BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kandungan air 90% dan kaya akan Kalium, Kalsium, lodium, Sulfur, dan Khlor. Selain

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perancangan yaitu tahap identifikasi kebutuhan, perumusan masalah, sintetis, analisis,

MESIN PERUNCING TUSUK SATE

BAB IV PROSES, HASIL, DAN PEMBAHASAN. panjang 750x lebar 750x tinggi 800 mm. mempermudah proses perbaikan mesin.

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

PERENCANAAN MESIN PENGUPAS KULIT KEDELAI DENGAN KAPASITAS 100 KG/JAM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV PERHITUNGAN PERANCANGAN

BAB II DASAR TEORI. c) Untuk mencari torsi dapat dirumuskan sebagai berikut:

BAB III PERANCANGAN SISTEM TRANSMISI RODA GIGI DAN PERHITUNGAN. penelitian lapangan, dimana tujuan dari penelitian ini adalah :

BAB II DASAR TEORI Sistem Transmisi

BAB III PERANCANGAN. = 280 mm = 50,8 mm. = 100 mm mm. = 400 gram gram

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. digunakan untuk mencacah akan menghasikan serpihan. Alat pencacah ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN

BAB III PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN

BAB II LANDASAN TEORI. khususnya permesinan pengolahan makanan ringan seperti mesin pengiris ubi sangat

PERENCANAAN MESIN PENGUPAS KULIT KACANG TANAH DENGAN KAPASITAS 400 KG/JAM

POROS dengan BEBAN PUNTIR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

RANCANG BANGUN MESIN PEMISAH KULIT ARI JAGUNG. ANDRI YONO ;

IV. ANALISIS TEKNIK. Pd n. Besarnya tegangan geser yang diijinkan (τ a ) dapat dihitung dengan persamaan :

BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN

Bahan poros S45C, kekuatan tarik B Faktor keamanan Sf 1 diambil 6,0 dan Sf 2 diambil 2,0. Maka tegangan geser adalah:

PERANCANGAN MESIN PENGUPAS KULIT KENTANG KAPASITAS 3 KG/PROSES

Perancangan Belt Conveyor Pengangkut Bubuk Detergent Dengan Kapasitas 25 Ton/Jam BAB III PERHITUNGAN BAGIAN-BAGIAN UTAMA CONVEYOR

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN

BAB II DASAR TEORI. Mesin perajang singkong dengan penggerak motor listrik 0,5 Hp mempunyai

hingga akhirnya didapat putaran yang diingikan yaitu 20 rpm.

BAB III. Metode Rancang Bangun

BAB III PERANCANGAN Perencanaan Kapasitas Penghancuran. Diameter Gerinda (D3) Diameter Puli Motor (D1) Tebal Permukaan (t)

BAB III PEMBAHASAN, PERHITUNGAN DAN ANALISA

BAB IV PERHITUNGAN DAN HASIL PEMBAHASAN

BAB II LANDASAN TIORI

BAB VI POROS DAN PASAK

PERENCANAAN MESIN PENGIRIS PISANG DENGAN PISAU (SLICER) VERTIKAL KAPASITAS 120 KG/JAM

BAB IV PERENCANAAN PERANCANGAN

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Konsep Perencanaan Sistem Transmisi Motor

1. Kopling Cakar : meneruskan momen dengan kontak positif (tidak slip). Ada dua bentuk kopling cakar : Kopling cakar persegi Kopling cakar spiral

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV PERHITUNGAN DAN PERANCANGAN ALAT. Data motor yang digunakan pada mesin pelipat kertas adalah:

Mesin Pencacah Cengkeh

BAB II TEORI DASAR. BAB II. Teori Dasar

SABUK ELEMEN MESIN FLEKSIBEL 10/20/2011. Keuntungan Trasmisi sabuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Gambar 2.1. Bagian-bagian Buah Kelapa

PERENCANAAN MESIN PENGADUK UDANG NAGET OTOMATIS

PERANCANGAN DAN ANALISIS KOMPONEN PROTOTIPE ALAT PEMISAH SAMPAH LOGAM DAN NON LOGAM OTOMATIS

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II DASAR TEORI 2.1. Prinsip kerja Mesin Penghancur Kedelai 2.2. Gerenda Penghancur Dan Alur

RANCANG BANGUN MESIN PENGHANCUR BONGGOL JAGUNG UNTUK CAMPURAN PAKAN TERNAK SAPI KAPASITAS PRODUKSI 30 kg/jam

TUGAS MATA KULIAH PERANCANGAN ELEMEN MESIN

A. Dasar-dasar Pemilihan Bahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERANCANGAN MESIN PENGADUK BAHAN DASAR ROTI KAPASITAS 43 KG

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG [1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini

BAB II DASAR TEORI. 1. Roda Gigi Dengan Poros Sejajar.

