PEMBUATAN PETA PENGGUNAAN LAHAN MENGGUNAKAN GOOGLE EARTH DI KECAMATAN TRIMURJO KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN Skripsi. Oleh AFIF SURYATAMA

dokumen-dokumen yang mirip
TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Dalam rangka mendukung penelitian ini, dikemukakan beberapa teori menurut

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lahan dan Penggunaan Lahan Pengertian Lahan

RINGKASAN MATERI INTEPRETASI CITRA

I. PENDAHULUAN. Lahan merupakan salah satu faktor yang penting bagi kehidupan manusia. Lahan

GEOGRAFI. Sesi PENGINDERAAN JAUH : 5. A. IDENTIFIKASI CITRA PENGINDERAAN JAUH a. Identifikasi Fisik

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS,

ULANGAN HARIAN PENGINDERAAN JAUH

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Yunani Graphein) yang berarti pencitraan, pelukisan atau deskripsi.

INTERPRETASI CITRA IKONOS KAWASAN PESISIR PANTAI SELATAN MATA KULIAH PENGINDERAAN JAUH OLEH : BHIAN RANGGA J.R NIM : K

MATERI 4 : PENGENALAN TATAGUNALAHAN DI GOOGLE EARTH

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Masyarakat Adat Kasepuhan

ANALISIS PERKEMBANGAN DAERAH PEMUKIMAN DI KECAMATAN BALIK BUKIT TAHUN (JURNAL) Oleh: INDARYONO

TUGAS TERSTRUKTUR I ANALISIS LANDSKAP TERPADU

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 8. SUPLEMEN PENGINDRAAN JAUH, PEMETAAN, DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI (SIG)LATIHAN SOAL 8.1.

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Lahan adalah suatu daerah dipermukaan bumi dengan sifat- sifat tertentu yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif dengan pendekatan spasial. Metode penelitian kuantitatif dapat

METODE PENELITIAN. deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Yunani Graphein) yang berarti pencitraan, pelukisan atau deskripsi. Jadi dalam

I. PENDAHULUAN. tersebar di muka bumi, serta menggambarkan fenomena geografikal dalam wujud

ANALISIS PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN KECAMATAN SEWON KABUPATEN BANTUL TAHUN 2006 DAN 2014 BERDASARKAN CITRA QUICKBIRD

BAB I PENDAHULUAN. Menurut FAO (dalam Arsyad 1989:206) mengenai pengertian lahan, Adapun pengertian dari FAO (1976) yang dikutip oleh Sitorus (1998)

ABSTRAK KARAKTERISTIK PETANI SAYURAN LAHAN SAWAH DI DESA WONOHARJO KECAMATAN SUMBEREJO KABUPATEN TANGGAMUS TAHUN Oleh.

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian survei. Survei adalah

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 8. SUPLEMEN PENGINDRAAN JAUH, PEMETAAN, DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI (SIG)LATIHAN SOAL 8.3.

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

POLA PERSEBARAN INDUSTRI RUMAH TANGGA GULA DAN KESESUAIAN LAHAN KELAPA DI KABUPATEN KEBUMEN

ANALISIS PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN PEMUKIMAN DI KECAMATAN SEBERANG ULU I KOTA PALEMBANG

MENTERI NEGARA AGRARIA/KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lahan dapat disebutkan sebagai berikut : manusia baik yang sudah ataupun belum dikelola.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lahan, Penggunaan Lahan dan Perubahan Penggunaan Lahan

TPL 106 GEOLOGI PEMUKIMAN

BAB III METODOLOGI. 3.1 Waktu dan Lokasi penelitian

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Geografi merupakan cabang ilmu yang dulunya disebut sebagai ilmu bumi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 3 PENGOLAHAN DATA

4. PERUBAHAN PENUTUP LAHAN

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pemanfaatan Citra Aster untuk Inventarisasi Sumberdaya Laut dan Pesisir Pulau Karimunjawa dan Kemujan, Kepulauan Karimunjawa

Penggunaan data informasi penginderaan jauh terutama

TINJAUAN PUSTAKA Ruang dan Penataan Ruang

ANALISISPERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DI DAERAH ALIRAN SUNGAI WAMPU, KABUPATEN LANGKAT, SUMATERA UTARA

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

LOGO Potens i Guna Lahan

MATA KULIAH PEMBUATAN PETA TEMATIK. Dr. Sumi Amariena Hamim, ST, MT

PEMETAAN ARAHAN FUNGSI PEMANFAATAN LAHAN UNTUK KAWASAN FUNGSI LINDUNG DI KECAMATAN GISTING KABUPATEN TANGGAMUS

BAB I PENDAHULUAN. manusia di buktikan dengan terdokumentasinya dalam Al-Qur an, salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana tercantum dalam Peraturan Pemerintah No 47 Tahun 1997

KEMAMPUAN LAHAN UNTUK MENYIMPAN AIR DI KOTA AMBON

TINJAUAN PUSTAKA. lahan dengan data satelit penginderaan jauh makin tinggi akurasi hasil

Sistem Informasi Geografis (SIG) Geographic Information System (SIG)

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Hampir semua sektor pembangunan fisik memerlukan lahan,

TUGAS UTS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PEMETAAN DAERAH RAWAN BANJIR DI SAMARINDA

Interpretasi Citra dan Foto Udara

A. Peta 1. Pengertian Peta 2. Syarat Peta

PEMANFAATAN DATA PENGINDERAAN JAUH ALOS AVNIR UNTUK PEMANTAUAN LIPUTAN LAHAN KECAMATAN

PETA SATUAN MEDAN. TUJUAN 1. Membuat peta satuan medan

SISTEM PAKAR PENENTUAN KESESUAIAN LAHAN UNTUK PEMILIHAN WILAYAH BUDIDAYA KOMODITAS PERTANIAN (STUDI KASUS: KECAMATAN KLARI, KARAWANG, JAWA BARAT)

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI. 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian

q Tujuan dari kegiatan ini diperolehnya peta penggunaan lahan yang up-to date Alat dan Bahan :

PEMETAAN PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN KECAMATAN SAUSU KABUPATEN PARIGI MOUTONG TAHUN 2007 DAN 2013

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang

Jurnal Gea, Jurusan Pendidikan Geografi, vol. 8, No. 2, Oktober 2008

PENGINDERAAN JAUH. --- anna s file

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN. Secara Geografis Kota Depok terletak di antara Lintang

APLIKASI PJ UNTUK PENGGUNAAN TANAH. Ratna Saraswati Kuliah Aplikasi SIG 2

SISTEM INFORMASI GEOGRAFI. Data spasial direpresentasikan di dalam basis data sebagai vektor atau raster.

EVALUASI PENGGUNAAN LAHAN (LAND USE) DI KECAMATAN SINGKOHOR KABUPATEN ACEH SINGKIL TAHUN 2015


II. TINJAUAN PUSTAKA. permukaan lahan (Burley, 1961 dalam Lo, 1995). Konstruksi tersebut seluruhnya

ANALISIS PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DI TAMAN HUTAN RAYA GUNUNG TUMPA MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

ISTILAH DI NEGARA LAIN

KATA PENGANTAR. Assalamu alaikum wr.wb.

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penggunaan Lahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PEMANFAATAN TEKNIK PENGINDERAAN JAUH UNTUK MENGIDENTIFIKASI KERENTANAN DAN RISIKO BANJIR. Oleh : Lili Somantri*)

BAB I PENDAHULUAN. pada radius 4 kilometer dari bibir kawah. (

PEMETAAN POHON PLUS DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT DENGAN TEKNOLOGI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS. Oleh MENDUT NURNINGSIH E

BAB I PENDAHULUAN. (1989), hingga tahun 2000 diperkirakan dari 24 juta Ha lahan hijau (pertanian,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS POLA PERKEMBANGAN PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI KECAMATAN BAKI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2009 DAN 2016

BAB 11: GEOGRAFI SISTEM INFORMASI GEOGRAFI

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penggunaan Lahan

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam Pasal 12 Undang-undang Kehutanan disebutkan bahwa. penyusunan rencana kehutanan. Pembentukan wilayah pengelolaan hutan

SKRIPSI. Oleh : MUHAMMAD TAUFIQ

Analisis Kesesuaian Lahan Untuk Padi Sawah Kecamatan Demak Kabupaten Demak. Usulan Penelitian Untuk Skripsi S-1 Program Studi Geografi

Penataan Ruang. Kawasan Budidaya, Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya Pertanian

Karena tidak pernah ada proyek yang dimulai tanpa terlebih dahulu menanyakan: DIMANA?

