BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Remaja adalah bagian dari generasi muda yang merupakan suatu

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. berkarakter. Hal ini sejalan dengan Undang-undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gejolak dalam dirinya untuk dapat menentukan tindakanya.

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan dinamika perubahan sosial budaya masyarakat. mengembangkan dan menitikberatkan kepada kemampuan pengetahuan,

2015 STUDI TENTANG PERAN PONDOK PESANTREN DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SANTRI AGAR MENJADI WARGA NEGARA YANG BAIK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengikuti dan menaati peraturan-peraturan nilai-nilai dan hukum

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hak bagi semua warga Negara Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat dapat membawa perubahan kearah yang lebih maju. Untuk itu perlu

BAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan

BAB I PENDAHULUAN. berubah dari tradisional menjadi modern. Perkembangan teknologi juga

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA BERBASIS KEARIFAN LOKAL* 1

MEMBANGUN KARAKTER PESERTA DIDIK MELALUI PENDIDIKAN MORAL. Oleh Sukiniarti FKIP UT

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengikuti dan menaati peraturan-peraturan nilai-nilai dan hukum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kunci utama dalam terlaksananya

BAB I PENDAHULUAN. sendiri serta bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. serta bertanggung jawab. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia memerlukan sumber daya manusia dalam jumlah dan mutu yang

BAB I PENDAHULUAN. tinggi serta mau bersaing dalam tantangan hidup. Akan tetapi sistem

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan teknis (skill) sampai pada pembentukan kepribadian yang kokoh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan sebagai upaya dasar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu sendi kehidupan. Melalui pendidikan,

BAB I. A. Latar Belakang Penelitian. sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan

I. PENDAHULUAN. yang mereka lahirkan. Dalam kelompok ini, arus kehidupan di kemudikan oleh

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era

BAB 1 PENDAHULUAN. menyeluruh baik fisik maupun mental spiritual membutuhkan SDM yang terdidik.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab I ini, akan memaparkan beberapa sub judul yang akan digunakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan. Pembangunan manusia

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi perkembangan ini dan harus berfikiran lebih maju. Ciri-ciri

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan pendidik untuk

BAB I PENDAHULUAN. dijangkau dengan sangat mudah. Adanya media-media elektronik sebagai alat

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan pada dasarnya memiliki tujuan untuk mengubah perilaku

PEMBENTUKAN WATAK BANGSA INDONESIA MELALUI PENDIDIKAN PANCASILA SEBAGAI UPAYA PEMBANGUNAN BANGSA INDONESIA ABAD 21

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu dari sekian banyak hal yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tersebut sebenarnya dapat menjadi modal yang kuat apabila diolah dengan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal I mengamanahkan bahwa tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Mitra Pustaka, 2006), hlm 165. Rhineka Cipta,2008), hlm 5. 1 Imam Musbikiin, Mendidik Anak Kreatif ala Einstein, (Yogyakarta:

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah bahkan sekolah dewasa ini di bangun oleh pemerintah agar anak-anak

BAB I PENDAHULUAN. Kode etik adalah norma-norma yang mengatur tingkah laku seseorang

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai Negara yang berkembang dengan jumlah penduduk besar, wilayah

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sebuah negara. Untuk menyukseskan program-program

BAB I PENDAHULUAN. hidup (life skill atau life competency) yang sesuai dengan lingkungan kehidupan. dan kebutuhan peserta didik (Mulyasa, 2013:5).

Memahami Budaya dan Karakter Bangsa

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari pengetahuan dan ketrampilan baru sehingga dapat diperoleh

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) tentang

BAB I PENDAHULUAN. berperilaku mulia. Begitulah kutipan filsuf Yunani, Plato, SM (dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. murid, siswa, mahasiswa, pakar pendidikan, juga intektual lainnya.ada

BAB I PENDAHULUHAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang harus dikembangkan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu wadah yang didalamnya terdapat suatu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bagi kehidupan manusia merupakan kebutuhan mutlak yang

BAB I PENDAHULUAN. cinta kasih, dan penghargaan terhadap masing-masing anggotanya. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam dunia pendidikan khususnya, pelajaran akuntansi sangat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan pilar utama bagi kemajuan bangsa dan negara.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha membina kepribadian dan kemajuan manusia

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah gerbang yang utama dan pertama dalam usaha

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A.

