HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN ABORTUS DI RUANG BERSALIN RSUD.Dr. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN KETUBAN PECAH DINI DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD DR. H. MOCH. ANSHARI SALEH BANJARMASIN TAHUN 2014

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN INVOLUSIO UTERUS PADA IBU NIFAS DI RSUD DR. H. MOCH ANSARI SALEH BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN HUBUNGAN USIA IBU DENGAN KOMPLIKASI KEHAMILAN PADA PRIMIGRAVIDA

FAKTOR RISIKO MATERNAL KEJADIAN ABORTUS (Studi Kasus di RSUD Dr. Soeselo Slawi Kabupaten Tegal) Maternal Risk Factors for Abortion

HUBUNGAN UMUR, PARITAS, DAN PREEKLAMPSIA DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RSUD DR. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN ABSTRAK

HUBUNGAN PELAKSANAAN SENAM HAMIL TERHADAP KEJADIAN KALA II LAMA DI RSUD dr. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN TAHUN 2015 ABSTRAK

GAMBARAN UMUR DAN PARITAS IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN ABORTUS INKOMPLIT DI RUMAH SAKIT MUHAMADIYAH PALEMBANGTAHUN 2014

SISTEM RUJUKAN BIDAN DENGAN KASUS PRE EKLAMSIA DAN EKLAMSIA DI RSU DR. SAIFUL ANWAR MALANG

GAMBARAN KANDUNGAN PROTEIN DALAM URIN PADA IBU BERSALIN DENGAN PRE EKLAMPSI DI RSUD

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL

HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN ABORTUS INKOMPLIT DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAHARIFIN ACHMAD PEKANBARU TAHUN 2012

USIA DENGAN KEJADIAN ABORTUS PADA IBU HAMIL

HUBUNGAN PERSALINAN KALA II LAMA DENGAN ASFIKSIA BAYI BARU. LAHIR DI RSUD.Dr.H. MOCH ANSARI SALEH BANJARMASIN TAHUN Husin :: Eka Dewi Susanti

Yeni Yuniarti 2, Suesti 3 INTISARI

Gambaran kejadian Hipertensi Gravidarum Berdasarkan Karakteristik di Bidan Ny. Y Kelurahan Sambongpari Kecamatan Mangkubumi Kota Tasikmalaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehamilan merupakan suatu proses yang dialami oleh seluruh wanita

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan tekanan darah dan proteinuria yang muncul ditrimester kedua

HUBUNGAN MOBILISASI DINI DENGAN PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI PADA IBU POSTPARTUM DI BLUD RS H. MOCH ANSARI SALEH BANJARMASIN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ABORTUS DI RSUD KELET KABUPATEN JEPARA PROVINSI JAWA TENGAH

HUBUNGAN UMUR, PARITAS DAN MANAJEMEN AKTIF KALA III DENGAN KEJADIAN RETENSIO PLASENTA. Abstrak

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kematian ibu dan angka kematian perinatal. Menurut World Health. melahirkan dan nifas masih merupakan masalah besar yang terjadi di

BAB I PENDAHULUAN. status kesehatan ibu pada suatu wilayah, salah satunya yaitu angka

Dinamika Kesehatan Vol.6 No. 1 Juli 2015 Maolinda et al.,persalinan Tindakan...

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG RESIKO TINGGI KEHAMILAN DENGAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Angka kematian ibu (AKI) atau Maternal Mortality Rate (MMR) merupakan

Popy Handayani, Fitria Primi Astuti, S.SiT., M.Kes, Cahyaningrum, S.SiT Program Studi DIII Kebidanan

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA BAHAYA NIFAS BERDASARKAN KARAKTERISTIK IBU DI BPM HJ. MAHMUDAH, S.S.T KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2016

Hubungan Lama Penggunaan Kontrasepsi Suntik 3 Bulan Dengan Kenaikan Berat Badan 1

BAB I PENDAHULUAN. Organization (WHO), salah satunya diukur dari besarnya angka kematian

HUBUNGAN ANTARA PREEKLAMPSIA DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD ARJAWINANGUN TAHUN 2015

GAMBARAN KEJADIAN ANEMIA BERDASARKAN KARAKTERISTIK PADA IBU HAMIL DI BPM NENENG MAHFUZAH, S.Si.T.,M.,M.Kes BANJARMASIN

PENELITIAN HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN TERHADAP HASIL LUARAN JANIN. Idawati*, Mugiati*

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG KEBUTUHAN NUTRISI PADA MASA NIFAS DI RSUD DR. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA-TANDA BAHAYA KEHAMILAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ALALAK TENGAH BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. memperlihatkan bahwa kelahiran caesar darurat menyebabkan risiko kematian

HUBUNGAN KEHAMILAN POSTTERM DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD ABDUL MOELOEK

BAB I PENDAHULUAN. dapat terwujud (Kemenkes, 2010). indikator kesehatan dari derajat kesehatan suatu bangsa, dimana kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan persalinan dan nifas setiap tahunnya, sebanyak 99% ditentukan dalam tujuan yaitu meningkatkan kesehatan ibu.