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB IBU RUMAH TANGGA DI DESA PONCOWATI BEKERJA SEBAGAI BURUH PABRIK PT GREAT GIANT PINEAPPLE

PEMODELAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK ANALISIS KERUSAKAN DAN AGIHAN BANJIR LUAPAN SUNGAI WAWAR BAGIAN HILIR SUB DAS WAWAR DI KABUPATEN PURWOREJO

Pengembangan RTH Kota Berbasis Infrastruktur Hijau dan Tata Ruang

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

Transkripsi:

PEMBUATAN PETA PENGGUNAAN LAHAN MENGGUNAKAN GOOGLE EARTH DI KECAMATAN TRIMURJO KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN 2015 Skripsi Oleh AFIF SURYATAMA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2018

ABSTRAK PEMBUATAN PETA PENGGUNAAN LAHAN MENGGUNAKAN GOOGLE EARTH DI KECAMATAN TRIMURJO KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN 2015 Oleh Afif Suryatama Google earth diharapkan dapat memberikan informasi penggunaan lahan melalui peta penggunaan lahan di Kecamatan Trimurjo. Penelitian ini bertujuan membuat peta dan memberikan informasi mengenai kondisi penggunaan lahan di Kecamatan Trimurjo pada tahun 2015 dengan memanfaatkan google earth. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif. Subjek dalam penelitian ini adalah peta Kecamatan Trimurjo tahun 2015. Objek dalam penelitian ini yaitu penggunaan lahan di Kecamatan Trimurjo. Pengumpulan data dilakukan dengan interpretasi foto udara, dokumentasi dan survey lapangan. Analisis data yang yaitu dengan analisa digital, penyajian data, dan deskripsi data sebagai laporan akhir dari penelitian ini. Hasil dalam penelitian ini: (1) Terdapat tujuh jenis penggunaan lahan di Kecamatan Trimurjo tahun 2015, yaitu lahan sawah, kebunan campuran, kebun karet, kebun sawit, pemukiman, kolam dan saluran irigasi. (2) Lahan sawah merupakan jenis lahan yang paling besar digunakan di Kecamatan Trimurjo Tahun 2015. (3) Sebagian besar jenis lahan di Kecamatan Trimurjo terletak pada lereng rendah antara 0-1,99% (Kelas I) serta terdapat lereng kelas II dan kelas III di bagian selatan Kecamatan Trimurjo Kata Kunci: Lahan, Penggunaan Lahan, Peta.

ABSTRACT THE MAKING OF MAPS OF LAND USE USING GOOGLE EARTH IN DISTRICT OF TRIMURJO LAMPUNG TENGAH YEAR 2015 By Afif Suryatama Google earth is expected to provide information of land use through map of land use in district Trimurjo. This study aims to make a map and to provide information about the condition of land use in district Trimurjo in 2015 by using google earth. This research using methods descriptive analysis. A subject in this research is map district Trimurjo at 2015. Objects in research is land use in district Trimurjo. The data collection was done to the interpretation of aerial photos, documentation and survey field. Analysis the data namely by analysis digital, presentation of data, and descriptions of data as a final report from the study. Results in this research is: (1) there are seven types of of land use in district Trimurjo year 2015, namely paddy field, mixed garden, rubber plantation, oil palm plantations, settlement, pond and the canal irrigation. (2) paddy field is the type of land the greatest used in district Trimurjo year 2015. (3) the most kinds of land in district Trimurjo located at the slope low between 0-1,99 % (class I) and there are slope class II and class III in the southern part of district Trimurjo. Key Words: Land, Land Use, Map.

PEMBUATAN PETA PENGGUNAAN LAHAN MENGGUNAKAN GOOGLE EARTH DI KECAMATAN TRIMURJO KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN 2015 Oleh AFIF SURYATAMA Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN Pada Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2018

RIWAYAT HIDUP Afif Suryatama dilahirkan di Purwoadi, tanggal 23 September 1993. Penulis merupakan anak pertama dari empat bersaudara pasangan Bapak Sugiyarto, S.Sos. dan Ibu Sri Lestari. Penulis telah menyelesaikan Pendidikan Taman Kanak-Kanak di TK Dharma Wanita Desa Untoro pada tahun 1999, Pendidikan Dasar di SD Negeri 2 Purwoadi pada tahun 2005, Pendidikan Menengah Pertama di SMP Negeri 1 Trimurjo pada tahun 2008, dan Pendidikan Menengah Atas di SMA Negeri 3 Metro tahun 2011, lalu penulis diterima sebagai mahasiswa di Universitas Lampung, S1 Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif dalam kegiatan akademik dan organisasi kemahasiswaan. Penulis mengikuti organisasi eksternal kampus Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), selain itu penulis juga aktif pada organisasi Himpunan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Ilmu Sosial (HIMAPIS) sebagai ketua bidang pendidikan periode 2012/2013 dan aktif sebagai wakil ketua umum Ikatan Mahasiswa Geografi Komisariat Universitas Lampung periode 2013/2014.

MOTTO Apabila di dalam diri seseorang masih ada rasa malu dan takut untuk berbuat suatu kebaikan, maka jaminan bagi orang tersebut adalah tidak akan bertemunya ia dengan kemajuan selangkah pun (Ir. Soekarno) Anda tidak akan bisa lari dari tanggung jawab pada hari esok dengan menghindarinya pada hari ini ( Abraham Lincoln)

PERSEMBAHAN Terucap puji dan syukur kehadirat Allah SWT, kupersembahkan karya kecilku ini sebagai tanda cinta, kasih sayang dan baktiku kepada : Ibunda dan Ayahanda Tercinta (Sri Lestari dan Sugiyarto, S.Sos.) sebagai sosok yang selalu sabar dan ikhlas membimbingku dari kacil hingga saat ini dengan iringan kasih sayang serta doa yang selalu beliau panjatkan tak lain untuk kesuksesanku Adikku (Fitri, Yuda, Annisa) Sebagai sosok periang yang memberi senyum kecilnya untuk bisa memberi nuansa semangat untukku serta Almamater Kebanggaanku Universitas Lampung sebagai tempat dalam menggali ilmu, menjadikanku sosok yang mandiri, serta jati diriku kelak.

SANWACANA Alhamdulillahirobbil alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT karena telah melimpahkan rahmat dan karunia-nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul Pembuatan Peta Penggunaan Lahan Menggunakan Google Earth Di Kecamatan Trimurjo Tahun 2015 sebagai syarat untuk mencapai gelar sarjana pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. Hi. Buchori Asyik, M.Si. selaku Wakil Dekan Bidang Umum dan Keuangan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung serta sebagai Dosen Pembimbing I dan Pembimbing Akademik yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk membimbing, memberikan perhatian, motivasi dan semangat kepada penulis demi terselesaikannya skripsi ini. Bapak Drs. I Gede Sugiyanta, M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Geografi serta sebagai Dosen Pembimbing II yang telah bersedia dengan sabar membimbing penulis untuk memberikan kritik dan saran dalam penyusunan skripsi ini. Serta kepada Bapak Dedy Miswar, S.Si., M.Pd. selaku Dosen Pembahas yang selalu memberikan masukan serta saran kepada penulis demi terselesaikannya skripsi ini. i

