BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejarah adalah rekontruksi masa lalu 1. Beberapa peristiwa masa lalu dapat direkontruksi oleh seorang sejarawan sehingga masa lalu itu menjadi lebih jelas suatu peristiwanya. Jadi yang direkontruksikannya adalah apa saja yang sudah dipikirkan, dikatakan, dikerjakan, dirasa, dan dialami oleh seseorang 2. Seorang Sejarawan yang menulis masa lalu tentu saja akan menambah dan memberikan kontribusi nyata bagi khasanah sejarah pada masa kini. Sebahagian sejarawan ada yang menulis mengenai perkembangan di dunia pendidikan sehingga pada waktu itu muncul berbagai gerakan yang mengarah pada persoalan nasionalisme. Salah satu gerakan yang memberikan kesadaran akan pentingnya rasa nasionalisme adalah Budi Utomo. Dengan berdirinya organisasi Budi Utomo maka melahirkan suatu tonggak kebangkitan nasional. Organisasi ini bergerak dengan tujuan untuk menyadarkan bangsa Indonesia bahwa rasa nasionalisme itu sangat penting. Organisasi ini merupakan perkumpulan orang terpelajar yang bercita-cita menjadikan bangsa ini terlepas dari tangan penjajahan. Budi Utomo merupakan organisasi yang terdiri dari orang-orang terpelajar yang tumbuh dan berkembang di pulau Jawa. Tidak hanya di pulau Jawa saja adanya kaum terpelajar, akan tetapi ada juga kaum terpelajar yang tersebar di seluruh tanah air. Salah satu organisasi yang mencetak para kaum terpelajar yang aktif adalah organisasi pendidikan Jamaiyah Mahmudiyah Li Thalabil 1 Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah, Yogjakarta. Bentang Pustaka, 2005, Hlm 18. 2 Ibid, hlm 18-19 12
Khairiyah yang berada di Tanjung Pura. Tanjung Pura merupakan daerah bahagian dari keresidenan Sumatera Timur, yang pada saat itu merupakan sebuah kesultanan yang kaya raya 3. Organisasi pendidikan ini didirikan oleh Sultan Abdul Aziz Musa Abdul Jalil Rahmadsyah pada tanggal 13 Desember 1912, ditandai dengan dikeluarkan SK (Besluit) dari Sultan No 102 tahun 1912. 4 Ada sedikit kemiripan nama organisasi ini dengan nama raja muda yaitu Tengku Mahmud, namun hal itu suatu kebetulan saja dan tidak ada maksud untuk memuliakan nama Tengku Mahmud. Arti dari nama organisasi ini dalam lafal Arab berarti perkumpulan terpuji untuk mendapatkan kebajikan. Tujuan dari didirikannya organisasi ini adalah untuk mencerdaskan putra dan putri Langkat terutama dalam bidang agama Islam. Mengingat adanya rumor bahwa setiap orang yang berasal dari Langkat adalah seorang yang pandai dalam agama, maka hal ini memaksa masyarakat yang tinggal di Langkat khususnya yang ada di Tanjung Pura untuk lebih giat belajar agama Islam agar tidak malu dengan masyarakat sekitar terlebih masyarakat luar. Sebelum organisasi pendidikan ini berdiri Sultan telah mengumpulkan para alim ulama serta guru untuk memberikan pendidikan kepada anak dan cucu Sultan, hal inilah yang membuktikan bahwa Sultan sangat peduli dengan pendidikan. Sebagai langkah awal guna mendukung pendidikan ini maka Sultan mewakafkan istananya yang terletak di kampung Dalam Tanjung Pura untuk madrasah pertama. Istana ini cukup luas dan jika disusun dapat menampung sebanyak 3 Antony Reid, Perjuangan Rakyat: Revolusi dan Hancurnya Kerajaan di Sumatera, Jakarta, Pustaka Sinar Harapan, 1987, hlm 87-91. 4 Fahruddin Ray, dkk, Sejarah Jamaiyah Mahmudiyah Li Thalabil Khairiyah. Pengurus besar Jamaiyah Mahmudiyah Li Thalabil Khairiyah Tanjung Pura, Langkat, 1994. hlm 3. 13
