ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETERNAK DAN BUKAN PETERNAK KAMBING DI KOTA KENDARI Oleh : Rosmawaty ) ABSTRACT The research objectives were to know : Differens incomes among households who effort and non effort of goats husbandry in Kendari city. This research was conducted in Kendari City, from August through September 009 with samples determined Random Sampling each others 30 persons of stockman and purposively to non stockman. Data were collected from direct of interview and analyzed with analysis of financial feasibility analysis and test-t. Results of this research were showed that : there was various real (significance) between household income who effort and non effort goats in Kendari city. It was based on test-t, where value of t-hit,6 more than t-table,67. Keywords: Analysis various income of households, stockman, non stockman,goat PENDAHULUAN Pembangunan sub sektor peternakan merupakan bagian integral dari pembangunan pertanian dan merupakan pembangunan yang tak terpisahkan dari pembangunan nasional. Tujuan pembangunan peternakan adalah meningkatkan produksi ternak, meningkatkan kualitas pangan dan gizi, mengembangkan agribisnis peternakan dan mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya alam (Soehadji, 994). Kambing adalah ternak ruminansia kecil yang dapat dijumpai di berbagai daerah di Indonesia, termasuk di Provinsi Sulawesi Tenggara. Kondisi lahan di daerah ini sebagian besar adalah lahan kering marginal, sehingga sangat cocok untuk pengembangan usaha peternakan kambing. Salahsatu daerah di Provinsi Sulawesi Tenggara yang cocok untuk pengembangan usaha ternak kambing adalah Kota Kendari. Hal ini didukung ) Staf Pengajar Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Haluoleo Buletin Sosek, Edisi No 4 Tahun Ke 3 April 0, ISSN 40 4466 39
oleh luas lahan yang tersedia sebesar 9.587 Ha, dimana untuk lahan perkebunan seluas 4.3 Ha, lahan yang belum diusahakan 3.759 Ha, dan padang rumput yang masih tersedia 69 Ha (BPS Kota Kendari, 007). Jumlah penduduk Kota Kendari pada tahun 007 mencapai 5.477 jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk selama kurun waktu tahun 005 sampai dengan tahun 007 sebesar,8% pertahun (BPS Kota Kendari, 007). Hal tersebut akan mengakibatkan permintaan daging termasuk daging kambing dari tahun ke tahun akan mengalami peningkatan. Meningkatnya permintaan daging kambing tersebut tidak bisa dipisahkan dengan kondisi sosial budaya masyarakat, dimana ternak kambing dijadikan sebagai salah satu hewan kurban yang dibutuhkan oleh umat Islam terutama pada setiap musim lebaran haji (Hari Raya Idul Adha), serta dijadikan sebagai persyaratan yang harus dipenuhi pada acara akikah. Selain itu daging kambing dan berbagai produk olahannya, seperti sate dan aneka masakan yang berasal dari daging kambing, sangat digemari masyarakat. Bertambahnya permintaan atau jumlah kebutuhan daging kambing dari tahun ke tahun, jika tidak diimbangi dengan upaya peningkatan populasi dan perbaikan produktivitas usaha ternak kambing, akan menjadi ancaman yang lebih parah lagi bagi terkurasnya jumlah populasi ternak kambing di Kota Kendari. Menurut Rachbini (996), dari sisi permintaan pasar dalam negeri merupakan potensi yang sangat besar bagi usaha sub sektor peternakan. Besarnya peranan pasar domestik disebabkan bertambahnya jenis bahan makanan yang dikonsumsi masyarakat, sehingga terjadi peningkatan permintaan terhadap bahan makanan terutama bahan pangan asal hewan. Pemeliharaan ternak kambing di Kota kendari sebagian besar masih merupakan peternakan rakyat yang umumnya dilakukan secara ekstensif tradisional dan sebagian besar masih diusahakan secara sambilan. Hal ini disebabkan karena berbagai keterbatasan seperti : modal, pengetahuan dan keterampilan serta belum adanya perencanaan yang matang dalam Buletin Sosek, Edisi No 4 Tahun Ke 3 April 0, ISSN 40 4466 40