HUBUNGAN UMUR DENGAN KEJADIAN ABORTUS PADA IBU PRIMIGRAVIDA DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL TAHUN NASKAH PUBLIKASI

BAB 1 PENDAHULUAN. 2012, Angka kematian ibu adalah 395 per kelahiran hidup.

BAB I PENDAHULUAN. Pemeriksaan kehamilan adalah pengawasan kehamilan untuk. kehamilan, menegakan secara dini komplikasi kehamilan, dan menetapkan

BAB I PENDAHULUAN. Penyebab tingginya angka kematian ibu terutama disebabkan karena faktor

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG KEHAMILAN RESIKO TINGGI DIPUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

HUBUNGAN PARITAS DAN RIWAYAT SC DENGAN KEJADIAN PLASENTA PREVIA PADA IBU BERSALIN DI RSUD ABDOEL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2016

HUBUNGAN TINGKAT PENDAPATAN DENGAN JUMLAH PERSALINAN DI WILAYAH PUSKESMAS MAMBURUNGAN KOTA TARAKAN

BAB I PENDAHULUAN. penentu status kesejahteraan negara. Hal tersebut dikarenakan Angka Kematian

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu penyebab kematian ibu adalah abortus. Abortus adalah

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN PREEKLAMSIA DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA PONTIANAK TAHUN Telly Katharina*, Katarina Iit*

FAKTOR RISIKO KEJADIAN PERSALINAN PREMATUR (STUDI DI BIDAN PRAKTEK MANDIRI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GEYER DAN PUSKESMAS TOROH TAHUN 2011)

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN KOMPLIKASI PERSALINAN DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA TAHUN 2012 NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Sasaran Pembangunan Millenium Development Goals (MDGS) adalah 102 per

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERSALINAN SECTIO CAESAREA DI RSU PKU MUHAMMADIYAH KOTA YOGYAKARTA 2016

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. Kematian Ibu (AKI) ini adalah mengacu pada deklarasi Millenium

HUBUNGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR) DENGAN KEMATIAN NEONATAL DI RSUD. DR. H. ABDUL MOELOEK BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Gambaran Dukungan Keluarga Terhadap Kunjungan Masa Nifas

HUBUNGAN USIA IBU DENGAN KEJADIAN ABORTUS INKOMPLETE DI RUMAH SAKIT PALANG BIRU KUTOARJO

HUBUNGAN KEJADIAN PRE EKLAMSIA DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT ISLAM KLATEN

Kata kunci : pengetahuan, sikap ibu hamil, pemilihan penolong persalinan.

Kata kunci: Pengetahuan, Peran Orang Tua Dalam Mencegah Terjadinya Resiko Kehamilan

BAB I PENDAHULUAN. Umumnya kehamilan merupakan hal yang paling membahagiakan bagi setiap

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP KEPATUHAN PERIKSA KEHAMILAN DI PUSKESMAS 1 TOROH KABUPATEN GROBOGAN

KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN ABORTUS DI RSUD dr. H SOEWONDO KENDAL

HUBUNGAN ANTARA USIA IBU DAN RIWAYAT ABORTUS DENGAN KEJADIAN ABORTUS INKOMPLETUS DI RSB UMMI KOTA TASIKMALAYA TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. sejak lama telah menjadi masalah, khususnya di negara-negara berkembang.

UMUR DAN PENDIDIKAN IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN BBLR

BAB I PENDAHULUAN. tinggi rendahnya angka kematian ibu dan bayi. berkembang yaitu sebesar 99 persen (Wiknjosastro, 2002 hlm 23).