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN BAGIAN BAGIAN CONVEYOR

PERANCANGAN CAKE BREAKER SCREW CONVEYOR PADA PENGOLAHAN KELAPA SAWIT DENGAN KAPASITAS PABRIK 60 TON TBS PER JAM

PERENCANAAN MESIN PEMECAH KEMIRI DENGAN KAPASITAS 50 KG/JAM SKRIPSI

4 RANCANGAN SIMULATOR GETARAN DENGAN OUTPUT ARAH GETARAN DOMINAN VERTIKAL DAN HORIZONTAL

Kentang yang seragam dikupas dan dicuci. Ditimbang kentang sebanyak 1 kg. Alat pemotong kentang bentuk french fries dinyalakan

MESIN PERAJANG SINGKONG

BAB III PERENCAAN DAN GAMBAR

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Transmisi 2.2 Motor Listrik

ALTERNATIF DESAIN MEKANISME PENGENDALI

TRANSMISI RANTAI ROL

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

MESIN PEMINDAH BAHAN PERANCANGAN HOISTING CRANE DENGAN KAPASITAS ANGKAT 5 TON PADA PABRIK PENGECORAN LOGAM

KOPLING. Kopling ditinjau dari cara kerjanya dapat dibedakan atas dua jenis: 1. Kopling Tetap 2. Kopling Tak Tetap

BAB III PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN

BAB II TINJAUN PUSTAKA. Ketela pohon, ubi kayu, atau singkong (Manihot Utilssima) adalah perdu

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB II LANDASAN TEORI. proses tekan geser. Butir beras terjepit dan tertekan cekung lesung antum sehingga

PERANCANGAN MESIN PENCACAH CENGKEH UNTUK HOME INDUSTRY DI KABUPATEN TRENGGALEK SKRIPSI

BAB III ANALISA PERHITUNGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERENCANAAN MESIN PERAJANG APEL KAPASITAS 60 KG/JAM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Indonesia. Dan hampir setiap orang menyukai kerupuk, selain rasanya yang. ikan, kulit dan dapat juga berasal dari udang.

MESIN PERAJANG TONGKOL JAGUNG (JANGGEL) SEBAGAI BAHAN TAMBAH PAKAN TERNAK GUNA MENINGKATKAN PRODUKTIFITAS PARA PETERNAK DENGAN KAPASITAS

TRANSMISI RANTAI ROL 12/15/2011

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Lampiran 1 Analisis aliran massa serasah

Lampiran 1. Analisis Kebutuhan Daya Diketahui: Massa silinder pencacah (m)

HASIL DAN PEMBAHASAN

RANCANG BANGUN MESIN PENGUPAS SABUT KELAPA KAPASITAS 60 BUAH/JAM LAPORAN TUGAS AKHIR

BAB IV ANALISA & PERHITUNGAN ALAT

RANCANG BANGUN MESIN PEMECAH BIJI KEMIRI DENGAN SISTEM BENTUR

A. Tuntutan Alat/Mesin Dari Sisi Calon Pengguna

Penggunaan transmisi sabuk, menurut Sularso (1979 : 163), dapat dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu :

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Mesin Pengupas Nanas Nanas adalah buah tropis dengan daging buah berwarna kuning memiliki kandungan air 90% dan kaya akan Kalium, Kalsium, lodium, Sulfur, dan Khlor. Selain itu juga kaya Asam, Biotin, Vitamin B12, Vitamin E serta Enzim Bromelin. Mesin pengupas nanas yaitu suatu alat yang dapat membantu masyarakat atau industri dalam kegiatan pengupasan agar lebih mudah dalam proses pengerjaannya, sehingga kerja dari produsen akan lebih efisien, mudah dan mendapat hasil yang maksimal. ( Dzulqornaini,Achmad Heru Adiwibowo, Priyo. 2015, Rancang Bangun Mesin Pengupas Kulit Nanas Semi Otomatis ) Dari perkembangan zaman di era yang sudah maju ini banyak mesin pengupas nanas yang berbeda beda terutama pada bentuk desain, berikut ini beberapa jenis mesin pengupas nanas : 2.1.1 Alat pengupas kulit nanas manual Alat ini digunakan untuk mengupas buah nanas secara manual yaitu dengan bantu tenaga manusia. 6

Gambar 2.1 alat pengupas manual Cara kerjanya yaitu pegang bagian tuas atau pegangan alat tersebut kemudian ujung alat atau bagian yang tajam taruh di atas nanas lalu dorong alat sambil diputar sampai bagian bawah nanas dan angkat alat tersebut sehingga daging nanas ikut terbawa ke atas, alat ini lebih simpel serta memiliki dimensi yang sangat kecil sehingga mudah di bawa kemana saja namun alat ini memiliki beberapa hal yang dapat mengurangi ke efisiensian dalam proses pengupasan selain waktu pengupasan juga banyak daging buah nanas yang terbuang serta hasil yang tidak maksimal. 2.1.2 Mesin pengupas nanas semi otomatis Mesin ini dirancang mengupas kulit buah nanas dengan tenaga penggerak yaitu tenaga listrik namun masih mengunakan bantuan tenaga manusia dalam proses pengupasannya. Gambar 2.2 mesin pengupas nanas semi otomatis 7

Keterangan gambar: 1. Rangka 10. Stang 19. Meja stainless 2. Motor 11. Sliding 20. Pemegang pisau 3. Pulley pada motor 12. Pisau hati nanas 4. V-belt 13. Pisau kulit nanas 5. Pulley pada poros 14. Tempat nanas 6. Poros 15. Tuas pengungkit 7. Pelatuk 16. Pegas 8. Bantalan 17. Tuas kiri 9. Rangka 18. Meja kayu Mesin pengupas kulit nanas semi otomatis ini akan berkerja ketika motor dialiri listrik sehingga motor ini akan memutar pulley yang ada pada ujung poros motor tersebut. Putaran pulley tersebut akan diteruskan oleh sabuk V (V-Belt) sehingga memutar pulley yang terpasang. Kemudian putaran poros ditahan oleh pelatuk an sehingga Pulley dan V-belt akan terus berputar apabila pelatuk an tersebut tidak digerakkan oleh tuas manual yang diinjak oleh kaki. Kemudian lengan menggrakkan sliding yang terpasang pisau pengupas dan pisau pengupas mampu mengupas kulit. 2.2 Mesin Pengupas Nanas Kapasitas 180 Kg/Jam Mesin pengupas nanas ini sama dengan mesin pengupas lainnya yaitu bertujuan untuk memudahkan masyarakat dan industri dalam proses pengelolahan buah nanas, namun mesin pengupas nanas yang di rancang ini memiliki beberapa hal yang berbeda dengan mesin pengupas yang lainnya. Mesin pengupas yang kami rancang ini mengunakan penggerak tenaga listrik dan semua dijalankan dengan otomatis serta kelebihan lainnya mesin ini lebih efisien waktu dan dapat menghasilkan hasil yang maksimal. 8

Dalam perancangannya komponen komponen yang ada di dalam mesin ini harus memenuhi beberapa elemen yang mana dalam pemilihan elemen-elemen untuk perancangan dan pembuatan mesin pengupas nanas ini juga harus memperhatikan kekuatan bahan, dan ketahanan dari berbagai komponen tersebut. Elemen mesin yang di butuhkan di antaranya adalah poros, motor penggerak, pulley, gear box, dan pisau pengupas. 2.2.1 Poros dan pasak Poros adalah salah satu bagian yang terpenting dari setiap mesin, poros berfungsi sebagai penerus daya. ( sularso, 1987. Dasar perancangan dan pemilihan elemen mesin. Jakarta :pradnya paramita) Gambar 2.3 poros Dalam perancangan sebuah poros ada beberapa hal yang harus di perhatikan dari segi kekuatan poros, kekakuan poros, putaran kritis, korosi, dan bahan poros. ( : sularso, 1987. Dasar perancangan dan pemilihan elemen mesin. Jakarta :pradnya paramita). ada beberapa hal yang dapat menentukan sebuah poros yaitu dengan menghitung beban puntirnya dan beban lenturnya : 9

