BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel dan Definisi Operasional. antar variabel yang diteliti (Azwar, 2004).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel dan Definisi Operasional. 1 Identifikasi Variabel. variabel yang diteliti (Azwar, 2004).

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. variabel-variabel yang diambil dalam penelitian ini.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. numerikal (angka) yang diolah dengan metoda statistika.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel dan Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menghubungkan antara variabel X dan variabel Y. Penelitian dengan. B. Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. menjadi titik perhatian suatu penelitian (Suharsimi, 2009 : 96).

BAB III METODE PENELITIAN. Brand Image sedangkan variabel dependen (terikat) adalah Keputusan

BAB III METODE PENELITIAN. Identifikasi variable penelitian diuraikan berdasarkan hipotesis, yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. hubungan antara dua atau beberapa variabel. Dengan teknik korelasional seorang

BAB III METODE PENELITIAN. masalah dalam penelitian. Melalui penelitian manusia dapat menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Ghony rancangan penelitian adalah strategi suatu penelitian,

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah penelitian yang banyak

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kuantitatif korelasional adalah suatu penelitian untuk mengetahui hubungan dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menekankan pada analisis data-data numerikal (angka) yang diolah dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Variabel penelitian Dan Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. secara objektif (Notoatmodjo, 2005). mahasiswa semester akhir Fakultas Psikologi dan Kesehatan.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Dan Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. 1) Variabel Terikat (Dependent): Konflik Kerja (Y)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. menekankan analisisnya dalam bentuk data numerikal (Sumarsono, Kedua variabel tersebut seabagai berikut :

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif, yaitu penelitian yang prosesnya banyak menggunakan angkaangka

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tipe Penelitian. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. bisa dikatakan sebagai faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala

BAB III METODE PENELITIAN. menekankan analisisnya pada data-data numerical atau angka yang diperoleh

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif (komperatif). Desain

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. inferensial atau dalam rangka pengujian hipotesis sehingga diperlukan. kuantitatif maupun kualitatif (Azwar, 2004).

BAB III METODOLOGI. satu dari beberapa alternatif keputusan atau tindakan dimana tidak semua

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menekankan analisis pada data-data numerikal (angka) yang diolah dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti memperoleh jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan penelitiannya.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. mengetahui ada tidaknya hubungan Kontrol diri (variabel bebas) dan Perilaku

BAB 3 METODE PENELITIAN. analisisnya pada data data numerikal (angka angka) tentang perilaku. yang diolah dengan metode statistika (Azwar, 2010).

BAB III METODE PENELITIAN. ilmiah tidaknya suatu penelitian sangat tergantung pada metodologi yang

BAB III METODE PENELITIAN. independent (bebas) dan variabel dependet (terikat). Variabel bebas yaitu

METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengunakan metode penelitian kuantitatif sebagai upaya

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kejadian dengan melihat penyebab-penyebabnya. Teknik analisis komparasional

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif korelasional, yakni penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menghubungkan antara kelekatan pada guru ( X) dengan motivasi menghafal al-

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa variabel. Alat ukur yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. maka penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara dua variabel. B. Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif

variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Variable- variabel yang digunakan penelitian ini adalah Variabel (X) : kecerdasan emosional

BAB III METODE PENELITIAN. Korelasional bivariat kuantitatif, karena penelitian ini melibatkan satu

BAB III METODE PENELITIAN. diolah dengan metode statistika (Azwar, 2010). Variabel penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penerapan metode penelitian, yang digunakan adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. peraturan-peraturan yang terdapat dalam penelitian (Usman, 1996: 16).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel gaya

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. yang lama dengan menggunakan metode ilmiah serta aturan-aturan yang berlaku.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. numerik dan diolah dengan metode statistika serta dilakukan pada

BAB III METODE PENELITIAN. diperoleh signifikansi antar variabel yang diteliti (Azwar, 1998).

BAB III METODE PENELITIAN. akan memperoleh jawaban atau pertanyaan-pertanyaan dalam penelitiannya.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif korelasional

BAB III METODE PENELITIAN. empiric mengenai hubungan dalam masalah tersebut. Rancangan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Pendekatan dan jenis penelitian. penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data numerikal atau

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah :

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. B. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. bebas dan satu variabel tergantung. Variabel-variabel tersebut adalah sebagai

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti. Angka-angka yang terkumpul sebagai hasil penelitian kemudian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian akan dilakukan di SMP Methodist-an Pancurbatu.

