Perbedaan Tingkat Kesegaran Jasmani Siswa SD Negeri 13 Muara Siberut Dengan Siswa SD Negeri 06 Rogdog Kecamatan Siberut Selatan

dokumen-dokumen yang mirip
TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI)

TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI)

TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI)

PEMERIKSAAN KESEGARAN JASMANI ANAK USIA SEKOLAH LANJUTAN. Oleh: Cerika Rismayanthi, M.Or NIP

Lampiran 3. Petunjuk Pelaksanaan TKJI untuk Anak Usia Tahun. Tes ini bertujuan untuk mengukur kecepatan.

Petunjuk Pelaksanaan Tes Kesegaran Jasmani Indonesia. 1) lintasan lurus, datar, tidak licin, berjarak 30 meter, dan mempunyai

Lampiran 8. Petunjuk Pelaksanaan Tes Tes Kesegaran Jasmani Indonesia untuk Umur tahun TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA UNTUK UMUR TAHUN

Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian dari Fakultas

Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. (Casady, Mabes, dan Alley :1971) yang dikutip oleh Sudarno,SP (1992:9)

Lampiran 1: Lembar Permohonan Pembimbing Tugas Akhir Skripsi

METODE PENELITIAN. perlakuan (treatment), seperti pendapat Thomas dan Nelson (1997:352).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jl.Sekolah pembangunan NO. 7A Medan Sunggal

METODOLOGI PENELITIAN. digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah

TINGKAT KESEGARAN JASMANI MURID SD INPRES MALENGKERI SETINGKAT KOTA MAKASSAR PADA KELOMPOK USIA TAHUN. Muhammad Adnan Hudain

Lampiran 1. Data Siswi Peserta Ekstrakurikuler Sepakbola Putri SMP Negeri 2 Pengasih Tahun 2012

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN


BAB III METODOLOGI PENELITIAN

59

DOKUMEN INSTRUMEN PENILAIAN UJIAN KETERAMPILAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. yang akan digunakan dalam proses penelitiannya, sebab metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sadoso Sumodisardjono (1989;9), Pada hakekatnya kebugaran jasmani lebih menggambarkan kualitas

Lampiran 1. Surat Permohonan Ijin Penelitian Universitas Negeri Yogyakarta

BAB III METODELOGI PENELITIAN

Lampiran 1. Surat Ijin Dari Fakultas

III. METODOLOGI PENELITIAN. pemecahan masalah dengan teknik dan cara tertentu sehingga diperoleh data yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pelaksanaan pendidikan jasmani di sekolah merupakan suatu bentuk

PERBEDAAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER BOLA BASKET DENGAN SISWA MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER BOLA VOLI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. ayunan. Terdapat berbagai macam lari, misalnya: sprint (lari cepat), lari

UPAYA MENINGKATKAN KEBUGARAN JASMANI DENGAN SENAM IRAMA PADA SISWA KELAS I SD PELANGI BANGSA GROGOL S K R I P S I

III. METODOLOGI PENELITIAN. serangkaian hipotesis dengan menggunakan teknik dan alat-alat tertentu

PERBEDAAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA SDN 16 PULAU BINJAI DENGAN SDN 22 RANTAU SILANG KECAMATAN KUANTAN MUDIK

PERBADNINGAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA KELAS V SDN 012 HARAPAN JAYA DENGAN SISWA SDN 010 KARYA MUKTI KABUPATEN ROKAN HILIR JURNAL

BAB III METODE PENELITIAN. Jasmani Melalui Bermain sirkuit 8 Pos Siswa kelas IV dan V SD Negeri

Tingkat Kesegaran Jasmani...(Said Erwan Susanto)1

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2010:3). Metode

LAMPIRAN 7. Prosedur Pelaksanaan Tes. Prosedur tes : pernafasan atau dapat pula untuk mengukur VO2 Max. kebutuhan

Tes Awal Perlakuan Test Akhir X1 T X2

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. tentunya disesuaikan dengan permasalahan yang telah dirumuskan pada penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. suatu keadaan secara objektif (Notoatmojo, 2002:138). Sedangkan

BAB III METODE PENELITIAN. dapat memperoleh data yang akhirnya akan mengungkap permasalahan yang

Lampiran 1. Data Penelitian

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pelaksanaan pendidikan jasmani disekolah merupakan satu bentuk pembinaan dan