a) Poros dengan beban puntir Jika P adalah daya nominal output dari motor penggerak, berbagai macam faktor kemanan biasanya dapat diambil dalam perencanaan, sehiingga koreksi pertama dapat diambil kecil, jika faktor koreksi adalah fc maka daya perencana Pd (kw) sebagai patokan adalah: Pd = fcp(kw) (2.1) Jika momen puntir ( disebut juga sebagai momen rencana ) adalah T(kg.mm) maka Sehingga Pd = ( T 1000 )(2πn1 60 ) 102 T = 9,74 10 5 ( Pd/n1 ) (2.2) (2.3) Bila momen rencana T (kg.mm) di bebankan pada suatu diameter poros ds (mm)s maka tegangan geser τ (kg.mm 2 ) yang terjadi adalah τ= T 5,1 T = (πd 3 s 16) d3 s (2.4) Maka selanjutnya menghitung kekuatan tariknya τ a untuk menghitungnya dapat menggunakan τ a = σ B /(Sf 1 Sf 2 ) (2.5) Dari persamaan (2.4) diperoleh untuk menghitung diameter poros ds (mm) sebagai d s = [ 5,1 τ a K t C b T] 1/3 (2.6) 10

( : sularso, 1987. Dasar perancangan dan pemilihan elemen mesin. Jakarta :pradnya paramita) Pasak adalah suatu elemen mesin yang di pakai untuk menetapkan bagian bagian mesin seperti roda gigi, sprocket, puli, dan kopling. ( : sularso, 1987. Dasar perancangan dan pemilihan elemen mesin. Jakarta :pradnya paramita) Gambar 2.4 macam macam pasak Dalam perencanaan pasak ada hal hal penting yang harus di perhatikan Sebagai contoh ambilah suatu poros yang dibebani dengan puntiran murni atau gabungan antara puntiran dan lenturan, dimana diameter poros dan pasak alurnya akan ditentukan. ( sularso, 1987. Dasar perancangan dan pemilihan elemen mesin. Jakarta :pradnya paramita) Jika momen rencana dari poros adalah T (kg mm), dan diameter poros d s (mm), maka gaya tangensial F (kg) pada permukaan poros adalah. F= T (d 2 2) (2.7) 11

jika gaya geser bekerja pada penampang mendatar b x l (mm 2 ) oleh gaya F (kg) dengan demikian tegangan geser yang ditimbulkan adalah τ k = F bl (2.8) Tegangan geser yang di izinkan τ ka (kg/mm 2 ), panjang pasak l1 (mm) yang di perlukan dapat di peroleh. τ k F b. l 1 (2.9) Gaya keliling F (kg) yang sama seperti tersebut diatas dikenakan pada luas permukaan samping pasak. kedalaman alur pasak pada poros dinyatakan dengan t 1, dan kedalaman alur pasak pada naf dengan t 3. Abaikan pengurangan luas permukaan oleh pembulatan sudut pasak. Dalam hal ini tekanan permukaan p (kg/mm 2 ) adalah p = F l (t 1 atau t 2 ) (2.10) Dari harga tekanan permukaan yang diijinkan Pa (kg), panjang pasak yang diperlukan dapat dihitung dari : p F l (t 1 atau t 2 ) (2.11) ( : sularso, 1987. Dasar perancangan dan pemilihan elemen mesin. Jakarta :pradnya paramita ) 12

