PEDADIDAKTIKA: JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI PESAWAT SEDERHANA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penalaran matematis siswa dan data hasil skala sikap. Selanjutnya, peneliti

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DI SEKOLAH DASAR

Wistyan Okky Saputra dan Dr. Mukhamad Murdiono, M. Pd. Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Yogyakarta

Tabel 4.1 Persentase Ketuntasan Belajar Siswa

DAMPAK PENERAPAN MODEL SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT TERHADAP PEROLEHAN BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM PESERTA DIDIK

J. Pijar MIPA, Vol. XI No.2, September 2016: ISSN (Cetak) ISSN (Online)

BAB IV HASIL PENELITIAN. Peneliti melaksanakan penelitian sebanyak lima kali pertemuan yaitu satu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain eksperimen semu (Quasi Experimental

Penerapan Media Komik Matematika Terhadap Peningkatan Pemahaman Konsep Perkalian dan Pembagian Bilangan Cacah di Sekolah Dasar

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMECAHAN MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah quasi experiment atau eksperimen semu. Quasi

*Mariana **Hayati *Dosen FKIP Universitas Lancang Kuning *Alumni FKIP Universitas Lancang Kuning

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF INDEX CARD MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR IPS KELAS V SD ARTIKEL PENELITIAN OLEH U. SISWANTO NIM F

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data nilai tes kemampuan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Bandarlampung. Populasi dalam

Ragil Kurnianingsih 1, Srini M. Iskandar 1, dan Dermawan Afandy 1 Jurusan Kimia, FMIPA, Universitas Negeri Malang

e-journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi (Vol 8, No 2, Tahun 2017)

BAB III METODE PENELITIAN

PERBANDINGAN PEMAHAMAN KONSEP MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN SCRAMBLE ANTARA MEDIA INTERAKTIF COURSELAB DAN MEDIA MICROSOFT POWERPOINT

e-journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi (Vol 8, No 2, Tahun 2017)

Abstract. Info Artikel. Abstrak. Agus Suwarno. Prodi Geografi IKIP PGRI Pontianak Kalimantan Barat, Indonesia

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE SCRIPT DALAM PEMBELAJARAN TIK PADA SISWA KELAS VIII SMPN 27 PADANG

Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Pada Materi Gerak di Kelas X SMA Negeri 6 Sigi

PENGARUH PELAKSANAAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP PADA MURID SEKOLAH DASAR

Lectura Volume 03, Nomor 02, Agustus 2012

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pertama melakukan pretest, tiga kali pertemuan dilakukan pembelajaran dan

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH MULTIMEDIA INTERAKTIF DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS IV SDN BANDUNGREJOSARI 3

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai hasil penelitian, deskripsi

PENGARUH MODEL PICTURE AND PICTURE TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL KELAS III SD

BAB 3 METODE PENELITIAN

Muhamad Soeleman Universitas Suryakancana Cianjur

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN OUTDOOR STUDY TERHADAP HASIL BELAJAR GEOGRAFI. (Jurnal) Oleh HAMDA WARA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. semu. Metode eksperimen semu digunakan untuk mengetahui

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kelas Laki-Laki Perempuan Jumlah. Jumlah Seluruhnya 60. Tabel 10.

(The Influence of Based Inquiry Learning Model Type of Guided Inquiry to The Students Learning Achievement on Ecosystem) ABSTRACT

PENGARUH MODEL QUANTUM TEACHING TERHADAP HASIL BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK DI SEKOLAH DASAR

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen semu (quasi

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA MTs

KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK MAHASISWA PGSD DITINJAU DARI PERBEDAAN JENIS KELAMIN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi

PENERAPAN METODE PENEMUAN TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS PADA MATERI TRIGONOMETRI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. peningkatan penguasaan konsep dan keterampilan generik sains pada

PENGARUH STRATEGI PEMECAHAN MASALAH IDEAL SETTING NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA

Tests of Normality Kolmogorov-Smirnov a

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN FESTO FLUIDSIM SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PNEUMATIK SISWA KELAS XII DI SMK MUDA PATRIA KALASAN

PENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE BAMBOO DANCING TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA SMP

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA REALIA TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA JURNAL. Oleh NUR INDAH KURNIAWATI NAZARUDDIN WAHAB RIYANTO M TARUNA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian dengan pendekatan saintifik berbasis Problem Based

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Kata Kunci: Problem Based Learning (PBL), Ekspositori, dan Hasil Belajar. Abstract