8 lokal belajar dan ditambah lagi ruang-ruang organisasi lainnya. Untuk pertama kali organisasi ini dapat menampung 400 murid untuk putra dan putri. Disamping itu organisasi pendidikan ini mengusahakan untuk menampung yatim piatu untuk dididik pada suatu rumah yang kemudian menjadi madrasah yang kedua. Rumah ini berasal dari rumah seorang pangeran yang dijadikan sebagai tempat penampungan dan pendidikan. Pendidikan dasar dari organisasi pendidikan ini adalah Fiqih, Tauhid, dan Tafsir, selain itu juga Sultan mendatangkan buku-buku yang berasal dari Arab yang keseluruhan buku itu berbahasa Arab, hal ini dilakukan agar para murid dapat berbahasa Arab dengan lancar. Sebagai sumber biaya, Sultan memberikan bantuan yang secukup mungkin setiap bulan. Agar madrasah ini tidak mengalami kesulitan dalam pembiayaan, maka Sultan mewakafkan 2 pintu kedai sebagai sumber pendanaan. Belakangan ini diketahui bahwa Sultan telah mewakafkan sebanyak 18 kedai sebagai pusat pembiayaan dan ditambah lagi biaya sumbangan dari wali murid. Bagi setiap murid diwajibkan untuk membayar iuran sebesar F.1 dan ada juga yang membayar sebesar F.0,10, sehingga iuran ini tergantung dari kemampuan wali murid. Dengan bertambahnya murid maka kebutuhan akan gedung menjadi sangat penting, maka atas inisiatif dari masyarakat dibangunlah gedung yang baru. Pembangunan gedung baru ini memakan biaya yang sangat besar yaitu F. 430.903,40 dimana setengah dari biaya ditanggung oleh Sultan. Gedung ini segera dimanfaatkan oleh jama ah Jamaiyah Mahmudiyah Li Thalabil Khairyah dan diberi nama Madrasah Mahmudiyah yang diperuntukan untuk putra. Sementara untuk putri bernama Madrasah Maslurah (terakhir diketahui gedung ini hancur dimakan usia) 14
Sampai pada tahun 1927 madrasah ini mulai menyusun jenjang pendidikan yang terdiri atas 4 jenjang diantaranya: 1. Tingkat dasar dinamai Tajhijiyah dan masa belajar selama 4 tahun 2. Tingkat Ibtidaiyah merupakan lanjutan dari Tajhijiyah dan lama belajar selama 4 tahun 3. Tingkat Tsanawiyah merupakan lanjutan dari Ibtidaiyah dan lama belajar selama 5 tahun serta 4. Qismus Ali atau Takhasus ialah lanjutan dari Tsanawiyah dan lama belajar selama 2 tahun Untuk masing-masing tingkatan diberikan ijazah sebagai simbol bahwa seseorang itu telah lulus dari tingkatan tertentu. Keberadaan organisasi pendidikan ini sangat membantu masyarakat yang berada di Keresidenan Sumatera Timur dan khususnya bagi masyarakat Tanjung Pura. maka disini penulis mengangkat judul skripsi tentang organisasi pendidikan ini dengan judul: Jamaiyah Mahmudiyah Li Thalabil Khairiyah di Tanjung Pura-Langkat (1912-1944). Penelitian dimaksudkan untuk mengetahui perubahan-perubahan apa saja yang terjadi selama lembaga pendidikan ini berdiri serta sumbangsihnya bagi masyarakat Tanjung Pura khususnya. Lembaga pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang penting pada saat itu sehingga Sultan mendirikan sebuah organisasi pendidikan yang berbasis pada agama Islam. Hal inilah yang perlu di kaji sebab pendidikan ini merupakan sekolah yang pertama kali berdiri dan memiliki banyak alumni yang bertindak sebagai pembela tanah air khususnya didaerah Langkat. 15
1.2 Permasalahan Adapun permasalahan yang dibahas dalam penulisan ini adalah mengenai Jamaiyah Mahmudiyah Li Thalabil Khairiyah yang bersangkutan dengan sejarah berdirinya untuk lebih jelas maka permasalahan yang dikaji adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana latar belakang berdirinya organisasi pendidikan Jamaiyah Mahmudiyah Li Thalabil Khairiyah. 2. Bagaimana perkembangan organisasi pendidikan Jamaiyah Mahmudiyah Li Thalabil Khairiyah sejak berdiri dari tahun 1912. 3. Apa yang menyebabkan organisasi pendidikan Jamaiyah Mahmudiyah Li Thalabil Khairiyah tutup sementara pada tahun 1944. 1.3 Tujuan dan Manfaat Dengan dilakukannya penelitian ini maka secara tidak langsung kita akan membuat suatu kumpulan tulisan yang menyangkut tentang sejarah organisasi pendidikan, dimana hal ini bertujuan untuk menginventarisasikan dan mendokumenkan kekayaan khasanah pendidikan yang ada di Indonesia. Disamping itu penelitian ini juga bertujuan antara lain adalah: 1. Mengetahui latar belakang berdirinya organisasi pendidikan Jamaiyah Mahmudiyah Li Thalabil Khairiyah. 2. Mengetahui perkembangan organisasi pendidikan Jamaiyah Mahmudiyah Li Thalabil Khairiyah sejak berdiri dari tahun 1912. 3. Mengetahui Apa yang menyebabkan organisasi pendidikan Jamaiyah Mahmudiyah Li Thalabil Khairiyah tutup sementara pada tahun 1944. 16
