HUBUNGAN ANTARA HIGIENE PERORANGAN DENGAN INFESTASI CACING PADA SISWA SEKOLAH DASAR DI KELURAHAN BENGKOL KECAMATAN MAPANGET KOTA MANADO Nur Dini Nadila Mokoginta 1, Paul A.T. Kawatu 2, Hengky Loho 3 1) Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi 2) Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi 3) Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi ABSTRACT Worms infection is a public health problem that could infected many people in the wprld. In Indonesia worms infection is a common people disease, especially in children. It is estimated more than 60% of children in Indonesia infected worms. Personal hygiene is one of the factors that influence the occurance of intestinal worms. The objective of this research was to analyze the relation between personal hygiene (nail cleanliness, the usage of footwear, hand washing habits, and bathing habits) with worm infestations in elementary school students at Bengkol Subdistrict Mapanget District Manado City. This study was a survey analytic research with a cross sectional design. This research was conducted in SD GMIM and SD ADVENT Bengkol, from May June 2013. Population were all students from grade IV, V, an VI of SD GMIM and SD ADVENT Bengkol, consists 89 students. Samples were 80 people who determined based on inclusion and exclusion criteria. Research instruments were a questionnaire and laboratory equipments. Bivariate analysis between nail cleanliness, the usage of footwear, hand washing habits, and bathing habits with worms infestation using fisher s exact test with significant degree (α) 0,05. The results showed the percentage of tapeworm infestation was 11,25% (Ascaris lumbricoides 44,44%, Trichuris trichiura 22,22%, and Hookworm 33,33%). From the result of statistical test, we get probability value for variable of nail cleanliness, the usage of footwear, hand washing habits, and bathing habits were 1,00 (p>α), 0,434 (p>α), 0,012 (p<α), and 1,00 (p>α). Based on the results of this study concluded that there was a relation between hand washing habits and worm infestation, and there was no a relation between nail cleanliness, the usage of footwear, and bathing habits with worm infestation. Keywords: Personal Hygiene,, WormInfestations, Elementary Students. ABSTRAK Kecacingan merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang banyak menginfeksi manusia di dunia. Di Indonesia kecacingan adalah penyakit rakyat yang umum ditemukan, terutama pada anakanak. Diperkirakan lebih dari 60% anak-anak di Indonesia terinfeksi cacing. Higiene perorangan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya kecacingan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis apakah ada hubungan antara higiene perorangan (kebersihan kuku, penggunaan alas kaki, kebiasaan cuci tangan, dan kebiasaan mandi) Dasar di Kelurahan Bengkol Jenis penelitian adalah survei analitik dengan rancangan cross-sectional. Penelitian ini dilaksanakan di SD GMIM dan SD ADVENT Bengkol, pada bulan Mei-Juni 2013. Populasi adalah seluruh siswa kelas IV, V, dan VI SD GMIM dan SD ADVENT Bengkol yang berjumlah 89 orang. Sampel berjumlah 80 orang yang ditentukan berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. Instrument penelitian adalah kuesioner dan alat Laboratorium. Analisis bivariat antara kebersihan kuku, penggunaan alas kaki, kebiasaan cuci tangan, dan kebiasaan mandi dengan infestasi cacing menggunakan uji stastistik Fisher exact dengan derajat signifikan (α) 0,05.Hasil penelitian menunjukkan presentase infestasi cacing sebesar 11,25% (Ascaris lumbricoides 44,44%, Trichuris trichiura 22,22%, dan Hookworm 33,33%). Hasil uji stastistik didapatkan nilai probabilitas untuk variabel kebersihan kuku, penggunaan alas kaki, kebiasaan cuci tangan, dan kebiasaan mandi masing-masing sebesar 0,434 (p>α), 1,00 (p>α), 0,012 (p<α), dan 1,00 (p>α).berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara kebiasaan cuci tangan dengan infestasi cacing, dan tidak ada hubungan antara kebersihan kuku, penggunaan alas kaki, dan kebiasaan mandi dengan infestasi cacing. Kata Kunci: Higiene Perorangan, Infestasi Cacing, Siswa Sekolah Dasar.
