BAB I PENDAHULUAN. yang disebut Badan Penyelenggara Jaminan Sosial yang selanjutnya. BPJS PBI (Undang-Undang No 24 tahun 2011 tentang BPJS).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 : PENDAHULUAN. Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), sistem INA CBG s (Indonesia Case Base

BAB 7 PENUTUP. Mochtar Bukittinggi sudah diterapkan semenjak tahun 2014, namun belum. berjalan sebagaimana mestinya, sehingga menyebabkan terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dalam pelayanan kesehatan yang lebih bermutu. Adapun salah satu upaya dilakukan melalui suatu sistem jaminan kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PELAYANAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. berbagai tenaga profesi kesehatan lainnya diselenggarakan. Rumah Sakit menjadi

SISTEM PENAGIHAN BIAYA RUMAH SAKIT UMUM HASANAH GRAHA AFIAH KEPADA BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL (BPJS)

PERAN MANAJEMEN RUMAH SAKIT DAN BPJS KESEHATAN DALAM PERCEPATAN VERIFIKASI. Andi Afdal Abdullah Kepala Grup MPKR

BAB I PENDAHULUAN. Kementrian Kesehatan RI,Permenkes No.269/Menkes/Per/III/2008 tentang Rekam Medis,Jakarta: 2008

BAB I PENDAHULUAN. menjalani kehidupannya dengan baik. Maka dari itu untuk mencapai derajat kesehatan

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 14 TAHUN 2017 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 6 TAHUN 2015 PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Dalam meningkatkan mutu pelayanan, rumah sakit harus memberikan mutu pelayanan yang

BAB I PENDAHULUAN. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara komprehensif yang

BAB I PENDAHULUAN. Sarana pelayanan kesehatan menurut Peraturan Menteri Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan adalah dengan memantapkan penjaminan kesehatan melalui. jaminan kesehatan. Permenkes No. 71 tahun 2013 tentang Pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. secara global dalam konstitusi WHO, pada dekade terakhir telah disepakati

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh jasa pelayanan kesehatan diantaranya adalah rumah sakit. Rumah. inap, rawat jalan, dan gawat darurat. (Perpres, 2009).

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagaimana dinyatakan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR UTAMA BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KESEHATAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. mengutamakan kepentingan pasien. Rumah sakit sebagai institusi. pelayanan kesehatan harus memberikan pelayanan yang bermutu kepada

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan salah satu sarana kesehatan yang melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen pada hakekatnya adalah proses pengambilan keputusan dalam. kemampuan manajemen menggunakan informasi tersebut.

panduan praktis Pelayanan Ambulan

BAB I PENDAHULUAN. padat modal dan padat teknologi, disebut demikian karena rumah sakit memanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. nasional yang disebut Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. bagi setiap penduduk, agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat

PEDOMAN PELAYANAN KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. kesehatan (dokter, perawat, terapis, dan lain-lain) dan dilakukan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. medis. Sistem pelayanan rekam medis adalah suatu sistem yang. pengendalian terhadap pengisian dokumen rekam medis.

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. 1. pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN BANTUAN PERSALINAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. sejak 1 Januari 2014 yang diselenggarakan oleh Badan Penyelenggara Jaminan

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan. dalam mendukung penyelenggaraan upaya kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. (IPTEK) yang ditemukan seperti berbagai peralatan canggih dibidang

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit adalah sebuah institusi pelayanan kesehatan yang. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

BAB I PENDAHULUAN. medis maupun non medis. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan. Republik Indonesia No. 269/Menkes/PER/III/2008 tentang Rekam Medis

PROSEDUR DAN TATA LAKSANA PELAYANAN KESEHATAN BAGI PESERTA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL

S A L I N A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PROBOLINGGO,

BAB I PENDAHULUAN. menyatakan Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan institusi yang memiliki fungsi utama memberikan

BAB 1 PENDAHULUAN. Klasifikasi dan kodefikasi penyakit, Aspek hukum dan etika profesi, Manajemen rekam medis & informasi kesehatan, Menjaga mutu rekam