BAB 1 : PENDAHULUAN. derajat kesehatan wanita. Menurut World Health Organization (WHO), setiap hari

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS PARITAS DENGAN KETERATURAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

HUBUNGAN POLA SEKSUAL IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI (KPD) DI RSUD DR. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN

BAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini dalam setiap menit setiap hari, seorang ibu meninggal disebabkan

PERSIAPAN PERSALINAN IBU HAMIL DITINJAU DARI JUMLAH PERSALINAN DAN JUMLAH KUNJUNGAN KEHAMILAN

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan, persalinan, dan nifas merupakan proses reproduksi yang normal.

HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS DENGAN LAMANYA PELEPASAN PLASENTA PADA IBU BERSALIN DI RUMAH BERSALIN AL-AMIN DONOYUDAN KALIJAMBE SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. paling kritis karena dapat menyebabkan kesakitan dan kematian bayi. Kematian

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH PADA AWAL KEHAMILAN DENGAN BERAT BADAN LAHIR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI JINGAH ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN RETENSIO PLASENTA DI RSUD Dr.H.Moch.ANSARI SALEH BANJARMASIN

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERDARAHAN POSTPARTUM PRIMER DI RSUD ROKAN HULU TAHUN 2010

Trisna Ebtanastuti 2, Anjarwati 3 INTISARI

BAB I PENDAHULUAN. sengaja maupun tidak sengaja (Pudiastuti, 2011). Berbagai bentuk. penyimpangan perilaku seksual remaja cenderung mengalami

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PENGARUH DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP PERILAKU IBU DALAM BERSALIN KE BIDAN

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN RETENSIO PLASENTA PADA IBU BERSALIN

KONSELING GIZI IBU HAMIL OLEH TENAGA KESEHATAN (BIDAN, PETUGAS GIZI) TERHADAP KEJADIAN ANEMIA DI PUSKESMAS JOGONALAN I

BAB I PENDAHULUAN. positif bagi ibu maupun bayinya dengan cara membina hubungan saling percaya

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG TANDA BAHAYA PADA KEHAMILAN DI PUSKESMAS SIDOHARJO KABUPATEN SRAGEN

Ria Yulianti Triwahyuningsih Akademi Kebidanan Muhammadiyah Cirebon, Jawa Barat, Indonesia

Dinamika Kesehatan Vol. 7 No. 2 Desember 2016 Rahman, et. al.,gambaran Tingkat...

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL DENGAN KECEMASAN PROSES PERSALINAN DI BPM HJ. MARIA OLFAH, SST BANJARMASIN ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL YOGYAKARTA TAHUN NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. sempurna. Tetapi dalam kenyataannya tidak selalu demikian, sering kali

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ULANG NIFAS DI WILAYAH PUSKESMAS PURWOYOSO KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilihat dengan upaya meningkatkan usia harapan hidup, menurunkan. untuk berperilaku hidup sehat (Depkes RI, 2009).

HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM DI PUSKESMAS PAAL X KOTA JAMBI TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan pelayanan maksimal dari petugas kesehatan. Salah satu bentuk

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN ABORTUS DI RUANG BERSALIN RSUD.Dr. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN Dede Mahdiyah 1, Dwi Rahmawati 2, Ayu Lestari 1 1 Akademi Kebidanan Sari Mulia, Banjarmasin, Kalimantan Selatan. 2 Prodi DIV Bidan Pendidik Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sari Mulia, Banjarmasin. e-mail: mahdiyahd@gmail.com ISSN: 2086-3454 ABSTRAK Latar Belakang Masalah. Di dunia terjadi 20 juta kasus abortus setiap tahun dan 70.000 wanita meninggal karena abortus setiap tahunnya. Angka kejadian abortus di Asia Tenggara 4,2 juta pertahun termasuk Indonesia. Di Indonesia abortus spontan 10-15% dari seluruh kehamilan, sedangkan abortus provokatus sekitar 750.000-1,5 juta setiap tahunnya. Banyak hal yang menjadi faktor risiko terjadi abortus diantaranya adalah faktor ibu, salah satunya adalah paritas. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis hubungan paritas dengan kejadian abortus di ruang bersalin RSUD. Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin. Metode Penelitian ini menggunakan metode analitik dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel dengan teknik simple random sampling, besar sampel adalah 122 orang. Hasil. Diperoleh hasil bahwa kategori ibu paritas aman (45,9%), paritas tidak aman (54,1%), dari analisis kejadian abortus kejadian abortus spontan (97,5%), abortus provokatus (2,5%). Pembahasan. Berdasarkan analisis SPSS dengan = 0,05 didapatkan nilai p = 0,562, berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara paritas dengan kejadian abortus. Hal ini dikarenakan paritas bukan faktor utama penyebab abortus, ada faktor-faktor lain yang tidak diungkap pada penelitian ini. Kata kunci : Paritas, Abortus Spontan, Abortus Provokatus. PENDAHULUAN Mortalitas dan morbiditas pada wanita hamil dan ibu bersalin adalah masalah terbesar di negara berkembang. Kematian saat melahirkan biasanya menjadi faktor utama mortalitas wanita muda pada masa puncak produtivitas (Dewi dan Sunarsih, 2011). Masalah yang menjadi prioritas bidang kesehatan di Indonesia adalah tingginya angka kematian ibu. Menurut (SDKI) angka kematian ibu pada tahun 2007 sebesar 228/100.000 kelahiran hidup (Sukriani dan Sulistyaningsih, 2010). Kematian ibu digolongkan menjadi kematian obstetri langsung, kematian obstetri tidak langsung, dan kematian yang terjadi bersamaan tetapi tidak berhubungan dengan kehamilan dan persalinan. Kematian obstetri langsung disebabkan oleh komplikasi kehamilan, persalinan, nifas atau Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia penanganannya. Di Negara-negara Paritas Dengan Kejadian Abortus 68

