BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Konflik. pemimpin masa depan. Mahasiswa juga berperan menjadi penerus bangsa di masa

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kampus merupakan salah satu sarana pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesenian pada dasarnya adalah salah satu cara seseorang memasyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, kita ketahui terdapat beberapa jenis seni yang di

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Mahasiswa dikenal sebagai agen of change yaitu mahasiswa sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kepentingan orang yang melaksanakan hak-haknya, misalnya hak untuk

BAB I PENDAHULUAN. dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Dalam meningkatkan hal tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. mahasiswa sedikit mengalami permasalahan dan beban karena tugas-tugas

BAB I PENDAHULUAN. Pertunjukan drama merupakan sebuah kerja kolektif. Sebagai kerja seni

BAB I PENDAHULUAN. membentak, dan berbicara kasar. Hal tersebut mengindikasikan bahwa agresivitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Mahasiswa merupakan bagian dari civitas akademika yang sedang

BAB I PENDAHULUAN. agar dapat bersikap tenang dalam menghadapi ujian nasional. Orangtua dan

Makalah Peran BK Dalam Mengatasi Tawuran Pelajar. Tawuran Tidak Membuatmu Merasa Keren

HASIL KESEPAKATAN TEMU TEKNIS FESTIVAL TEATER KE-XX TINGKAT SMA/MA/SMK SE-JAWA TIMUR BULAN BAHASA DAN SASTRA 2016

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP DOSEN PEMBIMBING DENGAN TINGKAT STRESS DALAM MENULIS SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. paling penting dalam pembangunan nasional, yaitu sebagai upaya meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. suatu konflik/masalah (Nashori, 2008). Sebagian orang mungkin ada yang merasa

BAB I PENDAHULUAN. dalam waktu tertentu. Hariyanto (2010) mengungkapkan bahwa Prestasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masyarakat dari berbagai kalangan, baik anak-anak, remaja, dewasa, sampai

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah yang sering terjadi pada masa remaja yaitu kasus pengeroyokan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dunia seni saat ini semakin banyak jumlah dan beragam bentuknya.

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan dalam suatu organisasi. Dalam upaya pemenuhan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. puncak dari seluruh kegiatan akademik di bangku kuliah adalah menyelesaikan

BAB I PENDAHULUAN. kesenian yang ada di Indonesia sangat beragam. Di setiap wilayah di Indonesia

BAB II KAJIAN TEORITIS. 2.1 Kedudukan Pembelajaran Mendeskripsikan Perilaku Manusia Melalui

BAB I DEFINISI OPERASIONAL. Seni merupakan salah satu pemanfaatan budi dan akal untuk menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia seringkali terjadi konflik yang tidak dapat

Persepsi siswa SMK Negeri 9 Muaro Jambi terhadap Pelaksanaan Layanan Mediasi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia seni, pertunjukan atau performance menurut Richard

BAB I PENDAHULUAN. belajar dipengaruhi oleh motivasi dari dalam dan luar siswa.

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN KARYA SENI PERTUNJUKAN KARNAVAL TATA BUSANA TEATER. Oleh: Budi Arianto, S.Pd., M.A. NIP

KD Menulis naskah drama berdasarkan cerpen yang sudah dibaca

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. manusia memegang peranan penting dalam melakukan aktivitas untuk

BAB I PENDAHULUAN. situasi persaingan khususnya bagi perusahaan-perusahaan yang sejenis menjadi

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengembangkan bakat dan potensi yang dimilik. Menurut. Suryonosubroto (2009; 286) menyatakan bahwa kegiatan ekstrakurikuler

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. jiwa, kepribadian serta mental yang sehat dan kuat. Selayaknya pula seorang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hendaknya memiliki kemampuan untuk memberi kesan yang baik tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Faktor manusia sebagai faktor modal merupakan sumber daya yang sangat

MENCIPTA TOKOH DALAM NASKAH DRAMA Transformasi dari Penokohan Menjadi Dialog, Suasana, Spektakel

