JIMKESMAS JURNAL ILMIAH MAHASISWA KESEHATAN MASYARAKAT VOL. 4/NO.1/ Januari 2019; ISSN X, FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PARTISIPASI PE

dokumen-dokumen yang mirip
PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN TINGKAT PARTISIPASI PEDAGANG DALAM PENGELOLAAN SAMPAH PASAR

PENDAHULUAN. Sakinah, 2 Erna, 3 Marta 1,2,3. STIKes Prodi IKM Prima Korespondensi penulis :

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Limbah padat atau sampah padat merupakan salah satu bentuk limbah

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan pengelolaan yang berkelanjutan air dan sanitasi untuk semua. Pada tahun 2030,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masalah sampah di Indonesia merupakan masalah yang rumit karena

HUBUNGAN PENANGANAN SAMPAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS INGIN JAYA KABUPATEN ACEH BESAR

Surahma Asti Mulasari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DI LINGKUNGAN II KELURAHAN SUMOMPO KECAMATAN TUMINTING KOTA MANADO

BAB III METODE PENELITIAN. mempelajari dinamika kolerasi antar faktor-faktor risiko dengan efek, dengan

Kata Kunci: Pengetahuan, Sikap, Tindakan, Sanitasi Lingkungan

Kata kunci: pengetahuan, sikap, tindakan pengelolaan sampah rumah tangga, ibu rumah tangga

I. PENDAHULUAN. Masalah sampah memang tidak ada habisnya. Permasalahan sampah sudah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Manusia melakukan berbagai aktivitas untuk memenuhi kesejahteraan

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam pembangunaan kesehatan menuju Indonesia sehat ditetapkan enam

HUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DIARE DI KECAMATAN SEMARANG UTARA KOTA SEMARANG.

ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU MASYARAKAT DENGAN KEBERADAAN RUMAH SEHAT DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUKAWARNA BANDUNG

ARTIKEL PENELITIAN HUBUNGAN KONDISI SANITASI DASAR RUMAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS REMBANG 2

BAB I PENDAHULUAN. merupakan cara yang efektif untuk memutuskan rantai penularan penyakit,

BAB 1 : PENDAHULUAN. Dalam hal ini sarana pelayanan kesehatan harus pula memperhatikan keterkaitan

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi

BAB I PENDAHULUAN. volume sampah berkorelasi dengan pertambahan jumlah penduduk dan upaya untuk

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Masyarakat Dengan Pengelolaan Sampah di Desa Loli Tasiburi Kecamatan Banawa Kabupaten Donggala

PENDAHULUAN. Ridha Hidayat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) SEKOLAH MEMBUANG SAMPAH PADA TEMPATNYA DI SD GMIM 20 MANADO.

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PRODUSEN DENGAN PENGGUNAAN FORMALIN PADA BAKSO SAPI KILOAN YANG DIJUAL DI PASAR TRADISIONAL DAN MODERN KOTA PONTIANAK

BAB I PENDAHULUAN. Sampah merupakan limbah yang dihasilkan dari adanya aktivitas manusia.

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPEMILIKAN SERTIFIKAT LAIK SEHAT DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PURNAMA KECAMATAN PONTIANAK SELATAN

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Kata Kunci : Pengetahuan,Pekerjaan,Pendidikan,Pemberian ASI Eksklusif

BAB I PENDAHULUAN. mulai menggalakkan program re-use dan re-cycle atas sampah-sampah yang ada.

1,2,3 Dosen Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Denpasar

TINGKAT PARTISIPASI MAHASISWA DALAM IMPLEMENTASI KAWASAN TANPA ROKOK (KTR) DI UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG

L a p o r a n S t u d i E H R A K a b. T T U Hal. 1

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Oleh : Januariska Dwi Yanottama Anggitasari J

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KELURAHAN MALALAYANG 2 LINGKUNGAN III

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERSEDIANYA JAMBAN KELUARGA SEHAT DI DESA TOMPASO DUA KECAMATAN TOMPASO BARAT KABUPATEN MINAHASA

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. gangguan kesehatan. Beberapa masyarakat sudah mengetahui mengenai bahaya

HUBUNGAN PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG PROGRAM ODF (OPEN DEFECATION FREE) DENGAN PERILAKU BUANG AIR BESAR SEMBARANGAN

Volume 3 / Nomor 1 / April 2016 ISSN :

Kata Kunci: Pengetahuan, Sikap, Tingkat Pendidikan, Dukungan Petugas Kesehatan, Tindakan Pencegahan Rabies

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) SEKOLAH PADA SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI 112 MANADO

RELATIONSHIP BETWEEN EDUCATION AND KNOWLEDGE WITH KADARZI BEHAVIOR IN RURAL AREAS REPRESENTED BY KEMBARAN I DISTRICT

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MASYARAKAT DI LINGKUNGAN VII KELURAHAN SEI SIKAMBING B MEDAN SUNGGAL

