HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG TOILET TRAINING DENGAN TINGKAT KEMANDIRIAN BALITA DALAM TOILETING DI POSYANDU ASTER I SONOPAKIS KIDUL YOGYAKARTA Yuli Ernawati 1*, Suri Salmiyati 1 Prodi Ilmu Keperawatan dan Ners STIKES Wira Husada Yogyakarta Prodi Ilmu Keperawatan & Ners UNISA Yogyakarta Email: yuliernawati80@gmail.com ABSTRACT Background : Parents have a strategic role in the development of children under fi ve years old. The ability of toddlers that need to be achieved is independence in toileting. Successful toileting skills require the anticipatory guidance of parents as one of the stimulation of parenting to the child. This study aims to determine whether there is a relationship between mother s knowledge level of toilet training with the independence s level of toddlers in toileting at Posyandu Sonopakis Kidul Yogyakarta. Method: It is a quantitative research with cross sectional design to mother who have toddler in Posyandu Aster I Sonopakis Kidul Yogyakarta with purposive sampling technique. The instrument was a questionnaire. Statistical test using Chi Square test to analyze the relationship between two variables. Results: respondents (73.33%) had a good level of knowledge about toilet training, 0 toddlers (66.67%) have independence in toileting. The relationship between mother s knowledge about toilet training with the level of independence of toddlers in toileting obtained results p value = 0.010 Conclusion: There is a relationship between mother s knowledge level about toilet training with independence level of toddler in toileting Keywords: anticipatory guidance, toilet training, toddler, knowledge, toileting PENDAHULUAN Baik buruknya anak sangat erat kaitannya dengan pengasuhan dan pendidikan yang diberikan oleh kedua orang tuanya (Harini, 003). Orang tua memiliki peran yang cukup strategis bagi masa depan anak. Upaya pembinaan kesejahteraan anak pada Dasawarsa Anak Indonesia Ke-dua Tahun 1996 006 diarahkan pada perkembangan, perlindungan dan partisipasi anak, dengan penekanan pada upaya pembinaan perkembangan anak (DepKes RI, 1998). Perkembangan yang optimal akan menjadikan anak mencapai aktualisasi diri, menjadi orang yang periang, mudah menyesuaikan diri dan sempurna, baik fisik maupun mental (Hurlock, 1997). Anticipatory Guidance merupakan bimbingan antisipasi kepada seorang anak pada rentang tumbuh kembangnya. Salah satupedoman anticipatory guidance anak balita adalah toilet training. Berdasarkan studi pendahuluan di Sonopakis Lor DS IX Ngestiharjo kasihan Bantul Yogyakarta yang dilakukan pada tanggal 1 Februari 008 melalui wawancara dengan beberapa orangtua yang mempunyai anak BALITA rentang usia 18 bulan 5 tahun menyatakan bahwa anaknya belum mampu melakukan toilet training secara mandiri, anak sering BAB dan BAK tidak ditempatnya. Orangtua juga menyatakan 17
bahwa mereka belum pernah mengarahkan anaknya untuk belajar toilet training hanya mengikuti alur tanpa suatu program yang pasti, selama ini belum pernah mendapatkan pengarahan dari manapun baik dari kader posyandu maupun tim kesehatan lainnya. Berdasarkan anticipatory guidance yang disarankan sampai dengan anak usia enam tahun terkait Health Awareness (kebiasaan yang aman) adalah salah satunya adalah tentang kebiasaan toileting (Whaley dan Wong, 1999). Berdasarkan uraian di atas peneliti merasa perlu untuk melakukan penelitian Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Toilet Training dengan Tingkat Kemandirian Balita dalam toileting di posyandu Aster I Sonopakis Kidul. METODE Jenis penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Populasi