II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. Menurut Slameto (1995:180) yang dimaksud dengan minat adalah suatu rasa lebih

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. pembangunan nasional, karena manusia merupakan subjek sekaligus objek dalam

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS. usaha (Depdikbud, 1997:343). Sedangkan pengertian belajar adalah suatu

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. kerangka pikir yang merupakan perpaduan antara variabel satu dengan variabel

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Minat Siswa Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi

I. PENDAHULUAN. Dalam keseluruhan proses pendidikan, kegiatan pembelajaran merupakan

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam proses belajar disiplin belajar sangat penting dalam menunjang

II. TINJAUAN PUSTAKA, KARANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan

PRADIFTA YUYUN SETYANINGRUM K

I. PENDAHULUAN. intelektual, spiritual, dan mandiri sehingga pada akhirnya diharapkan masyarakat kita

I. PENDAHULUAN. masyarakat dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pembelajaran dan latihan

BAB I PENDAHULUAN. banyak berhubungan dengan para siswa jika dibandingkan dengan personal

BAB I PENDAHULUAN. berpikir yang melibatkan berpikir konkret (faktual) hingga berpikir abstrak tingkat

ARTIKEL ILMIAH PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh. Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. pendeknya mengenai segala aspek organisme atau pribadi seseorang.

Pengaruh Pemberian Tugas Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Geografi ABSTRAK

BAB II HASIL BELAJAR DAN METODE DRILL. terpenting dalam pembelajaran. Menurut Nana Sudjana 1, definisi dari. dan psikomotorik. Dimyati dan Mudjiono, 2

BAB II KAJIAN PUSTAKA. proaktif (urun rembuk) dalam memecahkan masalah-masalah yang diberikan

BAB II LANDASAN TEORI. yang kompleks, sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indri Murniawaty, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi diiringi dengan produk yang dihasilkannya

BAB I PENDAHULUAN. sekolah serta sarana dan prasarana sekolah. mencapai tujuan pembelajaran. Motivasi dalam kegiatan belajar memegang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. a. Pengertian Prestasi Belajar Akuntansi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. STAD (Student Teams Achievement Division) merupakan satu sistem

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Tinjauan tentang Perhatian Orang Tua

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan pembelajaran ialah

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia. Posisi strategis ini dapat tercapai apabila pendidikan. yang dilaksanakan mempunyai kualitas.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. 1. Tinjauan Tentang Minat Belajar Sejarah

BAB II KAJIAN TEORI. pengertian dari belajar itu sendiri. Belajar merupakan suatu. aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Hasil Belajar. a. Pengertian Hasil Belajar

I. PENDAHULUAN. dan sebaliknya prestasi belajar yang rendah menunjukkan bahwa tujuan belajar

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI. Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga (2007: 910), disebutkan bahwa. prestasi adalah penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang

BAB II LANDASAN TEORI. visual dalam konteks ruang. Sedangkan menurut Piaget (Marliah, 2006:28)

Fakultas Pendidikan Islam dan Keguruan Universitas Garut

BAB I PENDAHULUAN. bermacam-macam. Model yang diajarkan disini memakai model Inquiry Based

BAB I PENDAHULUAN. bunyi pasal 31 ayat 1 UUD 1945, yang menyatakan bahwa: Tiap-tiap warga. Negara berhak mendapat pengajaran.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, manusia hampir tidak pernah dapat

BAB II KAJIAN TEORI. suatu maksud atau tujuan tertentu. Maka strategi identik dengan teknik, siasat

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama pada era

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Rapi Us. Djuko Dosen FIP Jur. PAUD

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar adalah ilmu-ilmu soasial terpadu yang

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. makna yang berbeda-beda. Status adalah penempatan orang pada

BAB I PENDAHULUAN. maksimal, hendaknya guru mempunyai kompetensi yang memadai.