PENGETAHUAN DAN SIKAP PENGHUNI KOST TERHADAP PENGELOLAAN SAMPAH DOMESTIK DI KELURAHAN SUNGAI MIAI BANJARMASIN. Meilya Farika Indah

Jurnal Publikasi Kesehatan Masyarakat Indonesia, Vol. 4 No. 2, Agustus

* Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dan lingkungan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Derajat kesehatan merupakan

Associated Factors With Contraceptive Type Selection In Bidan Praktek Swasta Midwife Norma Gunung Sugih Village

BAB I PENDAHULUAN. dan kualitas sampah yang dihasilkan. Demikian halnya dengan jenis sampah,

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Laporan terbaru berjudul What a Waste: A Global Review of Solid Waste

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Status kesehatan suatu populasi sangat ditentukan oleh kondisi tempat- tempat dimana

FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU PEDAGANG DALAM MEMBUANG SAMPAH DI PASAR MASARAN KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2017

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN STIMULASI BICARA DAN BAHASA PADA BALITA DI PAUD NURUL A LA KOTA LANGSA

*Fakultas Kesehatan Masyarakat

Alif Nuril Zainiyah, Sri Mardoyo., Marlik

Ika Setyaningrum *), Suharyo**), Kriswiharsi Kun Saptorini**) **) Staf Pengajar Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro

Correlation Between Mother s Knowledge and Education On Use Of Contraceptive In Yukum Jaya Village Central Lampung In 2013

LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN BANJARNEGARA. Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Banjarnegara

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang 2)

Oleh : Merlly Amalia ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN IBU BALITA DALAM KEGIATAN POSYANDU DI POSYANDU NUSA INDAH DESA JENAR KECAMATAN JENAR KABUPATEN SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN A. Latarbelakang

Kata Kunci : Pelatihan, Motivasi, Dukungan Keluarga dan Masyarakat, Keaktifan Kader Posyandu

Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang 2)

Keywords:. Knowledge, Attitude, Action in the Utilization of PHC.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. yang hidup dalam lingkungan yang sehat. Lingkungan yang diharapkan adalah yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4,48 Ha yang meliputi 3 Kelurahan masing masing adalah Kelurahan Dembe I, Kecamatan Tilango Kab.

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Balita terhadap Tindakan Imunisasii Dasar Lengkap di Kelurahan Lambung Bukit Kota Padang Tahun 2014

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANK SAMPAH DI KELURAHAN BINJAI KECAMATAN MEDAN DENAI KOTA MEDAN TAHUN 2013

STUDI KOMPARASI PHBS WARGA SEKOLAH DASAR DI KOTA DAN DI DESA TAHUN 2015

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN SIKAP DAN SANITASI LINGKUNGAN SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA PELAJAR SDN BERIWIT-1 KABUPATEN MURUNG RAYA KALIMANTAN TENGAH

Prodi Teknik Lingkungan, Universitas Kristen Surakarta

Hubungan pengetahan kesehatan gigi dan mulut dengan status karies pada pemulung di tempat pembuangan akhir Sumompo Manado

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan menyebutkan

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

HUBUNGAN FAKTOR PERILAKU IBU BALITA DENGAN KUNJUNGAN KE POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MOKOAU TAHUN 2015

PERILAKU IBU RUMAH TANGGA DALAM PENGELOLAAN SAMPAH DI DESA BLURU KIDUL RW 11 KECAMATAN SIDOARJO

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari adalah masalah sampah. Setiap manusia, memiliki potensi untuk

Tino Adi Prasetyawan 1, Mas Imam Ali Affandi 2, Heni Maryati 3 ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. seutuhnya sudah tentu tidak lepas dari tujuan agar kehidupan manusia itu terdapat

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) MAHASISWI

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PARTISIPASI PRIA DALAM KELUARGA BERENCANA DI LINGKUNGAN IV KELURAHAN TELING ATAS KOTA MANADO

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan kita sebagai manusia yang berbudaya. Air juga diperlukan untuk mengatur suhu tubuh.

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI FKIP UNIVERSITAS RIAU

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Usaha kesehatan lingkungan merupakan salah satu dari enam usaha dasar

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN KADER POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SLAWI TAHUN 2015

HUBUNGAN FREKUENSI JAJAN ANAK DENGAN KEJADIAN DIARE AKUT. (Studi pada Siswa SD Cibeureum 1 di Kelurahan Kota Baru) TAHUN 2016

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN, TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU BALITA DENGAN KUNJUNGAN KE POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BELAWANG.

