GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU DAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI PADA ANAK USIA 6-24 BULAN DI KELURAHAN KUTO BATU KOTA PALEMBANG

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) PADA BAYI DI PUSKESMAS BITUNG BARAT KOTA BITUNG.

BAB I PENDAHULUAN. Hasil penelitian multi-center yang dilakukan UNICEF menunjukkan bahwa MP-

BAB I PENDAHULUAN. 24 bulan merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang pesat,

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU IBU BERSALIN TERHADAP METODE PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI RUMAH SAKIT KHUSUS IBU DAN ANAK KOTA BANDUNG

PROFIL STATUS GIZI ANAK BATITA (DI BAWAH 3 TAHUN) DITINJAU DARI BERAT BADAN/TINGGI BADAN DI KELURAHAN PADANG BESI KOTA PADANG

GAMBARAN PENYEBAB KESULITAN MAKAN PADA ANAK PRASEKOLAH USIA 3-5 TAHUN DI PERUMAHAN TOP AMIN MULYA JAKABARING PALEMBANG TAHUN 2009

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu faktor yang memegang peranan penting dalam peningkatan kualitas

KARYA TULIS ILMIAH PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN PADA BAYI USIA 6 12 BULAN. Di Desa Jimbe Kecamatan Jenangan Kabupaten Ponorogo ANAN A

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu faktor yang menentukan tingkat kesehatan dan kesejahteraan

E-Jurnal Obstretika. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Makanan Bergizi Dengan Pemberian Makanan Pendamping Asi

BAB I PENDAHULUAN. masalah gizi utama yang perlu mendapat perhatian. Masalah gizi secara

ARTIKEL ILMIAH. Disusun Oleh : TERANG AYUDANI J

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN PADA BAYI UMUR 6 12 BULAN

Daniel 1, Murniati Manik 2. Pengetahuan Wanita tentang ASI Eksklusif

Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang Asi Ekslusif Di Desa Rambah Samo Kecamatan Rambah Samo I Kabupaten Rokan Hulu

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

HUBUNGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI DENGAN STATUS GIZI BAYI USIA 6-24 BULAN DI KELURAHAN SETABELAN KOTA SURAKARTA TAHUN 2015 KARYA TULIS ILMIAH

Ardina Nur Rahma 1, Mulyo Wiharto 2. Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan, Universitas Esa Unggul 2

ARTIKEL ILMIAH. Disusun Oleh : SRI REJEKI J

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG TEKNIK MENYUSUI YANG BENAR DI PUSKESMAS PAKUALAMAN YOGYAKARTA

Hubungan Waktu Pemberian MP-ASI Dini dengan Kejadian Diare Pada Bayi Usia 0-12 Bulan di Desa Jaddih Kecamatan Socah Kabupaten Bangkalan

BAB 1 PENDAHULUAN. kematian balita dalam kurun waktu 1990 hingga 2015 (WHO, 2015).

BAB I PENDAHULUAN. penurunan tingkat kecerdasan. Pada bayi dan anak, kekurangan gizi akan menimbulkan

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU TERHADAP ASI EKSKLUSIF DI RSKIA X KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Status gizi menjadi indikator dalam menentukan derajat kesehatan anak.

STIKES Husada Borneo, Jl. A. Yani Km 30,5 No.4 Banjarbaru, Kalimantan Selatan

ABSTRAK. Annisa Denada Rochman, Pembimbing I : Dani dr., M.Kes. Pembimbing II : Budi Widyarto Lana dr., MH.

PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU POSTPARTUM TENTANG MP-ASI DI DESA RAMBAH SAMO BARAT

HUBUNGAN SOSIAL BUDAYA DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI PADA BAYI 0-6 BULAN DI DUSUN IX DESA BANDAR SETIA

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU IBU YANG MEMILIKI BAYI USIA 6 BULAN-12 BULAN TERHADAP PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KELURAHAN SUKAWARNA

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI PADA BAYI UMUR 6 36 BULAN

HUBUNGAN POLA PEMBERIAN MAKANAN DENGAN STATUS GIZI BAYI USIA 0-11 BULAN DI KELURAHAN INDRALAYA MULYA OGAN ILIR

STUDI KOMPARATIF PENAMBAHAN BERAT BADAN BAYI UMUR 0-6 BULAN YANG DIBERI MP-ASI DAN TANPA DIBERI MP-ASI

BAB 1 PENDAHULUAN. yang mengandung zat gizi, yang diberikan pada bayi atau anak yang berusia

BAB I PENDAHULUAN. kematian ibu (AKI), angka kematian bayi (AKB) dan angka kematian balita. jangkauan maupun kualitas pelayanan (Novia ika, 2011).

