GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 3 No. 4, Desember 2018 ISSN (p) (e)

dokumen-dokumen yang mirip
EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS PENGGUNAAN FOLDER REKAM MEDIS DI PELAYANAN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT GRIYA WALUYA KABUPATEN PONOROGO

TINJAUAN PROSEDUR PELEPASAN INFORMASI MEDIS DALAM MENJAGA ASPEK KERAHASIAN REKAM MEDIS DI RSUD dr. DARSONO KABUPATEN PACITAN

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era perdagangan bebas dunia yang dimulai dengan Asean Free Trade

BAB I PENDAHULUAN. Kementrian Kesehatan RI,Permenkes No.269/Menkes/Per/III/2008 tentang Rekam Medis,Jakarta: 2008

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

Risdian Nur Khayatur Rohman (Prodi D3 PMIK STIKes Buana Husada Ponorogo)

Analisis Faktor-Faktor Penyebab Ketidaklengkapan Pengisian Lembar Resume Medis Pasien Rawat Inap

PENDAHULUAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETIDAKLENGKAPANDOKUMENREKAM MEDIS RUANG PERINATOLOGIDI RUMAH SAKIT UMUM DARMAYU PONOROGO

BAB I PENDAHULUAN. rangka pemberian pelayanan kesehatan. Dokumen berisi catatan dokter,

dalam pelayanan kesehatan yang lebih bermutu. Adapun salah satu upaya dilakukan melalui suatu sistem jaminan kesehatan.

Tinjauan Ketidaklengkapan Pengisian Resume Medis Di RS. X, Mei - Juni 2013

Tinjauan Prosedur Penentuan Kode Tindakan Berbasis ICD-9-CM untuk INA CBG di RSUD Dr. Soeroto Ngawi

TINJAUAN PELAKSANAAN PENGISIAN FORMULIR VERIFIKASI (INA-CBG S) PADA REKAM MEDIS RAWAT JALAN DI RSUP Dr. M. DJAMIL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Rekam medis merupakan berkas yang berisikan informasi tentang

BAB 1 PENDAHULUAN. Klasifikasi dan kodefikasi penyakit, Aspek hukum dan etika profesi, Manajemen rekam medis & informasi kesehatan, Menjaga mutu rekam

BAB I PENDAHULUAN. harus dipelihara kerena bermanfaaat bagi pasien, dokter dan rumah sakit. pengobatan dan perawatan kepada pasien.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berbagai tenaga profesi kesehatan lainnya diselenggarakan. Rumah Sakit menjadi

BAB I PENDAHULUAN. paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PERAWAT TERHADAP KETEPATAN WAKTU PENGEMBALIAN REKAM MEDIS RAWAT INAP DI RSD KOTA TIDORE KEPULAUAN

BAB I PENDAHULUAN. Sakit pasal 1 ayat 1 menyatakan rumah sakit adalah suatu institusi. pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. bagi setiap penduduk, agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. miskin (Pasal 28H UUD 1945). Kesadaran tentang pentingnya. jaminan perlindungan sosial terus berkembang hingga perubahan

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. No.269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medis bab III pasal 5 yang

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan institusi yang memiliki fungsi utama memberikan

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan masalah kesehatan benar-benar merupakan kebutuhan. penting. Oleh karena itu, organisasi pelayanan kesehatan diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam KEPMENKES RI No. 377/MENKES/SK/ III/2007 tentang. Standar Profesi Perekam Medis dan Informasi Kesehatan disebutkan bahwa

FAKTOR PENYEBAB KETIDAKLENGKAPAN DOKUMEN REKAM MEDIS PASIEN RAWAT INAP DALAM BATAS WAKTU PELENGKAPAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI SURAKARTA

TINJAUAN ANALISIS KUANTITATIF TERHADAP PENGISIAN BERKAS REKAM MEDIS DI RUANGAN BEDAH INSTALASI RAWAT INAP RSUD TOTO KABILA TRIWULAN I TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. ketepatgunaan perawatan pasien di rumah sakit. tingkat dasar pada tanggal 12 juli 2014 dan sudah dilakukan kunjungan

GAMBARAN PENGEMBALIAN DOKUMEN REKAM MEDIS RAWAT INAP RUANG VII TRIWULAN IV TAHUN 2013 DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TASIKMALAYA

BAB I PENDAHULUAN. medis. Sistem pelayanan rekam medis adalah suatu sistem yang. pengendalian terhadap pengisian dokumen rekam medis.

