- 1 - BUPATI NGANJUK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI NGANJUK NOMOR 35 TAHUN 2018 TENTANG GERAKAN SADAR TERTIB ARSIP PEMERINTAH KABUPATEN NGANJUK

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG GERAKAN NASIONAL SADAR TERTIB ARSIP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALI KOTA BANDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALI KOTA BANDUNG,

2017, No d. kearsipan untuk mendukung tata kelola organisasi yang baik; bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huru

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN

PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BOGOR dan BUPATI BOGOR

2017, No Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 61, Ta

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 93 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PEMERINTAH DAERAH

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 72 TAHUN 2016 TENTANG TATA KEARSIPAN PEMERINTAH KABUPATEN CIAMIS

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG JADWAL RETENSI ARSIP DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN SOSIAL

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 40 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN TATA KEARSIPAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SITUBONDO

- 1 - PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA,

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN UNIT KEARSIPAN PADA LEMBAGA NEGARA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

BERITA DAERAH KABUPATEN TANGERANG TAHUN 2017 NOMOR 23 UN2014 NOMOR 26

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2011 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 58 TAHUN 2014 TENTANG TATA KEARSIPAN PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG

BUPATI TANGGAMUS PROVINSI LAMPUNG

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

2015, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 2. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektron

BERITA DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2011 NOMOR PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 7 TAHUN TENTANG

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN UNIT KEARSIPAN PADA LEMBAGA NEGARA

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN TATA KEARSIPAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2012 TENTANG

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 31 B 2010 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 31 B TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN KEARSIPAN DINAMIS BADAN NARKOTIKA NASIONAL

BUPATI BANYUMAS PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 28 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN KEARSIPAN

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG JADWAL RETENSI ARSIP DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN SOSIAL

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2016, No Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Kementerian sebagaimana telah tujuh kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden No

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 48 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG JADWAL RETENSI ARSIP KEPEGAWAIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SISTEM PENGARSIPAN DOKUMEN KEUANGAN NEGARA

BUPATI GARUT P E R A T U R A N B U P A T I G A R U T NOMOR 784 TAHUN 2011 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2014 NOMOR 22

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT

Barat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1968 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2851); 3. Undang-Undang Nomor 8

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG JADWAL RETENSI ARSIP KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN RETENSI ARSIP URUSAN KEARSIPAN

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 23 TAHUN 2016 TENTANG ARSIP DAERAH

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNN. Retensi. Arsip. Keuangan.

2016, No Kementerian sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2013 tentang Perubahan Ketujuh at

RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR... TAHUN... TENTANG KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA ' KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PROVINSI JAWA BARAT KABUPATEN TASIKMALAYA PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN KEARSIPAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 31A 2010 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 31 A TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN RETENSI ARSIP URUSAN PENGADAAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

NOMOR : 2 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BEKASI TAHUN 2014 BUPATI BEKASI PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BEKASI NOMOR : 2 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR : 54 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENYUSUTAN ARSIP DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN RETENSI ARSIP URUSAN KEAPARATURAN DAN PELAYANAN PUBLIK

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALANG NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN KEARSIPAN

PADANG PANJANG PROVINSI SUMATERA BARAT

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

2016, No. -2- Kementerian sebagaimana telah tujuh kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2013 tentang Perubahan Ketujuh atas Kep

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR : 27 TAHUN 2011 TENTANG TATA KEARSIPAN PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG BUPATI BADUNG,

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG JADWAL RETENSI ARSIP FASILITATIF NON KEUANGAN DAN NON KEPEGAWAIAN

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 22 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

GUBERNURNUSA TENGGARA BARAT

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENYUSUTAN ARSIP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENYUSUTAN ARSIP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2016, No terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2013 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 1873); 4. Peraturan Kepala A

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGAWASAN KEARSIPAN

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN RETENSI ARSIP SEKTOR KESEJAHTERAAN RAKYAT URUSAN PERPUSTAKAAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2016, No tentang Kearsipan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5286); 3

BUPATI BEKASI PERATURAN BUPATI BEKASI NOMOR 47 TAHUN 2015

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAWASLU, Arsip. Retendi. Jadwal

PENYELENGGARAAN KEARSIPAN 2013 PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN KEARSIPAN 47 HLM, LD Nomor 3 TAHUN 2013

