BAB II KAJIAN PUSTAKA. Darmadi (2016: 57) dalam jurnalnya yang berjudul Dampak Keberadaan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. lancar dan berbiaya murah (Muhammad:1998). Jadi, Transportasi berarti. tempat ke tempat lainnya (Kamaluddin:2003).

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakat, di samping berbagai indikator sosial ekonomi lainnya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Marlok (1981), transportasi berarti memindahkan atau. mengangkut sesuatu dari satu tempat ke tempat yang lain.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Warpani ( 2002 ), didaerah yang tingkat kepemilikan kendaraaan

BAB I PENDAHULUAN. menunjang kegiatan sehari-hari adalah sektor jasa transportasi. Transportasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II URAIAN TEORITIS. Penelitian berjudul Pengaruh Kondisi Fisik dan Non Fisik Kereta api. Terhadap Tingkat Kepuasan konsumen pada PT KA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tempat lainnya dengan menggunakan sebuah kendaraan yang digerakkan

TINJAUAN PUSTAKA Transportasi. Transportasi adalah usaha memindahkan, menggerakkan, mengangkut,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penataan ruang adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sarana dan prasarana pendukung salah satunya adalah sarana

II. TINJAUAN PUSTAKA. ekonomi yang bersangkut paut dengan pemenuhan kebutuhan manusia dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Suatu proses bidang kegiatan dalam kehidupan masyarakat yang paling

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan tranportasi atau perangkutan adalah bagian kegiatan ekonomi yang. dan penumpang dari suatu tempat ke tempat lain.

BAB I PENDAHULUAN. sistem transportasi seimbang dan terpadu, oleh karena itu sistem perhubungan

PILIHAN PELAYANAN PENUMPANG ANGKUTAN PERKOTAAN INDONESIA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. transportasi, maka lalu lintas dan angkutan jalan harus ditata dalam suatu sistem

II. TINJAUAN PUSTAKA. penumpang dari suatu tempat ke tempat lain, dalam Salim factor, dalam Dirgantoro Setiawan, 2003 :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

perbaikan hidup berkeadilan sosial.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan Ibu kota negara Republik Indonesia. Jakarta sering disebut sebagai kota

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan manusia akan sebuah jasa transportasi. Angkutan. melakukan perjalanan dengan kecepatan yang tinggi, dan salah satu

KARAKTERISTIK PENGOPERASIAN ANGKUTAN OJEK SEBAGAI SARANA ANGKUTAN DI KOTA GUBUG TUGAS AKHIR

Masalah : Mengatasi Susahnya Masyarakat untuk Naik Angkutan Umum

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2010 ada unit sedangkan pada tahun 2015 ada

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi Laut, dan Transportasi Udara, namun transportasi yang paling

BAB I TINJAUAN PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. yakni bentuk keterikatan dan keterkaitan antara satu variabel dengan variabel. optimalisasi proses pergerakan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. mencakup benda hidup dan benda mati dari satu tempat ke tempat lainnya.

BAB I PENDAHULUAN I - 1 BAB I PENDAHULUAN TINJAUAN UMUM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan Keputusan Mentri Perhubungan No. 35 tahun 2003 Tentang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Armandha Redo Pratama, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu dari lima Kota Besar di Indonesia adalah Kota Medan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. laju pertumbuhan penduduk maka semakin banyak kebutuhan masyarakat. mampu menampung arus pergerakan tersebut.

BAB 1 PENDAHULUAN. penerbangan, dan banyak yang lainnya. Timbulnya persaingan yang sangat ketat. persaingan dan mendapatkan keunggulan kompetitif.