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa terselesaikannya penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang tulus ikhlas kepada: 1. Bapak Prof. Dr. Patuan Raja, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung beserta staff dan jajarannya yang telah memberikan bantuan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 2. Bapak Dr. Abdurrahman, M.Si., selaku Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kerja Sama Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang telah memberikan izin dan pelayanan administrasi. 3. Bapak, Drs. Supriadi, M.Pd., selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang telah memberikan izin dan pelayanan administrasi. 4. Bapak Drs. Zulkarnain, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang telah memberikan kemudahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi. 5. Bapak dan Ibu Dosen Pendidikan Geografi di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis. 6. Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Lampung Tengah yang telah memberikan bantuan dan kerjasama dalam penyusunan skripsi ini. 7. Kepala Badan Pembangunan dan Perencanaan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Lampung Tengah yang telah memberikan bantuan dan kerjasama dalam penyusunan skripsi ini. 8. Bapak Camat Kecamatan Trimurjo beserta staff yang telah memberikan bantuan serta kerjasamanya atas tersusunnya skripsi ini. ii

9. Sahabat-sahabat seperjuanganku di program studi S1 Pendidikan Geografi angkatan 2011 Universitas Lampung, terima kasih atas kebersamaannya dalam menuntut ilmu dan menggapai impian. 10. Sahabat-sahabat KKN KT FKIP UNILA Pekon Heni Arong Kecamatan Lumbok Seminung, Kabupaten Lampung Barat, terima kasih atas kebersamaan dan kekeluargaan yang telah terjalin. 11. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Terima kasih. Semoga dengan bantuan dan dukungan yang diberikan mendapat balasan pahala di sisi Allah SWT dan semoga skripsi ini bermanfaat. Bandar Lampung, November 2018 Penulis, Afif Suryatama iii

DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... iv vi vii I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Rumusan Masalah... 7 C. Tujuan Penelitian... 7 D. Kegunaan Penelitian... 7 E. Ruang Lingkup Penelitian... 8 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjuan Pustaka... 9 1. Lahan... 9 a. Definisi Lahan... 9 b. Defenisi Penggunaan Lahan... 10 c. Defenisi dan Syarat Klasifikasi Penggunaan Lahan... 11 d. Klasifikasi Penggunaan Lahan Menurut (Malingreau)... 12 2. Google Earth... 15 3. Penginderaan Jauh dan Interpretasi Citra... 16 a. Penginderaan Jauh... 16 b. Interpretasi Citra Penginderaan Jauh... 16 4. Peta... 18 a. Definisi Peta... 18 b. Fungsi Peta... 19 c. Kegunaan Peta... 19 d. Tujuan Pembuatan Peta... 20 e. Klasifikasi Peta... 20 B. Kerangka Pikir... 22 iv

III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian... 23 B. Waktu dan Tempat Penelitian... 24 C. Bahan dan Alat Penelitian... 24 1. Bahan Penelitian... 24 2. Alat Penelitian... 25 D. Subjek dan Objek Penelitian... 25 1. Subjek Penelitian... 25 2. Objek Penelitian... 25 E. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel... 26 1. Variabel Penelitian... 26 2. Definisi Operasional Variabel... 26 F. Teknik Pengumpulan Data... 28 1. Interpretasi Citra... 28 2. Dokumentasi... 29 3. Survey Lapangan... 29 G. Taknik Analisis Data... 30 H. Bagan Alur Penelitian... 31 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Daerah Penelitian... 32 1. Letak Astronomis Kecamatan Trimurjo... 32 2. Letak Geografis Kecamatan Trimurjo... 33 3. Keadaan Iklim... 38 4. Keadaan Topografi dan Kemiringan Lereng... 40 5. Jenis Tanah di Kecamatan Trimurjo... 42 6. Kondisi Kependudukan di Kecamatan Trimurjo... 44 a. Jumlah Penduduk... 44 b. Komposisi Penduduk... 48 B. Hasil Penelitian dan Pembahasan... 49 1. Penggunaan Lahan Kecamatan Trimurjo... 49 2. Analilsis Penggunaan Lahan di Kecamatan Trimurjo... 57 3. Satuan Lahan... 62 4. Analisis Satuan Lahan di Kecamatan Trimurjo... 65 V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 69 B. Saran... 70 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN v

DAFTAR TABEL Tabel Halaman 1. Klasifikasi Jenis Penggunaan Lahan... 13 2. Daftar Luas Wilayah Desa/Kelurahan di Kecamatan Trimurjo... 33 3. Koordinat Geografis Foto Udara di Kecamatan Trimurjo... 36 4. Data Curah Hujan di Kecamatan Trimurjo Tahun 2006-2015... 38 5. Tipe Iklim Schimidt-Ferguson... 39 6. Klasifikasi Kemiringan Lereng... 40 7. Jumlah Rumah Tangga dan Penduduk di Kecamatan Trimurjo... 44 8. Persebaran Kepadatan Penduduk di Kecamatan Trimurjo... 46 9. Komposisi Penduduk dan Sex Ratio di Kecamatan Trimurjo... 48 10. Luas Wilayah Menurut Jenis Penggunaan Lahan di Kecamatan Trimurjo 50 11. Persebaran Luas Lahan Sawah di Kecamatan Trimurjo... 57 12. Produktivitas Tanaman Pangan di Kecamatan Trimurjo Tahun 2015... 58 13. Persebaran Luas Lahan Pemukiman di Kecamatan Trimurjo... 59 14. Persebaran Lahan Perkebunan di Kecamatan Trimurjo... 60 15. Persebaran Luas Lahan Perairan di Kecamatan Trimurjo... 62 16. Jenis Satuan Lahan di Kecamatan Trimurjo... 65 vi

DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 1. Diagram Alur Penelitian... 31 2. Peta Administrasi Kecamatan Trimurjo Tahun 2015... 34 3. Foto Udara Google Earth Kecamatan Trimurjo Tahun 2015... 35 4. Peta Foto Kecamatan Trimurjo Tahun 2015... 37 5. Peta Kemiringan Lereng Kecamatan Trimurjo Tahun 2015... 41 6. Peta Jenis Tanah Kecamatan Trimurjo Tahun 2015... 43 7. Peta Kepadatan Penduduk Kecamatan Trimurjo Tahun 2015... 47 8. Susunan Hirarkhi Unsur Interpretasi Citra (Estes et al 1983)... 51 9. Peta Penggunaan Lahan Kecamatan Trimurjo Tahun 2015... 56 10. Peta Satuan Lahan Kecamatan Trimurjo Tahun 2015... 64 vii

1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lahan merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia. Lahan dimanfaatkan manusia untuk membangun pemukiman dan digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Menurut Suryatana (1985:9) dalam I Gede Sugiyanta (2007:4) lahan (land) adalah permukaan daratan dengan kekayaan benda-benda padat, cair, dan bahkan benda gas. Dengan demikian lahan adalah ruang di permukaan bumi dapat sebagai sumber daya yang dapat dieksploitasi, dimana dalam pemanfaatannya hendaknya dilakukan secara benar dengan mempertimbangkan kelestariannya. Meningkatnya jumlah pertumbuhan penduduk dan kebutuhan manusia, akan semakin meningkat pula penggunaan lahan untuk tempat tinggal serta tempat kegiatan kehidupan sosial, ekonomi dan budaya. Kebutuhan lahan akan berdampak terhadap lahan yang digunakan oleh manusia, sehingga diperlukan analisis penggunaan lahan pada suatu wilayah agar sesuai dan sejalan dengan pembangunan pada masa yang akan datang. Penggunaan lahan diartikan sebagai setiap bentuk intervensi manusia terhadap lahan dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya baik matril maupun spirituil.

