SKRINNING RHIZOBAKTERI MANGROVE Rhizosphora Sp. PENGHASIL AMILASE

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari sampai bulan April 2014.

I. PENDAHULUAN. Industri pertanian seperti PT.GGP (Green Giant Pinaeple) Lampung. menggunakan nanas sebagai komoditas utama dalam produksi.

BAKTERI TERMO-AMILOLITIK YANG BERASAL DARI SUMBER AIR PANAS PARIANGAN KABUPATEN TANAH DATAR E-JURNAL

BAB I PENDAHULUAN. besar. Total penjualan protease di dunia mencapai 50-60%. Indonesia merupakan

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan yang semakin tinggi serta adanya tekanan dari para ahli dan pecinta

Sampel air panas. Pengenceran 10-1

Isolasi dan Perbaikan. Kultur. Rancang Media. Rancang Media 3/3/2016. Nur Hidayat Materi Kuliah Mikrobiologi Industri

BAB I PENDAHULUAN. teknologi aplikasi enzim menyebabkan penggunaan enzim dalam industri semakin

Air Panas. Isolat Murni Bakteri. Isolat Bakteri Selulolitik. Isolat Terpilih Bakteri Selulolitik. Kuantitatif

Isolasi, Karakterisasi dan Uji Potensi Bakteri Penghasil Enzim Termostabil Air Panas Kerinci

Penelitian ini dilakukan di laboratorium Mikrobiologi Pangan Universitas Katolik Soegijapranata pada Agustus 2013 hingga Januari 2014.

II. TELAAH PUSTAKA. bio.unsoed.ac.id

Uji Potensi Bakteri dan Resistensi terhadap Antibiotik

A. Isolasi Mikrobia merupakan proses pemisahan mikrobia dari lingkungannya di alam dan menumbuhkannya sebagai biakan murni dalam medium buatan harus

BAB I PENDAHULUAN. enzim bersifat tahan lingkungan yang mampu melakukan aktifitas pada

PENGERTIAN ISOLASI MIKROORGANISME

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA HIDROLISIS AMILUM (PATI)

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian yang dilakukan menggunakan daun sirsak (Annona muricata) yang

4 Hasil dan Pembahasan

EKSPLORASI Pseudomonad fluorescens DARI PERAKARAN GULMA PUTRI MALU (Mimosa invisa)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. AKTIVITAS KUALITATIF ENZIM KITINOLITIK (INDEKS KITINOLITIK)

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang memiliki keanekaragaman hayati.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

II. METODELOGI PENELITIAN

II. METODELOGI PENELITIAN

PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DASAR (TPP 1207) Disusun oleh : Dosen Pengampu

LAMPIRAN. Lampiran 1. Foto Lokasi Pengambilan Sampel Air Panas Pacet Mojokerto

BAB III METODE PENELITIAN. eksplorasi dengan cara menggunakan isolasi jamur endofit dari akar kentang

BAB I PENDAHULUAN. Sampah berhubungan erat dengan pencemaran lingkungan yaitu sebagai

Bakteri. mikroorganisme dalam industri. Minggu 02: Contoh peran mikroorganisme 9/13/2016

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

I. PENDAHULUAN. Lampung adalah produsen tapioka utama di Indonesia. Keberadaan industri

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pengukuran zona hambat yang berikut ini disajikan dalam Tabel 2 : Ulangan (mm) Jumlah Rata-rata

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

Haris Dianto Darwindra BAB VI PEMBAHASAN

LAMPIRAN Lampiran 1: Komposisi dan Penyiapan Media Skim Milk Agar, Komposisi Media Feather Meal Agar, Komposisi Media Garam Cair.