adalah semua ibu yang mempunyai BALITA di posyandu Aster I Sonopakis Kidul Ngestiharjo Kasihan Bantul Yogyakarta, dengan teknik purposive sample, sebanyak 30 ibu, pada bulan Maret Desember 008. Tingkat pengetahuan ibu tentang toilet training adalah wawasan orangtua mengenai cara mengarahkan anak sesuai dengan tingkat perkembangannya dalam hal kemampuan mengontrol BAB dan BAK. Tingkat kemandirian toileting adalah suatu rentang waktu seorang anak mampu untuk mengontrol keinginan BAB dan BAK. Variabel diukur dengan menggunakan kuesioner. Instrumen sebelumnya dilakukan uji validitas dan reabilitas di Sonopakis Lor DS IX Ngestiharjo Kasihan Bantul Yogyakarta, karena mempunyai karakteristik yang sama dengan tempat penelitian. Analisis univariat dengan prosentase dan analisis bivariat dengan uji chi square. HASIL Posyandu Aster I merupakan salah satu Posyandu yang ada di Kelurahan Ngestiharjo, tepatnya di Dusun X Sonopakis Kidul Kasihan Bantul Yogyakarta, dengan jumlah kader pelaksana lima orang. 18
Tabel 1. Karakteristik responden Karakteristik Frekuensi Presentase(%) Umur 1-5 tahun 6-30 tahun 31-35 tahun 36-40 tahun 41-45 tahun Pendidikan SD SLTP SLTA DIII/PT Pekerjaan Ibu Rumah Tangga PNS Swasta Wiraswasta Jumlah anak anak > anak Umur anak 13-4 bulan 5-36 bulan 37-48 bulan Jenis Kelamin anak Perempuan Laki-laki 5 8 7 7 3 5 4 19 5 1 18 1 15 13 16 14 1 3,33 3,33 10,00 1 13,33 63,33 83,33 3,33 60,00 40,00 50,00 43,33 53,33 4 Berdasarkan tabel di atas, didapatkan hasil bahwa sebagian besar responden berusia 6-30 tahun (%), 19 responden pendidikan SLTA (63,33%), 5 responden ibu rumah tangga (83,33%), 18 responden mempunyai anak (60%), 15 anak usia 13-4 bulan (50%), serta 16 responden anak perempuan (53,33%). Tabel. Hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang toilet training dengan tingkat kemandirian balita dalam toileting Pengetahuan Kemandirian toileting Mandiri Belum mandiri Jumlah Baik 18 4 Cukup 1 5 6 Kurang 1 1 Jumlah 0 10 30 P value 0,010 Berdasarkan tabel di atas, sebagian besar responden mempunyai tingkat pengetahuan tentang toilet training yang baik (73,33%), 0 responden mempunyai anak yang sudah mandiri dalam toileting (6%). Dari responden yang mempunyai tingkat pengetahuan tentang toilet training yang baik, ada 4 responden yang mempunyai anak belum mandiri dalam toileting. Dari dua responden yang mempunyai pengetahuan kurang, 1 responden mempunyai anak yang mandiri dalam toileting. Hubungan antara 19
tingkat pengetahuan dengan kemandirian toileting didapatkan p value 0,010 yang artinya ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang toilet training dengan tingkat kemandirian balita dalam toileting. PEMBAHASAN Sebagian besar ibu mempunyai tingkat pengetahuan yang baik dalam toilet training, dimana sebagian besar responden pendidikan SLTA, sehingga pendidikan ibu merupakan salah satu hal yang dapat berkaitan dengan perkembangan anak. Dengan pendidikan, orangtua mempunyai informasi yang cukup memadai bagaimana cara mengasuh anak serta menjaga anaknya (Soetjiningsih, 1998). Tingkat pendidikan ibu menentukan pola asuh dan kualitas stimulasi orangtua kepada anak (Fadlayana, dkk., 003). Pengasuh yang baik sangat penting dalam menjamin perkembangan anak yang optimal, dengan keterbatasan yang ada, diperlukan pemahaman tingkat perkembangan anak (Anwar, 000). Sebagian besar responden mempunyai jumlah anak, yang merupakan keluarga kecil, sehingga orangtua mempunyai kesempatan yang cukup untuk memberikan kasih sayang serta perhatian terhadap anaknya, serta memberikan stimulasi perkembangan anak (Soetjiningsih, 1998). Orangtua diharapkan