BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah fisiologi, onkologi dan pengobatan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian di bidang farmakologi.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Kedokteran khususnya ilmu Biokimia dan Farmakologi.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. : Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu (LPPT) Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. Disiplin ilmu dalam penelitian ini adalah ilmu Biokimia dan Farmakologi.

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah ilmu farmakologi dan imunologi.

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. hewan coba tikus Wistar menggunakan desain post test only control group

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini memiliki ruang lingkup pada ilmu Farmakologi dan Biokimia.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan post

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang ilmu Biokimia dan Farmakologi.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. 4.1 Ruang Lingkup, Tempat dan Waktu Penelitian. 2. Ruang lingkup tempat : Laboratorium Biologi Universitas Negeri

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini meliputi bidang Histologi, Mikrobiologi, dan Farmakologi.

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Tempat : Penelitian dilakukan di Laboratorium Biologi Universitas. Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian true experimental dengan

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Anestesiologi. proposal disetujui.

BAB 4 METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Biokimia. pembuatan pakan. Analisis kadar malondialdehida serum dilakukan di

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Biokimia, Farmakologi.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian true experimental dengan

BAB IV METODE PENELITIAN. pendekatan post test only control group design. Disain penelitian ini memberikan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Gizi dan Biokimia.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Patologi Anatomi, Histologi, dan Farmakologi. Laboratorium Patologi Anatomi RSUP dr. Kariadi Semarang.

Penelitian ini merupakan penelitian true experimental dengan. menggunakan pendekatan post test only control group design.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PELAKSANAAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penelitian dan Pengembangan

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Biokimia.

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Farmakologi, Farmasi, dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental dengan menggunakan rancangan penelitian Post Test. Randomized Control Group Design.

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Biokimia.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian eksperimental murni dengan rancangan post test control group

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Forensik, Ilmu Patologi Anatomi, Ilmu Farmakologi. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Biologi Fakultas Matematika dan

III. METODE PENELITIAN. kategori. Dan pada penelitian ini digunakan 3 sampel. pengukuran kadar

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan dari penelitian ini adalah Histologi, Patologi

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian true experiment menggunakan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan bersifat eksperimental dengan rancangan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian post test only controlled group design. Universitas Lampung dalam periode Oktober November 2014.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang ilmu Gizi Klinik, Farmakologi,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan rancangan eksperimental dengan Post Test Only

BAB IV METODE PENELITIAN. Forensik, Ilmu Patologi Anatomi dan Farmakologi.

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan bersifat eksperimental dengan rancangan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental laboratorium dengan

BAB III METODE PENELITIAN. laboratorik dengan rancangan penelitian pretest and posttest with control

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

Gambar 6. Desain Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah eksperimental laboratorium dan menggunakan

BAB 3 METODE PENELITIAN. Semarang, Laboratorium Sentral Fakultas Kedokteran Universitas

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN Jenis dan rancangan penelitian. pretest postest randomized controlled group design. Dua kelompok penelitian

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Histologi, Patologi Anatomi dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini meliputi ilmu kesehatan Telinga Hidung Tenggorok (THT)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Parasitologi FK UNDIP

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan pada hewan uji (Taufiqurrahman, 2004). Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling, yaitu subyek

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan the

BAB III METODE PENELITIAN. eskperimental laboratorik dengan rancangan pre test and post test with control

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini meliputi bidang keilmuan mikrobiologi, imunologi, farmakologi, dan pengobatan tradisional.

BAB IV METODE PENELITIAN. imunologi, farmakologi dan pengobatan tradisional. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Parasitologi dan Mikrobiologi

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Parasitologi dan Mikrobiologi Fakultas

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan eksperimental murni, dengan rancanganpost-test control

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan post test and controlled group design terhadap hewan uji. Postest untuk

BAB IV METODA PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Rancangan penelitian dalam penelitian ini menggunakan rancangan

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu dan lokasi penelitian ini adalah sebagai berikut : dilakukan di Laboratorium Patologi Anatomi RSUP Dr.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Biomedik. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pusat Studi Pangan dan