2 menetapkan Peraturan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan tentang Jadwal Retensi Arsip Fasilitatif Bidang Keuangan di Kementerian

-2- MEMUTUSKAN : Menetapkan: PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM TENTANG PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS KOMISI PEMILIHAN UMUM. BAB I KETENTUAN UMUM

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Republik Indonesia Tahu

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2 menetapkan Peraturan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan tentang Jadwal Retensi Arsip Fasilitatif Kepegawaian Aparatur Sipil Neg

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 25 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 79 TAHUN 2011 TENTANG JADWAL RETENSI ARSIP PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

- 1 - BUPATI NGANJUK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI NGANJUK NOMOR 35 TAHUN 2018 TENTANG GERAKAN SADAR TERTIB ARSIP PEMERINTAH KABUPATEN NGANJUK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGANJUK, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mewujudkan penyelenggaraan kearsipan yang mampu mendukung program reformasi birokrasi, maka diperlukan peningkatan mutu penyelenggaraan kearsipan Pemerintah Kabupaten Nganjuk ; b. bahwa dalam rangka membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, terpercaya, akuntabel dan transparan pada Pemerintah Kabupaten Nganjuk, perlu membentuk suatu gerakan sadar tertib arsip pada setiap perangkat daerah dilingkungan Pemerintah kabupaten Nganjuk ; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b diatas sesuai dengan ketentuan Peraturan Kepala Arsip Nasional Nomor 7 Tahun 2017 tentang Gerakan Nasional Sadar Tertib Arsip, maka perlu mengatur Gerakan Sadar Tertib Arsip Pemerintah Kabupaten Nganjuk dengan Peraturan Bupati. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 152, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5071); 2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);

- 2-3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2015 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5286) 5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015 tentang Pembentukan Produk Hukum ; 6. Peraturan Bupati Nganjuk Nomor 04 Tahun 2011 tentang Tata Kearsipan dilingkungan Pemerintah Kabupaten Nganjuk ; 7. Peraturan Kepala Arsip Nasional Nomor 7 Tahun 2017 tentang Gerakan Nasional Sadar Tertib Arsip 8. Peraturan Kabupaten Nganjuk Nomor 08 Tahun 2018 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat ; 9. Peraturan Bupati Nganjuk Nomor 04 Tahun 2011 tentang Tata Kearsipan Pemerintah Kabupaten Nganjuk; 10. Peraturan Bupati Nganjuk Nomor 41 Tahun 2016 tentang Uraian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Kearsipan dan Perpustaakaan Kabupaten Nganjuk; MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG GERAKAN SADAR TERTIB ARSIP PEMERINTAH KABUPATEN NGANJUK.. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan: 1. adalah Kabupaten Nganjuk. 2. Pemerintah adalah Pemerintah Kabupaten Nganjuk 3. Bupati adalah Bupati Nganjuk. 4. Gerakan Sadar Tertib Arsip yang selanjutnya disingkat GSTA adalah upaya untuk peningkatan kesadaran penyelenggara pemerintahan daerah dalam mewujudkan tujuan penyelenggaraan kearsipan melalui aspek kebijakan, organisasi, sumber daya kearsipan, prasarana dan sarana, pengelolaan arsip serta pendanaan kearsipan.

- 3-5. Arsip adalah rekaman kegiatan atau peristiwa dalam berbagai bentuk dan media sesuai dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang dibuat dan diterima oleh lembaga negara, penyelenggara pemerintahan daerah, lembaga pendidikan, perusahaan, organisasi politik, organisasi kemasyarakatan, dan perseorangan dalam pelaksanaan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. 6. Arsip Dinamis adalah arsip yang digunakan secara langsung dalam kegiatan pencipta arsip dan disimpan selama jangka waktu tertentu. 7. Arsip Vital adalah arsip yang keberadaannya merupakan persyaratan dasar bagi kelangsungan operasional pencipta arsip, tidak dapat diperbarui, dan tidak tergantikan apabila rusak atau hilang. 8. Arsip Aktif adalah arsip yang frekuensi penggunaannya tinggi dan/atau terus menerus. 9. Arsip Inaktif adalah arsip yang frekuensi penggunaannya telah menurun. 10. Arsip Terjaga adalah arsip negara yang berkaitan dengan keberadaan dan kelangsungan hidup bangsa dan negara yang harus dijaga keutuhan, keamanan, dan keselamatannya. 11. Arsiparis adalah seseorang yang memiliki kompetensi di bidang kearsipan yang diperoleh melalui pendidikan formal dan/atau pendidikan dan pelatihan kearsipan serta mempunyai fungsi, tugas, dan tanggung jawab melaksanakan kegiatan kearsipan. 12. Pengelola Arsip adalah pegawai negeri sipil yang melaksanakan kegiatan pengelolaan arsip dan memiliki kompetensi teknis di bidang pengelolaan arsip. 13. Jadwal Retensi Arsip yang selanjutnya disingkat JRA adalah daftar yang berisi sekurang-kurangnya jangka waktu penyimpanan atau retensi, jenis arsip, dan keterangan yang berisi rekomendasi tentang penetapan suatu jenis arsip dimusnahkan, dinilai kembali, atau dipermanenkan yang dipergunakan sebagai pedoman penyusutan dan penyelamatan arsip. 14. Unit Kearsipan adalah unit kerja pada pencipta arsip yang mempunyai fungsi dalam penyelenggaraan kearsipan.

