BAB I PENDAHULUAN. Gagal jantung merupakan kumpulan gejala klinis yang diakibatkan. (Yancy et al, 2013). Ketidakmampuan jantung dalam memompa darah ke

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. disease) saat ini masih menjadi masalah yang besar, sebagaimana prediksi

BAB I PENDAHULUAN. utama bagi kesehatan manusia pada abad 21. World Health. Organization (WHO) memprediksi adanya kenaikan jumlah pasien

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Diabetes Mellitus (DM) atau kencing manis merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lemah ginjal, buta, menderita penyakit bagian kaki dan banyak

BAB I PENDAHULUAN. mengenai kematian akibat asma mengalami peningkatan dalam beberapa dekade

BAB I PENDAHULUAN. mampu menggunakan insulin yang dihasilkan oleh pankreas (Word Health

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KUALITAS HIDUP PASIEN GAGAL JANTUNG KONGESTIF DI POLIKLINIK JANTUNG RSUD KABUPATEN SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan terpotongnya suplai oksigen dan nutrisi yang mengakibatkan

BAB I PENDAULUAN. morbiditas dan mortalitas di perkirakan pada abad ke-21 akan terjadi

BAB I PENDAHULUAN. mortalitas dan morbiditas penduduk dengan prevalensi yang cukup tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. paling banyak terjadi pada wanita (Kemenkes, 2012). seluruh penyebab kematian (Riskesdas, 2013). Estimasi Globocan,

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Diabetes Melitus atau kencing manis, seringkali dinamakan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan utama di negara maju dan berkembang. Penyakit ini menjadi

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. klinis bermakna yang berhubungan dengan distres atau penderitaan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang paling sering dijumpai pada pasien-pasien rawat jalan, yaitu sebanyak

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas hidup pasien (dewasa dan anak-anak) dan keluarga

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Gagal ginjal kronik (Chronic Kidney Disease) merupakan salah satu penyakit

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan insulin yang diproduksi dengan efektif ditandai dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. situasi lingkungannya, misalnya perubahan pola konsumsi makanan, berkurangnya

BAB I PENDAHULUAN. merealisasikan tercapainya Millenium Development Goals (MDGs) yang

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi menggantikan sebagian fungsi ginjal. Terapi pengganti yang. adalah terapi hemodialisis (Arliza, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. menduduki rangking ke 4 jumlah penyandang Diabetes Melitus terbanyak

BAB I PENDAHULUAN. jumlahnya terus meningkat. World Health Organization (WHO) di Kabupaten Gunungkidul DIY tercatat 1262 orang terhitung dari bulan

BAB I PENDAHULUAN. insulin atau keduanya (American Diabetes Association [ADA] 2010). Menurut

BAB 1 : PENDAHULUAN. pergeseran pola penyakit. Faktor infeksi yang lebih dominan sebagai penyebab

BAB I PENDAHULUAN. Congestive Heart Failure (CHF) atau gagal jantung merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. memberikan gambaran yang jelas tentang gagal jantung. Pada studinya disebutkan

BAB I PENDAHULUAN. yang selalu mengalami peningkatan setiap tahun di negara-negara seluruh

BAB I PENDAHULUAN. Kardiovaskuler (PKV) (Kemenkes RI, 2012). World Health Organization. yang berpenghasilan menengah ke bawah (WHO, 2003).

*Korespondensi Penulis, Telp: , ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Tenggara sekitar dari jumlah penduduk setiap tahunnya.gastritis

BAB I PENDAHULUAN. human papilloma virus (HPV) terutama pada tipe 16 dan 18. Infeksi ini

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Adapun peningkatan tajam terjadi pada kelompok penduduk lanjut

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat dari hasil gangguan jantung fungsional atau struktural yang

I. PENDAHULUAN. merupakan penyebab peningkatan mortalitas pasien jantung (Maggioni, 2005).

E. Keaslian Penelitian Beberapa penelitian yang berhubungan dengan penelitian ini antara lain: 1. Ng et al (2014) dengan judul Cost of illness

BAB I PENDAHULUAN. tidak menular yang lebih dikenal dengan sebutan transisi epidemiologi. 1

BAB I PENDAHULUAN. Menurut American Diabetes Association / ADA (2011) DM adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. pada jutaan orang di dunia (American Diabetes Association/ADA, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. terlupakan, padahal kasusnya cukup banyak ditemukan, hal ini terjadi karena

BAB I PENDAHULUAN. Menurut badan organisasi dunia World Health Organization (WHO)

