BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Apakah berjalan lancar atau banyak hambatan.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV PENUTUP. (tradisional) adalah pesantren yang tetap mempertahankan pengajaran kitab-kitab

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai makhluk sosial, manusia senantiasa ingin berhubungan antara satu

BAB I PENDAHULUAN. lembaga sekolah, non formal yakni keluarga dan informal seperti halnya pondok

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan masyarakat muslim di Indonesia. 1. pesantren; dalam hal ini kyai dibantu para ustadz yang mengajar kitab-kitab

BAB I PENDAHULUAN. memiliki akhlak yang sangat mulia. Lahir di kampung Ampel Maghfur, pada

BAB I PENDAHULUAN. Pondok pesantren adalah suatu wadah pendidikan keagamaan yang

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang lain. Mereka terikat oleh norma-norma yang berlaku di dalam

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan koperasi di Negara-negara Eropa Barat dan Jepang

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan sebutan Kyai dan mempunyai asrama untuk tempat menginap

BAB I PENDAHULUAN. melestarikan dan mengalihkan serta mentransformasikan nilai-nilai kebudayaan dalam

2015 PERKEMBANGAN PENDIDIKAN PESANTREN CIPARI DESA SUKARASA KECAMATAN PANGATIKAN KABUPATEN GARUT TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kebijaksanaan mengenai Pribumi (Inlandsch Politiek) sangat. besar artinya dalam menjamin kelestarian kekuasaan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. terbentuk pulalah masyarakat muslim. Dengan terbentuknya masyarakat muslim

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan Islam, yakni munculnya kelompok Jama ah Tabligh yang semakin

Tabel 13 : Rekapitulasi angket indikator variabel y pengalaman religiusitas santri BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. harus berhadapan langsung dengan zaman modern. dilepas dari kehidupan manusia. Islam juga mewajibkan kepada manusia

I. PENDAHULUAN. oleh Durkheim (Betty Schraf, 1995), bahwa fungsi agama adalah. mempertahankan dan memperkuat solidaritas dan kewajiban sosial pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam dunia pesantren ada beberapa hal yang menjadi kendala

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini di masyarakat Indonesia terdapat kelompok-kelompok

BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. sempurna yang bertaqwa pada Allah SWT. Serta untuk mencapai kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. tempat untuk belajar dan mengajarkan ilmu agama Islam. Pesantren dalam

BAB I PENDAHULUAN. jasmaniah dan rohaniah berdasarkan nilai-nilai yang terkandung dalam ajaran

BAB I PENDAHULUAN. lebih baik, mereka dapat mengenyam pendidikan sistem Barat.

DAFTAR PUSTAKA. Sholeh, Muhammad. Al-Risalatu al-shafiyah fi al-masa il al-fiqhiyah. Bojonegoro: Pondok Pesantren At-Tanwir

IMPLEMENTASI MODEL PENDIDIKAN PESANTREN DI AL WUSTHO ISLAMIC DIGITAL BOARDING COLLEGE CEMANI SUKOHARJO

BAB I. masyarakat yang maju, adil dan makmur, serta memungkinkan warganya. berdasarkan Pancasila dan Undang- Undang Dasar 1945.

BAB I PENDAHULUAN. aspek, termasuk dalam struktur sosial, kultur, sistem pendidikan, dan tidak

PENGARUH AQIDAH ASY ARIYAH TERHADAP UMAT

BAB I PENDAHULUAN. yang bersifat tradisional yang mendalami ilmu agama Islam dan. mengamalkannya sebagai pedoman hidup keseharian.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Lia Nurul Azizah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap dunia pendidikan dan pembentukan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

Ma'had al Jamiáh dan Pembinaan Karakter Mahasiswa

BAB I PENDAHULUAN. pusat pengajian untuk menghafal dan mengkaji Al-Qur an atau pusat

BAB IV ANALISIS METODE DAKWAH PONDOK PESANTREN SYAIKH JAMILURRAHMAN AS-SALAFY

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Abd A la dalam bukunya pembaruan pesantren menyebutkan. bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. 1 Anwar Hafid Dkk, Konsep Dasar Ilmu Pendidikan, Alfabeta, Bandung, 2013, hlm