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian

DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU LAMPIRAN

Koloni bakteri endofit

BAB I PENDAHULUAN. bersifat sebagai katalisator yaitu zat-zat yang dapat mempercepat reaksi tetapi zat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Isolasi Bakteri Selulolitik dari Tanah Mangrove

Uji Kosser Sitrat Hidrolisis Lemak Uji Oksidase dan Katalase Hidrolisis Gelatin Motilitas Hidrolisis Kasein Uji H2S Uji Indol Reduksi Nitrat

Pengambilan sampel tanah yang terkontaminasi minyak burni diambil dari

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pemotongan hewan Pacar Keling, Surabaya. dengan waktu pengamatan setiap 4 jam

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksplorasi yang dilakukan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

MATERI DAN METODE. Pekanbaru. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei sampai September

BAB III METODE PENELITIAN. kentang varietas Granola Kembang yang diambil dari Desa Sumberbrantas,

Pendahuluan Fermentasi telah lama dikenal manusia dan kini beberapa diantaranya berkembang ke arah industri spt roti, minuman beralkohol, yoghurt, kej

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari-Maret 2014 di Laboratorium

Teknik Isolasi Bakteri

III. METODE PENELITIAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODOLOGIPENELITIAN

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Seleksi Bakteri Probiotik Karakterisasi morfologi dan fisiologis kandidat probiotik

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian isolasi dan identifikasi bakteri asam laktat pada susu

Sampel air kolam, usus ikan nila dan endapan air kolam ikan. Seleksi BAL potensial (uji antagonis)

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2012 sampai bulan Desember 2012 di

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Biologi dan Laboratorium Biokimia, Departemen Kimia Fakultas Sains dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang populasi bakteri dan keberadaan bakteri gram pada

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif. Data yang diperoleh disajikan secara deskriptif kualitatif meliputi

IV. KULTIVASI MIKROBA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rizki Indah Permata Sari,2014

BAB III METODE PENELITIAN. untuk mengisolasi Actinomycetes dan melihat kemampuannya dalam

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus sampai Februari 2014.

Teknik Isolasi Bakteri

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa populasi mikroorganisme yang terdapat di dalam tanah memiliki

SKRINING DAN ISOLASI BAKTERI PENGHASIL ENZIM AMILASE DARI LIMBAH TEBU YONATHAN MEIKY SEPTIAN

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan Peremajaan Aktinomiset dari Kultur Penyimpanan Perbanyakan Sclerotium rolfsii dari Kultur Penyimpanan

BAB 4. METODE PENELITIAN

III. MATERI DAN METODE

MATERI DAN METODE. Kasim Riau yang beralamat di Jl. HR. Soebrantas KM 15 Panam, Pekanbaru.

I. PENDAHULUAN. berfungsi sebagai gudang dan penyuplai hara atau nutrisi untuk tanaman dan

IV. Hasil dan Pembahasan

Karakterisasi Bakteri Amilo-Termofilik Obligat dari Sumber Air Panas Semurup, Sungai Penuh

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. Pada metode difusi, digunakan 5 perlakuan dengan masing-masing 3

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

2 TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 Perbandingan kandungan bahan organik sebagai fungsi kedalaman sedimen dan kandungan mineral (Emerson & Hedges 2008).

1. Isolasi dan seleksi bakteri selulolitik menggunakan Media CMC (carboxymethyl cellulose) Pembuatan kurva tumbuh dan kurva aktivitas selulase.

ISOLASI BAKTERI PENGHASIL EKSOENZIM. Wittri Djasmasari dan AriefFuad Akademi Kimia Analisis Bogor ABSTRACT

Gambar 1 Tanaman uji hasil meriklon (A) anggrek Phalaenopsis, (B) bunga Phalaenopsis yang berwarna putih

VIII. AKTIVITAS BAKTERI NITROGEN

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai penambahan starter ekstrak nanas dengan level berbeda

LAMPIRAN. Lampiran 1. Alur Kerja Isolasi Bakteri Endofit dari Batang dan Akar Tanaman Dara metode Radu & Kqueen (2002) yang dimodifikasi

Analisis Nitrit Analisis Chemical Oxygen Demand (COD) HASIL DAN PEMBAHASAN Isolasi dan Identifikasi Bakteri