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan. dalam mendukung penyelenggaraan upaya kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. Sarana pelayanan kesehatan menurut Peraturan Menteri Kesehatan

PELAYANAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL

PELAKSANAAN KLAIM JAMSOSTEK PASIEN RAWAT INAP DI RSUD DR. MOEWARDI

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 269/MENKES/PER/III/2008 tentang

BAB 1 : PENDAHULUAN. Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), sistem INA CBG s (Indonesia Case Base

BAB I PENDAHULUAN. Sarana pelayanan kesehatan menurut Permenkes RI. No.269/Menkes/Per/III/2008 adalah tempat penyelenggaraan upaya

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan tempat tidur pasien, pelayanan medis dan perawatan. lanjutan untuk diagnosis dan perawatan oleh tenaga medis yang

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan. fasilitas kesehatan padat teknologi dan padat pakar.

PENGARUH SIKAP PETUGAS REKAM MEDIS TERHADAP KELENGKAPAN PENGISIAN FORMULIR PEMERIKSAAN PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM HERNA MEDAN TAHUN 2015

TINJAUAN PELAKSANAAN PENYIMPANAN DAN PENJAJARAN DOKUMEN REKAM MEDIS DI RUANG FILING RSUD dr. MOEWARDI ABSTRAK

EVALUASI PROSEDUR PELEPASAN INFORMASI MEDIS DALAM MENJAMIN ASPEK HUKUM KERAHASIAAN REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT ONKOLOGI SURABAYA

BAB V KESIMPULAN. 1. Gambaran Pelaksanaan Kegiatan Penerimaan Pasien dan Koding. a. Penerimaan Pasien BPJS Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Djoyosoegito dalam Hatta (2010), rumah sakit merupakan satu

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan. merupakan bagian dari sumber daya kesehatan yang sangat diperlukan

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 2, Juni 2017 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. pencegahan serta peningkatan kesehatan. tingginya kesadaran hukum masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. 269/Menkes/Per/III/2008 adalah tempat penyelenggaraan upaya pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan adalah dengan memantapkan penjaminan kesehatan melalui. jaminan kesehatan. Permenkes No. 71 tahun 2013 tentang Pelayanan

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagaimana dinyatakan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan rumah. Rumah sakit juga merupakan pusat untuk latihan

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 2, Juni 2017 ISSN

TINJUAN PENGETAHUAN PERAWAT RAWAT INAP DALAM PENGISIAN FORMULIR RM.15 (RESUME KEPERAWATAN PASIEN KELUAR) DI RSUD TUGUREJO SEMARANGTAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Dep Kes RI (2008), rumah sakit adalah sarana kesehatan

BAB I : PENDAHULUAN. setiap dokter atau dokter gigi dalam menjalankan praktek kedokteran wajib membuat

KARAKTERISTIK PASIEN PULANG ATAS PERMINTAAN SENDIRI DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH KARANGANYAR PERIODE TAHUN 2010

JURNAL PERMATA INDONESIA Halaman Volume 8, Nomor 2, November 2017 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. kepada pasien termasuk kualitas pendokumentasian rekam medis. memelihara rekam medis pasiennya. Menurut Hatta (2012), rekam medis

Jurusan Rekam Medis dan Informasi Kesehatan, STIKES Bakti Nusantara, Gorontalo,

KARAKTERISTIK PASIEN RUJUKAN MASUK RAWAT INAP PADA TAHUN 2010 DAN 2011 DI RSUD SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. Medis, pengertian sarana pelayanan kesehatan adalah tempat. untuk praktik kedokteran atau kedokteran gigi. Rumah sakit merupakan

BAB I PENDAHULUAN. harus direkam dan didokumentasikan ke dalam bentuk catatan medis. yang disebut rekam medis atau rekam kesehatan.