Transkripsi:

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PARTISIPASI PEDAGANG DALAM PENGELOLAAN SAMPAH DI PASAR SENTRAL LAINO RAHA KABUPATEN MUNA TAHUN 2018 Nur Cahyani Amaliawati Rahmat 1 Yusuf Sabilu 2 Suhadi 3 123 Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Halu Oleo Kendari 1 amaliawati.ncar@gmail.com 2 yusufsabilu@yahoo.co.id 3 suhaditsel77@yahoo.com ABSTRAK pasar merupakan masalah karena sebagian besar adalah sampah basah. Sehingga menjadi sarang lalat, tikus dan serangga. Volume sampah di Kabupaten Muna tahun 2016 sebesar 27.882 m 3 /tahun dan tahun 2017 sebesar 34.742 m 3 /tahun. Sedangkan volume sampah di Pasar Sentral Laino Raha tahun 2017 sebesar 3.980,235 m 3 /tahun. Dalam pengelolaan sampah dipengaruhi oleh partisipasi pedagang yang saat ini kesadaran untuk berperan aktif dalam pengelolaannya masih rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan partisipasi pedagang dalam pengelolaan sampah di Pasar Sentral Laino Raha Kabupaten Muna tahun 2018. Metode penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional study. Populasi pada penelitian ini berjumlah 727 pedagang dan sampel pada penelitian ini berjumlah 258 pedagang. Penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan probability sampling dengan teknik proportional random sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan pedagang dengan partisipasi pedagang dalam pengelolaan sampah (ρ value=0,036 < 0,05), terdapat hubungan yang signifikan antara sikap pedagang dengan partisipasi pedagang dalam pengelolaan sampah (ρ value=0,020 < 0,05), tetapi tidak terdapat hubungan yang signifikan antara ketersediaan sarana pengelolaan sampah dengan partisipasi pedagang dalam pengelolaan sampah (ρ value=0,074 > 0,05). Pedagang diharapkan dapat berperan serta atau berpartisipasi dalam pengelolaan sampah pasar terutama dalam hal pewadahan individual para pedagang sebagai penghasil sampah. Kata kunci: pengetahuan, sikap, ketersediaan sarana, pastisipasi pedagang 1

FACTORS RELATED TO TRADERS PARTICIPATION IN WASTE MANAGEMENT IN LAINO MARKET MUNA DISTRICT IN 2018 Nur Cahyani Amaliawati Rahmat 1 Yusuf Sabilu 2 Suhadi 3 123 Faculty of Public Health Halu Oleo Kendari University 1 amaliawati.ncar@gmail.com 2 yusufsabilu@yahoo.co.id 3 suhaditsel77@yahoo.com ABSTRACT Market waste is a problem because most of it is wet waste. So that it becomes a nest of flies, mice and insects. The volume of waste in Muna Regency in 2016 was 27,882 m 3 / year and in 2017 was 34,742 m 3 / year. While the volume of waste in the Laino Raha Central Market in 2017 was 3,980.235 m 3 / year. Waste management is influenced by the participation of traders, who are currently low awareness to play an active role in management. This study aimed to determine the factors related to the participation of traders in waste management in Laino Raha Central Market, Muna Regency in 2018. The method of this study used quantitative study with a cross sectional study approach. The population in this study amounted to 727 traders and the sample in this study amounted to 258 traders. Sampling in this study used probability sampling with proportional random sampling technique. The results of this study showed that there was a significant relationship between the level of knowledge of traders and the participation of traders in waste management (ρ value = 0.036 <0.05), there was a significant relationship between the attitude of traders and traders' participation in waste management (ρ value = 0.020 <0, 05), but there was no significant relationship between the availability of waste management facilities and the participation of traders in waste management (ρ value = 0.074> 0.05). Traders are expected to be able to participate in market waste management, especially in terms of individual collection of traders as waste producers. Keywords: knowledge, attitude, availability of facilities, traders participation 2