LAPORAN PRAKTIKUM PERSIAPAN MEDIA DAN STERILISASI OLEH : : RITA ANGGREANI WIDIASTUTI NIM : D1C KELOMPOK : IV KELAS : TPG-A 2014

4 Hasil dan Pembahasan

III. BAHAN DAN METODE

BAHAN DAN METODE Tempat dan waktu penelitian Bahan dan Alat Isolasi dan Uji Reaksi Hipersensitif Bakteri Penghasil Siderofor

Metode Pengukuran Spektrofotometri (Bergmeyer et al. 1974) Pembuatan Media Heterotrof Media Heterotrof Padat. Pengaruh ph, Suhu, Konsentrasi dan

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juli sampai bulan September 2010 di

BAB I PENDAHULUAN. produk makanan yang digemari masyarakat. Selain karena tekstur nata yang

Wilis Ari Setyati* dan Subagiyo

3. HASIL PENELITIAN Acar Kubis Putih (Brassica oleracea)

Transkripsi:

1 SKRINNING RHIZOBAKTERI MANGROVE Rhizosphora Sp. PENGHASIL AMILASE Siti Nurfajriah 1, Maulin Inggraini 1, Noor Andryan Ilsan 1 1 Program Studi DIII Analis Kesehatan STIKes Mitra Keluarga, Jl. Pengasinan, Rawa Semut, Margahayu, Bekasi Timur E-mail: fajriah.sn@gmail.com Abstrak Ekosistem mangrove merupakan ekosistem yang kaya akan nutrisi karena dipengaruhi oleh pasang surut air laut, asupan air tawar dari daratan, akumulasi mineral, dan aktivitas mikroorganisme. Kondisi tersebut menghasilkan ekosistem yang unik dan memiliki keanekaragaman mikroorganisme. Rhizobakteri adalah bakteri yang hidup pada daerah rhizosfer dan membentuk koloni pada sistem perakaran tumbuhan. Rhizobakteri diketahui memiliki bermacam enzim, salah satunya antara lain enzim amilase. Enzim amilase banyak digunakan di industri makanan, tekstil, dam kertas. Tujuan penelitian ini adalah mengisolasi dan menskrining amilase yang dihasilkan rizhobakteri dari tanaman mangrove dan bakteri serasah pada mangrove Rhizophora Sp. Isolasi bakteri dilakukan dengan seri pengenceran yang ditumbuhkan dalam medium zobell. Skrinning aktivitas amilase dilakukan dengan menumbuhkan bakteri dalam medium zobell agar yang mengandung pati. rhizobakteri yang berhasil diisolasi dari tumbuhan mangrove muda, mangrove tua, dan serasah berjumlah 42 isolat. Hasil skrining menunjukkan 30 isolat mampu menghasilkan α-amilase. Kata kunci: α-amilase, Rhizobakteri, mangrove Abstract Mangrove ecosystem is a rich ecosystem of nutrients because it is known by tidal sea water, freshwater intake from land, minerals, and microorganism activities. These conditions produce a unique ecosystem and have a diversity of microorganisms. Rhizobacteria is a bacterium that lives in the rhizosphere and forms colonies in the root system of plants. Rhizobacteria are known to have many enzymes, one of which is the amylase enzyme. Amylase are widely used in the food, textile, and paper industries. In the present study, bacteria were isolated from rhizophora sp mangrove and screend for the production of α-amylase. Bacterial isolation was performed by dilution series grown in a zobell medium. Screening of amylase activity was performed by growing bacteria in a zobell agar medium containing starch. The result of present study was revealed that a total 42 bacterial were isolated of which 30 bacterial were produced of α-amylase Keywords: α-amilase, Rhizobacteria, mangrove Pendahuluan Ekosistem mangrove dikenal sebagai salah satu ekosistem yang dinamik karena dipengaruhi oleh pasang surut air laut, asupan air tawar dari daratan, akumulasi mineral, dan aktivitas mikroorganisme (Soedrajat, 2003). Kondisi tersebut menyebabkan mangrove mengandung banyak nutrisi dan memiliki keragamaan mikroorganisme yang dapat beradaptasi dengan kondisi ekstrim ((Bhat & Shewade, 2013). Mikroorgnisme yang hidup di daerah mangrove antara lain bakteri, jamur dan actinomycetes. Karakteristik bakteri yang hidup di mangrove umumnya bersifat halofilik. Bakteri halofilik menghasilkan enzim enzim yang tidak mudah rusak pada kondisi ekstrem sehingga banyak digunakan dalam bidang industri. Habitat bakteri dapat ditemukan di tanah, sedimen mangrove, endofit yang bersimbiosis dengan tanaman, dan rhizosfer tanaman mangrove. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa hidrolase halofilik seperti amilase, lipase, dan protease dihasilkan oleh bakteri halofilik sedimen mangrove (Debarti, Paradita, Arpita, & Malini, 2016), padahal aktivitas enzim di rhizosfer umumnya lebih tinggi daripada di tanah (Gianfreda, 2015). Penelitian mengenai rhizobakteri halofilik yang