Lampiran I. Panduan Wawancara. NO Uraian Jawaban /Penjelasan

ANALISIS PERILAKU DOKTER DALAM MENGISI KELENGKAPAN DATA REKAM MEDIS LEMBAR RESUME RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UNGARAN TAHUN 2005

KONSISTENSI PENGGUNAAN ISTILAH GASTROENTERITIS PADA KOTA TASIKMALAYA

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan. Pada dasarnya kesehatan merupakan suatu hal yang sangat

pendidikan dan penelitian yang erat hubungannya dengan kehidupan menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

Rini Damayanti, Sri Sugiarsi,Riyoko APIKES Mitra Husada Karanganyar ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

BAB I PENDAHULUAN. adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten atau kota yang

BAB I PENDAHULUAN. rumah sakit tersebut, maka terkena kewajiban menyelenggarakan. pelayanan rekam medis sesuai dengan PERMENKES RI No.

AKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETIDAKLENGKAPAN RESUME MEDIS PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT GRIYA WALUYA PONOROGO Ayu anggraini (NIM : )

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. kesehatan (dokter, perawat, terapis, dan lain-lain) dan dilakukan sebagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kedokteran dan kedokteran gigi. Salah satu fasilitas pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang terus mengalami perkembangan adalah rumah sakit.rumah sakit

BAB I PENDAHULUAN. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara komprehensif yang

STUDI DESKRIPTIF KELENGKAPAN DOKUMEN REKAM MEDIS RAWAT INAP PADA KASUS BEDAH ORTHOPEDY DI RSUD KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. paripurna yang menyediakan pelayanan rawat jalan, rawat inap dan. rawat darurat. Rustiyanto (2010), mengatakan bahwa pelayanan

ijmsbm.org IJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 4 No

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kesehatan adalah sesuai dengan standar pelayanan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mencapai sebuah pelayanan yang baik bagi pasien. 1. standar profesi rekam medis dan informasi kesehatan. Standar profesi rekam

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. 1. pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.

Analisis Kelengkapan Pengisian Resume Medis Rawat Inap Periode April di Rumah Sakit Bhayangkara Banjarmasin Tahun 2011

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN DENGAN KEPUASAN PASIEN PESERTA BPJS DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

REVIEW REKAM MEDIS UNTUK PENINGKATAN MUTU INFORMASI KESEHATAN. Sugiharto

BAB I PENDAHULUAN. yang bermutu dan memperoleh penghasilan yang cukup untuk dapat

Angka Random. No. Rekam Medis. No. Data

PERAN PENTING PENULISAN DIAGNOSIS UTAMA DAN KETEPATAN KODE ICD-10 SEBAGAI DATA BASE SURVEILANS MORBIDITAS STUDI KASUS DI RS KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. di dunia untuk sepakat mencapai Universal Health Coverage (UHC) pada

A. LATAR BELAKANG MASALAH

ANALISIS KELENGKAPAN PENGISIAN DAN PENGEMBALIAN REKAM MEDIS RAWAT INAP RUMAH SAKIT

BAB I PENDAHULUAN. sakit adalah data atau informasi dari rekam medik yang baik dan lengkap. Indikator

KEAKURATAN KODE DIAGNOSIS HEPATITIS BERDASARKAN KUNING PEKANBARU

Transkripsi:

TINJAUANs PENYEBAB KETIDAKLENGKAPAN BERKAS REKAM MEDIS PADA KASUS UNCLAIMED BPJS RAWAT JALAN DI RSU MUHAMMADIYAH PONOROGO Fitri Rofi atul Habibah (STIKes Buana Husada, Ponorogo; e-mail: rofikfitri29@gmail.com) Ani Rosita (STIKes Buana Husada, Ponorogo) Rumpiati (STIKes Buana Husada, Ponorogo) ABSTRAK Pengisian dokumen rekam medis terlaksana baik jika didukung oleh kelengkapan dokumen rekam medis Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Ponorogo, terdapat 10% dari data 2.219 berkas unclaimed pada dokumen rekam medis pasien rawat jalan di Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Ponorogo pada pengisian formulir berkas resume medis. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui penyebab ketidaklengkapan data dokumen rekam medis pada kasus unclaimed BPJS rawat jalan di Rumah Sakit Umum Muhamadiyah Ponorogo. Jenis penelitian adalah deskriptif, kumpulam data menggunakan observasi dan wawancara. Sampel sebesar 88 dokumen rekam medis pasien BPJS rawat jalan. Teknik pengambilan sampel yang digunakan sample random sampling. Hasil penelitian Ketidaklengkapan dokumen rekam medis di Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Ponorogo sebesar 16 tidak lengkap dari 88 sampel dokumen rekam medis pasien BPJS Kesehatan. Disebabkan oleh tidak adanya diagnosa ditulis oleh dokter pada lembar resume medis. Kata kunci: Ketidaklengkapan berkas, Rekam medis, Unclaimed BPJS PENDAHULUAN Upaya kesehatan merupakan setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang tujuannya untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat, kemudian tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan, disebut sarana kesehatan. Sarana kesehatan berfungsi melakukan upaya kesehatan dasar, kesehatan rujukan dan upaya kesehatan penunjang. Penyelenggaraan upaya kesehatan memperhatikan fungsi sosial, nilai, norma, sosial budaya, moral, etika profesi. Dalam menjalankan upaya kesehatan rumah sakit memerlukan unit penunjang, yaitu salah satunyaunit rekam medis. Tentang rekam medis pasal 2 ayat (1) ditegaskan bahwa rekam medis harus dibuat secara tertulis, lengkap, dan jelas atau secara elektronik. Untuk menghasilkan rekam medis yang baik, benar, akurat dan lengkap serta dapat dipertanggungjawabkan sangat dipengaruhi oleh kerjasam yang baik antara dokter-dokter spesialis, dokter umum, dokter gigi, perawat,bidan, ahli radiologi dan tenaga kesehatan lainnya. Mutu rekam medis akan menggambarkan mutu pelayanan kesehatan yang diselenggarakan. Syarat rekam medis yang bermutu adalah lengkap, akurat, tepat waktu dan memenuhi pesyaratan aspek hukum. Tentang standart pelayanan minimal rumah sakit, kelengkapan pengisian rekam medis adalah rekam medis yang telah diisi lengkap oleh dokter dalam waktu 24 jam setelah selesai pelayanan rawat jalan atau setelah pasien rawat inap diputuskan untuk pulang yang meliputi identitas pasien, anamnesis, rencana asuhan, pelaksanaan asuhan, tindak lanjut dan resume. Jadi bila ada dokumen rekam medis yang juga tidak memenuhi dokter atau dokter gigi atau tenaga kesehatan lain yang memberikan pelayanan terhadap pasien untuk melengkapinya. Pola pembayaran dengan INA-CBGs yang diselenggarakan BPJS di rumah sakit harus melalui tahap verifikasi berkas. Alur verifikasi dimulai dengan fasilitas kesehatan menyiapkan berkas klaim, kemudian verifikator BPJS kesehatan melakukan verifikasi administrasi kepersetaan, administrasi pelayanan, dan verifikasi pelayanan dengan menggunakan software verifikasi. Setelah itu BPJS kesehatan akan melakukan persetujuan klaim dan melakukan pembayaran untuk berkas yang memang layak, namun untuk berkas yang tidak layak harus dikembalikan ke rumah sakit untuk melalui tahap konfirmasi apakah berkas tersebut dapat diklaimkan atau tidak. Berdasarkan studi pendahuluan yang peneliti lakukan di Rumah Sakit Muhammadiyah Ponorogo, terdapat 10% dari data 2.219 berkas unclaimed pada pengisian dokumen rekam medis pasien rawat jalan di RSU Muhammadiyah Ponorogo pada pengisian formulir berkas resume medis yang tidak lengkap seperti, tanda tangan dokter, nama dokter, 301 GLOBAL HEALTH SCIENCE ----- http://jurnal.csdforum.com/index.php/ghs