berkembang sebagian besar penyebab kematian dikarenakan oleh perdarahan, infeksi, gestosis dan abortus (Winkjosastro, 2006). Di dunia terjadi 20 juta kasus abortus tiap tahun dan 70.000 wanita meninggal karena abortus tiap tahunnya. Angka kejadian abortus di Asia Tenggara adalah 4,2 juta pertahun termasuk Indonesia, sedangkan frekuensi abortus spontan di Indonesia adalah 10%-15% dari 6 juta kehamilan setiap tahunnya atau 600.000-900.000, sedangkan abortus buatan sekitar 750.000-1,5 juta setiap tahunnya, 2500 orang diantaranya berakhir dengan kematian (Anshor, 2006). Frekuensi abortus sukar ditentukan karena sebagian abortus spontan hanya disertai gejala dan tanda ringan sehingga pertolongan medik tidak diperlukan dan kejadian abortus spontan banyak dikeluhkan dan dianggap sebagai terlambat haid (Winkjosastro, 2006). Frekuensi abortus spontan di Indonesia berkisar 10-15%. Frekuensi ini dapat mencapai 50% bila dini, terlambat haid beberapa hari, sehingga wanita itu sendiri tidak mengetahui bahwa ia sudah hamil. Diperkirakan dari 5 juta kehamilan per tahun di Indonesia terdapat 500.000-750.000 abortus spontan, ini merupakan jumlah yang sangat besar (Sukriani dan Sulistyaningsih, 2010). Abortus spontan adalah abortus yang terjadi dengan tidak didahului faktor-faktor mekanis ataupun medisinalis, semata-mata disebabkan oleh faktor-faktor alamiah. Sekitar 15%-20% terminasi kehamilan merupakan abortus spontan (Joseph dan Nugroho, 2010). Faktor penyebab abortus spontan adalah kelainan pertumbuhan hasil konsepsi, kelainan pada plasenta, penyakit ibu, dan kelainan traktus genetalis. Faktor lain penyebab terjadinya abortus spontan antara lain paritas, usia ibu, penyakit infeksi, penyakit kronis, kelainan endokrin, malnutrisi, anemia, umur kehamilan, pemakaian obat, dan faktor lingkungan lain antara lain: alkohol, tembakau, kafein, dan radiasi (Sukriani dan Sulistyaningsih, 2010). Paritas adalah jumlah kelahiran yang diperhitungkan mereka yang hamil sangat pernah dialami oleh wanita. Paritas Paritas Dengan Kejadian Abortus 69

