penyakit (Akin dan Ozcan, 2017). Salah satu produk pangan fungsional yang dapat memperbaiki kondisi usus manusia adalah minuman sinbiotik.

dokumen-dokumen yang mirip
adalah produk pangan dengan menggunakan bakteri probiotik. Produk pangan Bakteri probiotik merupakan bakteri baik yang dapat memberikan keseimbangan

pangan fungsional yang beredar di pasaran. Salah satu pangan fungsional yang

I. PENDAHULUAN. Yogurt adalah bahan makanan yang terbuat dari susu yang

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

I. PENDAHULUAN. Diversifikasi produk olahan kelapa yang cukup potensial salah satunya adalah

I. PENDAHULUAN. nilai gizi yang sempurna ini merupakan medium yang sangat baik bagi

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Kendal terkenal dengan sentra pertanian, salah satunya adalah

seperti inulin dan oligsakarida dapat diisolasi dari sumber alami seperti umbiumbian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kombinasi antara probiotik dan prebiotik dapat disebut sebagai sinbiotik

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: Latar belakang, Identifikasi masalah,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. bawang putih, dan asam jawa. Masing-masing produsen bumbu rujak ada yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan industri dalam bidang pertanian sudah berkembang cukup

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG

BAB I PENDAHULUAN. Allah Subhanahu wa Ta ala menciptakan segala sesuatu tanpa sia-sia,

I. PENDAHULUAN. Dewasa ini masyarakat sangat memperhatikan pentingnya pengaruh makanan dan

bermanfaat bagi kesehatan manusia. Di dalam es krim yoghurt dapat

PENENTUAN KADALUWARSA PRODUK PANGAN

I. PENDAHULUAN. mineral, serta antosianin (Suzuki, dkk., 2004). antikanker, dan antiatherogenik (Indrasari dkk., 2010).

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1. Karakteristik teh hijau No Parameter SNI Menurut Nasution dan Tjiptadi (1975) 1 Keadaan - Rasa

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. serta mengkonsumsi produk pangan yang baik untuk pencernaan. Probiotik berkembang makin pesat sejalan dengan makin banyaknya

LAPORAN AKHIR PKM-P. Oleh:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. bersifat komplek dan kronis. Terjadinya infeksi atau inflamasi pada penderita DM

I. PENDAHULUAN. (Dendrocalamus asper) dan bambu legi (Gigantochloa ater). Keunggulan dari

I. PENDAHULUAN. sebagai bahan utamanya dan bumbu pelengkap seperti terasi, garam, asam jawa.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN. Jenis makanan basah ataupun kering memiliki perbedaan dalam hal umur simpan

BAB I PENDAHULUAN. dijelaskan dalam firman-nya dalam surat al-baqarah ayat 168 sebagai berikut:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. (1.2) Identifikasi Masalah, (1.3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat

KARAKTERISTIK YOGHURT SINBIOTIK FILTRAT UWI UNGU (Dioscorea alata) DENGAN TAMBAHAN KULTUR Bifidobacteria breve DAN Lactobacillus casei SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. banyak diminati di kalangan masyarakat, hal ini disebabkan rasa

BAB I PENDAHULUAN. glukosa. Unit-unit fruktosa dalam inulin dihubungkan oleh ikatan β-(2 1)-Dfruktosil-fruktosa

UMUR SIMPAN. 31 October

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia diantaranya pisang ambon, pisang raja, pisang mas, pisang kepok

I. PENDAHULUAN. lahan pertanian mengakibatkan impor beras semakin tinggi, atau bahkan krisis

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

I PENDAHULUAN. (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu. dan termasuk ke dalam famili Solanacea. Buahnya merupakan sumber vitamin

BAB II LANDASAN TEORI

I. PENDAHULUAN. Produk pangan fungsional (fungtional food) pada beberapa tahun ini telah

I PENDAHULUAN. (6) Hipotesis Penelitian, (7) Tempat dan Waktu Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN. beragam jenis minuman tradisional. Walaupun memiliki nama yang berbeda-beda

II. TINJAUAN PUSTAKA. mikroflora pencernaan yang dapat memberikan pengaruh positif terhadap

I. PENDAHULUAN. Bab ini menjelaskan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi

1 Kontrol (S0K) 50, , , ,285 93, , Inokulum (S1I) 21, , , , ,752 2.

PENDAHULUAN. Latar Belakang. pendapatan perkapita masyarakat, kebutuhan bahan makanan semakin

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

PENDUGAAN UMUR SIMPAN PRODUK PANGAN

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. upaya untuk menyelamatkan harga jual buah jambu getas merah terutama

BAB I PENDAHULUAN. berjalan berdampingan. Kedua proses ini menjadi penting karena dapat

merupakan salah satu produk pangan yang cukup digemari oleh masyarakat lokal seperti umbi-umbian dan kacang-kacangan. Penggunaan bahan baku yang