BAB I PENDAHULUAN. nasional.pada Pasal 1 Undang-Undang No.20 Tahun 2003Tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya sangatlah tidak mungkin tanpa melalui proses pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sistem yang harus dijalankan secara terpadu dengan

BAB I PENDAHULUAN. adalah generasi penerus yang menentukan nasib bangsa di masa depan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Komunikasi merupakan salah satu kebutuhan manusia, sekaligus dasar

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat pesat. Pengalaman-pengalaman yang didapat anak pada masa ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Adicita itu pulalah yang merupakan dorongan para pemuda Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. sekarang merupakan persoalan yang penting. Krisis moral ini bukan lagi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda agar melanjutkan kehidupan dan cara hidup mereka dalam konteks

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia. Menurut Djamarah (2000: 22) Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan manusia serta masyarakat Indonesia yang beriman dan bertaqwa

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu topik yang menarik untuk dibahas, karena

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran penting dalam menghasilkan generasi muda yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. dirasakan dan dialami serta disadari oleh manusia dan masyarakat Indonesia.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan karakter yang merupakan upaya perwujudan amanat Pancasila

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suatu proses pendidikan tidak lepas dari Kegiatan Belajar Mengajar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sikap, perilaku, intelektual serta karakter manusia. Menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. dan Undang Undang Dasar Pendidikan Nasional harus tanggap. terhadap tuntutan perubahan zaman. Untuk mewujudkan cita-cita ini,

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan penting bagi keberlangsungan hidup dan masa depan seseorang.

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia adalah Bangsa yang heterogen, kita menyadari bahwa bangsa

BAB I PENDAHULUAN. menempuh pendidikan yang lebih tinggi dari sebelumnya. Pendidikan

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH. Agus Munadlir Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP PGRI Wates

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sosial budaya dimana individu tersebut hidup.

I. PENDAHULUAN. Tentunya siswa banyak mengalami interaksi yang cukup leluasa dengan. yang dihuni oleh beberapa suku dan budaya.

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat. Hal ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas,

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di era globalisasi dan tuntutan zaman. Perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja adalah bagian dari generasi muda yang merupakan suatu kekuatan sosial yang sangat berperan dalam pembangunan bangsa Indonesia. Sebagai generasi penerus perjuangan bangsa yang mempunyai hak dan kewajiban ikut serta dalam membangun negara dan bangsa Indonesia, generasi muda dalam hal ini remaja merupakan subyek dan obyek pembangunan nasional dalam usaha mencapai tujuan bangsa Indonesia yaitu mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur. Masa remaja merupakan masa yang selalu dialami oleh setiap manusia. Namun dalam usia remaja ini manusia sedang mengalami proses pembentukan diri menjadi dewasa. Pembentukan karakter sangat penting dilakukan pada setiap anak. Selain berdampak pada anak itu sendiri, juga berdampak pada keluarga, orang lain bahkan pada negara. Dalam membentuk karakter sangatlah tidak mudah. Diperlukan cara tersendiri untuk mengatasinya. Salah satunya cara dengan cara memasukkan pendidikan karakter dalam setiap mata pelajaran pada anak. Selain pendidikan karakter, peran dari orang tua merupakan hal terpenting terbentuknya karakter yang baik dari setiap anak terkhusus anak remaja. Seperti dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, harus menjadi dasar pijakan utama dalam mendesain, melaksanakan dan mengevaluasi sistem 1