pengelolaan usaha, baik dalam hal pengadaan sarana produksi (bibit, pakan, dan obat-obatan), proses budidaya maupun perencanaan pemasaran. Dalam kondisi yang demikian, maka sulit mengharapkan produktivitas ternak kambing akan tinggi, mengingat peternak belum memiliki visi dan orientasi bisnis yang kuat dalam mengelola dan mengembangkan usaha ternaknya. Pemeliharaan ternak kambing yang dilakukan secara ekstensif tradisional akan berdampak pada rendahnya efisiensi pengelolaan usaha ternak kambing. Pemberian pakan yang dilakukan peternak umumnya tanpa memperhitungkan kebutuhan standar gizi, bahkan sering dijumpai kambing dilepas begitu saja untuk mencari makan sendiri. Disamping itu tatalaksana pemeliharaannya tidak terprogram dengan baik dan kandangnya hanya dibuat sekedar tempat berlindung dari teriknya matahari diwaktu siang dan udara yang dingin diwaktu malam hari. Perhatian terhadap mutu bibit juga kurang, karena tanpa melalui seleksi yang baik sehingga tingkat kematian ternak kambing akibat penyakit lebih tinggi. Kondisi ini mengakibatkan rendanya produktivitas usaha ternak kambing yang pada akhirnya akan menyebabkan rendahnya pendapatan yang diterima peternak dan minimnya kontribusi pendapatan usaha ternak kambing terhadap pendapatan rumah tangga peternak. Berdasarkan uraian di atas, maka perlu dilakukan penelitian mengenai perbedaan pendapatan rumah tangga peternak dan bukan peternak kambing di Kota Kendari. METODOLOGI PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kota Kendari yakni Kecamatan Abeli dan Kecamatan Kendari yang berlangsung selama dua bulan yaitu dari bulan Agustus sampai dengan bulan Septembar 00. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara purposive yang didasarkan atas pertimbangan bahwa Kecamatan Abeli dan Buletin Sosek, Edisi No 4 Tahun Ke 3 April 0, ISSN 40 4466 4
Kecamatan Kendari merupakan Kecamatan yang populasi ternak kambing terbanyak di Kota Kendari. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peternak kambing di Kecamatan Abeli dan Kecamatan Kendari yang berjumlah 05 KK. Penentuan sampel untuk peternak dilakukan secara random sampling yakni dengan mengambil sampel secara acak berdasarkan umur usaha ternak kambing umur tahun sampai 6 tahun masing-masing 5 orang peternak, sehingga jumlah sampel peternak sebanyak 30 orang. Sedangkan penentuan sampel bukan peternak dilakukan secara purposive, yang mana sampel yang dipilih berdasarkan tempat tinggal yang berdekatan diambil sebanyak 30 orang. Dengan demikian jumlah sampel penelitian seluruhnya sebanyak 60 orang. Pengumpulan data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berasal dari dua sumber yaitu : Data Primer, yaitu data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan responden melalui kuesioner. Sedangkan data Sekunder, yaitu data yang diperoleh dari beberapa instansi terkait dengan penelitian ini seperti Dinas Pertanian, peternakan dan kehutanan Kota Kendari, Biro Pusat Statistik dan Lembaga Penelitian yang terkait. Metode Analisis Data yang telah dikumpulkan selanjutnya dianalisis berdasarkan analisis berikut : Untuk mengetahui perbedaan pendapatan rumahtangga peternak kambing dan bukan peternak kambing digunakan uji-t menurut Sudjana (99) dengan rumus sebagai berikut : Buletin Sosek, Edisi No 4 Tahun Ke 3 April 0, ISSN 40 4466 4
