehatan adalah salah satu pelayanan publik yang seharusnya diberikan oleh pemerintah, sebagaimana disebutkan dalam pasal 19 undang-undang nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan yang berbunyi pemerintah bertanggung jawab atas ketersediaan segala bentuk upaya kesehatan yang bermutu, aman, efisien, dan terjangkau (Hastuti Puji, 2013). Salah satu ciri pemerintahan yang baik adalah terwujudnya pelayanan publik yang berkualitas. Kegagalan Indonesia mencapai sejumlah target tujuan pembangunan milenium pada tahun 2015 harus menjadi pelajaran. Dengan persiapan lebih panjang dan matang, cita-cita tujuan pembangunan berkelanjutan guna mewujudkan kesejahteraan ekonomi, sosial dan lingkungan yang berkeadilan pada tahun 2030 bisa tercapai (Hastuti Puji,2013). SDG s menggantikan MDG s yang tidak lagi berlaku mulai tahun 2016. Disepakati terdapat 17 tujuan dengan 169 target dan 240 indikator yang terukur dan menjdi komitmen 193 negara untuk melaksanakannya. Diharapkan dapat menjawab ketertinggalan pembangunan negara-negara di seluruh dunia, 1
2 baik di negara maju dan negara berkembang. Salah satu dari 17 tujuan SDG s yang ketiga menyangkut kesehatan tersebut terdiri dari menjamin kehidupan yang sehat dan mendorong kesejahteraan bagi semua orang di segala usia (Erlamena, 2017). Keberhasilan upaya kesehatan ibu, di antaranya dapat dilihat dari indikator Angka Kematian Ibu (AKI). AKI adalah jumlah kematian ibu selama masa kehamilan, persalinan dan nifas yang disebabkan oleh kehamilan, persalinan, dan nifas atau pengelolaannya tetapi bukan karena sebab-sebab lain seperti kecelakaan, terjatuh, dll di setiap 100.000 kelahiran hidup. Indikator ini tidak hanya mampu menilai program kesehatan ibu, terlebih lagi mampu menilai derajat kesehatan masyarakat, karena sensitifitasnya terhadap perbaikan pelayanan kesehatan, baik dari sisi aksesibilitas maupun kualitas. Penurunan AKI di indonesia terjadi sejak tahun 1991 sampai dengan 2007, yaitu dari 390 menjadi 228. Namun demikian, SDKI tahun 2012 menunjukkan peningkatan AKI yang signifikan yaitu menjadi 359 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup. AKI kembali menujukkan penurunan menjadi 305 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup berdasarkan hasil survei penduduk antar sensus (supas) 2015 ( Profil Kesehatan Indonesia 2015). Jumlah kasus kematian ibu di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2015 sebanyak 619 kasus, mengalami penurunan cukup signifikan dibandingkan jumlah kasus kematian ibu tahun 2014 yang mencapai 711 kasus. Dengan
3 demikian Angka kematian ibu Provinsi Jawa Tengah juga mengalami penurunan dari 126,55 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2014 menjadi 111,16 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015. Angka Kematian Bayi di Provinsi Jawa Tengah tahun 2015 sebesar 10 per 1.000 kelahiran hidup. Terjadi penurunan tetapi tidak signifikan dibandingkan AKB tahun 2014 yaitu 10,08 per 1.000 kelahiran hidup (Profil Kesehatan provinsi Jawa Tengah tahun 2015). Provinsi Jawa Tengah terdiri dari beberapa kabupaten atau kota yang tentunya setiap kabupaten menyumbangkan angka kematian ibu dan angka kematian bayi, salah satunya di daerah kabupaten Banyumas. Angka Kematian Ibu (AKI) di Kabupaten Banyumas tahun 2015 sebesar 101 per 100.000 kelahiran hidup, hal ini mengalami penurunan