diagnosa pasien. Terdapat berkas BPJS rawat jalan yang tidak dapat diklaim (unclaimed), faktorfaktor unclaimed adalah salah satunya dilihat dari segi dimensi Man (sumber daya manusia) yaitu kurangnya komunikasi yang efektif antara dokter atau petugas medis dengan koder dalam kelengkapan pengisian berkas resume medis sehingga hasil dari diagnosa di dalam resume medis tidak lengkap, dari segi dimensi Material yaitu tulisan dokter tidak terbaca jelas, penggunaan singkatan yang tidak lazim, kelengkapan pengisian berkas rekam medis, tidak jelas atau tidak lengkapnya diagnosis yan ditulis, dari segi dimensi Methode yaitu tidak melihat dan menganalisis informasi pada hasil pemeriksaan penunjang dan formulir formulir pendukung, Berdasarkan permasalahan diatas diperlukan dokter dan petugas medis yang bersangkutan dalam melengkapi lembar data rekam medis pada proses pengeklaiman agar tidak terjadi ketidaklengkapan berkas rekam medis pasien BPJS Kesehatan. METODE PENELITIAN Desain penelitian ini yaitu kualitatif. Kualitatif yaitu metode penelitian yang digunakan untuk meneliti kondisi objek alamiah. Dalam penelitian kulalitatif yaitu untuk instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan dengan trigulasi (gabungan), analisa data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna. Jenis penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan kumpulan informasi tentang status suatu gejala. Di penelitian ini ingin mengetahui penyebab tidak lengkapnya dokumen rekam medis pada kasus unclaimed BPJS rawat jalan di RSU Muhamadiyah Ponorogo. HASIL PENELITIAN Dalam penelitian ini peneliti melakukan wawancara terhadap kepala BPJS Kesehatan dengan identitas responden sebagai berikut. Jenis kelamin responden adalah perempuan dengan usia responden 47 tahun dan masa kerja selama 27 tahun dengan jabatan sebagai penanggung jawab koordinator BPJS Kesehatan di RSU Muhammadiyah Ponorogo. Berdasarkan Hasil Penelitian terhadap dokumen rekam medis pasien BPJS Kesehatan di RSU Muhammadiyah Ponorogo yang berjumlah 88 formulir resume medis pasien BPJS Kesehatan dengan menggunakan instrumen penelitian cheklist, observasi dan wawancara terhadap petugas BPJS Kesehatan dapat diuraikan sebagai berikut: Ketidaklengkapan Berkas Rekam Medis Rawat Jalan BPJS Kesehatan di RSU Muhammadiyah Ponorogo Tabel 1. Ketidaklengkapan berkas rekam medis pada kasus unclaimed BPJS Rawat Jalan di RSU Muhammadiyah Ponorogo pada tahun 2017 Berdasarkan Tabel 4.2 diketahui dari 88 formulir resume medis didapatkan bahwa formulir resume medis yang tidak lengkap yaitu 18% dari 16 formulir resume medis sedangkan untuk persentase yang lengkap yaitu 82% dari 72 formulir resume medis. Berdasakan hasil wawancara ketidaklengkapan berkas resume medis disebabkan oleh beban kerja dokter yang sangat tinggi sehingga dokter hanya memiliki waktu sedikit di rumah sakit serta tidak adanya diagnosa yang ditulis oleh dokter pada lembar resume medis. Kendala dalam proses pengeklaiman BPJS berdasarkan dimensi Man, Material, dimensi Methode dibagian BPJS Kesehatan Faktor Man No Kode Diagnosa Jumlah Persentase(%) 1 Tidak Lengkap 16 18% 2 Lengkap 72 82% Jumlah 88 100% Berdasarkan hasil pengamatan terhadap faktor Man (sumber daya manusia) di RSU Muhammadiyah Ponorogo diketahui yaitu kurangnya komunikasi yang efektif antara dokter atau 302 GLOBAL HEALTH SCIENCE ----- http://jurnal.csdforum.com/index.php/ghs