2 Menurut Lindgren (1985) dalam Sri Hardianti dan Tjaturahono Budi Santoso (2008:123) Penggunaan lahan (land use) adalah semua jenis penggunaan atas lahan oleh manusia, mencakup penggunaan untuk pertanian hingga lapangan olah raga, rumah mukim, hingga rumah makan, rumah sakit hingga kuburan. Sebagian besar masyarakat memiliki pemikiran untuk tidak membiarkan lahan kosong tidak terpakai. Lahan digunakan untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup dengan cara melakukan pembangunan pada suatu lahan atau mengolahnya menjadi lahan pertanian. Namun seringkali penggunaan lahan tidak memperhatikan kemampuan lahan dan kelestarian lingkungan alam. Penggunaan lahan yang mengakibatkan degradasi tanah, erosi, penurunan kesuburan tanah, penggaraman tanah, dan sebagainya; dapat disebut penggunaan berlebihan (over use), jika dianggap bahwa penggunaan sumber daya lahan yang secara umum ditinjau dari tujuan utama untuk memperbaiki atau mempertahankan faktor-faktor produksi atau mempertahankan dan memperbaiki keseimbangan ekologi suatu wilayah. Keputusan seseorang atau sekelompok masyarakat dalam menggunakan lahan dipengaruhi oleh faktor fisik, sosial, ekonomi dan teknik. Oleh karena itu kajian penggunaan lahan perlu memperhatikan pengambilan keputusan seseorang terhadap pilihan terbaik dalam menggunakan lahan untuk tujuan tertentu. Sehingga dibutuhkan peta penggunaan lahan sebagai media untuk menganalisis penggunaan lahan di suatu daerah. Dalam proses pemetaan penggunaan lahan terdapat tahap klasifikasi penggunaan lahan.

3 Su Ritohardoyo (2013:38) mengemukakan bahwa: Makna klasifikasi adalah proses penetapan obyek-obyek, kenampakan, atau satuan-satuan menjadi kumpulan-kumpulan, di dalam suatu sistem pengelompokan yang dibedakan berdasarkan sifat-sifat khusus, atau berdasarkan kandungan isinya. Manfaat utama dari kumpulan yang kompleks menjadi kelompok-kelompok (disebut kelas, kategori) yang dapat diperlakukan sebagai unit-unit yang seragam untuk suatu tujuan yang khusus. Jadi, tujuan klasifikasi adalah untuk menentukan kriteria dari klasifikasi. Sistem klasifikasi merupakan temuan para ahli yang disusun untuk menyesuaikan kebutuhan manusia. Oleh karena itu terdapat beberapa sistem klasifikasi yang dikemukakan para ahli. Pembahasan klasifikasi penggunaan lahan tidak terlepas dari makna tentang lahan sebagai sumber daya alam. Sumber daya alam sebagai kesatuan unsur-unsur lingkungan, baik fisik maupun biotik yang diperlukan manusia untuk memenuhi kebutuhaan dan meningkatkan kesejahteraan hidup. Su Ritohardoyo (2013:38) mengemukakan bahwa: Sumber daya terdiri atas dua sifat: (1) dapat diperbaharui atau dapat diremajakan dan lestari bila dikelola dengan baik; (2) tidak dapat diperbaharui atau diremajakan. Oleh karena itu penggunaannya harus mendapat perhatian yang utama dalam hal efisiensi. Agar sumber daya alam dapat pulih memberikan manfaat maksimal dan lestari, maka diperlukan pengelolaan yang intensif, ketepatan tumbuhan, kepastian usaha, dan hukum jangka panjang. Artinya pola penggunaan lahan yang tepat dan terpadu, baik dalam usaha tani, komoditas, maupun dalam pembangunan wilayah sangat diperlukan. Sehingga diperlukan pembakuan (standardized) klasifikasi penggunaan lahan dengan mempertimbangkan fakta fisik, sosial, budaya, ekonomi, ekologi, rencana pengembangan, keserasian lingkungan hidup, dan kelestarian sumber daya pada masa kini dan masa mendatang, serta present land use. Data yang tepat mengenai penggunaan lahan pada waktu ini sukar diperoleh, karena belum adanya pembakuan klasifikasi penggunaan lahan dan survey yang

4 menyeluruh mengenai sumber daya. Klasifikasi penggunaan lahan yang mendasarkan pada survey terpadu merupakan masukan yang sangat berharga atau merupakan data dasar penting dalam menentukan pembakuan klasifikasi penggunaan lahan. Lahan yang ada pada suatu wilayah merupakan salah satu sumberdaya yang cukup baik dikembangkan sesuai dengan potensinya. Potensi lahan yang tersedia dimanfaatkan penduduk dengan berbagai aktivitas menurut keinginan atau budaya yang berlaku tanpa disadari oleh suatu rencana yang baik dan sesuai dengan potensi lahannya, keadaan tersebut dapat berakibat buruk karena sebagian lahan yang ada bersifat dinamis akibat dari aktivitas alam. Pemanfaatan lahan yang tidak sesuai dengan potensinya akan dapat menimbulkan dampak negatif terhadap lahan dan aspek lingkungan sehingga penduduk tidak dapat memanfaatkan lahan (ruang) secara efisien dan efektif. Sebagai akibat cepatnya perkembangan kehidupan pada bidang sosial ekonomi akan menghasilkan bentuk dan fungsi penggunaan lahan yang komplek, masalah yang perlu diperhatikan adalah penyediaan data dan informasi tentang penggunaan lahan yang meliputi jenis-jenisnya, sampai distribusi penggunaan lahan itu sendiri serta teknik penyajian dan analisis yang baik, diperlukan dalam analisis penggunaan lahan suatu wilayah. Usaha penyediaan data dan informasi mutakhir serta sistem pengelolaannya, ternyata teknik penginderaan jauh berupa interpretasi google earth merupakan alternatif pemecahan masalah yang baik dalam menyediakan data penggunaan lahan.

5 Menurut Su Ritohardoyo (2013:40) survey terpadu dapat merupakan gabungan antara hasil interpretasi foto udara dan penelitian di lapangan. Kegunaan foto udara ini untuk menginterpretasikan sistem bentang darat sebagai dasar dalam membuat peta dasar yang dapat digunakan sebagai peta dalam pekerjaan lapangan. Sehingga dalam penelitian ini google earth merupakan sumber masukan utama data penggunaan lahan untuk membuat peta penggunaan lahan serta akan dilaksanakan survey lapangan sebagai masukan data sekunder pada daerah penelitian untuk memeriksa hasil interpretasi google earth. Penggunaan lahan berbeda dengan penutup lahan. Penggunaan lahan mencakup informasi lahan yang lebih spesifik daripada penutup lahan. Purwadhi (1999) dalam Sri Hardianti dan Tjaturahono Budi Santoso (2008:123) mengemukakan bahwa: Informasi penggunaan lahan adalah penutup lahan permukaan bumi, kegunaan penutup lahan tersebut pada suatu daerah. Informasi penggunaan lahan berbeda dengan informasi penutup lahan yang dapat dikenali secara langsung dari citra penginderaan jauh. Informasi penggunaan lahan merupakan hasil kegiatan manusia dalam suatu lahan atau penggunaan lahan atau fungsi lahan, sehingga tidak selalu dapat ditaksir secara langsung dari citra penginderaan jauh, namun secara tidak langsung dapat dikenali dari asosiasi penutup lahannya. Informasi yang lengkap dibutuhkan untuk menentukan penggunaan lahan pada suatu wilayah, sehingga diperlukan sumber informasi tambahan menggunakan teknik survey lapangan. Survey lapangan ini bertujuan untuk melengkapi informasi penggunaan lahan, sehingga dapat membedakan penggunaan lahan berdasarkan penutup lahan yang tergambar pada google earth.

6 Pada masa kini masyarakat membutuhkan informasi yang cepat dan akurat. Akan tetapi permasalahan yang terjadi adalah belum terdapat informasi penggunaan lahan yang disajikan dalam bentuk spasial di Kecamatan Trimurjo. Oleh karena itu penelitian ini perlu dilaksanakan untuk mengolah data penggunaan lahan yang terekam pada google earth serta menyajikannya menjadi sebuah data spasial dalam bentuk peta penggunaan lahan di Kecamatan Trimurjo pada tahun 2015. Kecamatan Trimurjo terletak di sebelah selatan Kabupaten Lampung Tengah. Kecamatan ini beribukota di Kelurahan Simbar Waringin yang berjarak 30 kilometer dari ibukota Kabupaten Lampung Tengah. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Lampung Tengah, Kecamatan Trimurjo merupakan daerah dataran dengan luas 5.782,53 hektar yang tersusun atas 3.857,07 hektar luas lahan sawah dan 1.925,46 hektar lahan bukan sawah. Kecamatan Trimurjo memiliki jumlah penduduk yang mencapai 50.698 orang, terdiri dari 25.827 lakilaki dan 24.871 perempuan. Masyarakat yang berdomisili di Kecamatan Trimurjo menggunakan lahannya untuk beberapa macam kegiatan, diantaranya adalah untuk bermukim, bercocok tanam, serta kegiatan sehari-hari lainnya. Oleh karena itu akan dilakukan penelitian pembuatan peta penggunaan lahan menggunakan google earth di Kecamatan Trimurjo, Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2015.Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis penggunaan lahan yang terdapat di Kecamatan Trimurjo pada tahun 2015 menggunakan media google earth.