PENDAHULUAN Tujuan dari pembangunan kesehatan yang diharapkan adalah lingkungan yang kondusif bagi terwujudnya keadaan sehat jasmani, rohani maupun sosial, yaitu lingkungan yang bebas dari kerawanan sosial budaya dan polusi, tersedianya air minum dan sarana sanitasi lingkungan yang memadai, perumahan dan pemukiman yang sehat, perencanaan kawasan yang berwawasan kesehatan, serta terwujudnya kehidupan masyarakat yang memiliki solidaritas sosial dengan memelihara nilai-nilai budaya bangsa. Untuk mencapai kondisi masyarakat yang hidup sehat dan sejahtera dimasa yang akan datang, baik yang tinggal didaerah perkotaan maupun pedesaan, sangat diperlukan adanya lingkungan pemukiman yang sehat. Salah satu aspek lingkungan yang dilihat adalah aspek pengelolaan sampah yang berjalan secara baik sehingga bersih dari lingkungan pemukiman 1. erat kaitannya dengan kesehatan lingkungan, karena dari sampah tersebut akan hidup berbagai mikroorganisme penyebab penyakit (bakteri patogen), dan juga binatang penganggu seperti serangga sebagai vektor penyakit. Oleh sebab itu sampah harus dikelola dengan baik agar tidak mengancam kesehatan lingkungan dan masyarakat di sekitarnya 2. Masalah sampah menjadi salah satu permasalahan disetiap kota, tidak hanya di Indonesia tetapi juga di dunia. Penanganan masalah sampah yang tidak baik akan menimbulkan dampak yang luas, tidak saja bagi lingkungan, tetapi juga berdampak buruk bagi perekonomian dan sosial. Masalah persampahan telah mengakibatkan pencemaran lingkungan secara berantai, seperti bau busuk yang mengganggu, sumber penularan penyakit, tersumbatnya drainase dan sungai yang dapat mengakibatkan banjir 3. Berdasarkan data yang diperoleh dari Sistem Informasi Pengelolaan Nasional, jumlah timbulan sampah di D.K.I Jakarta tahun 2017-2018 sebesar 6234,44 Ton/hari yang ditimbun di TPA. Sedangkan jumlah timbulan sampah harian Ibu Kota di Sulawesi Tenggara tahun 2017-2018 sebesar 29064,47 Ton/hari dan jumlah timbulan sampah harian Non Ibu Kota di Sulawesi Tenggara tahun 2017-2018 sebesar 274119,42 Ton/hari 4. Sebagian besar sampah pasar terdiri dari sampah basah. Sehingga selama pengumpulan, tumpukan-tumpukan ini menjadi sarang lalat, tikus dan serangga, serta sumber pengotoran tanah dan air maupun udara dan dari segi estetika akan menimbulkan bau serta pemandangan yang kurang menyenangkan. Dalam pengelolaan sampah pasar tersebut juga dipengaruhi oleh partisipasi pedagang. Saat ini terlihat masih kurang kesadaran dari pedagang untuk berperan aktif dalam pelaksanaanya. Untuk itu perlu dilakukan pendekatan yang lebih baik agar dapat meningkatkan partisipasi pedagang 5. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Zulkarnain dan Zulfan Saam menunjukkan bahwa faktor internal dan eksternal berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat partisipasi pedagang dalam pengelolaan sampah. Hasil penelitian menunjukan hubungan yang sangat kuat antara variabel faktor internal dan faktor eksternal dengan tingkat partisipasi berpengaruh positif. Faktor internal meliputi; pendidikan, pendapatan dari hasil usaha dan pendapatan sampingan, kepedulian terhadap sampah dan pengetahuan tentang sampah. Sedangkan faktor eksternal adalah sarana yang tersedia 5. Penanganan limbah padat/persampahan di Kabupaten Muna saat ini hanya menjangkau dua kecamatan saja, beberapa wilayah seperti Kecamatan Batalaiworu dan Kecamatan Duruka belum tertangani secara optimal. Volume sampah yang dihasilkan di Kabupaten Muna pada tahun 2014 sebanyak 117 m 3 /hari. Dari volume sampah sebanyak itu, sekitar 30% diangkut ke TPA yang berada di Kecamatan Batalaiworu. Sisanya yaitu sebesar 70% di kelola sendiri oleh masyarakat dengan dipilah untuk dimanfaatkan kembali, dibakar maupun ada juga yang dibuang di sungai atau laut. Jumlah volume sampah di Kabupaten Muna pada tahun 2016 sebesar 27.882 m 3 /tahun dan pada tahun 2017 sebesar 34.742 m 3 /tahun 6. Cakupan pelayanan persampahan masih sangat minim. Volume sampah yang diproduksi masyarakat tidak sebanding dengan armada pengangkutan sampah menyebabkan sampah-sampah yang tertumpuk di TPS-TPS memerlukan waktu mingguan untuk dapat diangkut. Kondisi ini sangat mengganggu kenyamanan masyarakat akibat gangguan pencemaran bau yang diakibatkan oleh tumpukan sampah. Disamping minimnya armada yang tersedia, lokasi TPA yang jauh dari pusat permukiman perkotaan juga mempengaruhi kinerja pelayanan sampah. Penanganan sampah di Kabupaten Muna perlu mendapat perhatian khusus melalui sistem pengolahan sampah yang profesional sehingga menjadi nilai keindahan/kebersihan lingkungan pemukiman dan pertimbangan kesehatan masyarakat, juga nilai ekonomi bagi masyarakat dapat diperoleh 6. Salah satu tempat timbulan sampah terbesar adalah pasar. Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Muna bahwa volume sampah di Pasar Sentral Laino Raha tahun 2017 sebesar 3.980,235 m 3 /tahun. Pengelolaan sampah di pasar sentral Laino Raha hanya mencakup pengumpulan sampah yang dilakukan oleh masing-masing pedagang yang kemudian sampah tersebut dibawa ke TPS atau kontainer yang telah disediakan dilingkungan pasar oleh pedagang itu sendiri, selanjutnya dilakukan pengangkutan sampah oleh petugas kebersihan dari TPS sampai ke TPA setiap pagi hari. TPA tersebut masih menggunakan sistem open dumping, dimana sampah dibuang begitu saja tanpa perlakuan lebih lanjut 6. Berdasarkan hasil survei awal pada tanggal 31 3