petugas medis dengan koder dalam kelengkapan pengisian berkas resume medis sehingga hasil dari diagnosa di dalam resume medis tidak lengkap. Faktor Material Berdasarkan hasil observasi petugas BPJS Kesehatan di RSU Muhammadiyah Ponorogo terdapat tulisan dokter tidak terbaca jelas, penggunaan singkatan yang tidak lazim, kelengkapan pengisian berkas rekam medis, tidak jelas atau tidak lengkapnya diagnosis yang ditulis, Faktor Methode Berdasarkan hasil pengamatan di RSU Muhammadiyah Ponorogo yaitu tidak melihat dan menganalisis informasi pada hasil pemeriksaan penunjang dan formulir formulir pendukung, PEMBAHASAN Ketidaklengkapan Berkas Rekam Medis rawat jalan BPJS Kesehatan di RSU Muhammadiyah Ponorogo Ketidaklengkapan berkas rekam medis rawat jalan BPJS Kesehatan di RSU Muhammadiyah Ponorogo disebabkan oleh diagnosa tidak ada dan tidak lengkap serta dokter penanggung jawab (DPJP) tidak diisi. Menurut Revitasari (2016) Kelengkapan pengisian dokumen rekam medis menjadi hal yang sangat penting karena jika ada isian yang tidak berisi akan berkurangnya informasi terkait pasien. Hal ini mengakibatkan kurang optimalnya pelayanan yang diberikan terhadap proses pengobatan dan penyembuhan. Kelengkapan dokumen rekam medis merupakan hal yang sangat penting karena berpengaruh terhadap proses pelayanannya suatu rumah sakit. Ketelitian petugas akan menghasilkan kelengkapan yang jelas dan lengkap jika diagnosa tidak jelas petugas langsung menanyakan ke dokter yang berwenang dalam memberikan diagnosa tersebut. Kendala dalam proses pengeklaiman BPJS berdasarkan dimensi Man, Material, dimensi Methode dibagian BPJS Kesehatan Faktor Man Berdasarkan hasil pengamatan terhadap faktor Man (Sumber Daya Manusia) di RSU Muhammadiyah Ponorogo diketahui kurangnya komunikasi yang efektif antara dokter atau petugas medis dengan koder dalam kelengkapan pengisian berkas resume medis sehingga hasil dari diagnosa di dalam resume medis tidak lengkap dan akan menimbulkan unclaim. Man atau manusia merupakan sumber daya atau faktor yang paling menentukan. Oleh karena itu dalam suatu unit atau manajement dapat terlaksana karena adanya orang-orang yang bekerja sama untuk mencapai tujuan yang sama. Man secara fisik dapat diartikan sebagai sumber daya manusia, contohnya dokter, dokter gigi, bidan, perawat, bila dilihat dari segi abstrak dapat berupa perilaku manusia (Aditama, 2007). Menurut Permenkes No. 269 tahun 2008 tentang rekam medis pasal 2 ayat (1) ditegaskan bahwa rekam medis harus dibuat secara tertulis, lengkap, dan jelas atau secara elektronik. Untuk menghasilkan rekam medis yang baik, benar, akurat dan lengkap serta dapat dipertanggungjawabkan sangat dipengaruhi oleh kerjasam yang baik antara dokter-dokter spesialis, dokter umum, dokter gigi, perawat,bidan, ahli radiologi dan tenaga kesehatan lainnya. Mutu rekam medis akan menggambarkan mutu pelayanan kesehatan yang diselenggarakan. Syarat rekam medis yang bermutu adalah lengkap, akurat, tepat waktu dan memenuhi pesyaratan aspek hukum. Menurut Kepmenkes RI No. 129 tahun 2008 tentang standart pelayanan minimal rumah sakit, kelengkapan pengisian rekam medis adalah rekam medis yang telah diisi lengkap oleh dokter dalam waktu 24 jam setelah selesai pelayanan rawat jalan atau setelah pasien rawat inap diputuskan untuk pulang yang meliputi identitas pasien, anamnesis, rencana asuhan, 303 GLOBAL HEALTH SCIENCE ----- http://jurnal.csdforum.com/index.php/ghs