BAB 2 LANDASAN TEORI. merupakan Upaya penataan kembali suatu kawasan kota dengan terlebih dulu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tempat lainnya dengan menggunakan sebuah kendaraan yang digerakkan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. Kelangsungan hidup sebuah perusahaan sangat tergantung pada kepuasan para

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Letak secara geografis Kabupaten Sleman yang sangat strategis yaitu

TERMINAL TOPIK KHUSUS TRANSPORTASI

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan jumlah penduduk merupakan salah satu faktor yang ikut

BAB I PENDAHULUAN. yang tepatrnya berlokasi di Jl. Meruya Selatan, Kebon Jeruk - Jakarta Barat. Lokasi

BAB 1 PENDAHULUAN. transportasi. Peningkatan kebutuhan ini mendorong tumbuhnya bisnis jasa

BAB I PENDAHULUAN. strategis dalam memperlancar roda perekonomian, memperkukuh persatuan dan

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan hidupnya, dan sekarang sering kita lihat di media mengenai

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

yang sebenarnya dalam setiap harinya. Faktor muat (loadfactor) sangat dipengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. sependapat dengan yang dikemukakan Kotler (2005) bahwa pemasaran adalah

BAB I PENDAHULUAN. Kota-kota besar di Indonesia sebagai pusat pembangunan telah. banyak mengalami perubahan dan kemajuan baik dalam bidang politik,

BAB 1 PENDAHULUAN. Angkutan umum sebagai salah satu moda transportasi untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Kota kota di Indonesia berkembang dengan pesat dalam pengertian

BAB I PENDAHULUAN. dengan mengidentifikasi beberapa pertanyaan yang terdiri dari segi keamanan,

BAB III LANDASAN TEORI

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian diperoleh dari survei primer dan sekunder terhadap ketersediaan

LAMPIRAN C DAFTAR ISTILAH

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Peranan tersebut menjadikan angkutan umum perkotaan sebagai aspek

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perlunya penerapan strategi pelayanan perusahaan yang tepat. Perkembangan dunia yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai salah satu kota di dunia dengan kondisi kemacetan terparah

BAB I PENDAHULUAN. sampai pada tingkat yang paling modern kini tersedia. merupakan sasaran utama agar perusahaan dapat terus berkembang.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. barang dari suatu tempat ke tempat lain dengan menggunakan kendaraan. penumpang, bus kecil, bus sedang,dan bus besar.

I-1 BAB I PENDAHULUAN

Tugas Akhir Evaluasi Fungsi Halte Sebagai Tempat Henti Angkutan Umum BAB V PENUTUP

BAB I PENDAHULUAN. para pembelian hingga purna pembelian (unikom.ac.id). Dewasa ini masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan meningkatnya pertumbuhan jumlah penduduk dari desa ke kota,

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia merupakan suatu negara kepulauan luas, yang terbentang dari

BAB III LANDASAN TEORI

I. PENDAHULUAN. Menurut C.S.T. Kansil dan Christine S.T. Kansil (1995:104):

I. PENDAHULUAN. Transportasi menyangkut pergerakan orang dan barang pada hakekatnya telah dikenal

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa sekarang ini, transportasi atau pengangkutan menjadi bidang

Sistem Transportasi Adi d pan ang 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

EKSISTENSI ANGKUTAN PLAT HITAM PADA KORIDOR PASAR JATINGALEH GEREJA RANDUSARI TUGAS AKHIR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan masyarakat akan pelayanan transportasi saat ini semakin

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Mobilitas manusia sudah dimulai sejak jaman dahulu, dimana kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan pengirim mengikatkan diri untuk membayar uang angkutan. 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM

Boks 2. Kesuksesan Sektor Jasa Angkutan Udara di Provinsi Jambi

BAB I PENDAHULUAN. Sarana transportasi merupakan sarana pelayanan untuk memenuhi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Konsep transportasi didasarkan pada adanya perjalanan ( trip) antara asal ( origin) dan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. kendaraan darat, kendaraan laut, dan kendaraan udara. 1 Transportasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. (ojek), kini telah hadir ojek online (GO-JEK), GO-JEK adalah perusahaan berjiwa

