BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti saat ini, perkembangan ilmu pengetahuan dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi yang sangat modern untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu gerak yang merupakan kebutuhan dasar manusia untuk beraktivitas

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI MICRO WAVE DIATHERMY DAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS GENU UNILATERAL

BAB I PENDAHULUAN. persendian melakukan aktivitas atau gerakan (Helmi, 2012). Usia tua merupakan salah satu faktor risiko terjadi osteoarthritis.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. degeneratif atau osteoarthritis (OA). Sendi merupakan faktor penunjang yang

PENATALAKSANAAN SINAR INFRA MERAH DAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS GENU BILATERAL DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. klinis, histologist, dan radiologi. Penyakit ini bersifat asimetris, tidak ada

PENGARUH TERAPI LATIHAN SETELAH PEMBERIAN TERAPI GABUNGAN ULTRASOUND DAN TENS PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS LUTUT KRONIS SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. serta bidang kesehatan. Setiap orang yang hidup baik usia produktif maupun

KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS KNEE DEXTRA DI RSUD KOTA SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. Osteoartritis (OA) penyakit sendi degeneratif atau artritis hipertropi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia prevalensi OA lutut yang tampak secara radiologis mencapai 15,5%

PENATALAKSANAAN SHORT WAVE DIATHERMY DAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS GENU DEXTRA DI RSOP dr. SOEHARSO SURAKARTA

KARYA TULIS ILMIAH. PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS KNEE SINISTRA DI RSAL Dr. RAMELAN SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. sangat berperan penting sebagai penopang berat badan dalam aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, mobilitas manusia menjadi. semakin tinggi. Dengan dampak yang diakibatkan, baik positif maupun

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa data yang tersedia menurut World Health Organization (2010),

OSTEOARTHRITIS GENU. 1. Definisi

yang sangat penting dalam aktifitas berjalan, sebagai penompang berat tubuh dan memiliki mobilitas yang tinggi, menyebabkan OA lutut menjadi masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Osteoarthritis merupakan penyakit sendi degeneratif yang paling banyak

BAB I PENDAHULUAN. Osteoarthritis berasal dari bahasa Yunani yaitu osteo yang berarti tulang,

BAB I PENDAHULUAN. kedokteran sehingga dapat memperbaiki kualitas kesehatan para penduduk

BAB I.PENDAHULUAN. I. Latar Belakang Masalah. Osteoarthritis merupakan penyakit sendi yang. paling sering dijumpai pada masyarakat dan jumlah

Dewasa ini didapati angka kehidupan masyarakat semakin meningkat. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. tentunya keadaan ini juga akan berdampak pada penurunan kondisi fisik. World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa 40%

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Knee joint atau sendi lutut adalah salah satu sendi yang mempunyai fungsi

BAB I PENDAHULUAN. tubuh untuk beradaptasi dengan stress lingkungan. Penurunan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Osteoarthritis (OA) merupakan salah satu penyakit muskuloskeletal yang

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS GENU BILATERAL DENGAN MODALITAS MICROWAVE DIATHERMI DAN TERAPI LATIHAN DI RSUD SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. Dengan bertambahnya jumlah penduduk dan semakin tingginya. tuntut untuk memperbaiki kualitas kehidupan manusia, karena banyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar BelakangMasalah. bagian bawah adalah tungkai. Dan lutut merupakan salah satu sendi utama

BAB I PENDAHULUAN. terus berkembang memanjakan kehidupan manusia. Sehingga akifitas fisik. mengalami peningkatan yang begitu pesat.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. terhadap grade osteoarthritis menurut Kellgren dan Lawrence. Diagnosis. ditegakkan berdasarkan klinis dan radiologinya.

BAB I PENDAHULUAN. yang mengenai mereka di usia lanjut atau usia dewasa dimana rawan kartilago yang

BAB I PENDAHULUAN. nasional pada hakekatnya adalah penyelenggara upaya kesehatan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Disusun oleh : FITRIA NUR CANDRARINI NIM : J

Oleh: ANANG RAFIK SETIYANTO J

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan, begitu juga dalam bidang kesehatan. Salah satu Negara kita, yaitu dari

BEDA PENGARUH TERAPI INFRA RED DENGAN PARAFFIN BATH TERHADAP PENGURANGAN NYERI AKIBAT REMATOID ARTRITIS JARI-JARI TANGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Sekarang ini, terjadi banyak perkembangan di berbagai bidang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB ² PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2010 adalah

PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN MWD DAN LATIHAN ISOMETRIK QUADRISEP DENGAN TENS DAN LATIHAN ISOMETRIK QUADRISEP TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA OA LUTUT

