BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. keanekaragaman kulinernya yang sangat khas. Setiap suku bangsa di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

DESKRIPSI MATAKULIAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan sebagai alat negara. Negara dapat dipandang sebagai

2015 PERANAN SOUTH WEST AFRICA PEOPLE ORGANIZATION (SWAPO) DALAM PERJUANGAN KEMERDEKAAN NAMIBIA

BAB I PENDAHULUAN. suatu persamaan-persamaan dan berbeda dari bangsa-bangsa lainnya. Menurut Hayes

2015 KAJIAN PEMIKIRAN IR. SUKARNO TENTANG SOSIO-NASIONALISME & SOSIO-DEMOKRASI INDONESIA

2015 PERANAN PEREMPUAN DALAM POLITIK NASIONAL JEPANG TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Gerakan sosial lahir dari situasi yang dihadapi masyarakat karena adanya

BAB I PENDAHULUAN. Secara Antropologi Budaya, etnis Jawa adalah orang-orang yang secara turun

BAB I PENDAHULUAN. Mega Destatriyana, 2015 Batavia baru di Weltevreden Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.

RELEVANSI TEORI MARHAENISME DALAM MENJAWAB TANTANGAN ZAMAN DI ERA KAPITALISME GLOBAL SKRIPSI ANWAR ILMAR

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang terkenal akan kekayaannya, baik itu

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. etnis Tionghoa sudah terjadi sejak lama. Orang-orang China yang bermukim

BAB I PENDAHULUAN. Partai politik merupakan organisasi politik yang dapat berperan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. membuka pikirannya serta menerima hal-hal baru yang mengajarkan bagaimana

1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. peradaban umat manusia di berbagai belahan dunia (Maryudi, 2015). Luas hutan

PERKUMPULAN DHARMAPUTRI SMP KATOLIK STELLA MARIS SURABAYA KISI-KISI PENULISAN SOAL UJIAN SEKOLAH TULIS TAHUN PELAJARAN 2015/2016

BAB I PENDAHULUAN. Islam sebagai agama tidak dapat dipisahkan dari politik. Dalam artian

D. Dinamika Kependudukan Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. manusia, agama Kristen dapat dikatakan sebagai agama yang paling luas tersebar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Citra Antika, 2013

2015 PERKEMBANGAN SENI PERTUNJUKAN LONGSER DI KABUPATEN BANDUNG TAHUN

PERANAN PERKEBUNAN KARET JALUPANG TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL-EKONOMI MASYARAKAT CIPEUNDEUY KABUPATEN SUBANG

2014 PERKEMBANGAN PT.POS DI KOTA BANDUNG TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan penderitaan bagi masyarakat Korea. Jepang melakukan eksploitasi

2015 KEHID UPAN MASAYARAKAT BAD UY LUAR D I D ESA KANEKES KABUPATEN LEBAK BANTEN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Niar Riska Agustriani, 2014 Peranan komisi nasional hak asasi manusia Tahun

Atika Puspita Marzaman. Recep Tayyib Erdogan:

NEGARA MAJU DAN NEGARA BERKEMBANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KIPRAH POLITIK PAGUYUBAN PASUNDAN PERIODE

2015 DARI JALAN PAJAJARAN HINGGA ISTANA MERDEKA: PERJUANGAN GERAKAN SERIKAT PEKERJA PT DIRGANTARA INDONESIA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat biasa adalah mahkluk yang lemah, harus di lindungi laki-laki,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PEDAHULUAN. Jika melihat negara Cina sekarang, kita akan melihat negara yang maju.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sasaran yang hendak dicapai dalam pembangunan ekonomi

PANDANGAN POLITIK TAN MALAKA TENTANG KONSEP NEGARA REPUBLIK

BAB I PENDAHULUAN. besar ke kota Medan (Sinar, 1996). Orang Cina dan Jawa didatangkan sebagai kuli

BAB I PENDAHULUAN. perasaan, yaitu perasaan estetis. Aspek estetis inilah yang mendorong budi

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan taraf hidup masyarakatnya agar menjadi manusia seutuhnya yang

BAB V KESIMPULAN. Bab ini merupakan kesimpulan dari penulisan skripsi yang berjudul MILITER

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Tentara Nasional Indonesia (TNI) pada dasarnya lahir dalam kancah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN. Keterlibatan Jepang dalam Perang Dunia II bukanlah sesuatu yang

2015 DAMPAK PERANG AUSTRO-PRUSIA TERHADAP HUBUNGAN POLITIK AUSTRIA DAN HONGARIA

BAB I PENDAHULUAN. Elfa Michellia Karima, 2013 Kehidupan Nyai Di Jawa Barat Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.

KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN SEJARAH INDONESIA. Standar Kompetensi Guru (SKG) Kompetensi Guru Mata Pelajaran (KD)

BAB I PENDAHULUAN. Modernisasi merupakan fenomena budaya yang tidak dapat terhindarkan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sistem kekuasaan yang diterapkan di Indonesia sebelum adanya pengaruh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Nurhidayatina, 2013

KAJIAN PELESTARIAN KAWASAN BENTENG KUTO BESAK PALEMBANG SEBAGAI ASET WISATA TUGAS AKHIR. Oleh : SABRINA SABILA L2D

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. skripsi Irak Di Bawah Kepemimpinan Saddam Hussein (Kejayaan Sampai

Menjelaskan pengertian dari tenaga eksogen Menyebutkan faktor-faktor yang menyebabkab terjadinya kerusakan hutan

BAB I PENDAHULUAN. paham kebangsaan di Indonesia, Islam menjadi salah satu katalisator dan

2016 PERANG ENAM HARI

BAB I PENDAHULUAN. Eksistensi budaya dalam kehidupan sosial masyarakat suatu bangsa

BAB I PENDAHULUAN. Peranan adalah suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan

BAB V KESIMPULAN. Pertama, mengenai tingkat kehidupan manusia dari masa pra sejarah sampai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Muslim dalam pembagian India-Pakistan dalam kurun waktu Merujuk

BAB I PENDAHULUAN. dibicarakan diberbagai forum, baik yang bersifat nasional maupun internasional.

BAB I PENDAHULUAN. keyakinan dan kepercayaannya. Hal tersebut ditegaskan dalam UUD 1945

KISI-KISI SEJARAH KELAS XI IPS

SISTEM POLITIK INDONESIA. 1. Pengertian Sistem Sistem adalah suatu kebulatan atau keseluruhan yang kompleks dan terorganisasi.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. untuk mewujudkan pemekaran kabupaten Simalungun. Adanya pergantian anggota dewan untuk 5 tahun ke depan pasca

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam periode , yang ditandai dengan munculnya konflik-konflik

BAB I PENDAHULUAN. Masalah-masalah ekonomi dan politik yang dihadapi setelah pendudukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dudih Sutrisman, 2015

SEJARAH SEHARUSNYA MENJADI INSPIRASI MEMANFAATKAN PELUANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Arni Febriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Faktor kondisi geografis, sumber daya manusia, dan sumber daya alam

BAB I PENDAHULUAN. Politik Luar Negeri Indonesia sejak awal kemerdekaan sedikit banyak

2015 DAMPAK DOKTRIN BREZHNEV TERHADAP PERKEMBANGAN POLITIK DI AFGHANISTAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Papua New Guinea (PNG) berdiri sebagai sebuah negara merdeka pada

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dian Ahmad Wibowo, 2014

I. 1. Latar Belakang I Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN. individu atau kegagalan suatu bangsa oleh sebab itu sejarawan perlu untuk

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. karena kekalahannya dalam Perang Dunia II. Jendral Douglas MacArthur yang

BAB I PENDAHULUAN. Muhammadiyah sebagai ormas keagamaan menyatakan tidak berpolitik

BAB I PENDAHULUAN. yang subordinatif, di mana bahasa berada dibawah lingkup kebudayaan.