merupakan salah satu faktor predisposisi METODE PENELITIAN terjadinya abortus spontan, dimana jumlah Penelitian ini merupakan penelitian kehamilan ataupun paritas mempengaruhi analitik, yaitu penelitian yang mencoba kerja alat-alat reproduksi. Semakin tinggi menggali bagaimana dan mengapa paritas maka akan semakin beresiko fenomena kesehatan itu terjadi. Kemudian kehamilan dan persalinan, karena pada melakukan analisis dinamika korelasi antara wanita yang sering hamil ataupun fenomena atau antara faktor risiko dengan melahirkan akan mengalami kekendoran faktor efek. Yang dimaksud faktor efek pada dinding rahim. adalah suatu akibat dari adanya faktor risiko, Berdasarkan data yang didapat sedangkan faktor risiko adalah suatu langsung di ruang Bersalin RSUD. Dr. H. fenomena yang mengakibatkan terjadinya Moch. Ansari Saleh jumlah kasus abortus efek. Penelitian ini menggunakan Survey yang terjadi pada tahun 2011 sebanyak 110 Cross Sectional yaitu penelitian dengan kasus abortus yang terbagi menjadi beberapa mempelajari dinamika korelasi antara klasifikasi abortus atau sebesar 5,53% dari faktor-faktor risiko dengan efek, dengan 1.989 kasus obstetri dan ginekologi yang cara pendekatan, observasi atau terjadi. Tahun 2012 sebanyak 133 kasus pengumpulan data sekaligus pada suatu saat abortus yang terbagi menjadi beberapa (point time approach) (Notoatmodjo, 2010). klasifikasi abortus atau sebesar 6,32% dari Populasi dalam penelitian ini adalah 2.102 kasus obstetri dan ginekologi yang seluruh ibu yang teregister di ruang Bersalin terjadi di ruang Bersalin RSUD. Dr. H. RSUD. Dr. H. Moch. Ansari Saleh Moch. Ansari Saleh Banjarmasin. Tujuan Banjarmasin pada tahun 2012 yaitu penelitian ini adalah menganalisis hubungan sebanyak 2.102. Sehingga jika dibagi 12 paritas dengan kejadian abortus di ruang bulan didapatkan jumlah populasi sebanyak Bersalin RSUD. Dr. H. Moch. Ansari Saleh 175. Banjarmasin. Paritas Dengan Kejadian Abortus 70

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengambilan sampel dengan cara Simple Random Sampling yaitu pengambilan sampel secara acak sederhana dengan teknik mengundi anggota populasi (lottery technique) atau teknik undian (Notoatmodjo, 2005). Sampel yang didapatkan berdasarkan rumus perhitungan sampel adalah 122 sampel. HASIL PENELITIAN Tabel 1. Distribusi Ibu Berdasarkan Kategori Paritas ibu yang Mengalami Abortus di Ruang Bersalin RSUD. Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin. Paritas Jumlah Persentase (%) Aman Tidak aman 56 66 45,9 54,1 Total 122 100 Tabel 1 menunjukkan sebagian responden yang mengalami abortus termasuk dalam kategori paritas tidak aman yakni berjumlah 66 orang (54,1%), pada golongan paritas aman berjumlah 56 orang (45,9%). Tabel 2. Distribusi Kejadian Abortus di Ruang Bersalin RSUD. Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin Kejadian Abortus Jumlah Persentase (%) Abortus Spontan Abortus 119 3 97,5 2,5 Provokatus Total 122 100 (Sumber : RSUD. Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin). Tabel 2 menunjukkan kejadian abortus di ruang bersalin RSUD. Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin periode bulan Januari sampai Desember tahun 2012 sebanyak 122 kasus abortus yang terdiri dari 119 kasus (97,5%) abortus spontan dan 3 kasus (2,5%) abortus provokatus. Tabel 3. Distribusi Paritas Terhadap Kejadian Abortus di Ruang Bersalin RSUD. Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin. Kategori Jumlah Abortus Persentase Paritas Abortus Abortus Jumlah Spontan Provokatus Paritas 55 (45,1%) 1 (0,8%) 56(45,9%) Aman Paritas Tidak 64 (52,5%) 2 (1,6%) 66 (54,1%) Aman Jumlah 119 (97,6%) 3 (2,4%) 122( 100) Berdasarkan Tabel 3 sebagian besar ibu yang mengalami abortus adalah paritas tidak aman, abortus spontan sebanyak 64 orang (52,5%) dan yang mengalami abortus provokatus sebanyak 2 orang (1,6%). Pada Paritas Dengan Kejadian Abortus 71