ABSTRAK. meninggal sebanyak 49 bayi dan 9 bayi diantaranya meninggal disebabkan karena diare. 2 Masa pertumbuhan buah hati

PENGEMBANGAN INTERVENSI MP-ASI DENGAN METODE DEMONSTRASI PADA KADER POSYANDU DI DESA BATUR KECAMATAN GETASAN KABUPATEN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. yang berbeda dari orang dewasa (Soetjiningsih, 2004). Gizi merupakan

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi

Ika Sedya Pertiwi*)., Vivi Yosafianti**), Purnomo**)

Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang 2)

BAB 1 PENDAHULUAN. sempurna bagi bayi selama bulan-bulan pertama kehidupannya (Margaret

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan nutrisinya baik dalam segi mutu ataupun jumlahnya. Untuk bayi 0-

KARYA TULIS ILMIAH. Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan ERLIAN AWAL SETIANI R

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERAN PETUGAS DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU PEKERJA YANG MEMPUNYAI BAYI DI WILAYAH PUSKESMAS RAWASARI TAHUN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LAPORAN HASIL PENELITIAN. SMA Raksana Medan Tahun Oleh : RISHITHARAN DORAISAMY

KNOWLEDGE RELATIONSHIP WITH MOTHER OF CONDUCT GIVING FOOD COACH ASI (MP-ASI) IN THE VILLAGE KEMUNING, NGARGOYOSO, KARANGANYAR

[ ARTIKEL PENELITIAN ]

Oleh : BEVI LESTINA SARI NIM

BAB I PENDAHULUAN. Air susu ibu (ASI) adalah air susu yang diproduksi oleh ibu untuk

BAB I PENDAHULUAN. Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) (Kementrian Kesehatan RI, juga mengacu kepada Resolusi World Health Assembly (WHA),

BAB I PENDAHULUAN. kembang bayi dan anak, baik pada saat ini maupun masa selanjutnya.

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASUPAN PRODUK PANGAN ASAL HEWAN PADA BAYI

1

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU BAYI BALITA TENTANG MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI) DI POSYANDU DEWI SRI I KATEGUHAN SAWIT BOYOLALI TAHUN 2016

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI BAYI UMUR 6-24 BULAN DI POSYANDU KARYAMULYA JETIS JATEN.

Kenaikan Berat Badan Balita Usia 6-12 Bulan Berdasarkan Jenis Makanan Pendamping Air Susu Ibu

Gambaran tingkat pengetahuan ibu tentang makanan pendamping ASI (MP-ASI) anak umur 6-24 bulan di Dusun Pedes, Bantul, Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. angka kesakitan dan kematian anak, United Nation Children Fund (UNICEF) dan

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PENGHASILAN IBU MENYUSUI DENGAN KETEPATAN WAKTU PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI)

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan yang merugikan kesehatan. Hal-hal ini secara langsung menjadi. anak usia dibawah 2 tahun (Depkes RI, 2009)

JURNAL KESEHATAN RAJAWALI

PENDIDIKAN KESEHATAN PADA KELOMPOK GOOD MOTHER DENGAN POLA MP-ASI DI RW 01 DAN RW 02 WILAYAH KELURAHAN BLERONG KABUPATEN DEMAK.

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI DENGAN CAKUPAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DI

Hubungan Frekuensi Pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) dengan Berat Badan Anak Usia di Bawah Dua Tahun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Makanan yang terbaik untuk bayi usia 0-6 bulan adalah ASI. Air susu ibu (ASI) merupakan sumber energi

KARYA TULIS ILMIAH TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI RUANG KEBIDANAN DI RSUP HAJI ADAM MALIK MEDAN.

ABSTRACT. Keyword : Pemberian ASI ekslusif, Asupan energi, Produksi ASI

PENELITIAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN SUSU FORMULA PADA BALITA DI POSYANDU DAHLIA RT 01, RW 03 DESA NGARIBOYO, KECAMATAN MAGETAN

Abstrak ABSTRACT. Keywords : Knowledge, Giving Side Dish Breast Milk

Devi C.D. Simbolon 1, Heru Santosa 2, Asfriyati 2 ABSTRACT

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS UNGARAN KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL

Immawati, Ns., Sp.Kep.,A : Pengaruh Lama Pemberian ASI Eklusif

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH

BAB 1 PENDAHULUAN. makanan (Anonim, 2008). Sementara masalah gizi di Indonesia mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. KADARZI adalah suatu gerakan yang berhubungan dengan program. Kesehatan Keluarga dan Gizi (KKG), yang merupakan bagian dari Usaha

BAB I PENDAHULUAN. digantikan oleh apapun juga. Pemberian ASI ikut memegang peranan dalam

BONA F. P. BANJARNAHOR

Gambaran Pengetahuan Wanita pada Usia Produktif tentang Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif. Oleh : Daniel

BAB I PENDAHULUAN. menyusui bayinya, meyakinkan ibu akan keuntungan Air Susu Ibu (ASI) dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO) tahun 2013 diare. merupakan penyebab mortalitas kedua pada anak usia

RANI SURAYA NIM

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU POSTPARTUM TENTANG KOLOSTRUM DI PUSKESMAS BAHU MANADO. Nensy Ratnawati Sukari Sefti Rompas Yolanda B.


