Powered by TCPDF (www.tcpdf.org) KAJIAN PENERAPAN LAYANAN ADVERTISING SHORT MESSAGE SERVICE SEBAGAI VALUE ADDED SERVICE (VAS) PADA OPERATOR TELKOM FLEXI Deni Risnandar, St¹, R. Rumani², Farda Hasun.³ ¹Magister Elektro Komunikasi,, Universitas Telkom Abstrak Dengan jumlah pelanggan Flexi yang terus meningkat berdampak kepada terbukanya peluang layanan-layanan baru, termasuk layanan jasa nilai tambah (value added service) untuk Short Message Service (SMS). Tidak dipungkiri lagi bahwa VAS SMS telah menjadi andalan bisnis bagi operator. TelkomFlexi sebagai operator dominan untuk layanan CDMA melihat VAS SMS sebagai salah satu sumber pendapatan (revenue generator) dari sektor data. Pada tesis ini akan dikaji suatu konsep baru layanan VAS SMS, yaitu Advertising SMS atau layanan iklan berbasis SMS, dimana pengirim pesan SMS dapat mengirimkan pesan SMS tanpa membayar/berkurang pulsanya, dengan beberapa kondisi yang memenuhi persyaratan, karena biaya yang semestinya dikeluarkan pengirim ditanggung oleh pengiklan (ad-funded SMS). Kajian pada tesis ini akan dibahas dari aspek teknologi dan aspek lain yang memungkinkan pada penerapannya. Pertimbangan kapasitas layanan Advertising SMS juga menjadi bagian dalam pembahasan tesis ini. Kata Kunci : Short Message Service (SMS), value added service (VAS), Advertising SMS, Abstract TIDAK ADA Keywords : TIDAK ADA
BAB I LATAR BELAKANG Short Message Service (SMS) merupakan layanan paling favorit saat ini. Trafik SMS tumbuh pesat seiring dengan pertumbuhan penetrasi pelanggan telekomunikasi selular di Indonesia. Pengguna ponsel bukan lagi menjadi dominasi masyarakat kalangan atas, namun sudah menjangkau lapisan masyarakat bawah. Salah satu laporan resmi dari perusahaan seluler terbesar di Indonesia PT. Telkomsel menunjukan bahwa pada bulan Juni tahun 2006, trafik SMS outgoing dari home country Telkomsel sudah yang mencapai sekitar 3 milyar SMS per bulan. Dengan kata lain Telkomsel dapat meraup pendapatan dari sekitar 100 juta SMS per hari. Demikian halnya dengan PT Telkom yang memiliki brand produk Flexi yang telah menguasai 65% pangsa pasar CDMA dengan jumlah 5 juta pelanggan aktif di seluruh Indonesia. SMS Flexi juga sudah menjadi bisnis besar mengingat tren pertumbuhannya yang terus naik. Menurut catatan ATSI (Asosiasi Telekomunikasi Selular Indonesia) kontribusi SMS bagi pendapatan operator mencapai kisaran antara 20% hingga 30%. Dengan model skema pendapatan SKA (sender keep all) memungkinkan operator mendapat tambahan pendapatan dari layanan ini tanpa menghitung biaya terminating charge untuk interkoneksi. Skema SKA menggambarkan seluruh pendapatan yang diterima oleh si pengirim pesan adalah sepenuhnya milik pengirim pesan dan tidak dibagikan ke penerima pesan. SMS memang sudah menjadi revenue generator bagi operator yang potensi pengembangannya masih sangat besar. Menurut penelitian dari Portio Research yang berjudul Mobile Messaging Futures menyebutkan pada tahun 2006 SMS telah menghasilkan USD.47,5 billion atau sekitar Rp.430 triliun di seluruh dunia. Selain itu, layanan ini diprediksi akan mencapai angka USD.52,5 billion, atau sekitar Rp.475 triliun pada 2007. Portio Research juga meramalkan, SMS yang dikirimkan pada tahun 2012 bakal mencapai 3,7 triliun pesan. Jika angka itu terbukti, maka pendapatan dari SMS akan menjadi USD.67 billion atau sekitar Rp.607 triliun. Teknologi SMS saat ini sudah menjadi teknologi yang mapan, hal tersebut terlihat dari terimplementasikannya aplikasi SMS pada seluruh mobile subcriber dalam platform teknologi GSM (Global System for Mobile Communication) maupun CDMA (Code Division Multiple Access) di seluruh dunia oleh para vendor handset. Bagi operator telekomunikasi di Indonesia, layanan pesan singkat ini telah menjadi killer application sekaligus salah satu revenue generator. Sementara bagi pengguna, SMS pun kini telah menjadi bagian dari hidupnya. Maka tidaklah heran bila operator membangun berbagai upaya agar penggunaan
Powered by TCPDF (www.tcpdf.org) SMS semakin tinggi. Berbagai program promosi yang ditawarkan operator selalu menyertakan komponen SMS sebagai salah satu gimik yang menggiurkan. Dengan jangkauan yang begitu luas SMS menjadi sasaran potensial untuk berpromosi, kampanye maupun pesan-pesan komersial lainnya. Sejumlah perusahaan besar berlangganan SMS secara bulk yang dimanfaatkan untuk kepentingan Customer Relationship Management (CRM), dan tak jarang juga berpromosi. Pada tesis ini akan dibahas suatu usulan penerapan layanan VAS SMS berupa Advertising SMS yaitu layanan yang memungkinkan pengirim pesan SMS dapat mengirimkan pesan SMS dengan biaya ditanggung oleh pengiklan (ad-funded SMS). Permasalahan utama yang akan dikaji dalam tesis ini adalah bagaimana layana Advertising SMS ini memanfaatkan fiturfitur dari layanan yang lebih dulu ada? Bagaimana konfigurasi teknologi dan infrastruktur untuk mendukung terselenggaranya layanan ini? Bagaimana dampaknya terhadap kapasitang jaringan saat ini? Apakah dari aspek investasi layanan tersebut layak untuk diimplementasikan?