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya terdapat berbagai macam-macam jenis kebudayaan, budaya Jawa,

BAB I PENDAHULUAN. Utara yang berjarak ± 160 Km dari Ibu Kota Provinsi Sumatera Utara (Medan). Kota

BAB I PENDAHULUAN. Periode perjuangan tahun sering disebut dengan masa

Nama:bayu prasetyo pambudi Nim: Analisis negara maju negara berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Pada Juni 2005, rakyat Indonesia melakukan sebuah proses politik yang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki tugas untuk memenuhi salah satu kebutuhan sosial manusia,

2015 PERISTIWA MANGKOK MERAH (KONFLIK DAYAK DENGAN ETNIS TIONGHOA DI KALIMANTAN BARAT PADA TAHUN

kinerja DPR-GR mengalami perubahan, manakala ada keberanian dari lembaga legislatif untuk kritis terhadap kinerja eksekutif. Pada masa Orde Baru,

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Pada bab terakhir dalam penulisan skripsi ini akan dituangkan kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai peristiwa sejarah tentu tidak terjadi dengan sendirinya. Peristiwaperistiwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN Suriname merupakan salah satu negara di Benua Amerika Selatan (Latin) tepatnya didaratan Guyana. Negara ini berbatasan dengan Guiana Perancis di timur dan Guyana di barat, di selatan berbatasan dengan Brasil dan di utara berbatasan dengan Samudera Atlantik. Suriname memiliki luas wilayah yang cukup besar, dengan wilayah sekitar 160.000 KM2 yang di kelilingi oleh sungai- sungai dan gunung di bagian selatan, namun luas wilayah tersebut jika di bandingkan dengan negara- negara di Amerika Latin, Suriname tergolong wilayah yang kecil. Suriname memiliki sejarah yang cukup panjang, negara tersebut pernah menjadi wilayah jajahan negara- negara Eropa. Karena letak Suriname yang berada ditengah- tengah daratan Guyana, wilayah terkenal kaya akan sumber daya alam, maka membuat negara- negara Eropa memperebutkan wilayah tersebut, akibat dari persaingan tersebut, wilayah Guyana saat ini terbagi menjadi lima bagian yaitu Guyana Espanola (bagian dari Venezuela sekarang); Inglesa (Guyana sekarang); Holandesa (Suriname); Francesa (Cayenne) dan Portuguesa (bagian dari wilayah Brazil) (Perdani, 2013, hlm. 3). Hal menarik dimiliki oleh Suriname, jika dibandingkan dengan negara- negara di Amerika Latin lainnya yaitu terdapatnya etnis Jawa yang menetap di negara tersebut. Etnis Jawa merupakan salah satu etnis yang berada di Indonesia, jarak antara Suriname dengan Indonesia yang sangat jauh tidak menjadi alasan bagi etnis Jawa untuk berada di negara tersebut. Populasi etnis Jawa yang cukup besar membuat etnis ini di Suriname seakan berada daerah asalnya yaitu pulau Jawa, sehingga etnis Jawa di Suriname terbentuk menjadi kelompok baru. Keberadaan etnis Jawa di Suriname menjadi sebuah ketertarikan penulis dalam melakukan penelitian ini. Etnis Jawa terkenal dengan persebaran penduduknya, di setiap wilayah di Indonesia tak jarang terdapat etnis Jawa, selain di Suriname etnis Jawa berkembang dibeberapa wilayah lainnya, seperti di Malaysia, New Caledonia, dan Belanda.