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan dalam penelitian ini adalah ilmu farmakologi,

Transkripsi:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah fisiologi, onkologi dan pengobatan tradisional 3.2. Tempat Dan Waktu Penelitian 3.2.1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu 2 dan 4 Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. 3.2.2. Waktu Penelitian Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Agustus 2018 sampai dengan bulan September 2018. 3.3. Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah eksperimental murni dengan desain penelitian randomized post test only control group design. Sampel dibagi menjadi 5 kelompok perlakuan seperti pada skema: Gambar 5. Skema sampel 24

25 Keterangan K1 : Diberi diet standar + 1 ml injeksi intraperitoneal NaCl fisiologis 0,9% seminggu sekali selama 2 minggu K2 : Diberi diet standar + injeksi intraperitoneal AOM 10 mg/kg BB seminggu sekali selama 2 minggu P1 : Diberi diet standar + injeksi intraperitoneal AOM 10 mg/kg BB seminggu sekali selama 2 minggu+ ekstrak daun Carica pubescens 100 mg/kg BB selama 14 hari P2 : Diberi diet standar + injeksi intraperitoneal AOM 10 mg/kg BB seminggu sekali selama 2 minggu+ ekstrak daun Carica pubescens 200 mg/kg BB selama 14 hari P3 : Diberi diet standar + injeksi intraperitoneal AOM 10 mg/kg BB seminggu sekali selama 2 minggu+ ekstrak daun Carica pubescens 400 mg/kg BB selama 14 hari 3.4. Populasi Dan Sampel 3.4.1. Populasi Target Populasi target dalam penelitian ini adalah tikus Sprague dawley 3.4.2. Populasi Terjangkau Populasi terjangkau dalam penelitian ini adalah tikus Sprague dawley yang diperoleh dari LPPT 4 UGM

26 3.4.3. Sampel 3.4.3.1. Besar Sampel Sampel penelitian didapatkan dari rumus Federer (1967) untuk uji eksperimental adalah: (t-1)(r-1) 15 Di mana t merupakan jumlah kelompok percobaan dan n merupakan jumlah pengulangan atau jumlah sampel tiap kelompok. Penelitian ini menggunakan 5 kelompok perlakuan sehingga perhitungan sampel menjadi (5-1) (n-1) 15 4n-4 15 4n 19 N 4,75 Jadi, sampel yang digunakan tiap kelompok percobaan sebanyak 5 ekor. Apabila ada kemungkinan terjadi drop out yang besarnya 10% maka besar sampel dengan koreksi drop out adalah: Berdasarkan perhitungan di atas besar sampel yang dibutuhkan untuk sampel penelitian ini adalah 6 ekor tikus untuk setiap kelompok. Sehingga besar sampel total untuk 5 kelompok adalah 30 ekor tikus.

27 3.4.3.2. Cara Penentuan Sampel Sampel ditentukan dengan metode randomisasi sederhana dan memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. 3.4.3.3. Kriteria Inklusi - Tikus Sprague dawley jantan - Usia 5-7 minggu - Berat badan 120-150 gram - Kondisi fisik sehat, gerakan aktif - Tidak ada abnormalitas anatomi yang tampak 3.4.3.4. Kriteria Eksklusi - Tikus mati atau sakit ketika diaklimatisasi 3.4.3.5. Kriteria Drop Out - Tikus mati saat penelitian 3.5. Variabel Penelitian 3.5.1. Variabel Bebas Variabel bebas dalam penelitian ini adalah: - Ekstrak daun Carica pubescens pada beberapa tingkatan dosis (100 mg, 200 mg dan 400 mg) 3.5.2. Variabel Terikat - Jumlah leukosit

28 3.6. Definisi Operasional Tabel 4. Definisi Operasional No Jenis Variabel Variabel Definisi operasional Unit Skala 1. Bebas Ekstrak daun Carica Daun Carica pubescens segar yang diekstraksi dengan teknik maserasi - Ordinal pubescens menggunakan pelarut ethanol 70% dengan 3 dosis yaitu 100 mg/kgbb, 200 mg/kgbb dan 400 mg/kgbb 2. Terikat Jumlah Perhitungan jumlah sel/µl Rasio leukosit leukosit dengan Hematology Analyzer 3.7. Alat Dan Bahan Penelitian 3.7.1. Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1. Kandang tikus 2. Sonde lambung 3. Timbangan 4. Gelas ukur 5. Spuit disposable 6. Maserator 7. Hemositometer 8. Tabung EDTA 3.7.2. Bahan Bahan yang digunakan adalah:

29 1. Ransum pakan standar 2. Ekstrak daun Carica pubescens 3. Azoxymethane (AOM) 4. Larutan NaCl 0,9% 5. Darah tikus 6. Ketamin 10% 3.8. Cara kerja 3.8.1. Adaptasi Tikus Sparague dawley Jantan Tikus Sprague dawley diaklimatisasi selama 1 minggu dalam kandang yang cukup luas agar tikus dapat bergerak bebas dan tidak stress. Tikus diberi pakan standar setiap hari selama 1 minggu 3.8.2. Pengelompokan Tikus yang memenuhi kriteria inklusi dikelompokkan dengan metode sederhana menjadi lima kelompok dengan 5 ekor tikus pada tiap kelompok. Lima kelompok tersebut yaitu kelompok K1, K2, P1, P2 dan P3. 3.8.3. Ekstraksi Daun Carica pubescens Ekstraksi daun Carica pubescens dilakukan dengan metode maserasi dengan pelarut ethanol 70% pada suhu 50 o C dan disimpan di dalam kulkas pada suhu 4 o C.

30 3.8.4. Penentuan Dosis Ekstrak Daun Carica pubescens Dosis yang dipakai pada penelitian sebelumnya dengan ekstrak daun Carica papaya adalah 200 mg/kg BB. 19 Dosis sebelumnya dibagi 2. Dosis selanjutnya dicari dengan menggunakan rumus: Yn=Y1.R N-1 Dengan Yn= dosis ke n; Y1= dosis ke 1; R= faktor pemacu (lebih besar dari 1 ); N= deret dosis Berdasarkan perhitungan tersebut didapatkan dosis ekstrak daun Carica pubescens yang dipakai: - Dosis 1 = 200 x ½ = 100 mg/kg BB - Dosis 2 = 200 mg/kg BB - Dosis 3 = Y2 = Y1 x 2 2-1 = 200 x 2 = 400 mg/kg BB 3.8.5. Injeksi Azoxymethane (AOM) Tikus dalam kelompok K1 diberi 1 ml suntikan intra peritoneal NaCl fisiologis 0,9% seminggu sekali selama 2 minggu dan tikus di kelompok K2, P1, P2, P3 diberi suntikan intra peritoneal AOM yang dilarutkan dalam larutan salin fisiologis seminggu sekali (10 mg/kgbb) selama 2 minggu. 3.8.6. Pemberian Perlakuan Setelah adaptasi dan pengelompokan, tikus diberi perlakuan sesuai kelompoknya. Tikus dalam kelompok K1 diberi 1 ml suntikan intra

31 peritoneal NaCl fisiologis 0,9% seminggu sekali selama 2 minggu dan tikus di kelompok K2, P1, P2, P3 diberi suntikan intra peritoneal AOM yang dilarutkan dalam larutan salin fisiologis seminggu sekali (10 mg / kg berat badan) selama 2 minggu untuk menginduksi kanker kolorektal. Setelah itu kelompok tikus P1, P2, P3 diberi ekstrak daun Carica pubescens dengan dosis 100 mg/kg BB, 200 mg/kg BB, dan 400 mg/kg BB selama 2 minggu. Iktisar perlakuan tiap kelompok adalah sebagai berikut : - Kelompok K1: diberi diet standar + 1 ml injeksi intraperitoneal NaCl fisiologis 0,9% seminggu sekali selama 2 minggu - Kelompok K2: diberi diet standar + injeksi intraperitoneal AOM 10 mg/kg BB seminggu sekali selama 2 minggu - Kelompok P1: diberi diet standar + injeksi intraperitoneal AOM 10 mg/kg BB seminggu sekali selama 2 minggu + ekstrak daun Carica pubescens 100 mg/kg BB - Kelompok P2: diberi diet standar + injeksi intraperitoneal AOM 10 mg/kg BB seminggu sekali selama 2 minggu+ ekstrak daun Carica pubescens 200 mg/kg BB - Kelompok P3: diberi diet standar + injeksi intraperitoneal AOM 10 mg/kg BB seminggu sekali selama 2 minggu + ekstrak daun Carica pubescens 400 mg/kg BB