Transkripsi:

5 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Darmadi (2016: 57) dalam jurnalnya yang berjudul Dampak Keberadaan Transportasi Ojek Online (Go-Jek) terhadap Transportasi Angkutan Umum lainnya Di Kota Makassar menyatakan masyarakat di Kota Makassar menerima dengan baik dengan adanya transportasi online yang mengikuti perkembangan IPTEK. Kelebihan dari transportasi online yang memberikan jasa diberbagai bidang akan mempermudah masyarakat dalam melakukan aktivitas dan mempengaruhi masyarakat untuk beralih menggunakan transportasi online. Sejak adanya jasa transportasi online, pendapatan dari transportasi konvensional di Kota Makassar mengalami penurunan. Selain itu, adanya konflik atau kericuhan yang dilakukan oleh pengemudi transportasi konvensional sebagai aksi penolakan terhadap transportasi online, menurunnya pendapatan perusahaan transportasi konvensional dan menyebabkan kebangkrutan, serta para pengemudi transportasi konvensional terancam menjadi pengangguran. Muliawan., dkk (2016) dalam jurnalnya yang berjudul Analisis Pendapatan Sopir Angkutan Kota Sebelum dan Sesudah Pembangunan Terminal Mengwi menyatakan bahwa tingkat pendapatan sopir angkutan kota setelah adanya pembangunan terminal Mengwi mengalami penurunan. Penurunan pendapatan yang dialami sopir angkot tentunya dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu tarif yang diperlukan oleh penumpang serta jarak yang dilewati oleh angkutan kota. 5

6 B. Landasan Teori 1. Pengertian Transportasi Transportasi ialah alat untuk mengangkut suatu barang atau orang dari suatu tempat ketempat yang lain. Menurut Miro (2012: 1), Transportasi dapat diartikan sebagai usaha pemindahan, atau pergerakan orang atau barang dari suatu lokasi, yang disebut lokasi asal, ke lokasi lain, yang biasa disebut lokasi tujuan, untuk keperluan tertentu dengan mempergunakan alat tertentu. Sedangkan menurut Setiawan, dkk (2017: 1), transportasi adalah suatu proses pemindahan orang atau barang dengan menggunakan sebuah kendaraan yang bertujuan untuk memindahkan orang atau barang tersebut ke tempat tujuan dalam waktu tertentu. Tujuan transportasi ialah untuk memberikan kemudahan dalam segala kegiatan masyarakat. Kemudahan (aksesibilitas) ini diartikan sebagai mudahnya lokasi tujuan itu dicapai (tanpa memandang jauh atau dekat lokasi tersebut). Kemudahan ini dapat menyangkut berbagai aspek, seperti mudahnya faktor-faktor produksi didapatkan, mudahnya pergerakan (mobilitas) penduduk, mudahnya informasi yang menyebar, dan lain-lain (Miro, 2012: 9). Menurut Pandensolang (2014: 20), transportasi dibedakan menjadi 3 yaitu: transportasi air, udara, dan darat. Terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi masyarakat dalam memilih transportasi, yaitu: - Biaya - Fleksibilitas - Jarak tempuh - Segi pelayanan

7 - Keselamatan dalam perjalanan - Kecepatan - Keperluan - Keandalan dalam bergerak - Penggunaan bahan bakar - Tingkat populasi, dan lain-lain. Menurut Setijowarno., dkk (2001) dalam Pandensolang (2014: 20), moda transportasi yang satu dengan lainnya memiliki ciri-ciri yang berbeda, diantaranya: a. Kecepatan, yaitu waktu yang digunakan untuk menuju lokasi. b. Availability of service (tersedianya pelayanan), yaitu kemampuan untuk mengadakan hubungan antara lokasi satu dan lokasi lainnya. c. Dependability of operation (pengoperasiaan yang diandalkan), yaitu adanya perbedaan jadwal antara jadwal yang ditentukan dengan jadwal pengoperasian yang terjadi. d. Capability (kemampuan), yaitu kemampuan untuk menangani permasalahan yang terjadi selama proses pengangkutan dilakukan. e. Frekuensi adalah banyaknya pengangkutan yang dilakukan sesuai dengan jadwal yang ditentukan. 2. Pentingnya Transportasi Transportasi memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat. Pemicu utama adanya transportasi ialah untuk mendekatkan jarak dan mempermudah