Agustus 2018, penulis mengamati masih adanya terlihat sampah disekitar los atau kios pedagang dan belum seluruhnya pedagang menyediakan tempat pewadahan sampah, serta masih banyaknya timbulan dan tumpukan sampah. Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk meneliti tentang Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Partisipasi Pedagang dalam Pengelolaan di Pasar Sentral Laino Raha Kabupaten Muna Tahun 2018. METODE Jenis penelitian menggunakan penelitian survey analitik dengan pendekatan cross sectional yaitu suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor risiko dengan efek, dengan cara pendekatan observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat. Artinya, tiap objek penelitian hanya diobservasi sekali saja dan pengukuran dilakukan terhadap status karakter atau variabel subjek pada saat pemeriksaan 7. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner yang dibagikan kepada responden saat penelitian yang terdiri atas beberapa item pertanyaan/pernyataan. Populasi pada penelitian berjumlah 727 orang. Sedangkan sampel pada penelitian ini berjumlah 258 orang yang diambil secara proporsi (proportional random sampling). HASIL Tabel 1. Hubungan Pengetahuan Dengan Partisipasi Pedagang dalam Pengelolaan di Pasar Sentral Laino Raha Tahun 2018 Pengetahuan Partisipasi Pedagang Dalam Pengelolaan Tinggi Rendah N % N % Total n % Cukup 31 29,2 75 70,8 106 100 Kurang 65 42,8 87 57,2 152 100 Sumber: Data Primer, November 2018. ρ Value 0,036 Tabel 2. Hubungan Sikap Dengan Partisipasi Pedagang dalam Pengelolaan di Pasar Sentral Laino Raha Tahun 2018 Partisipasi Pedagang Dalam Pengelolaan Total Sikap ρ Value Tinggi Rendah n % n % n % Cukup 46 31,1 102 68,9 148 100 Kurang 50 45,5 60 54,5 110 100 Sumber: Data Primer, November 2018 0,020 Tabel 3. Hubungan Ketersediaan Sarana Pengelolaan Dengan Partisipasi Pedagang dalam Pengelolaan di Pasar Sentral Laino Raha Tahun 2018 Ketersediaan Sarana Pengelolaan Partisipasi Pedagang Dalam Pengelolaan Tinggi Rendah n % n % Total n % Memenuhi 13 25,5 38 74,5 51 100 Tidak Memenuhi 83 40,1 124 59,9 207 100 Sumber: Data Primer, November 2018. ρ Value 0,074 DISKUSI Hubungan Pengetahuan Dengan Partisipasi Pedagang dalam Pengelolaan Pengetahuan adalah informasi yang diketahui atau disadari oleh setiap pedagang tentang pengelolaan sampah, dimana pengetahuan ini merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi partisipasi pedagang dalam pengelolaan sampah. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data yang menunjukkan bahwa responden yang memiliki tingkat pengetahuan yang cukup dengan partisipasi pedagang tinggi dalam pengelolaan sampah lebih rendah (29,2%) dibandingkan dengan responden yang memiliki tingkat pengetahuan cukup dengan partisipasi pedagang rendah dalam pengelolaan sampah (70,8%). Responden dengan pengetahuan kurang menunjukan partisipasi yang rendah juga dalam pengelolaan sampah yaitu sebesar 57,2% atau 87 sampel yang berpartisipasi rendah. Sehingga berdasarkan hasil uji statistik Chi-Square pada taraf kepercayaan 95% (0,05) menunjukkan bahwa ρ Value = 0,036 < 0,05, dengan kata lain H1 diterima dan H0 ditolak, hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan pedagang dengan partisipasi pedagang dalam pengelolaan sampah di Pasar Sentral Laino Raha tahun 2018. Sejalan dengan penelitian Zulkarnaini dan Saam 5, tentang faktor yang mempengaruhi partisipasi pedagang dalam pengelolaan sampah memnunjukan bahwa faktor internal yang mempengaruhi partisipasi pedagang dalam pengelolaan sampah di pasar meliputi pendidikan, pendapatan, kepedulian terhadap sampah, pengetahuan tentang sampah. Sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi tingkat partisipasi pedagang diantaranya peraturan, bimbingan dan penyuluhan, kondisi lingkungan dan fasilitas yang tersedia. Hal ini sesuai juga dengan teori yang dikemukakan oleh Notoatmodjo 8 yang menyatakan bahwa seseorang melakukan perilaku atau tindakan disebabkan karena adanya pengetahuan dan sikap yang dimilikinya. Pengetahuan atau 4