BAB II KAJIAN TEORI. strategi pembelajaran itu adalah harus menguasai teknik-teknik penyajian

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. Melalui persepsi manusia terus-menerus mengadakan hubungan dengan lingkungannya

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor. Disamping itu

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Belajar Matematika

I. PENDAHULUAN. berfungsi secara kuat dalam kehidupan masyarakat (Hamalik, 2008: 79).

Oleh : Retnosari Widiastuti ABSTRAKSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perilakunya karena hasil dari pengalaman.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. suatu proses terjadinya peristiwa. Menurut Rusminiati (2007: 2) metode

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Oemar Hamalik (2001: 27) mengemukakan pengertian belajar adalah suatu proses

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. perubahan tingkah laku pada diri sendiri berkat pengalaman dan latihan.

I. PENDAHULUAN. suatu wadah yang disebut sebagai lenbaga pendidikan. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di SMP dan MTs

BAB II KAJIAN TEORI. diperhatikan terus menerus yang disertai rasa senang. (Slameto, 2003) berminat. Ini kemudian mendatangkan kepuasan.

Oleh: Sri Arita dan Susi Evanita ABSTRACT

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. 1. Persepsi Siswa Tentang Keterampilan Mengajar Guru

BAB I PENDAHULUAN. suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu. 1 Sebagai suatu sistem

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laku individu melalui interaksi dengan lingkungan. Aspek tingkah laku tersebut

Penggunaan Model Pembelajaran Kooeperatif

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia adalah melalui pendidikan. Hal ini identik dengan yang

BAB II KAJIAN TEORI. Kajian tentang Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

BAB II KAJIAN TEORI. seseorang. Belajar merupakan kegiatan yang berproses dan merupakan

BAB II KAJIAN TEORI. belajar. Istilah prestasi sebagai hasil yang telah dicapai, 7 prestasi adalah hasil

BAB II KAJIAN TEORI. yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. Pembahasan pada Bab II ini terdiri dari tinjauan pustaka, hasil penelitian yang

Penggunaan Media Kartu (Flash Card) dalam Meningkatkan Hasil Belajar Konsep Mutasi bagi Peserta Didik Kelas XII

NASKAH PUBLIKASI. Usulan Penelitian Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Akuntansi.

PENCAPAIAN HASIL BELAJAR BIOLOGI DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN BERDASARKAN PENGALAMAN DAN INKUIRI DITINJAU DARI MINAT BELAJAR SISWA

Pengaruh Penggunaan Media Tanam Hidroponik Terhadap Pertumbuhan dan Produktivitas Tanaman Terong (Solanum melongena) Fahruddin

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VII SEMESTER GANJIL SMP PGRI 3 BANDAR LAMPUNG

HUBUNGAN MINAT MEMILIH PRROGRAM KEAHLIAN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMK

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN DISIPLIN TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA DI SMP KARYA INDAH KECAMATAN TAPUNG FITRIANI

BAB II KAJIAN TEORITIS. menggambarkan pola tingkah laku yang diharapkan dalam berbagai interaksi belajar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 LANDASAN TEORI. Kata motivasi digunakan untuk menjelaskan suatu dorongan, kebutuhan, atau. keinginan untuk melakukan sesuatu (Slavin, 1991).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT)

Transkripsi:

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka 1. Minat a. Pengertian Minat Menurut Slameto (1995:180) yang dimaksud dengan minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Anonim, 1997:656), pengertian minat adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu, gairah, atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Selanjutnya Bimo Walgito yang dikutip Ramayulis (1994:175) menyatakan bahwa minat adalah suatu keadaan di mana seseorang mempunyai perhatian sesuatu dengan disertai keinginan untuk mengetahui dan mempelajari maupun membuktikan lebih lanjut. Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat dipahami bahwa yang dimaksud dengan minat adalah suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa seseorang itu lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya dan dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Dengan demikian, jelas bahwa minat tidak dibawa sejak lahir, melainkan diperoleh kemudian. Apabila dihubungkan dengan minat, maka yang dimaksud dengan minat belajar adalah suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa itu lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya dan