7 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Berapakah jenis penggunaan lahan di Kecamatan Trimurjo, Kabupaten Lampung Tengah yang terekam pada foto udara google earth tahun 2015? 2. Apakah Jenis penggunaan lahan yang paling besar dimanfaatkan di Kecamatan Trimurjo pada tahun 2015? 3. Bagaimanakah kemiringan lereng yang terdapat pada masing-masing penggunaan lahan di Kecamatan Trimurjo tahun 2015? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui jenis penggunaan lahan di Kecamatan Trimurjo, Kabupaten Lampung Tengah yang terekam pada foto udara google earth tahun 2015. 2. Mengetahui jenis penggunaan lahan yang paling besar dimanfaatkan di Kecamatan Trimurjo pada tahun 2015. 3. Mengetahui kemiringan lereng yang terdapat pada masing-masing penggunaan lahan di Kecamatan Trimurjo tahun 2015.

8 D. Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk: 1. Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. 2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai suplemen bahan ajar pada mata pelajaran Geografi di SMA kelas XII program IPS semester 1 pada pokok bahasan Peta dan Penginderaan Jauh. 3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan masukan bagi pihak Perencana Pembangunan Daerah Kecamatan Trimurjo. E. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Ruang lingkup objek penelitian adalah lahan di Kecamatan Trimurjo, Kabupaten Lampung Tengah. 2. Ruang lingkup tempat penelitian adalah Kecamatan Trimurjo, Kabupaten Lampung Tengah. 3. Ruang lingkup waktu penelitian adalah tahun 2015. 4. Ruang lingkup ilmu penelitian adalah Geografi meliputi Geomorfologi, Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografi.

9 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka Dalam rangka mendukung penelitian ini, dikemukakan beberapa teori menurut para ahli yang berkaitan dengan penelitian ini, yaitu sebagai berikut: 1. Lahan a. Definisi Lahan Lahan merupakan daratan yang memiliki karakteristik alami seperti iklim, topografi, geologi, tanah serta hidrologi dan dipengaruhi oleh aktivitas manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Malingreau (1977) dalam Muryono (2005:6) mengemukakan bahwa: Lahan merupakan suatu daerah di permukaan bumi yang ciri-cirinya mencakup semua pengenal yang bersifat cukup mantab dan dapat diduga berdasarkan daur dari biosfer, tanah, air, populasi manusia pada masa lampau dan masa kini sepanjang berpengaruh atas penggunaan lahan pada masa kini dan masa yang akan datang. Menurut Sitanala dalam I Gede Sugiyanta (2003:8) lahan dapat diartikan sebagai lingkungan fisik yang terdiri atas iklim, relief, tanah, air, dan vegetasi serta benda yang ada di atasnya, sepanjang ada pengaruhnya terhadap penggunaan lahan, termasuk di dalamnya juga hasil kegiatan manusia di masa lampau dan sekarang.

10 Lahan memiliki sifat atau karakteristik yang spesifik. Lahan juga memiliki unsurunsur yang dapat diukur atau diperkirakan, seperti tekstur tanah, struktur tanah, kedalaman tanah, jumlah curah hujan, distribusi hujan, temperatur, drainase tanah, serta jenis vegetasinya. Berdasarkan pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa lahan merupakan material dasar yang merupakan bagian dari suatu lingkungan dan memiliki karakteristik baik dari keadaan tanah, iklim, distribusi hujan serta vegetasinya yang dapat digunakan oleh manusia dalam rangka pemenuhan kebutuhan hidupnya. b. Definisi Penggunaan Lahan Istilah penggunaan lahan (land use), berbeda dengan istilah penutup lahan (land cover). Perbedaannya, istilah penggunaan lahan biasanya meliputi segala jenis kenampakan dan sudah dikaitkan dengan aktivitas manusia dalam memanfaatkan lahan, sedangkan penutup lahan mencakup segala jenis kenampakan yang ada di permukaan bumi yang ada pada lahan tertentu. Penggunaan lahan adalah penggunaan lingkungan alam oleh manusia untuk mencukupi kebutuhankebutuhan yang tertentu. Namun definisi lebih lengkap oleh Malingreau (1978) diutarakan sebagai berikut: Penggunaan lahan adalah segala macam campur tangan manusia baik secara permanen ataupun secara siklus terhadap suatu kumpulan sumber daya alam dan berdaya buatan yang secara keseluruhannya disebut lahan, dengan tujuan untuk mencukupi kebutuhan-kebutuhannya baik kebendaan maupun sprituil ataupun kedua-duanya. Menurut lilesand dan kiefer (1994) dalam Sri Hardiyanti Purwadhi Dan Tjaturahono Budi Sanjoto memberikan batasan mengenai penggunaan lahan yang

11 berkaitan dengan kegiatan manusia pada bidang lahan tertentu (permukiman, perkotaan, pesawahan). Di sisi lain menurut Lindgren (1985) dalam Sri Hardiyanti Purwadhi dan Tjaturahono Budi Sanjoto menyebutkan bahwa penggunaan lahan semua jenis penggunaan lahan atas lahan oleh manusia mencakup penggunaan untuk pertanian hingga lapangan olahraga, rumah mukim, hingga rumah makan, rumah sakit hingga kuburan. Sistem penggunaan lahan dikelompokkan menjadi 2 kelompok besar yaitu penggunaan lahan pertanian dan penggunaan lahan non pertanian. Penggunaan lahan pertanian antara lain tegalan, sawah, ladang, kebun, padang rumput, hutan produksi, hutan lindung dan sebagainya. Penggunaan lahan non pertanian antara lain penggunaan lahan perkotaan atau pedesaaan, industri, rekreasi, pertambangan dan sebagainya (Arsyad, 1989). Berdasarkan definisi di atas, penggunaan lahan dapat diartikan sebagai semua campur tangan manusia terhadap lahan beserta isinya termasuk sumber daya alam dan sumber daya buatan yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia baik fisik maupun spiritual dan bahkan kedua-duanya. c. Definisi dan Syarat Klasifikasi Penggunaan Lahan Menurut Anderson et. al, (1972) dalam Sri Hardiyanti Purwadhi Dan Tjaturahono Budi Sanjoto (2008:124) mengemukakan bahwa klasifikasi penggunaan lahan adalah pengelompokan bebrapa jenis penggunaan lahan dalam kelas-kelas

12 tertentu, dan dapat dilakukan dengan pendekatan induksi untuk menentukan hirarkhi pengelompokan dengan menggunakan suatu sistem. Su Ritohardoyo (2013:47) mengemukakan bahwa: Syarat klasifikasi penggunaan lahan jika disajikan dalam suatu peta antara lain sebagai berikut: 1) Sesuai dengan keadaan nyata 2) Sebutan dengan klasifikasi yang harus bermakna jelas 3) Mempunyai tafsir tunggal 4) Sederhana, mudah dimengerti untuk dikelompokkan 5) Harus mempertimbangkan klasifikasi yang sudah ada dan diterima secara umum 6) Harus dapat dicantumkan dalam peta (simbol) 7) Simbol harus dipertimbangkan betul-betul agar mudah dibuat, dimengerti, diterima oleh umum baik hitam-putih atau berwarna 8) Simbol harus bermakna tunggal, duplikasi harus dihindarkan d. Sistem Klasifikasi Penggunaan Lahan Menurut Malingreau (1978) Klasifikasi menurut Malingreau menekankan pada pemahaman sistem klasifikasi, dan mengacu pada suatu kerangka kerja klasifikasi menurut Dent, dengan cara membagi lahan ke dalam tingkatan-tingkatan tertentu menjadi kelompokkelompok sebagai berikut: 1) Land cover/land use (cover type) 2) Land cover/land use classes 3) Land cover/land use sub-classes 4) Land cover/land use management units (comparable to land utilization types) Klasifikasi tersebut oleh Malingreau dimodifikasi menjadi 5 kategori berikut: 1) Land cover/land use order e.g. vegetated area 2) Land cover/land use sub-order e.g. cultivated area 3) Land cover/land use family e.g. permanently cultivated area 4) Land cover/land use class e.g. Wetland rice (sawah) 5) Land utilization type e.g. continous rice