kognitif merupakan domain untuk terbentuknya praktek atau tindakan seseorang salah satu unsur yang diperlukan agar dapat berbuat sesuatu dapat dikerjakan dengan terus menerus maka diperlukan pengetahuan yang positif tentang apa yang harus dikerjakan, dengan kata lain perilaku atau tindakan yang dilandasi pengetahuan akan lebih langgeng dibanding dengan praktek atau tindakan yang tanpa didasari pengetahuan dan tingkat pengetahuan seseorang mempengaruhi praktek individu, semakin tinggi pengetahuan seseorang semakin tinggi kesadaran untuk berperan serta. Berdasarkan data yang diperoleh menunjukkan bahwa pengetahuan pedagang yang cukup tetapi berpartisipasi rendah (70,8%). Hal ini berarti pedagang yang berpengetahuan cukup belum tentu melakukan suatu tindakan. Berdasarkan karakteristik responden, pedagang yang memiliki pengetahuan yang cukup sebagian besar berpendidikan SMA (54,5%) dengan lama berjualan selama 1-10 tahun. Pedagang di Pasar Sentral Laino Raha mengetahui manfaat dan tujuan dari pengelolaan sampah, tetapi mereka tidak mau melakukannya karena adanya faktor kemalasan dan faktor kebiasaan pedagang yang membuang sampah tidak pada tempatnya. Jadi, suatu perilaku atau tindakan seseorang tergantung pada diri orang tersebut. Menurut Azwar 9, pengetahuan tidak selalu berkontribusi positif terhadap partisipasi seseorang sehingga pengetahuan yang baik belum tentu menjamin partisipasi yang baik pula. Hubungan Sikap Dengan Partisipasi Pedagang dalam Pengelolaan Sikap adalah respon tertutup pedagang terhadap pengelolaan sampah yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data yang menunjukkan bahwa responden yang memiliki sikap yang cukup dengan partisipasi pedagang tinggi dalam pengelolaan sampah lebih rendah (31,1%) dibandingkan dengan responden yang memiliki sikap yang cukup dengan partisipasi pedagang rendah dalam pengelolaan sampah (68,9%). Sehingga berdasarkan hasil uji statistik Chi-Square pada taraf kepercayaan 95% (0,05) menunjukkan bahwa ρ Value = 0,020 < 0,05, dengan kata lain H1 diterima dan H0 ditolak, hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara sikap pedagang dengan partisipasi pedagang dalam pengelolaan sampah di Pasar Sentral Laino Raha tahun 2018. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sufriannor 10 menunjukkan bahwa dari 53 responden (100%) yang memiliki sikap negatif, terdapat sebanyak 27 orang responden (84%) partisipasi tidak aktif dan 3 orang responden (16%) partisipasi aktif. Sedangkan dari 53 responden (100%) yang memiliki sikap positif, terdapat 26 responden (49%) partisipasi tidak aktif dan sebanyak 27 orang responden (51%) partisipasi aktif. Berdasarkan hasil uji Chi Square antara variabel sikap responden dengan partisipasi pedagang dalam pengelolaan sampah di pasar diketahui bahwa nilai p < 0,05 p value sebesar 0,001, dapat dinyatakan bahwa terdapat hubungan antara sikap responden dengan partisipasi pedagang dalam pengelolaan sampah di pasar. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Posmaningsih 11 yang menyatakan bahwa sikap atas masalah sampah memberikan pengaruh terhadap partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah. Timbulnya tanggapan atau respon dari masyarakat untuk berpartisipasi dalam bentuk swadaya, dipengaruhi oleh sikap, persepsi dan pengalamannya. Partisipasi masyarakat tentang pengelolaan sampah rumah tangga akan meningkat seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat. Hal ini dikarenakan banyak yang bersikap positif dari pada yang bersikap negatif, semakin banyak pedagang yang bersikap positif maka semakin banyak pula mereka melakukan suatu tindakan, sebaliknya semakin besar pedagang yang bersikap negatif maka semakin besar pula mereka tidak melakukan suatu tindakan. Dalam penelitian ini terdapat hubungan antara sikap dengan partisipasi pedagang dalam pengelolalan sampah. Menurut Notoatmodjo 8, sikap merupakan organisasi pendapat, keyakinan seseorang mengenai obyek atau situasi yang relatif, yang disertai adanya perasaan tertentu dan memberikan dasar kepada orang tesebut untuk membuat respon atau berperilaku dalam cara yang tertentu yang dipilihnya. Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang terhadap suatu stimulus atau obyek yang diterimanya. Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rohmatin 12 bahwa diperoleh koefisien korelasi yaitu 0,368 dengan nilai Signifikan (ρ) yaitu 0,000 yang menunjukan bahwa nilai ρ < 0,05. Hal ini berarti terdapat hubungan antara sikap dengan pengelolaan sampah rumah tangga di lingkungan II kelurahan Sumompo kecamatan Tuminting kota Manado. Nilai r positif yang berarti semakin baik sikap, maka disertai juga dengan semakin baik tindakan. Berdasarkan nilai r yaitu 0,368, disimpulkan bahwa hubungan antara sikap dengan tindakan pengelolaan sampah menunjukkan hubungan rendah. Berdasarkan data yang diperoleh menunjukkan bahwa dari 148 responden (57,4%) yang memiliki sikap yang cukup, terdapat 102 (68,9%) responden yang berpartisipasi rendah. Dapat dikatakan bahwa responden memiliki sikap yang cukup tetapi rendah dalam berpartisipasi dalam pengelolaan sampah pasar. Hal ini dikarenakan dari 148 responden yang memiliki sikap yang cukup, sebagian besar berjenis kelamin perempuan. Dapat diartikan bahwa pedagang perempuan lebih memperhatikan tentang pengelolaan sampah pasar daripada pedagang laki-laki. Dapat dilihat juga dari data yang diperoleh bahwa sebagian besar pedagang perempuan berpendidikan SMA (54,5%), sehingga pedagang perempuan 5