Journal of Elementary Education

Nia Wati dan Suliyanah Jurusan Fisika, Universitas Negeri Surabaya

PENGARUH PENGGUNAAN ALAT PERAGA TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MTs

*Maratul Afidah **Ade Purmatisa

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan adalah Quasi Experimental dengan desain

Jurusan Kimia, Jalan Mannuruki IX, Makassar 90224

Siva Fauziah, Purwati Kuswarini Suprapto, Endang Surahman

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Square merupakan model

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN PENDEKATAN SAINSTIFIK TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS IV PADA MATA PELAJARAN PKN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH MODEL KOOPERATIF TIPE TGT BERBANTUAN MULTIMEDIA TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA MTS

PENGARUH TEKNIK PERMAINAN BINGO PADA MATERI KONSEP MOL TERHADAP HASIL BELAJAR DAN MOTIVASI DI SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun ajaran di SMP

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Sidosari Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan pada semester genap Tahun Pelajaran

Kata Kunci : Model Problem Based Learning, Model Pembelajaran Langsung, Hasil Belajar Kognitif

ABSTRAK. Kata kunci : media visual, pembelajaran ips, peta, hasil belajar

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan membahas mengenai analisis data dari hasil pengolahan

BAB III METODE PENELITIAN

Darussalam Banda Aceh, ABSTRAK. Kata Kunci: Project Based Learning, Hasil Belajar Kognitif, Sistem Pernapasan Manusia

Dian Nur Antika Eky Hastuti Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas PGRI Madiun

MATERI STATISTIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK SISWA MTS

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Dikatakan kuasi eksperimen karena subjek penelitian tidak diacak sepenuhnya.

BAB III METODE PENELITIAN

PENERAPAN TEAM BASED LEARNING PADA MATA PELAJARAN AUTOCAD DI SMKN 1 MAGELANG

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA ANTARA PEMBELAJARAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN DEMONSTRASI

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CHILDREN LEARNING IN SCIENCE (CLiS) PADA MATA PELAJARAN IPA DITINJAU DARI MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. semu (quasi experimental) dengan disain nonequivalent control group design.

PENGARUH GIVING QUESTION AND GETTING ANSWER TERHADAP HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA DI SEKOLAH DASAR

PENGGUNAAN MODEL PEMBELEJARAN BLENDED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS VIII DI SMPN 38 SURABAYA

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Hal

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN RECIPROCAL TEACHING TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA

PENGARUH LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SDN SENDANGADI 1

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SAINTIFIK BERBANTUAN ALAT PERAGA TERHADAP KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH MEDIA GAMBAR TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SDN 35 AMPENAN TAHUN PELAJARAN 2016/2017

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP PERCUT SEI TUAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

Vol. 5, No. 2 (2018) 296-307 PEDADIDAKTIKA: JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Literasi Geografi terhadap Hasil Belajar IPS Siswa Sekolah Dasar Program S-1 PGSD Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Tasikmalaya Email: ratni.sumirat94@student.upi.edu Abstract This research is caused by the importance of understanding the five fundamental aspects of geography such as the concept of location, place, interelationship, movement, and regionalisasi on learning social studies in elementary school. The importance of understanding the concepts of geographic is used for the basic obtain a level of understanding geography in advanced class. In addition, conventional learning by using the lecture method become a practical and commonly practice used by teachers of subject IPS. The problem about less skills of teacher to develop a learning model is impact to low student learning outcomes. To solve this problem, the researcher chooses and uses Geographic Literacy-Based Learning Model based on the previous literary study. The formulation of the problem in this research generally is carrying how the influence of Geographic Literacy-Based Learning Model on the student learning outcomes about the subject of economic activity utilizing natural resources in class IV SDN Sangkali. The generally purpose of this research is to describe the influence of Geographic Literacy-Based Learning Model on the student learning outcomes. The method used in this research is quasi experimental and the research design is Nonequivalent Control Group. The populations of this research are students of class IV SDN Sangkali Tamansari Subdistrict Tasikmalaya City and the technique of acquiring the sample is saturated sample. The techniques of collecting the data is test. According to the acquired data and the analysis result, it can be concluded that the student learning outcomes by using Geographic Literacy-Based Learning Model is better than using the conventional learning. Keywords: Geographic Literacy-Based Learning Model, Student Learning Outcomes. Abstrak Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pentingnya pemahaman lima aspek fundamental geografi meliputi konsep lokasi, tempat, hubungan, gerakan dan wilayah pada pembelajaran IPS di sekolah dasar. Pentingnya pemahaman konsep tersebut dijadikan dasar untuk memperoleh tingkat pemahaman kegeografian siswa di kelas lanjut. Selain itu, pembelajaran konvensional dengan menggunakan metode ceramah menjadi hal yang praktis dan lumrah diterapkan guru mata pelajaran IPS di lapangan. Permasalahan terkait kurang terampilnya guru mengembangkan model pembelajaran berdampak pada rendahnya hasil belajar siswa. Untuk mengatasi hal tersebut, peneliti memilih dan menggunakan model (MPBLG) yang didasarkan atas studi literatur yang telah dilakukan. Rumusan masalah dalam penelitian ini secara umum mengangkat bagaimana pengaruh model (MPBLG) terhadap hasil belajar IPS siswa pada materi kegiatan ekonomi memanfaatkan sumber daya alam di kelas IV SD Negeri Sangkali. Sedangkan tujuan dari penelitian ini secara umum untuk mendeskripsikan pengaruh model (MPBLG) terhadap hasil belajar siswa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi eksperimental dengan desain penelitian Nonequivalent Control Group. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri Sangkali Kecamatan Tamansari Kota Tasikmalaya dengan teknik pengambilan sampel berupa sampel total atau jenuh. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah berupa tes. Analisis data kuantitatif menggunakan Microsoft Excel versi 2007 dan SPSS versi 22.0. Berdasarkan data yang diperoleh dan hasil analisis, disimpulkan bahwa hasil belajar siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan menggunakan model (MPBLG) lebih baik dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran konvensional. Kata Kunci: Model Pembelajaran Berbasis Literasi Geografi (MPBLG), Hasil Belajar Siswa. PENDAHULUAN Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Hal itu dimuat pada Undang-undang (UU) nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