BAB 1 : PENDAHULUAN. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Selain itu,

WALIKOTA LANGSA PERATURAN WALIKOTA LANGSA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG

Peran PERSI dalam upaya menyikapi Permenkes 64/2016 agar Rumah sakit tidak bangkrut. Kompartemen Jamkes PERSI Pusat Surabaya, 22 Desember 2016

BAB I PENDAHULUAN. termasuk dalam bidang kesehatan. World Health Organization (WHO)

PENCEGAHAN FRAUD DALAM PELAKSANAAN JKN KOMISI VIII

BAB I PENDAHULUAN. berhak memperoleh perlindungan terhadap kesehatannya. yang tidak mampu untuk memelihara kesehatannya maka pemerintah mengambil

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BUPATI HULU SUNGAI SELATAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menurut Friedrich Ebert Stiftung ( Paham JKN Jaminan Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat

BAB I PENDAHULUAN. Setiap negara mengakui bahwa kesehatan menjadi modal terbesar untuk

HARAPAN dan ALTERNATIF KONSEP PROGRAM JKN di MASA MENDATANG *pandangan pengelola rumah sakit

B U P A T I T A N A H L A U T PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH LAUT NOMOR 50 TAHUN 2014

panduan praktis Penjaminan di Wilayah Tidak Ada Faskes Penuhi Syarat

BUPATI PROBOLINGGO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PROBOLINGGO,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang. menyelanggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

BAB I PENDAHULUAN. pengobatan yang sempurna kepada pasien baik pasien rawat jalan, rawat

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

BAB I PENDAHULUAN. harus dipelihara kerena bermanfaaat bagi pasien, dokter dan rumah sakit. pengobatan dan perawatan kepada pasien.

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pemberian pelayanan kepada pasien di rumah sakit. Dalam

2016, No Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Neg

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. intervensi pemerintah dalam pembayaran. Dokter, klinik, dan rumah sakit

BAB I PENDAHULUAN. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan

BAB I PENDAHULUAN. miskin (Pasal 28H UUD 1945). Kesadaran tentang pentingnya. jaminan perlindungan sosial terus berkembang hingga perubahan

BAB I PENDAHULUAN. A. LATAR BELAKANG Menurut Undang-Undang No.44 Tahun 2009 menyebutkan bahwa

WALIKOTA PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA PONTIANAK NOMOR 39 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi sebagai pusat rujukan dan merupakan pusat alih pengetahuan dan

pendidikan dan penelitian yang erat hubungannya dengan kehidupan menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. pelayanannya dilakukan oleh dokter, perawat, dan tenaga ahli kesehatan lainnya,

BAB I PENDAHULUAN. pada tanggal 1 Januari Jaminan Kesehatan Nasional ialah asuransi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. juga mengakui hak asasi warga atas kesehatan. Perwujudan komitmen tentang

BAB I PENDAHULUAN. sakit memegang peranan penting terhadap meningkatnya derajat kesehatan

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BAB I : PENDAHULUAN. setiap dokter atau dokter gigi dalam menjalankan praktek kedokteran wajib membuat

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

GUBERNUR SULAWESI BARAT PERATURAN GUBERNUR SULAWESI BARAT NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR SULAWESI BARAT

BAB I PENDAHULUAN. akuntansi untuk memproses transaksi keuangan yang terjadi di rumah

BAB 1 : PENDAHULUAN. mekanisme asuransi kesehatan sosial yang bersifat wajib (mandatory) berdasarkan

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

Angka Random. No. Rekam Medis. No. Data

WALIKOTA PALANGKA RAYA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PALANGKA RAYA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