BAB I PENDAHULUAN. Dengan kata lain, seorang aktor harus menampilkan atau. mempertunjukan tingkah laku yang bukan dirinya sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. maksud untuk mengubah tingkah laku mereka. disadari untuk mempengaruhi perilaku penerima. Komunikasi terbagi ke

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. program tertentu. Aktivitas mereka adalah belajar. Belajar ilmu pengetahuan,

KETENTUAN PELAKSANAAN FESTIVAL TEATER TINGKAT SMP/MTs KE-VI SE-JAWA TIMUR BULAN BAHASA DAN SASTRA 2016

BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN. kepemimpinan kepala sekolah terhadap iklim organisasi SMA Negeri di Pematang

BAB I PENDAHULUAN. melakukan kegiatan, termasuk juga kegiatan perkuliahan di kelas. Proses

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhuk sosial, yang antar individunya membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PERATURAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN NOMOR 002 TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. sama, serta berusaha secara bersama-sama untuk mencapai tujuan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. berupa pengalaman, semangat, ide, pemikiran, dan keyakinan dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa merupakan salah satu bagian atau unsur dari universitas atau

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan Tinggi merupakan salah satu jenjang yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan berakhir pada usia akhir belasan tahun atau awal dua puluhan tahun

Oleh: Yantome Hambur. Dosen Jurusan Bahasa Inggris, FKIP, Univ. PGRI NTT, Kupang A. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Makalah Manajemen Konflik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia dalam kehidupannya selalu mengadakan aktivitas-aktivitas, salah

HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KOMUNIKASI KELOMPOK DENGAN RESOLUSI KONFLIK PADA SISWA SLTA S K R I P S I

pada peran SDM yang ada di dalamnya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. luas. Fenomena ini sudah ada sejak dulu hingga sekarang. Faktor yang mendorong

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pendidikan adalah dengan mengikuti pendidikan formal. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Selama masa hidupnya orang lebih banyak berada pada kondisi saling

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. Setelah melalui beberapa pembahasan di bagian terdahulu, maka sekarang kita

BAB I PENDAHALUAN. A. Latar Belakang Masalah. status sebagai orang dewasa tetapi tidak lagi sebagai masa anak-anak. Fase remaja

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu kegiatan universal pada kehidupan

UNDANG-UNDANG UNIT KEGIATAN MAHASISWA BAB I KETENTUAN UMUM

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN KOHESIVITAS PEER GROUP PADA REMAJA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Remaja merupakan generasi muda yang berperan sebagai penerus cita-cita

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa adalah pelajar yang menempuh pendidikan di perguruan tinggi negeri

PEDOMAN ORGANISASI KEMAHASISWAAN UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA

KATA PENGANTAR. Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah yang maha esa. Karena dengan

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh kemampuan mahasiswa itu sendiri, karena pada kenyataannya di antara

ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA TAHUN 2017

BUDAYA SALAMAN SEBAGAI UPAYA MENUMBUHKAN KARAKTER BERSAHABAT DI LINGKUNGAN SEKOLAH (Studi Kasus Pada Siswa SMK Negeri 1 Banyudono Kabupaten Boyolali)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Karya penyutradaraan Beauty and The Beast ini menjadi sebuah proses

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menyajikan hal-hal yang menjadi latar belakang penelitian,

BAB V PENUTUP. kebaikan serta mengandung nilai-nilai ajaran Islam. Teater Wadas

BAB I PENDAHULUAN. bahasa dan sastra Indonesia. Materi pembelajaran drama yang diajarkan di tingkat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan salah satu sarana untuk mengembangkan

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH DEMOKRATIS ORANG TUA DAN KEMANDIRIAN DENGAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN MASALAH PADA REMAJA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. selalu menjadi kebutuhan dasar bagi setiap manusia.