- 4 - Pasal 2 GSTA merupakan acuan bagi perangkat daerah dan penyelenggara pemerintahan daerah dalam melaksanakan program tertib arsip. Program dan Rencana Aksi Gerakan Sadar Tertib Arsip sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan Bupati ini. Pasal 3 Tujuan dari GSTA antara lain mendorong perangkat daerah dan penyelenggara pemerintahan daerah untuk mewujudkan tertib: a. penyusun dan pelaksana kebijakan kearsipan secara berkesinambungan; b. pembentukan organisasi kearsipan yang mampu menjalankan tugas dan fungsi secara efisien dan efektif; c. pengelolaan sumber daya manusia kearsipan secara optimal; d. pengelolaan prasarana dan sarana kearsipan sesuai dengan standar kearsipan; e. pelaksanaan pengelolaan arsip secara komprehensif dan terpadu; dan f. penyediaan dan penggunaan dana kearsipan secara efektif dan efisien. Strategi utama GSTA meliputi: Pasal 4 a. menjadikan tertib arsip sebagai program prioritas pada perangkat daerah dan penyelenggara pemerintahan daerah sebagai arus utama dalam penyelenggaraan pemerintahan; b. peningkatan kapasitas dan kompetensi sumber daya kearsipan pada perangkat daerah dan penyelenggara pemerintahan daerah; dan c. peningkatan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan, penyelamatan, penggunaan arsip, penyediaan sumber daya pendukung, serta penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan kearsipan, pengawasan, serta sosialisasi kearsipan pada lembaga negara dan penyelenggara pemerintahan daerah yang mendukung perilaku sadar tertib arsip. BAB II SASARAN GSTA Pasal 5 Sasaran GSTA meliputi tertib kebijakan kearsipan, tertib organisasi kearsipan, tertib sumber daya manusia kearsipan, tertib prasarana dan sarana, tertib pengelolaan arsip dan tertib pendanaan kearsipan pada perangkat daerah dan penyelenggara pemerintahan daerah.

- 5 - Bagian Kesatu Tertib Kebijakan Pasal 6 (1) Tertib kebijakan kearsipan meliputi kewajiban penetapan kebijakan pengelolaan arsip dinamis oleh perangkat daerah dan penyelenggara pemerintahan daerah. (2) Penetapan kebijakan pengelolaan arsip dinamis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. tata naskah dinas; b. klasifikasi arsip; c. sistem klasifikasi keamanan dan akses arsip; dan d. jadwal retensi arsip. (3) Selain kebijakan pengelolaan arsip dinamis sebagaimana dimaksud pada ayat (2), pimpinan perangkat daerah dan penyelenggara pemerintahan daerah harus menetapkan program arsip vital berdasarkan pedoman yang ditetapkan oleh Bupati. (4) Kebijakan pengelolaan arsip dinamis sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disusun dan ditetapkan oleh Pimpinan Perangkat dan penyelenggara pemerintahan daerah dalam peraturan perundangundangan. Pasal 7 Dalam rangka penetapan kebijakan pengelolaan arsip dinamis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6, Bupati Nganjuk melaksanakan program bimbingan, supervisi, fasilitasi, dan konsultasi percepatan penyusunan dan penyempurnaan kebijakan pengelolaan arsip dinamis pada perangkat daerah dan penyelenggara pemerintahan daerah. Bagian Kedua Tertib Organisasi Kearsipan Pasal 8 (1) Tertib organisasi kearsipan meliputi ketersediaan unit kearsipan dan sentral arsip aktif (central file) pada perangkat daerah dan penyelenggara pemerintahan daerah. (2) Unit kearsipan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib dibentuk pada setiap perangkat daerah dan penyelenggara pemerintahan daerah. (3) Sentral arsip aktif (central file) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit dibentuk pada: a. setiap unit kerja setingkat eselon II pada perangkat daerah; dan b. setiap unit kerja setingkat eselon III pada setiap perangkat daerah.