METODOLOGI PENELITIAN. metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei. Hal ini sesuai

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. jasmani metode interval training dengan tugas latihan lompat segi-6, lompat segi-4

ANALISIS TINGKAT KESEGARAN JASMANI MAHASISWA PROGRAM STUDI PENJASKESREK IKIP PGRI PONTIANAK

Pengaruh Senam SKJ 2008 Terhadap Kebugaran Jasmani Siswi Sekolah Dasar Negeri 20 Alang Laweh Padang Selatan Kota Padang

Tes Kebugaran Jasmani Indonesia (TKJI)

untuk mengetahui hubungan antara kelincahan dan kekuatan power tahun. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survai

TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA KELAS IV, V DAN VI SD NEGERI DELEGAN 2 KECAMATAN PRAMBANAN KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA

III. METODOLOGI PENELITIAN. sesuai dengan tujuan penelitian. Tujuan penelitian ini adalah untuk

TINJAUAN TENTANG KONDISI FISIK PESILAT PADA PERGURUAN HIMPUNAN SENI SILAT SELURUH INDONESIA (HIMSSI) DI KECAMATAN BENAI

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

HUBUNGAN KESEGARAN JASMANI DENGAN HASIL BELAJAR PENJAS PADA SISWA KELAS VIII SEMESTER I SMP NEGERI 3 BANDAR SEIKIJANG

BAB III METODE PENELITIAN. mengukur seberapa besar hubungan dan tingkat singinifikan antara power otot

Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode deskritif.

TES PENGUKURAN KAPASITAS AEROBIK

SURVEY TINGKAT KEBUGARAN JASMANI MAHASISWA BARU PENJASKES STKIP-PGRI PONTIANAK TAHUN 2013

A. Daya Tahan dan Kekuatan Otot

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen tidak murni. Penelitian

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. mencapai tujuan dari penelitian itu. Macam-macam penelitian dikemukakan oleh


PERBEDAAAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI PESERTA LATIH EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA DAN BOLABASKET DI SMPN 14 YOGYAKARTA.

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini menggunakan komparatif. Menurut Ulber (2005)

TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN PRINGKUKU TAHUN PELAJARAN 2015/2016

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA EKSTRAKURIKULER BOLA VOLI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 RASAU JAYA

PROSEDUR PELAKSANAAN TES KONDISI FISIK DAN KETERAMPILAN BERMAIN SEPAKBOLA. Tujuan : Tes ini bertujuan untuk mengukur daya tahan aerobic seseorang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional, dengan desain penelitian yang

Jurnal Kesehatan Olahraga Vol.03 Nomor 03 Edisi Oktober Tahun 2015 halaman 36-45

bab 1 gerak dasar kata kunci berjalan memutar melempar berlari mengayun menangkap melompat menekuk menendang

III. METODE PENELITIAN. variabel satu dengan variabel yang lain. Sedangkan menurut Soekidjo

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT AKTIVITAS JASMANI DENGAN KESEGARAN JASMANI SISWA PUTRI KELAS VIII SMP N 3 DEPOK YOGYAKARTA

HUBUNGAN KESEGARAN JASMANI DENGAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI

III. METODE PENELITIAN. digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian. Metode penelitian

II. TINJAUAN PUSTAKA. yang diteliti yang dijadikan sebagai alat untuk menganalisis hasil peneitian.

SURVEY TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA YANG BERANGKAT PULANG SEKOLAH JALAN KAKI DAN NAIK SEPEDA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

KERANGKA ACUAN TES KEBUGARAN JAMAAH CALON HAJI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Dalam sebuah penelitian diperlukan suatu metode penggunaan metode dalam

Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

TINJAUAN STATUS GIZI DAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI 05 AIR TAWAR BARAT KECAMATAN PADANG UTARA JURNAL

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Metode adalah salah satu cara yang ditempuh untuk mencapai suatu tujuan.