13 Tabel 1. Klasifikasi Jenis Penggunaan Lahan Symbol Class Klas W Wt Wk Wd Wp Wi Wik Wit Wp Wa Wc V Vc Vcp S Si Si2 Sip Sil Sic Sr Srp Srl Sp U Ut Us Ui p E Er Ek Ec E Eb Et E Gf H L Lh La 1. Water Water Bodies Pond Lake Reservoir Fish pond - Fresh water - Brackish fish - Coastal formation, bays and estuaries Water courses Stream (drainage network) Irrigation and drainage canals 2. Vegetated Area Cultivated Area Permanently cultivated area - Paddy field 1. Irrigated a. Continous rice b. 1 crop of rice + palawija c. 1 crop of rice + fallow d. Sugar cane producing area 2. Rainfed a. 1 crop of rice + palawija b. 1 crop of rice +fallow 3. Tidal rice - Upland Crops-rainfed 1. Field crops 2. Mixed garden 3. Horticulture 4. Intermitent cultivation - Homestead garden - Estates 1. Tree crop a. Rubber b. Coconut c. Coffe d. Oil Palm e. Other (i.e. fruits trees) 2. Bush and other crop a. Tea b. Tobacco c. Others - Forest garden - Small holding of any of the above commercial crop Shifting cultivation area - In forest cover - In grass cover Air Bangunan Perairan Kolam Danau Penampungan persediaan air Kolam ikan - Air Tawar - Tambak - Formasi pantai, teluk dan Estuari Saluran Air Sungai (jaringan drainase) Saluran irigasi dan drainase Areal tertutup vegetasi Areal diusahakan Areal diusahakan secara tetap Sawah Sawah pengairan Terus-menerus tanam padi 1 x tanam padi + palawija 1 x tanam padi + bero Areal penghasil tanaman tebu Sawah tadah hujan 1 x tanam padi + palawija 1 x tanam padi + bero Sawah pasang surut Tanaman lahan kering dat. Tinggi Tegalan Kebun campuran Kebun sayur Pengusahaan lahan musiman Pekarangan Perkebunan Tanaman pepohonan Karet Kelapa Kopi Kelapa Sawit Lain-lain (tanaman buah-buahan) Belukar dan tanaman lain Teh Tembakau Lain-lain Kebun kayu Usaha tani kecil tanaman perdagangan Ladang Dalam hutan Dalam padang ilalang H Hc Non Cultivated Area Forest (closed forest) - Climatic forest 1. High altitude forest Areal tidak diusahakan Hutan Hutan klimatis Hutan dataran tinggi/pegunungan

14 Hi Hb HB Hs H M H G B G G A Gr Ru Bm Br Hp Hpt Hpp Dk Ko K a. Tropical rain forest b. Dry deciduous forest c. Bamboo 2. Low altitude forest - Edaphic forest a. Swamp forest b. Tidal forest (mangrove ripah) c. Riparian forest (forest gallery) Shrub Grass - Dry conditions a. Ilalang b. Range land - Wet conditions a. Coastal marshes b. Upland marshes Mixed forest-bush-grass (secondary growth open forest) - Climatic formation - Edhapic formation (swamp/marshes) Forest plantation a. Teak b. Pinus c. Other 3. Not Vegetated, not cultivated area Barren land (eroded land) Coastal sand beach, dune Bare rock (out crop) Lava flow, lahar 4. Settlement and Built up Area Town Village Communication network Airport Others Hutan primer tropis Hutan primer meranggas Hutan bambu Hutan dataran rendah Hutan edafis Hutan rawa Hutan bakau/pasang surut Hutan payau Semak belukar Padang rumput Padang rumput kering Padang ilalang Padang penggembalaan Padang rumput basah Rawa pantai Rawa dataran tinggi Hutan campuran belukar, rumput (hutan sekunder) Formasi klimatik (belukar) Formasi edafis (rawa-rawa) Hutan produksi Jati Pinus Lain-lain (mahoni, kayu putih,dll) Areal tak diusahakan Lahan kosong/tererosi,kritis Pasir pantai, gumuk pasir Batuan singkapan Aliran lava, lahar Permukiman dan daerah terbangun Kota Kampung Jaringan lalu-lintas Bandara Lain-lain Tabel 1 menunjukkan klasifikasi penggunaan lahan yang dikemukakan oleh Malingreau pada tahun 1978. Tabel ini akan dijadikan acuan untuk membuat peta penggunaan lahan di Kecamatan Trimurjo pada tahun 2015 menggunakan google earth sebagai sumber data interpretasi jenis penggunaan lahan. Pada tabel diatas dipaparkan secara rinci jenis-jenis penggunaan lahan berdasarkan kelas dan symbol.

15 2. Google Earth Google Earth merupakan sebuah program globe virtual yang sebenarnya disebut Earth Viewer dan dibuat oleh Keyhole, Inc. Program ini memetakan bumi dari superimposisi gambar yang dikumpulkan dari pemetaan satelit, fotografi udara dan globe GIS 3D. Tersedia dalam tiga lisensi berbeda: Google Earth, Google Earth Plus; dan Google Earth Pro. Google Earth juga memiliki data model elevasi digital (DEM) yang dikumpulkan oleh Misi Topografi Radar Ulang Alik NASA. Ini bermaksud agar dapat melihat Grand Canyon atau Gunung Everest dalam tiga dimensi. Google Earth mampu menunjukkan semua gambar permukaan bumi dan juga merupakan sebuah klien Web Map Service. Google Earth mendukung pengelolaan data Geospasial tiga dimensi melalui Keyhole Markup Language (KML). Sistem koordinat internal Google Earth merupakan koordinat geografi dalam bentuk tunggal Sistem Geodetik Dunia tahun 1984 (WGS84). Google Earth menampilkan dunia seperti dilihat dari pesawat atau satelit yang mengorbit. Proyeksi ini diguakan untuk memperoleh efek yang disebut perspektif umum yang mirip dengan proyeksi Ortografi, kecuali titik perspektifnya merupakan jarak terbatas (dekat bumi) daripada jarak tidak terbatas (luar angkasa). Resolusi dasar google earth menunjukkan gambaran permukaan bumi pada ketinggian 15 meter, tetapi tergantung pada kualitas satelit/foto udara yang diunggah. Tanggal gambar pada google earth bervariasi. Data gambar dapat dilihat di bawah tengah jendela, data yang ditampilkan bisa berupa tahun dan perusahaan penyedia gambar.

16 3. Pengindraan Jauh dan Interpretasi Citra a. Penginderaan Jauh Menurut Lilesand dan Keifer, 1994 dalam SH Purwadhi dan Tjaturahono Budi Sanjoto (2008:3), Pengindraan jauh (remote sensing) adalah ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tentang suatu objek, daerah atau fenomena melalui analisis data yang diperoleh dengan suatu alat tanpa kontak langsung dengan objek, daerah atau fenomena yang dikaji. Pada saat ini teknologi penginderaan jauh berbasis satelit digunakan untuk berbagai macam tujuan dan kegiatan tertentu, salah satunya adalah untuk menentukan penggunaan lahan suatu daerah. b. Interpretasi Citra Penginderaan Jauh Data penginderaan jauh menggambarkan objek di permukaan bumi yang relatif lengkap dalam cakupan wilayah yang luas. Menurut Purwadhi (2001) dalam SH Purwadhi dan Tjaturahono Budi Sanjoto (2008:3), citra penginderaan jauh adalah gambaran suatu objek, daerah, atau fenomena, hasil rekaman pantulan dan atau pancaran objek oleh sensor penginderaan jauh, dapat berupa foto atau data digital. SH Purwadhi Dan Tjaturahono Budi Sanjoto (2008:13) mengemukakan bahwa konsep dasar pengindraan jauh terdiri atas beberapa elemen atau komponen meliputi sumber tenaga, atmosfer, interksi tenaga dengan objek di permukaan bumi, sensor, sistem pengolahan data, dan berbagai penggunaan data. Interpretasi atau penafsiran citra pengindraan jauh (fotografik/non fotografik) merupakan perbuatan mengkaji citra dengan maksud untuk mengidentifikasi objek yang tergambar dalam citra dan menilai arti pentingnya objek tersebut (Sutanto 1986 Dalam Dalam Sri Hardiyanti Purwadhi Dan Tjaturahono Budi Sanjoto).