pelaksanaan asuhan, tindak lanjut dan resume. Jadi bila ada dokumen rekam medis yang juga tidak memenuhi dokter atau dokter gigi atau tenaga kesehatan lain yang memberikan pelayanan terhadap pasien untuk melengkapinya. Sumber daya manusia (Man) di RSU Muhammadiyah Ponorogo lebih ditekankan pada pengisian formulir resume medis dengan harapan lengkapnya formulir resume medis dapat mempermudah dalam pelayanan pasien apabila pasien datang berobat kembali, semakin banyak rekam medis yang tidak lengkap dalam pengisian maka semakin rendah mutu dari rekam medis dan berpengaruh terhadapan pengeklaiman BPJS. Faktor Material Berdasarkan hasil pengamatan terkait dari segi faktor material petugas BPJS Kesehatan terdapat tulisan dokter tidak terbaca jelas sehingga mempersulit dalam pembacaan diagnosa pasien, penggunaan singkatan yang tidak lazim dengan bahasa singkatan yang tidak lazim bagi pengkoder dan hanya bisa terbaca oleh dokter yang bersangkutan dan menimbulkan salah persepsi dan akibatnya akan salah pemberian kode dan mengakibatkan unclaim bisa terjadi, kelengkapan pengisian berkas rekam medis salah satunya ketidaklengkapan pengisian berkas rekam medis pada form resume medis yang menyebabkan koder tidak dapat mengkode secara lengkap, tidak jelas atau tidak lengkapnya diagnosis yang ditulis. Material adalah jalan yang dipakai dalam pelaksanaan kerja suatu tugas dengan memberikan pertimbangan-pertimbangan kepada sasaran, fasilitas yang tersedia, penggunaan waktu dan kegiatan usaha. Perlu diingat meskipun metode yang digunakan sudah baik, apabila orang yang melaksanakan belum mengerti atau belum berpengalaman mungkin hasilnya juga tidak akan memuaskan ( Aditama, 2007). Penulisan yang tidak jelas dan tidak lengkap dari dokter dalam pengisian berkas rekam medis akan mempersulit pembacaan diagnosa pasien sehingga menimbulkan kesalahan dan salah persepsi dalam pemberian kode penyakit dan dalam penulisan lebih dicermati dan lebih jelas agar mempermudah pembacaan serta dimengerti apabila menggunakan singkatan dan tidak terjadi salah paham dan berujung pada unclaimed Faktor Methode Berdasarkan hasil pengamatan di RSU Muhammadiyah Ponorogo yaitu tidak melihat dan menganalisis informasi pada hasil pemeriksaan penunjang dan formulir formulir pendukung, Methode atau cara kerja adalah jalan yang dipakai dalam pelaksanaan kerja suatu tugas dengan memberikan pertimbangan-pertimbangan kepada sasaran, fasilitas yang tersedia, penggunaan waktu dan kegiatan usaha. Perlu diingat meskipun metode yang digunakan sudah baik, apabila orang yang melaksanakan belum mengerti atau belum berpengalaman mungkin hasilnya juga tidak akan memuaskan ( Aditama, 2007). Sesuai dengan teori yg sudah ada bahwa menurut Kepmenkes RI No. 129 tahun 2008 tentang standart pelayanan minimal rumah sakit, kelengkapan pengisian rekam medis adalah rekam medis yang telah diisi lengkap o leh dokter dalam waktu 24 jam setelah selesai pelayanan rawat jalan atau setelah pasien rawat inap diputuskan untuk pulang yang meliputi identitas pasien, anamnesis, rencana asuhan, pelaksanaan asuhan, tindak lanjut dan resume. Jadi bila ada dokumen rekam medis yang juga tidak memenuhi dokter atau dokter gigi atau tenaga kesehatan lain yang memberikan pelayanan terhadap pasien untuk melengkapinya. Ketidaklengkapan ini disebabkan oleh karena kurang telitinya petugas dalam proses penulisan diagnose yang tidak ada dan belum jelas serta dokter penanggung jawab atau DPJP belum ada. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa, data yang lengkap dapat menghasilkan data yang berkualitas, dokter juga harus memberikan diagnosa yang jelas dan lengkap apabila suatu diagnosa belum jelas maka segera dilaporkan kembali kepada dokter yang memberikan diagnosis pada pasien tersebut agar bisa menghasilkan data yang tepat. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Ketidaklengkapan berkas rekam medis pasien BPJS Rawat Jalan di RSU Muhammadiyah Ponorogo tidak lengkap 16 dengan persentase 18% dan lengkap berjumlah 72 dengan prosentase 82% dari jumlah sampel 88 berkas rekam medis pasien BPJS Kesehatan. 304 GLOBAL HEALTH SCIENCE ----- http://jurnal.csdforum.com/index.php/ghs