ANALISIS TINGKAT KESEGARAN JASMANI PADA SISWA SMA NEGERI 2 SINJAI UTARA. Juhanis

Transkripsi:

Perbedaan Tingkat Kesegaran Jasmani Siswa SD Negeri 13 Muara Siberut Dengan Siswa SD Negeri 06 Rogdog Kecamatan Siberut Selatan Meiriani Armen Correspondence: Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Bung Hatta, Padang, Indonesia. E-mail: ria.pjkr12@bunghatta.ac.id Abstract The research aims to explain differences in physical fitness level of student SD Negeri 13 Muara Siberut with siswa SD Negeri 06 Rogdog subdistrict South Siberut. This type of research is computational. The population in this study is a classroom V SD Negeri 13 Muara Siberut dengan SD Negeri 06 Rogdog subdistrict South Siberut. Techniques used in the sampling is random sampling technique, which is sampling conditional. Thus the number of samples in this study is much 25 people female student. Techniques of data retrieval is done by testing TKJI (Tingkat Kesegaran Jasmani Indonesia) or the level of physical fitness Indonesia. Data were analyzed using mean difference test or t-test. The data analysis technique used is the difference (t-test). By using t-test, apparently there are t hitung (2,26) while t alpha (1,88) with level 0,05 mean t hitung (2,66) > t alpha (1,88) so that Ho rejected dan Ha be accepted, so in conclusion there are different level of physical fitness of student SD Negeri 13 Muara Siberut dengan SD Negeri 06 Rogdog subdistrict South Siberut. Keywords: Difference, physical fitness Pendahuluan Dalam rangka mewujudkan warga Negara yang berkualitas berdasarkan visi dan misi pembangunan nasional, pemerintah telah mengeluarkan Undang- Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang fungi dan tujuan sistem pendidikan nasional Sistem pendidikan berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam mencerdasarkan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada tuhan yang maha esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertangggung jawab. Pendidikan jasmani dan kesehatan merupakan salah satu bidang studi yang menjadi muatan dalam kurikulum Sekolah Dasar. Bidang studi ini memuat dua materi, yatu: materi pokok dan materi pilihan. Materi pokok dalam Garis-garis Besar Program Pengajaran (GBPP) SD meliputi: atletik, senam, permainan dan pendidikan kesehatan, sedangkan pilihan yang disediakan meliputi: Renang, pencak silat, tenis meja dan sepak takraw (Depdikbud, 1993). Kesegaran jasmani adalah suatu kemampuan yang menitik beratkan pada fungsi-fungsi biologis yaitu kemampuan jantung, pembuluh darah, paru dan otot yang berfungsi pada efisiensi yang optimal (Gusril, 2004:184). Adanya bidang 7

studi pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan diharapkan siswi dapat mempunyai kesegaran jasmani yang baik. Kesegaran jasmani adalah aspek fisik dari kesegaran yang menyeluruh (total fitness) yang memberikan kepada seseorang untuk menjalankan idup yang produktif serta dapat menyesuaikan diri pada pembebaan fisik yang layak (Arsil, 2008). Berdasarkan kutipan yang dikemukakan, berarti kesegaran jasmani merupakan cermin dari kemampuan fungsi serta sistem-sistem dalam tubuh yang dapat mewujudkan suatu peningkatan kualitas hidup dalam setiap aktifias fisik, kesegaran jasmani merupakan kemampuan fisik yang dapat dilatih melalui program latihan kemampuan aerobik antara lain dapat diketahui melalui sistem kardiorespiratori untuk menyediakan kebutuhan oksigen sampai ke dalam mitokondria, sedangkan kemampuan anaerobik yang diukur dari kemampuan ambangan aerobik dan kekuatan kontraksi otot. Aktifitas setiap anak berbeda dari cara mereka bermain dan kegiatan mereka sehari-hari. Di lihat pada siswi SD di desa aktifitas sehari mereka lebih banyak dan menantang, seperti pergi sekolah berjalan kaki, pulang sekolah bermain ke sawah, mandi ke sungai dan mencari kegiatan di alam. Bahkan ada yang menempuh jarak cukup jauh ke sekolah. Berbeda sekali dengan SD di kota, siswi bersekolah antar jemput transportasi, di samping itu jenis permainan yang dilakukan siswi juga berbeda, sebagian besar dari siswi SD di kota lebih banyak aktifitasnya mempelajari mata peljaran yang dipelajari (les atau bimbingan belajar). Berdasarkan uraian dan realita di atas berkemungkinan aktifitas fisik sehari-hari pada anak mempengaruhi kesegaran anak. Mata pelajaran penjas dan kesehatan perlu dilaksanakan disetiap sekolah sesuai dengan kurikulum pendidikan untuk membina kesegaran jasmani, kesehatan dan rohani anak didik. Pembelajaran penjasorkes disekolah perlu mempertimbangkan aspek kondisi sekolah, lingkungan geografis dan status ekonomi orang tua siswa, serta asupan gizi yang dikonsumsi. Di desa ekonomi para wali murid/orang tua rata-rata menengah ke bawah, banyak orang tua yang bekerja sebagai buruh tani dan kuli bangunan. Orang tua tidak begitu mengerti dengan asupan gizi yang dibutuhkan anak, keadaan seperti ini akan berimbas pada kondisi anak serta gizi anak tidak terpenuhi Ada sekolah yang dapat menyediakan sarana dan prasarana tetapi ada juga sekolah yang tidak dapat menyediakan sarana pendukung pendidikan kesegaran jasmani dan kesehatan. Wijantosa dalam Gusril (2004-36) mengatakan bahwa sarana dan prasarana sangat besar pengaruhnya terhadap pelaksanaan program penjas. Untuk menciptakan pembelajaran penjas yang berkualitas diperlukan sarana dan prasarana yang memadai. Berdasarkan uraian yang dikemukakan di atas dan juga terdapat perbedaan sekolah antara SDN 13 Muara Siberut dengan siswa SDN 06 Rogdog Kecamatan Siberut Selatan belum dapat dipastikan bahwa siswa SDN 13 Muara Siberut mempunyai tingkat kesegaran jasmani yang lebih baik dari pada siswa SDN 06 Rogdog Kecamatan Siberut Selatan. Untuk itu perlu dilakukan penelitian tentang perbedaan tingkat kesegaran jasmani siswa SDN 13 Muara Siberut dan siswa SDN 06 Rogdog Kecamatan Siberut Selatan. 8