8 dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas belajar yang lebih bergairah dan bersemangat. b. Indikator Minat Belajar Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2011:191), suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa anak didik lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Adapun menurut Djaali (2007:122), minat memiliki unsur afeksi, kesadaran sampai pilihan nilai, pengerahan pearasaan, seleksi dan kecenderungan hati. Selanjutnya ia juga menyatakan bahwa minat dapat dilihat dari: selalu ingin tahu, berusaha mempelajarinya, dan mengagumi sesuatu melebihi lainnya (Djaali, 2007: 122). Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, maka dapat diketahui indikator minat belajar dalam penelitian ini adalah lebih menyukai suatu hal dari pada hal lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas, minat melalui unsur afeksi, kesadaran sampai pilihan nilai, pengerahan perasaan, seleski dan kecenderungan hati. Selanjutnya minat dapat dilihat juga dari: selalu ingin tahu, berusaha mempelajarinya, dan mengagumi sesuatu melebihi lainnya. c. Cara Mengukur Minat Untuk mengukur minat adalah dengan menggunakan skala likert yang dijabarkan menjadi indikator-indikator minat dengan memberikan respon terhadap minat dan

9 dapat dijadikan sebagai tolak ukur untu membuat item instrumen yang berupa pernyataan atau pertanyaan yang perlu dijawab oleh responden. Hal ini seperti dikatakan oleh Riduwan (2006:87) bahwa: Minat dapat dikelompokkan dalam beberapa jenjang dengan menggunakan skala minat yaitu sejenis angket tertutup dimana butir-butir pertanyaannya mengandung nilai dan setiap alternatif jawaban yang tersedia mencerminkan sifat dari nilainilai yang sesuai dengan keadaan mahasiswa. Jenis skala minat yang sering digunakan adalah metode likert karena mempunyai beberapa keuntungan seperti memungkinkan subjek untuk menyatakan tingkat atau intensitas perasaannya, dan memungkinkan variasi jawaban yang lebih besar. Tiap pertanyaan diberi lima altenatif jawaban dan setiap siswa atau mahasiswa bebas memilih jawaban tersebut yang direntang dari sangat setuju, setuju, kurang setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Setiap alternatif jawaban atau option diberi bobot 1 sampai 5 kemudian dijumlahkan untuk mendapatkan skor total. Penelitian ini menggunakan skala Likert untuk mengukur minat belajar siswa dengan rentang nilai paling tinggi diberi bobot 3 dan paling rendah diberi bobot 1. Dengan adanya skala tersebut memudahkan penelitian dalam mengukur minat belajar siswa berdasarkan indikator-indikator yang telah ditentukan. 2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Menurut Djaali (2007:101), kemampuan belajar siswa sangat menentukan keberhasilan dalam proses pembelajaran. Dalam proses belajar, banyak faktor yang mempengaruhinya, antara lain motivasi, sikap, minat, kebiasaan belajar, dan konsep diri. Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2011:177), berbagai faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar adalah: a. Faktor dari luar 1) Lingkungan, meliputi: alami dan sosial budaya. 2) Instrumentasl, meliputi: kurikulum, program, sarana dan fasilitas, dan guru.

10 b. Faktor dari dalam 1) Fisiologis, meliputi: kondisi fisiologis dan kondisi panca indera. 2) Psikologis, meliputi: minat, kecerdasan, bakat, motivasi, dan kemampuan kognitif. Menurut Winkel yang dikutip Umiarso dan Gojali (2010:228), menjelaskan bahwa ada dua faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa yaitu: a. Faktor intern meliputi: 1) faktor intelektual, yaitu taraf intelegensi, kemampuan belajar, dan cara belajar 2) faktor nonintelektual, yaitu motivasi belajar, sikap, minat dan kondisi psikis. b. Faktor eksteren meliputi: 1) faktor pengatur proses belajar dan pengelompokan siswa 2) faktor sosial sekolah: sistem sekolah, status sosial siswa, interaksi guru dengan siswa. 3) Faktor situasional: keadaan politik, ekonomi, waktu, tempat dan keadaan musim. Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, dapat dipahami bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh banyak faktor, baik yang berasal dari dalam diri siswa maupun di luar diri siswa. Oleh karena itu agar prestasi belajar siswa optimal, maka tidak hanya tergantung pada guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran tetapi juga dari siswa itu sendiri, orangtua, lingkungan belajar dan sebagainya. 3. Belajar Menurut Oemar Hamalik (2005:28) adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan. Sedangkan menurut Sardiman (2007:21), belajar adalah rangkaian kegiatan jiwa-raga, psiko-fisik untuk menuju keperkembangan pribadi manusia seutuhnya, yang berarti menyangkut unsur cipta, rasa dan karsa, ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.

