BAB I PENDAHULUAN. anemia (kekurangan zat besi), terutama terjadi pada anak-anak. Hal ini dikarenakan

dokumen-dokumen yang mirip
PENDAHULUAN. anemia (kekurangan zat besi), terutama terjadi pada anak-anak. Hal ini

I. PENDAHULUAN. Dalam pembangunan nasional Indonesia, sub sektor peternakan merupakan

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Ayam kampung merupakan salah satu jenis ternak unggas yang telah

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan perkembangan ayam broiler sangat dipengaruhi oleh

PENDAHULUAN. Telur ayam merupakan jenis makanan bergizi yang popular dikalangan

PENDAHULUAN. Daging ayam merupakan daging yang paling banyak dikonsumsi masyarakat

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Tinjauan Komoditas Sejarah Ayam Petelur. Ayam liar atau ayam hutan adalah ayam yang pertama kali dipelihara oleh

BAB I PENDAHULUAN. (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesa Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu

BAB I PENDAHULUAN. karakteristik produk unggas yang dapat diterima oleh masyarakat, harga yang

BAB I PENDAHULUAN. mengandung protein dan zat-zat lainnya seperti lemak, mineral, vitamin yang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan budidaya ayam arab di Indonesia semakin pesat hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. tahun seiring meningkatnya pendapatan dan kesadaran masyarakat akan

PENDAHULUAN. Indonesia, ayam kampung sudah bukan hal asing. Istilah "Ayam kampung" semula

I. PENDAHULUAN. salah satu cara memperbaiki keadaan gizi masyarakat (Stanton, 1991).

BAB I PENDAHULUAN. Kesadaran masyarakat akan pentingnya pemenuhan gizi hewani membuat

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat pesat. Populasi ayam pedaging meningkat dari 1,24 milyar ekor pada

I. PENDAHULUAN. Pakan ikan merupakan salah satu faktor terpenting dalam suatu usaha budidaya

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Ayam kampung merupakan ayam lokal Indonesia yang dikenal

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas ayam buras salah satunya dapat dilakukan melalui perbaikan

I PENDAHULUAN. Aman, dan Halal. [20 Pebruari 2009]

TINJAUAN PUSTAKA. dari hasil domestikasi ayam hutan merah atau red jungle fowls (Gallus gallus) dan

BAB I PENDAHULUAN. Tahun (juta orang)

1. PENDAHULUAN. digemari masyarakat Indonesia dan luar negeri. Rasa daging yang enak dan

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang dihadapi di negara berkembang dalam. meningkatkan kualitas sumber daya manusianya adalah pada pemenuhan

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Usaha peternakan ayam saat ini cukup berkembang pesat. Peredaran daging ayam cukup besar di pasaran sehingga menyebabkan

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. industri pertanian, dimana sektor tersebut memiliki nilai strategis dalam

Pemberian Pakan Ayam KUB Berbasis Bahan Pakan Lokal

BAB I PENDAHULUAN. beragam. Penyediaan bahan pangan sesuai potensi daerah masingmasing

I. PENDAHULUAN. sektor pertanian yang memiliki nilai strategis antara lain dalam memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. peternakan ayam petelur dipengaruhi oleh faktor bibit dan pakan. Pakan

PEMANFAATAN LIMBAH RESTORAN UNTUK RANSUM AYAM BURAS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. produk akhir ayam ras (Sudaryani dan Santoso, 2002). Ayam petelur dibagi

I. PENDAHULUAN. bisnis ikan air tawar di dunia (Kordi, 2010). Ikan nila memiliki keunggulan yaitu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam pembangunan nasional Indonesia, sub sektor peternakan merupakan bagian dari sektor

I. PENDAHULUAN. dikembangkan dan berperan sangat penting dalam penyediaan kebutuhan pangan

I. PENDAHULUAN. Pangan yang memiliki protein hewani antara lain daging, telur, susu, ikan dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Budidaya ayam ras khususnya ayam broiler sebagai ayam pedaging,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam lokal persilangan merupakan ayam lokal yang telah mengalami

PENDAHULUAN. Latar Belakang. sudah melekat dengan masyarakat, ayam kampung juga dikenal dengan sebutan

I. PENDAHULUAN. unggas yang lain. Itik mampu mempertahankan produksi telur lebih lama

1. PENDAHULUAN. perbaikan kualitas sumberdaya manusia. Untuk mendukung pengadaan ikan

BAB I PENDAHULUAN. adalah daging ayam khususnya ayam Broiler (Ditjennak, 2009). Meski demikian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN

TINJAUAN PUSTAKA. konsumen akan barang tersebut turun, apabila semua faktor-faktor lain yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terdapat tanaman pisang, hal ini dikarenakan tanaman cepat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur merang merupakan salah satu jenis jamur pangan yang memiliki nilai gizi yang tinggi dan permintaan pasar

POLA PERDAGANGAN MASUKAN DAN KELUARAN USAHA TERNAK AYAM RAS"

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Daging unggas adalah salah jenis produk peternakan yang cukup disukai. Harga yang relatif terjangkau membuat masyarakat atau

PENDAHULUAN. setelah beras. Jagung juga berperan sebagai bahan baku industri pangan dan

I. PENDAHULUAN. Peternakan dan Kesehatan Hewan (2012) menunjukkan bahwa konsumsi telur burung

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis pembuatan kerupuk kulina (kulit ikan nila) merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan produktivitas ayam buras agar lebih baik. Perkembangan

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Perkembangan masyarakat yang semakin bertambah tidak hanya dari segi

PENDAHULUAN. sebagai penghasil telur dan daging sehingga banyak dibudidayakan oleh

Boks.1 PENGARUH PERUBAHAN HARGA TERHADAP JUMLAH PERMINTAAN KOMODITI BAHAN MAKANAN DI KOTA JAMBI

II. TINJAUAN PUSTAKA. Perusahaan penetasan final stock ayam petelur selalu mendapatkan hasil samping

II. TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Usaha peternakan merupakan salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk

PENDAHULUAN. dan dikenal sebagai ayam petarung. Ayam Bangkok mempunyai kelebihan pada

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

memberikan multiple effect terhadap usaha agribisnis lainnya terutama peternakan. Kenaikan harga pakan ternak akibat bahan baku jagung yang harus

I. PENDAHULUAN. potensi sumber daya alam yang besar untuk dikembangkan terutama dalam

BAB I PENDAHULUAN. sangat terkenal dan digemari oleh semua lapisan masyarakat, karena memiliki

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

Pengaruh Lumpur Sawit Fermentasi dalam Ransum Terhadap Performa Ayam Kampung Periode Grower

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan

PENDAHULUAN. salah satunya pemenuhan gizi yang berasal dari protein hewani. Terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. menjadi kendala pada peternak disebabkan mahalnya harga bahan baku, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan pangan semakin meningkat dengan bertambahnya. jumlah penduduk. Berbagai jenis pangan diproduksi dengan meningkatkan

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. ayam hutan merah atau red jungle fowls (Gallus gallus) dan ayam hutan hijau

I. PENDAHULUAN. yang memiliki prospek menjanjikan dan mulai merebut perhatian pelaku usaha

PENDAHULUAN. lebih murah dibandingkan dengan daging ternak lain seperti sapi dan domba.

BAB I PENDAHULUAN. Ayam broiler merupakan salah satu sumber protein hewani yang gemar

I. PENDAHULUAN. Ikan lele Masamo (Clarias sp.) merupakan salah satu ikan yang saat ini

VI. TEKNIK FORMULASI RANSUM

IV. MACAM DAN SUMBER PANGAN ASAL TERNAK

BAB I PENDAHULUAN. akan zat gizi makro dan zat gizi mikro. Zat gizi makro yaitu karbohidrat, protein, dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN ,8 ton (49,97%) dari total produksi daging (Direktorat Jenderal Peternakan,

I. PENDAHULUAN. Protein hewani memegang peran penting bagi pemenuhan gizi masyarakat. Untuk

TINJAUAN PUSTAKA. Broiler adalah istilah yang biasa dipakai untuk menyebut ayam hasil

PERFORMANS DAN KARAKTERISTIK AYAM NUNUKAN

I. PENDAHULUAN. Jumlah penduduk selalu bertambah dari tahun ke tahun, hal tersebut terus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sapi potong merupakan sumber utama sapi bakalan bagi usaha

TINJAUAN PUSTAKA. Broiler adalah istilah yang biasa dipakai untuk menyebut ayam hasil

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

II TINJAUAN PUSTAKA. Juni 2010] 6 Masalah Gizi, Pengetahuan Masyarakat Semakin Memprihatinkan. [10

I. PENDAHULUAN. dengan susunan asam amino lengkap. Secara umum telur ayam ras merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT menciptakan alam semesta dengan sebaik-baik ciptaan. Langit

BAB 1 PENDAHULUAN. macam komoditi pangan pertanian, tetapi kemampuan produksi pangan di