Metode Penelitian ini tergolong penelitian komparasi yaitu untuk membandingkan hasil dari dua kelompok data, adapun kerangka konseptual yang dapat digambarkan sebagai berikut: Gambar 1. Kerangka Konseptual TKJI SDN 13 (X1) TKJI SDN 06 (X2) Perbedaan (Y) Populasi dalam penelitian ini berjumlah 59 orang siswa kelas V SDN 13 Muara Siberut dengan siswa SDN 06 Rogdog, rincianya dapat dilihat pada tabel: Tabel 1: Jumlah Populasi No Sekolah Kelas V Jumlah Pa Pi 1 SDN 13 17 22 39 2 SDN 06 19 25 44 Jumlah Populasi 83 Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Random Sampel, yang merupakan pengambilan sampel bersyarat. Alasan penulis mengambil sampel perempuan karena pada umumnya perempuan kurang suka melakukan aktifitas gerak daripada laki-laki dan perempuan tidak suka berkeringat berlebihan. Berdasarkan hal tersebut maka sampel yang didapat adalah siswi putri kelas V, SDN 13 Muara Siberut sebanyak 10 orang siswi dan SDN 06 Rogdog sebanyak 15 orang siswi, semua berjumlah 25 orang. Pelaksanaan tes menggunakan jenis tes kesegaran jasmani Indonesia untuk anak umur 10 s/d 12 tahun, yaitu: 1) Lari cepat jarak 40 meter, 2) Angkat gantung siku tekuk, 3) Baring duduk selama 30 detik, 4) Loncat tegak, 5) Lari/jalan jarak 600 meter. Hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan tes, peserta harus dalam keadaan sehat, memakai pakaian olahraga dan melakukan pemanasan (warming- 9