SURVEY PEMBERI AN MP-ASI PADA BAYI USIA 6-12 BULAN DI DESA PULODARAT PECANGAAN JEPARA

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN STATUS GIZI PADA BAYI USIA 4-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NGORESAN KARYA TULIS ILMIAH

PERBEDAAN STATUS GIZI ANTARA BAYI YANG DIBERI ASI DENGAN BAYI YANG DIBERI PASI PADA BAYI KURANG DARI 6 BULAN DI DESA KATEGUHAN KECAMATAN SAWIT

BAB I PENDAHULUAN. kelahiran seseorang hingga berusia 18 atau 24 bulan. Masa-masa bayi adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

ARTIKEL ILMIAH. Oleh Ulfa Syahriah Nim a020

PENDIDIKAN ORANG TUA, PENGETAHUAN IBU, PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI DAN STATUS GIZI PADA ANAK USIA 6-24 BULAN DI KELURAHAN TAROADA KABUPATEN MAROS

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG MP-ASI DENGAN SIKAP DAN PERILAKU PEMBERIAN MP-ASI DI KELURAHAN JEMAWAN, KECAMATAN JATINOM, KABUPATEN KLATEN

ABSTRAK SHERLY RACHMAWATI HERIYAWAN

Kuesioner. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu dengan Ketepatan Pemberian MPASI di Kelurahan PB. Selayang II Kecamatan Medan Selayang Tahun 2010

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007 sebesar 34 per kelahiran hidup.

Transkripsi:

JURNAL Jurnal ILMU Ilmu KESEHATAN Kesehatan Masyarakat MASYARAKAT VOLUME 1 Nomor 02 Juli 2010 Artikel Penelitian GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU DAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI PADA ANAK USIA 6-24 BULAN DI KELURAHAN KUTO BATU KOTA PALEMBANG Rizki Nurmaliani 1, Fatmalina Febry 2, Rini Mutahar 2 1 Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya 2 Bagian Gizi Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya E-mail: q2kudo@yahoo.co.id ABSTRACT Background: Complementary feeding () has an important role in meeting the needs and complement the nutrients children aged 6-24 months because breast milk could not meet the nutritional needs to achieve optimal growth. Low knowledge about provision of and the provision of that done uncorrectly can cause nutritional problems such as disruption of growth and development and less nutrition. The purpose of this research was to determine the mother s knowledge level and the gift of complementary feeding on children aged 6-24 months in Kelurahan Kuto Batu Kecamatan Ilir Timur II Palembang 2009. Method: This research was a descriptive study. The data was collected by doing an interview using a questionnaire. The sample in this study amounted to 100 people. Result: The results showed that 50% of respondents had less knowledge level regarding the provision of MP- ASI, 55% of respondents giving early, 57% of respondents giving in bad way, and 72% of respondents giving with the frequency of eating in accordance with the stages of growth and development. Conclusion: For a better future, local government needs to hold information about complementary feeding to mothers who have the children aged 0-24 months and mothers should expected to provide complementary feeding for children begin at aged 6 months to 24-months-old child with a food frequency and types of MP- ASI in accordance with the stages of child growth and development. Keywords: complementary feeding,, mother s knowledge ABSTRAK Latar Belakang: Makanan pendamping ASI () memiliki peranan penting dalam memenuhi dan melengkapi kebutuhan zat-zat gizi anak usia 6-24 bulan karena ASI sudah tidak dapat memenuhi kebutuhan gizi untuk mencapai tumbuh kembang yang optimal. Pengetahuan ibu yang rendah tentang pemberian dan pemberian yang dilakukan secara tidak tepat dan benar dapat menyebabkan masalah gizi seperti gangguan pertumbuhan dan perkembangan serta gizi kurang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan ibu dan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan di Kelurahan Kuto Batu Kecamatan Ilir Timur II Palembang tahun 2009. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara menggunakan kuesioner. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 100 orang. Hasil Penelitian: 50% responden memiliki tingkat pengetahuan kurang tentang pemberian, 55% responden memberikan secara dini, 57% responden memberikan MP- ASI dengan cara kurang baik, dan 72% responden memberikan dengan frekuensi makan yang sesuai dengan tahapan pertumbuhan dan perkembangan. Kesimpulan: Pemerintah setempat perlu mengadakan penyuluhan tentang makanan pendamping ASI pada para ibu yang memiliki anak usia 0-24 bulan dan para ibu diharapkan memberikan makanan pendamping ASI pada anak dimulai pada saat anak berusia 6 bulan sampai anak berusia 24 bulan dengan frekuensi makan dan macam yang sesuai dengan tahapan pertumbuhan dan perkembangan anak. Kata kunci: makanan pendamping ASI,, pengetahuan ibu 97