11 Sardiman (2007:24), menjelaskan bahwa ada beberapa prinsip yang berkaitan dengan belajar yaitu: a. Belajar pada hakikatnya menyangkut potensi manusiawi dan kelakukannya. b. Belajar memerlukan proses dan penahapan serta kematangan diri para siswa. c. Belajar akan lebih mantap dan efektif, bila didorong dengan motivasi, terutama motivasi dari dalam. d. Dalam banyak hal, belajar merupakan proses percobaan dan pembiasaan. e. Kemampuan belajar seorang siswa harus diperhitungkan dalam rangka menentukan isi pelajaran. f. Belajar dapat melakukan tiga cara yaitu: diajar secara langsung, kontrol, kontak, pengalaman langsung, pengenalan dan peniruan. g. Belajar melalui praktik atau mengalami secara langsung akan lebih efektif. h. Perkembangan pengalaman siswa akan banyak mempengaruhi kemampuan belajar yang bersangkutan. i. Bahan pelajaran yang bermakna, lebih mudah dan menarik untuk dipelajari. j. Informasi tentang kelakukan baik pengetahuan, kesalahan serta keberhasilan siswa banyak membantu kelancaran dan gairah belajar. k. Belajar sedapat mungkin diubah ke dalam bentuk aneka ragam tugas, sehingga siswa melakukan dialog dalam dirinya atau mengalaminya sendiri. Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2011:15-16), ciri-ciri belajar adalah: a. Perubahan yang terjadi secara sadar. b. Perubahan dalam belajar bersifat fungsional. c. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif. d. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara. e. Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah. f. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku. Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar merupakan suatu kegiatan yang dilakukan seseorang melalui suatu proses yang bertahap dan berkelanjutan yang akhirnya akan mengalami perubahan dari hasil kegiatan belajar tersebut.

12 4. Prestasi Belajar a. Pengertian Prestasi Belajar Menurut Syaiful Bahri yang dikutip Umiarso (2010:227), bahwa prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil kreativitas belajar. Berdasarkan pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar merupakan hasil yang didapat seorang subjek belajar setelah mengikuti proses belajar. Menurut Muhibbin Syah (2010:217) hasil yang diperoleh itu berupa perubahan tingkah laku yang mencakup ranah kognitif, afektif dan psikomotorik, jadi setelah proses belajar itu ada perubahan secara menyeluruh dalam sikap dan kebiasaan-kebiasaan, serta keterampilan-keterampilan ke arah yang positif. Perubahan yang diperoleh setelah mengikuti proses belajar tersebut adalah hal-hal baru menggantikan dan mengembangkan hal-hal lama, baik aspek pengetahuan (kognitif), aspek penghayatan dan pemahaman (afektif) maupun aspek keterampilan (psikomotorik) yang relatif permanen, walaupun prestasi itu sendiri merupakan prestasi belajar yang mengandung ketidaktentuan yang dapat berubahubah tergantung faktor-faktor yang mempengaruhinya, baik faktor yang berasal dari individu itu sendiri maupun faktor dari luar. Jadi, prestasi belajar itu akan senantiasa berfluktuasi, kadang naik dan terkadang turun, sesuai dengan situasi dan kondisi yang mempengaruhinya. Menurut Sardiman (2007:49), prestasi belajar yang baik dan efektif akan tercermin dalam prestasi belajar yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1) Hasil itu tahan lama dan dapat digunakan dalam kehidupan oleh siswa. Dalam hal ini guru akan senantiasa menjadi pembimbing dan pelatih

