HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP REMAJA PUTRI DALAM MENGHADAPI NYERI HAID (DYSMENORHEA) DI SDI AL AKBAR BANGSAL MOJOKERTO

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN PENGETAHUAN SISWI KELAS VIII TENTANG DISMINORE DENGAN PERILAKU DALAM UPAYA PENANGANAN DISMINORE DI SMPN 12 KOTA BATAM

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat dewasa, usia di mana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orangorang

HUBUNGAN TINGKAT DISMENOREA DENGAN PENGGUNAAN ANALGETIK PADA SISWA SMPN 4 PEUSANGAN KABUPATEN BIREUEN. Nurhidayati 1*)

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi pada waktu menjelang atau selama menstruasi, yang memaksa

BAB I PENDAHULUAN. sebelum dan selama menstruasi bahkan disertai sensasi mual. 1 Dalam istilah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terutama pada remaja putri yang nantinya akan menjadi seorang wanita yang

Hubungan Olahraga Dengan Kejadian Dismenorea Mahasiswi Tingkat 1 Akademi Keperawatan Pemkab Ngawi

BAB 1 PENDAHULUAN. ibu. Meskipun menstruasi adalah proses fisiologis, namun banyak perempuan

BAB I PENDAHULUAN. perhatian khusus pada masa remaja yang dimana terjadi proses pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja (pubertas) merupakan masa transisi antara masa anak dan dewasa

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah masa-masa yang akan dilalui dengan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menarche adalah haid yang datang pertama kali yang sebenarnya

SIKAP REMAJA PUTRI USIA TAHUN TENTANG MENARCHE DI SMP N BANDARKEDUNGMULYO KABUPATEN JOMBANG ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. hampir 90% wanita mengalami dismenore, dan 10-15% diantaranya

BAB I PENDAHULUAN. yang cepat, termasuk pertumbuhan serta kematangan dari fungsi organ reproduksi

Nurul Fatimah, Isy Royhanaty, Sawitry Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta, STIKES Karya Husada Semarang

BAB I PENDAHULUAN. Menstruasi atau haid atau datang bulan adalah perubahan fisiologis

Daftar Pustaka : 21 ( ) Kata kunci: Dismenore, Intensitas dismenore, Senam dismenore

HUBUNGAN STATUS GIZI DAN USIA MENARCHE DENGAN DISMENORHEA PRIMER PADA REMAJA PUTRI KELAS XI SMA NEGERI 15 PALEMBANG

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA DALAM MENGHADAPI DYSMENORRHEA PADA SISWI KELAS XI SMA NEGERI 3 SLAWI

Maria Ulfa dan Ika Agustina STIKes Patria Husada Blitar

PENGARUH DISMENORE TERHADAP AKTIVITAS PADA SISWI SMK BATIK 1 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perubahan biologis dan psikologis yang pesat dari masa kanak-kanak ke masa

BAB I PENDAHULUAN. kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik. Masa pubertas adalah

Rahmawati, Murwati, Henik Istikhomah Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan Kebidanan

BAB I PENDAHULUAN. menarche sampai menopause. Permasalahan dalam kesehatan reproduksi

BAB I PENDAHULUAN. Dismenore primer merupakan nyeri haid yang dijumpai tanpa kelainan pada

BAB I PENDAHULUAN. produksi zat prostaglandin (Andriyani, 2013). Disminore diklasifikasikan

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN MENSTRUASI TERHADAP UPAYA PENANGANAN DISMENORE PADA SISWI SMA NEGERI 1 BUNGKU TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dewasa, usia dimana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan 85% diantaranya hidup di negara berkembang. Di Indonesia,

HUBUNGAN ANTARA PENDIDIKAN ORANG TUA (IBU) DENGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG DISMENOREA DAN PENANGANANNYA DI MA AN-NUR KOTA CIREBON TAHUN 2016

IJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 3 No 1 - Januari 2016

BAB I PENDAHULUAN. distribusi lemak pada daerah pinggul. Selama ini sebagian masyarakat merasa

BAB I PENDAHULUAN. remaja yaitu perubahan perubahan yang sangat nyata dan cepat. Anak

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Masa ini merupakan masa peralihan manusia dari anak-anak menuju

HUBUNGAN DUKUNGAN ORANG TUA DENGAN SIKAP REMAJA PRE MENARCHE DI SMPN 1 BRATI

HUBUNGAN DISMENOREA TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR SISWI SMA MUHAMMADIYAH 5 YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI

Yuli S. BR Sitorus 1, Sri Rahayu Sanusi 2, Maya Fitria 2 ABSTRACT

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DISMENORHEA REMAJA PUTERI PADA SISWA KELAS X SMK TALAGA KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN dan 2000, kelompok umur tahun jumlahnya meningkat dari 21 juta