PENDAHULUAN Air susu ibu (ASI) merupakan makanan pertama yang paling baik bagi awal kehidupan bayi, tetapi ASI hanya mampu mencukupi kebutuhan gizi bayi sampai usia 4-6 bulan. Setelah itu, produksi ASI akan semakin berkurang, sedangkan kebutuhan gizi anak semakin meningkat seiring dengan bertambahnya umur dan berat badan anak 1. Untuk mencapai tumbuh kembang yang optimal, di dalam Global Strategy for Infant and Young Child Feeding, salah satu rekomendasi dari World Health Organization (WHO)/United Nations Children s Fund (UNICEF) adalah memberikan makanan pendamping air susu ibu () sejak anak berusia 6 bulan sampai 24 bulan 2. Akan tetapi, pemberian pada anak usia 6-24 bulan sering tidak tepat dan tidak cukup baik kualitas maupun kuantitasnya 2. Masalah yang masih ditemukan dalam pemberian antara lain pemberian terlalu dini atau terlambat, yang diberikan tidak cukup, frekuensi pemberian yang kurang, dan cara pemberian yang tidak tepat 3. Masalah-masalah dalam pemberian ini dapat menyebabkan anak mengalami masalah gizi terutama gangguan pertumbuhan dan perkembangan serta gizi kurang 3. Data WHO menunjukkan angka kejadian gizi buruk dan kurang pada balita tahun 2005 masing-masing 8,8% dan 28% dan diperkirakan bahwa 54% penyebab kematian balita didasari oleh keadaan gizi yang kurang baik. Di Indonesia, diperkirakan 6,7 juta (27,3%) dari seluruh balita menderita kurang gizi akibat pemberian ASI dan makanan pendamping ASI yang kurang benar. Hasil survei angka gizi kurang pada balita per provinsi di Indonesia tahun 2007 menyatakan bahwa angka gizi kurang pada balita di Indonesia sebesar 13% dengan persentase untuk Provinsi Sumatera Selatan sebesar 11,7%. Dalam sebuah studi dinyatakan bahwa pengetahuan merupakan salah satu faktor yang menyebabkan ibu melakukan pemberian makanan yang kurang memenuhi kebutuhan gizi anak 4. Hasil penelitian mengenai pengetahuan ibu tentang pola pemberian MP- ASI di Dusun IV Desa Umpang Kampung Kecamatan Hamparan Perak menunjukkan bahwa sebesar 60% responden memiliki pengetahuan kurang tentang pola pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan 5 dan dari penelitian lainnya yang dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Jenangan Kabupaten Ponorogo menunjukkan bahwa sebanyak 53,45% ibu mempunyai pengetahuan yang rendah tentang pola pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan 6. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan ibu dan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan di Kelurahan Kuto Batu Kecamatan Ilir Timur II Palembang tahun 2009. BAHAN DAN CARA PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara menggunakan kuesioner. Populasi penelitian adalah ibu-ibu di Kelurahan Kuto Batu Kecamatan Ilir Timur II Palembang, sedangkan sampel adalah ibu yang memiliki anak usia 6-24 tahun yang berjumlah 100 orang. Analisis dilakukan secara univariat dan tabulasi silang variabel dependent dan independent. HASIL PENELITIAN 1. Analisis Univariat Hasil analisis univariat pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini: Tabel 1 Hasil Analisis Univariat Variabel Umur < 30 tahun 30 tahun Pendidikan Rendah Sedang Tinggi Pekerjaan Bekerja Tidak Bekerja Anak 2 orang > 2 orang Tingkat Pengetahuan Kurang Cukup Baik Usia Awal Pemberian < 6 bulan 6 bulan > 6 bulan Frekuensi Makan Sesuai Tidak Sesuai Cara Pemberian Kurang Cukup Baik Persentase 51 49 29 67 4 9 91 64 36 50 45 5 55 35 10 72 28 57 39 4 51,0 49,0 29,0 67,0 4,0 9,0 91,0 64,0 36,0 50,0 45,0 5,0 55,0 35,0 10,0 72,0 28,0 57,0 39,0 4,0 100 100 Nurmaliani, Febry, Mutahar, Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu dan Pemberian Makanan Pendamping Asi 98