297 Nasional (SISDIKNAS). Proses interaksi tak lain diciptakan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Berhubungan dengan hal tersebut SK Mendiknas No.045/U/2002, proses pembelajaran diperlukan untuk mengetahui pencapaian kompetensi peserta didik selama proses pembelajaran. Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai, dan diaktualisasi oleh peserta didik dalam pembelajaran (PP 74/2008). Maka pendidik sebagai tenaga profesional memiliki tugas dan wewenang untuk merancang dan mengemas kegiatan pembelajaran guna mengetahui sejauh mana pencapaian kompetensi yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai, dan diaktualisasi oleh peserta didik dalam pembelajaran. Penguasaan kompetensi oleh peserta didik dapat dijadikan tolak ukur tercapainya tujuan pembelajaran optimal. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. Mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan diantaranya mengenal konsepkonsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya; serta memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial. Pembelajaran IPS di sekolah dasar yang ideal yakni memuat tujuan-tujuan pemenuhan kemampuan tersebut. Pemenuhan kemampuan itu seharusnya dimiliki peserta didik sebagai hasil dari penguasaan kompetensi yang diharapkan pada pembelajaran IPS. Berdasarkan kurikulum KTSP 2006 pada mata pelajaran IPS di kelas IV sekolah dasar, standar kompetensi yang harus dikuasai siswa yakni: (1) Memahami sejarah, kenampakan alam, dan keragaman suku bangsa di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi; (2) Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi, dan kemajuan teknologi di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi. Maka hasil yang diharapkan dari penguasaan kompetensi tersebut yakni siswa mampu mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan pemahaman sejarah, kenampakan alam, keragaman suku bangsa, pengenalan sumber daya alam, kegiatan ekonomi dan kemajuan teknologi di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi; serta mampu untuk berpikir logis dan kritis, memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, inkuiri/menemukan sendiri, memecahkan masalah, dan memiliki keterampilan bersosial. Apabila dilakukan penelaahan terkait materi kurikulum pendidikan IPS sekolah dasar tahun 2006 Lisda Lidiawati., dkk (2016,