2016 GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA MADYA ( TAHUN ) TENTANG DYSMENORRHEA DI SMPN 29 KOTA BANDUNG

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI KELAS VI

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP REMAJA PUTRI TENTANG DISMENORE DI AKADEMI KEBIDANAN SARI MULIA BANJARMASIN ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. 50% perempuan disetiap dunia mengalaminya. Dari hasil penelitian, di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. atau adolescence. Menurut WHO (2007) masa remaja terjadi pada usia antara 10 24

2015 PERBED AAN TINGKAT D ISMENORE PAD A AKTIVITAS RINGAN, SED ANG, D AN BERAT ATLET WANITA KBB

BAB I PENDAHULUAN. punggung bagian bawah dan paha (Badziad, 2003). Dismenorea merupakan

PENGARUH SENAM DISMENORE TERHADAP PENURUNAN DISMENORE PADA REMAJA PUTRI DI DESA SIDOHARJO KECAMATAN PATI

2015 PROFIL KONSENTRASI BELAJAR SISWI YANG MENGALAMI DISMENORE

BAB I PENDAHULUAN. Remaja atau adolescence (Inggris), berasal dari bahasa latin adolescere

HUBUNGAN KECEMASAN REMAJA DENGAN KEJADIAN DISMENOREA PADA SISWI SMP X BANDUNG

PENGETAHUAN MENSTRUASI REMAJA YANG MENGALAMI SUBSTITUSI POLA ASUH PADA KELUARGA TKI. Hery Ernawati

BAB I PENDAHULUAN. Nyeri haid atau dismenore merupakan keluhan yang sering dialami wanita

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial.

ABSTRAK FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI GANGGUAN MENSTRUASI PADA SISWI KELAS 2 SMA X KOTA BANDUNG TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. fisik seperti sakit perut, jantung berdebar, otot tegang dan muka merah. Lalu

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa fase perkembangan dinamis dalam

BAB I PENDAHULUAN. anak mulai berpikir secara konkrit dan rasional. Pada usia sekolah dasar

BAB I PENDAHULUAN. perempuan. Menstruasi pertama kali disebut dengan menarche (Wong,2008).

2013 GAMBARAN TINGKAT STRES PADA ANAK USIA SEKOLAH MENGHADAPI MENSTRUASI PERTAMA (MENARCHE) DI SEKOLAH DASAR NEGERI GEGERKALONG GIRANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN SIKAP MAHASISWI KEPERAWATAN SI DALAM MENGATASI DISMENORE

BAB 1 PENDAHULUAN. Haid adalah perdarahan dari kemaluan yang terjadi pada seorang wanita yang

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak menuju

BAB I PENDAHULUAN. yaitu mengalami menstruasi atau haid. Menstruasi merupakan bagian dari proses

PERBEDAAN TINGKATAN NYERI DISMENORE DENGAN PERLAKUAN KOMPRES HANGAT PADA MAHASISWI DI STIKES MUHAMMADIYAH LAMONGAN. Fifi Hartaningsih, Lilin Turlina

BAB 1 PENDAHULUAN. dari masa kanak kanak ke masa dewasa, terutama perubahan alat reproduksi.

BAB I PENDAHULUAN. Data demografi menunjukkan bahwa populasi remaja mendominasi jumlah

HUBUNGAN AKTIVITAS OLAHRAGA DENGAN TINGKAT DISMENOREA PADA REMAJA PUTRI KELAS X DAN XI DI SMAN 1 TELADAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

[Jurnal Florence] Vol. VII No. 1 Januari 2014

BAB I PENDAHULUAN. dan 2011 yang memenuhi kriteria inklusi, dismenorea adalah salah satu

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI

PENGETAHUAN TENTANG JAMU SEBAGAI PEREDA NYERI HAID PADA SISWI SMA N 1 JATINOM KLATEN. Indri Kusuma Dewi 1 ) Bambang Yunianto 2 ) ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU REMAJA TERHADAP PERSONAL HYGIENE (GENETALIA) SAAT MENSTRUASI DI SMAN 2 CIKARANG UTARA TAHUN 2015

HUBUNGAN OLAHRAGA DENGAN TINGKAT DISMENOREA PADA SISWI KELAS II MTS DI ASRAMA SITI AISYAH MADRASAH MUALLIMAAT MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA TAHUN

PENGARUH PENGETAHUAN AKSEPTOR DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI IMPLANT. Yunik Windarti

BAB 1 PENDAHULUAN. seperti susah diatur dan lebih sensitif terhadap perasaannya (Sarwono, 2011).