BAB I PENDAHULUAN. sekedar jalan-jalan atau refreshing, hobi dan sebagainya. Dalam melakukan

BAB I PENDAHULUAN. batasan World Health Organization (WHO) adalah keadaan sejahtera dari

Kiat-Kiat Menjaga Kesehatan Sendi Lutut. Fanny Aliwarga Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah menyelenggarakan. bagian-bagian integral dari pembangunan nasional.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Nyeri Punggung Bawah (NPB) merupakan gangguan musculoskeletal yang

BAB 1 PENDAHULUAN. berfungsi mempermudah manusia dalam kehidupan sehari hari,

BAB I PENDAHULUAN. dan mobilisasi yang baik, tidak ada keluhan dan keterbatasan gerak terutama

BAB I PENDAHULUAN. fungsionalnya. Kompleksnya suatu gerakan dalam aktifitas seperti. tulang-tulang yang membentuk sendi ini masing-masing tidak ada

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Perubahan ini terjadi sejak awal kehidupan sampai lanjut usia pada

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Dengan tingkat kesehatan yang optimal maka akan dapat

BAB I PENDAHULUAN. maka setiap warga Indonesia berhak memperoleh derajat sehat yang setinggitingginya

BAB 1 PENDAHULUAN. seumur hidup sebanyak 60% (Demoulin 2012). Menurut World Health

BAB I PENDAHULUAN. trauma, over use, repetitive injury, operasi pada sendi, hypertiroidisme,

BAB I PENDAHULUAN. merupakan keadaan dinamis dan dapat ditingkatkan sehingga manusia dapat

Pada sistem kardiovaskuler dan respirasi terjadi perubahan yaitu penurunan kekuatan otot otot pernafasan, menurunnya aktivitas silia, menurunnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. osteoporosis, biasanya dialami pada usia dewasa dan dapat juga disebabkan

II. INSIDEN DAN EPIDEMIOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. sering terjadi di masyarakat. Nyeri punggung bawah sering dijumpai dalam

BAB I PENDAHULUAN. kondisi dimana terjadi kerusakan bentuk dan fungsi dari tulang tersebut yang. dapat berupa patahan atau pecah dengan serpihan.

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan menjadi sekitar 11,34%. Hasil Sensus Penduduk tahun 2010 menyatakan

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Sejalan dengan semakin meningkatnya usia seseorang, maka akan terjadi

BAB I PENDAHULUAN. nyeri tak tertahankan, mempengaruhi tangan, punggung, leher, lengan, bahkan

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan taraf hidup dan umur harapan hidup. Namun peningkatan umur

BAB I PENDAHULUAN. Lanjut usia (Lansia) adalah seseorang yang berusia di atas 60 tahun (UU 13

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan reformasi pembangunan kesehatan masyarakat adalah. meningkatkan tingkat derajat kesehatan masyarakat yang setinggitingginya

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kronis dimana tulang rawan sendi lutut mengalami degenerasi secara perlahan.

BAB I PENDAHULUAN. umum dijumpai diusia tua. Penyakit ini lebih sering ditemukan pada perempuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tingkat derajad kesehatan masyarakat secara makro. Berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan peradaban manusia sudah semakin berkembang pesat di

BAB I PENDAHULUAN. Nyeri pinggang bawah atau dalam istilah medisnya Low Back Pain (LBP)

BAB I PENDAHULUAN. yang telah mencapai usia lebih dari 60 tahun (Maryam, 2008). Jumlah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Gelar Sarjana Sains Terapan Fisioterapi. Disusun Oleh:

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian sehat menurut UU Kesehatan No. 36 tahun 2009, Bab 1 Pasal

Disusun Oleh : Nama : Ariyanto Nim : J

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS GENU SINISTRA. DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. saraf yang terjadi ketika saraf medianus pada pergelangan tangan terjepit

PENGARUH FREE ACTIVE EXERCISE TERHADAP PENINGKATAN RANGE OF MOTION SENDI LUTUT WANITA LANJUT USIA

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pembangunan disegala bidang kehidupan. menyebabkan perubahan dalam tingkah laku dan pola hidup masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Dizaman globalisasi seperti sekarang ini, dimana perkembangan dan ilmu

BAB III METODE PENELITIAN. desain cross-sectional dengan menghubungkan karakteristik gambaran

BAB I PENDAHULUAN. penelitian telah banyak di kembangkan untuk mengatasi masalah-masalah penuaan.

BAB I PENDAHULUAN. upaya penyembuhan (kuratif) dan upaya pemulihan (rehabilitatif), yang

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan

EFEKTIFITAS DAN KENYAMANAN TRANSCUTANEUS ELECTRICAL NERVE STIMULATION

BAB I PENDAHULUAN. bisa bertambah dengan munculnya kelemahan otot quadriceps dan atropi otot.