298 hlm.103) bahwa materi...bersifat memberikan rambu-rambu untuk kedalaman dan perluasan materi dalam mencapai kompetensi dasar yang diharapkan. Oleh karena itu, seharusnya pendidik dapat menciptakan porsi pembelajaran yang seimbang antara lingkungan setempat peserta didik dengan kondisi peserta didik. Berdasarkan studi pendahuluan, peneliti menemukan masalah yakni siswa kurang paham mengenai materi yang bersifat kegeografian. Hal itu ditunjukkan dengan rendahnya hasil belajar IPS siswa kelas IV SD Negeri Sangkali. Jika hasil dari penguasaan kompetensi ditandai dengan pemenuhan kemampuan sosial yang kompeten dan mumpuni, maka hal itu berlainan dengan diperolehnya hasil belajar IPS siswa yang rendah di kelas IV SD Negeri Sangkali. Merujuk pada pernyataan tersebut, disimpulkan bahwa terdapat kesenjangan pada penguasaan konseptual siswa terkait materi IPS yang bersifat kegeografian. Pada dasarnya, materi yang bersifat kegeografian di sekolah dasar lebih menekankan kepada pemahaman siswa untuk mengenal lingkungan sekitarnya dan peka terhadap gejala sosial yang terjadi di lingkungannya. Berkaitan dengan hal itu, seharusnya lima aspek fundamental geografi menurut Bennet (1997, hlm. 6) (dalam Novarlia, 2013) yang meliputi konsep lokasi, tempat, hubungan, gerakan dan wilayah dapat dipahami siswa sebagai dasar untuk memperoleh tingkat pemahaman siswa di kelas lanjut. Namun pada kenyataan di lapangan, peneliti menemukan masalah bahwa siswa kurang memahami kelima aspek geografi tersebut. Siswa kesulitan untuk mengidentifikasi dan membedakan hubungan antara konsep ruang, tempat, lokasi, maupun wilayah di permukaan bumi khususnya di sekitar lingkungannya. Kurang maksimalnya penggunaan alat-alat geografis oleh guru juga turut berpengaruh terhadap pemahaman kegeografian siswa sekolah dasar. Mengingat pemikiran siswa usia sekolah dasar yang cenderung berpikir konkrit, maka seharusnya guru lebih terampil menggunakan alat-alat geografis seperti globe, peta/atlas, kompas, dan lainnya sebagai media pembelajaran IPS. Bertitiktolak pada kesenjangan itu, implikasi yang ditimbulkan yakni kurangnya kemampuan berpikir kritis siswa terhadap berbagai gejala/fenomena sosial yang terjadi di lingkungannya. Penggunaan model maupun metode pada pembelajaran sangat penting untuk dipertimbangkan guru. Namun hal tersebut berbeda dengan kenyataan di lapangan. Metode ceramah menjadi metode yang praktis dan lumrah digunakan guru mata pelajaran IPS. Guru seringkali merasa cukup

299 untuk menerapkan satu model atau metode saja pada pembelajaran IPS. Padahal, relevansi materi ajar yang luas memungkinkan guru untuk menerapkan lebih dari satu model dan metode pada pembelajaran. Sehingga kenyataan di lapangan membuktikan bahwa sebenarnya penerapan model maupun metode pembelajaran IPS belum sepenuhnya optimal diaplikasikan guru mata pelajaran IPS. Berangkat dari kesenjangan-kesenjangan terkait permasalahan yang telah diuraikan, diperlukannya suatu penerapan model pembelajaran IPS baru agar pemahaman materi yang bersifat kegeografian dapat dikuasai siswa secara utuh. Berdasarkan studi literatur, peneliti menemukan suatu Research and Development (R&D) mengenai penelitian Model Pembelajaran Berbasis Literasi Geografi Dalam Upaya Membangun Kecerdasan Ruang Peserta Didik di SMP Kabupaten Sumedang. Model pembelajaran tersebut diteliti dan dikembangkan oleh Irena Novarlia (2013) dalam studinya yang terbukti secara signifikan dapat membangun kecerdasan ruang dan dapat berpengaruh baik terhadap penguasaan konseptual hasil belajar siswa. Walaupun kajian utama dalam penelitian tersebut terfokus pada tema kecerdasan ruang dalam geografi, peneliti kira dengan menerapkan MPBLG di lapangan dapat mengatasi permasalahan yang peneliti temukan. Karena ruang permukaan bumi berkaitan erat dengan lima aspek fundamental geografi. Permasalahan terkait kegeografian siswa haruslah diselesaikan, penggunaan model pembelajaran yang tepat akan mempengaruhi pemikiran dan pemahaman siswa pada pembelajaran IPS khususnya materi yang berhubungan dengan geografi di sekolah dasar kelas IV. Melalui penelitian Quasi Experiment, peneliti tertarik untuk menerapkan model pembelajaran berbasis literasi geografi dalam mengatasi kesenjangan yang ada. Model ini belum diterapkan guru mata pelajaran IPS di sekolah dasar, khususnya di SD Negeri Sangkali Kecamatan Tamansari Kota Tasikmalaya. Model tersebut merupakan salah satu alternatif model pembelajaran IPS baru yang dapat diimplementasikan pendidik pada kegiatan pembelajaran di sekolah dasar. Oleh karena itu, peneliti melakukan penelitian berkenaan dengan Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Literasi Geografi terhadap Hasil Belajar IPS Siswa Sekolah Dasar yang dilaksanakan pada pembelajaran materi Kegiatan Ekonomi Memanfaatkan Sumber Daya Alam pada siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri Sangkali Kecamatan Tamansari Kota Tasikmalaya. Materi Kegiatan Ekonomi dalam Memanfaatkan Sumber Daya Alam ini