PENDAHULUAN Infeksi cacing atau kecacingan adalah salah satu masalah kesehatan yang paling umum tersebar dan menjangkiti banyak manusia di seluruh dunia, karena kondisi sosial dan ekonomi di beberapa bagian dunia. Di Indonesia, kecacingan adalah penyakit rakyat umum dimana infeksinya dapat terjadi oleh beberapa jenis cacing sekaligus (Zulkoni, 2011). Cacing usus atau disebut juga dengan nematoda usus merupakan jenis cacing yang paling banyak menimbulkan infeksi. Manusia adalah hospes beberapa nematoda usus. Diantara nematoda usus terdapat sejumlah spesies yang ditularkan melalui tanah (Soil Transmitted Helmunths) (Sutanto dkk, 2008). Cacing gelang (Ascaris lumbricoides), cacing cambuk (Trichuris trichiura), dan cacing tambang (Necator americanus) merupakan jenis cacing yang termasuk dalam kelompok STH. Kejadian penyakit kecacingan di dunia masih tinggi yaitu 1 miliar orang terinfeksi cacing Ascaris lumbricoides, 795 juta orang terinfeksi cacing Trichuris trichiura dan 740 juta orang terinfeksi cacing tambang (Hookworm) (WHO, 2011). Beberapa survei di Indonesia terhadap jenis-jenis cacing yang sering menginfeksi manusia menunjukkan bahwa prevalensi Ascaris lumbricoides yang lebih tinggi 60% misalnya di Sumatra (70%), Kalimantan (79%), Sulawesi (88%), Nusa Tenggara Barat (92%), dan Jawa Barat (90%). Di daerah tersebut prevalensi Trichuris trichura juga tinggi yaitu untuk masing-masing daerah Sumatra (83%), Kalimantan (79%), Sulawesi (83%), Nusa Tenggara Barat (84%), dan Jawa Barat (91%). Untuk prevalensi cacing tambang (Necator americanus dan Ancylostoma duodenale) berkisar 30-50 % di berbagai daerah di Indonesia (Sutanto dkk, 2008). Penelitian dari Dareda (2011) tentang hubungan antara higiene perorangan dengan infestasi cacing usus pada siswa SDN 119 Manado menemukan persentase kecacingan pada siswa SDN 119 Manado adalah 7,8% dengan jenis cacing yang teridentifikasi yaitu cacing Ascaris lumbricoides (5,2%) dan Trichuris trichiura (2,6%). Selanjutnya penelitian dari Kundaian (2011) tentang hubungan antara sanitasi lingkungan dengan infestasi cacing pada murid Sekolah Dasar di Desa Teling Kecamatan Tombariri Kabupaten Minahasa menemukan dari 90 orang siswa, 11 orang (12,2%) diantaranya dinyatakan positif terinfestasi cacing, sedangkan 79 orang (87,8%) lainnya dinyatakan negatif. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Manado pada tahun 2012 terdapat 102 kasus kecacingan, dimana 59 kasus pada anak 1-4 tahun, 34 kasus pada anak 5-9 tahun, 6 kasus pada anak 10-14 tahun, dan 3 kasus pada usia 20-24 tahun. Kasus terbanyak ditemukan adalah di wilayah kerja Puskesmas Bengkol dengan jumlah 32 kasus. Anak usia sekolah dasar merupakan usia dimana anak masih sering kontak dengan tanah karena itu anak-anak pada usia ini sangat rentan terinfeksi cacing. Diperkirakan lebih dari 60% anak-anak di Indonesia menderita kecacingan (Zulkoni, 2011). Kecacingan pada anak-anak dapat menimbulkan kerugian zat gizi berupa kalori dan protein serta kehilangan darah. Selain dapat menghambat perkembangan fisik, kecerdasan dan produktifitas kerja, dapat menurunkan ketahanan tubuh sehingga mudah terkena penyakit lainnya (Depkes RI, 2006). Faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya kecacingan adalah rendahnya tingkat kebersihan pribadi (perilaku hidup bersih & sehat) seperti kebiasaan cuci tangan sebelum makan dan setelah buang air besar (BAB), kebersihan kuku, perilaku makan makanan di sembarang tempat yang