BAB VI TINJAUAN PUSTAKA SHORT MESSAGE SERVICE SMS pada CDMA 2000-1X merujuk kepada referensi 3GPP2 C.S0015-A ver 1.0 tanggal 11 Januari 2002 berbasis pada TIA/EIA 637B yang membahas pengiriman informasi dalam bentuk text dan alphanumeric untuk paging, messaging, dan voice mail notification. TIA/EIA adalah Electrical Industries Association/Telecommunications Industry Association merupakan salah satu standar international yang menjelaskan cara-cara dan prosedur interkoneksi yang harus dilakukan oleh perangkat selular berbasis radio dalam berinteraksi dengan perangkat selular lainnya yang berbeda. IS-41 (ANSI-41) adalah salah satu standar internasional yang mengatur proses identifikasi dan authentikasi users, serta routing calls pada jaringan selular. Standar ini juga mendefinisikan bagaimana users dapat diidentifikasi dan memungkinkan users dapat melakukan komunikasi dalam posisi roaming di jaringan selular yang berbeda. Gambar berikut adalah TIA/EIA IS-41 signalling protocol achitecture yang mengatur proses signaling di dalamnya berkaitan dengan information transfer dan data transfer yang secara keseluruhan berkaitan pada aplikasi messaging pada jaringan selular yang berbeda. TIA/EIA-41 Signalling Protocol Architecture [1] PROTOCOL LAYER SMS protocol layer terdiri dari 4 layer : application layer, transfer layer, relay layer dan link layer.
SMS Protocol pada MS, BSS, MSC [1] 1. Application Layer Diimplementasi pada SME dalam bentuk software aplikasi yang mengirim, menerima dan menginterpretasikan isi pesan (seperti : editor pesan, games, dll). Application layer disebut juga SM-AL (Short Message Application Layer). 2. Transfer Layer Pesan dianggap sebagai serangkaian bilangan oktet yang mengandung informasi seperti panjang pesan, pengirim atau penerima pesan, tanggal penerimaan pesan. Transfer layer disebut juga SM-TL (Short Message Transfer Layer). 3. Relay Layer Relay layer mengizinkan pengiriman pesan anatar elemen network yang berbeda. Sebuah elemen network menyimpan pesan sementara jika elemen berikutnya dimana pesan akan diforward tidak tersedia. Pada relay layer MSC menghandle 2 fungsi switching : SMS-GMSC dan SMS-IWMSC. SMS-GMSC (SMS-Gateway Mobile Switching Center) merupakan MSC yg dapat menerima SMS dari SMSC, menanyakan info routing ke HLR, dan mengirim pesan ke MSC dari MS penerima. SMS-IWMSC (SMS-Interworking Mobile Switching Center) merupakan MSC yg dapat menerima SMS dari jaringan mobile dan mengirimkannya ke SMS yg tepat. SMS-GMSC/SMS-IMSC biasanya diintegrasikan dgn SMSC. Relay layer disebut juga SM-RL (Short Message Relay Layer).
4. Link Layer Link layer mengizinkan pengiriman pesan pada level physical. Untuk tujuan ini, pesan diprotek untuk mengatasi kesalahan low level channel. Link layer disebut juga SM-LL (Short Message Link Layer). SMS Protocol Data Unit Menggunakan protocol connectionless, terdiri dari 6 PDU : 1. SMS-DELIVER mengirimkan pesan dan info terkait dari SMSC ke MS 2. SMS-DELIVER-REPORT mengirimkan pesan berisi penyebab kegagalan dari MS ke SMSC 3. SMS-SUBMIT mengirimkan pesan dan info terkait dari MS ke SMSC 4. SMS-SUBMIT-REPORT mengirimkan pesan berisi penyebab kegagalan dari SMSC ke MS 5. SMS-STATUS-REPORT mengirim laporan status 6. SMS-COMMAND mengirim perintah yang akan dieksekusi untuk SMS-SUBMIT yg dikirim dari MS ke SMSC KONFIGURASI SMS FLEXI Berikut adalah konfigurasi jaringan SMS di Telkom Flexi yang meliputi node element, protokol yang digunakan, media transport, dan interkoneksinya seperti ditunjukan pada gambar berikut ini.