INTERVENSI ULTRASOUND

BAB I PENDAHULUAN. Untuk itu peran serta masyarakat sangat diperlukan dalam rangka menciptakan. A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi seperti saat ini, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membawa dampak perubahan yang sangat besar terhadap kehidupan masyarakat di suatu negara. Seperti di Indonesia dengan pola hidup masyarakat yang semakin berkembang dan maju, pola hidup tersebut dapat berpengaruh terhadap pembangunan bangsa Indonesia saat ini. Adapun hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia sehari-hari dan sangat dibutuhkan oleh manusia adalah kesehatan. Kesehatan berkaitan dengan kata sehat dimana sehat menurut World Health Organization (WHO) merupakan suatu keadaan ideal, dari sisi biologis, psikologis, dan sosial sehingga seseorang dapat melakukan aktivitas secara optimal. Pola hidup masyarakat yang kurang menjaga kesehatan ini yang dapat berakibat pada berkembangnya beragam penyakit. Penyakit dapat ditimbulkan oleh faktor lingkungan dan proses degenerasi. Penyakit yang terjadi akibat proses degenerasi salah satunya adalah Osteoarthritis (OA). OA adalah penyakit sendi yang ditandai oleh kehilangan tulang rawan sendi secara perlahan, berkombinasi dengan penebalan tulang subkondral dan terbentuknya osteofit pada tepi sendi, dan peradangan nonspesifik sinovium yang

2 ringan (Imbawan and Eka, 2011). Penyakit ini merupakan penyebab utama gangguan muskuloskeletal di seluruh dunia dan menjadi penyebab ketidakmampuan fisik terbesar kedua setelah penyakit jantung iskemik untuk usia diatas 50 tahun. Penyakit ini menyebabkan hilangnya jam kerja yang besar serta biaya pengobatan yang tinggi (Kertia, 2011). OA Genu lebih sering menyebabkan disablitas dibandingkan OA pada sendi lain. Prevalensi atau insiden OA pada populasi tidak dipengaruhi oleh iklim, lokasi geografi, suku bangsa atau warna kulit. Pada umumnya mengenai usia lebih dari 50 tahun, laki-laki dan perempuan sama-sama dapat terkena penyakit ini. Meskipun pada usia sebelum 45 tahun lebih sering pada laki-laki, tetapi setelah usia 45 tahun lebih banyak pada wanita dengan perbandingan ± 4:1 (Hudaya, 2002). Secara klinis OA dibagi menjadi tiga tingkatan, yaitu: (1) Sub- clinical Osteoathritis, yaitu tidak ditemukan gejala atau tanda klinis, tetapi secara patologis ditemukan adanya peningkatan cairan sendi, pembentukan bulla atau blister dan fibrillasi serabut serabut jaringan ikat kolagen, serta terjadinya sklerosis pada tulang subkondral. (2) Manifest Osteoathritis, ditandai dengan adanya keluhan nyeri saat bergerak dan rasa kaku pada permulaan gerak, terjadi kerusakan sendi yang lebih luas, pada foto rontgen tampak penyempitan ruang sendi dan sklerosis tulang subkondral. (3) Decompensated Osteoathritis, ditandai dengan timbulnya rasa nyeri saat istirahat dan pembatasan lingkup gerak sendi, seluruh tulang rawan sendi rusak, tulang subkondral menjadi sangat sklerotik, pembentukan osteofit hebat, kapsul sendi kendor sehingga tampak deformitas yang jelas (Hudaya, 2002).