8 aktifitas manusia. Dengan bertambahnya alat transportasi, pembanguanan sarana juga dibutuhkan, semua ini bertujuan untuk mempermudah manusia melakukan perjalanan (Miro, 2012: 28). Menurut Kadir (2006), transportasi merupakan suatu unsur penting dalam kehidupan masyarakat yang selalu mengikuti perkembangan dalam berbagai sektor, maupun perkembangan sosial, politik, dan ekonomi. Namun, yang utama adalah peran dan pentingnya transportasi dalam aspek ekonomi, diantaranya: (a) stabilisasi dan penyamaan harga (stabilization and equalization), (b) berkembangnya usaha skala besar (large scale production), (c) tersedianya barang (availability of goods), (d) adanya urbanisasi yang mempengaruhi pemusatan penduduk (unbanization and population concentration), (e) terjadinya spesialisasi antarwilayah (territorial division of labor), (f) harga mengalami penurunan (price reduction), dan (g) nilai jual tanah yang meningkat (land value). Selain memiliki pengaruh positif, transportasi juga memiliki dampak negatif yang berpengaruh terhadap kehidupan manusia. Menurut Kadir (2014: 125), selain adanya peranan dalam aspek ekonomi dan sosial, kemajuan transportasi juga memiliki berbagai pemasalahan dan dampak negatif, antara lain: (a) Membahayakan kehidupan Manusia Penyalahgunaan kemajuan transportasi oleh masyarakat terhadap kehancuran suatu bangsa dan negara. Dimana terkadang transportasi darat, udara, maupun laut digunakan untuk membawa bom waktu dan hydrogen yang memberikan ancaman bagi dunia. Sehingga peperangan yang terjadi dapat menggunakan transportasi

9 sebagai media bunuh diri kolektif untuk masyarakat dunia. Dengan demikian, adanya transportasi yang semakin maju tidak hanya digunakan untuk mengangkut, melainkan dapat menjadi ancaman manusia. (b) Hilangnya Sifat Kelompok dan Individual dalam kehidupan Masyarakat Semakin majunya transportasi akan berpengaruh terhadap umat manusia yang menimbulkan hilangnya sifat individualitas. Adanya perpindahan orang dari negara satu ke negara lainnya akan mengakibatkan bercampurnya peradaban atau budaya negara tersebut. Dengan adanya hal itu, budaya yang ada cenderung bersifat global terlepas dari batasan masyarakat dan negara. Dengan demikian, akan sulit untuk membedakan suatu budaya masyarakat satu dengan masyarakat lainnya yang berpadu sehingga suatu nilai budaya akan hilang keberadaannya. (c) Frekuensi dan Intensitas Kecelakaan yang Relatif Tinggi Transportasi sebagai alat bantu dalam kehidupan manusia sangat rentan terhadap kecelakaan yang dikarenakan kerusakan mesin, kegagalan manusia yang mengoperasikan kendaraan, dan kegagalan struktur kendaraan, serta musim atau cuaca yang buruk. Jumlah kecelakaan yang sangat tinggi dalam berlalu lintas, dapat mengakibatkan kerugian bagi manusia. (d) Peningkatan Kepadatan Penduduk, konsentrasi dan Urbanisasi. Kemajuan transportasi juga dapat mempengaruhi kepadatan penduduk, konsentrasi penduduk, dan urbanisasi. Tingkat urbanisasi digambarkan dengan tertariknya sebagian besar masyarakat untuk tinggal dan hidup di wilayah perkotaan. Ketertarikan ini dipengaruhi oleh adanya kesempatan kerja yang lebih luas di wilayah