memahami kebutuhan perkembangan anak pada setiap tahapan perkembangan, salah satu diantaranya adalah kebutuhan bimbingan antisipasi tentang toilet training. Sebagian besar responden mempunyai anak yang mandiri dalam toileting, dimana sebagian besar ibu adalah sebagai ibu rumah tangga. Ibu rumah tangga mempunyai waktu yang cukup dalam mendampingi anaknya selama di rumah, dimana anak usia balita, waktu bermainnya sebagian besar masih di lingkungan rumah. Kesempatan yang cukup bagi ibu mempunyai kaitan dengan kesempatan yang cukup bagi ibu untuk meningkatkan pengetahuannya tentang toilet training pada anak balitanya. Ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang toilet training dengan tingkat kemandirian balita dalam toileting. Menurut Yusuf (00), pengetahuan tentang pola asuh anak berkaitan dengan kemampuan orangtua dalam mengarahkan kemandirian anak. Menurut Whaley dan Wong (1999), sikap positif; konsisten; dukungan; tidak menghakimi, serta tidak memaksa merupakan hal yang dapat membantu orangtua mencapai tingkat kemandirian anak dalam toileting. Menurut Mubarok (005), posyandu merupakan fasilitas yang memungkinkan dioptimalkan perannya dalam mencapai alih informasi kepada orangtua dalam mendampingi anaknya salah satunya terkait perkembangan anak dalam toileting. Orangtua perlu pemahaman yang cukup tentang toilet training pada anak usia balita untuk membantu mencapai derajat perkembangan yang optimal pada anak. Penelitian selanjutnya dapat mencoba menggali faktor lain yang mungkin bisa berkaitan dengan kemandirian anak dalam toileting, sehingga membantu optimalisasi dalam pencapaian perkembangan anak. Pendidikan kesehatan merupakan hal yang selalu diperlukan bagi orangtua dalam mendapatkan pemahaman tentang perkembangan dan stimulasi pada anak balita, sehingga orangtua diharapkan mampu memberikan stimulasi yang memadai dalam rentang perkembangan anak. Penelitian ini terlaksana atas fasilitasi pendanaan dari DIPA Kopertis Wilayah V Nomor : 00169.0/03-04.0/xiv/008 tahun anggaran 008. Peneliti juga mengucapkan 0
terima kasih kepada responden serta kader di Posyandu Aster I Sonopakis Kidul Ngestiharjo Kasihan Bantul Yogyakarta. RUJUKAN Anwar, H.M. (000). Peranan gizi dan pola asuh dalam meningkatkan kualitas tumbuh kembang anak. Medika, (6),104-111 Dep. Kes. RI. (1998). Pedoman deteksi dini tumbuh kembang balita. Dep. Kes. RI. Jakarta Dharmawanto, R. (1991). Peranan gizi pada tumbuh kembang balita. Majalah kesehatan indonesia, 41 (11),655-659 Harini, S. (003). Mendidik anak sejak dini. Kreasi Wacana. Yogyakarta Hernani, E. (003). Hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang pola asuh anak dengan tingkat perkembangan motorik kasar ana prasekolah di kelurahan wirobrajan wilayah kerja puskesmas wirobrajan yogyakarta. Karya Tulis ilmiah. FK UMY. Yogyakarta. Tidak dipublikasikan. Hurlock, E.B. (1998). Psikologi perkembangan suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan. Edisi ke-5. Erlangga. Jakarta Muljati, S., Karyadi, L., Lamid, A. Dan Budiman, B. (000). Status psikomotor anak usia di bawah tiga tahun yang menderita anemia setelah mendapat intervensi zat besi dan pola pengasuhan terarah. Buletin Penelitian Kesehatan, 8 (1), 383-391 Smith, et all, Comprehensive child & family nursing skills, USA. Soetjiningsih (1998). Tumbuh kembang anak. EGC. Jakarta Suherman (000). Perkembangan Anak, EGC. Jakarta Suria Sumantri S Jujun (1996). Filsafat ilmu sebuah pengantar populer. Pustaka Sinar Harapan. Jakarta Wong and Whaley (1999). Nursing care of infants and children, Sixth edition. Mosby. Inc. http://www. Naeyc.org 4 Juli 008 1