BAB I PENDAHULUAN. satu hal penting yang perlu didapatkan oleh setiap manusia. Manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORI. bagaimana unsur cerita atau peristiwa dihadirkan oleh pengarang sehingga di dalam

BAB II KAJIAN TEORITIS. (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang

BAB I PENDAHULUAN. strategis bagi peningkatan sumber daya manusia adalah pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan dan perkembangan dunia usaha di era globalisasi saat ini

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, agar dapat menciptakan sumber. peningkatan terhadap kualitas pendidikan itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pengetahuan serta membentuk kepribadian individu. Sehubungan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dapat menjadi generasi-generasi yang tangguh, memiliki komitmen terhadap

BAB I PENDAHULUAN. bersaing secara terbuka di era global sehingga dapat meningkatkan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konflik Mahasiswa merupakan seorang siswa yang telah mencapai tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Mahasiswa yang menuntut ilmu di perguruan tinggi memiliki berbagai peran sebagi agen perubahan, sebagai kontrol sosial dan pemimpin masa depan. Mahasiswa juga berperan menjadi penerus bangsa di masa depan (Ramadhan, 2015). Selama menempuh pendidikan di bangku perkuliahan, mahasiswa banyak bertemu dengan teman baru dan mengenali lingkungan baru namun, mahasiswa juga mengalami permasalahan yang sering mereka hadapi. Permasalahan tersebut diantaranya datang terlambat, tidur dikelas, bolos kuliah, terlambat mengumpulkan tugas dan sebagainya (Chandra, 2016). Permasalahan atau konflik dapat dialami oleh siapa saja termasuk mahasiswa karena manusia dalam kehidupan sosial seringkali dihadapkan dengan konflik. Saat di rumah dan waktu bekerja, konflik sanggat lazim terjadi dan itu hal yang sulit dihindarkan (Mughal & Khan, 2013). Banyak kegiatan serta tugas-tugas yang harus dihadapi oleh mahasiswa di semua universitas. Mahasiswa juga mengalami tekanan seperti adanya perubahan lingkungan, tekanan akademik, kehilangan jaringan sosial, hubungan dengan teman, serta konflik keuangan (Miller dalam Azzahra,2017). Konflik yang dialami sangat berkaitan dengan perasaan manusia seperti perasaan diremehkan, tak dihargai, ditinggal, disia-sia, dan perasaan akibat beban 1

2 kerja yang berat. Perasaan itu sekali waktu dapat mengundang timbulnya kemarahan dan menurunkan produktivitas seseorang dalam melakukan sebuah aktivitas (Wati, 2015). Mahasiswa pun dapat mengalami konflik atau permasalahan seperti yang terjadi di Universtitas 19 November Kolaka, Sulawesi Tenggara terjadi perkelahian tangan kosong antar mahasiswa Fakultas Teknik. Perkelahian terjadi antara junior dan senior lantaran junior masih merasa sakit hati akibat diperlakukan kasar saat ospek. Akibatnya sejumlah mahasiswa yang ada di area kampus menjadi panik. Polres Kolaka kemudian menerjunkan personel untuk menciptakan suasana yang kondusif (Sultan, 2012). Menurut Walgito (2010) konflik ialah kondisi dimana dua orang atau lebih atau kelompok tidak sepakat akan beberapa hal yang bersangkutan dengan kondisi atau kegiatan yang tidak mempunyai kesamaan. Terdapat berbagai macam bentuk konflik, yaitu konflik intrapersonal, konflik interpersonal, konflik sesama anggota kelompok, konflik antar kelompok, serta konflik antar organisasi (Wirawan, 2010). Konflik sangat normal dialami di organisasi mana saja, karena setiap orang punya pandangan yang berbeda-beda sedangkan beberapa orang tidak dapat menerima perbedaan pendapat tersebut (Spaho, 2013). Organisasi merupakan tempat dimana ada sekumpulan orang yang bekerja di bawah satu atap untuk mencapai tujuan yang sama (Hossain & Rahman, 2015). Adanya keragaman dalam organisasi tidak menutup kemungkinan bahwa dalam pelaksanaannya muncul beragam konflik, baik antar orang-orang yang menjalankan kepengurusan di dalamnya maupun dengan pihak luar organisasi (Rahmawati, 2017). Salah satunya pada organisasi kampus atau yang sering