I. PENDAHULUAN. Ubi jalar ungu (Ipomea batatas L. Poir) mengandung antosianin yang bermanfaat

PENDAHULUAN. Latar Belakang Produk pangan yang memiliki kandungan gizi dan. kesehatan sangat penting dalam memenuhi kebutuhan gizi sekaligus

bulan Februari 2017, sedangkan penelitian utama dilaksanakan bulan April hingga

EDUFORTECH 2 (1) EDUFORTECH.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. dan dikenal dengan nama latin Cucurbita moschata (Prasbini et al., 2013). Labu

5.1 Total Bakteri Probiotik

PENDAHULUAN. mencukupi kebutuhan gizi masyarakat, sehingga perlu mendapat perhatian besar

ISSN No Media Bina Ilmiah 45

PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG JAMUR TIRAM PUTIH

I. PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan produk pangan menggunakan bahan baku kacang-kacangan

I. PENDAHULUAN. memberikan efek menyehatkan bagi inangnya dengan cara memperbaiki komposisi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Manisan merupakan salah satu makanan tradisional yang sudah tidak asing

Menurut Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat, jumlah kasus gizi

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu jenis makanan atau mmuman fungsional yang banyak

I. PENDAHULUAN. perunggasan merupakan salah satu penyumbang sumber pangan hewani yang

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah jenis tanaman sayur umbi

masyarakat adalah keju, yoghurt, kefir, maupun susu fermentasi (Siswanti,

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu produk olahan susu di Indonesia yang berkembang pesat

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. bawah 5 tahun tapi ada beberapa daerah dengan episode 6-8 kali/tahun/anak. 1 Hasil

BAB I PENDAHULUAN. tetapi juga mempunyai fungsi fisiologis tertentu bagi tubuh (Khomsan, 2006).

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. sesuatu yang serba instan, praktis, dan efisien. Diantaranya terlihat pada perubahan pola

PENDAHULUAN. Salah satu sumber protein hewani yang memiliki nilai gizi tinggi adalah

I. PENDAHULUAN. yang jumlah strainnya sangat banyak, serta mengandung alkohol 0,5-1,0% dan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. yang cukup murah. Selain itu, jambu biji juga memiliki khasiat untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PEMANFAATAN UMBI BENGKUANG (Pachyrrhizus erosus) UNTUK MINUMAN SINBIOTIK SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pengembangan Produk Tepung Pisang dengan Indeks Glikemik Rendah dan Sifat Prebiotik sebagai Bahan Pangan Fungsional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN. absorpsi produk pencernaan. Sepanjang permukaan lumen usus halus terdapat

PENDUGAAN UMUR SIMPAN PRODUK MI INSTAN DARI PATI SAGU DENGAN METODE AKSELERASI

PENDAHULUAN. Sumber utama karbohidrat, diantaranya adalah serealia (contoh gandum, jagung,

BAB I PENDAHULUAN. tumbuhan. Secara alami pati ditemukan dalam bentuk butiran-butiran yang

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banyaknya penderita penyakit degeneratif memicu munculnya produk pangan fungsional. Pangan fungsional merupakan pangan yang dapat memberikan efek kesehatan bagi tubuh dan dapat mengobati serta mengurangi resiko dari suatu penyakit (Akin dan Ozcan, 2017). Salah satu produk pangan fungsional yang dapat memperbaiki kondisi usus manusia adalah minuman sinbiotik. Minuman sinbiotik dapat menjaga kesehatan saluran pencernaan dan mengurangi resiko penyakit kanker kolon (Gibson dan Roberfroid, 1995). Minuman sinbiotik mengandung prebiotik dan probiotik yang baik untuk usus (Winarno et al., 2003). Prebiotik adalah makanan yang tidak dapat dicerna oleh tubuh, namun sangat bermanfaat bagi mikroflora usus. Prebiotik berasal dari komponen karbohidrat, umumnya berbentuk oligosakarida dan serat pangan (Reddy, 1999). Prebiotik merupakan subtansi makanan bagi bakteri dalam usus yang dapat memengaruhi aktivitas dan pertumbuhannya (Winarno et al., 2003). Roberfroid (2005) juga menyatakan bahwa prebiotik harus dapat memicu pertumbuhan bakteri baik untuk melakukan metabolisme dan dapat mengubah mikroflora usus menjadi komposisi yang baik untuk kesehatan. Sorgum merupakan kultivar lokal yang dapat dijadikan sebagai prebiotik. Suarni (2004) menyatakan bahwa biji sorgum memiliki kandungan antioksidan, Fe, serat, oligosakarida, dan β-glukan yang termasuk karbohidrat non-starch polysaccharides (NSP). Sorgum mengandung 8,8%-11,1% serat pangan (USDA, 1