thitung ( n ) S X ( n n n X ) S x n n Dengan kriteria pengujian Terima H Tolak H0 Jika t hitung lebih besar dari t tabel (0,05) maka hipotesis diterima dan sebaliknya jika t hitung lebih kecil dari t tabel (0,05) maka hipotesis ditolak. Keterangan : X = rata-rata pendapatan rumahtangga peternak kambing (Rp/bulan) X = rata-rata pendapatan rumahtangga bukan peternak kambing (Rp/bulan) S = Simpangan baku/variasi pendapatan rumahtangga peternak kambing S = Simpangan baku/variasi pendapatan rumahtangga bukan peternak kambing n = jumlah sampel peternak kambing n = jumlah sampel bukan peternak kambing Analisis Pendapatan Usaha Ternak Kambing Dalam melakukan analisis pendapatan usaha ternak kambing yang dilakukan peternak kambing di Kota Kendari diperlukan dua hal yaitu keadaan biaya produksi atau pengeluaran selama proses produksi berlangsung dan keadaan penerimaan usaha ternak kambing.. Biaya Produksi Dalam penelitian ini komponen biaya yang diperhitungkan meliputi biaya pembelian pakan (hijauan unggul) dan obat-obatan. Besarnya biaya tersebut tergantung pada jumlah penggunaan dan harga setiap jenis input yang digunakan. Rincian mengenai besarnya penggunaan biaya oleh peternak responden dalam melakukan usaha ternak kambing disajikan pada Tabel. Buletin Sosek, Edisi No 4 Tahun Ke 3 April 0, ISSN 40 4466 43
Tabel. Penggunaan Biaya Produksi Oleh Peternak Responden di Kota Kendari Tahun 009 No Jenis Biaya Kisaran Tertinggi Terendah Rata-Rata Pakan 9.500 9.50 446.975 Obat-Obatan 65.000 0.000 6.67 3 Tenaga Kerja.368.800 9.600.064.667 Total.445.050.03.850.57.808 Tabel menunjukan bahwa biaya produksi yang dikeluarkan peternak responden dalam melakukan usaha ternak kambing rata-rata sebesar Rp.57.808 per tahun. Biaya terbesar yang dikeluarkan peternak responden adalah untuk tenaga kerja dan yang terkecil adalah biaya pembelian obat-obatan.. Penerimaan Usaha Ternak Kambing Penerimaan usaha ternak kambing yang dilakukan peternak responden berasal dari dua sumber yakni hasil penjualan kambing dan pupuk kandang. Hasil produksi ternak kambing yang dijual merupakan sumber penerimaan utama bagi usaha ternak kambing yang dikelola responden di Kota Kendari. Oleh karena itu besar kecilnya penerimaan yang diperoleh sangat tergantung pada jumlah produksi ternak kambing yang dijual dan harga hasil produksi ternak kambing yang berlaku di pasaran. Disamping itu penerimaan usaha ternak kambing juga diperoleh dari hasil penjualan pupuk kandang yang dihasilkan oleh ternak kambing selama proses produksi berlangsung. Besarnya jumlah penerimaan usaha ternak kambing disajikan pada Tabel. Tabel. Penerimaan Usaha Ternak Kambing Responden di Kota Kendari Tahun 009 No Sumber Penerimaan Kisaran Tertinggi Terendah Rata-Rata Penjualan Kambing.000.000 850.000 4.73.333 Penjualan Pupuk Kandang 980.000 0.000 368.000 Total.980.000 960.000 4.54.333 Buletin Sosek, Edisi No 4 Tahun Ke 3 April 0, ISSN 40 4466 44
Tabel menunjukan bahwa rata-rata total penerimaan peternak responden dari usaha ternak kambing sebesar Rp 4.54.333 per tahun atau Rp 378,444 per bulan. Penerimaan terbesar diperoleh peternak responden dari hasil penjualan ternak kambing. Dengan jumlah penerimaan yang demikian diharapkan mampu menutupi semua biaya produksi yang dikeluarkan peternak responden, sehingga dapat memperoleh keuntungan yang besar. 