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan agama khususnya Pendidikan agama Islam sangat dibutuhkan

2. BAB II TINJAUAN UMUM

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB VI PENUTUP. implikasi teoritik, dan keterbatasan studi sebagai berikut: 1. Model integrasi Ma had Sunan Ampel Al-Aly ke dalam sistem pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. fasilitas ruang, kurikulum, kreatifitas pengajar dan input santri. Pondok pesantren

BAB I PENDAHULUAN. (Jakarta: Amzah, 2007), hlm Yatimin Abdullah, Studi Akhlak dalam Perspektif Al-Qur an,

2014 PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL-ISLAMIYYAH DESA MANDALAMUKTI KECAMATAN CIKALONGWETAN KABUPATEN BANDUNG BARAT

BAB I PENDAHULUAN. beragama yaitu penghayatan kepada Tuhan, manusia menjadi memiliki

BAB 1 PENDAHULUAN. tradisional tertua di Indonesia. Pesantren adalah lembaga yang bisa dikatakan

BAB I PENDAHULUAN. Selama masa penjajahan Belanda, terjadi berbagai macam eksploitasi di

DAFTAR PUSTAKA. Asmuni, Syukri. Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam. Surabaya: Al Ihsan, 1985.

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi harus mengganti persepsi tentang manusia. Manusia bukan lagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Madura telah berjalan beberapa abad silam. Pada abad ke-16, perjalanan

BAB IV RESPON MASYARAKAT TERHADAP SOSOK USTADZ ABDUL QADIR HASSAN DALAM MENGEMBANGKAN PESANTREN PERSATUAN ISLAM BANGIL

BAB 1 PENDAHULUAN. Burhan Nurgiyantoro, Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum Sekolah, (Yogyakarta : BPFE, 1988), hlm. 1

BAB I PENDAHULUAN. dituangkan dalam bentuk pendidikan sekolah dan luar sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan yang pasti akan dialami oleh setiap individu atau organisasi. Ketika

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DAFTAR PUSTAKA. Abdurrahman, Dudung. Metode Penulisan Sejarah. Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999.

BAB I PENDAHULUAN. satu-satunya lembaga pendidikan keagamaan Islam yang paling tua. 1 Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dikenal di Indonesia. Keberadaan pesantren sebagai wadah untuk. diperkirakan masuk sejalan dengan gelombang pertama dari proses

BAB I PENDAHULUAN. Islam menempatkan pendidikan pada kedudukan yang sangat penting.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan Islam tertua di Indonesia, yang keberadaannya masih eksis hingga

BAB I PENDAHULUAN. rahmat Allah SWT karena leluhur kita telah mewariskan khazanah kebudayaan

BAB I PENDAHULUAN. (Bandung: Mizan,1995), hlm Martin Van Bruinessen, Kitab Kuning, Pesantren dan Tarekat,

BAB I PENDAHULUAN. dalam ikut serta mencerdaskan bangsa. Banyaknya jumlah pesantren di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. Islam dalam Kurun Modern, (Jakarta: LP3ES, t.th.), h Karel A. Steenbrink, Pesantren Madrasah Sekolah Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Menurut G.R. Terry

POLA KEPEMIMPINAN K. H. M. THOHIR ABDULLAH, A.H DALAM UPAYA PENGEMBANGAN PONDOK PESANTREN RAUDLOTUL QUR AN DI MANGKANG SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan semakin jauhnya dari ajaran-ajaran suci agama.

BAB IV RESPON MASYARAKAT TERHADAP LEMBAGA PENGAJARAN BAHASA ARAB MASJID AGUNG SUNAN AMPEL SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. komunitas muslim terbentuk disuatu daerah, maka mulailah mereka

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan eksistensinya sebagai khalifah Allah di muka bumi, yang

BAB l PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki secara tetap, malainkan hanya beberapa saat sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Quran menjelaskan bahwa manusia itu makhluk yang mempunyai dua fungsi yang

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari kondisi sosial kultural masyarakat. Pendidikan memiliki tugas

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam perkembangan dakwah Islam, pondok pesantren merupakan. lembaga pendidikan Islam yang mempunyai peran dalam mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. lembaga pendidikan. Secara historis pesantren adalah bentuk lembaga pendidikan

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR ISLAMIC CENTER DI KABUPATEN DEMAK

BAB I PENDAHULUAN. akronim yang menggabungkan dua nama nabi dan satu sifat Allah Subhanahu

BAB I PENDAHULUAN. Secara garis besar pendidikan Agama Islam yang diberikan di sekolah atau. keimanan dan ketaqwaan peserta didik kepada Allah Swt.