- 6 - (4) Pembentukan sentral arsip aktif (central file) sebagaimana dimaksud pada ayat (3) memperhatikan faktor lokasi unit kerja, beban kerja dan percepatan pelayanan publik. Pasal 9 Unit kearsipan pada perangkat daerah dan penyelenggara daerah dibentuk secara berjenjang yang terdiri atas: a. unit kearsipan I berada pada struktur organisasi lembaga kearsipan daerah; dan b. unit kearsipan II berada pada struktur organisasi sekretariat tiap perangkat daerah. Bagian Ketiga Tertib Sumber Daya Manusia Pasal 10 (1) Tertib sumber daya manusia kearsipan meliputi: a. ketersediaan Arsiparis setiap eselon II paling sedikit 1 (satu) pada tiap perangkat daerah; dan b. ketersediaan Arsiparis setiap eselon III paling sedikit 1 satu) pada tiap perangkat daerah dan penyelenggara daerah. (2) Dalam hal belum terdapat Arsiparis, kegiatan kearsipan pada perangkat daerah dapat dilaksanakan oleh pengelola arsip sampai dengan tersedianya Arsiparis. (3) Pengalokasian jumlah Arsiparis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berdasarkan analisis beban kerja pada setiap unit kerja. Pasal 11 Dalam rangka optimalisasi GSTA, perangkat daerah dan penyelenggara pemerintahan daerah mengangkat Arsiparis sesuai dengan analisis beban kerja dan memenuhi persyaratan serta prosedur yang ditetapkan oleh Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara. Pasal 12 (1) Dalam rangka peningkatan kualitas Arsiparis Perangkat daerah atau penyelenggara pemerintahan daerah wajib menyelenggarakan bimbingan teknis tertib arsip. (2) Bimbingan teknis tertib arsip sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berdasarkan pedoman yang ditetapkan Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia.

- 7 - Bagian Keempat Tertib Prasarana dan Sarana Pasal 13 Tertib prasarana dan sarana merupakan langkah efisiensi dan efektivitas dalam penyediaan, penggunaan dan pemeliharaan prasarana dan sarana kearsipan sesuai dengan volume arsip dan kegunaannya. Pasal 14 Tertib prasarana dan sarana meliputi penyediaan ruangan, peralatan dan gedung. Pasal 15 Penyediaan prasarana dan sarana bagi pengelolaan arsip aktif terdiri dari: a. ruangan sentral arsip aktif (central file) terdapat di setiap unit kerja eselon II/eselon III sesuai dengan beban volume arsip yang dikelola; dan b. filing cabinet, folder, guide, map gantung, out indicator, buku peminjaman arsip, computer dan aplikasi pengelolaan arsip. Pasal 16 Penyediaan prasarana dan sarana bagi pengelolaan arsip inaktif terdiri dari: a. penyediaan gedung sentral arsip inaktif (record center) untuk setiap perangkat daerah; dan b. rak arsip/roll o pack, boks arsip, folder, out indicator, buku peminjaman arsip,computer dan aplikasi pengelolaan arsip inaktif. Bagian Kelima Tertib Pengelolaan Arsip Pasal 17 Tertib pengelolaan arsip di perangkat daerah dan penyelenggara pemerintahan daerah meliputi: a. pembuatan daftar arsip dinamis; b. pelaporan dan penyerahan salinan autentik arsip terjaga; c. pelaksanaan penyusutan arsip sesuai dengan prosedur; dan d. menjadi simpul Jaringan Informasi Kearsipan.