3 Pada OA Genu, proses-proses patologis yang terjadi tentunya menyebabkan terhambatnya fungsi fisiologis dalam sistem muskuloskeletal pada region tersebut. Manifestasi klinis yang dihasilkan seperti nyeri, keterbatasan Lingkup Gerak Sendi (LGS), kelemahan otot, akan mengganggu kemampuan fungsional seseorang dalam beberapa aktivitas, terutama aktivitas fungsional yang menggunakan pembebanan pada tubuh seperti berdiri, jongkok, duduk ke berdiri, dan berjalan, naik turun tangga (Kusumawati., 2003). Manifestasi klinis yang disebabkan proses-proses patologis yang terjadi dapat dicegah dengan penanganan fisioterapi, yaitu: pemberian terapi modalitas menggunakan Ultra Sound (US) dan terapi latihan. Dalam menjaga stabilisasi sendi tidak memerlukan kekuatan yang besar tetapi ko-kontraksi yang baik dari otot-otot sekitar sendi lutut. Pada penelitian ini peneliti akan membuktikan efek yang akan ditimbulkan terhadap ko-kontraksi otot antara pemberian kombinasi US dengan Closed Kinematic Chain Exercise dan US dengan Open Kinematic Chain Exercise. Closed Kinematic Chain Exercise mengacu pada gerakan yang terjadi dalam rantai kinematik tertutup di mana tubuh bergerak, misalnya gerakan posisi menurunkan tubuh seperti pada naik tangga atau saat jongkok. Open Kinematic Chain Exercise adalah latihan versi single-sendi dengan tipe latihan non-weight bearing dengan gerakan yang terjadi pada persendian dengan pembebanan yang terjadi pada bagian distal dari ekstremitas. Menurut Deyle dkk (2000), Closed Kinematic Chain Exercise pada penderita OA sangat bermanfaat untuk peningkatan kekuatan otot dan fungsional, karena latihan ini melibatkan banyak sendi dan otot dalam setiap gerakannya. Deyle pada tahun 2000 juga melakukan penelitian tentang manual

4 terapi dan exercise yang dilakukan selama 4 minggu, dengan alat ukur yang menggunakan WOMAC memberikan hasil yang signifikan untuk penderita OA yang mengalami nyeri, kekakuan, dan penurunan aktivitas fungsional. Jika ditinjau dari segi teoritis Closed Kinematic Chain Exercise mempunyai kelebihan dibandingkan dengan Open Kinematic Chain Exercise. Begitu juga jika ditinjau dari segi praktis, Closed Kinematic Chain Exercise lebih ekonomis dan mudah dilakukan karena hanya menggunakan massa tubuh untuk melakukan setiap penambahan beban latihannya. Sementara itu efek kedua metode diduga tidak berbeda. Berdasarkan pemaparan tentang manfaat dari Closed Kinematic Chain Exercise dan Open Kinematic Chain Exercise, maka peneliti tertarik untuk mengetahui dan membuktikan bahwa Pemberian Kombinasi Ultra Sound dengan Closed Kinematic Chain Exercise dan Ultra Sound dengan Open Kinematic Chain Exercise Sama Baik Dalam Meningkatkan Aktivitas Fungsional Sendi Lutut Pada Penderita Osteoarthritis Genu Manifest. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian ringkasan dalam latar belakang tersebut maka rumusan masalah yang disampaikan sebagai berikut: 1. Apakah pemberian kombinasi Ultra Sound dengan Closed Kinematic Chain Exercise dapat meningkatkan aktivitas fungsional sendi lutut pada penderita OA Genu Manifest?

5 2. Apakah pemberian kombinasi Ultra Sound dengan Open Kinematic Chain Exercise dapat meningkatkan aktivitas fungsional sendi lutut pada penderita OA Genu Manifest? 3. Apakah Pemberian Kombinasi Ultra Sound dengan Closed Kinematic Chain Exercise dan Ultra Sound dengan Open Kinematic Chain Exercise Sama Baik Dalam Meningkatkan Aktivitas Fungsional Sendi Lutut Pada Penderita Osteoarthritis Genu Manifest? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.3.1 Tujuan Umum : Tujuan yang diharapkan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui dan membuktikan bahwa pemberian kombinasi Ultra Sound dengan Closed Kinematic Chain Exercise dan Ultra Sound dengan Open Kinematic Chain Exercise sama baik dalam meningkatkan aktivitas fungsional sendi lutut pada penderita Osteoarthritis Genu Manifest. 1.3.2 Tujuan Khusus : 1. Untuk mengetahui efek dari pemberian kombinasi Ultra Sound dengan Closed Kinematic Chain Exercise terhadap peningkatan aktivitas fungsional sendi lutut pada penderita OA Genu Manifest. 2. Untuk mengetahui efek dari pemberian kombinasi Ultra Sound dengan Open Kinematic Chain Exercise terhadap peningkatan aktivitas fungsional sendi lutut pada penderita OA Genu Manifest.

6 3. Untuk membuktikan bahwa efek pemberian Closed Kinematic Chain Exercise dan Open Kinematic Chain Exercise sama baik dalam meningkatkan aktivitas fungsional sendi lutut pada penderita OA Genu Manifest. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebeagai berikut: 1.4.1 Manfaat Teoritis Merupakan aplikasi dari teori Fisioterapi dalam memperkaya ilmu pengetahuan. 1.4.2 Manfaat Praktis Diharapkan dapat memberikan pelayanan Fisioterapi yang tepat berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berhubungan dengan pemberian Ultra Sound, Closed Kinematic Chain Exercise, dan Open Kinematic Chain Exercise pada penderita OA Genu Manifest.