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah keterbatasan dari teori awal adalah ambiguitas tentang proses pengaruh. Sedangkan

I PENDAHULUAN. dan pembangunan pada umumnya yaitu ingin menciptakan manusia seutuhnya. Konsep

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga Dakwah Islam Indonesia (selanjutnya disebut LDII) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. banyak berperan dalam mencerdaskan kehidupan masyarakat. Sejarah perkembangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tubagus Arief Rachman Fauzi, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Irma Pujiawati, 2014 Model pendidikan karakter kedisiplinan Di pondok pesantren

BAB I PENDAHULUAN. 1, pasal 1, butir 1 yang menyatakan bahwa : belajar dan proses pembelajaran agar paeserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pesantren adalah lembaga pendidikan keagamaan yang. kekhasan tersendiri dan berbeda dengan lembaga pendidikan lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. adalah : Kuttab/maktab, aljami, majelis ilmu atau majelis adab, dan. mempengaruhi perkembangan pendidikan Islam di Indonesia.

1. BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. sebelumnya, diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

Analisis dan Interpretasi Data pada Pondok Pesantren, Madrasah Diniyah (Madin), Taman Pendidikan Qur an(tpq) Tahun Pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Pesantren merupakan lembaga pendidikan tradisional Islam untuk memahami,

BAB I PENDAHULUAN. mayoritas Islam, khususnya di Indonesia sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab pendidikan yang terpikul di pundak orang tua.

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada masa-masa sekarang ini, pendidikan di Indonesia berkembang sangat pesat. Dari mulai pendidikan yang berbasis murni ilmu pengetahuan, hingga pendidikan yang berbasis murni agama. Masyarakat telah mendapatkan fasilitas berbagai bidang pendidikan ini guna memperkaya ilmu pengetahuan, serta menjadikan insan yang berwawasan luas. Sebagai masyarakat yang baik, kita tidak cukup hanya puas dengan pendidikan yang telah kita dapatkan selama ini. Kita harus mengetahui pula bagaimana sejarahnya pendidikan dapat berkembang pesat hingga saat ini. Apakah berjalan lancar atau banyak hambatan. Pada mulanya banyak pesantren dibangun sebagai pusat spiritual, tapi pesantren sendiri tidak hanya menanggulangi isi pendidikan agama saja. Pesantren bersama-sama dengan para santrinya mencoba menerapkan gaya hidup yang menghubungkan kerja dan pendidikan serta membina lingkungan desa berdasarkan aturan yang sesuai. Karena itu pesantren mampu menyesuaikan diri dengan masayarakat yang berbeda maupun dengan kegiatan individu yang beraneka ragam. Pesantren tampak lebih menunjukkan orientasi ke masyarakat pedesaan daripada ke masyarakat

2 perkotaan. Hal itu terlihat pada sikap dan perilaku warga pesantren yang menghargai tinggi kebersamaan dan keharmonisan. 1 Jika berbicara tentang masalah pendidikan, pendidikan di Indonesia diwarnai oleh pendidikan yang berbasis agama, atau yang biasa kita kenal dengan pondok pesantren (ponpes). Zamakhsyari Dhofier, hasil penelitiannya menulis bahwa pondok pesantren terdiri dari beberapa komponen-komponen: kiai, santri, asrama, masjid, dan kitab kuning. 2 Pada abad millennium saat ini, pondok pesantren menjadi salah satu pendidikan yang patut dijadikan pembahasan. Kita tahu bahwasannya pondok pesantren saat ini lebih populer dikenal dengan nama pondok modern. Pondok pesantren saat ini terasa modern dikarenakan pendidikan yang digunakan tidak semata-mata murni pendidikan agama, melainkan ilmu pengetahuan umum telah banyak diikutsertakan dalam pendidikan pondok pesantren. Setelah kita mengetahui bahwa pondok pesantren saat ini dikenal dengan pondok modern, kita harus mengetahui pula bagaimana sejarah pondok pesantren itu sendiri, apakah banyak mengalami perkembangan atau stagnan. Karena sangat penting kita tahu sejarahnya, agar kita tidak memandang sebelah mata pendidikan pondok pesantren seperti halnya pandangan kebanyakan masyarakat saat ini. Oleh karena itu, saya memilih judul ini guna untuk melihat lebih dekat kehidupan serta kultur pesantren 1 Mastuhu, Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren (Jakarta: INIS, 1994), 61. 2 Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren; Studi tentang Pandangan Hidup Kiai (Jakarta: LP3ES, 1982), 44-60.