Sebagian besar responden memiliki umur kurang dari 30 tahun (51%), berpendidikan sedang (67%), tidak bekerja/ibu rumah tangga (91%), memiliki jumlah anak kurang atau sama dengan dua orang (64%), memiliki pengetahuan yang kurang tentang (50%), memberikan secara dini pada anaknya (55%), dan melakukan pemberian dengan cara yang kurang baik (57%). Akan tetapi, sebagian besar responden telah melakukan pemberian dalam frekuensi yang sesuai dengan tahapan pertumbuhan dan perkembangan anak (72%) 2. Tabulasi Silang a. Umur dengan Tingkat Pengetahuan Responden tentang Pemberian Hasil penelitian tabulasi silang antara umur responden dengan tingkat pengetahuan responden tentang pemberian dapat dilihat pada tabel 2 berikut ini: Tabel 2 Distribusi Umur dengan Tingkat Pengetahuan Responden tentang Pemberian di Kelurahan Kuto Umur Responden Tingkat Pengetahuan Responden tentang Pemberian < 30 tahun 27 52,9 21 41, 3 5,9 51 100 2 30 tahun 23 46,9 24 49, 0 2 4,1 49 100 50 50 45 45 5 5 100 100 Dari 51 orang responden yang berusia kurang dari 30 tahun sebagian besar memiliki tingkat pengetahuan yang kurang tentang pemberian yaitu sebanyak 27 orang (52,9%), sedangkan pada 49 orang responden yang berusia lebih atau sama dengan 30 tahun sebagian besar memiliki tingkat pengetahuan yang cukup tentang pemberian yaitu sebanyak 24 orang (49%). b. Pendidikan dengan Tingkat Pengetahuan Responden tentang Pemberian Hasil tabulasi silang antara pendidikan responden dengan tingkat pengetahuan responden tentang pemberian dapat dilihat dari tabel 3 berikut ini : Tabel 3 Distribusi Pendidikan dengan Tingkat Pengetahuan Responden tentang Pemberian di Kelurahan Kuto Pendidikan Responden Tingkat Pengetahuan Responden tentang Pemberian Rendah 20 69,0 9 31,0 0 0 29 100 Sedang 30 44,8 34 50,7 3 4,5 67 100 Tinggi 0 0 2 50,0 2 50,0 4 100 50 50,0 45 45,0 5 5,0 100 100 Dari 29 orang responden yang berpendidikan rendah sebagian besar memiliki tingkat pengetahuan yang kurang tentang pemberian yaitu sebanyak 20 orang (69%), pada 67 orang responden yang berpendidikan sedang sebagian besar memiliki tingkat pengetahuan yang cukup tentang pemberian yaitu sebanyak 34 orang (50,7%). c. Pekerjaan dengan Tingkat Pengetahuan Responden tentang Pemberian Hasil tabulasi silang antara pekerjaan responden dengan tingkat pengetahuan responden tentang pemberian dapat dilihat pada tabel 4 berikut ini : Tabel 4 Distribusi Pekerjaan dengan Tingkat Pengetahuan Responden tentang Pemberian di Kelurahan Kuto Pekerjaan Responden Tingkat Pengetahuan Responden tentang Pemberian Bekerja 4 44,4 3 33,3 2 22,2 9 100 Tidak 46 50,5 42 46,2 3 3,3 91 100 Bekerja 50 50 45 45 5 5 100 100 Dari sembilan orang responden yang bekerja sebagian besar memiliki tingkat pengetahuan yang kurang tentang pemberian yaitu empat orang (44,4%) dan pada 91 orang responden yang tidak bekerja sebagian 99, Volume 1, Nomor 02 Juli 2010

besar juga memiliki tingkat pengetahuan yang kurang tentang pemberian yaitu 46 orang (50,5%). d. Anak yang dimiliki dengan Tingkat Pengetahuan Responden tentang Pemberian Hasil tabulasi silang antara jumlah anak yang dimiliki responden dengan tingkat pengetahuan responden tentang pemberian MP- ASI dapat dilihat pada tabel 5 berikut ini: Tabel 5 Anak yang Dimiliki dengan Tingkat Pengetahuan tentang pemberian di Kelurahan Kuto Anak yang Dimiliki Tingkat Pengetahuan Responden tentang Pemberian 2 orang 33 51,6 26 40,6 5 7,8 64 100 > 2 orang 17 47,2 19 52,8 0 0 36 100 50 50 45 45 5 5 100 100 Dari 64 orang responden yang memiliki anak kurang atau sama dengan dua orang sebagian besar memiliki tingkat pengetahuan yang kurang tentang pemberian yaitu sebanyak 33 orang (51,6%). e. Tingkat Pengetahuan Responden tentang Pemberian dengan Usia Awal Pemberian Hasil penelitian tabulasi silang antara tingkat pengetahuan responden tentang pemberian dengan usia awal pemberian dapat dilihat pada tabel 6 berikut ini: Tabel 6. Tingkat Pengetahuan Responden tentang Pemberian dengan Usia Awal Pemberian di Kelurahan Kuto Batu Tingkat Pengetahuan Usia Awal Pemberian < 6 bln 6 bln >6 bln Kurang 36 72,0 9 18,0 5 10,0 50 100 Cukup 19 42,2 22 48,9 4 8,9 45 100 Baik 0 0 4 80,0 1 20,0 5 100 55 55 35 35 10 10 100 100 Dari 50 orang responden yang memiliki tingkat pengetahuan yang kurang tentang pemberian sebagian besar memulai pemberian pada saat anak berusia kurang dari enam bulan yaitu sebanyak 36 orang (72%). f. Tingkat Pengetahuan Responden tentang Pemberian dengan Frekuensi Makan dalam Pemberian Hasil tabulasi silang antara tingkat pengetahuan responden tentang pemberian dengan frekuensi makan dalam pemberian dapat dilihat pada tabel 7 berikut: Tabel 7 Tingkat Pengetahuan Responden tentang Pemberian dengan Frekuensi Makan dalam Pemberian di Kelurahan Kuto Tingkat Pengetahuan Responden Frekuensi Makan dalam Pemberian Tidak Sesuai Sesuai n % n % n % Kurang 32 64,0 18 36,0 50 100 Cukup 35 77,8 10 22,2 45 100 Baik 5 100,0 0 0 5 100 72 72 28 28 100 100 Dari 50 orang responden yang memiliki tingkat pengetahuan yang kurang tentang pemberian sebagian besar melakukan pemberian dengan frekuensi makan yang sesuai dengan tahapan pertumbuhan dan perkembangan anak yaitu sebanyak 32 orang (64%). g. Tingkat Pengetahuan Responden tentang Pemberian dengan Cara Pemberian Hasil tabulasi silang antara tingkat pengetahuan responden tentang pemberian MP- ASI dengan cara pemberian dapat dilihat pada tabel 8 berikut ini: Nurmaliani, Febry, Mutahar, Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu dan Pemberian Makanan Pendamping Asi 100

