BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Sektor Pertanian merupakan bagian terpenting dalam perekonomian Indonesia terutama perekonomian di Kabupaten Karo. Sektor pertanian dikelompokkan menurut sub sektor tanaman pangan, perkebunan, peternakan, perikanan dan sektor kehutanan. Cakupan sub sektor tanaman pangan meliputi padi/ palawija dan hortikultura. Pangan merupakan kebutuhan manusia yang sangat mendasar karena berpengaruh terhadap eksistensi dan ketahanan hidup manusia.manusiamembutuhkan energi untuk menjamin keberlangsungan hidupnya.energi itu sendiri diperoleh dari bahan pangan yang dikonsumsi yang mengandung berbagai zat-zat kimia yang dikenal sebagai zat gizi (Cakrawati danmustika, 2012). Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati produk pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan, peternakan, perairan dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan, dan bahan lainnya yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan, dan/atau pembuatan makanan atau minuman (UU No 18, 2012). 1
2 Tabel 1.1 Tingkat Konsumsi Pangan di Kabupaten Karo pada tahun 2015. No Komoditi Produksi (Tahun 2015)/Ton Penduduk (Jiwa) Thn 2015 Kebutuhan (gram/ Kapita/ hari) Kebutuhan (kg/ Kapita/ Thn) Kebutuhan (ton/ Kabupaten/ Thn) 1 Beras 81.773,00 389.591 254,25 92,80 36.154,33 2 Jagung 577.924,00 389.591 7,39 2,70 1.051,27 3 Terigu 0,00 389.591 18,39 6,71 2.615,24 4 Daging 20,81 389.591 18,62 6,80 2.647,70 unggas 5 Telur 0,00 389.591 28,77 10,50 4.091,64 6 Susu 180,00 389.591 6,60 2,41 938,43 7 Ikan 18,85 389.591 87,43 31,91 15.154,89 8 Sayur 318.452,20 389.591 159,39 58,18 22.665,37 9 Buah 272.795,10 389.591 91,10 33,25 12.954,39 Sumber : Badan Ketahanan Pangan Kabupaten Karo, 2015 Dari tabel 1.1 dapat dilihat bahwa produksi jagung paling tinggi yakni sebesar 577.924,00 ton dibandingkan dengan komoditi pangan lainnya terutama dengan produksi padi yakni sebesar 81.773,00. Dari tabel diatas juga dapat di lihat bahwa dengan jumlah penduduk sebesar 389.591 jiwa, jumlah kebutuhan akan beras jauh lebih tinggi yakni sebesar 254,25gram/kapita/hari dan 36.154,33 ton/kabupaten/thn dibandingkan dengan komoditi pangan lainnya terutama dengan produksi jagung yakni sebesar 7,39 gram/kapita/hari dan sebesar 1.051,27 ton/kabupaten /thn. Salah satu hasil pertanian yang menunjukan peningkatan produksi dan konsumsinya dari tahun ke tahun adalah beras, yang merupakan bahan makananpokok bagi sebagian masyarakat Indonesia.Selain usaha peningkatan produksi beras, pemerintah juga memperhatikan usaha peningkatan produksi tanaman pangan lainnya termasuk ketela pohon atau singkong sebagai usaha diversifikasi menu (Rismayani, 2007).