III. PANGAN ASAL TERNAK DAN PERANANNYA DALAM PEMBANGUNAN SUMBERDAYA MANUSIA

BAB I PENDAHULUAN. Sumber : Badan Pusat Statistik

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang penduduknya banyak menderita anemia (kekurangan zat besi), terutama terjadi pada anak-anak. Hal ini dikarenakan kurangnya mengkonsumsi daging berikut olahannya. Kecukupan pangan bagi manusia dapat didefinisikan secara sederhana sebagai kebutuhan harian yang paling sedikit memenuhi kebutuhan gizi, yaitu sumber kalori atau energi yang berasal dari semua bahan pangan tetapi biasanya sebagian besar diperoleh dari karbohidrat dan lemak, sumber protein untuk pertumbuhan, pemeliharaan dan penggantian jaringan, dan sumber vitamin serta mineral. Tetapi perlu diketahui juga bahwa manusia dan juga semua binatang dipengaruhi oleh rangsangan indra dari bahan pangan yaitu nilai hedonik dari bahan tersebut. Dimana bahan pangan berlimpah dan sangat banyak pilihan, manusia akan makan pertama untuk kelezatan dan baru yang kedua untuk keperluan gizi (Buckle, et al, 1987). Berkaitan dengan kasus anemia, dari sekian jenis daging, kandungan gizi terbaik salah satunya ada pada daging ayam kampung. Ayam kampung (Gallus domesticus) merupakan salah satu jenis ternak unggas yang telah memasyarakat dan tersebar di seluruh pelosok nusantara. Bagi masyarakat Indonesia, ayam kampung sudah bukan hal asing. Istilah Ayam Kampung semula adalah kebalikan dari istilah ayam ras, dan sebutam ini mengacu pada ayam yang ditemukan berkeliaran bebas di sekitar

perumahan. Namun demikian, semenjak dilakukan program pengembangan, pemurnian, dan pemuliaan beberapa ayam lokal unggul, saat ini dikenal pula beberapa ras unggul ayam kampung. Untuk membedakannya kini dikenal istilah ayam buras (singkatan dari ayam bukan ras ) bagi ayam kampung yang telah diseleksi dan dipelihara dengan perbaikan teknik budidaya (tidak sekedar diumbar dan dibiarkan mencari makan sendiri). Peternakan ayam buras mempunyai peranan yang cukup besar dalam mendukung ekonomi masyarakat perdesaan karena memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap lingkungan dan pemeliharaannya relatif lebih mudah (Yaman, 2010). Ayam buras (bukan ras) merupakan suatu istilah yang diberikan pada jenisjenis ayam lokal asli Indonesia. Istilah tersebut baru muncul sekitar tahun delapan puluhan. Pemakaian tersebut digunakan untuk jenis ayam lokal dengan jenis ayam unggul impor yang biasa disebut ayam ras (Suprijatna, 2005). Konsumsi daging ayam di tingkat konsumen saat ini menunjukkan arah yang positif hal ini dapat dilihat dari banyaknya permintaan terutama pada hari-hari besar keagamaan. Ketersediaan stock ayam yang tidak mampu memenuhi kebutuhan pasar, sehigga harga ayam atau daging ayam kampung mampu stabil bahkan cenderung naik, tidak seperti halnya ayam ras yang harganya sangat fluktuatif. Kelebihan ayam kampung adalah a. Mudah dipelihara b. Dapat dipelihara di halaman rumah c. Harga daging relatif lebih tinggi dan stabil dibanding ayam broiler. d. Tahan terhadap cuaca. e. Mudah beradaptasi dengan cuaca

f. Pakan mudah diperoleh g. Rasa daging lebih gurih h. Dapat dimanfaatkan telurnya untuk dikonsumsi. Kelemahan ayam kampung adalah: a. Waktu yang dibutuhkan untuk pembesaran lebih lama, b. Bobot yang dicapai lebih kecil c. Belum adanya sistem kerjasama kemitraan (Juliansyah, 2016). Menurut Lestari (2015) Ayam kampung meski mempunyai jenis yang beragam tetapi umumnya memiliki karakteristik sebagai berikut. 1. Bentuk jenggernya beragam, ada yang besar bergerigi, ada yang kecil berbentuk ros, dan sebagainya. 2. Bentuk tubuh, beragam mulai dari yang ramping sampai dengan yang berukuran besar dengan bobot dewasa berkisar 1,25 kg- 5,5 kg 3. Warna bulu sangat beragam, ada yang putih, hitam, cokelat, merah dan campuran atau kombinasi dari berbagai warna tersebut. 4. Warna kulit sangat beragam mulai dari putih, kuning, abu-abu, dan gelap. Beragam jenis ayam kampung memiliki 2 golongan pakannya yang mana kedua jenis pakan ini memiliki kelebihan dan kelemahan yaitu: 1. Pakan pabrikan Kelebihan :