2.2.2 Motor Motor Listrik adalah elemen mesin yang berfungsi sebagai tenaga penggerak. Penggunaan motor elektrik disesuaikan dengan kebutuhan daya mesin. Gambar 2.5 motor listrik Jika n1 (rpm) adalah putaran dari poros motor listrik dan T (kg.mm) adalah torai pada poros motor listrik, maka besarnya daya P (kw) yang diperlukan untuk menggerakkan system adalah P = ( T 1000 )(2πn1 60 ) 120 (2.12) P = T 9,74 x 10 5 n 1 (2.13) 2.2.3 Bantalan atau Bearing Bantalan adalah elemen yang menumpu poros berbeban.sehingga putaran atau gerakan bolak-baliknya dapat berlangsung secara halus, aman dan panjang 13

umur. ( sularso, 1987. Dasar perancangan dan pemilihan elemen mesin. Jakarta :pradnya paramita) Gambar 2.6 bantalan Bantalan diatas adalah bantalan gelinding dan bantalan memiliki umur nominal, Jika n (rpm) adalah putaran poros, C (kg) menyatakan beban nominal dinamisspesifik dan P (kg) beban akivalen dinamis. Maka factor kecepatan (fn) untuk bantalan bola adalah f n = ( 33,3 n ) 1/3 f n = ( 33,3 n ) 3/10 Factor umur adalah f h = f n ( C P ) Bantalan bola (2.14) Bantalan rol (2.15) Untuk kedua bantalan (2.16) Umur nominal Lh adalah Lh = 500 f h 3 10 3 Lh = 500 f h Untuk bantalan bola (2.17) Untuk bantalan rol (2.18) 14

( : sularso, 1987. Dasar perancangan dan pemilihan elemen mesin. Jakarta :pradnya paramita ) 2.2.4 Sabuk atau V belt Sabuk-V terbuat dari karet yang mempunyai penampang trapezium, Tenonan tetoron atau semacam dipergunakan sebagai inti sabuk untuk membawa tarikan yang besar sabuk ini berfungsi sebagai penerus gerakan dari poros atau pun transmisi. ( sularso, 1987. Dasar perancangan dan pemilihan elemen mesin. Jakarta :pradnya paramita ) Gambar 2.7 tipe sabuk Untuk menghitung Daya rencana (Pd) dapat dihitung seperti terdapat dalam P d = f c x P (kw) (2.19) Keterangan : P = daya (kw) Pd = daya rencana (kw) Untuk menghitung Momen rencana (T1) dapat dihitung T1 = 9,74 x 10 5 x ( P d n 1 )(kg.mm) (2.20) 15

Untuk menghitung Momen rencana (T2) dapat dihitung. T2 = 9,74 x 10 5 x ( P d n 2 )(kg.mm) (2.21) Keterangan : Pd = daya rencana (kw) n1 = putaran poros penggerak (rpm) n2 = putaran poros yang digerakan (rpm) Untuk menghitung diameter lingkaran jarak bagi puli (dp, Dp) dapat dihitung n1 n2 = ἰ = Dp dp = 1 u ; u = 1 i (2.22) Maka Dp = dp x i Keterangan dp = diameter jarak bagi puli kecil (mm) Dp = diameter jarak bagi puli besar (mm) i = perbandingan putaran Untuk menghitung kecepatan sabuk dapat dihitung v = d p n 1 60x1000 2.23) Keterangan: V = kecepatan puli (m/s) dp = diameter puli kecil (mm) n1 = putaran puli kecil (rpm) Untuk menghitung panjang keliling (L) dapat dihitung L = 2C + π 2 ( D p + dp ) + 1 4C (D p - dp) 2 (2.24) 16

Untuk menghitung jarak sumbu poros (C) dapat dihitung C = b+ b2 8(D p d p ) 8 (mm) (2.25) Maka b = 2L 3,14(Dp + dp) Untuk menghitung sudut kontak (θ) dapat dihitung θ = 180 57 (D p d p ) 2 c (2.26) Faktor koreksi (kθ) = 0,99 o ( sularso, 1987. Dasar perancangan dan pemilihan elemen mesin. Jakarta :pradnya paramita ) 2.2.5 Pisau pengupas Mengupas adalah proses awal dalam mengolah makanan. Supaya proses ini berjalan lancar, kita membutuhkan pisau pengupas yang tepat. didalam mesin pengupas nanas ini terdapat elemen yang juga dibutuhkan pada proses pengupasan yaitu pisau pengupas, pisau pengupas ini berfungsi untuk mengupas buah yaitu memisahkan bagian kulit buah dengan bagian dagingnya. Gambar 2.7 pisau pengupas 17