bila dibanding pada tahun 2014 sebesar 114,73 per 100.000 kelahiran hidup. Target AKI dalam RPJMN tahun 2015-2019 sebesar 306/100.000 kelahiran hidup, dengan target RPJMN Kabupaten Banyumas telah tercapai, tetapi bila dibanding target RPJMD 65/100.000 kelahiran hidup, Angka Kematian Ibu (AKI) tahun 2015 belum mencapai target. AKB di Kabupaten Banyumas tahun 2015 sebesar 4 per 1.000 kelahiran hidup. Bila dibanding dengan cakupan yang diharapkan dalam RPJMN Pembangunan Jangka Menengah Nasional tahun 2015-2019, target di Kabupaten Banyumas telah tercapai (RPJMN sebesar 24/ 1000 kelahiran hidup) dan bila dibanding dengan RPJMD ( Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah) target telah tercapai ( RPJMD sebesar 7,0 / 100 Kelahiran HIdup, dan bila
4 dibanding tahun 2014 AKI di Kabupaten Banyumas menurun, ditahun 2014 sebesar 9,04 per 1000 kelahiran hidup) (Profil Kesehatan Kabupaten Banyumas tahun 2015). Salah satu upaya bidan dalam menurunkan AKI dan AKB yaitu melakukan asuhan kebidanan secara komprehensif. Asuhan kebidanan komprehensif adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan secara berkesinambungan dimulai dari asuhan kebidanan kehamilan, persalinan, bayi baru lahir dan masa nifas. Asuhan komprehensif ini dilengkapi dengan adanya pemeriksaan laboratorium dan konseling. Asuhan komprehensif dilakukan oleh tenaga kesehatan sesuai dengan kemampuan dibidangnya seperti pemeriksaan laboratorium, hal-hal yang berhubungan dengan kebutuhan nutrisi oleh ahli gizi, dan pengetahuan akan kesehatan atau penyulit yang harus segera di deteksi dini dengan berkolaborasi dengan dokter. Bidan sebagai ujung tombak dalam menurunkan AKI. yaitu yang telah mengikuti pelatihan dan menyelesaikan pendidikannya serta diakui oleh pemerintah untuk memberikan pelayanan kesehatan di masyarakat sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan 1464/MENKES/PER/X/2010 dan pelayanan praktik bidan (Varney, 2007). Peran dan fungsi bidan sangat diperlukan untuk memberikan asuhan secara komprehensif agar dapat menurunkan AKI dan AKB. Peran dan fungsi bidan antara lain sebagai pelaksana, pengelola, pendidik, dan peneliti. Peran bidan sebagai pelaksana mempunyai tiga kategori tugas yaitu mandiri,
5 kolaborasi, dan merujuk. Peran bidan sebagai pengelola adalah mengembangkan pelayanan dasar kesehatan terutama pelayanan kebidanan untuk individu, keluarga, kelompok khusus, dan masyarakat di wilayah kerja dengan melibatkan masyarakat. Bidan sebagai pendidik adalah memberikan pendidikan dan pelayanan kesehatan pada individu, kelompok dan masyarakat tentang penanggulangan masalah keluarga berencana. Peran bidan sebagai peneliti adalah melakukan investigasi atau penelitian terapan dalam bidang kesehatan baik secara mandiri atau kelompok (Mochtar, 2012). Berdasarkan latar belakang yang sudah di jelaskan maka penulis tertarik dengan judul Asuhan Kebidanan Berkelanjutan Pada Kehamilan, Persalinan, Bayi Baru Lahir (Bbl) Dan Neonatus, Nifas Dan Menyusui, Serta Perencanaan Keluarga Berencana (KB) B. Tujuan 1. Tujuan Umum Mahasiswa mampu melakukan asuhan kebidanan secara berkelanjutan pada ibu mulai dari Kehamilan, Persalinan, Bayi Baru Lahir (Bbl) Dan Neonatus, Nifas Dan Menyusui, Serta Perencanaan Keluarga Berencana (KB) dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan sesuai dengan standar asuhan kebidanan.