Diharapkan dari penelitian ini memberikan manfaat bagi organisasi pendidikan Jamaiyah Mahmudiyah Li Thalabil Khairiyah, pemerintah dan juga masyarakat luas, adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah: 1. Bagi Jamaiyah Mahmudiyah Li Thalabil Khairiyah, dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan mutu pendidikan dan pengajarannya, sebab dengan melihat masa lalu diharapkan organisasi pendidikan ini dapat berbenah dan menuju kemajuan yang lebih baik dimasa-masa yang akan dating. 2. Bagi Pemerintah, kiranya penelitian ini dapat memberikan masukan dan perhatiannya dalam mengambil berbagai kebijakan yang menyangkut tentang pendidikan di tanah air, khususnya pemerintah Tanjung Pura agar lebih memberikan keputusan yang mengarah pada perbaikan di masa depan. 3. Bagi masyarakat Tanjung Pura semoga lebih menyadari arti penting dari pendidikan yang berbasiskan agama khususnya agama Islam. Dengan adanya organisasi pendidikan agama diharapkan masyarakat menjadi masyarakat yang religius serta dapat memajukan pendidikan yang ada di Tanjung Pura. 1.4 Tinjauan Pustaka Penelitian lebih mudah jika digunakan buku sebagai tinjauan pustaka, hal ini dilakukan untuk lebih memfokuskan kearah penelitian. Adapun buku yang digunakan sebagai berikut. 17
Fahruddin Ray dalam bukunya yang berjudul Sejarah Jamaiyah Mahmudiyah Li Thalabil Khairiyah menjelaskan perubahan-perubahan yang terjadi pada Jamaiyah secara singkat dari awal berdiri hingga pada tahun 1994. Buku ini memberikan gambaran secara umum suatu lembaga pendidikan yang pertama kali berdiri dan memiliki berbagai hambatan dalam perkembangannya. Sebagai suatu organisasi pendidikan yang pertama kali berdiri tentu saja memiliki hambatan yang tidak mudah untuk diatasi, inilah yang menjadi tanggung jawab masyarakat dan juga Sultan Langkat sebagai penguasa. Dengan adanya kerjasama dari berbagai pihak maka tidak mengherankan bahwa organisasi pendidikan ini dapat berjalan dengan baik. Sehingga dalam perkembangannya memiliki jumlah murid yang sangat banyak yang tersebar di berbagai daerah seperti Binjai, Medan dan daerah lainya. Mahmud Yunus dalam bukunya Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia menjelaskan tentang perkembangan dunia pendidikan di Indonesia terutama pendidikan yang berbasiskan Islam. Sejarah pendidikan Islam dari tahun 1900 sampai sekarang dapat diketahui dan dijelaskan dengan nyata. Dengan membahas sejarah pendidikan Islam, buku ini juga menceritakan secara detail daerah mana yang pertama kali mendirikan sebuah Organisasi pendidikan Islam. Di Sumatera Timur sendiri khususnya Tanjung Pura merupakan daerah yang pertama kali memiliki organisasi pendidikan yang berbasiskan pada ajaran Islam. Selain Jamaiyah Mahmudiyah Li Thalabil Khairyah ada juga organisasi yang cukup tua yang ada pada saat itu seperti Makthab Islamiyah Tapanuli Medan yang berdiri pada tahun 1918 M. Dengan berkembangan ajaran yang berbasiskan pada pendidikan Islam tentu saja akan membuat suatu tatanan yang lebih baik lagi. Dengan banyaknya pemuda 18
yang memahami ajaran agama terutama ajaran agama Islam tentu akan menyadarkan mereka bahwa dengan kehidupan yang ditopang oleh agama akan terasa indah. Ira M. Lapidus dalam bukunya yang berjudul Sejarah Sosial Ummat Islam, menjelaskan dan merekonstruksikan sejarah Islam dengan berbagai pendekaatan serta menitik beratkan pembahasan dalam bidang pendidikan dan sosial, dengan memperluas bingkai sejarah dan memperpanjang batas perkembangan Islam sampai tahun 1980. Didalam buku ini menerangkan bagaimana keragaman ummat Islam dan apa makna ajaran Islam itu sendiri. Dengan kemajuan pangajaran dan pendidikan yang berbasiskan ajaran Islam merupakan perpaduan dari kosmopolitan, suatu unsur yang terdiri dari tiga unsur pokok yaitu unsur etnis-kesukuan, unsur keagamaan, dan unsur aristrokratik yang dari ketiganya merupakan versi peradapan