up) sebelum melakukan tes. Tes kesegaran jasmani merupakan satu rangkaian tes yang harus dilaksanakan dalam satu kegiatan yang tidak terputus dan jika tidak dapat melaksanakan satu butir tes atau lebih dinyatakan gagal. Pelaksanaan tes 1) Lari 40 meter, bertujuan untuk mengukur kecepatan, alat dan fasilitas lintasan lurus, datar, dan tidak licin berjarak 40 meter dan masih mempunyai lintasan lanjutan, bendera start, peluit, stopwatch, nomor dada dan alat tulis. Bentuk pelaksanaan tes, aba-aba bersedia peserta menempatkan diri start melayang di belakang garis start, aba-aba siap peserta siap untuk lari, aba-aba ya peserta lari secepat mungkin menuju finish. Gambar 2. Start lari 40 meter 2) Tes gantung siku tekuk, bertujuan mengukur kekuatan dan ketahanan otot lengan dan otot bahu, alat dan fasilitas palang tunggal yang dapat dinaikan dan diturunkan, stopwatch, alat tulis, nomor dada dan serbuk kapur. Bentuk pelaksanaan, palang tunggal dipasang dengan ketinggian sedikit diatas kepala peserta, peserta berdiri di bawah palang tunggal, kedua tangan berpegangan pada palang tunggal selebar bahu, pegangan telapak tangan mengahadap kearah letak kepala, peserta melompat keatas sampai sikap bergantung siku teguk, dagu berada diatas palang tunggal, dipertahankan selama detik. Gambar 3. Sikap permulaan gantung siku tekuk 3) Tes baring duduk 30 detik, bertujuan untuk mengukur kekuatan dan ketahanan otot perut. Bentuk pelaksanaan berbaring terlentang, kedua lutut ditekuk 90 derajat, kedua tangan dibelakang kepala, petugas memegang 10

pergelangan kaki peserta. Aba-aba ya peserta bergerak mengambil sikap duduk sampai kedua siku menyentuh kedua paha, kemudian kembali ke sikap semula, gerakan dilakukan berulang-ulang dengan cepat tanpa istirahat selama 30 detik, hasil dihitung jumlah gerakan baring duduk sempurna selama 30 detik. Gambar 4. Sikap duduk dengan kedua siku menyentuh paha 4) Tes loncat tegak, bertujuan mengukur tenaga eksplosif, alat dan fasilitas papan berskala sentimeter, warna gelap, ukuran 30x150 cm dipasang pada dinding/tiang, jarak antara lantai dengan angka nol pada skala, yaitu 100cm. Bentuk pelaksaan, olesi ujung jari dengan serbuk kapur, peserta berdiri tegak dekat dinding, kaki rapat, papan skala berada di samping kiri/kanan, tangan yang dekat dinding diangkat lurus ke atas telapak tangan ditempelkan pada papan berskala, sehingga meninggalkan bekas raihan jarinya. Selanjutnya, peserta mengambil awalan sikap menekukan lutut dan kedua lengan diayun kebelakang, kemudian peserta loncat setinggi mungkin sambil menepuk papan dengan tangan yang terdekat sehingga menimbulkan bekas. Hasil yang dicatat yaitu selisish raihan loncatan dikurangi raihan gerak. Gambar 5. Sikap awalan loncat tegak dan menloncat setinggi mungkin 5) Tes lari 600 meter, bertujuan mengukur daya tahan jantung, peredaran darah dan pernafasan. Alat dan fasilitas lintasan lari berjarak 600 meter, stopwatch, bendera start, peluit, tiang pancang, formulir tes. Petugas tes terdiri dari: juru keberangkatan, pengukur waktu, pencatat hasil. Pelaksanaan tes, peserta berdiri di belakang garis start, aba-aba SIAP peserta mengambil sikap start berdiri siap untuk berlari, aba-aba YA 11

peserta berlari menuju garis finish menempuh jarak 600 meter. Hasil pengambilan waktu dilakukan dari saat bendera diangkat sampai pelari melintasi garis finish, hasil dicatat dalam satuan menit dan detik. Menentukan tingkat kesegaran jasmani, ikuti langkah-langkah berikut: 1. Jumlahkan nilai kelima tes (1 s/d 5) 2. Cocokan hasil penjumlahan nilai dengan Norma Tes Kesegaran Jasmani Indonesia. Nilai Lari 40 meter Tabel 3. TKJI anak usia 10-12tahun Putri Gantung siku tekuk Baring duduk Loncat tegak (cm) Lari 600 meter (detik) (30 detik) 5 Sd-6.3 40 ke atas 20 ke atas 42 ke atas Sd-2 32 4 6.8-7.5 20-39 14-19 34-41 2 33-2 54 3 7.6-8.3 8-19 7-13 28-33 2 55-3 28 2 8.4-9.6 2-7 2-6 21-27 3 29-4 22 1 9.7 -dst 0-1 0-1 20-dst 4 23 -dst 12