2 Keberadaan etnis Jawa diberbagai wilayah tersebut dikarenakan adanya persebaran yang dilakukan oleh etnis Jawa sendiri atau karena adanya kebijakan- kebijakan pada masa kolonial. Etnis Jawa dengan kebudayaan yang sangat kental, menjadikan wilayah Suriname lekat dengan kebudayaan Jawa, kebudayaan sendiri merupakan aspek terpenting yang tidak bisa dilepaskan dari manusia. Kebudayaan dinyatakan sebagai keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik dari manusia dengan belajar (Koentjaraningrat, 1985, hlm. 180). Kebudayaan akan lahir dan tumbuh bersama manusia yang dinamis, sebab tercipta atau terwujudnya suatu kebudayaan adalah sebagai hasil interaksi antara manusia dengan segala isi alam raya ini (Setiadi, 2013, hlm. 36). Kebudayaan dipandang sebagai salah satu falsafah atau landasan yang tetap harus dilestarikan seiring dengan adanya kemajuan zaman dan kemodernnanya baik dalam bidang politik, ekonomi, serta pertahanan dan keamanan yang terus berkembang untuk menyesuaikan zaman. Berbicara mengenai kebudayaan, setiap daerah memiliki ciri atau corak yang berbeda dengan daerah lainnya, kekhasan yang dimiliki daerah tersebut akan membentuk sebuah kelompok yang di sebut etnis. Etnis bertalian dengan kelompok sosial dalam sistem sosial atau kebudayaan yang mempunyai arti atau kedudukan tertentu karena keturunan, adat, agama, bahasa dan sebagainya (Koentjaraningrat, 2007). Di Indonesia maupun negara-negara lain memiliki etnis tersendiri, salah satunya etnis Jawa. Etnis Jawa adalah orang-orang yang secara turun temurun menggunakan bahasa Jawa, bertempat tinggal di Jawa Tengah dan Jawa Timur serta mereka yang berasal dari daerah-daerah tersebut (Herusatoto, 2000, hlm. 37). Eksistensi kebudayaan Jawa dengan segala kesetiaan diikuti oleh masyarakat pendukungnya bahkan sampai di antara mereka yang berdiam di wilayah luar Negara Kesatuan Republik Indonesia sekalipun, seperti di wilayah negara Suriname. Pertumbuhan penduduk yang terus berkembang menimbulkan masalah kepadatan penduduk, perubahan jumlah penduduk tentunya sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti natalitas (kelahiran), mortalitas (kematian), dan migrasi (perpindahan penduduk) (Lucas, 1990, hlm. 1).

3 Ketiga faktor tersebut dapat dilihat dari tingkat kelahiran, tingkat kematian, komposisi umur dan laju pertumbuhan serta penurunan penduduk, faktorfaktor diatas menjadi pendorong adanya perpindahan penduduk di suatu wilayah. Pada abad ke 20 perkembangan politik di berbagai wilayah di dunia mengalami perubahan, baik di Eropa, Asia, Afrika bahkan di Amerika, khususnya di kawasan Amerika Selatan atau Amerika Latin. Salah satu dari dampak pengaruh perkembangan politik di kawasan Amerika Latin yaitu lahirnya beberapa negara baru di kawasan ini, diantaranya Guyana, Guiana Prancis, dan Suriname. Hal tersebut dikarenakan kawasan ini merupakan wilayah yang dikuasai sejak kolonialisme bangsa Eropa sampai pasca perang dunia kedua, dimana negara- negara tersebut mendapatkan kemerdekaannya. Khususnya di Suriname, negara yang memperoleh kemerdekaan pada tahun 25 November 1975 oleh Belanda membawa Suriname menjadi negara yang berdaulat, kondisi tersebut akan berdampak pada sistem tatanan negara Suriname. Dijajahnya Suriname oleh Belanda menambah kesamaan antara Suriname dan Indonesia yaitu pernah menjadi jajahan Belanda dan Suriname merupakan negara yang terdiri dari beragam etnis. Keberagaman yang dimiliki oleh Indonesia salah satunya karena Indonesia merupakan negara kepulauan, hal tersebut membuat setiap pulau memiliki ciri khasnya masing- masing, berbeda dengan negara Suriname yang berbentuk daratan yang cukup luas namun uniknya negara tersebut terdiri dari berbagai etnis da budaya. Diantara negara- negara di Amerika Latin, Suriname merupakan negara yang sering diguncang kudeta militer terhadap pemerintahannya, sehingga negara Suriname termasuk negara yang pluktuatif dalam stabilitas politiknya. Berbicara perpolitikan di Suriname yang terdiri dari berbagai etnis, perubahan status Suriname sebagai negara akan berpengaruh terhadap pola perpolitikan di negara tersebut, salah satunya di kepartaian. Kondisi Suriname yang sangat majemuk, negara yang terdiri dari berbagai etnis dan budaya membuat Suriname termasuk negara yang unik. Keberagaman tersebut turut berdampak pada perpolitikan di negara ini, dalam kepartaian Suriname banyak berdiri partai- partai yang cenderung