lebih paham tentang pengelolaan sampah pasar dibandingkan pedagang laki-laki. Hubungan Ketersediaan Sarana Pengelolaan Dengan Partisipasi Pedagang dalam Pengelolaan Ketersediaan sarana adalah tersedianya tempat sampah untuk menampung sampah yang dihasilkan dari kegiatan jual beli pedagang. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data yang menunjukkan bahwa responden yang memiliki sarana pengelolaan sampah yang memenuhi dengan partisipasi pedagang tinggi dalam pengelolaan sampah lebih rendah (25,5%) dibandingkan dengan responden yang memiliki sarana pengelolaan sampah yang memenuhi dengan partisipasi pedagang rendah dalam pengelolaan sampah (74,5%). Sehingga berdasarkan hasil uji statistik Chi-Square pada taraf kepercayaan 95% (0,05) menunjukkan bahwa ρ Value = 0,074 > 0,05, dengan kata lain H1 ditolak dan H0 diterima, hal ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara ketersediaan sarana pengelolaan sampah dengan partisipasi pedagang dalam pengelolaan sampah di Pasar Sentral Laino Raha tahun 2018. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Yulianto 13 tentang Partisipasi Pedagang Dalam Melakukan Pengelolaan di Pasar Baru Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru tahun 2016. Hasil uji statistik didapatkan tidak ada hubungan yang bermakna (p Value = 0,246) yang berarti tidak ada hubungan faktor sarana tempat pembuangan sampah terhadap partisipasi pedagang. Faktor ini tidak berhubungan karena kebanyakan pedagang berpendapat bahwa sarana tempat pembuangan sampah tidak begitu penting untuk sarana mereka dalam membuang sampah atau memilah sampah dikarenakan mereka sudah membayar restibusi sampah setiap harinya, dan sampah disetiap kios akan disapu atau dibersihkan oleh petugas pasar setiap harinya. Hal tersebut menyebabkan pedagang tidak memperhatikan kebersihan pasar atau merasa mendapatkan manfaat dalam pemilahan sampah. Pedagang seharusnya juga ikut berpartisipasi dalam pemilahan sampah yang baik dan benar, yang akan memudahkan pengelola pasar dalam mengelola sampah sebelum di angkut ke TPA, walaupun pedagang sudah membayar restibusi sampah. Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Alfikri 14 yang menunjukkan nilai p = 0,001 artinya bahwa ada hubungan ketersediaan sarana dengan tindakan membuang sampah. Sejalan pula dengan penelitian yang mengatakan bahwa ada hubungan antara ketersediaan sarana dengan perilaku masyarakat dalam membuang sampah, dengan tingkat keeratan hubungan dalam kategori sedang. Diperlukan penyediaan fasilitas dan perlakuan yang benar agar TPS dapat digunakan untuk mengelola sampah dengan cara tertentu, sehingga tidak berdampak negatif terhadap lingkungan. Keberadaan TPS perlu mendapatkan perhatian yang serius dan evaluasi secara berkala agar dapat berfungsi secara baik. Berdasarkan data yang diperoleh menunjukkan bahwa dari 207 responden (80,2%) dengan ketersediaan sarana yang tidak memenuhi terdapat 124 responden (59,9%) yang berpatisipasi rendah dalam pengelolaan sampah pasar. Dapat diartikan bahwa ketersediaan sarana yang tidak memenuhi dapat berpengaruh terdahap rendahnya partisipasi pedagang dalam pengelolaan sampah pasar. Dari 207 responden tersebut sebagian besar berjenis kelamin perempuan. Seharusnya ketersediaan sarana pada pedagang yang berjenis kelamin perempuan dapat memenuhi, karena sebagian besar pedagang yang berjenis kelamin perempuan memiliki tingkat pengetahuan dan sikap yang cukup. Tetapi berdasarkan jenis dagangannya, pedagang pakaian jadi sebagian besar berjenis kelamin perempuan (61,8%), dimana kegiatan jual beli pakaian jadi tersebut sedikit menghasilkan sampah. Jadi kebanyakan dari mereka tidak menyediakan tempat sampah di kiosnya. SIMPULAN 1. Terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan partisipasi pedagang dalam pengelolaan sampah Pasar Sentral Laino Raha dengan p value 0,036 (p < 0,05). 2. Terdapat hubungan yang signifikan antara sikap pedagang dengan partisipasi pedagang dalam pengelolaan sampah Pasar Sentral Laino Raha dengan p value 0,020 (p < 0,05). 3. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara ketersediaan sarana dengan partisipasi pedagang dalam pengelolaan sampah Pasar Sentral Laino Raha dengan p value 0,074 (p > 0,05). SARAN 1. Perlunya perhatian pemerintah dalam hal ini melakukan program sosialisasi dan edukasi kepada pedagang seperti media promosi (leaflet dan poster) serta meningkatkan motivasi kepada para pedagang seperti PHAST (Partisipatory Health of Sanitation Transformation) sehingga dapat meningkatkan kesadarannya dalam berperilaku yang akhirnya berdampak pada peningkatan partisipasi pedagang dalam pengelolaan sampah di Pasar Sentral Laino Raha. 2. Diharapkan agar struktur organisasi pasar dapat diaktifkan kembali sehingga dapat mengontrol perilaku pedagang pasar sentral Laino Raha dalam pengelolaan sampah. 3. Diharapkan peran sertanya atau partisipasi para pedagang dalam pengelolaan sampah di Pasar Sentral Laino Raha terutama dalam hal pewadahan individual para pedagang sebagai penghasil sampah dengan syarat pewadahan yang tahan air dan kuat, serta meningkatkan kerjasama antar pedagang agar saling mengingatkan untuk membuang sampah pada tempatnya. 6