13 yang baik bagi para siswa yang akan menghadapi ujian. Guru harus mempertimbangkan berapa banyak dari yang diajarkan itu akan masih diingat kelak oleh subjek belajar, setelah lewat satu minggu, satu bulan, satu tahun dan seterusnya. 2) Hasil itu merupakan pengetahuan asli atau otentik. Pengetahuan hasil proses belajar mengajar itu bagi siswa seolah-olah telah merupakan bagian dari kepribadian bagi setiap siswa, sehingga akan dapat mempengaruhi pandangan dan caranya mendekati suatu permasalahan. Sebab pengetahuan itu dihayati dan penuh makna bagi dirinya sendiri dan orang lain. Prestasi belajar yang baik dan efektif itu, harus dapat bertahan lama dalam ingatan subjek belajar serta turut mewarnai karakteristik kepribadiannya, menjiwai cara pandangnya terhadap suatu permasalahan, sehingga prestasi belajar tersebut menyatu secara utuh dalam kehidupannya ke arah yang lebih positif. Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, maka prestasi belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil yang didapat seorang siswa setelah mengikuti proses belajar pada mata pelajaran geografi. b. Kriteria Prestasi Belajar Siswa Evaluasi yang dilaksanakan sebagai upaya untuk mengungkapkan dan mengukur prestasi belajar, pada dasarnya merupakan proses penyusunan deskripsi siswa, baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Namun, pada umumnya pelaksanaan evaluasi masih cenderung bersifat kuantitatif yang baru menyentuh indikasi prestasi belajar atau prestasi belajar pada ranah kognitif, yang disimbolkan dengan angka-angka atau huruf. Padahal seorang guru dalam melakukan evaluasi terhadap prestasi belajar siswa harus menganut prinsip menyeluruh. Dalam menentukan sasaran apa saja yang harus dievaluasi menurut Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi (1999:169), guru harus

14 memperhatikan prinsip dasar dalam evaluasi salah satunya adalah prinsip keseluruhan yang menuntut seorang evaluator dalam melaksanakan evaluasi harus menyeluruh terhadap seluruh komponen pendidikan dan sasaran belajar. Menurut Dimyati (2002:201), taksonomi tujuan pendidikan berdasarkan prestasi belajar siswa secara umum dapat diklasifikasikan menjadi tiga, yakni ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik. Pendapat senada dikemukakan Muhibbin Syah (2010:217), bahwa: kriteria prestasi belajar siswa mencakup tiga tujuan yaitu; 1) kognitif, meliputi: pengamatan, ingatan, pemahaman, penerapan, analisis, dan sistesis, 2) afektif, meliputi: penerimaan, sambutan, sikap menghargai, pendalaman, dan penghayatan, 3) psikomotorik, meliputi: keterampilan bergerak dan bertindak, kecakapan ekspresi verbal dan non verbal. Dengan demikian, pengukuran prestasi belajar merupakan arah dari proses kegiatan belajar pada hakikatnya adalah rumusan tingkah laku yang diharapkan dapat dikuasai oleh siswa setelah menerima dan menempuh pengalam belajarnya. Ukuran prestasi belajar siswa dapat dikatakan baik, sedang ataupun kurang baik, dilihat dari seluruh aspek perubahan tingkah laku siswa baik dari segi kognitif, afektif maupun psikomotorik. c. Kriteria Minimal Prestasi belajar Menetapkan kriteria minimal keberhasilan belajar siswa selalu berkaitan dengan upaya pengungkapan prestasi belajar. Ada beberapa alternatif norma pengukuran tingkat keberhasilan siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar. Di antara