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan perolehan data Internatonal Diabetes Federatiaon (IDF) tingkat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. akibat gangguan fungsional otak fokal maupun global dengan gejala-gejala yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Gagal ginjal kronis (Chronic Renal Failure) adalah kerusakan ginjal progresif

BAB I PENDAHULUAN. jantung sebagai pemompa, kelainan dinding pembuluh darah dan komposisi

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KUALITAS HIDUP PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK YANG MENJALANI TERAPI HEMODIALISA DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH LANGSA

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalaminya. Akan tetapi usia tidak selalu menjadi faktor penentu dalam perolehan

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara adalah keganasan pada sel-sel yang terdapat pada

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Chan, sekitar 1 miliar orang di dunia menderita hipertensi, dan angka kematian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bangsa Indonesia sedang berkembang dan terus mencanangkan

I. PENDAHULUAN. Gagal jantung merupakan sindrom yang ditandai dengan ketidakmampuan

BAB I PENDAHULUAN. otak secara akut dan dapat menimbulkan kematian (World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN. dinding pembuluh darah dan merupakan salah satu tanda-tanda vital yang utama.

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit tidak menular (PTM) menjadi penyebab utama kematian secara

BAB I PENDAHULUAN. di Amerika setiap tahunnya berkisar antara orang dari orang. terbanyak di Asia (Yayasan Stroke Indonesia, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular dan penyakit kronis. Salah satu penyakit tidak menular

BAB 1 PENDAHULUAN. Tuberkulosis atau TB (singkatan yang sekarang ditinggalkan adalah TBC)

BAB 1 PENDAHULUAN. Kanker adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel

BAB I PENDAHULUAN. kondisi fisik yang tidak normal dan pola hidup yang tidak sehat. Kanker dapat

BAB I PENDAHULUAN. jantung. Prevalensi juga akan meningkat karena pertambahan umur baik lakilaki

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan umat manusia pada abad ke 21. Diabetes mellitus (DM) adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. yang utuh untuk kualitas hidup setiap orang dengan menyimak dari segi

HUBUNGAN PERILAKU PASIEN DALAM PERAWATAN DIABETES MELITUS DENGAN ULKUS DIABETIKUM PADA PASIEN DIABETES MELITUS DI RUANG RINDU A1 DAN A2 RSUP H

BAB I PENDAHULUAN. abnormal yang melibatkan kerusakan pada sel-sel DNA (Deoxyribonucleic Acid).

BAB IV METODE PENELITIAN. Onkologi dan Bedah digestif; serta Ilmu Penyakit Dalam. Penelitian dilaksanakan di Instalasi Rekam Medik RSUP Dr.

BAB 1 PENDAHULUAN. Gagal jantung (heart failure) adalah sindrom klinis yang ditandai oleh sesak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan suatu gejala penderitaan (distress) di dalam satu atau lebih. fungsi yang penting dari manusia (Komarudin, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. menempati peringkat kedua dengan jumlah penderita Diabetes terbanyak setelah

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Bidang Ilmu Kedokteran khususnya Ilmu Penyakit Dalam. Semarang Jawa Tengah. Data diambil dari hasil rekam medik dan waktu

BAB I PENDAHULUAN. lama diketahui bahwa terdapat tiga faktor yang dapat mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. oleh infeksi Mycobacterium tuberculosis dan dapat disembuhkan. Tuberkulosis

BAB 1 : PENDAHULUAN. perubahan. Masalah kesehatan utama masyarakat telah bergeser dari penyakit infeksi ke

BAB I PENDAHULUAN. berkembang adalah peningkatan jumlah kasus diabetes melitus (Meetoo & Allen,

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KUALITAS HIDUP PASIEN KANKER PAYUDARA DI INSTALASI RAWAT INAP BEDAH RSUP Dr. MOHAMMAD HOESIN PALEMBANG TAHUN 2012

I. PENDAHULUAN. Hipertensi merupakan tekanan darah tinggi menetap yang penyebabnya tidak

PENDAHULUAN. Pola penyakit yang ada di Indonesia saat ini telah. mengalami pergeseran atau sedang dalam masa transisi

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan dinamisnya kehidupan masyarakat. Masalah ini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kenaikan jumlah lansia. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS)

BAB 1 : PENDAHULUAN. Kanker payudara dapat tumbuh di dalam kelenjer susu, saluran susu dan jaringan ikat

BAB I PENDAHULUAN. global yang harus segera ditangani, karena mengabaikan masalah mata dan

HUBUNGAN KECEMASAN TENTANG PENULARAN PENYAKIT DENGAN PERAN KELUARGA DALAM PERAWATAN PENYAKIT TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GROGOL I SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. sekitar 8,2 juta orang. Berdasarkan Data GLOBOCAN, International Agency

BAB I PENDAHULUAN. mmhg. Penyakit ini dikategorikan sebagai the silent disease karena penderita. penyebab utama gagal ginjal kronik (Purnomo, 2009).

HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERSEPSI REMAJA PUTRI, DAN PERAN KELUARGA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI TAHUN 2014

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah ilmu anestesi dan terapi intensif.

BAB I PENDAHULUAN. kardiovaskular (World Health Organization, 2010). Menurut AHA (American

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA DENGAN KETERLIBATAN DALAM MOBILISASI DINI PASIEN STROKE DI RSU ISLAM KUSTATI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. suatu kondisi dimana pembuluh darah secara terus-menerus mengalami

BAB I PENDAHULUAN. merealisasikan tercapainya Millenium Development Goals (MDGs) yang

BAB 1 PENDAHULUAN. otak yang terganggu ( World Health Organization, 2005). Penyakit stroke

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KUNJUNGAN KONTROLPASIEN JIWA SKIZOFRENIA DI RAWAT JALAN DI RSJ PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan penyakit non infeksi (penyakit tidak menular) justru semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. darah. Kejadian hipertensi secara terus-menerus dapat menyebabkan. dapat menyebabkan gagal ginjal (Triyanto, 2014).

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gagal jantung merupakan kumpulan gejala klinis yang diakibatkan kelainan fungsional ataupun struktural jantung yang menyebabkan ketidakmampuan pengisian ventrikel serta ejeksi darah ke seluruh tubuh (Yancy et al, 2013). Ketidakmampuan jantung dalam memompa darah ke seluruh tubuh ditandai dengan tungkai bengkak, saat beraktifitas dan tidur tanpa bantal terjadi sesak nafas, pernah atau belum pernah didiagnosis menderita gagal jantung oleh dokter tetapi mengalami gejala atau riwayat tersebut maka didefinisikan sebagai penyakit gagal jantung (Riskesdas, 2013). Gagal jantung merupakan salah satu diagnosis kardiovaskular yang sangat cepat peningkatannya (Lavine dan Schilling, 2014). Di negara industri dan negara negara berkembang, prevalensi penyakit gagal jantung meningkat sesuai dengan meningkatnya usia harapan hidup dan sebagai penyakit utama penyebab kematian (Bararah dan Jauhar, 2013). Sekitar 23 juta seluruh penduduk dunia mengalami gagal jantung dan diperkirakan prevalensi akan terus meningkat hingga 46% pada tahun 2030 yaitu mencapai 8 juta kasus (Mozaffarian et al, 2015). Dalam studi yang telah dilakukan untuk jangka waktu 30 hari, 1 tahun, dan 5 tahun, kasus kematian setelah rawat inap untuk gagal jantung adalah sebesar 10,4%, 1

2 22%, dan 42,3% (Yancy et al, 2013). Di Indonesia kematian akibat penyakit gagal jantung berdasarkan Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) tahun 2011 menempati peringkat ke 3 setelah stroke haemoragik dan stroke non haemoragik. Dari 10 besar kematian penyakit tidak menular di rawat inap rumah sakit seluruh Indonesia menjadikan penyakit gagal jantung sebagi prioritas pertama program pengendalian di Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementrian Kesehatan (Pusdatin Kemenkes, 2012). Prevalensi gagal jantung berdasarkan wawancara oleh dokter di Indonesia diperkirakan sebesar 229.696 orang, sedangkan yang terdiagnosis oleh dokter sebesar 530.068 orang. Prevalensi gagal jantung berdasarkan wawancara oleh dokter di Jawa Tengah sebesar 0,18 % atau diperkirakan sekitar 43.361 orang, sedangkan yang terdiagnosis oleh dokter sebesar 0,3 % atau diperkirakan sekitar 72.268 orang (Riskedas, 2013). Untuk prevalensi gagal jantung kongestif di Kabupaten Sukoharjo belum terdata secara pasti, dikarenakan masih banyaknya Rumah Sakit, Klinik dan Puskesmas yang belum memberikan data kepada pihak Dinas Kesehatan Kabupaten Sukoharjo (Dinkes Kabupaten Sukoharjo, 2017). Penyakit gagal jantung kongestif merupakan posisi ke 10 dari prevalensi penyakit di RSUD Kabupaten Sukoharjo dan menempati posisi ke 2 dalam jumlah angka kematian terbanyak. Dari data rekam medik di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sukoharjo angka kejadian gagal jantung kongestif tahun 2016 sebanyak 199 pasien dengan rician 12 pasien NYHA I, 77 pasien NYHA II, 63 pasien NYHA III dan 47 pasien NYHA IV.