DAFTAR PUSTAKA 1. Kementerian Pekerjaan Umum (2013) Permen PU No. 03/ PRT/ M/ 2013 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Persampahan. 2. Notoatmodjo, S. (2010) Promosi Kesehatan : Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT. Rineka Cipta. 3. Setiawan, I. (2017) Pengelolaan Pada Dinas Pasar Kebersihan Dan Tata Kota Kabupaten Hulu Sungai Utara, Jurnal Teknik Lingkungan, 2 (2). 4. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (2018) Sistem Informasi Pengelolaan Nasional. 5. Zulkarnaini dan Saam, Z. (2017) Faktor-faktor Penentu Tingkat Partisipasi Pedagang dalam Pengelolaan di Pasar Pagi Arengka Kota Pekanbaru, Jurnal Ilmu Lingkungan, 3 (1). 6. Dinas Lingkungan Hidup Dan Kebersihan Kabupaten Muna (2018) Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Muna. Kabupaten Muna. 7. Notoatmodjo, S. (2012) Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. 8. Notoatmodjo, S. (2007) Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta. 9. Azwar (2011) Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 10. Sufriannor, M., Hardiono dan Juanda (2017) Pengetahuan, Sikap Dengan Tingkat Partisipasi Pedagang Dalam Pengelolaan Pasar, Jurnal Kesehatan Lingkungan, 14 (2). 11. Posmaningsih, D. A. A. (2016) Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan Padat Di Denpasar Timur, Jurnal Kesehatan Lingkungan, 13 (1). 12. Rohmatin, V. A., Lampus, B. and Tucunan, A. (2018) Hubungan Antara Pengetahuan Dan Sikap Dengan Pengelolaan Rumah Tangga Di Lingkungan II Kelurahan Sumompo Kecamatan Tuminting Kota Manado, Jurnal Kesehatan Lingkungan. 13. Yulianto, B. (2016) Partisipasi Pedagang Dalam Melakukan Pengelolaan di Pasar Baru Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru, Jurnal Kesehatan Masyarakat, 3 (2). 14. Alfikri, N., Hidayat, W. and Girsang, V. I. (2018) Faktor- Faktor Yang Berhubungan Dengan Tindakan Membuang Di Lingkungan IV Kelurahan Helvetia Kecamatan Medan Helvetia Tahun 2017, Jurnal Riset Hesti Medan, 3 (1). 7