4 berlatarbelakang etnis dan tidak jarang penamaan partai menggunakan bahasabahasa etnis yang menetap di Suriname, sehingga persaingan antar etnis dalam politik di Suriname cukup tinggi. Etnis Jawa yang di pandang sebagai etnis pendatang, sedangkan Suriname memiliki etnis pribumi yang cukup mendominasi di negara tersebut. Keberadaan beberapa etnis di negara Suriname baik pendatang maupun pribumi menjadikan negara yang multietnis dalam berbagai aspek kehidupan, khususnya dalam perpolitikan yang cukup beragam, termasuk etnis Jawa yang turut memanfaatkan kondisi tersebut, untuk berpartisipasi dalam politik di Suriname. Populasi etnis pribumi yang mendominasi menjadi sebuah tantangan bagi etnis- etnis lainnya, meskipun persaingan etnis dalam politik cukup tinggi di Suriname dan stabilitas politik dalam negeri yang berubah cepat karena adanya kudeta, namun etnis Jawa mampu bertahan, pada masa era modern, muncul beberapa tokoh- tokoh keturunan Jawa yang berhasil menempatkan posisinya di kabinet dan parlemen Suriname, selain itu salah satu hal yang menarik dari etnis Jawa di Suriname yaitu adanya calon presiden berasal dari etnis Jawa. Jauh dari induknya di pulau Jawa tidak membuat etnis Jawa di sana punah, etnis Jawa mampu bertahan dan berkembang, Kemiripan kebudayaan yang dimiliki negara Suriname ini menjadi suatu hal yang unik dan bisa disebut sebagai saudara jauh di Amerika Latin (Djalil, 1995, hlm. 48), dengan berperan aktifnya etnis Jawa dalam ranah politik di Suriname menjadi suatu keunikan tersendiri. Perkembangan etnis Jawa di Suriname akhir dekade ini terus mengalami peningkatan secara kuantitas, hal tersebut menjadikan etnis Jawa sudah menjadi bagian penting di Suriname. Sejarah etnis Jawa di negara Suriname dan perkembangannya terhitung masih cukup asing di kalangan masyarakat umumnya dan khususnya di kalangan akademik. Sehingga penulis merasa perlu untuk menulis topik tersebut kedalam penelitian, adapun inti dari pembahasan penelitian ini adalah peranan etnis Jawa dalam politik di Suriname, dalam kajian masalah ini, penulis akan memaparkan latar belakang etnis Jawa masuk politik di Suriname sehingga mampu menempatkan posisi tokoh- tokoh keturunan Jawa di parlemen dan kabinet pemerintahan,

5 perkembangan politik di Suriname yang selalu terdapat etnis Jawa dalam susunan kabinetnya, kontribusi dan dampak etnis Jawa di Suriname. Dari pemaparan diatas memunculkan ketertarikan penulis untuk menulis dinamika masyarakat etnis Jawa di Suriname tersebut. Kurun waktu yang dipilih oleh penulis dalam kajian ini adalah tahun 1991-2015 karena periode tersebut merupakan periode awal demokrasi di Suriname pasca kudeta militer, sebelum tahun 1991 terjadi beberapa kali kudeta pemerintahan oleh militer. Ditandai dengan adanya Pemilu 1991 setelah mundurnya pemerintahan militer dan periode tersebut merupakan masa perkembangan etnis Jawa dalam politik yang cukup pesat, terbukti pada Pemilu 2015 salah satu calon Presiden berasal dari etnis Jawa. akan tetapi penulis turut menggambarkan kondisi sebelum tahun 1991 sebagai gambaran dari perkembangan etnis Jawa pada abad 21. Eksistensi etnis Jawa di Suriname dan keunikan yang di milikinya ini oleh penulis berusaha tuangkan melalui penelitian skripsi yang berjudul : Kiprah etnis Jawa politik di Suriname (1991-2015). Guna mengetahui dan mengemukakan bagaimana perkembangan masyarakat etnis Jawa di Suriname khususnya dalam ranah politik. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pemikiran di atas, maka peneliti mencoba untuk merumuskan masalah utama yang akan dibahas dalam penelitian skripsi ini yaitu Bagaimana Kiprah Etnis Jawa dalam Politik di Suriname (1991-2015)? Untuk lebih memusatkan perhatian pada permasalahan di atas, rumusan masalah tersebut dijabarkan dalam beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Mengapa etnis Jawa di Suriname terjun dalam Politik? 2. Bagaimana perkembangan politik di Suriname pada tahun 1991-2015? 3. Bagaimana kontribusi etnis Jawa terhadap politik di Suriname tahun 1991-2015? 4. Bagaimana pencapaian etnis Jawa dalam politik di Suriname pada tahun 1991-2015?