3 Pasien gagal jantung kongestif dapat menurunkan kualitas hidup seseorang serta mempengaruhi bidang ekonomi dan kesehatan (Ramani et al, 2010). Gagal jantung secara signifikan menurunkan kualitas hidup terkait kesehatan terutama di bidang fungsi fisik dan vitalitas. Kurangnya peningkatan kualitas hidup terkait kesehatan setelah pulang dari rumah sakit adalah prediktor utama dari rehospitalisasi dan mortalitas (Yancy et al, 2013). Penilaian terhadap kualitas hidup menurut World Health Organization (2012) digolongkan dalam 4 domain yaitu domain kesehatan fisik, psikologi, hubungan sosial dan lingkungan. Manajemen perawatan mandiri mempunyai peran dalam keberhasilan pengobatan gagal jantung dan dapat memberi dampak bermakna pada perbaikan gejala gagal jantung, kapasitas fungsional, kualitas hidup, penurunan angka perawatan, morbiditas dan prognosis. Menurut Friedman (2014) kualitas hidup sangat berkaitan dengan dukungan yang diberikan oleh keluarga karena merupakan tindakan, sikap, dan penerimaaan terhadap keluarga yang sakit, dimana keluarga menjalankan fungsinya sebagi sistem yang selalu siap memberi pertolongan dan mendukung keluarga yang sakit. Ketergantungan keluarga yang sakit akan mempengaruhi fungsi dan peran keluarga, sehingga akan mengganggu ekonomi dalam keluarga, hal ini dikarenakan keluarga yang sakit harus rutin berobat, selain secara finansial terganggu tingkat stress dalam keluarga juga ikut terpengaruh akibat masalah ini. Anggota keluarga yang sakit harus mendapat dukungan keluarga dan pengakuan dari masyarakat. Setelah

4 anggota keluarga yang sakit pulang dari rumah sakit dan menjali program rahabilitasi jantung maka keluarga memainkan peranan yang penting untuk keberhasilan program tersebut (Notoatmodjo, 2010). Dukungan keluarga dalam pengobatan gagal jantung dilakukan agar penderita merasa aman, nyaman dalam melakukan aktivitas fisik, serta meningkatkan harapan hidupnya (Bararah dan Jauhar, 2013). Dukungan ini bisa berupa kehadiran yang mempengaruhi tingkah laku penerima dukungan dan memberi respon emosional. Menurut Friedman (2010), dukungan keluarga bisa diberikan dalam beberapa bentuk : dukungan informasional, penilaian, instrumental, dan emosional. Berdasarkan data awal yang diperoleh dari hasil wawancara sebanyak 6 (enam) pasien gagal jantung kongestif di poliklinik jantung RSUD Kabupaten Sukoharjo, 1 (satu) pasien mengalami pembengkakan pada tungkai, 2 (dua) pasien mengatakan sudah terjadi penurunan pembengkakan dan 3 (tiga) pasien tidak mengalami pembengkakan tungkai, seluruh pasien mengatakan sesak dan cepat lelah saat melakukan aktivitas berat sehingga memerlukan bantuan orang lain sehingga pasien merasa menjadi beban bagi keluarga, dengan kondisi seperti ini semua pasien memutuskan tidak bekerja lagi, tidak pernah mengikuti kegiatan diluar rumah seperti berolah raga dan kegiatan - kegiatan kemasyarakatan sehingga pasien hanya beristirahat dirumah saja. Keenam pasien gagal jantung kongestif tersebut, 2 (dua) diantaranya datang sendiri dengan alasan adanya kesibukan anggota keluarga dan mengatakan kurang mendapat dukungan dari keluarga,