10 perkotaan, jumlah gaji yang lebih tinggi, dan fasilitas hidup modern yang ada di kota. Namun, tingkat urbanisasi penduduk menyebabkan jumlah penduduk yang berlebihan dan menyebabkan permasalahan, seperti kekurangan rumah yang layak huni, biaya hidup yang tinggi, biaya sewa rumah yang tinggi, kurang tersedianya kebutuhan makanan pokok, dan permasalahan lainnya. Dampak negatif dan permasalahan yang ditimbulkan dari kemajuan transportasi akan mengganggu dan merusak kehidupan masyarakat perkotaan. (e) Hilang atau Terkikisnya Industri Rumah Tangga Kemajuan transportasi akan mengakibatkan hilang dan terkikisnya industri kecil seperti industri rumah tangga. Industri rumah tangga dengan skala kecil dianggap kurang efisien dibandingkan dengan industri usaha skala besar seperti sebuah perusahaan. Kemajuan transportasi disuatu perkotaan akan memperlancar industri skala besar dalam arti melakukan penyaluran produk secara luas. Berdasarkan kondisi tersebut, produk yang dihasilkan dari industri skala kecil tidak dapat bersaing dengan industri skala besar yang disebabkan oleh berbagai hal. 3. Angkutan Kota Angkutan kota merupakan sarana transportasi yang diberikan izin oleh pemerintah untuk mempermudah kegiatan masyarakat dalam segi ekonomi dan sosial. Menurut Muliawan, dkk (2016), angkutan kota (angkot) merupakan alat transportasi yang memiliki rute atau jalur yang telah ditentukan dan dapat berhenti dimana saja sesuai dengan jalur yang dilewati. Berbeda dengan bus memiliki tempat

11 untuk membawa atau memberhentikan penumpang di halte. Awalnya angkutan kota dikenal dengan sebutan mikrolet. Sopir adalah seseorang yang mengemudikan kendaraan dengan membawa orang atau barang untuk dikirimkan dari satu tempat ketempat lainnya. Sopir angkutan kota dalam melaksanakan tugasnya memiliki beberapa persyaratan, yaitu memiliki Surat Ijin Mengemudi (SIM) sesuai dengan jenis kendaraan yang kendarai, pengaturan jam kerja dan jam istirahat, tata krama dan etika dengan penumpang, serta kondisi fisik sopir. Menurut Trinh (2013), sopir merupakan suatu pekerjaan yang memiliki beberapa risiko seperti kecelakaan maupun kesehatan kerja. Pelayanan yang diberikan akan mempengaruhi tingkat kepuasan pengguna transportasi sehingga pengguna merasa aman dan nyaman. 4. Transportasi online Transportasi berbasis online ialah suatu inovasi dari perkembangan teknologi yang bertujuan untuk mempermudah kegiatan dan kebutuhan dalam kehidupan masyarakat. Mar ati (2013) menyatakan seiring dengan berkembangnya teknologi terdapat aplikasi yang mengenalkan layanan pemesanan ojek menggunakan teknologi dan memakai standar pelayanan. Sebelumnya ojek memakai sistem pangkalan berbasis wilayah di tikungan dan mulut-mulut gang. Pengendaran ojek dari wilayah lain tidak bisa sembarangan mangkal di suatu wilayah tanpa ijin dari pengendara ojek di wilayah tersebut. Untuk mengggunakan jasa ojek pun, pemakai jasa harus membayar kontan dan tak jarang sering ditawari tawar-menawar. Saat ini sudah