15 norma-norma pengukuran tersebut menurut Muhibbin Syah (1997:153) adalah: 1) norma skala angka dari 0 sampai 10, dan 2) norma skala angka dari 0 sampai 100. Angka terendah yang menyatakan kelulusan/keberhasilan belajar skala 0-10 adalah 5,5 atau 6, sedangkan untuk skala 0-100 adalah 55 atau 60. Alhasil dari prinsip tersebut menurut Muhibbin Syah (2010:222), jika seorang siswa dapat menyelesaikan lebih dari separuh tugas atau instrumen evaluasi dengan benar, ia dianggap telah memenuhi target minimal prestasi belajar. 5. Kurikulum Geografi Kelas X Semester Ganjil di Tingkat SMA Dalam kurikulum mata pelajaran Geografi kelas X semester ganjil tingkat SMA dirumuskan standar kompetensinya adalah: a. Memahami konsep, pendekatan, prinsip, dan aspek geografi b. Memahami sejarah pembentukan bumi Adapun kompetensi dasar yang diharapkan diperoleh siswa adalah: a. Menjelaskan konsep geografi b. Menjelaskan pendekatan geografi c. Menjelaskan prinsip geografi d. Mendeskripsikan aspek geografi e. Menjelaskan sejarah pembentukan bumi f. Mendeskripsikan tata surya dan jagad raya Berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar tersebut, maka materi geografi yang diberikan pada siswa kelas X Semester Ganjil tingkat SMA adalah sebagai berikut:

16 a. Konsep geografi b. Prinsip geografi c. Aspek geografi d. Sejarah pembentukan bumi e. Tata surya dan jagad raya B. Kerangka Pikir Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara minat belajar dengan prestasi belajar pada mata pelajaran Geografi siswa kelas X di SMA Utama Wacana Metro. Berdasarkan tujuan tersebut, maka yang menjadi objek penelitian adalah hubungan antara minat belajar dengan prestasi belajar siswa. Minat belajar adalah adalah suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa itu lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya dan dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas belajar yang lebih bergairah dan bersemangat. Indikatornya: selalu ingin tahu, berusaha untuk dapat mempelajarinya, mengagumi sesuatu melebih lainnya (Djaali, 2007: 122). Prestasi belajar adalah hasil belajar yang diperoleh siswa setelah mengikuti kegiatan belajar. Prestasi belajar dengan menggunakan simbol huruf-huruf A, B, C, D dan E. Simbol huruf-huruf ini dapat dipandang sebagai terjemahan dari simbol angka-angka sebagaimana tampak pada tabel di bawah ini.

17 Tabel 2. Perbandingan Nilai Angka dan Huruf Simbol-Simbol Nilai Angka dan Huruf Angka Huruf Predikat 8 10 = 80 100 = 3,1 4 A Sangat baik 7 7,9 = 70 79 = 2,1 3 B Baik 6 6,9 = 60 69 = 1,1 2 C Cukup 5 5,9 = 50 59 = 1 D Kurang 0 4,9 = 0 49 = 0 E Gagal Sumber: (Muhibbin Syah, 1997: 153): Untuk memudahkan dalam memahami kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar di bawah ini: MINAT BELAJAR SISWA (X) Selalu ingin tahu Berusaha untuk dapat mempelajarinya PRESTASI BELAJAR SISWA (Y) Mengagumi sesuatu melebih lainnya Gambar 1. Paradigma Penelitian C. Hipotesis Penelitian Menurut Nana Sudjana (1991: 38), hipotesis adalah jawaban sementara atau dugaan jawaban dari pertanyaan penelitian. Hipotesis diturunkan berdasarkan berpikir deduktif artinya menetapkan jawaban sementara atas dasar analisis teori-

18 teori pengetahuan ilmiah yang relevan dengan permasalahan melalui penalaran atau rasio. Hipotesis yang akan diuji kebenarannya adalah Ada hubungan yang signifikan antara minat belajar dengan prestasi belajar pada mata pelajaran Geografi siswa kelas X Semester Ganjil di SMA Utama Wacana Metro.