2 berasal dari rhizosfer tanaman mangrove di Indonesia masih jarang dilakukan, sehingga perlu dilakukan eksplorasi untuk menemukan rhizobakteri yang mampu memproduksi enzim dan antibakteri. Rhizobakteri adalah bakteri yang hidup pada daerah rhizosfer dan membentuk koloni pada sistem perakaran tumbuhan. Rhizosfer memiliki ketersediaan nutrisi melimpah yang berasal dari kegiatan fotosintesis, fiksasi nitrogen, dan metanogenesis. Oleh karena itu, rhizosfer merupakan lingkungan yang kaya akan keanekaragaman bakteri. Rhizobakteri menghasilkan berbagai macam enzim hidrolitik dan dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman dengan menghasilkan fitohormon. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rhizobakteri tanaman Aegle marmelos memiliki aktivitas enzim amilase, phosphatase, katalase, oksidase, urease, dan kaseinase (Damle & Kulkarni, 2012). Pada umumnya, enzim hidrolitik bersifat ekstraseluler karena menghidrolisis molekul besar menjadi molekul kecil yang dilepaskan oleh bakteri ke lingkungan dan digunakan dalam metabolisme bakteri. Selain itu, enzim ekstraseluller lebih mudah diperoleh dan dimurnikan dibandingkan enzim intraseluller. Amilase merupakan enzim yang paling banyak digunakan dalam bidang industri antara lain makanan, kertas, dan tekstil. Amilase (EC 3.2.1.1) merupakan enzim kelas hidrolase yang berfungsi menghidrolisis pati menjadi glukosa, maltose, dan maltotriosa (Mohsen & Fahime, 2012). Mengingat luasnya penggunaan enzim- enzim tersebut dalam dunia industri dan masih sedikitnya penelitian mengenai rhizobakteri dari tanaman mangrove maka pada penelitian ini akan dilakukan skrinning rhizobakteri mangrove penghasil amilase. Metode a. Pengambilan sampel Pengambilan sampel dilakukan di Pulau Bira, Kepulaan Seribu. Pengambilan sampel dilakukan dengan mengambil tanah di sekitar perakaran (1 5 mm), yang menempel pada bagian rhizosfer tanaman mangrove, dan serasah di hutan mangrove. Sampel rhizospher dan serasah tanaman mangrove diambil secara aseptis, kemudian dimasukan ke dalam plastik sampel. b. Bahan Bahan yang digunakan bakto agar (Merck), media zobell (Merck), air laut, pati (Merck), lugol iodin (Merck). c. Isolasi Bakteri Sampel rhizosfer dan serasah tanaman mangrove dimasukkan ke dalam erlenmeyer yang telah berisi 100 ml air laut steril, kemudian dihomogenkan dengan menggunakan shaker selama 15 menit dan diperoleh pengenceran 10-1. Larutan dari pengenceran 10-1 diambil 1 ml menggunakan mikropipet kemudian ditambahkan 9 ml air laut steril dan diperoleh pengenceran 10-2. Perlakuan yang sama dilakukan hingga diperoleh pengenceran 10-3 dan 10-4. Pada pengenceran 10-3 dan 10-4 diambil 1 ml suspensi bakteri menggunakan mikropipet, kemudian dispread ke masing-masing cawan petri berisi medium Zobell agar steril (Setyati & Subagiyo, 2012). Cawan petri tersebut diinkubasi selama 2 x 24 jam pada suhu 36 C. d. Pemurnian Bakteri Pemurnian isolat bakteri menggunakan metode goresan. Koloni bakteri yang menampakan morfologi dan warna yang berbeda dari masing- masing cawan petri hasil pengenceran 10-3 dan 10-4 diambil dan digoreskan kembali ke medium Zobell agar steril. Cawan petri diinkubasi selama 1 x 24 jam pada suhu 36 C. Selanjutnya, bakteri dalam cawan petri diamati pertumbuhannya. Bakteri yang sudah terpisah atau murni dilakukan tahap seleksi. e. Skrining Aktivitas amilase Koloni tunggal bakteri diinokulasikan ke dalam medium Zobell agar yang telah berisi pati 1%. bakteri diinkubasi selama 1 x 24 jam pada suhu 36 C. Penentuan adanya aktivitas enzim menggunakan larutan lugol iodin 1%. Larutan lugol iodin 1% dituang di atas kultur, adanya zona bening