2 pendidikan nasional. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pembentukan karakter adalah sebuah perjalanan panjang dalam mendidik anak, hasilnya mungkin baru dapat dilihat setelah prosesnya berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun. Tidak pernah ada satu resep mujarab yang dapat menjawab semua permasalahan dalam menanamkan karakter positif pada anak. Kesediaan untuk selalu belajar dan memperbaiki diri yang didasari kesadaran untuk menjadi teladan dan contoh yang baik bagi anak adalah kunci keberhasilan. Proses pembentukan karakter pada anak remaja bukanlah suatu proses yang butuh waktu sehari dua hari, namun bisa bertahun-tahun yaitu dengan beberapa tahap yaitu : 1. Pengenalan Pengenalan merupakan tahap pertama dalam proses pembentukan karakter. Untuk seorang anak, dia mulai mengenal berbagai karakter yang baik melalui lingkungan keluarga, karena keluarga merupakan lingkungan pertama tempat anak belajar dan membentuk kepribadiannya sejak kecil. Apabila anggota keluarga memberi contoh yang baik maka anak juga meniru perbuatan yang baik pula. Akan tetapi apabila keluarga memberi contoh yang tidak baik maka anak juga akan meniru yang tidak baik pula. 2. Pemahaman

3 Tahap pemahaman berlangsung setelah tahap pengenalan. Setelah anak mengenal dan melihat orang tuanya selalu disiplin dan tepat waktu, bangun pukul lima pagi, selalu sarapan setiap pagi, berangkat kerja tepat waktu dan pulang tepat waktu maka anak akan mencoba berpikir dan bertanya Mengapa kita harus melakukan semuanya dengan baik dan tepat waktu?. Setelah anak bertanya mengenai kebiasaan orang tuanya menjelaskan Apabila kita melakukan sesuatu dengan tepat waktu maka berarti kita menghargai waktu yang kita miliki, kita akan diberikan kepercayaan oleh orang lain, dapat diandalkan dan tidak mengecewakan orang lain. 3. Penerapan Melalui pemahaman yang telah di dapat anak dari Orang tuanya maka si anak akan mencoba menerapkan dan mengimplementasikan hal-hal yang telah diajarkan oleh orang tuanya. Pada awalnya anak hanya sekedar melaksanakan dan meniru kebiasaan Orang tuanya. Anak belum menyadari dan memahami bentuk karakter apa yang Ia terapkan. 4. Pengulangan/Pembiasaan Didasari pada pemahaman dan penerapan yang secara bertahap Ia lakukan, maka secara tidak langsung anak secara tidak langsung terbiasa dengan kedisiplinan yang diajarkan oleh orang tuanya. Setelah setiap hari melakukan, maka hal itu akan menjadi kebiasaan yang sudah biasa dilakukannya hingga besar nanti.

4 Proses pembentukan karakter diklarifikasikan dalam 5 tahapan yang berurutan dan sesuai usia, yaitu : 1. Tahap pertama adalah membentuk adab, antara usia 5 sampai 6 tahun. Tahapan ini meliouti jujur, mengenal antara yang benar dan yang salah, mengenal antara yang baik dan yang buruk serta mengenal mana yang diperintahkan, misalnya dalam agama. 2. Tahap kedua adalah melatih tanggung jawab diri antara usia 7 sampai 8 tahun. Tahapan ini meliputi perintah menjalankan kewajiban shalat, melatih hal yang berkaitan dengan kebutuhan pribadi secara mandiri, serta didid ik untuk selalu tertib dan disiplin sebagaimana yang telah tercermin dalam pelaksanaan shalat mereka. 3. Tahap ketiga adalah membentuk sikap kepedulian antara usia 9 sampai 10 tahun. Tahapan ini meliputi diajarkan untuk peduli terhadap orang lain terutama teman-teman sebaya, dididik untuk menghargai dan menghormati hak orang lain, mampu bekerjasama serta mau membantu orang lain. 4. Tahap keempat adalah membentuk kemandirian antara usia 11 sampai 12 tahun. Tahap ini melatih anak untuk belajar menerima resiko sebagai bentuk konsekuensi bila tidak mematuhi perintah, dididik untuk membedakan yang baik dan yang buruk. 5. Tahap kelima adalah membentuk sikap bermasyarakat, pada usia 13 tahun ke atas. Tahapan ini melatih kesiapan bergaul di masyaakat berbekal pada pengalaman sebelumnya. Bila mampu dilaksanakan