300 diambil karena memuat pemahaman aspekaspek geografi. Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah Bagaimana pengaruh model pembelajaran berbasis literasi geografi terhadap hasil belajar IPS siswa di sekolah dasar kelas IV SD Negeri Sangkali?. Adapun secara khusus rumusan masalah pada penelitian ini, yakni: 1. Bagaimana hasil belajar IPS siswa pada kelas kontrol tanpa menggunakan model pada materi kegiatan ekonomi memanfaatkan sumber daya alam kelas IV SD Negeri Sangkali Kecamatan Tamansari Kota Tasikmalaya? 2. Bagaimana hasil belajar IPS siswa pada kelas eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran berbasis literasi geografi pada materi kegiatan ekonomi memanfaatkan sumber daya alam kelas IV SD Negeri Sangkali Kecamatan Tamansari Kota Tasikmalaya? 3. Adakah perbedaan antara hasil belajar siswa yang pembelajarannya tanpa menggunakan model pembelajaran berbasis literasi geografi di kelas kontrol dengan hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran berbasis literasi geografi di kelas eksperimen? 4. Bagaimana pengaruh model pembelajaran berbasis literasi geografi (MPBLG) terhadap hasil belajar IPS pada materi kegiatan ekonomi memanfaatkan sumber daya alam di kelas IV SD Negeri Sangkali Kecamatan Tamansari Kota Tasikmalaya? METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif jenis eksperimen semu (quasieksperimental research) dengan desain nonequivalent control group design. Pada desain ini kedua kelompok mendapatkan pretest dan posttest. Pretest dan posttest adalah adalah soal tes bentuk uraian/ essay. Soal pretest dan posttest adalah soal yang sama. Pretest diberikan diawal sebelum perlakuan diberikan, sedangkan posttest setelah diberikan perlakuan. Pada penelitian ini kelas eksperimen memperoleh perlakuan dengan mendapatkan model pembelajaran berbasis literasi geografi (MPBLG) dan kelas kontrol mendapatkan model pembelajaran konvensional. Berikut ini gambaran desain rancangan bentuk Nonequivalent Control Group Design menurut Sugiyono (2010, hlm.79). O 1 X O 2 O 3 O 4 Gambar 1 Nonequivalent Control Group Design Keterangan: X = pemberian perlakuan O 1 = kondisi awal kelompok eksperimen

301 O 2 = hasil penilaian kelompok eksperimen setelah diberikan perlakuan O 3 = kondisi awal kelompok kontrol O 4 = hasil penilaian kelompok kontrol tanpa perlakuan Populasi yang dipilih pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SD Negeri Sangkali. Sampel pada penelitian ini terdiri dari dua kelas sampel. Pengambilan sampel menggunakan teknik sampling jenuh atau total. Dimana sampel yang digunakan adalah seluruh siswa kelas IV-A sebanyak 30 orang siswa sebagai kelas kontrol dan seluruh siswa kelas IV-B sebanyak 30 orang siswa sebagai kelas eksperimen. Peneliti menggunakan instrumen pengumpulan data penelitian berupa tes. Selain itu digunakan pula instrumen pendukung berupa lembar observasi untuk kegiatan yang dilakukan guru mengenai keterlaksanaan model pembelajaran dan LAS (Lembar Aktivitas Siswa) untuk kegiatan yang dilakukan siswa. Lembar observasi dan LAS ini digunakan di kelas eksperimen. Instrumen penelitian diukur menggunakan pedoman penilaian yang telah divalidasi oleh dua orang ahli. Pada penelitian ini digunakan statistik deskriptif dan statistik inferensial untuk menganalisis data dengan bantuan software Microsoft Excel 2007 dan SPSS versi 22.0 for windows 7. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh interval kategori pretest hasil belajar siswa yakni interval kategori pada kelas eksperimen terdapat 3,3% berkategori tinggi, 80% berkategori sedang, 13,3% berkategori rendah, dan 3,3% berkategori sangat rendah. Sedangkan untuk kelas kontrol terdapat 83,3% berkategori sedang dan 16,6% berkategori rendah. Tidak terdapatnya kategori sangat tinggi baik pada kelas kontrol maupun kelas eksperimen yaitu 0,0%. Untuk kategori tinggi pun hanya terdapat pada kelas eksperimen yaitu 3,3%. Sedangkan tidak ada yang memperoleh kategori tinggi pada kelas kontrol. Jadi dapat disimpulkan bahwa kemampuan awal siswa bervariasi dan cenderung banyak siswa baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol tergolong berkategori sedang. Sedangkan hasil perhitungan interval kategori posttest hasil belajar siswa diketahui kelas interval kategori pada kelas eksperimen terdapat 76,6% berkategori sangat tinggi dan 23,3% berkategori tinggi. Sedangkan untuk kelas kontrol terdapat 50% berkategori sangat tinggi, 46,6% berkategori tinggi, dan 3,3% berkategori sedang. Berdasarkan presentase tersebut, dapat dikatakan bahwa kemampuan siswa pada kelas eksperimen lebih banyak yang tergolong pada kategori sangat tinggi yakni sebanyak 23 orang dan 7 orang dengan kategori tinggi. Sedangkan pada kelas kontrol lebih banyak pula siswa yang tergolong kategori sangat tinggi yakni