6 2. Tujuan Khusus a. Mampu melaksanakan pengkajian data secara Subyektif dan Obyektif Asuhan Kebidanan pada ibu dengan Kehamilan, Persalinan, Bayi Baru Lahir (Bbl) Dan Neonatus, Nifas Dan Menyusui, Serta Perencanaan Keluarga Berencana (KB). b. Mampu melaksanakan Perumusan Diagnosa dan atau Masalah Kebidanan Asuhan Kebidanan pada ibu dengan Kehamilan, Persalinan, Bayi Baru Lahir (Bbl) Dan Neonatus, Nifas Dan Menyusui, Serta Perencanaan Keluarga Berencana (KB). c. Mampu melaksanakan Perencanaan Asuhan Kebidanan pada ibu dengan Kehamilan, Persalinan, Bayi Baru Lahir (Bbl) Dan Neonatus, Nifas Dan Menyusui, Serta Perencanaan Keluarga Berencana (KB). d. Mampu melaksanakan Implementasi Asuhan Kebidanan pada ibu dengan Kehamilan, Persalinan, Bayi Baru Lahir (Bbl) Dan Neonatus, Nifas Dan Menyusui, Serta Perencanaan Keluarga Berencana (KB). e. Mampu melaksanakan Evaluasi Asuhan Kebidanan pada ibu dengan Kehamilan, Persalinan, Bayi Baru Lahir (Bbl) Dan Neonatus, Nifas Dan Menyusui, Serta Perencanaan Keluarga Berencana (KB). f. Mampu melaksanakan Pencatatan Asuhan Kebidanan pada ibu dengan Kehamilan, Persalinan, Bayi Baru Lahir (Bbl) Dan Neonatus, Nifas Dan Menyusui, Serta Perencanaan Keluarga Berencana (KB).
7 C. Pembatasan Kasus 1. Sasaran Sasaran pada pengambilan kasus ini adalah seorang ibu hamil Trimester III di Desa Karangsoka yang didampingi dari Kehamilan, Persalinan, Bayi baru lahir, Nifas, dan Keluarga Berencana.. 2. Tempat Pengambilan kasus ini dilakukan di Desa Karangsoka. 3. Waktu Penyusunan Karya Tulis Ilmiah dimulai bulan Januari 2018 sampai dengan Mei 2018. D. Metode Pengumpulan Data Pada penyusunan kasus ini data diperoleh meliputi : 1. Data Primer a. Wawancara Wawancara merupakan metode pengumpulan data dengan cara mewawancarai langsung pasien. Metode ini memberikan hasil secara langsung. metode ini untuk menggali atau mengetahui riwayat penyakit dan apa yang dirasakan pasiennya tanpa (sebelum) melakukan pemeriksaan fisik pasien (Hidayat, 2011 h:87). Pemeriksaan yang dilakukan untuk memperoleh data ini adalah : 1) Inspeksi
8 Yaitu pemeriksaan seluruh tubuh secara baik dan legeartist meliputi : tekanan darah, nadi, suhu, pernafasan, jantung, paru paru dan sebagainya (Mochtar, 2011 h:39) 2) Palpasi Yaitu pemeriksaan yang dilakukan dengan berdiri di sebelah kanan ibu hamil dengan melakukan perabaan pada perut untuk menentukan besar dan konsistensi rahim, bagian bagian janin, letak, presentasi, gerakan janin, kontraksi atau his (Mochtar,2011 h:39). 3) Auskultasi Adalah pemeriksaan menggunakan stetoskop monoaural (stetoskop obstetric) untuk mendengarkan denyut jantung janin (DJJ) (Mochtar,2011 h:41). 4) Perkusi Tidak begitu banyak artinya kecuali jika ada suatu indikasi (Mochtar,2011 h:39). b. Observasi Merupakan cara pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan secara langsung kepada responden penelitian untuk mencari perubahan atau hal hal yang akan diteliti (Hidayat,2011
9 h:87). Dikasus ini saya mendampi ibu dari Kehamilan hingga Perencanaan keluarga Berenana. 2. Data Sekunder a. Dokumentasi Merupakan pengumpulan data dengan cara mengambil data yang berasal dari dokumen asli. Dokumen asli tersebut dapat berupa gambar,table atau daftar periksa (Hidayat,2011 h:88). Dikasus ini saya mengambil data dari Buku KIA ibu dan Rekam Medis ibu di RSIA Bunda Arif. b. Studi Literature Untuk memperoleh dukungan teoritis terhadap masalah penelitian yang dipilih, maka peneliti perlu banyak membaca buku literature, baik berupa buku teks (teori) maupun hasil penelitian orang lain, majalah, jurnal, dan sebagainya yang berhubungan dengan asuhan komprehensif pada kehamilan, persalinan, Bayi baru lahir, masa nifas dan Keluarga Berencana memeperoleh informasi yang terdahulu dengan menggunakan data primer dan sekunder dengan menyelusuri literature yang ada (Notoatmodjo,2012 h:22). E. Sistematika Penulisan BAB I : PENDAHULUAN