Karena buah nanas yang memiliki daging yang tidak terlalu keras dan mudah sekali pecah jika mengalami benturan dan gesekan yang keras maka pisau pengupas ini membentuk huruf V agar pengupasannya bertahap dan menjaga buah nanas tetap berputar sehingga menghindari resiko buah nanas tersebut pecah. Untuk menentukan kekuatan pisau atau gaya yang di hasilkan yaitu bisa mencari gayanya dengan cara F = m x a (2.27) F = gaya (N) m = massa benda (kg) a = percepatan ( m / s) ( sularso, 1987. Dasar perancangan dan pemilihan elemen mesin. Jakarta :pradnya paramita ) 2.2.6 Rangka dan Chasing Rangka adalah bagian utama dalam perancangan sebuah mesin, rangka suatu mesin harus memiliki kekuatan dan harus kokoh agar bisa menahan getaran getaran atau goncangan goncangan akibat pergerakan semua komponen. Sedangkan chasing adalah bagian pelindung komponen komponen mesin, Selain itu Casing sering terbuat dari baja yang memiliki ketebalan yang tipis atau sering disebut dengan pelat baja. 18

Gambar 2.8 rangka mesin Untuk menentukan kekuatan rangka maka F1 F2 A C D B σ ijin = M/E (2.28) Dimana σ ijin = tegangan ijin suatu bahan (N/mm 2 ) M E = momen lentur (N/mm) = modulus elastisitas (mm) 19

2.3 Konsep Desain Mesin Pengupas Nanas 2.3.1 Desain Mesin Pengupas Nanas Gambar 2.7 Desain Mesin Pengupas Nanas Mesin pengupas nanas ini akan berkerja ketika motor dialiri listrik sehingga motor ini akan memutar pulley yang ada pada ujung poros motor tersebut. Putaran pulley tersebut akan diteruskan oleh sabuk V (V-Belt) sehingga memutar pulley yang terpasang. Kemudian dan akan menggerakan rel yang akan membawa nanas masuk kedalam mesin menuju pisau pengupas nanas dan setelah melalui pisau pengupas maka rel akan membawanya nanas menuju keluar kembali. 20

2.3.2 Proses Pengupasannya buah nanas Gambar 2.8 proses pengupasan Proses pengupasannya yaitu nanas di tempatkan antara rel atas dan rel bawah sehingga nanas terjepit dan tidak akan goyang karena nanas tertancap pada gear pemutar nanas yang menempel pada rel Saat rel bergerak menuju pisau pengupas bagian gear pemutar nanas akan ikut berputar karena gear pemutar nanas akan melewati lintasan gear yang membuat gear pemutar nanas dan buah nanas pun ikut berputar. Saat rel sudah sampai di pisau pengupas dan nanas dalam keadaan berputar maka inilah terjadinya proses pengupasan dimana terjadi gesekan antara buah nanas yang berputar dengan pisau pengupas yang mengakibatkan kulit buah nanas terkelupas. 21

2.3.3 Menentukan Kapasitas Untuk mengetahui jumlah kapasitasnya kami melakukan eksperimen teknik pengupasan mesin pengupas nanas.eksperimen pengupasan nanas ini menggunakan putaran dan waktu. Hasil eksperimen kami dalam pengupasan nanas yaitu untuk menentukan berat rata rata nanas kami melakukan pendataan sebagai berikut: no Buah nanas Berat (kg) 1 Nanas A 1 kg 2 Nanas B 1,2 kg 3 Nanas C 1,5 kg 4 Nanas D 1,3 kg Dari data diatas dapat di hitung berat rata ratanya dengan rumus nilai rata rata = jumlah nilai banyaknya data = (1+1,2+1,5+1,3) 4 = 1,25 kg berat buah nanas rata rata 1,25 kg untuk pengupasan 1 buah nanas membutuhkan 3 kali putaran dalam waktu 25 detik dengan kedalaman kupasnya sekitar 0,5 cm, Jadi untuk menentukan kapasitasnya dalam waktu satu jam yaitu 22

1 buah nanas dikupas dalam waktu 25 s 1 jam sama dengan 3600 s menentukan kapasitasnya 3600/25 = 144 s menentukan berat 144 s.1,25 kg =180 kg/jam jadi kapasitas mesin pengupas nanasnya adalah 180 kg/jam 23