Eksistensi Apoteker di Era JKN dan Program PP IAI

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan disebutkan bahwa jaminan kesehatan merupakan jaminan berupa perlindungan agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan kepada setiap orang yang telah membiayai iuran atau iurannya dibayar oleh pemerintah. Untuk menyelenggarakan program jaminan kesehatan maka pemerintah membentuk badan hukum yang disebut Badan Penyelenggara Jaminan Sosial yang selanjutnya disingkat BPJS Kesehatan. BPJS Kesehatan bertujuan untuk mewujudkan terselenggaranya pemberian jaminan terpenuhinya kebutuhan dasar hidup yang layak bagi setiap Peserta dan/atau anggota keluarganya. Kepesertaan BPJS dibedakan menjadi peserta BPJS PBI (Penerima Bantuan Iuran) dan bukan peserta BPJS PBI (Undang-Undang No 24 tahun 2011 tentang BPJS). Fasilitas pelayanan kesehatan yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan harus menyetujui Perjanjian Kerja Sama dengan BPJS Kesehatan serta memenuhi ketentuan perundang-undangan yang berlaku. BPJS Kesehatan akan membayar faskes tingkat pertama dengan Kapitasi. Untuk Faskes Rujukan Tingkat Lanjutan, BPJS Kesehatan membayar dengan sistem paket INACBG. Tarif paket INACBG adalah sistem pembayaran 1

2 berdasarkan diagnosa. Besarnya penggantian biaya untuk diagnosis tersebut telah disepakati bersama antara provider/asuransi atau ditetapkan oleh pemerintah sebelumnya. Pemberlakuan tarif dengan sistem INACBG, maka pemerintah berusaha mengubah tarif yang sebelumya menggunakan sistem fee for service menjadi prospective payment. Penggunaan sistem INACBG menjamin pasien mendapatkan pelayanan yang maksimal dari rumah sakit tanpa tambahan biaya karena pasien tidak lagi mendapatkan pelayanan lain selain disesuaikan dengan diagnosanya dan pasien tidak boleh mengeluarkan biaya apapun untuk rumah sakit. Hal tersebut menjadikan rumah sakit harus memberikan pelayanan maksimal dan memperoleh pembiayaan yang efektif. Pelayanan kesehatan dengan mutu yang baik dan biaya terjangkau menjadi harapan bagi seluruh masyarakat. Untuk itu, rumah sakit yang merupakan pemberi pelayanan kesehatan utama dituntut melakukan pengendalian biaya dan pengendalian mutu dengan cara memberikan pelayanan kepada pasien sesuai dengan clinical pathway yang sudah ditetapkan. Menurut Undang-undang No. 44 tahun 2009 tentang rumah sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. Kegiatan pembiayaan di rumah sakit wilayah Surakarta saat ini didominasi oleh Peserta JKN KIS, sebanyak 94,3% penduduk Surakarta

3 telah terdaftar sebagai peserta JKN KIS di kantor BPJS wilayah cabang Surakarta. Pembayaran pelayanan kesehatan dari pihak BPJS Kesehatan ke rumah sakit harus melalui tahap verifikasi berkas yang diajukan oleh pihak rumah sakit kepada pihak BPJS Kesehatan. Berkas yang diajukan terdiri dari perawatan pasien rawat jalan dan rawat inap. Berdasarkan Perjanjian Kerja Sama dengan BPJS batas pengajuan klaim adalah pada tanggal 10 di setiap bulan berikutnya, kemudian dilakukan proses verifikasi oleh verifikator BPJS Kesehatan sehingga memunculkan nilai yang nantinya disepakati sebagai biaya yang dibayarkan BPJS ke rumah sakit. Jika proses verifikasi telah selesai maka pihak rumah sakit akan mendapatkan penggantian biaya perawatan pasien setelah 15 hari kerja dari disepakatinya jumlah pembayaran yang diajukan. Rumah Sakit UNS merupakan salah satu dari 42 fasilitas pelayanan kesehatan tingkat lanjut yang telah bekerja sama dengan BPJS Kesehatan di wilayah Cabang Surakarta sejak bulan November 2016. Kenaikan jumlah pasien dari bulan November 2016 sampai dengan Juni 2017 sebanyak 86,5%. Banyaknya pasien yang menggunakan BPJS menunjukkan banyaknya jumlah klaim yang diajukan ke BPJS Kesehatan. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di rumah sakit UNS, kegiatan pengajuan klaim dari pihak rumah sakit ke BPJS Kesehatan mengalami keterlambatan. Pada bulan Juli 2017 sampai dengan November 2017 berkas klaim yang terlambat diajukan rata-rata sebanyak 43% dari