Konfigurasi SMS TELKOMFlexi [2] Dimana terdapat dua basis signaling yang digunakan dalam interaksi jaringan SMS internal Telkom Flexi yaitu SS7 based dan TCP/IP based. Signalling SS7 based digunakan pada interkoneksi antara SMSC dan jaringan CDMA yang meliputi MS (mobile subscriber), BTS (Base Transceiver Station), BSC (Base Station Controller), MSC (Mobile Switch Center), dan HLR (Home Location Register) dengan protocol IS-41, dan antara GSMSC dan jaringan GSM dengan protokol MAP. TCP/IP base digunakan pada interkoneksi antara SMSC dan SMS Gateway dengan protokol SMPP (short message peer to peer) versi 3.4. Konsep Layanan Advertising SMS Layanan Advertising SMS merupakan layanan pengiriman pesan singkat (SMS) yang menyisipkan (Insert) suatu iklan ke dalam pesan SMS yang dikirimkan oleh pengirim. Setiap SMS yang sampai di SMSC akan diroutingkan ke sebuah server untuk dilakukan pembongkaran pesan dan kemudian dibangun kembali dengan terlebih dahulu disisipkan pesan-pesan sponsor (pengiklan) untuk kemudian diteruskan ke penerima. Pemisahan proses ini dilakukan untuk mempercepat proses dan tidak membebani proses di SMSC. Setiap SMS yang berhasil sampai di sisi penerima akan dicatat di dalam log. Log ini nantinya akan digunakan dalam rekonsiliasi tarif antara pengiklan dan operator. Proses pengiriman SMS pada layanan ini dapat dilihat pada gambar berikut.
MS Pengirim MSC SMSC Ad Server MS Penerima Mulai Kirim SMS Cek Layanan Cek Nomor Pengirim Cek Nomor Tujuan Bongkar pesan Cek Jumlah Karakter Insert Iklan Cek Nomor Tujuan Bangun pesan SMS Diterima Selesai Pesan SMS yang dikirmkan dapat ditujukan kepada pelanggan dalam satu operator (On Net) maupun pelanggan yang berada di luar jaringan perator (Outer Licenced Operator). Secara administratif, hanya diperlukan pencatatan jumlah SMS yang dikirimkan oleh setiap pelanggan. Hal ini diperlukan untuk melihat perilaku setiap pelanggan terhadap layanan. Contohnya perlu dilakukan pembatasan jumlah SMS per pelanggan setiap harinya guna menghindari adanya perilaku negatif seperti menggunakan layanan ini tidak sebagaimana semestinya. Kelayakan Investasi Untuk mengambil suatu keputusan dalam memilih suatu investasi diperlukan perhitungan dan analisa yang tepat untuk menilai apakah suatu investasi layak untuk diterapkan atau tidak. Hal ini dimaksudkan sebagai bahan pertimbangan bagi pihak mamajemen perusahaan dalam mengambil langkah strategis terhadap penyelenggaraan layanan Avertising SMS. Beberapa metode yang digunakan dalam menilai kelayakan suatu investasi adalah sebagai berikut. 1. Net Present Value (NPV)
Powered by TCPDF (www.tcpdf.org) Metode ini digunakan untuk menghitung selisih antara nila investasi saat ini dengan nilai sekarang penerimaan bersih di masa yang akan datang. Suatu proyek dinyatakan layak secara ekonomis apabila nilai NVP positif. 2. Internal Rate of Return (IRR) Metode ini digunakan untuk menentukan tingkat suku bungan yang menyamakan nilai saat ini investasi dengan nilai saat ini penerimaan bersih di masa yang akan datang. Suatu rencana proyek dikatakan layak jika nilai IRR lebih besar dari tingkat suku bunga bank (Minimum Attractive Rate of Return/MARR). 3. Payback Periode (PBP) PBP merupakan jangka waktu yang menunjukkan terjadinya arus penerimaan secara kumulatif sama dengan jumlah investasi dalam bentuk nilai saat ini (present value).
Powered by TCPDF (www.tcpdf.org) BAB VII DAFTAR PUSTAKA [1] Gwenael Le Bodic, Mobile Messaging Technologies And Service, SMS, EMS and MMS, Wiley, 2005. [2], PT. Telkom, 2007, http://www.telkom.co.id/pojokmedia/siaranpers/, Mei 2007 [3] SMPP Developer Forum, Short Message Peer to Peer Protocol Specification v3.4, 1999 [4] SMS Forum, Inter-Connect SMS Gateway Implementation Guide Version 1.0, 2002