3 Al-Furqon dan juga bagaimana sistem pendidikan di pondok al-furqon al- Islami. Pondok Pesantren al-furqon al-islami merupakan pesantren yang bermanhaj Salaf. Satu hal yang terpenting yang harus kami upayakan untuk menyederhanakan pembahasan ilmiahnya guna melangkah menuju penjelasan makna Salafiyah dan siapa mereka yang disebut kalangan Salaf menurut bahasa dan istilah, karena tidak baik menjelasakan dasar-dasar jika tidak dipahami dari aspek makna bahasa dan istilah. Salaf secara bahasa adalah orang yang lebih dahulu, mereka dari kalangan para nenek-moyang, kakek dan kerabat. Maka maksud salaf di sini adalah para sahabat, tabi in dan para pengikut mereka. Mereka adalah orang-orang yang hidup pada tiga abad pada zaman Rasulullah kemudian setelahnya kemudian setelahnya. Sedangkan salaf adalah penisbatan kepada salaf dan dikaitkan dengannya golongan orang-orang terkemudian yang menunjukkan keteguhan mereka meniti manhaj kalangan salaf, lebih-lebih dalam hal keyakinan. 3 Sedangkan Salafiyah adalah manhaj yang menjadi sandaran kalangan salaf dan mereka berjalan di atasnya dalam hal keyakinan, mu amalah, hukum, tarbiyah dan penyucian jiwa mereka. Maka dengan demikian Salafiyah adalah manhaj dan cara, bukan jama ah atau organisasi sebagaimana anggapan sebagian orang. Inilah apa yang 3 Amr Abdul Mun im Salim, Manhaj Salafi Syaikh Al-Albani (Bekasi: Darul Falah, 2011), 4.

4 diserukan oleh Syaikh Al-Albani Rahimahullah dan ditetapkan di dalam sejumlah kitab dan kuliah terbuka. 4 Inilah yang menjadi konsekuensi definisi Salaf dan Salafiyah secara bahasa, istilah, nisbat, ciri dan penyampaiannya. Ini pulalah yang menjadi konsekuensi nash-nash syariat dari Kitab dan Sunnah. Maka nisbat kepada Salafiyah adalah nisbat kepada manhaj Salafus Shalih dalam hal iman dan keyakinan, fikih dan pemahaman, ibadah dan tingkah-laku, tarbiyah dan tazkiah (penyucian jiwa). 5 B. Rumusan Masalah Sesuai dengan judul mengenai Pondok Pesantren al-furqon al- Islami, Gresik tahun 1989 2015 M, maka penulis menetapkan rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana sejarah perkembangan Pondok Pesantren al-furqon al- Islami? 2. Bagaimana sistem pendidikan di Pondok Pesantren al-furqon al- Islami? 3. Bagaimana budaya pesantren di Pondok Pesantren al-furqon al- Islami? C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin penulis capai, antara lain: 1. Untuk mengetahui sejarah perkembangan Pondok Pesantren al- Furqon al-islami. 4 Ibid., 5. 5 Ibid., 6.