- 8 - Paragraf 1 Pembuatan Daftar Arsip Dinamis Pasal 18 Pembuatan daftar arsip dinamis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 huruf a berdasarkan 2 (dua) kategori yang terdiri dari arsip umum dan arsip terjaga. Pasal 19 (1) Daftar arsip umum terdiri dari daftar arsip aktif dan daftar arsip inaktif. (2) Daftar arsip aktif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun oleh unit kerja pada setiap perangkat daerah. (3) Daftar arsip inaktif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun oleh unit kearsipan pada perangkat daerah. Pasal 20 (1) Daftar arsip aktif terdiri atas daftar berkas dan daftar isi berkas. (2) Daftar berkas paling sedikit memuat: a. unit pengolah; b. nomor berkas; c. kode klasifikasi; d. uraian informasi berkas; e. kurun waktu; f. jumlah; dan g. keterangan. (3) Daftar isi berkas paling sedikit memuat: a. nomor berkas; b. nomor item arsip; c. kode klasifikasi; d. uraian informasi arsip; e. tanggal; f. jumlah; dan g. keterangan. (4) Unit kerja menyampaikan daftar arsip aktif kepada unit kearsipan paling lama 6 (enam) bulan setelah pelaksanaan kegiatan.

- 9 - Pasal 21 Daftar arsip inaktif paling sedikit memuat: a. pencipta arsip; b. unit pengolah; c. nomor arsip; d. kode klasifikasi; e. uraian informasi arsip; f. kurun waktu; g. jumlah; dan h. keterangan. Paragraf 2 Pelaporan dan Penyerahan Salinan Autentik Arsip Terjaga Pasal 22 (1) Pelaporkan arsip yang termasuk dalam kategori arsip terjaga kepada Kepala Lembaga Kearsipan Kabupaten dilaksanakan oleh pimpinan Perangkat daerah dan penyelenggara pemerintahan daerah paling lama 1 (satu) tahun setelah pelaksanaan kegiatan. (2) Pimpinan Perangkat daerah dan penyelenggara pemerintahan daerah wajib menyerahkan salinan autentik dari naskah asli arsip terjaga kepada Lembaga Kearsipan Kabupaten paling lama 1 (satu) tahun setelah dilakukan pelaporan. Paragraf 3 Pelaksanaan Penyusutan Arsip Sesuai Prosedur Pasal 23 (1) Pelaksanaan penyusutan arsip meliputi kegiatan: a. pemindahan arsip inaktif; b. pemusnahan arsip; dan c. penyerahan arsip statis. (2) Pelaksanaan penyusutan arsip sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh perangkat daerah dan penyelenggara pemerintahan daerah secara berkala berdasarkan Jadwal Retensi Arsip. Pasal 24 (1) Pemindahan arsip inaktif pada perangkat daerah dilakukan dari unit kerja ke unit kearsipan. (2) Pemindahan arsip inaktif pada perangkat daerah dan penyelenggara pemerintahan daerah terdiri dari:

- 10 - a. arsip inaktif yang memiliki retensi di bawah 10 (sepuluh) tahun dilakukan dari unit kerja ke unit kearsipan di lingkungan perangkat daerah; dan b. arsip inaktif yang memiliki retensi paling sedikit 10 (sepuluh) tahun dilakukan dari lingkungan perangkat daerah ke lembaga kearsipan daerah. Pasal 25 (1) Perangkat dan penyelenggara pemerintahan daerah melaksanakan pemusnahan arsip terhadap arsip yang: a. tidak memiliki nilai guna; b. telah habis retensinya dan berketerangan dimusnahkan berdasarkan Jadwal Retensi Arsip; c. tidak ada peraturan perundang-undangan yang melarang; dan d. tidak berkaitan dengan penyelesaian proses suatu perkara. (2) Pemusnahan arsip sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan sesuai dengan prosedur pemusnahan arsip yang ditetapkan oleh Bupati. Pasal 26 (1) Perangkat dan penyelenggara pemerintahan daerah wajib melaksanakan penyerahan arsip statis kepada lembaga kearsipan Pemerintah Kabupaten Nganjuk. (2) Penyerahan arsip statis sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan terhadap arsip yang: a. memiliki nilai guna kesejarahan; b. telah habis retensinya; dan c. berketerangan dipermanenkan sesuai dengan Jadwal Retensi Arsip. Pasal 27 Ketentuan mengenai penyerahan arsip sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 dilakukan berdasarkan pedoman yang ditetapkan oleh Bupati.