3 menunjukkan adanya aktivitas amilase. f. Morfologi Bakteri Karakteristik morfologi bakteri yang diperiksa meliputi bentuk dan warna. g. Teknik Analisis Data Data hasil pengamatan dianalisis secara deskriptif dengan memperhatikan morfologi koloni isolat serta pengukuran zona aktivitas yang terbentuk pada masingmasing medium seleksi. Hasil Hasil penelitian menunjukkan terdapat 42 isolat rhizobakteri yang berhasil diisolasi dari mangrove genus rhizosphora Sp. dan serasah mangrove adalah 42 isolat (Tabel 1). Tabel 1. Jumlah Rhizobakteri Mangrove di Pulau Bira Kepulauan Seribu No Sumber Kode Jumlah 1. Tanaman A 16 mangrove muda 2. Tanaman B 9 mangrove tua 3. Serasah C 8 4. Serasah D 9 Total 42 No Kode Aktivitas Amilase (D = mm) 10 A 3.5 4 11 B 1.1 3 12 B 1.3 2 13 B 1.4 2 14 B 1.5 5 15 B 1.7 2 16 B 3.1 2 17 B 3.2 1 18 B 3.3 1 19 C 1.8 5 20 C 2.9 4 21 C 2.10 3 22 D 1.2 4 23 D 1.3 6 24 D 2.3 3 25 D 2.6 1 26 D 2.9 6 27 D 3.1 2 28 D 3.3 2 29 D 3.5 1 30 D 3.6 0.5 rhizobakteri yang memiliki aktivitas amilase terbanyak berasal dari akar tanaman mangrove muda (A) yaitu 10 isolat. Diameter zona aktivitas α-amilase berkisar 0,5 7 mm. yang memiliki aktivitas α-amilase tertinggi adalah A 1.3, A 1.8, A 1.11, A 2.11, D 1.3, dan D 2.9 (Gambar 1). Hasil isolasi tehadap 42 isolat rhizobakteri mangrove menunjukkan bahwa 30 isolat mampu menghasilkan α-amilase (Tabel 2). Tabel 2. Aktivitas Enzim Ekstraseluler Rhizobakteri Mangrove Pulau Bira Kepulauan Seribu No Kode 1 A 1.3 7 2 A 1.4 1 3 A 1.5 4 4 A 1.8 6 5 A 1.11 6 6 A 2.6 2 7 A 2.11 6 8 A 3.1 3 9 A 3.2 1 Aktivitas Amilase (D = mm) Gambar 1. Zona bening yang dihasilkan isolat dalam menghasilkan α-amilase (a) D3.6, (b) A1.3, (c), D1.3, (d) D2.9, (e) A2.11, (f) A1.8. Morfologi rhizobakteri dan serasah tanaman mangrove pada penelitian ini paling banyak adalah bakteri gram negatif dan berbentuk monococcus (Tabel 3).