kebersihannya tidak dapat dikontrol, perilaku BAB tidak jamban yang menyebabkan pencemaran tanah dan lingkungan oleh tinja yang mengandung telur cacing, serta ketersediaan sumber air bersih (Winita dkk, 2012). Kelurahan Bengkol adalah salah satu kelurahan yang terletak di daerah pinggiran kota dan beriklim panas. Hasil observasi awal menunjukkan bahwa kebanyakan siswa sekolah dasar masih kurang mengetahui tentang higiene perorangan, seperti tidak menggunakan alas kaki (sepatu) pada saat bermain di halaman sekolah dan tidak mencuci tangan sebelum makan maupun setelah bermain di tanah. Berdasarkan data di atas penulis tertarik untuk
melakukan penelitian tentang hubungan antara higiene perorangan dengan infestasi cacing pada siswa Sekolah Dasar di Kelurahan Bengkol Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan antara higiene perorangan (kebersihan kuku, penggunaan alas kaki, kebiasaan cuci tangan, dan kebiasaan mandi) dengan infestasi cacing pada siswa METODE PENELITAN Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah survei analitik dengan rancangan penelitian cross sectional (studi potong lintang). Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD GMIM dan SD ADVENT di Kelurahan Bengkol Kecamatan Mapanget Kota Manado, pada bulan April Juni 2013. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV, V, dan VI SD GMIM yang berjumlah 44 siswa dan seluruh siswa kelas IV, V, dan VI SD ADVENT yang berjumlah 45 siswa di Kelurahan Bengkol Kecamatan Mapanget Kota Manado dengan total sebanyak 89 siswa. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV, V, dan VI SD GMIM dan SD ADVENT yang berjumlah 80menurut kriteria inklusi dan eksklusi sebagai berikut: Kriteria Inklusi: 1.Siswa kelas IV, V, dan VI SD GMIM dan SD ADVENT di Kelurahan Bengkol 2.Dapat berkomunikasi dengan baik. 3.Siswa yang bersedia menjadi responden. 4.Siswa yang hadir pada saat penelitian. 5.Mendapatkan izin dari orang tua. Kriteria Eksklusi: 1.Siswa yang minum obat cacing dalam waktu 6 bulan terakhir. 2.Tidak bersedia menjadi responden.. Variabel Penelitian Variabel bebas dalam penelitian ini adalah higiene perorangan (kebersihan kuku, penggunaan alas kaki, kebiasaan mencuci tangan, dan kebiasaan mandi.variabel terikat dalam penelitian ini adalah infestasi cacing. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian yang digunakan yaitu Kuisioner dan alat dan & bahan Laboratorium Parasitologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Samratulangi Manado Teknik Pengumpulan Data Wawancara yaitu peneliti melakukan wawancara (interview) dengan responden sesuai dengan daftar pertanyaan tertulis mendapatkan data tentanghigiene perorangan dan Pemeriksaan Laboratorium yaitu data tentang infestasi cacing diperoleh dari hasil pemeriksaan feses responden di Laboratorium Parasitologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado. Pengolahan dan Analisis Data Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan SPSS versi 20. data yang telah diolah selanjutnya di analisis dengan menggunakan uji Fisher s Exact Test untuk mengetahui hubungan antara higiene perorangan dengan infestasi cacing. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisi Univariat 1.Prevalensi Infestasi Cacing pada Siswa Sekolah Dasar Prevalensi infestasi cacing pada siswa Kecamatan Mapanget Kota Manado dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 1. Prevalensi Infestasi Cacing pada Siswa Mapanget Kota Manado Infestasi Cacing n % Positif 9 11,25 Negatif 71 88,75 Total 80 100 Berdasarkan tabel 1, jumlah siswa yang positif infestasi cacing adalah 9 orang (11,25%), sedangkan jumlah siswa yang negatif infestasi cacing adalah 71 orang (88,75%). 