5 dengan baik, maka pada usia yang selanjutnya hanya diperlukan penyempernaan dan pembangunan secukupnya. Pulau Sicanang, Kelurahan Belawan Sicanang merupakan salah satu dari 6 (enam) Kelurahan yang ada di Kecamatan Medan Belawan, Kota Medan dengan jumlah penduduk 16752 jiwa. Pembangunan dan perabadaban masyarakat yang timbul dari bawah pengelolaannya dari, oleh dan untuk masyarakat menuju terwujudnya masyarakat yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia dan berbudi luhur, sehat sejahtera, maju dan mandiri. Kondisi Penduduk Kelurahan Belawan Sicanang yang padat bila di bandingkan dengan luas wilayah yang terdiri dari berbagai etnis (suku), agama dan budaya dan tingkat Pendidikan yang berbeda dan apabila dipadukan secara harmonis menampakkan potensi sebagai modal dasar dalam Pembangunan di Kelurahan Belawan Sicanang dalam menumbuh kembangkan sifat kegotong royongan yang terintegritas. Dalam penelitian ini peneliti memilih topik penelitian tentang Pengaruh Karakteristik Orang Tua terhadap Upaya Membentuk Karakter Anak Remaja usia 12-17 tahun dan peneliti membatasi lokasi penelitian yaitu di Lingkungan I Pulau Sicanang, Kelurahan Belawan Sicanang, Kecamatan Medan Belawan. Alasan peneliti memilih topik ini karena karakteristik orang tua dapat mempengaruhi cara orang tua mendidik anak. Di Lingkungan I ini terdapat 54 KK dengan jumlah orang tua yang memiliki anak remaja yaitu 30 KK dan jumlah anak remaja yang berusia 12-17 tahun ada sebanyak 30 orang. Mereka sedang menduduki bangku kelas VI SD, Sekolah Menengah

6 Pertama dan Sekolah Menengah Atas. Di usia ini remaja sangat membutuhkan untuk dibentuk karekternya karena pada masa ini anak masih mencari jati dirinya sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan topik penelitian Pengaruh Karakteristik orang tua terhadap Upaya Membentuk Karakter Anak Remaja Usia 12-17 karena karakteristik orang tua memperngaruhi cara orang tua dalam membesarkan dan mendidik anaknya. Selain itu, di era Globalisasi yang ini sangat diperlukan pembentukan karakter pada anak remaja dikarenakan remaja merupakan generasi penerus bangsa dan remaja juga menjadi subyek dan obyek pembangunan nasional. Agar karakter anak remaja dapat dibentuk dengan baik, maka orang tua harus memahami betapa pentingnya untuk membentuk karakter anak remaja. Hakekat karakter menurut Doni Koesoema sama dengan kepribadian. Kepribadian dianggap sebagai ciri atau karakteristik, atau gaya, atau sifat khasi dari diri seseorang yang bersumber dari bentukan-bentukan yang diterima dari lingkungan. karakter dimaknai sebagai cara berpikir dan berperilaku yang khas pada setiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Karakter tidak diwariskan, tetapi sesuatu yang dibangun secara berkesinambungan hari demi hari melalui pikiran dan perbuatan, pikiran demi pikiran, tindakan demi tindakan. Karakter merupakan akar kata dari bahasa latin yang berarti dipahat. Kehidupan seperti balok besi, bila dipahat dengan penuh kehati-hatian