4 Tabel 3. Morfologi Rhizobakteri Mangrove di Pulau Bira Kepulauan Seribu No Kode Gram Bentuk 1 A 1.3 ND ND 2 A 1.4 ND ND 3 A 1.5 Negatif Monococcus 4 A 1.8 ND ND 5 A 1.11 ND ND 6 A 2.6 Negatif Monococcus 7 A 2.11 ND ND 8 A 3.1 ND ND 9 A 3.2 ND ND 10 A 3.5 ND ND 11 B 1.1 ND ND 12 B 1.3 Positif Monococcus 13 B 1.4 Negatif Monococcus 14 B 1.5 Negatif Monococcus 15 B 1.7 Negatif Monococcus 16 B 3.1 Positif Monococcus 17 B 3.2 ND ND 18 B 3.3 Negatif Monococcus 19 C 1.8 Negatif Monococcus 20 C 2.9 negatif Monobasil 21 C 2.10 negatif Monobasil 22 D 1.2 negatif Monobasil 23 D 1.3 negatif Monococcus 24 D 2.3 Negatif Monococcus 25 D 2.6 Negatif Monococcus 26 D 2.9 Negatif Monobasil 27 D 3.1 positif Sterptobasil 28 D 3.3 Negatif Monococcus 29 D 3.5 Negatif Monococcus 30 D 3.6 ND ND ND = not detected Pembahasan Tanaman mangrove dapat beradaptasi terhadap berbagai tipe sedimen, perubahan temperatur, nutrisi, kadar garam dan oksigen. Eksosistem mangrove mempunyai keanekaragaman mikroorganisme yang memiliki kemampuan menghasilkan enzim ekstraseluler yang diperlukan untuk perombakan bahan organik. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa bakteri heterotropik di ekosistem mangrove menghasilkan enzim ektraseluler diantaranya amilase, protease, esterase, dan lipase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas enzim protease paling tinggi dari bakteri yang berasal dari sedimen kawasan mangrove (Setyati & Subagiyo, 2012). Pada penelitian ini dilakukan skrining α- amilase terhadap rhizobakteri dan serasah tanaman mangrove. Uji adanya aktivitas α- amilase berdasarkan kemampuan enzim dalam menghidrolisis pati. yang dianggap positif menghasilkan α-amilase membentuk zona bening setelah ditetesi larutan lugol iodin pada medium zobel agar yang mengandung pati (Padhiar & Kommu, 2016). Hal ini dikarenakan pati dalam medium tersebut sudah terhidrolisis menjadi disakarida atau monosakarida. Wilayah zona biru tua terjadi akibat reaksi lugol iodin dengan pati yang tidak terhidrolisis. α-amilase dikeluarkan oleh bakteri yang menghidrolisis pati (senyawa polisakarida) yang ada di lingkungan luar sel menjadi senayawa yang lebih sederhana lagi (disakarida atau monosakarida). α-amilase merupakan enzim ekstraseluler yang dihasilkan dari dalam sel dan dikeluarkan ke media fermentasi. Di luar sel, enzim ini mendegradasi polisakarida menjadi senyawa sederhana yang mudah larut sehingga mudah diserap oleh dinding sel dan dijadikan sebagai sumber energi. Pati oleh rhizobakteri merupakan sebagai sumber karbon untuk sumber energi bagi kelangsungan hidupnya. Enzim α-amilase digunakan dalam berbagai industri makanan, detergen, dan obat-obatan. Industri pati memanfaatkan α-amilase dalam proses pencairan pati menjadi sirup fruktosa dan glukosa, serta industri roti. Konversi pati secara enzimatik meliputi proses gelatinisasi, pencairan, dan sakarifikasi. Penambahan α- amilase ke dalam adonan roti dapat meningkatkan volume, dan tekstur, adanya rasa manis, dan meningkatkan kualitas (Mohsen & Fahime, 2012). α-amilase berperan penting dalam industri detergen. α-amilase berfungsi menghilangkan noda dimana pati yang berasal dari makanan menjadi senyawa lebih sederhana yang mudah larut dan menjaga keputihan pakaian (Rajendra, Anshumali, Manoj, & Praven, 2016). Industri farmasi juga memanfaatkan α- amilase sebagai matriks biodegradable