- 11 - Paragraf 4 Menjadi Simpul Jaringan Informasi Kearsipan Pasal 28 (1) Unit kearsipan pada perangkat daerah wajib menjadi simpul Jaringan Informasi Kearsipan. (2) Jaringan Informasi Kearsipan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diselenggarakan oleh Lembaga Kearsipan Kabupaten sebagai pusat jaringan. Pasal 29 Persyaratan, tanggung jawab, tugas, dan tata cara menjadi simpul jaringan berdasarkan pedoman yang ditetapkan oleh Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia. Bagian Keenam Tertib Pendanaan Pasal 30 Tertib pendanaan meliputi program pengalokasian anggaran dalam menunjang perwujudan tertib kebijakan kearsipan, tertib organisasi kearsipan, tertib sumber daya manusia kearsipan, tertib prasarana dan sarana dan tertib pengelolaan arsip berdasarkan prioritas tahunan pada perangkat daerah dan penyelenggara pemerintahan daerah. BAB III TAHAPAN DAN PELAKSANAAN Pasal 31 (1) GSTA dilaksanakan melalui tahapan sebagai berikut: a. persiapan; b. pelaksanaan; dan c. evaluasi. (2) Tahapan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh Gugus Tugas GSTA. Pasal 32 (1) Dalam pelaksanaan GSTA, Gugus Tugas menyusun program dan rencana aksi GSTA. (2) Program dan rencana aksi GSTA sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan ini.

- 12 - BAB IV GUGUS TUGAS GSTA Bagian Kesatu Pembentukan, Kedudukan, dan Tugas Pasal 33 (1) Dalam rangka pelaksanaan GSTA dibentuk Gugus Tugas. (2) Gugus Tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati. Pasal 34 Gugus Tugas mempunyai tugas antara lain: a. mengkoordinasikan dan menyinkronkan penyusunan rencana dan program kerja GSTA pada perangkat daerah dan penyelenggara pemerintahan daerah; b. mengkoordinasikan penyusunan program prioritas dalam rangka pelaksanaan GSTA; c. mengkoordinasikan mobilisasi sumber dana, sarana dan daya dalam rangka pelaksanaan GSTA; d. mengkoordinasikan penyelenggaraan konsultasi dan bimbingan teknis dalam rangka pelaksanaan GSTA; dan e. melaksanakan supervisi, pelaporan dan evaluasi pelaksanaan GSTA. Bagian Kedua Susunan Keanggotaan Pasal 35 (1) Susunan keanggotaan Gugus Tugas terdiri dari Tim. (2) Tim sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibentuk oleh Bupati. Pasal 36 (1) Susunan Anggota Tim terdiri atas: a. ketua dijabat oleh Bupati ; b. wakil ketua dijabat oleh Sekretaris ; c. anggota dijabat oleh: 1. Kepala Lembaga Kearsipan ; 2. Pejabat Struktural Bidang Kearsipan; 3. Arsiparis; dan 4. pejabat yang ditunjuk oleh ketua. (2) Anggota Tim sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diangkat dan diberhentikan oleh Ketua Tim.

- 13 - Bagian Ketiga Supervisi dan Pelaporan Pasal 37 Gugus Tugas melakukan supervisi dan pelaporan pelaksanaan GSTA secara berkala. Paragraf 1 Supervisi Pasal 38 (1) Tim melaksanakan supervisi pada perangkat daerah sesuai dengan wilayah kewenangannya. (2) Supervisi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat dilaksanakan paling sedikit 3 (tiga) bulan sekali. (3) Tim memberikan rekomendasi perbaikan kepada perangkat daerah berdasarkan hasil supervisi. Paragraf 2 Pelaporan Pasal 39 Bupati selaku Ketua Gugus melaporkan pelaksanaan GSTA kepada Kepala ANRI dengan tembusan kepada Menteri Dalam Negeri secara berkala paling sedikit 1 (satu) kali dalam setahun atau sewaktu- waktu apabila diperlukan. BAB V PENDANAAN Pasal 40 Pendanaan bagi pelaksanaan GSTA bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, Anggaran Pendapatan dan Belanja, dan sumber lain yang sahdan tidak mengikat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. BAB VI SANKSI Pasal 41 (1) Pejabat pada perangkat daerah yang tidak mendukung penyelenggaraan GSTA akan dikenai sanksi administratif. (2) Dalam hal Pejabat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak melaksanakan perbaikan sesuai dengan rekomendasi Gugus Tugas dalam 3 (tiga) bulan dikenai sanksi administratif.