302 sebanyak 15 orang, kategori tinggi 14 orang, dan kategori sedang 1 orang. Secara grafik peningkatan antara pretest dan posttest untuk kelas kontrol disajikan pada grafik dalam gambar 2 berikut. 30 25 20 Pretest - Posttest Kelas Eksperimen Sangat Tinggi Tinggi 30 25 20 15 10 5 0 Gambar 2 Perbandingan Pretest-Posttest Kelas Kontrol Dilihat dari grafik dalam gambar 2 tersebut, terjadi peningkatan dalam beberapa kategori. Hasil belajar siswa untuk kategori sangat tinggi dan tinggi mengalami peningkatan. Selain itu, kategori sedang dan rendah cenderung mengalami penurunan. Adapun secara grafik peningkatan antara pretest dan posttest untuk kelas eksperimen yang disajikan pada gambar 3 sebagai berikut. Pretest - Posttest Kelas Kontrol Pretest Posttest Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah 15 10 5 0 Gambar 3 Perbandingan Pretest-Posttest Kelas Eksperimen Dalam gambar 3 dapat diketahui bahwa hasil belajar dengan kategori sangat tinggi dan kategori tinggi mengalami peningkatan. Sedangkan hasil belajar dengan kategori sedang, rendah, dan sangat rendah cenderung mengalami penurunan hingga ke titik nol. Temuan ini menunjukkan hasil positif dari perlakuan yang diberikan terhadap kelas eksperimen. Selanjutnya, untuk mengetahui perbedaan peningkatan hasil belajar siswa secara signifikan maka perlu dilakukan pengujian rerata skor gain kedua kelas baik kelas eksperimen maupun kontrol. Sebelum dilakukan pengujian, peneliti melakukan uji normalitas dan uji homogenitas varians data skor gain untuk mengetahui jenis uji statistik yang digunakan dalam menguji perbedaan rata-rata. Pretest Posttest Sedang Rendah Sangat Rendah

303 1. Uji Normalitas Skor Gain Untuk uji normalitas data skor gain, peneliti menggunakan uji Kolmogorov- Smirnov dengan taraf signifikansi 5%. Pada uji normalitas data gain dibantu dengan program SPSS 22.0 for Windows 7. Berikut hasil uji normalitas data skor gain kelas kontrol dan kelas eksperimen disajikan pada tabel 1. Tabel 1 Uji Normalitas Data Skor Gain Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen Hasil Kelas Kolmogorov-Smirnov a Ket. Statistic df Sig. Kontrol 0,132 30 0,193 Normal Eksperimen 0,165 30 0,035 Tidak Normal *. This is a lower bound of the true significance. a. Lilliefors Significance Correction Analisis: a. Hipotesis Perumusan hipotesis uji normalitas data skor gain sebagai berikut. H o : data berdistribusi normal H a : data tidak berdistribusi normal b. Dasar Pengambilan Keputusan Adapun kriteria pengujian (dengan menggunakan taraf signifikansi 5%) adalah sebagai berikut : jika nilai signifikansi (Sig.) 0,05 maka Ho diterima, jika nilai signifikansi (Sig.) < 0,05 maka Ho ditolak. c. Keputusan Berdasarkan hasil pengujian yang disajikan pada tabel 1 diperoleh nilai signifikansi untuk kelas kontrol yaitu 0,193. Nilai signifikansi tersebut lebih besar dari 0,05 (0,193> α), sehingga H o diterima atau H a ditolak. Disimpulkan bahwa data skor gain kelas kontrol berdistribusi normal. Sedangkan pada kelas eksperimen nilai signifikansinya sebesar 0,035. Nilai signifikansi tersebut lebih kecil dari 0,05 (0,035< α), sehingga H o ditolak atau H a diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa data skor gain kelas eksperimen tidak berdistribusi normal. Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan bahwa salah satu kelas tidak berdistribusi normal. Dengan demikian pengujian tidak perlu dilanjutkan ke tahap uji homogenitas varians kedua kelas. Tahap selanjutnya adalah uji perbedaan rata-rata skor gain kedua kelompok menggunakan uji statistik non-parametrik dengan uji Mann- Whitney U-test. 2. Uji Perbedaan Rata-rata Skor Gain Berikut ini adalah hasil uji perbedaan rata-rata data skor gain. Tabel 2 Hasil Uji Perbedaan Rata-rata Data Skor Gain Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen Test Statistics a hasilgain Mann-Whitney U 252,500 Wilcoxon W 717,500 Z -2,977 Asymp. Sig. (2-tailed),003 a. Grouping Variable: kelas