3. Pendapatan Usaha Ternak Kambing Pendapatan merupakan hasil pengurangan antara penerimaan dengan seluruh biaya yang dikeluarkan selama proses produksi berlangsung. Pendapatan yang diperoleh dapat memberikan gambaran tentang keadaan usaha ternak kambing responden di Kota Kendari. Gambaran mengenai rata-rata pendapatan usaha ternak kambing responden disajikan pada Tabel 3. Tabel 3 menunjukan bahwa jumlah pendapatan usaha ternak kambing responden rata-rata Rp.968.55 per tahun atau Rp 47.377 per bulan. Berdasarkan hasil analisis pendapatan ini dapat dikemukakan bahwa gambaran mengenai keadaan sekarang dan yang akan datang dari kegiatan usaha ternak kambing yang dilakukan peternak responden di Kota Kendari adalah cukup menguntungkan. Dengan demikian usaha ternak kambing mampu memberi kontribusi terhadap pendapatan rumah tangga peternak responden. Oleh karena itu peternak perlu meningkatkan pengelolaan usahanya secara intensif, agar pendapatan yang diperoleh lebih meningkat lagi Tabel 3. Rata-Rata Pendapatan Usaha Ternak Kambing Responden di Kota Kendari Tahun 009 No U r a i a n Jumlah (Rp/tahun) 3 Penerimaan Total Biaya Produksi Pendapatan ( ) 4.54.333.57.808.968.55 Buletin Sosek, Edisi No 4 Tahun Ke 3 April 0, ISSN 40 4466 45
4. Pendapatan Rumah Tangga Peternak dan Bukan Peternak Pendapatan peternak dan bukan peternak responden adalah imbalan yang diterima dari kegiatan usaha yang dikelola. Besar kecilnya pendapatan yang diterima responden tergantung dari kemampuan responden, baik peternak maupun bukan peternak dalam mengorganisir faktor-faktor produksi yang digunakan dalam melakukan kegiatan usaha. Besar kecilnya pendapatan yang diterima tersebut merupakan ukuran keberhasilan usaha yang dikelola responden. Pendapatan total rumah tangga peternak adalah pendapatan yang diperoleh peternak responden dari kegiatan usaha ternak kambing maupun dari luar usaha ternak kambing. Disamping bekerja sebagai peternak kambing, peternak responden rata-rata memiliki pekerjaan lain yakni sebagai petani/nelayan, sehingga mereka diharapkan memiliki pendapatan yang lebih besar dan mampu memenuhi seluruh kebutuhan anggota keluarganya. Sedangkan pendapatan responden bukan peternak rata-rata hanya berasal dari satu sumber yaitu dari pekerjaan pokok yang mereka lakukan. Pada umumnya pekerjaan pokok responden bukan peternak adalah sebagai petani/nelayan. Hasil penelitian menunjukan bahwa pendapatan total rumah tangga peternak responden berkisar antara Rp 673.804 sampai Rp.807.4 per bulan dengan rata-rata sebesar Rp.063.56 per bulan. Pendapatan peternak responden yang bersumber dari usaha ternak kambing rata-rata sebesar Rp 46.849 per bulan dan pendapatan yang berasal dari luar usaha ternak kambing rata-rata sebesar Rp 86.667 per bulan (Lampiran 5). Sedangkan total pendapatan rumah tangga responden bukan peternak berkisar antara Rp 500.000 per bulan sampai Rp.500.000 per bulan dengan rata-rata Rp 873.000 per bulan. Besarnya pendapatan rumah tangga responden, baik peternak maupun bukan peternak disajikan pada Tabel 4. Buletin Sosek, Edisi No 4 Tahun Ke 3 April 0, ISSN 40 4466 46
Tabel 4. Rata-Rata Pendapatan Rumah Tangga Peternak dan Bukan Peternak Responden di Kota Kendari Tahun 009 No Uraian Jumlah (Rp/bulan) Pendapatan Rumah Tangga Peternak.063.56 Pendapatan Rumah Tangga BukanPeternak 873.000 Selisih ( ) 43.56 Tabel 4 menunjukan bahwa pendapatan rumah tangga peternak responden lebih besar dari pendapatan responden bukan peternak dengan selisih Rp 90.56 per bulan. Hal tersebut menunjukan bahwa usaha ternak kambing yang dilakukan peternak responden mampu memberi kontribusi dalam meningkatkan pendapatan total rumah tangga peternak kambing di Kota Kendari. 