2. Prevalensi Infestasi Cacing Berdasarkan Jenis Cacing pada Siswa Sekolah Dasar Prevalensi infestasi cacing berdasarkan jenis cacing pada siswa Sekolah Dasar di Kelurahan Bengkol Kecamatan Mapanget Kota Manado dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 2. Prevalensi Infestasi Cacing Berdasarkan Jenis Cacing pada Siswa Kecamatan Mapanget Kota Manado Tabel2.Prevalensi InfestasiCacing Berdasarkan Jenis Cacing pada SiswaSekolah Dasar Jenis Cacing Frekuensi % Ascaris lumbricoides Trichuris trichiura 4 44,44 2 22,22 Hookworm 3 33,33 Total 9 100 Berdasarkan tabel 5, prevalensi infestasi cacing pada siswa Sekolah Dasar di Kelurahan Bengkol Kecamatan Mapanget Kota Manado adalah Ascaris lumbricoides 4 orang (44,44%), Trichuris trichiura 2 orang (22,22%), dan Hookworm 3 orang (33,33%). Analisis Bivariat Hubungan antara higiene perorangan (kebersihan kuku, penggunaan alas kaki, kebiasaan cuci tangan, dan kebiasaan mandi) Mapanget Kota Manado dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 3.Hubungan antara higiene perorangan (kebersihan kuku, penggunaan alas kaki, kebiasaan cuci tangan, dan kebiasaan mandi) Dasar Hubungan antara Kebersihan Kuku Higiene perorangan Kebersihan Kuku Positif Cacingan Negatif Total n % n % n % Baik 8 10 49 61,2 57 71,25 Tidak Baik 1 1,25 22 27,5 23 28,75 Penggunaan Alas Kaki Baik 7 8,7 55 68,7 62 78,75 Tidakbaik 2 2,5 16 20 18 21,25 Kebiasaan Cuci Tangan Baik 2 2,5 48 60 50 62,5 dengan Infestasi Cacing Hubungan antara kebersihan kuku dengan Mapanget Kota Manado menunjukkan nilai p = 0,434 (p > 0,05) yang artinya tidak ada hubungan antara kebersihan kuku dengan Mapanget Kota Manado. Dari 23 siswa yang mempunyai kebersihan kuku tidak baik, terdapat 1 orang (1,25%) positif infestasi cacing. Meskipun kebersihan kuku tidak mempunyai hubungan dengan infestasi cacing pada siswa Sekolah Dasar di Kelurahan Bengkol Kecamatan Mapanget Kota Manado, namun kebersihan kuku harus tetap dijaga. Anak pada usia sekolah P 1,00 0,434 Tidak baik 7 8,7 23 28,7 30 37,5 0,012 Kebiasaan mandi Baik 9 11,25 65 81,2 74 92,5 1,00 Tidak baik 0 0 6 7,5 6 7,5
dasar mempunyai kebiasaan bermain di tanah dan tidak mencuci tangan pakai air dan sabun sebelum makan, setelah kontak dengan tanah, dan setelah buang air besar sehingga menyebabkan banyak mikroorganisme seperti telur cacing melekat di tangan dan kuku. Hubungan antara Penggunaan Alas Kaki dengan Infestasi Cacing Hubungan antara penggunaan alas kaki Mapanget Kota Manado menunjukkan nilai p = 1,00 (p > 0,05) yang artinya tidak ada hubungan antara penggunaan alas kaki Mapanget Kota Manado. Dari 18 siswa yang tidak baik dalam penggunaan alas kaki, terdapat 2 orang (2,5%) positif infestasi cacing. Meskipun tidak ada hubungan yang bermakna antara penggunaan alas kaki Mapanget Kota Manado, namun dalam melakukan aktivitas di luar rumah dan pada saat bermain di sekolah anak-anak harus menggunakan alas kaki (sepatu/sandal) untuk mengurangi resiko infeksi kecacingan.tanah halaman yang ada di sekeliling rumah merupakan tempat bermain paling disukai bagi anak. Manakala pada tanah halaman tersebut mengandung larva infektif cacing tambang, peluang anak untuk terinfeksi cacing tambang akan semakin besar (Sumanto, 2010). Hubungan antara Kebiasaan Cuci Tangan