- 14 - BAB VII KETENTUAN PENUTUP Pasal 42 Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Kabupaten Nganjuk Ditetapkan di Nganjuk pada tanggal 16 Juli 2018 Pj. BUPATI NGANJUK ttd S U D J O N O Diundangkan di Nganjuk Pada tanggal 16 Juli 2018 SEKRETARIS DAERAH ttd Ir. AGOES SOEBAGIJO Pembina Utama Muda NIP. 19600812 199103 1 013 BERITA DAERAH KABUPATEN NGANJUK TAHUN 2018 NOMOR 35 Salinan sesuai dengan aslinya KEPALA BAGIAN HUKUM ttd ELLY HERNATIAS, SH, MM Pembina Tingkat I NIP.19661107 199403 1 005

- 15 - LAMPIRAN PERATURAN BUPATI NGANJUK NOMOR 35 TAHUN 2018 TENTANG GERAKAN SADAR TERTIB ARSIP PEMERINTAH KABUPATEN NGANJUK PROGRAM DAN RENCANA AKSI GERAKAN SADAR TERTIB ARSIP PEMERINTAH KABUPATEN NGANJUK NO PROGRAM PELAKSANA PERSIAPAN 1. Penyusunan Peraturan Bupati tentang Gerakan Sadar Tertib Arsip Pemerintah Kabupaten Nganjuk. 2. Penandatanganan komitmen pencanagan Gerakan Sadar Tertib Arsip Pemerintah Kabupaten Nganjuk 3. Pembentukan Tim Gerakan Sadar Tertib Arsip Pemerintah Kabupaten Nganjuk PELAKSANAAN Workshop bimbingan, fasilitasi, dan konsultasi 4. percepatan penyusunan dan penyempurnaan kebijakan pengelolaan arsip dinamis. Penyusunan program kebijakan Gerakan Sadar Tertib 5. Arsip meliputi Tertib Kebijakan, Tertib SDM Kearsipan, Tertib Sarana dan Prasarana, Tertib Pengelolaan Kearsipan, dan Tertib Pendanaan. 6. Program perwujudan tertib Kebijakan Kearsipan meliputi : a. tata naskah dinas; b. klasifikasi arsip; c. sistem klasifikasi keamanan dan akses arsip; dan d. jadwal retensi arsip. 7. Program perwujudan tertib SDM Kearsipan meliputi a. ketersediaan Arsiparis setiap eselon II paling sedikit 1 (satu) pada tiap perangkat daerah; dan b. ketersediaan Arsiparis setiap eselon III paling sedikit 1 (satu) pada tiap perangkat daerah. c. Manakala belum ada arsiparis dapat ditunjuk petugas pengelola asip. 8. Program perwujudan tertib Sarana dan Prasarana meliputi penyediaan ruangan simpan arsip aktif, peralatan (filing cabinet, folder, guide, map gantung, out indicator, buku peminjaman arsip, computer, aplikasi pengelolaan arsip), dan gedung simpan arsip inaktif. Bupati Perangkat Bupati Tim Perangkat Perangkat Perangkat Perangkat

- 16-9. Program Perwujudan tertib Pengelolaan Arsip meliputi: a. pembuatan daftar arsip dinamis; b. pelaporan dan penyerahan salinan autentik arsip terjaga; c. pelaksanaan penyusutan arsip sesuai dengan prosedur; dan d. menjadi simpul Jaringan Informasi Kearsipan. Perangkat 10. Program Perwujudan tertib Pendanaan meliputi: Program pengalokasian anggaran dalam menunjang perwujudan tertib kebijakan kearsipan, tertib organisasi kearsipan, tertib sumber daya manusia kearsipan, tertib prasarana dan sarana dan tertib pengelolaan arsip berdasarkan prioritas tahunan pada perangkat daerah dan penyelenggara pemerintahan 11. Supervisi Tim EVALUASI 12. Monitoring dan Evaluasi Tim 13. Penghargaan GSTA. (Lomba Tertib Kearsipan) Pemerintah Pj. BUPATI NGANJUK ttd Salinan sesuai dengan aslinya KEPALA BAGIAN HUKUM S U D J O N O ttd ELLY HERNATIAS, SH, MM Pembina Tingkat I NIP.19661107 199403 1 005