1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi seperti saat ini, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membawa dampak perubahan yang sangat besar terhadap kehidupan masyarakat di suatu negara. Seperti di Indonesia dengan pola hidup masyarakat yang semakin berkembang dan maju, pola hidup tersebut dapat berpengaruh terhadap pembangunan bangsa Indonesia saat ini. Adapun hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia sehari-hari dan sangat dibutuhkan oleh manusia adalah kesehatan. Kesehatan berkaitan dengan kata sehat dimana sehat menurut World Health Organization (WHO) merupakan suatu keadaan ideal, dari sisi biologis, psikologis, dan sosial sehingga seseorang dapat melakukan aktivitas secara optimal. Pola hidup masyarakat yang kurang menjaga kesehatan ini yang dapat berakibat pada berkembangnya beragam penyakit. Penyakit dapat ditimbulkan oleh faktor lingkungan dan proses degenerasi. Penyakit yang terjadi akibat proses degenerasi salah satunya adalah Osteoarthritis (OA). OA adalah penyakit sendi yang ditandai oleh kehilangan tulang rawan sendi secara perlahan, berkombinasi dengan penebalan tulang subkondral dan terbentuknya osteofit pada tepi sendi, dan peradangan nonspesifik sinovium yang
2 ringan (Imbawan and Eka, 2011). Penyakit ini merupakan penyebab utama gangguan muskuloskeletal di seluruh dunia dan menjadi penyebab ketidakmampuan fisik terbesar kedua setelah penyakit jantung iskemik untuk usia diatas 50 tahun. Penyakit ini menyebabkan hilangnya jam kerja yang besar serta biaya pengobatan yang tinggi (Kertia, 2011). OA Genu lebih sering menyebabkan disablitas dibandingkan OA pada sendi lain. Prevalensi atau insiden OA pada populasi tidak dipengaruhi oleh iklim, lokasi geografi, suku bangsa atau warna kulit. Pada umumnya mengenai usia lebih dari 50 tahun, laki-laki dan perempuan sama-sama dapat terkena penyakit ini. Meskipun pada usia sebelum 45 tahun lebih sering pada laki-laki, tetapi setelah usia 45 tahun lebih banyak pada wanita dengan perbandingan ± 4:1 (Hudaya, 2002). Secara klinis OA dibagi menjadi tiga tingkatan, yaitu: (1) Sub- clinical Osteoathritis, yaitu tidak ditemukan gejala atau tanda klinis, tetapi secara patologis ditemukan adanya peningkatan cairan sendi, pembentukan bulla atau blister dan fibrillasi serabut serabut jaringan ikat kolagen, serta terjadinya sklerosis pada tulang subkondral. (2) Manifest Osteoathritis, ditandai dengan adanya keluhan nyeri saat bergerak dan rasa kaku pada permulaan gerak, terjadi kerusakan sendi yang lebih luas, pada foto rontgen tampak penyempitan ruang sendi dan sklerosis tulang subkondral. (3) Decompensated Osteoathritis, ditandai dengan timbulnya rasa nyeri saat istirahat dan pembatasan lingkup gerak sendi, seluruh tulang rawan sendi rusak, tulang subkondral menjadi sangat sklerotik, pembentukan osteofit hebat, kapsul sendi kendor sehingga tampak deformitas yang jelas (Hudaya, 2002).