BAB III METODE PENELITIAN. a. Desain Penelitian. pengguna facebook yang memiliki tipe kepribadian ekstrovert dan introvert.

BAB III METODE PENELITIAN. berdasarkan angka-angka yang diperoleh dari hasil analitik statistik

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data numerik dan diolah

BAB III METODE PENELITIAN. dibuat secara sistematis dan logis, sehingga dapat dijadikan pedoman yang. betul-betul dan mudah diikuti secara mendasar.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel dan Definisi Operasional 1 Identifikasi Variabel Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan merupakan penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data numerik dan diolah dengan metode statistika serta dilakukan pada penelitian inferensial atau dalam rangka pengujian hipotesis, sehingga diperoleh signifikansi antar variabel yang diteliti (Azwar, 2004). Dalam penelitian ini, korelasi digunakan untuk melihat hubungan antar variabel. Variabel-variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah: Variabel Bebas (X) : Attachment Ibu Variable Terikat (Y) : Kecerdasan Emosi 2 Definisi Operasional 1. Attachment Ibu Attachment Ibu adalah Ikatan emosional antara remaja dengan ibu yang terbentuk sejak kecil yang memiliki arti khusus sehingga menimbulkan responsivitas remaja terhadap ibu sebagai figur lekatnya. Variabel ini di ukur dengan skala Attachment Ibu dan dimensi yang akan digunakan adalah: a. Komunikasi (comunication) b. Kepercayaan (trust) 53

54 c. Keterasingan (alienation) 2. Kecerdasan Emosi kecerdasan emosi merupakan bagian dari kecerdasan sosial yang melibatkan kemampuan memantau perasaan sosial, kemampuan dalam mengenali, mengelola dan mengendalikan emosi pada diri sendiri, memahami perasaan orang lain, menjalin hubungan yang baik dengan orang lain, memecahkan masalah, berpikir realistis serta menempatkan emosi dalam porsi yang tepat. Variabel ini di ukur dengan skala kecerdasan emosi. B. Populasi dan Sampel 1. Populasi Menurut Sugiono (2014) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkn oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Penelitian ini adalah penelitian populatif dimana populasi dalam penelitian ini adalah Remaja Mts Akselerasi. Pondok pesantren Hasanah (disamarkan) yang merupakan pesantren di Gresik. Menurut Goleman (2000) salah satu aspek Kecerdasan Emosi adalah kemampuan membina hubungan dengan orang lain yakni keberhasilan hubungan antar pribadi. Dari Hasil observasi dan wawancara yang ditemukan oleh peneliti menyatakan bahwa akselerasi memiliki kegiatan yang padat dari pagi hingga malam, akselerasi mempunyai waktu yang lebih lama untuk belajar

55 dan sering kehilangan waktu untuk berinteraksi dengan orang lain, yang menjadikan akselerasi kurang akrab dengan anak regular. Meskipun dalam satu lingkungan pondok pesantren, kamar untuk anak akselerasi dengan anak regular dibedakan, ini yang mendukung adanya kesenjangan. Dari hasil observasi dan wawancara tersebut, pondok pesantren hasanah menjadi lokasi penelitian. Dalam angkatan anak akselerasi di pondok pesantren tersebut ada 7 angkatan, 2 kelas Mts, 3 kelas MA, dan 2 yang Inkafa Perguruan Tinggi. Jumlah populasi anak akselerasi yang duduk dibangku Madrasah Tsanawiyah sebanyak 70 anak, 35 anak di kelas VIII dan 35 anak di kelas IX dimana santri tersebut memiliki karakteristik populasi sebagai berikut: 1. Subjek adalah Perempuan dan menjadi siswi di Mts. Pondok Pesantren Hasanah. Menurut Kartono (2006), sifat remaja perempuan cenderung mengindefikasikan seseorang atau beberapa pribadi, suka berfantasi, subyektifitas yang besar, introvert, pasif, memiliki intuisi yang tajam dan rela berkorban demi orang yang dicintainya. Dari hasil observasi peneliti, kamar akselerasi di pondok putri dibedakan dengan kamar anak regular, ini membuat anak akselerasi memiliki jarak sehingga kurang memiliki keakraban dan penyesuaian yang baik dengan siswi regular begitupun sebaliknya. Sedangkan di pondok