Tabel 8 Tingkat Pengetahuan Responden tentang Pemberian dan Cara Pemberian di Kelurahan Kuto Cara Pemberian Tingkat Pengetahuan Kurang 36 72,0 14 28,0 0 0 50 100 Cukup 19 42,2 23 51,1 3 6,7 45 100 Baik 2 40,0 2 40,0 1 20,0 5 100 57 57,0 39 39,0 4 4,0 100 100 Dari 50 orang responden yang memiliki tingkat pengetahuan yang kurang tentang pemberian sebagian besar melakukan pemberian dengan cara yang kurang baik yaitu sebanyak 36 orang (72%). PEMBAHASAN 1. Karakteristik Responden sebagian besar responden merupakan ibu-ibu yang masih muda. Berdasarkan tingkat pendidikan, kebanyakan responden memiliki tingkat pendidikan sedang. Selain itu, sebagian besar responden merupakan ibu yang tidak bekerja dan memiliki jumlah anak kurang dari atau sama dengan 2 orang. 2. Tingkat Pengetahuan Responden tentang Pemberian Hasil penelitian menunjukkan masih sedikit responden yang memiliki pengetahuan yang baik tentang pemberian. Pengetahuan yang baik tentang pemberian MP- ASI merupakan faktor penting dalam pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan karena dengan pengetahuan yang baik ibu dapat mengetahui waktu, frekuensi, serta cara pemberian makanan pendamping ASI yang benar dan tepat bagi anak. Pengetahuan ibu yang rendah tentang pemberian dapat menjadi penyebab terjadinya masalah kurang gizi pada anak 1. 3. Usia Awal Pemberian Diketahui bahwa sebagian besar anakanak usia 6-24 bulan di Kelurahan Kuto Batu Palembang mulai diberikan makanan pendamping ASI terlalu dini. Beberapa alasan yang mendorong ibu memberikan secara dini ini adalah anak tidak menolak ketika diberikan makanan selain ASI, anak sering menangis atau cengeng jika tidak diberi makanan, serta anak tetap dalam keadaan baik dan sehat walaupun diberikan sebelum berusia enam bulan. Pemberian yang terlalu dini dapat mengakibatkan anak kurang mengonsumsi ASI, kebutuhan gizi anak tidak terpenuhi, produksi ASI cepat berhenti, serta dapat mengganggu fungsi ginjal dan sistem pencernaan 1,3,7. Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti di Indonesia menunjukkan bahwa anak yang diberikan sebelum berusia enam bulan lebih banyak terserang diare, sembelit, batuk-pilek, dan demam 7. 4. Frekuensi Makan dalam Pemberian Diketahui bahwa frekuensi pemberian pada anak-anak usia 6-24 bulan di Kelurahan Kuto Batu Palembang sudah baik. Sebagian besar responden sudah memberikan dengan frekuensi makan yang sesuai dengan tahapan pertumbuhan dan perkembangan anak. Pemberian dalam frekuensi yang cukup dan sesuai dengan tahapan pertumbuhan dan perkembangan anak sangat diperlukan untuk mendukung pemberian MP- ASI yang adekuat untuk memperoleh cukup kalori, protein, lemak, vitamin, dan mineral. Sebaliknya, frekuensi yang tidak cukup dapat mengakibatkan kebutuhan gizi anak menjadi tidak tercukupi dan dapat menyebabkan anak menderita gizi kurang terutama energi dan protein serta beberapa vitamin 3. 5. Cara Pemberian banyak ibu-ibu di Kelurahan Kuto Batu Palembang masih melakukan pemberian MP- ASI dengan cara yang kurang baik. Dari 100 orang responden, 66 orang (66%) responden tidak memberikan dalam bentuk cair pada saat awal pengenalan. yang diberikan adalah bubur saring (56,1%), buahbuahan yang dilumatkan (24,3%), biskuit/roti yang dilumatkan (9,1%), bubur biasa (3%), nasi (3%), nasi tim (1,5%), makanan yang di puree (1,5%), dan tajin (1,5%). Selain itu, banyak ibu yang mengenalkan lebih dari satu jenis bahan dasar pada saat 101, Volume 1, Nomor 02 Juli 2010