17 Karakteristik objek yang tergambar pada citra dikenali menggunakan 8 unsur interpretasi yaitu : 1. Rona atau Warna Rona adalah tingkat kegelapan atau kecerahan objek pada citra atau tingkatan dari hitam ke putih atau sebaliknya, sedangkan warna adalah ujud yang tampak oleh mata yang menunjukkan tingkat kegelapan dan keragaman warna dari kombinasi saluran/ band citra. 2. Bentuk Bentuk adalah variabel kualitatif yang memberikan (menguraikan) konfigurasi atau kerangka suatu objek misal : persegi, bulat dan bentuk lainnya. 3. Ukuran Ukuran merupakan atribut objek yang berupa jarak, luas, tinggi, lereng dan volume. 4. Tekstur Tekstur adalah frekuensi perubahan rona pada citra. Tekstur sering dinyatakan dalam wujud kasar, halus, atau bercak-bercak. 5. Pola Pola merupakan ciri objek buatan manusia dan beberapa objek alamiah yang membentuk susunan keruangan. 6. Bayangan Merupakan objek yang tampak samar-samar atau tidak tampak sekali (hitam) sesuai dengan bentuk objeknya seperti bayangan awan, bayangan gedung, bayangan bukit. 7. Situs

18 Situs merupakan hubungan antara objek dalam satu lingkungan, yang dapat menunjukan objek disekitarnya atau letak suatu objek terhadap objek lain. 8. Asosiasi Asosiasi merupakan unsur antar objek yang keterkaitan atau antara objek yang satu dengan objek yang lain, sehingga berdasarkan asosiasi tersebut dapat membentuk suatu fungsi obyek tertentu. Menurut Lintz Jr. dan Simonett (1976) dalam Sutanto (1994:7) ada tiga rangkaian kegiatan yang diperlukan dalam pengenalan obyek yang tergambar pada citra, yaitu: 1) Deteksi adalah pengamatan adanya suatu obyek. 2) Identifikasi adalah upaya mencirikan obyek yang telah dideteksi dengan menggunakan keterangan yang cukup. 3) Analisis adalah pengumpulan keterangan lebih lanjut. 4. Peta a. Definisi Peta Peta merupakan gambaran permukaan bumi yang dituangkan dalam selembar kertas atau media lain dalam bentuk dua dimensional. Melalui sebuah peta kita akan mudah melakukan pengamatan terhadap permukaan bumi yang luas, terutama dalam hal waktu dan biaya (Dedy Miswar, 2012:2). Selanjutnya ICA dalam Dedy Miswar (2012:2) mengemukakan peta merupakan suatu representasi atau gambaran unsur-unsur atau kenampakan-kenampakan abstrak yang dipilih dari permukaan bumi atau benda angkasa, dan umumnya digambarkan pada suatu bidang datar dan diperkecil dengan atau diskalakan.

19 b. Fungsi Peta Peta merupakan suatu media gambar yang berfungsi menyajikan informasi suatu lokasi atau objek yang dipetakan, informasi yang terdapat dalam peta merupakan kenampakan fisik yang terdapat di permukaan bumi. Menurut Riyanto dkk (2009:4) secara umum fungsi peta adalah sebagai berikut: 1. Menunjukkan posisi atau lokasi relatif (letak suatu tempat dalam hubungannya dengan tempat lain di permukaan bumi). 2. Memperlihatkan ukuran (dari peta dapat diukur luas daerah dan jarak-jarak diatas permukaan bumi). 3. Memperlihatkan bentuk (misalnya bentuk dari benua, Negara dan lainlain). 4. Mengumpulkan data dan menyeleksi data dari suatu daerah dan menyajikan di atas peta. Dalam hal ini penyajian menyangkut penggunaan simbol-simbol sebagai wakil dari data-data tersebut. c. Kegunaan Peta Peta sebagai media yang menyajikan informasi kenampakan permukaan bumi memiliki kegunaan tertentu. Dedy Miswar (2012:5) menyebutkan bahwa: Kegunaan peta antara lain untuk pelaporan (recording), peragaan (displaying), analisis (analysing), dan pemahaman dalam interaksi (interelationship). Beberapa contoh kegunaan atau fungsi peta antara lain sebagai alat yang diperlukan dalam proses perencanaan wilayah, pada proses perencanaan wilayah peta sangat diperlukan sebagai survey lapangan, sebagai alat penentu desain perencanaan, dan sebagai alat untuk melakukan analisis secara keruangan. Peta diperlukan dalam kegiatan penelitian, terutama untuk penelitian yang berorientasi pada wilayah atau ruang tertentu di muka bumi. Hal ini karena peta digunakan sebagai sumber analisis kenampakan/fenomena fisik yang terjadi pada suatu wilayah yang akan diteliti.

20 Seperti hal yang dikemukakan oleh Dedy Miswar (2012:5) Peta diperlukan sebagai petunjuk lokasi wilayah, alat penentu lokasi pengambilan sampel di lapangan, sebagai alat analisis untuk mencari suatu output dari beberapa input peta (tema peta berbeda) dengan cara tumpang susun beberapa peta (overlay), dan sebagai sarana untuk menampilkan berbagai fenomena hasil penelitian seperti peta kepadatan penduduk, peta daerah bahaya longsor, peta daerah genangan, peta ketersediaan air, peta kesesuaian lahan, peta kemampuan lahan dan sebagainya. d. Tujuan Pembuatan Peta Menurut Riyanto dkk (2009:5) tujuan membuat peta adalah sebagai berikut: 1. Sebagai alat komunikasi informasi ruang. 2. Menyimpan informasi. 3. Membantu dalam mendesain, misalnya desain jalan, dan sebagainya. 4. Untuk analisis data spasial. Misalnya: perhitungan volume,dan sebagainya. e. Klasifikasi Peta Peta memiliki berbagai klasifikasi sesuai dengan tujuan pembuatan peta itu sendiri. Penggolongan ini bertujuan untuk mengetahui fungsi dan kegunaan dari peta itu serta memudahkan pengguna dalam memilih dan mencari peta yang dibutuhkan dengan cepat. Penggolongan peta menurut Bos, ES. (1977) dalam Dedy Miswar (2012:16-19) adalah sebagai berikut: 1. Penggolongan peta menurut isi (content): 1) Peta umum atau peta rupabumi atau dahulu disebut peta topografi, yaitu peta yang menggambarkan bentang alam secara umum di permukaan bumi, dengan menggunakan skala tertentu. Peta-peta yang bersifat umum masuk dalam kelompok ini seperti peta dunia, atlas, dan peta geografi lainnya yang berisi informasi umum. 2) Peta tematik, adalah peta yang memuat tema-tema khusus untuk kepentingan tertentu, yang bermanfaat dalam penelitian, ilmu pengetahuan, perencanaan, pariwisata, peta kemampuan lahan, peta kesesuaian lahan, peta daerah rawan longsor, dan sebagainya. 3) Peta navigasi (chart), peta yang dibuat secara khusus atau bertujuan praktis untuk membantu para navigasi laut, penerbangan maupun