12 banyak penyedia jasa ojek online di Kota Malang diantaranya Gojek, GrabBike, Ojek Baper, Gogo Jack, M-Jek (Malang Jek), Oyi Jek, dan Oklat (Ojek Kilat). Semakin banyak ojek online maka akan berdampak pada ketatnya persaingan. Faktor yang menjadi penyebab hal tersebut yakni adanya persaingan harga dan alternatif pilihan jasa ojek online. Menurut Mar ati (2013), konsumen akan memilih salah satu pilihan alternatif yang sesuai dengan yang kebutuhan. Mengantisipasi keadaan tersebut maka perusahaan ojek online harus bisa menciptakan kualitas layanan dan harga yang sesuai agar dapat menciptakan kepuasan pelanggan. Lupiyoadi (2013: 181) Kualitas pelayanan adalah faktor yang menentukan tingkat keberhasilan dan kualitas perusahaan dimana kemampuan perusahaan dalam memberikan pelayanan yang berkualitas kepada konsumen dan sebagai strategi perusahaan untuk mempertahankan diri dan mencapai kesuksesan dalam menghadapi persaingan. Sedangkan menurut Handayani (2013) harga memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan pelanggan. 5. Terminal Terminal ialah tempat pemberhentian transportasi dari wilayah satu ke wilayah lainnya. Menurut Miro (2012: 67), terminal merupakan komponen sistem transportasi yang berupa fasilitas dan terhenti atau terputusnya arus pergerakan lalu lintas kendaraan, yang dapat membangkitkan perjalanan serta berbentuk sebuah kawasan dalam ruang wilayah (kota).

13 Menurut Miro (2012: 67), berdasarkan fungsinya terminal merupakan tempat: 1. Mengawali dan mengakhiri satu perjalanan 2. Perawatan sementara kendaraan 3. Poll kendaraan 4. Istirahat penumpang dan awak kendaraan 5. Pengaturan jadwal keberangkatan, kedatangan dan kelas pelayanan 6. Penjualan tiket dan lain sebagainya. 6. Pengertian Jasa Jasa merupakan suatu tindakan tidak berwujud yang diberikan oleh pihak satu ke pihak lainnya dan memberikan berbagai keuntungan maupun kegunaan bagi pihak yang terlibat didalamnya. Penyedia jasa harus mengetahui dan memenuhi kebutuhan pengguna jasa, serta dapat mengantisipasi hal-hal yang kemungkinan terjadi dengan memperhatikan sifat atau karakteristik jasa yang ditawarkan (Musanto, 2004). Kotler (1996) dalam Musanto (2004) menyatakan jasa memiliki 4 sifat antara lain: a. Tidak dipisahkan (Inseparability) Pada hakekatnya jasa tidak dapat dipisahkan dari penyedia jasa itu, baik penyedia jasa itu adalah orang maupun mesin. b. Tidak terwujud (Intangibility) Jasa yang tidak terwujud diartikan dengan tidak dapat dirasakan, dilihat, maupun didengar oleh pengguna jasa sebelum jasa tersebut digunakan.

14 c. Tidak dapat tahan lama (Perishability) Jasa tidak dapat disimpan untuk penggunaan dikemudian hari sehingga jasa tidak dapat tahan lama. Jasa yang tidak dapat tahan lama ini bukanlah masalah jika permintaan jasa teratur, dikarena jasa yang sebelumnya dapat dijadwalkan dengan teratur terlebih dahulu, kalau permintaan mengalami naik turun, penyedia jasa akan mengalami berbagai masalah. d. Keanekaragaman (Variability) Jasa memiliki jenis yang beranekaragam, karena bergantung pada siapa, kapan dan dimana jasa itu disediakan. Pengguna jasa seringkali menyadari akan keberagaman dan menyeleksi dengan yang lain sebelum memilih salah satu penyedia jasa yang tepat. 7. Definisi Pendapatan Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), pendapatan yaitu hasil kerja (usaha dan sebagainya). Sedangkan dalam kamus manajemen pendapatan adalah jumlah uang yang diterima oleh perusahaan, perorangan, dan organisasi lainnya yang dalam bentuk ongkos, upah, laba, bunga, sewa, maupun komisi. Wild (2005: 358) menyatakan pendapatan dalam ilmu ekonomi merupakan nilai maksimal yang dapat dikonsumsi oleh seorang pekerja dalam suatu waktu dengan mengharapkan kondisi yang sama pada akhir waktu seperti kondisi semula. Menurut Stice., et al (2004: 225) Pendapatan adalah sebagai arus masuk atau kenaikan-kenaikan lainnya dari nilai harta suatu satuan usaha atau penghentian