memulai pemberian dan lebih mengutamakan pemberian daripada pemberian ASI. Pada masa awal pemberian, bentuk/macam yang seharusnya diberikan adalah dengan tekstur cair. Pada tahap selanjutnya anak baru dikenalkan pada dengan tekstur yang lebih padat mulai dari lumat, lembek, sampai akhirnya makanan biasa atau makanan keluarga secara berangsur-angsur sesuai dengan usia anak 8. Sebelum anak diberikan, anak sebaiknya diberikan ASI terlebih dahulu. Hal ini dikarenakan bagi anak usia 6-24 bulan, makanan yang terbaik tetaplah ASI. 6. Tabulasi Silang Diketahui bahwa responden yang memiliki tingkat pengetahuan kurang tentang pemberian sebagian besar merupakan responden yang berumur kurang dari 30 tahun (54%), sedangkan responden yang memiliki tingkat pengetahuan cukup tentang pemberian sebagian besar merupakan responden yang berumur 30 tahun atau lebih. Hal ini dapat menggambarkan bahwa bertambahnya umur dapat memungkinkan ibu untuk memiliki pengetahuan yang semakin baik tentang pemberian. Ibu yang telah berumur 30 tahun atau lebih akan lebih matang dan dewasa dalam menghadapi informasi-informasi baru dibandingkan dengan ibu yang berumur kurang dari 30 tahun. Hal ini dapat mempermudah ibu dengan umur 30 tahun atau lebih untuk menerima informasi tentang pemberian sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan pengetahuannya tentang pemberian 9. Sebagian besar responden yang memiliki pendidikan rendah merupakan responden dengan pengetahuan kurang tentang pemberian (69%). Tingkat pendidikan yang rendah dapat menghambat perkembangan sikap ibu terhadap penerimaan, informasi, dan nilai-nilai baru tentang pemberian. Kemudahan penerimaan dan pemahaman ini selanjutnya dapat meningkatkan pengetahuan ibu tentang pemberian 9. sebagian besar dari responden yang bekerja dan tidak bekerja merupakan responden dengan tingkat pengetahuan yang rendah tentang pemberian. Hasil penelitian ini tidak menggambarkan bahwa ibu yang bekerja memiliki pengetahuan yang lebih baik dibandingkan dengan ibu yang tidak bekerja. Berbeda dengan hasil penelitian ini, hasil penelitian yang dilakukan oleh Purwanti (2004) dan Andriany (2005) menunjukkan bahwa ibu yang tidak bekerja memiliki tingkat pengetahuan yang rendah dibandingkan denga ibu yang bekerja. Hal ini dikarenakan ibu yang tidak bekerja memiliki kesempatan yang lebih terbatas untuk bertukar informasi 10. sebagian besar responden yang memiliki anak dua orang atau kurang merupakan responden dengan tingkat pengetahuan kurang tentang pemberian yaitu sebesar 66%. Responden yang telah memiliki anak lebih dari dua orang biasanya memiliki pengetahuan yang lebih baik karena responden tersebut sebelumnya pernah mengalami dan berinteraksi pada keadaan atau kondisi yang sama 9. sebagian besar responden yang memulai pemberian pada saat anak berusia kurang dari enam bulan merupakan responden yang memiliki tingkat pengetahuan kurang tentang pemberian (65,5%). Ini dapat menggambarkan bahwa semakin baik tingkat pengetahuan ibu tentang maka semakin baik pula perilaku ibu untuk mulai memberikan pada saat anak berusia enam bulan. Pengetahuan merupakan faktor yang dapat menentukan ibu untuk berperilaku sehat atau tidak. Hal ini sejalan dengan hasil yang didapatkan dari penelitian ini. Diketahui bahwa sebagian besar responden baik dari kelompok dengan pengetahuan yang kurang, cukup, dan baik merupakan yang melakukan pemberian MP- ASI dengan frekuensi makan yang sesuai dengan tahapan pertumbuhan. Pemberian dengan frekuensi makan yang sesuai dengan tahapan pertumbuhan merupakan salah satu perilaku yang baik dalam pemberian. Pengetahuan yang baik tentunya akan mendorong seseorang untuk berperilaku baik pula Diketahui bahwa sebagian besar responden yang melakukan pemberian dengan cara yang kurang baik merupakan responden yang memiliki tingkat pengetahuan kurang tentang pemberian (63,2%). Hal ini dapat menggambarkan bahwa semakin Nurmaliani, Febry, Mutahar, Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu dan Pemberian Makanan Pendamping Asi 102