paritas aman berjumlah 56 orang (45,9%), ibu yang mengalami abortus spontan sebanyak 55 orang (45,1%) dan 1 orang (0,8%) mengalami abortus provokatus. aman ada dua orang yang mengalami abortus provokatus. Ibu hamil yang mengalami abortus provokatus atau abortus yang disengaja faktor penyebab jelas tidak dikarenakan PEMBAHASAN Penelitian ini menunjukkan bahwa paritas ibu yang terbanyak mengalami abortus adalah paritas tidak aman, akan tetapi pada paritas aman juga mengancam kejadian abortus yang mencapai 45,9%. Dari hasil penelitian sebagian besar kejadian abortus adalah paritas tidak aman yang memang beresiko mengalami abortus, akan tetapi hal ini secara statistik tidak bermakna (p = 0,562). Hal ini tidak sesuai dengan teori yang menyebutkan bahwa perempuan yang pernah hamil atau melahirkan empat kali atau lebih kemungkinan akan banyak ditemui keadaan seperti kekendoran pada dinding rahim, sehingga kekuatan rahim untuk menjadi tempat pertumbuhan dan perkembangan bayi semakin berkurang dan akhirnya menyebabkan abortus (Rochjati, 2003). Hal paritas, dimungkinkan karena indikasi medis misalnya apabila kehamilan dilanjutkan dapat membahayakan jiwa ibu atau pada abortus kriminalis abortus sengaja dilakukan karena kehamilan tidak diinginkan sehingga dilakukan abortus yang tidak legal (tidak berdasarkan indikasi medis). Ibu yang mengalami abortus spontan di ruang bersalin bukan disebabkan karena faktor risiko paritas, dimungkinkan ada faktor-faktor penyebab lain yang tidak diteliti seperti usia ibu, anemia, penyakit infeksi, hipertensi, kelainan traktus genetalia dan kelainan pertumbuhan konsepsi. Faktor penyebab abortus spontan adalah kelainan pertumbuhan hasil konsepsi, kelainan pada plasenta, penyakit ibu dan kelainan traktus genetalis (Winkjosastro, 2006). Faktor lain penyebab terjadinya abortus spontan antara lain paritas, usia ibu, tersebut dikarenakan pada paritas tidak penyakit infeksi, penyakit kronis, kelainan Paritas Dengan Kejadian Abortus 72

endokrin, malnutrisi, anemia, umur, pemakaian obat dan faktor lingkungan antara lain alkohol, tembakau, kafein dan radiasi (Cunningham, 2005). Senada dengan penelitian yang dilakukan Siti Mulyati di Lima Rumah Sakit di Jakarta pada tahun 2003 mendapatkan ibu hamil yang paritasnya <1 dan >3 mempunyai faktor risiko abortus 1,2 kali dibanding dengan ibu hamil yang paritasnya 1-3, tetapi secara statistik tidak bermakna (p=0,447). kasus abortus spontan dan 3 kasus abortus provokatus. Tidak ada hubungan yang bermakna paritas dengan kejadian abortus di ruang bersalin RSUD. Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin (p > 0,05). Terimakasih peneliti ucapkan kepada: Ibu Dwi Rahmawati, S.S.T selaku Pembimbing I dan Ibu Dede Mahdiyah, M.Si selaku Pembimbing II yang juga telah banyak membantu dan memberikan saransaran perbaikan untuk kesempurnaan penyusunan Naskah Publikasi ini. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa kejadian abortus tidak disebabkan faktor paritas, bisa dikarenakan faktor risiko lain yang tidak dapat diungkap dalam penelitian ini. Faktor penyebab dapat disebabkan tidak hanya satu faktor tapi lebih faktor risiko, karena pada hakekatnya antara satu faktor dengan faktor yang lain saling berkaitan. Kesimpulan hasil penelitian ini yaitu sebagian besar paritas ibu yang mengalami abortus adalah kategori paritas tidak aman sebanyak 54,1%. Kejadian abortus adalah sebanyak 122 kasus abortus, terdiri dari 119 DAFTAR PUSTAKA Sukriani, Wahidah dan Sulistyaningsih. 2010. Analisis Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Abortus Spontan di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Jurnal Kebidanan dan Keperawatan, Vol.6, No.1, Juni, p.10-15. Wiknjosastro, Hanifa. 2006. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yaysan Bina Pustaka Sarwono. Anshor, Maria Ulfah. 2006. Fikih Aborsi Wacana Penguatan Hak Reproduksi Perempuan. Jakarta: Kompas. Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Rochjati, Poedji. 2003. Skrining Antenatal Pada Ibu Hamil. Surabaya: Airlangga University Press. Cunningham, F. Gary, et al. 2005. Obstetric Williams Edisi 21. Jakarta: EGC. Mulyati, Siti. 2003. Hubungan Riwayat Infeksi Saluran Reproduksi dengan Kejadian Abortus Spontan di Lima Paritas Dengan Kejadian Abortus 73

Rumah Sakit Wilayah DKI Jakarta tahun 2002. Jakarta : - Paritas Dengan Kejadian Abortus 74