Tabel 4. Norma TKJI No Jumlah nilai Klasifikasi 1 22-25 Baik Sekali (BS) 2 18-21 Baik (B) 3 14-17 Sedang (S) 4 10-13 Kurang (K) 5 5-9 Kurang Sekali (KS) Pembahasan Data kesegaran jasmani siswi SD Negeri 13 Muara Siberut Siberut Selatan, diperoleh dari skor yang dicapai melalui rangkaian tes dalam tes kesegaran jasmani. Sampel sebanyak 10 orang siswi, skor tertinggi 15 dan skor terendah 8, rentangan 7, rata-rata 13.10, simpangan baku 2.02, modus 14. Tabel 5. Distribusi TKJI siswi SD Negeri 13 Muara Siberut Siberut Selatan No Kelas Interval Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif (%) Kategori 1 22-25 0 0 Baik Sekali 2 18-21 0 0 Baik 3 14-17 7 70 Sedang 4 10-13 2 20 Kurang 5 5-9 1 10 Kurang Sekali Jumlah 10 100 Data kesegaran jasmani siswi SD Negeri 06 rogdog, diperoleh dari skor yang dicapai melalui rangkaian tes dalam tes kesegaran jasmani. Sampel sebanyak 15 orang siswi, skor tertinggi 13 dan skor terendah 8, rentangan 5, ratarata 11.13, simpangan baku 1.46, modus 12. 13

No Tabel 6. Distribusi TKJI siswi SD Negeri 06 Rogdog Kelas Interval Frekuensi Absolut Frekuen si Relatif (%) Kategori 1 22-25 0 0 Baik Sekali 2 18-21 0 0 Baik 3 14-17 0 0 Sedang 4 10-13 13 86.7 Kurang 5 5-9 2 13.3 Kurang Sekali Jumlah 15 100 Berdasarkan hasil perhitungatn uji homogenitas ditemukan bahwa harga Fhitung yang diperoleh lebih kecil dari harga Ftabel dengan derajat kebebasan (n1-1) (n2-2) dan taraf signifikasi 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semua kelompok data pada penelitian ini diambil dari populasi yang berdistribusi normal sehingga dapat digunakan pengujian hipotesis penelitian. Pengujian Hipotesis penelitian ini dilakukan dengan teknik uji-t. Berdasarkan hasil uji hipotesis d hasil thitung (2,66) yangdilihat dari taraf signifikasi 0,05 dan dk (n1-1) dan (n2-2), maka diperoleh ttabel (n1= 2,26) dan (n2= 2,14), selanjutnya dapat dila kukan perhitungan talpha = 1,88 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan antara hasil tes kesegaran jasmani siswi SDN 13 Muara Siberut dengan tingkat kesegaran jasmani siswi SDN 06 Rogdog Kecamatan Siberut Selatan. Simpulan Berdasarkan hasil analisis data tentang perbedaan tingkat kesegaran jasmani siswi SDN 13 Muara Siberut dengan SDN 06 Rogdog Kecamatan Siberut Selatan, dapat ditarik kesimpulan bahwa: terdapat perbedaan tingkat kesegaran jasmani siswi SDN 13 Muara Siberut tergolong ke dalam kategori sedang, sedangkan siswi SDN 06 Rogdog Kecamatan Siberut Selatan tergolong ke dalam kategori kesegaran jasmani kurang Rujukan Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta Arsil, 2004. Pembinaan Kondisi Fisik. Padang: FIK UNP, 2004. Pembinaan Kondisi Fisik. Padang: FIK UNP, 2010. Evaluasi Penjas dan Olahraga. Padang: Wineka Media Depdikbud, 1993. Garis-Garis Besar Program Pengajaran. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan, 2004. Hasil Seminar Kesegaran Jasmani.. Jakarta: Depdikbud 14

Gusril, 2004. Perkembangan Motorik Pada Masa Anak-anak. Jakarta: Dirjen Olahraga Depdiknas, 2008. Model Pengembangan Motorik Pada Siswa Sekolah Dasar. Jakarta: Dirjen Olahraga Depdiknas Ridwan, 2004. Statistika Untuk Lembaga dan Instansi Pemerintahan/Swasta. Bandung: Alfabeta Rusli, Lutan, 2002. Azas-azas Pendidikan Jasmani. Jakarta: Dirjen Olahraga Suharno, 1986. Ilmu Pelatihan Olahraga. Yogyakarta: Yayasan STO Undang-undang No.23 tahun 2003. Tentang Fungsi dan Tujuan Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: BP Cipta Jaya 15