2 2016). Serat pangan yang tidak dapat dicerna akan mengalami fermentasi dan dimanfaatkan untuk pertumbuhan bakteri baik di usus besar (Winarno, 1997). Probiotik merupakan mikroorganisme yang memberikan pangaruh baik pada kesehatan manusia (Collins dan G.R. Gibson., 1999). Bakteri probiotik harus memiliki sifat anti mikroba dan dapat memperbaiki aktifitas metabolik (Sudarmo, 2003). Salah satu bakteri probiotik adalah Bifidobacterium bifidum (Kokkunen, 2008). Bifidobacterium terdapat dalam usus besar manusia dan hewan (Praja, 2011). Sifat dari bakteri ini diantaranya adalah dapat menghambat mikroorganisme patogen, anti mutagenik, anti karsinogen, mencegah diare, meningkatkan kekebalan tubuh, dan menurunkan kadar kolesterol (Lahtinen et al., 2006). Mutu produk sinbiotik harus tetap terjaga sampai ke tangan konsumen. Andarwulan dan Hariyadi (2004) menyatakan bahwa kriteria atau komponen mutu yang penting pada komoditas pangan adalah keamanan, kesehatan, flavor, tekstur, warna, umur simpan, kemudahan, kehalalan, dan harga. Perubahan mutu minuman sinbiotik ditandai dengan penurunan jumlah bakteri probiotik, penurunan ph, dan perubahan organoleptik. Jumlah bakteri probiotik yang harus ada dalam produk sinbiotik adalah 7 log CFU/mL (FAO, 2002). Penurunan mutu produk pangan sangat erat kaitannya dengan umur simpan. Umur simpan merupakan waktu yang diperlukan produk pangan dalam kondisi penyimpanan untuk mencapai degradasi mutu tertentu (Floros dan V. Gnanasekharan., 1993). Menurut Subramaniam (2000), umur simpan merupakan

3 keadaan produk pangan yang masih aman secara sensori, kimia, fisik, dan mikrobiologi ketika penyimpanan pada suhu tertentu. Pendugaan umur simpan dapat dilakukan dengan menggunakan metode konvensional dan Accelerated Shelf Life Testing (ASLT). Penggunaan metode konvensional memerlukan waktu yang lama karena dilakukan pada suhu penyimpanan umumnya yaitu 4 o C (Angelov et al., 2006). Hal tersebut menyebabkan reaksi yang terjadi berjalan secara lambat (Ramadhani, 2015). Berbeda halnya dengan metode ASLT dilakukan dengan cara menyimpan produk pangan pada suhu yang menyebabkan kondisi cepat rusak (ekstrim). Metode akselerasi ini dapat dilakukan dalam waktu yang lebih singkat juga dengan akurasi yang baik (Arpah, 2001). Metode ASLT dapat dilakukan dengan dua pendekatan yakni pendekatan semi empiris dengan bantuan model Arrhenius dan pendekatan kadar air kritis dengan model Labuza. Penggunaan model didasarkan pada karakteristik dan penyebab kerusakan produk pangan yang akan diujikan. Kusnandar (2010) menyatakan bahwa model Arrhenius dapat digunakan untuk produk pangan yang peka terhadap perubahan suhu, sedangkan model Labuza digunakan untuk produk pangan yang mudah menyerap air selama penyimpanan. Pendugaan umur simpan minuman sinbiotik dapat dilakukan dengan model Arrhenius karena sifatnya yang mudah rusak akibat suhu penyimpanan. Perubahan suhu tersebut dapat menimbulkan reaksi kimia dan biologi penyebab kerusakan (Kusnandar, 2010). Penggunaan model Arrhenius juga didasarkan pada karakteristik produk yang sensitif terhadap perubahan suhu dan menyebabkan

4 terjadinya penurunan komponen biologis salah satunya mikrobiologi (Kusnandar, 2010). Menurut Asiah et al. (2018), kerusakan yang dapat menunjukkan perubahan umur simpan diantaranya adalah perubahan jumlah mikroorganisme, perubahan nilai ph, dan perubahan viskositas. Berdasarkan uraian tersebut, maka perlu dilakukan penelitian mengenai pendugaan umur simpan minuman sinbiotik menggunakan model Arrhenius pada berbagai suhu penyimpanan. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang, dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut: Berapakah umur simpan minuman sinbiotik B. bifidum berbahan sorgum (Sorghum bicolor L. moench) pada berbagai suhu penyimpanan yang diuji dengan model Arrhenius? 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui umur simpan produk minuman sinbiotik B. bifidum berbahan sorgum (Sorghum bicolor L. Moench) yang disimpan pada berbagai suhu penyimpanan menggunakan model Arrhenius. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan umur simpan produk minuman sinbiotik B. bifidum berbahan sorgum (Sorghum bicolor L. Moench) sesuai dengan suhu penyimpanan.

5 1.4 Kegunaan Hasil Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada industri pangan dan konsumen mengenai masa simpan minuman sinbiotik B. bifidum berbahan sorgum (Sorghum bicolor L. moench) pada berbagai suhu penyimpanan.