304 Analisis: a. Hipotesis Perumusan hipotesis uji perbedaan ratarata data skor gain sebagai berikut. H o : µ 1 = µ 2 rata-rata hasil belajar siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran berbasis literasi geografi (MPBLG) sama baik dengan hasil belajar siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran konvensional. H a : µ 1 µ 2 rata-rata hasil belajar siswa yang yang mendapatkan rata-rata hasil belajar siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran berbasis literasi geografi (MPBLG) lebih baik daripada hasil belajar siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran konvensional. b. Dasar Pengambilan Keputusan Dengan menggunakan uji dua pihak (two tailed test) dengan taraf signifikansi sebesar 5%, maka kriteria pengujian yang dilakukan adalah sebagai berikut. jika nilai signifikansi (Sig.) α, maka H o diterima, jika nilai signifikansi (Sig.) < α, maka H o ditolak. c. Keputusan Berdasarkan hasil pengujian yang disajikan pada tabel 2 diperoleh nilai signifikansi pengujian sebesar 0,003 (Sig. 2-tailed). Nilai signifikansi tersebut lebih kecil dari 0,05 (0,003< α), sehingga H o ditolak atau H a diterima. Dengan demikian, berdasarkan hasil analisis data skor gain kedua kelas dapat disimpulkan bahwa secara signifikan peningkatan hasil belajar siswa pada materi kegiatan ekonomi memanfaatkan sumber daya alam yang mendapat pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran berbasis literasi geografi (MPBLG) lebih baik daripada hasil belajar siswa yang mendapat pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran konvensional. Selain penggunaan model pembelajaran berbasis literasi geografi (MPBLG) lebih baik dari pembelajaran konvensional dapat dikatakan pula bahwa penggunaan MPBLG berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Berdasarkan pengolahan data yang telah dilakukan, hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar awal kedua kelompok tidak berbeda atau sama. Dari hasil analisis data pretest kelas kontrol dan kelas eksperimen dapat disimpulkan bahwa kemampuan awal siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen dalam hasil belajarnya adalah sama. Untuk hasil rata-rata data posttest kelas kontrol dan kelas eksperimen pun tidak sama. Meskipun hasil kedua