4 total ajuan klaim yang seharusnya. Hal tersebut disebabkan oleh, kurangnya SDM sebagai coder dan grouper yang hanya berjumlah 3 orang, kurangnya sarana berupa komputer dan printer sebagai komponen utama terlaksananya kegiatan grouping ke dalam INACBG yang hanya berjumlah 2 unit, serta ketidaklengkapan berkas klaim yang terdiri dari bukti penunjang pelayanan (lembar bacaan hasil radiologi, hasil laboraturium, bacaan hasil pemeriksaan Echocardiography) yang seringkali terbawa oleh pasien atau hilang dan kurang lengkapnya tulisan dokter dalam lembar resume medis dan laporan operasi. Saat ini langkah yang ditempuh untuk menanggulangi keterlambatan pengajuan klaim adalah dengan menambah 1 unit laptop dan mengingatkan kembali kepada DPJP (Dokter Penanggung Jawab Pasien) terkait kelengkapan penulisan resume medis atau laporan operasi. Jika pengajuan klaim mengalami keterlambatan maka kegiatan operasional rumah sakit yang terkait dengan ketersediaan obat, pengadaan alat medis dan juga pembayaran insentif kinerja pegawai juga dapat tertunda. Hal ini, tentu akan berdampak pada mutu pelayanan yang diberikan rumah sakit kepada pasien. Verifikasi digital klaim (Vedika) adalah peralihan proses veifikasi yang sebelumnya dilakukan secara manual saat ini dilakukan dengan bantuan sistem. Di pertengahan bulan Januari 2018 rumah sakit UNS sudah melakukan Vedika (Verifikasi Digital Klaim). Dengan adanya Vedika pihak rumah sakit harus secara rutin menyerahkan berkas ajuan klaim di tanggal

5 10 di bulan berikutnya, jika pengajuan klaim tidak mencapai 80% dari total ajuan klaim maka secara sistem akan tertolak dan BPJS tidak dapat membayarkan biaya perawatan pasien kepada rumah sakit, dan apabila Rumah Sakit UNS masih mengalami kendala terkait terlambatnya ajuan klaim dan ketidaklengkapan berkas klaim, maka BPJS tidak akan membayarkan seluruh biaya perawatan pasien yang diajukan. Oleh karena itu perlu dilakukan analisis terhadap proses pengajuan klaim oleh pihak Rumah Sakit UNS kepada pihak BPJS. B. Rumusan Masalah Bagaimana proses pelaksanaan pengajuan klaim BPJS sampai dengan proses pembayaran klaim BPJS di Rumah Sakit UNS dan faktor-faktor apa saja yang menyebabkan keterlambatan pengajuan klaim BPJS di Rumah Sakit UNS? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penyebab keterlambatan pelaksanaan proses pengajuan klaim BPJS di Rumah Sakit UNS. 2. Tujuan Khusus a. Mendeskripsikan alur pelaksanaan dalam proses pengajuan klaim BPJS di Rumah Sakit UNS.

6 b. Mendeskripsikan proses pembayaran klaim dari BPJS ke Rumah Sakit UNS. c. Mendeskripsikan faktor penyebab keterlambatan proses pengajuan klaim BPJS di Rumah Sakit UNS. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat bagi Rumah Sakit UNS. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan dalam upaya perbaikan terhadap proses pengajuan klaim BPJS di Rumah Sakit UNS. 2. Manfaat bagi peneliti lain Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi peneliti lain serta bisa dijadikan refrensi untuk penelitian selanjutnya oleh peneliti lain.