15 hutang-hutangnya atau kombinasi dari keduanya dalam suatu periode akibat dari penyerahan atau produksi barang-barang, penyerahan jasa-jasa, atau pelaksanaan aktivitas-aktivitas lainnya yang membentuk operasi-operasi utama atau sentral yang berlanjut terus dari satuan usaha tersebut. 8. Teori Pendapatan Jika keuntungan bersih sama dengan pendapatan kotor dikurangi dengan total biaya, maka : Π = TR TC Dimana : Π TR TC : Profit (Pendapatan bersih) / Laba : Total Revenue (Pendapatan Kotor) = P x Q : Biaya Total (TFC + TVC) Jadi, profit akan maksimum jika selisih antara TR dan TC adalah yang terbesar. Dengan gambar dapat dijelaskan sebagai berikut: Biaya Gambar 2.1 Laba/Pendapatan Maksimum B TC A C TR 0 QE Q

16 Berdasarkan gambar diatas, profit maksimum dicapai pada saat produsen memproduksi output sebanyak QE. Besarnya profit maksimum tersebut adalah sebesar jarak dari titik B sampai titik C. Jadi profit maksimum terletak pada jarak terlebar antara kurva TR dan kurva TC (pada saat TR berada diatas TC). Untuk mengetahui jarak terlebar antara TR dan TC harus dibuat garis sejajar dengan kurva TC. Jarak terlebar antara TR dan TC terletak pada kemiringan kurva yang sama antara kurva TR dan kurva TC. Sementara itu titik A menunjukkan titik Break Event Point (titik pulang pokok), yang berarti TR = TC atau kondisi dimana perusahaan tidak mengalami untung atau rugi (Nuraini, 2001: 72). C. Kerangka Konseptual Kerangka konseptual digunakan untuk menggambarkan penataan alur berfikir peneliti mengenai variabel dalam penelitian. Fokus dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan pendapatan sopir angkutan kota sesudah dan sebelum adanya jasa transportasi ojek online di Kota Malang. Berikut alur kerangka konseptual :

17 Gambar 2.2 Kerangka Konseptual Perkembangan Teknologi Transportasi Berbasis Online Berpengaruh Pendapatan Sopir Angkot Sesudah adanya jasa transportasi ojek online Sebelum adanya jasa transportasi ojek online Setelah diperoleh data pendapatan sesudah dan sebelum, dilakukan analisis perbedaan pendapatan dengan menggunakan metode analisis Uji Z. Hasil analisis Perbandingan Perbedaan Pendapatan Sopir Angkot Sesudah dan Sebelum adanya Jasa Transportasi Ojek Online di Kota Malang.

18 D. Hipotesis Berdasarkan kerangka konseptual yang telah disusun, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut : H0 = µ = Tidak ada perbedaan pendapatan sopir angkot sesudah dan sebelum adanya jasa transportasi ojek online di Kota Malang. H1 = µ Ada perbedaan pendapatan sopir angkot sesudah dan sebelum adanya jasa transportasi ojek online di Kota Malang. Kriteria : H0 ditolak apabila thitung sama atau lebih besar dari ttabel. Diduga ada perbedaan pendapatan sopir angkot sesudah dan sebelum adanya jasa transportasi ojek online di Kota Malang.