7 akan menjadi sebuah karya besar yang mengagumkan. Sama halnya dengan karakter anak, apabila kita mengarahkan dan membentuk karakter pada anak dengan penuh kehati-hatian dan dengan cara yang tepat maka akan dihasilkan karakter anak yang baik pula. Maka dari itu, karakter merupakan kualitas atas kekuatan mental atau moral, akhlak atau budi pekerti seorang menjadi kepribadian khusus sebagai pendorong dan penggerak serta membedakannya dengan yang lain. Keluarga adalah faktor penting dalam pendidikan seorang anak. Karakter seorang anak berasal dari keluarga. Dimana sebagian sampai usia 18 tahun anak-anak di Indonesia menghabiskan waktunya 60-80% bersama keluarga. Sampai usia 18 tahun, mereka masih membutuhkan Orang tua dan kehangatan keluarga. Sukses seorang anak tidak lepas dari kehangatan dalam keluarga. Memahami karakter anak memang terkadang begitu sulit bahkan Orang tua seringkali tidak mampu melakukannya. Kebanyakan Orang tua bahkan dibuat bingung oleh anak sehingga mereka enggan membagi banyak hal misalnya cerita di sekolah, masalah mereka, hngga cerita-ceritanya yang biasa kepada Orang tua. Sebagai makhluk yang individual dan berbeda dengan orang lain, Orang tua jga memiliki karakteristik yang menjadi ciri khas mereka. Oleh karena itu, karakteristik orang tua mempengaruhi cara orang tua dalam mendidik dan mengasuh anak mereka sehingga karakter anak dari hasil didikan orang tua ini juga berbeda karakter. Adapun karakteristik Orang tua dilihat dari segi Usia orang tua, jenjang pendidikan, pekerjaan dan waktu luang orang tua di rumah.

8 B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, maka beberapa masalah yang di dapat di identifikasikan sebagai berikut. 1. Pentingnya membentuk karakter anak remaja pada saat ini dikarenakan pada masa remaja anak masih mencari jati diri dan masih membutuhkan arahan orang tua. 2. Perbedaan karakteristik orang tua dalam membe ntuk karakter anak remaja menghasilkan karakter anak yang berbeda. 3. Perlunya orang tua mengerti dan memahami apa saja proses dalam pembentukan karakter anak remaja. C. Batasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka penelitian ini dibatasi pada Pengaruh Karakteristik orang tua dan upaya membentuk karakter anak remaja usia 12-17 tahun di Lingkungan I Pulau Sicanang, Kelurahan Belawan Sicanang, Kecamatan Medan Belawan (Sri rumini, 2004) D. Rumusan Masalah 1. Bagaimanakah karakteristik orang tua di Lingkungan I Pulau Sicanang, Kelurahan Belawan Sicanang, Kecamatan Medan Belawan. 2. Apakah ada pengaruh karakteristik orang tua terhadap upaya membentuk karakter anak remaja di Lingkungan I Pulau Sicanang, Kelurahan Belawan Sicanang, Kecamatan Medan Belawan. E. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui karakteristik orang tua di Lingkungan I Pulau Sicanang, Kelurahan Belawan Sicanang, Kecamatan Medan Belawan.

9 2. Untuk mengetahui pengaruh karakteristik orang tua terhadap upaya membentuk karakter anak remaja di Lingkungan I Pulau Sicanang, Kelurahan Belawan Sicanang, Kecamatan Medan Belawan. F. Manfaat Penelitian Yang menjadi manfaat dalam penelitian ini ialah sebagai berikut : 1. Manfaat Praktis a. Sebagai bahan masukan bagi Kepala Lingkungan dan Kepala Kelurahan Kelurahan (Tempat penelitian) dan Orang Tua untuk lebih memperhatikan karakter anak remaja yang ada di Pulau Sicanang, Kelurahan Belawan Sicanang, Kecamatan Medan Belawan. b. Sebagai bahan masukan untuk pengembangan dan pembelajaran bagi Universitas Negeri Medan terkhusus Fakultas Ilmu Pendidikan Jurusan Pendidikan Luar Sekolah dalam menambah wawasan pengetahuan dan pengalaman untuk membuat penulisan karya ilmiah di masa yang akan datang. 2. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan bisa dijadikan sebagai bahan informasi dan perbandingan bagi peneliti yang lain yang akan melakukan penelitian yang sama mengenai karakteristik Orang tua dalam membangun karakter anak remaja dengan waktu dan lokasi yang berbeda.