5 sehingga saat jadwal kontrol ke poliklinik jantung harus datang sendirian. 4 (empat) pasien lainnya mendapatkan pendampingan dari anggota keluarganya selama menjalani kontrol di poliklinik jantung. Pendampingan oleh anggota keluarga saat kontrol inilah salah satu bentuk dari dukungan keluarga itu sendiri. Berdasarkan fenomena tersebut, peneliti tertarik untuk mengetahui apakah ada hubungan antara dukungan keluarga dengan kualitas hidup pada pasien gagal jantung kongestif di poliklinik jantung RSUD Kabupaten Sukoharjo. B. Rumusan Masalah Rehabilitasi medik yang harus dijalani dalam waktu yang lama mempengaruhi kualitas hidup pasien yang berdampak cukup luas pada masalah psikologis, fisik, dan lingkungan sosial. Peningkatan kualitas hidup dapat dicapai dengan adanya dukungan keluarga. Oleh karena itu, peneliti ingin mengetahui adakah hubungan antara dukungan keluarga dengan kualitas hidup seorang pasien gagal jantung kongestif di poliklinik jantung RSUD Kabupaten Sukoharjo? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan kualitas hidup pada pasien gagal jantung kongestif di poliklinik jantung RSUD Kabupaten Sukoharjo.

6 2. Tujuan Khusus, untuk : a. Mengetahui gambaran karakteristik responden di poliklinik jantung RSUD Kabupaten Sukoharjo. b. Mengetahui hubungan dukungan keluarga (dukungan informasional, penilaian, instrumental, dan emosional) dengan kualitas hidup pada pasien gagal jantung kongestif di Poliklinik Jantung RSUD Kabupaten Sukoharjo. D. Manfaat Penelitian Manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : 1. Manfaat Teoritis a. Memberikan kontribusi terhadap pengembangan ilmu pengetahuan khususnya di bidang ilmu keperawatan. b. Memberikan tambahan informasi kepada peneliti dibidang ilmu keperawatan khususnya mengenai kualitas hidup pasien gagal jantung kongestif. c. Memberi kontribusi literatur pada fakultas ilmu keperawatan Universitas Muhammadiyah Surakarta. 2. Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi tambahan informasi kepada perawat di RSUD Kabupaten Sukoharjo.

7 E. Keaslian Penelitian. 1. Zurmeli, Bayhakki, dan Utami, G.T. (2015). Hubungan dukungan keluarga dengan kualitas hidup pasien gagal ginjal kronik yang menjalani terapi hemodialisis di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, penelitian ini menggunakan metode deskriptif korelasional, dengan pendekatan cross sectional dengan menggunakan teknik total sampling, analisis yang digunakan menggunakan univariat untuk mengetahui distribusi frekuensi dan bivariat dengan chi Square. Sementara yang membedakan dengan penelitian yang peneliti lakukan adalah desain penelitian yang berbeda yaitu menggunakan survei analitik dengan teknik Accidental Sampling, tempat penelitian dan responden yang berbeda yaitu pada RSUD Kabupaten Sukoharjo dengan pasien gagal jantung kongestif yang berkunjung ke poliklinik jantung. 2. Husni, M., Romadoni, S., dan Rukiyati, D. (2015). Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kualitas Hidup Pasien Kanker Payudara Di Instalasi Rawat Inap Bedah RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang penelitian ini menggunakan metode analitik kuantitatif, dengan pendekatan cross sectional dengan menggunakan teknik accidental sampling, analisis yang digunakan menggunakan univariat untuk mengetahui distribusi frekuensi dan bivariat dengan chi Square. Sementara yang membedakan dengan penelitian yang peneliti lakukan adalah desain penelitian yang berbeda yaitu tempat penelitian dan

8 responden yang berbeda yaitu pada RSUD Kabupaten Sukoharjo dengan pasien gagal jantung kongestif yang berkunjung ke poliklinik jantung. 3. Tamara, E., Bayhakki, dan Nauli, F.A. (2014). Hubungan Antara Dukungan Keluarga dan Kualitas Hidup Pasien Diabetes Mellitus Tipe II Di RSUD Arifin Achmad Pekan Baru, penelitian ini menggunakan metode deskriptif korelasional, dengan pendekatan cross sectional dengan menggunakan teknik consecutive sampling, analisis yang digunakan menggunakan univariat untuk mengetahui distribusi frekuensi dan bivariat dengan chi Square. Sementara yang membedakan dengan penelitian yang peneliti lakukan adalah desain penelitian yang berbeda yaitu menggunakan survei analitik dengan teknik Accidental Sampling, tempat penelitian dan responden yang berbeda yaitu pada RSUD Kabupaten Sukoharjo dengan pasien gagal jantung kongestif yang berkunjung ke poliklinik jantung.