3 Pada OA Genu, proses-proses patologis yang terjadi tentunya menyebabkan terhambatnya fungsi fisiologis dalam sistem muskuloskeletal pada region tersebut. Manifestasi klinis yang dihasilkan seperti nyeri, keterbatasan Lingkup Gerak Sendi (LGS), kelemahan otot, akan mengganggu kemampuan fungsional seseorang dalam beberapa aktivitas, terutama aktivitas fungsional yang menggunakan pembebanan pada tubuh seperti berdiri, jongkok, duduk ke berdiri, dan berjalan, naik turun tangga (Kusumawati., 2003). Manifestasi klinis yang disebabkan proses-proses patologis yang terjadi dapat dicegah dengan penanganan fisioterapi, yaitu: pemberian terapi modalitas menggunakan Ultra Sound (US) dan terapi latihan. Dalam menjaga stabilisasi sendi tidak memerlukan kekuatan yang besar tetapi ko-kontraksi yang baik dari otot-otot sekitar sendi lutut. Pada penelitian ini peneliti akan membuktikan efek yang akan ditimbulkan terhadap ko-kontraksi otot antara pemberian kombinasi US dengan Closed Kinematic Chain Exercise dan US dengan Open Kinematic Chain Exercise. Closed Kinematic Chain Exercise mengacu pada gerakan yang terjadi dalam rantai kinematik tertutup di mana tubuh bergerak, misalnya gerakan posisi menurunkan tubuh seperti pada naik tangga atau saat jongkok. Open Kinematic Chain Exercise adalah latihan versi single-sendi dengan tipe latihan non-weight bearing dengan gerakan yang terjadi pada persendian dengan pembebanan yang terjadi pada bagian distal dari ekstremitas. Menurut Deyle dkk (2000), Closed Kinematic Chain Exercise pada penderita OA sangat bermanfaat untuk peningkatan kekuatan otot dan fungsional, karena latihan ini melibatkan banyak sendi dan otot dalam setiap gerakannya. Deyle pada tahun 2000 juga melakukan penelitian tentang manual
4 terapi dan exercise yang dilakukan selama 4 minggu, dengan alat ukur yang menggunakan WOMAC memberikan hasil yang signifikan untuk penderita OA yang mengalami nyeri, kekakuan, dan penurunan aktivitas fungsional. Jika ditinjau dari segi teoritis Closed Kinematic Chain Exercise mempunyai kelebihan dibandingkan dengan Open Kinematic Chain Exercise. Begitu juga jika ditinjau dari segi praktis, Closed Kinematic Chain Exercise lebih ekonomis dan mudah dilakukan karena hanya menggunakan massa tubuh untuk melakukan setiap penambahan beban latihannya. Sementara itu efek kedua metode diduga tidak berbeda. Berdasarkan pemaparan tentang manfaat dari Closed Kinematic Chain Exercise dan Open Kinematic Chain Exercise, maka peneliti tertarik untuk mengetahui dan membuktikan bahwa Pemberian Kombinasi Ultra Sound dengan Closed Kinematic Chain Exercise dan Ultra Sound dengan Open Kinematic Chain Exercise Sama Baik Dalam Meningkatkan Aktivitas Fungsional Sendi Lutut Pada Penderita Osteoarthritis Genu Manifest. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian ringkasan dalam latar belakang tersebut maka rumusan masalah yang disampaikan sebagai berikut: 1. Apakah pemberian kombinasi Ultra Sound dengan Closed Kinematic Chain Exercise dapat meningkatkan aktivitas fungsional sendi lutut pada penderita OA Genu Manifest?
5 2. Apakah pemberian kombinasi Ultra Sound dengan Open Kinematic Chain Exercise dapat meningkatkan aktivitas fungsional sendi lutut pada penderita OA Genu Manifest? 3. Apakah Pemberian Kombinasi Ultra Sound dengan Closed Kinematic Chain Exercise dan Ultra Sound dengan Open Kinematic Chain Exercise Sama Baik Dalam Meningkatkan Aktivitas Fungsional Sendi Lutut Pada Penderita Osteoarthritis Genu Manifest? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.3.1 Tujuan Umum : Tujuan yang diharapkan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui dan membuktikan bahwa pemberian kombinasi Ultra Sound dengan Closed Kinematic Chain Exercise dan Ultra Sound dengan Open Kinematic Chain Exercise sama baik dalam meningkatkan aktivitas fungsional sendi lutut pada penderita Osteoarthritis Genu Manifest. 1.3.2 Tujuan Khusus : 1. Untuk mengetahui efek dari pemberian kombinasi Ultra Sound dengan Closed Kinematic Chain Exercise terhadap peningkatan aktivitas fungsional sendi lutut pada penderita OA Genu Manifest. 2. Untuk mengetahui efek dari pemberian kombinasi Ultra Sound dengan Open Kinematic Chain Exercise terhadap peningkatan aktivitas fungsional sendi lutut pada penderita OA Genu Manifest.
6 3. Untuk membuktikan bahwa efek pemberian Closed Kinematic Chain Exercise dan Open Kinematic Chain Exercise sama baik dalam meningkatkan aktivitas fungsional sendi lutut pada penderita OA Genu Manifest. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebeagai berikut: 1.4.1 Manfaat Teoritis Merupakan aplikasi dari teori Fisioterapi dalam memperkaya ilmu pengetahuan. 1.4.2 Manfaat Praktis Diharapkan dapat memberikan pelayanan Fisioterapi yang tepat berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berhubungan dengan pemberian Ultra Sound, Closed Kinematic Chain Exercise, dan Open Kinematic Chain Exercise pada penderita OA Genu Manifest.