3 Beras sebagai bahan pokok sangat dibutuhkan masyarakat Indonesia. Oleh karenanya tanaman padi sebagai penghasil beras harus mendapat perhatian baik mengenai lahan, benih, cara budidaya, maupun pasca panennya (Suparyono dan Setyono, 1997). Usaha tani jagung secara intensif berpola agribisnis dapat memacu peningkatan produksi dan produktivitas jagung nasional, perluasan lapangan kerja dan kesempatan berusaha, pengurangan impor, perbaikan gizi masyarakat serta peningkatan petani. Disamping itu, jagung dapat diancang sebagai komoditas ekspor ke pasar Internasional sebagai sumber devisa Negara (Rukmana, 1997). Kabupaten Karo memiliki kekayaan alam yang sangat luar biasa, terutama pada sektor pertaniannya mulai dari hortikultura sampai pada tanaman pangan. Adapun data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) tentang luas panen serta produksi dan produktivitas padi dan jagung selama 10 tahun terkhir yaitu, Tabel 1.2 Luas Areal Pertanaman, Produktifitas, dan Produksi Padi Ladang dan Padi Sawah di Kabupaten Karo tahun2005-2015. Padi Ladang Padi Sawah Luas Luas Tahun Produksi Produksi Panen Produktivitas Panen (ton) (ton) (Ha) (Ha) Produktivitas 2005 9.436 34.697 36,77 8.529 47.272 55,42 2006 7.825 30.064 38,42 10.617 59.852 56,37 2007 10.909 41.303 37,86 12.064 72.063 59,73 2008 8.900 36.108 40,57 12.538 73.172 58,36 2009 9.599 38.603 40,22 15.954 93.474 58,59 2010 10.989 42.072 38,29 12.214 63.228 51,77 2011 8.810 29.861 33,89 14.298 79.738 55,77 2012 8.980 31.946 35,57 16.997 95.477 56,17 2013 8.661 34.387 39,71 15.407 87.118 56,54 2014 5.677 20.852 36,73 17.227 88.831 52,94 2015 6.270 22.952 36,61 17.920 104.668 58,41 Sumber : Badan Pusat Statistik Sumatera Utara, 2016
4 Dari tabel 1.2 dapat dilihat bahwa produksi padi ladang dan padi sawah mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun. Dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan produksi padi ladang yang paling tinggi pada tahun 2010 yaitu sebesar 42.072 ton dan produksi yang paling rendah pada tahun 2014 yakni sebesar 20.852 ton.adapun peningkatan produksi padi sawah yang paling tinggi pada tahun 2015 yaitu sebesar 104.668 ton dan produksi yang paling rendah pada tahun 2005 yakni sebesar 47.272 ton. Selanjutnya untuk jagung juga selama 10 tahun (2005-2015) mengalami fluktuasi seperti terlihat pada tabel 1.3. Tabel 1.3Luas Areal Pertanaman, Produktifitas, dan Produksi Jagung Kabupaten Karo tahun2005-2015. Tahun Luas Panen Produksi Produktivitas (ha) (ton) (kw/ha) 2005 39.805 244.583 61,44 2006 50.135 318.579 63,54 2007 61.566 400.609 65,50 2008 65.234 419.619 64,33 2009 67.068 427.747 63,78 2010 90.605 469.633 51,83 2011 65.318 369.813 56,46 2012 78.350 486.283 61,98 2013 66.420 425.994 64,14 2014 65.421 413.346 63,18 2015 83.931 553.208 65,91 Sumber : Badan Pusat Statistik Sumatera Utara, 2016 Dari table1.3 dapat dilihat bahwa jumlah produksi jagung sama kondisinya dengan jumlah produksi padi ladang dan produksi padi sawah yakni, sama-sama mengalami fluktuasi jumlah produksi dari tahun ke tahun (2005-2015). Dengan jumlah produksi tertinggi pada tahun 2015 yakni sebesar 553.208 ton dan jumlah produksi terendah pada tahun 2005 yakni sebesar 244.583 ton. Dari tabel 1.2 dan tabel 1.3 dapat dilihat bahwa, mulai dari jumlah produksi, luas panen hingga
5 produktivitas tanaman pangan jagung lebih unggul dari pada tanaman pangan padi di Kabupaten Karo tetapi, jika dilihat dari tabel 1.1 yakni tabel konsumsi pangan, kebutuhan akan beras yang merupakan turunan dari tanaman padi lebih tinggi dari pada kebutuhan akan jagung. Oleh sebab itu penulis memilih padi dan jagung sebagai komoditi yang diteliti. 1. 2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana ketersediaan Padi dan Jagung di Kabupaten Karo? 2. Faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi ketersediaan Padi dan Jagung di Kabupaten Karo? 1. 3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk menganalisis bagaimana ketersediaan Padi dan Jagung di Kabupaten Karo. 2. Untuk menganalisis faktor-faktor yang dapat mempengaruhi ketersediaan Padi dan Jagung di Kabupaten Karo. 1. 4 Kegunaan Penelitian Penelitian dalam hal ini diharapkan dapat berguna antara lain sebagai berikut : 1. Bagi penulis, menambah wawasan dan pengetahuan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi ketersediaan Padi dan Jagung di Kabupaten Karo 2. Bagi akademis, sebagai bahan referensi bagi pihak-pihak yang akan melakukan penelitian yang sama.
6 3. Sebagai bahan informasi bagi pemerintah dan lembaga terkait lainnya dalam pengambilan keputusan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi ketersediaan Padi dan Jagungdi Kabupaten Karo.