21 perjalanan. Unsur yang digambarkan dalam chart meliputi route perjalanan dan faktor-faktor yang sangat berpengaruh atau sangat penting sebagai panduan perjalanan seperti lokasi kota-kota, ketinggian daerah, maupun kedalaman laut. 2. Penggolongan peta menurut skala (scale) 1) Peta skala sangat besar : > 1:10.000 2) Peta skala besar : < 1:100.000 1:10.000 3) Peta skala sedang : 1:100.000 1:1.000.000 4) Peta skala kecil : >1:1.000.000 3. Penggolongan peta menurut kegunaan (purpose) 1) Peta pendidikan 2) Peta ilmu pengetahuan 3) Peta navigasi 4) Peta untuk aplikasi teknik 5) Peta untuk perencanaan Selain penggolongan peta di atas, (Dedy Miswar, 2012:19) menggolongkan peta berdasarkan teknik, tujuan, dan skala yang bermacam-macam. Penggolongan tersebut adalah sebagai berikut: a. Atas dasar skala peta 1) Peta skala kecil : < 1:250.000 2) Peta skala menengah : < 1:50.000 1:250.000 3) Peta skala besar : < 1:250.000 1:50.000 4) Peta skala sangat besar : > 1:2.500 b. Atas dasar isinya 1) Peta umum (peta topografi) 2) Peta khusus (peta tematik) c. Atas dasar pengukurannya 1) Peta terestris 2) Peta fotogrametri d. Atas dasar penyajiannya 1) Peta garis 2) Peta foto 3) Peta digital e. Atas dasar hierarkinya 1) Peta manuskrip 2) Peta dasar 3) Peta induk 4) Peta turunan Berdasarkan klasifikasi peta diatas, akan dibuat peta tematik penggunaan lahan di Kecamatan Trimurjo pada tahun 2015 menggunakan google earth.

22 B. Kerangka Pikir Google earth merupakan aplikasi yang dapat menampilkan kenampakan suatu objek di permukaan bumi menggunakan prinsip penginderaan jauh. Secara umum google earth menampilkan kenampakan lahan pada suatu daerah dengan sudut pandang dari atas permukaan bumi yang memiliki ketinggian minimal 15 meter. Pada masa modern ini, masyarakat kurang memperhatikan penggunaan lahan. Penggunaan lahan oleh masyarakat seringkali dilakukan tanpa adanya sebuah perencanaan yang matang, karena keterbatasan informasi tentang perencanaan lahan serta kebutuhan yang mendesak yang harus memaksa manusia untuk segera memanfaatkan lahan tersebut untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sesegera mungkin. Oleh karena itu dibutuhkan pemetaan penggunaan lahan untuk menganalisis bagaimana perencanaan penggunaan lahan untuk masa yang akan datang. Google earth memiliki kegunaan sebagai media untuk menginterpretasikan sistem bentang lahan sebagai sumber data untuk membuat peta penggunaan lahan. Pemetaan penggunaan lahan memanfaatkan google earth sebagai sumber data tutupan lahan suatu daerah yang akan diinterpretasikan berdasarkan unsur-unsur interpretasi untuk dapat mengenali jenis penggunaan lahan. Survey lapangan juga diperlukan untuk menambah informasi yang berkaitan dengan penggunaan lahan daerah tersebut. Peta penggunaan lahan akan digunakan sebagai media untuk mengidentifikasi bentuk penggunaan lahan pada daerah tersebut, sehingga hasilnya akan menyediakan data untuk pengambilan keputusan sekarang serta perencanaan penggunaan lahan pada masa yang akan mendatang.

23 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Menurut Sugiyono (2009:2) metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dibuktikan dan dikembangkan suatu pengetahuan sehingga gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian analisis deskriptif. Menurut Sugiyono (2004:69) Analisis deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Dalam metode penelitian analisis deskriptif ini menggunakan teknik Sistem Informasi Geografi (SIG) sebagai sarana untuk melakukan analisis dan deskriptif data citra google earth. Menurut Eddy Prahasta (2002:4), Sistem Informasi Geografi (SIG) adalah suatu teknologi baru yang pada saat ini menjadi alat bantu (tools) yang sangat esensial dalam menyimpan, manipulasi, menganalisis, dan menampilkan kembali kondisi-kondisi alam dengan bantuan data atribut dan data spasial.

24 Sistem Informasi Geografi (SIG) dalam penelitian ini berperan sebagai suatu media yang dapat digunakan untuk menganalisis dan mendeskripsikan penelitian tentang interpretasi citra satelit dan survey lapangan untuk pembuatan peta penggunaan lahan di Kecamatan Trimurjo pada tahun 2015. Metode penelitian ini digunakan untuk merubah data yang terekam pada foto udara menjadi sebuah informasi geografi, sehingga peneliti dapat mengetahui beberapa bentuk penggunaan lahan di Kecamatan Trimurjo pada tahun 2015. B. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu penelitian ini akan dilaksanakan pada tahun 2015. Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Trimurjo, Kabupaten Lampung Tengah. C. Bahan dan Alat Penelitian Bahan dan alat penelitian merupakan hal-hal yang dibutuhkan dalam suatu penelitian, baik itu untuk mengumpulkan data maupun sebagai perangkat yang digunakan untuk mengolah data. 1. Bahan Penelitian Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Data spasial berupa peta administratif Kecamatan Trimurjo. b. Data atribut Kecamatan Trimurjo. c. Foto udara Google Earth sebagai media untuk proses digitalisasi data penggunaan lahan.

25 2. Alat Penelitian Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Perangkat keras (Hardware) yang terdiri atas: 1) Laptop/ komputer 2) Scanner 3) Printer b. Perangkat lunak (Software) Perangkat lunak yang digunakan dalam penelitian ini adalah perangkat lunak yang berbasis SIG, yaitu software ArcGIS. c. Alat lapangan yang digunakan terdiri atas: 1) GPS (Global Positioning System) 2) Kamera D. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian Subjek dari penelitian ini adalah foto udara google earth yang mencakup Kecamatan Trimurjo. 2. Objek Penelitian merupakan sasaran yang akan dikaji dalam suatu penelitian. Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penggunaan lahan Kecamatan Trimurjo.

26 E. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 1. Variabel Penelitian Varibel penelitian menurut Sugiyono (2010: 61) adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Variabel dalam penelitian ini adalah penggunaan lahan. 2. Definisi Operasional Variabel Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel atau konstrak dengan cara memberikan arti, atau menspesifikan kegiatan, ataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur konstrak atau variabel tersebut (Moh. Nazir, 2005: 126). Variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Jenis Penggunaan Lahan Jenis penggunaan lahan yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah pemanfaatan lahan oleh masyarakat di Kecamatan Trimurjo. Jenis penggunaan lahan akan diklasifikasikan berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Malingreau, akan tetapi dalam penelitian ini dibatasi pada empat indikator jenis penggunaan lahan, yaitu sebagai berikut: a. Sawah Sawah yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah lahan yang digunakan oleh masyarakat untuk menanam padi. Pada foto udara terlihat dengan pola petak petak berwarna hijau dan bertekstur halus.

27 b. Pemukiman Pemukiman yang dimaksud dalam peneltian ini adalah lahan yang dijadikan sebagai tempat bermukim oleh penduduk di Kecamatan Trimurjo. Pada foto udara terlihat dengan warna coklat muda sampai coklat tua dengan tekstur kasar dan bentuk kotak dan persegi panjang. Pemukiman memiliki bebrapa pola, memanjang mengikuti jalan dan sungai/irigasi, menyebar, dan mengelompok. c. Perkebunan Perkebunan yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah lahan yang digunakan untuk tanaman seperti singkong, kelapa sawit, karet dan beberapa lahan tagalan yang ditanami kacang kacangan. Pada foto udara perkebunan memiliki kenampakan berwarna hijau muda sampai hijau tua dengan tekstur sedang hingga kasar. d. Perairan Perairan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah segala bentuk tubuh air yang berada di Kecamatan Trimurjo yang tergambar pada foto udara, baik berupa sungai, irigasi ataupun kolam. Pada foto udara google earth perairan memiliki bentuk dan warna yang berbeda-beda. Sungai dan irigasi memiliki warna coklat dan pola berkelok. Sedangkan kolam memiliki bentuk kotak persegi panjang dengan warna hijau gelap.