56 putra hal tersebut tidak terjadi, anak akselerasi terlihat memiliki penyesuaian yang baik dengan anak regular. 2. Subjek berusia antara 12-15 tahun Monks (1999) menjelaskan bahwa remaja awal berusia antara 12-15 tahun. Menurut Ali (2004), selama periode remaja awal ini perkembangan fisik yang semakin tampak adalah perubahan fungsi alat kelamin. Karena perubahan alat kelamin semakin nyata, remaja seringkali mengalami kesukaran dalam menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan itu. Akibatnya, tidak jarang mereka cenderung menyendiri sehingga merasa terasing, kurang perhatian dari orang lain, atau bahkan merasa tidak ada orang yang mau memperdulikannya. 3. Subjek tinggal di Pondok Pesantren minimal 2 tahun Kehidupan santri di pesantren menurut Bashori (2003) berada dalam suatu komunitas khas, dengan kyai, ustadz, santri dan pengurus pesantren, berlandaskan nilainilai agama islam lengkap dengan norma-norma dan kebiasaan tersendiri. Keadaan di pesantren dengan peraturan dan kondisi yang berbeda di rumah bisa menjadi sumber tekanan (stressor) sehingga dapat menyembabkan stress. Akibat buruk stress adalah kelelahan hingga mengakibatkan

57 turunnya produktivitas dalam belajar maupun aktivitas pribadi (Rumiani, 2006) Perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungan pondok pesantren dapat menimbulkan stress pada masa awal sekolah (Widiastono, 2001). Hal tersebut sesuai dengan ungkapan salah satu pengajar di Pondok Pesantren Hasanah (disamarkan) Gresik: Kebanyakan santri yang gak betah disini ya kelas satu, kelas dua masih ada sebagian yang masih ngerasa gak betah, maklumlah karena mungkin tahun-tahun pertama masih labil lebih-lebih untuk anak usia remaja 4. Aktif mengikuti kegiatan yang ada di pondok dan sekolah Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa karakteristika subjek yang akan diteliti adalah siswi Mts. Ponpes Hasanah, usia minimal 12 tahun, tinggal di pondok minimal 2 tahun dan aktif mengikuti kegiatan di pondok maupun di sekolah. 2. Sampel Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2005). Sampel terdiri dari bagian populasi terjangkau yang dapat dipergunakan sebagai subjek penelitian melalui sampling. Menurut Arikunto (2010), sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Untuk menentukan besarnya sampel apabila subjek

58 kurang dari 100. Sampel dalam penelitian ini adalah 70 siswi, maka lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya penelitian populasi. C. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan Skala Likert. Skala Likert merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan memberikan atau menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden dengan harapan memberikan respons atas daftar pertanyaan tersebut. Daftar pertanyaan dapat bersifat terbuka, yaitu jika jawaban tidak ditentukan sebelumnya oleh peneliti dan dapat bersifat tertutup, yaitu alternatif jawaban telah ditentukan sebelumnya oleh peneliti. Adapun instrumen daftar pertanyaan dapat berupa pertanyaan (berupa isian yang akan diisi oleh responden), checklist (berupa pilihan dengan cara memberi tanda pada kolom yang disediakan), dan skala (berupa pilihan dengan memberi tanda pada kolom berdasarkan tingkatan tertentu (Noor, 2011). Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah Skala Likert. Model skala ini yang digunakan pada Skala Attachment Ibu dan Skala Kecerdasan Emosi pada remaja yang memiliki empat kategori jawaban dan item-item dalam skala ini dikelompokkan dalam item favorable serta unfavorable dengan skor: Tabel 1 Skor item favorable dan unfavorable SS Sangat Sesuai 4 1 S Sesuai 3 2 TS Tidak Sesuai 2 3 STS Sangat Tidak Sesuai 1 4