6 1.3 Tujuan Penelitian Sejalan dengan rumusan masalah dan pertanyaan penelitian diatas, maka tujuan penelitian secara umum adalah mengidentifikasi kiprah etnis Jawa dalam politik di Suriname pada tahun 1991-2015, sedangkan tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk: 1. Memperoleh gambaran mengenai latar belakang ketertarikan etnis Jawa dalam partisipasi politik di Suriname 2. Mendeskripsikan perkembangan politik di Suriname pada tahun 1991-2015 3. Memaparkan kontribusi etnis Jawa terhadap politik Suriname tahun 1991-2015 4. Mendeskripsikan pencapaian etnis Jawa dalam politik di Suriname pada tahun 1991-2015 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat yang hendak dicapai secara umum dari penelitian skripsi ini yaitu sebagai pengetahuan bagi peneliti mengenai peranan etnis Jawa dalam politik di Suriname pada tahun 1991-2015, sedangkan manfaat khusus dari penelitian ini diantaranya adalah : 1. Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi pembaca, dan sebagai media informasi mengenai adanya etnis Jawa di Suriname 2. Menambah khazanah pengetahuan ilmiah yang berguna dalam rangka pengembangan ilmu sejarah, terutama pengetahuan untuk sejarah kawasan Amerika Selatan secara umumnya, dan Suriname pada khususnya. 3. Memberikan pemaparan mengenai perkembangan politik etnis Jawa di Suriname 4. Menjadi acuan bagi penelitian selanjutnya yang sejenis dan dijadikan ebagai bahan referensi.

7 1.5 Struktur Organisasi Skripsi a. Bab I Pendahuluan Dalam bab Pendahuluan ini akan diuraikan latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta struktur organisasi skripsi. Dimana dalam pendahuluan ini akan diuraikan alasan penulis memilih topik yang akan diangkat dalam penelitian. b. Bab II Kajian Pustaka Dalam bab kajian pustaka akan diuraikan konsep dan teori yang akan membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian. Sejauh ini penulis menggunakan konsep Mobilitas sosial, Etnis, Partai Politik, Pemerintah dan Teori Adaptasi. Kemudian akan dikemukakan pula penelitian terdahulu yang terkait Etnis Jawa di Suriname, baik dari buku, jurnal maupun skripsi. c. Bab III Metode Penelitian Pada bab III akan diuraikan metode penelitian yang digunakan penulis yaitu metode historis dengan menggunakan analisis studi literatur mengenai Etnis Jawa di Suriname. Metode historis ini terdiri dari heuristik, kritik sumber, interpretasi dan historiografi. d. Bab IV: Temuan dan Pembahasan Pada bab ini penulis akan menguraikan berbagai temuan penulis dari hasil kajian literatur. Kemudian akan dikemukakan pula jawabanjawaban atas rumusan masalah serta pertanyaan penelitian yang sebelumnya telah dikemukakan dalam bab pendahuluan. e. Bab V: Simpulan, Implikasi dan Rekomendasi Dalam bab ini penulis akan memaparkan kesimpulan dari keseluruhan penelitian yang telah dilakukan yaitu tentang Kiprah Etnis Jawa dalam politik di Suriname (1991-2015). Selain itu penulis akan

8 memberikan rekomendasi yang akan berguna bagi peneliti selanjutnya jika akan membahas topik yang sama.