305 kelompok mengalami peningkatan pada kategori yang sama yakni tergolong pada kategori sangat tinggi, namun peningkatan hasil belajar siswa pada kelas eksperimen lebih baik dibandingkan dengan kelas kontrol. Untuk mengetahui seberapa besar peningkatan hasil belajar siswa, maka dilakukan pengolahan data skor gain. Didapatkan hasil pengolahan data skor gain pada kedua kelas tergolong baik dan memiliki peningkatan hasil belajar yang baik. Namun rerata skor gain kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. Selanjutnya untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa pada kedua kelompok dan ada tidaknya pengaruh penggunaan model pembelajaran berbasis literasi geografi (MPBLG) terhadap hasil belajar siswa, maka dilakukan uji perbedaan rata-rata pada data skor gain. Sebelum dilakukan uji perbedaan rata-rata, data skor gain diuji terlebih dahulu melalui pengujian normalitas dan homogenitas varians. Setelah didapatkan hasil bahwa data skor gain pada kelas eksperimen tidak normal maka langsung dilakukan uji perbedaan rata-rata nonparametrik dengan menggunakan uji man-whitney. Hasil pengolahan uji perbedaan rata-rata dengan uji man-whitney ini didapatkan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 (0,003< α). Jadi dari hasil pengolahan uji perbedaan ratarata pada data skor gain didapatkan perbedaan hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran berbasis literasi geografi (MPBLG) dengan hasil belajar siswa dengan pembelajaran konvensional dimana penggunaan model pembelajaran berbasis literasi geografi (MPBLG) lebih baik daripada pembelajaran konvensional. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran berbasis literasi geografi (MPBLG) hasil belajar siswa meningkat dengan baik dari hasil belajar siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional. Hasil penelitian lain yakni Arif Susanto (2016) dalam penelitian penerapan model pembelajaran berbasis literasi geografi berhasil dapat meningkatkan proses pembelajaran dan hasil belajar siswa. Selain penggunaan pembelajaran dengan menggunakan MPBLG lebih baik dari pembelajaran konvensional dapat disimpulkan bahwa dengan adanya perbedaan pada suatu kelompok, maka penggunaan MPBLG berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Oleh karena itu dalam penelitian ini menyatakan bahwa penggunaan model pembelajaran berbasis literasi geografi (MPBLG) berpengaruh terhadap hasil belajar siswa di kelas IV SD Negeri Sangkali Kecamatan Tamansari Kota Tasikmalaya.

306 SIMPULAN Berdasarkan pada hasil penelitian yang telah diperoleh, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut. 1. Hasil belajar siswa pada materi kegiatan ekonomi memanfaatkan sumber daya alam tanpa menggunakan model (MPBLG) yakni dengan menggunakan pembelajaran konvensional diperoleh interval kategori yang paling dominan pada kelas kontrol adalah pada kategori sangat tinggi sebesar 50% dari 0,0%. Hal ini dapat dikatakan peningkatan penggunaan pembelajaran konvensional mengalami peningkatan hasil belajar yang cukup baik. 2. Hasil belajar siswa pada materi kegiatan ekonomi memanfaatkan sumber daya alam dengan menggunakan model (MPBLG) diperoleh interval kategori yang paling dominan pada kelas eksperimen adalah pada kategori sangat tinggi sebesar 76,6% dari 0,0%. Hal ini dapat dikatakan peningkatan penggunaan model (MPBLG) mengalami peningkatan hasil belajar yang lebih baik dibandingkan dengan peningkatan hasil belajar di kelas kontrol dengan menggunakan pembelajaran konvensional atau tanpa menggunakan MPBLG. 3. Terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran berbasis literasi geografi (MPBLG) dengan hasil belajar siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional. Pembelajaran dengan menggunakan model (MPBLG) lebih baik daripada pembelajaran konvensional. Hal ini dapat dilihat dari hasil uji perbedaan rata-rata pada skor gain yang diperoleh dari kelas kontrol dan kelas eksperimen. 4. Terdapat pengaruh penggunaan model terhadap hasil belajar siswa pada materi kegiatan ekonomi memanfaatkan sumber daya alam di kelas IV SD Negeri Sangkali Kecamatan Tamansari Kota Tasikmalaya. Hal ini dapat dilihat dari hasil uji perbedaan rata-rata pada skor gain. Selain terdapat perbedaan hasil belajar siswa pada kedua kelompok dapat dikatakan dengan adanya perbedaan pada suatu kelompok maka penggunaan model (MPBLG) berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. DAFTAR PUSTAKA Badan Standar Nasional Pendidikan. (2006). [Online]. Diakses dari: http://bsnpindonesia.org Lidiawati, L., Nur aeni, E., & Ganda, N. (2016). Peningkatan hasil belajar siswa pada materi aktivitas ekonomi di lingkungan

307 setempat melalui teknik kancing gemerincing. E-Journal UPI. Journal Pedadidaktika, 3 (1), hlm. 100-116. Novarlia, I. (2013). Model pembelajaran berbasis literasi geografi dalam upaya membangun kecerdasan ruang peserta didik di SMP Kabupaten Sumedang. [Online]. Diakses dari: repository.upi.edu Sugiyono. (2010). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta Susanto, A. (2016). Penerapan model pembelajaran literasi geografi untuk meningkatkan hasil belajar siswa SMA Ibrahimy Sukorejo Situbondo. [Online]. Diakses dari: pasca.um.ac.id/repository. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003. [Online]. Diakses dari: http://sindikker.dikti.go.id