3 disebut dengan UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa). Universitas Muhammadiyah Surakarta merupakan salah satu universitas yang memiliki berbagai UKM diantaranya ORMAWA UNIV, UKM Bidang Penerbitan, UKM Bidang Olahraga, UKM Bidang Bela Diri, UKM Bidang Kesenian dan UKM Bidang Khusus (Bagmawa, 2013). Mahasiswa yang tergabung dalam organisasi sangat mungkin mengalami berbagai macam konflik karena berada dalam ikatan kelompok dengan jangka waktu yang cukup lama. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Reftia (2014), konflik yang sering dihadapi oleh mahasiswa aktivis ialah 1) konflik dengan sesama mahasiswa aktivis, 2) konflik dengan mahasiswa non aktivis (umum), 3) konflik dengan pimpinan kampus, 4) konflik dengan dosen, 5) konflik dengan orangtua, 6) konflik dengan aparat keamanan seperti polisi dan satpam, 7) konflik dengan masyarakat dan, 8) konflik dengan pacar. Konflik berawal dari adanya perbedaan pendapat dan kepentingan yang berujung dengan reaksi berbicara dengan nada tinggi, berkata kasar, saling mendorong serta beradu fisik. Konflik juga terjadi di Universitas Bhayangkara yang dikejutkan dengan tawuran antar mahasiswa. Bermula dari dendam pribadi antara Firdiansyah yang merupakan anggota BEM dan ER yang merupakan anggota UKM Mapara. Konflik ini kemudian merembet menjadi konflik antara BEM Fakultas Ekonomi dan UKM Mapara dan terjadilah pertikaian antar kelompok organisasi (Realita.co, 2014). Universitas Muhammadiyah Surakarta memiliki UKM yang bergerak dalam bidang kesenian yaitu Unit Seni dan Film (USF) yang biasanya disebut Teater Kidung. Namun di beberapa fakultas lain juga memiliki UKM teater

4 seperti Teater Lugu dari Fakultas Psikologi (FP), Teater Ngirit dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) dan Teater Wejang dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP). Teater merupakan salah satu organisasi yang memiliki rasa solidaritas yang tinggi dan rasa kekeluargaan yang sangat kental. Organisasi ini sering menyelenggarakan pertunjukan teater yang tidak hanya melibatkan penulis naskah, sutradara maupun pemain tetapi juga melibatkan keseluruhan tim produksi yang saling bekerja sama dalam mewujudkan pementasan. Dalam kegiatan teater sendiri melibatkan sekelompok orang yang saling bekerja sama. Teater tidak hanya tentang pertunjukan drama tetapi juga tentang bagaimana pertunujukan tersebut dikerjakan dan digagas bersama-sama dalam sebuah tim, dalam sebuah organisasi yang terdiri dari berbagai macam individu. Ego masingmasing seorang individu harus disetujui dengan nilai kebersamaan sehingga tujuan berteater yang telah disetujui dapat tercapai (Setiawan & Fajar, 2015). Organisasi teater memiliki program kerja salah satunya yaitu menyelenggarakan sebuah pementasan yang dalam setahun bisa menyelenggarakan 1 sampai 4 pertunjukan dengan skala besar dan membutuhkan persiapan dengan waktu yang cukup lama. Proses tersebut melibatkan tim yang terdiri dari tim produksi yang bertugas menyiapkan segala keperluan pementasan terdiri dari pimpinan produksi, sekretaris, bendahara, humas, konsumsi, perlengkapan serta tim panggung yang bertugas melakukan pementasan diatas panggung terdiri dari sutradara dan pemain.