Islam berasal. Dalam perkembangannya pendidikan Islam selalu mencerminkan Islam yang memiliki versi Timur Tengah, inilah yang menjadi paradigma pembentukan pendidikan dan kemasyarakatan diberbagai belahan dunia. Paradigma pendidikan dan kemasyarakatan Islam Timur Tengah ini terus ditiru dan disebarluaskan dan dimodifikasi menjadi sistem global yang merasuk keberbagai sendi kehidupan. Di dalam buku ini juga membahas dan menganalisa berbagai permasalahan yang timbul di dalam dunia pendidikan Islam serta bagaimana caranya agar permasalahan itu teratasi dikemudian hari. Buku ini lebih menekankan institusi pendidikan keagamaan dan institusi politik Islam daripada institusi ekonomi dan teknologi. Samsul Nizar dalam bukunya yang berjudul Sejarah Pendidikan Islam, menjelaskan dan menelusuri jejak sejarah pendidikan Islam dari masa Nabi hingga pada saat ini di Indonesia. Keterpurukan pendidikan disebabkan dengan kendurnya sistem yang dikembangkan, secara umum pendidikan Islam berada pada posisi yang 19
sangat diuntungkan sebab dengan adanya kebijakan yang ditentukan oleh pihak kolonial pada saat bangsa ini dibawah penjajahannya, mereka menmbuat kebijakan yang dikenal dengan politik etis. Inilah yang membuat sistem pendidikan terus berkembang. Kedatangan mereka dilain pihak memberikan kemajuan teknologi, tetapi kemajuan tersebut untuk meningkatkan hasil jajahannya. Begitu pula dengan pendidikan yang mereka kenalkan, namun semua itu dilakukan hanya untuk menghasilkan tenaga-tenaga yang dapat membantu segala kepentingan penjajahan. Walaupun demikian masih ada juga putra dan putri bangsa ini yang sadar akan pahitnya dijajah, sehingga mereka terus melakukan perlawanan. 1.5 Metode Penelitian Dalam melakukan suatu penelitian kita akan membutuhkan suatu metode untuk lebih mempertajam dan menjelaskan penelitian tersebut. Maka penelitian akan mengunakan metode sejarah untuk lebih memudahkan peneliti agar mencapai hasil yang maksimal. Langkah pertama yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah mengumpulkan sumber-sumber yang berkaitan dengan penelitian ini, tahap ini sering disebut dengan nama heuristik. Penelitian kepustakaan (library research) juga dilakukan untuk mendukung penelitian ini, pengumpulan sumber-sumber seperti artikel-artikel, buku-buku dan majalah yang berhubungn dengan masalah yang diteliti. Disamping penelitian kepustakaan dilakukan juga penelitian lapangan (field research) dengan cara meninjau langsung objek yang diteliti, dan tidak lupa juga 20
peneliti mencoba mewawancarai pengurus yayasan dan tokoh yang mengerti secara detai mengenai yayasan pendidikan Jamaiyah Mahmudiyah Li Thalabil Khairiyah. Langkah kedua adalah melakukan kritik, kritik dilakukan untuk mencari kesahihan atas sumber tersebut baik melalui kritik internal maupun kritik eksternal. Untuk menilai kelayakan data maka dilakukan kritik yang dikenal dengan sebutan kritik internal, serta dengan mengkritik dari segi materinya agar menjadi sumber otentik yang sering disebut dengan kritik eksternal. Langkah ketiga adalah interprestasi, langkah ini digunakan untuk menganalisis data yang diperoleh. Penelitian ini juga tidak terlepas dari disiplin ilmu bantu lainya seperti disiplin ilmu pendidikan dan pendekatan ilmu agama Islam. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi kesalahan dalam penulisan objek yang menjadi penelitian, interprestasi sangat penting dilakukan agar mendapatkan fakta sejarah yang objektif. Dengan kata lain, tahapan ini dilakukan dengan menyimpulkan kesaksian atau data-data informasi yang dapat dipercaya dari bahan-bahan yang ada. Langkah yang keempat adalah Hitoriografi: merupakan tahap akhir dari penulisan ini sehingga dapat dituangkan dalam bentuk tulisan skripsi. Metode yang dipakai dalam penulisan ini adalah diskristif-analitis dengan memberikan gambaran rangkaian peristiwa yang kemudian dilanjutkan dengan analisis yang melibatkan perspektif sejarah. 21