2. Faktor faktor kendala dalam proses pengeklaiman BPJS di RSU Muhammadiyah dari segi Man kurangnya komunikasi yang efektif antara dokter atau petugas medis dengan koder dalam kelengkapan pengisian berkas resume medis sehingga hasil dari diagnosa di dalam resume medis tidak lengkap dari segi material tulisan dokter tidak terbaca jelas, penggunaan singkatan yang tidak lazim, kelengkapan pengisian berkas rekam medis, tidak jelas atau tidak lengkapnya diagnosis yan ditulis, dari segi methode tidak melihat dan menganalisis informasi pada hasil pemeriksaan penunjang dan formulir formulir pendukung, petugas cenderung menggunakan hafalan atau buku bantu saat mengkode Saran Berdasarkan kesimpulan penelitian, maka peneliti merekomendasikan berupa saran-saran sebagai berikut : 1. RSU Muhammadiyah Ponorogo diharapkan dapat digunakan sebagai bahan penilaian (evaluasi) pelayanan kesehatan dan peningkatan kinerja petugas rekam medis. Selain itu dapat meningkatkan lagi mutu pelayanan rekam medis. 2. STIKes Buana Husada Ponorogo diharapkan dapat digunakan sebagai sumber bacaan bagi mahasiswa serta menambah sarana dan prasarana sebagai referensi di perpustakaan. 3. Peneliti diharapkan dapat menambah wawasan, pengetahuan, ketrampilan dalam menyelenggarakan rekam medis di rumah sakit 4. Peneliti lainnya menggunakan sebagai bahan untuk penelitian lebih lnjut dan referensi untuk peneliti selanjutnya. DAFTAR PUSTAKA Alamsyah, Dedi. 2012. Manajement Pelayanan Kesehatn. Yogyakarta: Nuha Medika Azwar, Azwar. 2010. Pelayanan Rawat Jalan. Jakarta: Bina Rupa Aksara Departemen Kesehatan RI. 2006. Pedoman Penyelenggaraan dan Prosedur Rekam medis Rumah Sakit di Indonesia. Jakarta : Diroktorat Jendral Pelayan Medik Hatta,G.R.2008.Pedoman Manajemen Informasi Kesehatan di Sarana Pelayanan Kesehatan Revisi Buku Petunjuk Teknis Penyelenggaraan RekamMedis / Medical Record Rumah Sakit di Indonesia (1994,1997). UI Press. Jakarta. Herlambang, Susatyo. 2016. Manajement Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit. Yogyakarta. Gosyen Publishing. Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Keputusan Mentri Kesehatan RI Nomor 129 Tahun 2008 Tentang Standart Pelayanan Rumah Sakit. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 269/MENKES/III/2008 tentang Rekam medis. Septiani, R. 2016. Analisis Penyebab Unclaimed Berkas BPJS Rawat Inap Di RSUD DR. Soekardjo Tasikmalaya, Vol.4, No.2 Rustiyanto, Ery 2012 Etika Profesi & Hukum Kesehatan Dalam Manajemen Rekam Medis Dan Informasi Kesehatan. PI Press Yogyakarta. Graha Ilmu Rustiyanto, Ery. 2009. Etika Profesi Perekam Medis Dan Informasi Kesehatan. Yogyakarta: Graha Ilmu. Rustiyanto, Ery. 2011. Manajemen Filing Dokumen Rekam Medis Dan Informasi Kesehatan. Yogyakarta: Politeknik Kesehatan Permata Indonesia. Sugiyono, 2015. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sugiyono, 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta. Saryono. 2011. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jogjakarta : Mitra Cendikia Press. Undang-Undang Nomor 29 Th 2004 Tentang Praktik Kedokteran Undang-undang Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit 305 GLOBAL HEALTH SCIENCE ----- http://jurnal.csdforum.com/index.php/ghs