5 2. Untuk mengetahui sistem pendidikan Pondok Pesantren al-furqon al- Islami. 3. Untuk mengetahui budaya Pondok Pesantren al-furqon al-islami yang bermanhaj Salafi. D. Kegunaan Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini antara lain: 1. Untuk menambah koleksi perpustakaan di Fakultas Adab maupun di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya. 2. Hasil daripada penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber informasi tentang pesantren yang membandingkan antara sistem pendidikan dan budaya pesantren bermanhaj Salafi dengan pesantren jenis lain. E. Pendekatan dan Kerangka Teoritik Untuk mempermudah memecahkan masalah dalam ilmu sejarah, penulis menggunakan pendekatan dari ilmu sosial lainnya. Menurut Sartono Kartodirdjo, penggambaran kita mengenai suatu peristiwa sangat bergantung pada pendekatan, yaitu dari segi mana kita memandangnya, dimensi mana yang diperhatikan, unsur-unsur mana yang diungkapkan, dan sebagainya. 6 Dengan pendekatan tersebut maka akan memudahkan penulis untuk merelasikan antara ilmu sosial sebagai ilmu bantu dalam penelitian sejarah. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan historis. Dimana pendekatan tersebut digunakan untuk 6 Sartono Kartodirdjo, Pendekatan Ilmu Sosial dalam Metodologi Sejarah (Jakarta: Gramedia, 1993), 4.

6 mendeskripsikan peristiwa yang terjadi pada masa lampau. Dengan pendekatan historis maka penulis bisa menjelaskan tentang Pondok Pesantren al-furqon al-islami Sidayu Gresik (1989-2015). Penulis juga menggunakan teori. Teori adalah salah satu sumber bagi peneliti dalam memecahkan masalah penelitian. 7 Dalam penelitian ini penulis juga menggunakan teori dari Zamakhsyari Dhofier yakni tentang elemen-elemen pondok pesantren yang terdiri dari pondok, masjid, santri, pengajaran kitab-kitab Islam klasik dan kyai. Lima elemen tersebut merupakan dasar dari tradisi pesantren. Jika suatu lembaga memiliki kelima elemen tersebut maka akan berubah statusnya menjadi pesantren. F. Penelitian Terdahulu Penelitian tentang Pondok Pesantren al-furqon al-islami sudah pernah dituliskan oleh beberapa mahasiswa dalam bentuk skripsi. Namun, pembahasan mengenai Pondok Pesantren al-furqon al-islami, Gresik tahun 1989 2015 M masih belum ada yang membahas. Adapun beberapa penelitian terdahulu yang berhubungan dengan sistem pesantren, antara lain: 1. Skripsi oleh Ninik Fatmawati, Pergeseran Pola Pemilihan Media Dakwah di Ponpes Al-Furqon Desa Srowo Sidayu Gresik (2004). Dalam skripsi mahasiswa jurusan Komunikasi Penyiaran Islam UIN Sunan Ampel Surabaya ini membahas tentang perubahan media 7 Djarwanto, Pokok-pokok Metode Riset dan Bimbingan Teknis Penelitian Skripsi (Jakarta: Liberty, 1990), 11.

7 dakwah yang dipilih oleh Pondok Pesantren Al-Furqon yang menyertakan media elektronik untuk mengembangkan dakwah. 2. Skripsi oleh Sumiyati, Pesantren dan Dakwah: Kajian Tentang Latar Belakang Aktifitas dan Metode Dakwah Lajnah Dakwah Pondok Pesantren Al-Furqon di Desa Srowo Kecamatan Sidayu Kabupaten Gresik (2004). Dalam skripsi mahasiswa jurusan Komunikasi Penyiaran Islam UIN Sunan Ampel Surabaya ini membahas tentang awal munculnya aktifitas dakwah di Pondok Pesantren Al-Furqon dengan metode Lajnah Dakwah dan bagaimana kegiatan Lajnah Dakwah itu berlangsung. 3. Buku oleh Mastuhu, Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren: Suatu Kajian Tentang Unsur dan Nilai Sistem Pendidikan Pesantren (1994). Dalam buku ini Mastuhu ini membahas tentang perubahan-perubahan sistem pendidikan yang dialami pesantren dan bagaimana unsur serta nilai yang ada dalam sistem pendidikan pesantren. 4. Buku oleh Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren: Studi Tentang Pandangan Hidup Kyai (1982). Dalam buku ini Zamakhsyari membahas tentang gambaran umum tentang pesantren dan kyai dalam pesantren. 5. Skripsi oleh Irhamni Rahman, Pondok Pesantren Darul Muttaqien, Parung, Jawa Barat (2010). Dalam skripsi ini mahasiswa jurusan Sejarah Universitas Indonesia Depok tersebut membahas tentang