32 3.8.7. Pengambilan Sampel Darah Pengambilan sampel darah dilakukan pada hari ke-15 di daerah retroorbital hewan coba sebanyak 2 cc. Sebelum sampel darah diambil, hewan coba terlebih dahulu diinjeksi dengan 0,2 cc ketamin yang diencerkan dengan aquadest dengan perbandingan 2:10. Kemudian darah yang telah diambil ditampung dalam botol tempat penampung darah yang diberi bahan antikoagulan (EDTA) dengan perbandingan 2 ml darah dan 1 mg EDTA lalu segera dicampur pelan dengan gerakan melingkar di atas meja supaya darah dan bahan antikoagulan tercampur merata. 3.8.8. Pengukuran Jumlah Leukosit Pengukuran jumlah leukosit dilakukan dengan pemeriksaan darah rutin dengan hematology analyzer Sysmex KX-21. Prinsip kerja dari adalah dengan mengalirkan darah dalam suatu celah kapiler yang berada diantara 2 elektroda (internal dan eksternal elektroda). Kemudian sinar laser dilewatkan pada celah kapiler tersebut maka akan dihasilkan impuls listrik yang selanjutnya akan diterima oleh detektor dan perangkat penghitung. Cara kerja dari kerja hematology analyzer Sysmex KX-21: 1. Hidupkan alat, tunggu sampai siap digunakan 2. Homogenkan sampel yang akan diperiksa dengan cara diputar pelan dan dibolak-balik sampai tak ada gumpalan dan endapan sel darah 3. Kemudian diletakkan di bawah Aspiration Probe hingga ujung Probe menyentuh dasar tabung 4. Tekan Start Switch

5. Tarik tabung sampel dari bawah Probe setelah terdengar bunyi Beep 33

34 3.9. Alur Penelitian 25 ekor Tikus Sprague dawley yang memenuhi kriteria Adaptasi pakan standar (ad libitum) 7 hari Randomisasi Kontrol 1 5 ekor Kontrol 2 5 ekor Perlakuan 1 5 ekor Perlakuan 2 5 ekor Perlakuan 3 5 ekor Diet standar + injeksi intraperitoneal NaCl 0,9% Diet standar + injeksi intraperitoneal AOM Diet standar + injeksi AOM + ekstrak daun C. pubescens 100 mg Diet standar + injeksi AOM + ekstrak daun C. pubescens 200 mg Diet standar + injeksi AOM + ekstrak daun C. pubescens 400 mg Pengambilan sampel darah Hematology Analyzer Hitung jumlah leukosit Gambar 6. Alur Penelitian

35 3.10. Analisis Data Data yang diperoleh dari semua kelompok sampel diolah dengan program komputer SPSS for Windows. Data dengan skala numerik dilakukan uji normalitas dengan uji Saphiro Wilk. Apabila didapatkan distribusi data yang normal, maka dilakukan uji beda menggunakan uji One-Way Anova dan jika didapatkan nilai p<0,05 dilanjutkan dengan analisis Post Hoc. Apabila didapatkan distribusi data yang tidak normal maka dilakukan uji beda menggunakan uji Kruskal-Wallis dan jika didapatkan nilai p<0,05 maka dilanjutkan dengan uji Mann-Whitney. 3.11. Etika Penelitian Ethical clearance telah didapatkan dari Komisi Etik Penelitian Kesehatan (KEPK) Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro/RSUP Dr. Kariadi Semarang dengan No. 99/EC/H/FK-RSDK/VII/2018. Pemeliharaan dan perlakuan pada hewan akan dilaksanakan sesuai dengan Perjanjian Helsinki.