dengan Infestasi Cacing Hubungan antara kebiasaan cuci tangan dengan infestasi cacing menunjukkan nilai p = 0,012 (p < 0,05) yang berarti ada hubungan antara kebiasaan cuci tangan Mapanget Kota Manado. Dari 30 siswa yang mempunyai kebiasaan cuci tangan tidak baik terdapat 7 orang (8,75%) positif infestasi cacing. Hubungan ini disebabkan karena kebiasaan cuci tangan mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap infeksi kecacingan (Dly, 2008). Anak-anak paling sering terserang penyakit cacingan karena biasanya jari-jari tangan mereka dimasukkan ke dalam mulut, atau makan nasi tanpa cuci tangan, namun demikian sesekali orang dewasa juga perutnya terdapat cacing.cacing yang paling sering ditemui ialah cacing gelang, cacing tambang, cacing benang, cacing pita, dan cacing kremi (Oswari, 1991 dalam Dareda, 2011). Hubungan antara Kebiasaan Mandi dengan Infestasi Cacing Hubungan antara kebiasaan mandi dengan Mapanget Kota Manado menunjukkan nilai p = 1,00 (p > 0,05) yang artinya tidak ada hubungan antara kebiasaan mandi dengan Mapanget Kota Manado. Dari 6 siswa yang mempunyai kebiasaan mandi tidak baik, tidak terdapat siswa yang positif infestasi cacing. Meskipun tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan mandi dengan Mapanget Kota Manado, namun sebaiknya para siswa tetap menjaga dan meningkatkan kebiasaan mandi yang baik dalam mencegah terjadinya infestasi cacing.mandi minimal 2x sehari adalah salah satu bentuk upaya menjaga kebersihan perorangan pada anak sekolah dasar.
PENUTUP Kesimpulan 1. Tidak ada hubungan antara kebersihan kuku dengan infestasi cacing pada pada siswa 2. Tidak ada hubungan antara penggunaan alas kaki dengan infestasi cacing pada siswa 3. Ada hubungan antara kebiasaan cuci tangan dengan infestasi cacing pada siswa 4. Tidak ada hubungan antara kebiasaan mandi dengan infestasi cacing pada siswa DAFTAR PUSTAKA Dareda, K. 2011. Hubungan Antara Higiene Perorangan Dengan Infestasi Cacing Usus Pada Siswa Sekolah Dasar Negeri 119 Manado.Artikel ilmiah. Manado: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Depkes RI. 2006. Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 424/MENKES/SK/VI/2006 tentang Pedoman Pengendalian Cacingan. (Online).http;//www.hukor.Depkes.go. id/up_prod_kepmenkes/kmk%20no. %20424%20ttg%20Pedoman%20Peng endalian%20cacingan.pdf, diakses pada tangal 28 Februari 2013. Kabupaten Minahasa.Artikel ilmiah. Manado: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Sumanto, D. 2010. Faktor Resiko Infeksi Cacing Tambang Pada Anak Sekolah.Tesis. Semarang: Program Studi Magister Epidemiologi Universitas Diponegoro. Sutanto, I, Ismid, S, Sjarifuddin, P, Sungkar, S (editor). 2008. Buku Ajar Parasitologi Kedokteran (edisi ke-4 cetakan ke-1). Jakarta: FKUI. Winita, R, Mulyanti, Astuti, H. 2012. Upaya Pemberantasan Kecacingan di Sekolah Dasar. Makara, Kesehatan, Vol. 16 No. 2 Desember 2012: 65-71 (online). Diakses pada tanggal 13 Mei 2013. World Health Organization (WHO). 2011. Helminthiasis (online). http://www.who.int/topics/helminthiasi s/en, diakses pada tanggal 28 Februari 2013. Zulkoni, H, A. 2011. Parasitologi untuk Keperawatan, Kesehatan Masyarakat, dan Teknik Lingkungan. Yogyakarta: Nuha Medika. Dinas Kesehatan Kota Manado.2012. Laporan Bulanan Data Kesakitan (LB1). Manado. diakses pada tanggal 28 Februari 2013. Kundaian, F. 2011. Hubungan Antara Sanitasi Lingkungan dengan Infestasi Cacing pada Murid Sekolah Dasar di Desa Teling Kecamatan Tombariri