10 Pada bab ini menguraikan tentang latar belakang, Tujuan, pembatasan kasus, metode pengumpulan data dan sistematika penulisan. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA 1. Tinjauan medis Pada bab ini menguraikan teori mengenai kehamilan, persalinan, BBL, nifas dan KB yang Pada bab ini menguraikan teori mengenai kehamilan, persalinan, Bayi baru lahir, nifas dan Keluarga Berencana yang masingmasing Berisi: batasan/definisi, etiologi, faktor predisposisi, fisiologi / patofisiologi, tanda dan gejala, pemeriksaan penunjang, dan Penatalaksanaan medis. 2. Tinjauan teori asuhan kebidanan Memuat tentang manajemen kebidanan dengan menggunakan kerangka berfikir Varney sesuai dengan Standar Asuhan Kebidanan berdasarkan Permenkes No. 938/ Menkes/SK/VIII/2007: a. Pengkajian b. Perumusan diagnosa dan atau masalah kebidanan. c. Perencanaan. d. Implementasi e. Evaluasi f. Pencatatan Asuhan Kebidanan
11 3. Aspek Hukum Berisi landasan hukum baik undang-undang maupun kepmenkes dan standar pelayanan kebidanan yang mengatur tugas pokok dan kompetensi bidan serta wewenang bidan sesuai dengan kasus yang diambil. BAB III : Tinjauan Kasus Memuat dokumentsasi asuhan kebidanan yang telah dilaksanakan. Asuhan/manjemen kebidanan disampaikan dengan runtutan yang sesuai dengan tinjauan teori yaitu mulai dari pengkajian hingga evaluasi. a. Subyektif : Mencatat hasil anamnesa b. Obyektif : mencatat hasil pemeriksaan c. Analisa : mencatat diagnosa dan masalah kebidanan d. Penatalaksanaan : penatalaksanaan, mencatat selurih perencanaan dan penatalaksanaan yang telah dilakukan seperti tindakan segera, tindakan secara komprehensif, penyluhan, dukungan, kolaborasi/ follow up dan rujukan. Perkembangan kasusu dituliskan menggunakan catatan perkembangan (SOAP) BAB IV : Bahasan Berisi perbandungan antara teori dengan kenyataan pada kasus yang disajikan sesuai dengan langkah-langkah manajemen kebidanan ( Pengkajian, diagnosa/masalah termasuk diagnosa potensial, tindakan dan evaluasi.
12 a. Subyektif s/d analisa (bila ada), pembahasan difokuskan pada kesenjangan disertai dengan dasar rasionalnya alasan mengapa perbedaan terjadi. Bila tidak ada kesenjangan, maka ungkapan data-data yang mendukung penegakan diagnosa tersebut. b. Khusus untuk planing, pembahasan,berfokus pada rasional /alasan setiap tindakan itu dilakukan. Jadi pembahasannya berfokus padat tindakan baik ibu senjang ataupun tidak. Bila ada tindakan yang sudah direncanakan namun ternyata tidak bisa dilaksanakan/tidak sesuai dengan teoru makan dapat diuraikan disini tindakannya serta alasan mengapa tidak dilaksanakan. c. Evaluasi : bahas pencapaian/outcome akhir kasus disertai dengan rasionalnya mengapa demikian. Untuk asuhan persalinan, evaluasi ditampilkan untuk setiap ( kala I, II, III, IV) Bila ditinjaun teori dicantumkan kriteria untuk evaluasi maka dapat dibahas perbandingan dengan khusus BAB V : Penutup a. Simpulan, merupakan sintesa dari hasil pembahasan yang dapat menjawab permasalahan dan tujuan penyusunan KTI. b. Saran, berupa masukan berdasarkan hasil pembahasan, saran hendaknya bersifat operasiona./ dapat dilaksanakan.