8 pondok pesantren Darul Muttaqien dan Sekolah Darul Muttaqien bagaimana kurikulum serta metode pendidikannya. Pada penelitian ini akan lebih menekankan pada sistem pendidikan yang diterapkan di Pondok Pesantren al-furqon al-islami dan budaya pesantren tersebut, karena sebelumnya belum ada yang membahas tentang hal ini. G. Metode Penelitian Dalam menyusun penelitian ini, penulis menggunakan metode penilitian dari Mastuhu yang ada dalam bukunya Dinamika sistem pendidikan pesantren: suatu kajian tentang unsur dan nilai sistem pendidikan pesantren. Dalam buku tersebut menjelaskan bagaimana melakukan sebuah penelitian lapangan tentang pondok pesantren. 1. Sumber Primer Sumber primer adalah sumber yang ditulis oleh pihak yang terlibat langsung dalam peristiwa sejarah atau pihak yang menjadi saksi mata peristiwa sejarah. Sumber primer yang digunakan penulis untuk penelitian ini adalah: a) Arsip tentang kurikulum pendidikan Pondok Peantren al-furqon al-islami, Dokumen yang berkaitan dengan kegiatan yang berlangsung di Pondok Pesantren al-furqon al-islami, contoh kitab dan lain-lain. b) Wawancara terhadap para informan seperti para ustadz, santri, alumni, dan tokoh-tokoh terkait.

9 c) Observasi, yaitu dengan melihat dan mengamati secara langsung keadaan sarana pembelajaran dan kegiatan-kegiatan yang ada di pondok pesantren tersebut. 2. Sumber Sekunder Sumber sekunder digunakan sebagai pendukung dalam penelitian ini. Sumber-sumber tersebut didapatkan dari beberapa buku maupun literatur yang berkaitan dengan tema yang penulis bahas. a) Buku Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren, karya Mastuhu pada tahun 1994. b) Buku Tradisi Pesantren, karya Zamakhsyari Dhofier pada tahun 1982. H. Sistematika Bahasan Secara umum sistematika Bahasan disusun untuk mempermudah pemahaman terhadap penulisan ini, dimana akan dipaparkan tentang hubungan antara bab demi bab. Untuk lebih jelasnya dibawah ini akan dijelaskan beberapa bab yang akan dibahas: Bab pertama menjelaskan tetntang pendahuluan yang berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, pendekatan dan kerangka teoritik, penelitian terdahulu, metode penelitian, dan sistematika pembahasan. Bab kedua menjelaskan mengenai sejarah dan latar belakang berdirinya Pondok Pesantren al-furqon al-islami beserta unsur-unsurnya.

10 Bab ketiga menjelaskan tentang kepemimpinan asatidzah dalam Pondok Pesantren al-furqon al-islami. Dalam bab ini peneliti membagi ke dalam sub bab, yakni: Model Kepemimpinan asatidzah dalam Pondok Pesantren al-furqon al-islami, peran ustadz dalam sistem pendidikan Pondok Pesantren al-furqon al-islami dan peran asatidzah dalam kultur Pondok Pesantren al-furqon al-islami. Bab keempat menjelaskan tentang sistem pendidikan, kurikulum, dan kegiatan lain yang dilakukan Pondok Pesantren al-furqon al-islami. Dalam bab ini peneliti membagi ke dalam sub bab, yakni: Jenjang pendidikan Pondok Pesantren al-furqon al-islami, buku-buku yang dibaca di Pondok Pesantren al-furqon al-islami dan nilai-nilai pendidikan Pondok Pesantren al-furqon al-islami. Bab kelima menjelaskan tentang budaya Pondok Pesantren al- Furqon al-islami. Dalam bab ini peneliti membagi ke dalam sub bab, yakni: aktifitas lajnah dakwah di Pondok Pesantren al-furqon al-islami, Ta lim di Pondok Pesantren al-furqon al-islami dan Tahfidzul Qur'an di Pondok Pesantren al-furqon al-islami. Bab keenam berisi tentang kesimpulan-kesimpulan pembahasan dari awal hingga akhir, kritik, dan saran.