baik tingkat pengetahuan ibu tentang maka semakin baik pula perilaku ibu untuk memberikan dengan cara yang baik. Ibu yang memiliki pengetahuan yang baik tentang pemberian akan lebih tahu keuntungan dan kerugian apabila diberikan dengan cara yang baik atau tidak dibandingkan dengan ibu yang memiliki pengetahuan yang kurang. Hal ini akan lebih mendorong ibu untuk memberikan secara benar dan tepat kepada anaknya. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Dewi (2008) menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan ibu terhadap cara pemberian. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: 1. Karakteristik responden sebagian besar memiliki umur kurang dari 30 tahun (51%), berpendidikan sedang (67%), tidak bekerja/ ibu rumah tangga (91%), dan memiliki jumlah anak kurang atau sama dengan dua orang (64%). 2. Sebagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan kurang tentang pemberian MP- ASI (50%). 3. Sebagian besar anak mulai diberikan MP- ASI pada saat berusia kurang dari enam bulan (55%). 4. Sebagian besar anak sudah diberikan MP- ASI dengan frekuensi makan yang sesuai dengan tahapan pertumbuhan dan perkembangannya yaitu sebesar 72%,. 5. Sebagian besar anak diberi dengan cara kurang baik (57%). 6. Berdasarkan hasil dari tabulasi silang karakteristik ibu dengan tingkat pengetahuan, diketahui bahwa responden yang memiliki tingkat pengetahuan kurang baik tentang pemberian sebagian besar merupakan responden pada kelompok umur kurang dari 30 tahun (54%), memiliki tingkat pendidikan sedang (60%), tidak bekerja (92%), dan memiliki anak kurang dari dua orang (66%). 7. Berdasarkan hasil dari tabulasi silang tingkat pengetahuan ibu tentang dengan usia awal, frekuensi makan, dan cara pemberian, diketahui bahwa sebagian besar responden dengan tingkat pengetahuan yang kurang tentang memulai pemberian pada saat anak belum berusia enam bulan/terlalu dini (65,5%), melakukan pemberian dengan cara yang kurang baik (63,2%), dan memberikan dengan frekuensi makan yang tidak sesuai dengan tahapan pertumbuhan dan perkembangan anak (64,3%). Disarankan kepada: 1. Pemerintah setempat untuk mengadakan penyuluhan tentang pada para ibu, terutama ibu yang memiliki anak usia 0-24 bulan yang nantinya diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan ibu tentang MP- ASI dan membantu memperbaiki pemberian yang dilakukan oleh para ibu. 2. Para ibu untuk memberikan makanan pendamping ASI pada anak dimulai pada saat anak berusia 6 bulan sampai anak berusia 24 bulan dengan frekuensi makan dan macam yang sesuai dengan tahapan pertumbuhan dan perkembangan anak. 3. Petugas kesehatan untuk menyampaikan informasi-informasi terbaru mengenai MP- ASI sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan. DAFTAR PUSTAKA 1. Krisnatuti, Diah & Yenrina, Rina. 2000, Menyiapkan Makanan Pendamping ASI. Puspa Swara, Jakarta. 2. Departemen Kesehatan RI. 2006, Pedoman Umum Pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu () Lokal. dari: http// gizi.net [4 Mei 2009]. 3. Ariani. 2008, Makanan Pendamping ASI (). dari: http// parentingislami.wordpress.com [4 Mei 2009]. 4. Mulyani & Aminah, Sri. 2006, Pengaruh Penyuluhan Pemberian Makanan Pendamping ASI terhadap Penyelenggaraan Makanan Pendamping 103, Volume 1, Nomor 02 Juli 2010

Untuk Batita Rawan Gizi, [Skripsi]. Dari : http//digilip.upi.edu [12 September 2009]. 5. Andria, Afrida. 2006, Gambaran Pengetahuan Ibu tentang Pola Pemberian Makanan Pendamping ASI pada Usia 6-24 Bulan di Dusun IV Desa Umpang ampung Kecamatan Hamparan Perak Tahun 2006. Dari : http//library.helvetia.ac.id [18 Mei 2009]. 6. Nugrahani, Rista Widhi. 2005, Pengetahuan Ibu tentang Pola Pemberian dan Jenis Makanan Pendamping ASI pada Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Jenangan Kabupaten Ponorogo Tahun 2005. dari: http//digilib.unej.ac.id [15 Juni 2009]. 7. Soraya, Luluk Lely. 2005, Resiko Pemberian MPASI Terlalu Dini. dari: http// lsoraya.multiply.com [7 Juni 2009]. 8. Khomsan, Ali & Ridhayani, Sitti. 2008, 50 Menu Sehat untuk Tumbuh Kembang Anak Usia 6-24 Bulan. Agromedia Pustaka, Jakarta. 9. Mubarak, Wahit Iqbal et al. 2007, Promosi Kesehatan: Sebuah Pengantar Proses Belajar Mengajar dalam Pendidikan. Graha Ilmu, Yogyakarta. 10.Handayani, Dini Saraswati. 2007, Gambaran Pengetahuan Ibu Menyusui tentang Pemberian ASI Eksklusif Berdasarkan Karakteristik Ibu di Peskesmas Sukawarna Kota Bandung Periode Desember 2006 s.d Januari 2007, [KTI]. dari: http//fkm.undip.ac.id [12 September 2009]. Nurmaliani, Febry, Mutahar, Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu dan Pemberian Makanan Pendamping Asi 104