5 polisakarida atau bahan penyalut obat. Hal ini dikarenakan bahan matriks tersebut dapat di degradasi secara alami menyerupai pati sehingga terjadi secara alamiah di dalam tubuh. Pati pragelatinisasi dan pati crosslinked telah digunakan sebagai hidrogel. Penambahan α-amilase ke cross-linked amylose (CLA) tablet dapat memodulasi kinetika menghancuran obat (Mohsen dan Fahime, 2012). Kesimpulan Berdasarkan penelitian dapat disimpulkan bahwa isolat Rhizobakteri mangrove yang berhasil diisolasi dari akar tanaman mangrove Pulau Bira Kepulauan Seribu sebanyak 42 isolat dan 30 isolat menghasilkan enzim α- amilase. yang paling banyak menghasilkan enzim tersebut berasal dari rhizobakteri tanaman mangrove muda dan zona bening yang yang terbesar yaitu 7 mm. Referensi Bhat, M. R., & Shewade, L. (2013). ion and Characterization of Microorganisms from Mangrove Soil of CBD Belapur Creek, Navi Mumbai, MS India. International Journal of Enviroment Sciences, 3(6), 2304-2312. Mohsen, M. D., & Fahime, A. J. (2012). Application of Alpha-Amylase in Biotechnology. Journal of Biology and Today's World, 1(1), 15-20. Padhiar, A. R., & Kommu, S. (2016). ion, Charcterization, and Optimazation of Bacteria Producing Amylase. International Journal of Advanced Research in Biological Sciences, 3(7), 1-7. Rajendra, S., Anshumali, M., Manoj, K., & Praven, K. M. (2016). Amylase: A Note on Current Application. International Research Journal of Biological Sciences, 5(11), 27-32. Setyati, W. A., & Subagiyo. (2012, September). Isolasi dan Seleksi Bakteri Penghasil Enzim Ekstraseluler (Proteolitik, amilolitik, lipopitik, dan selulolitik) yang Berasal dari Sedimen Kawasan Mangrove. Ilmu Kelautan, 17(3), 164-168. Soedrajat, R. (2003). Fungsi Model Hidrodinamika dalam Pengelolaan Ekosistem Mangrove (Studi Kasus Pencemaran Minyak di Estuari Sungai Donan Cilacap. Berkala Penelitian Hayati, 8(2), 81-84. Damle, N. R., & Kulkarni, S. W. (2012). Enzymatic Potential of Bacteria ed From Rhizosphere of Aegle Marmelos (Bael Tree). World Journal of Enviromental Biosciences, 1(2), 86-89. Debarti, H., Paradita, D., Arpita, M., & Malini, B. (2016, July). ion and Charcaterization of Halophilic Bacteria From Sundarban Soil. Int.J.Life.Sci.Scienti.Res, 2(4), 442-450. Gianfreda, L. (2015). Enzymes of Importance of Rhizosphere Processes. Journal of Soil Science and Plant Nutrition, 15(2), 283-306.

6