5 Menurut informasi dari salah satu anggota Teater Lugu, didalam satu kepengurusan Teater Lugu terdapat banyak proses pementasan. Pementasan yang dilakukan ada 3 jenis yaitu proses pentas undangan, pentas insidental dan pentas besar. Proses latihan yang membutuhkan waktu yang cukup lama ialah pentas besar. Dalam menggelar sebuah pementasan seperti pentas drama, tari, sastra, musik atau pantomim biasanya membutuhkan proses persiapan selama ± 2-3 bulan. Lamanya persiapan dalam suatu pementasan yang melibatkan suatu tim dan sering berinteraksi dengan orang banyak tentunya terdapat banyak tekanan yang dirasakan seperti tuntutan peran sebagai anggota tim, adanya peran ganda, tim yang tidak berjalan dengan baik, lamanya pembuatan properti pementasan, kendala keuangan serta gedung tempat pementasan berlangsung. Hal itu menyebabkan terjadinya konflik antara sutradara, pemain maupun tim produksi (tim belakang layar) sehingga menimbulkan adu mulut antara kedua belah pihak yang berselisih dan bahkan berujung terjadinya perkelahian. Kasus yang pernah terjadi ialah perkelahian antara pimpinan produksi dengan salah satu anggota tim setting karena properti untuk pementasan tidak selesai pada waktu yang telah ditentukan sehingga menyebabkan kekacauan pada deadline yang telah dipersiapkan. Selain itu pada kasus lain saat sedang menyelesaikan konflik melalui forum, pihak yang terlibat konflik tiba-tiba keluar dalam forum padahal penyelesaian konflik belum selesai. Namun tidak semua permasalahan diselesaikan dengan adu mulut atau perkelahian, diantaranya yaitu dengan musyawarah, berdiskusi ataupun lewat pihak ketiga 1. 1 Wawancara yang dilakukan penulis pada subjek E tanggal 24 November 2017 pukul ± 20.00-

6 Saat menghadapi situasi tertentu, mahasiswa terutama aktivis organisasi perlu memiliki cara agar konflik yang dihadapi dapat segera di atasi dengan cara yang adaptif yaitu dengan manajemen konflik. Mahasiswa aktivis seharusnya memiliki cara memanajemen konflik dalam menyelesaikan konflik baik secara intrapersonal maupun interpersonal. Menurut Pickering (2006) manajemen konflik merupakan cara yang dilakukan seseorang untuk meredam atau mengontrol konflik yang sedang dihadapi. Seseorang harus mempertimbangkan beberapa hal sebelum melakukan manajemen konflik agar hasilnya sesuai dengan harapan. Menurut Wirawan (2010) faktor yang mempengaruhi bagaimana seseorang memanajemen konflik ialah asumsi mengenai konflik, persepsi, harapan, komunikasi, otoritas, pengalaman, jenis kelamin, kecerdasan emosiaonal, kepribadian, budaya organisasi, situasi konflik dan posisi dalam konflik. Dapat disimpulkan bahwa faktor internal dan eksternal menjadi faktor yang dapat mempengaruhi manajemen konflik. Konflik jika tidak dikelola dengan baik dapat tumbuh menjadi konflik yang destruktif dimana tiap-tiap pihak berfokus untuk menghancurkan lawannya, tetapi akan menjadi konstruktif jika ditangani dengan tepat yang bisa mengembangkan kreatifitas dan produktivitas tiap-tiap pihak (Wirawan, 2010). Oleh karena itu sutradara, pemain maupun tim produksi yang merupakan satu tim yang memiliki tujuan bersama dalam mewujudkan suatu pementasan harus mempunyai keahlian dalam mengelola diri mereka jika terjadi konflik dan dapat menemukan penyelesaian yang tepat sehingga tidak berakibat fatal. 21.00 WIB di kantin Psikologi UMS

7 Berdasarkan latar belakang maka rumusan konflik yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah Bagaimana manajemen konflik pada mahasiswa aktivis organisasi keteateran terutama pada saat proses pementasan. B. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk memahami dan mendeskripsikan manajemen konflik pada mahasiswa aktivis organisasi keteateran. C. Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini memiliki beberapa manfaat diantaranya sebagai berikut: 1. Dari segi teoritis, penelitian ini dapat memberikan manfaat secara teoritis untuk psikologi industri organisasi dan sosial serta menambah ilmu pengetahuan mengenai manajemen konflik pada mahasiswa aktivis organisasi seni atau teater. 2. Dari segi praktis a. Bagi subjek, penelitian ini diharapkan dapat memberikan saran dalam menghadapi konflik yang terjadi dalam organisasi. b. Bagi Perguruan Tinggi, penelitian ini diharapkan menjadi salah satu acuan untuk pengembangan diri mahasiswa khususnya mahasiswa yang mengikuti organisasi kemahasiswaan.