59 Skala likert ini meniadakan kategori jawaban di tengah (R) berdasarkan tiga alasan : 1. Kategori undecided itu mempunyai arti ganda, bisa diartikan belum dapat memutuskan atau memberi jawaban (menurut konsep asli bisa diartikan netral, setuju tidak, tidak setujupun tidak, atau bahkan ragu-ragu). 2. Tersedianya jawaban di tengah itu menimbulkan kecenderungan jawaban ke tengah (central tendency effect), terutama bagi mereka yang ragu atas arah jawabannya ke arah setuju ataukah ke arah tidak setuju. 3. Maksud kategori jawaban SS, S, TS, STS adalah terutama untuk melihat kecenderungan pendapat responden ke arah setuju atau ke arah tidak setuju. Oleh karena itu peneliti menghilangkan jawaban R (ragu-ragu). Dikhawatirkan responden yang belum bisa memutuskan untuk memberikan jawaban netral akan menimbulkan kecenderungan jawaban ke tengah. Selain itu untuk melihat kecenderungan jawaban ke arah setuju dan tidak setuju. 1 Skala Attachment Ibu penelitian ini diukur dengan menggunakan skala Attachment Ibu yang disusun oleh peneliti, sesuai dengan teori yang dikembangkan oleh Armsden dan Greenberg (2009) dan berdasarkan paradigma teori kelekatan (Attachment) pada Bowlby, yang menjelaskan tentang dimensi

60 attachment yaitu: komunikasi, kepercayaan, dan keterasingan. Skala ini merupakan skala tertutup dengan menggunakan empat kategori jawaban yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS). Skala memiliki dua macam aitem, favorable dan unfavorable. Penilaian jawaban untuk aitem favorable adalah 4 untuk pilihan Sangat Setuju (SS), 3 untuk pilihan jawaban Setuju (S), 2 untuk pilihan jawaban Tidak Setuju (TS), 1 untuk pilihan jawaban Sangat Tidak Setuju (STS). Sedangkan penilaian jawaban unfavorable adalah 1 untuk pilihan Sangat Setuju (SS), 2 untuk pilihan jawaban Setuju (S), 3 untuk pilihan jawaban Tidak Setuju (TS), 4 untuk pilihan jawaban Sangat Tidak Setuju (STS). Blue print untuk skala Attachment Ibu dapat dilihat pada tabel: Tabel 2 Blueprint Skala Attachment Ibu No Dimensi Indikator Jenis Item Jumlah 1 Komunikasi (Comunication) 2 Kepercayaan (Trust) 3 Keterasingan (Alienation) Mengomunikasikan masalah dengan ibu Adanya usaha ibu untuk berkomunikasi Percaya bahwa ibu memahami dan menghargai dirinya Merasa dikucilkan dan tidak diperhatikan Merasa marah kepada ibu F 1, 3, 7, 9,10, 22, 28, 30,34 2, 4, 5, 6, 11, 25, 26, 27, 32, 35 12, 13, 14, 15, 16, 17, 29, 33 UF 31 10 8 10 18 9 19, 20 24 3 21 23 3

61 2 Skala Kecerdasan Emosi Kecerdasan Emosi dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan skala Kecerdasan Emosi yang disusun peneliti berdasarkan 5 aspek kecerdasan emosi dari Goleman (2000) yaitu mengenali emosi diri, mengelola emosi diri, memotivasi diri sendiri, empati atau mengenali emosi orang lain, dan membina hubungan dengan orang lain atau ketrampilan sosial. Skala ini merupakan skala tertutup dengan menggunakan empat kategori jawaban yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS). Skala memiliki dua macam aitem, favorable dan unfavorable. Penilaian jawaban untuk aitem favorable adalah 4 untuk pilihan Sangat Setuju (SS), 3 untuk pilihan jawaban Setuju (S), 2 untuk pilihan jawaban Tidak Setuju (TS), 1 untuk pilihan jawaban Sangat Tidak Setuju (STS). Sedangkan penilaian jawaban unfavorable adalah 1 untuk pilihan Sangat Setuju (SS), 2 untuk pilihan jawaban Setuju (S), 3 untuk pilihan jawaban Tidak Setuju (TS), 4 untuk pilihan jawaban Sangat Tidak Setuju (STS). Blue prit untuk skala Kecerdasan Emosi dapat dilihat pada tabel:

62 Tabel 3 Blueprint Skala Kecerdasan Emosi No Aspek Indikator Jenis Item Jumlah F UF 1 Kemampuan Mengenali Emosi diri 2 Kemampuan Intrapersonal Mengelola Emosi 3 Kemampuan Memotivasi Diri Sendiri 4 Kemampuan Mengenali Emosi atau berempati Interpersonal dengan Orang Lain 5 Kemampuan berhubungan dengan orang lain 1, 2, 3, 5, 6, 7 8, 4 8 9, 10, 11, 14 6 12, 13 15,16,17,19 18, 20 6 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27 29, 30, 31, 33, 35 28 8 32, 34 7 D. Validitas dan Reliabilitas 1. Validitas Validitas adalah sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Valid tidaknya suatu alat ukur tergantung pada mampu tidaknya alat ukur tersebut mencapai tujuan pengukuran yang dikehendaki dengan tepat. (Azwar, 2000) Menurut kamus lengkap psikologi, validity mempunyai dua arti yaitu, validity merupakan sifat khusus satu proposisi atau dalil, alan logis dan seterusnya, yang didasarkan atas kebenaran atau yang konsekuen dengan fakta. Pengertian kedua yaitu, validity merupakan sifat suatu alat pengukur, bahwa alat-alat tersebut boisa mengukur menurut kenyataan seperti yang dikehendaki untuk diukur ( Chaplin, 2006)

63 Menurut Saifuddin Azwar (1986), validitas ini menunjukkan seberapa besar derajat skor alat tes berkorelasi dengan skor yang diperoleh dari tes lain yang sudah mantab, bila disajikan pada saat yang sama, atau dibandingkan dengan kriteria lain yang valid diperoleh pada saat yang sama. Suatu kesepakatan umum menyatakan bahwa koefisien validitas dianggap memuaskan apabila > 0,30. (Azwar, 2011). Dalam uji coba skala attachment ibu pada siswi dari 35 item terdapat 23 item yang memiliki Indeks daya item yang baik yakni 0, 30 dan > 0,30, yaitu: 1, 2, 3, 4, 9, 10, 11, 12, 13, 15, 16, 17, 19, 21, 22, 24, 25, 26, 27, 29, 30, 31 dan 33. Sedangkan 12 item yang tidak valid yaitu: 5, 6, 7, 8, 14, 18, 20, 23, 28, 32, 34 dan 35. Dalam uji coba skala kecerdasan emosi pada siswi dari 35 item terdapat 28 item yang memiliki Indeks daya item baik yakni > 0,30 yaitu: 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 9, 10, 11, 12, 13, 15, 16, 17, 19, 21, 22, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 33 dan 35. Sedangkan 7 item yang tidak valid yaitu: 8, 14, 18, 20, 23, 28, 32, dan 34. 2. Reliabilitas Reliabilitas atau keterandalan adalah indeks-indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya atau diandalkan. Hal ini berarti menunjukkan sejauh mana alat pengukur dapat dikatakan konsisten, jika dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama. Untuk diketahui bahwa perhitungan atau uji reliabilitas harus dilakukan pada pertanyaan yang telah dimiliki atau memenuhi uji validitas,

64 jika tidak memenuhi syarat uji validitas, maka tidak perlu diteruskan. (Noor, 2011) Reliabilitas berasal dari kata Reliability yang memiliki nama lain keterpercayaan, keterandalan, keajegan, konsistensi dan kestabilan. Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi, yaitu mampu memberikan hasil ukur yang terpercaya atau disebut sebagai reliable (Azwar, 2008). Arikunto, (1998), menyatakan bahwa dalam penelitian koefisien alat ukur yang diperlukan minimal sebesar 0,7. Karena dalam penelitian ini menggunakan instrumen penelitian berupa kuisioner, maka uji reliabilitas dapat dilakukan dengan menggunakan rumus alpha. Reliabilitas dilakukan dengan konsistensi internal yaitu menggunakan teknik Cronbach Alpha dengan tujuan mengukur penyimpangan skor yang terjadi karena faktor waktu pengukuran atau faktor perbedaan subyek pada waktu pengukuran yang sama (Azwar, 2008). Pengujian reliabilitas dilakukan dengan bantuan program SPSS for Windows versi 16.00. Hasil uji reliabilitas skala attachment ibu dan kecerdasan emosi setelah dilakukan uji coba adalah: Tabel 4 Hasil Reliabilitas Skala Uji Coba No Variabel Cronbach s Alpha N of Aitem 1 Attachment Ibu 0,851 35 2 Kecerdasan Emosi 0,957 35 Pengujian reliabilitas di atas menunjukkan koefisien Cronbach s Alpha dari skala attachment ibu adalah 0,851 dan skala kecerdasan emosi

65 adalah 0,957, dimana nilai tersebut dapat dinyatakan reliabel sesuai dengan kaidah uji estimasi reliabilitas yang telah ditentukan. E. Analisis Data Penelitian ini menggunakan teknik analisis korelasi Product Moment dengan bantuan aplikasi SPSS for Windows versi 16.00.