a. Dapat diperoleh dengan muda di kios-kios pakan atau poultry shop. b. Dapat langsung digunakan tanpa proses olahan lagi. c. Terdapat komposisi yang berbeda yang ditentukan pabrik dalam stiap kemasannya, sehingga peternak dapat memilih sesuai kebutuhannya. d. Kemasan pabrik berupa karung atau sak bekas pakan dapat digunakan untuk kebutuhan lainnya atau dapat dijual kembali. Kekurangan : a. Harga relatif mahal b. Tdak dapat menentukan formula pakan sesuai keinginan c. Kondisinya tidak sesegar pakan olahan karena telah terjadi rentang waktu akibat penumpukan di gudang pabrik dan waktu pendistribusian pakan. 2. Pakan olahan Kelebihan : a. Peternak dapat memperoleh formulasi dan komposisi pakan sesuai keinginan. b. Bahan baku relatif lebih murah karena dapat menekan biaya atau cost produksi, bahkan sebagian dapat diperoleh dengan gratis. c. Kondisi lebih segar karena setelah diolah dapat langsung digunakan. Kekurangan: a. Diperlukan waku dan tenaga untuk mengolah pakan b. Jika tidak disertai pengetahuan akan kebutuhan nutrisi pakan, maka akan terjadi pemborosan karena tidak tercapainya kebutuhan nutrisi yang

diperlukan ayam, sehingga beberapa komponen pakan tidak mampu diserap tubuh dengan baik dan akan lebih banyak terbuang. Dalam hal pemasaran komoditas, peternak ayam kampung tidak mengalami kendala yang berarti karena konsumen ayam kampung jumlahnya cukup besar. Disamping itu, peternak bisa memiliki kerjasama dengan mitra yang ingin memasarkan ayam kampung. Kemudian mitra usaha berkewajiban memasarkan hasil dari ayam kampung kepada pembeli atau pedagang/pengepul besar (agen). Pemasaran ayam kampung relatif mudah dikarenakan masih tingginya permintaan pasar terhadap daging ayam kampung. Kendala dirasakan pada sisi harga. Harga daging ayam kampung cenderung berfluktuasi yang dipengaruhi oleh tinggi rendahnya permintaan pasar. Apalagi pada bulan-bulan tertentu menjelang hari besar keagamaan seperti lebaran, lebaran haji, natal dan tahun baru, atau upacara adat, maka permintaan daging ayam kampung melonjak. Dengan peningkatan permintaan tersebut harga daging ayam kampung menjadi fluktuatif (Sudarmono dan Bambang, 2008). Beberapa hal yang menjadi faktor permintaan ayam bukan ras (buras) adalah sebagai pengganti daging sapi, memperoleh kandungan gizi yang lebih tinggi dibandingkan ayam ras, sebagai pelengkap dalam acara adat serta hari-hari besar seperti hari keagamaan. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka di rumuskan beberapa masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana perbandingan antara produksi dan permintaan ayam buras (bukan ras) tahun 2004-2014 di Provinsi Sumatera Utara?

2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan ayam buras (bukan ras) di Provinsi Sumatera Utara? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Mengetahui perbandingan antara produksi dan permintaan ayam buras (bukan ras) tahun 2004-2014 di Provinsi Sumatera Utara. 2. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan ayam buras (bukan ras) di Provinsi Sumatera Utara. 1.4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Sebagai bahan informasi mengenai permintaan ayam buras (bukan ras) di Provinsi Sumatera Utara. 2. Sebagai bahan informasi bagi peneliti selanjutnya yang berhubungan dengan penelitian ini. 1.5 Keaslian Penelitian 1. Model penelitian : Penelitian ini menggunakan model deskriptif dan menggunakan model analisis regresi linier berganda.

2. Variabel penelitian: Penelitian ini menggunakan variabel permintaan ayam buras (bukan ras), produksi ayam buras, harga ayam buras, harga ayam ras, dan konsumsi protein. 3. Jumlah sampel : Penelitian ini menggunakan dua sampel yang meliputi permintaan dan produksi ayam buras (bukan ras) di Sumatera Utara dengan kurun waktu 2004-2014. 4. Waktu penelitian : Penelitian ini dilakukan pada tahun 2015. 5. Lokasi Penelitian : Penelitian ini dilakukan di Provinsi Sumatera Utara dengan komoditi ayam buras.