5. Analisis Perbedaan Pendapatan Analisis perbedaan pendapatan antara peternak dan bukan peternak dilakukan dengan memperbandingkan antara total pendapatan rumah tangga peternak dan bukan peternak responden. Berdasarkan hasil uji-t diperoleh nilai t-hitung sebesar,6 lebih besar dari nilai t-tabel sebesar,67. Keadaan tersebut menggambarkan bahwa antara pendapatan rumah tangga peternak dengan pendapatan rumah tangga bukan peternak terdapat perbedaan yang signifikan atau nyata pada taraf kepercayaan 95% (α = 0,05). Berdasarkan hasil analisis pendapatan yang telah dikemukakan sebelumnya diketahui bahwa pendapatan rumah tangga peternak lebih tinggi daripada pendapatan rumah tangga bukan peternak. Pendapatan rumah tangga yang diterima peternak responden lebih tinggi, karena disamping mengusahakan ternak kambing, peternak responden juga memiliki sumber pendapatan lain yang memberikan pendapatan lebih besar. Sedangkan responden bukan peternak hanya memiliki satu sumber pendapatan rumah tangga saja. Walaupun pendapatan rumah tangga peternak yang diperoleh dari usaha ternak tidak terlalu besar namun mampu memberikan dampak yang positif dalam meningkatkan pendapatan rumah tangga peternak di Kota Kendari. Oleh karena jika rumah Buletin Sosek, Edisi No 4 Tahun Ke 3 April 0, ISSN 40 4466 47
tangga peternak hanya mengandalkan pendapatan dari luar usaha ternak kambing rata-rata sebesar Rp 86.667 per bulan, maka pendapatan tersebut akan lebih rendah dari pendapatan rumah tangga bukan peternak yang rata-rata Rp 873.000 per bulan. Namun besarnya pendapatan rumah tangga peternak yang berasal dari usaha ternak kambing rata-rata sebesar Rp.46.849 per bulan tidak akan mampu memenuhi kebutuhan hidup keluarga peternak. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Analisis Perbedaan Pendapatan Rumahtangga Peternak dan Bukan Peternak di Kota Kendari maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut Terdapat perbedaan yang nyata (signifikan) antara pendapatan rumahtangga yang mengusahakan dan yang tidak mengusahakan ternak kambing di Kota Kendari. Hal tersebut berdasarkan hasil uji-t dimana nilai t-hitung sebesar,6 lebih besar dari nilai t-tabel sebesar,67. S a r a n Dalam upaya untuk merubah pola dan struktur peternakan yang masih bersifat tradisional dalam rangka meningkatkan populasi ternak, maka saran yang dapat dikemukakan adalah : Perlunya penyuluhan intensif yang lebih luas dan terarah, khususnya teknis pemeliharaan ternak yang baik yang disesuaikan dengan kondisi ekonomi daerah setempat serta keterlibatan instansi yang berwenang dalam upaya meningkatkan populasi ternak sehingga mampu meningkatkan pendapatan usaha ternak kambing yang dikelola. Buletin Sosek, Edisi No 4 Tahun Ke 3 April 0, ISSN 40 4466 48
DAFTAR PUSTAKA Anonim. 007. BPS Sulawesi Tenggara.. Tahun 007 Bambang. 99. Memelihara Kambing sebagai ternak Potong dan perah. Penerbit Kanisius. Jakarta. Denie H, 008. Domba dan Kambing di Indonesia, Potensi, Masalah dan Solusi. Litbang. Jakarta. Hadianto, 984. Produktivitas Kambing dan Domba. Majalah Ayam dan Telur, Edisi April 984 No. 04 Th XII. Perhimpunan Perunggasan Indonesia (PPUI) Jakarta. Hardjosubroto, W., 994. Perbaikan Produksi Daging Kambing. IPB. Bogor. Hadisapoetra, 993. Biaya dan pendapatan Usahatani. Yogyakarta. Fakultas Pertanian UGM. Kadariah, 986. Evaluasi Proyek. Analisis Ekonomis. Jakarta. LPFE-UI Kartasapoetra G., 987. Marketing Produk Pertanian dan Industri. Rineka Cipta. Jakarta. Kotler P., 007. Manajemen Pemasaran : Analisis, Perencanaan, implementasi dan pengendalian. LPFE UI. Jakarta. Mubyarto, 989. Pengantar Ekonomi Pertanian. LP3ES. Jakarta. Soekartawi, 993. Prinsip Dasar Manajemen Pemasaran hasil-hasil Pertanian. Rajawali Press. Jakarta. -------------, 00. Agribisnis: Teori dan Aplikasinya. Raja Grafindo Persada. Jakarta. -------------, 00. Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian; Teori dan Aplikasinya. Rajawali. Edisi Revisi. Jakarta. Suharno B dan Nazarudin, 994. Ternak Komersil. Penerbit Swadaya. Jaka Buletin Sosek, Edisi No 4 Tahun Ke 3 April 0, ISSN 40 4466 49