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG MENSTRUASI DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI KELAS V SD MUHAMMADIYAH WIROBRAJAN 3 YOGYAKARTA

HUBUNGAN STRES BELAJAR DENGAN GANGGUAN MENSTRUASI PADA MAHASISWI PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN

PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN DEMONSTRASI PENANGAN DISMINORHEA PADA REMAJA SMP

BAB 1 PENDAHULUAN. Gangguan menstruasi menjadi masalah umum selama masa remaja, dapat

HUBUNGAN STRES BELAJAR DENGAN GANGGUAN MENSTRUASI PADA MAHASISWI PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN SEMESTER 2 STIKES AISYIYAH YOGYAKARTA TAHUN 2010

HUBUNGAN KADAR HEMOGLOBIN DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA SISWI KELAS XI SMA NEGERI 1 WONOSARI KLATEN

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL ORANG TUA DENGAN KESIAPAN REMAJA MENGHADAPI PUBERTAS DI SMP N 2 KASIHAN BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

Tingkat Pengetahuan Mahasiswi Akademi Farmasi Yamasi Makassar Terhadap Penanganan Nyeri Haid (Dysmenorrhea)

BAB I PENDAHULUAN. waktu menjelang atau selama menstruasi. Sebagian wanita memerlukan

BAB VI PEMBAHASAN. A. Pembahasan Univariat 1) Kejadian Dismenore Responden. yang tidak mengalami dismenore sebanyak 55 orang (55%).

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan seseorang. Usia remaja berlangsung antara umur tahun, dengan

HUBUNGAN PENGETAHUAN MAHASISWA KEBIDANAN TINGKAT III TENTANG SADARI DENGAN FREKUENSI MELAKUKAN SADARI. Nanik Nur Rosyidah

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Masa remaja sering disebut dengan masa pubertas. Dimana masa

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP DALAM PENANGANAN DISMENOREA DI SMPN 1 GODEAN SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Ini merupakan pertanda biologis dari kematangan seksual. Perubahan ini terjadi pada

BAB 1 PENDAHULUAN. produktif dan kreatif sesuai dengan tahap perkembangannya (Depkes, 2010).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TINGKATAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG PREMENSTENSION KELAS X

BAB 1 PENDAHULUAN. rawan terhadap stress (Isnaeni, 2010). World Health Organization (WHO) dan belum menikah (WHO dalam Isnaeni, 2010).

Hubungan Antara Status Gizi Dengan Usia Menarche Dini pada Remaja Putri di SMP Umi Kulsum Banjaran Kab. Bandung Provinsi Jawa Barat Tahun 2016

Transkripsi:

168 Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2017, hlm. 168 173 HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP REMAJA PUTRI DALAM MENGHADAPI NYERI HAID (DYSMENORHEA) DI SDI AL AKBAR BANGSAL MOJOKERTO (The Correlation of Knowledge and The Attitude of Girl In Facing Dysmennorea in SD Islam Al-Akbar Bangsal At Mojokerto) Farida Yuliani Poltekkes Majapahit Mojokerto email: farida_yuliani80@yahoo.co.id Abstract: Dysmenorea is menstrual pain that occured in girls. In Indonesia, the number of primarydysmenorea happen in 54,89% and the others are the type of patients facing menstrual pain. The design of the study was analytic. The independent variable was knowledge and the dependent variablewas the manner. The population was 35 students. The sampling technique used total sampling. The data observed and analyzed by Chi Square. The result of this study showed that good knowledge category was 51% and most of the respondent had positive manner in facing menstrual pain. Statical test used Chi Square test gets the result sig (2 talled)(0,026), so H1 accepted, if sig (2-tailed) <á so, based on Chi Square test showed us that H1 was accepted, it means the correlation between knowlwdge and the manner of girls in facing menstrual pain. We hope the health workers more actively in giving education about menstrual pain. Keywords: knowledge, pain, menstrual pain Abstrak: Dysmenorhea adalah nyeri haid yang sering dialami oleh perempuan, Di Indonesia angka kejadian dismenorea primer sebesar 54,89% sedangkan sisanya adalah penderita tipe sekunder. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dengan sikap remaja putrid dalam menghadapi nyeri haid. Jenis penelitian yang digunakan adalah analitik.variabel independent adalah pengetahuan dan dependent adalah sikap. Populasi berjumlah 35 orang, pengambilan sampel dilakukan secara total sampling. Data yang diperoleh kemudian diolah dan dianalisa dengan uji Chi square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan baik (51%), sebagian besar responden memiliki sikap positif dalam menghadapi nyeri haid.uji statistic dengan menggunakan Chi Square Test didapatkan hasil sig. (2 tailed) (0,026) sehingga H1 diterima jika Sig. (2-tailed) < á. Jadi berdasarkan hasil uji statistik tersebut H1 diterima artinya ada hubungan pengetahuan dengan sikap remaja putrid dalam menghadapi nyeri haid. Peran serta tenaga kesehatan sangat diharapkan dalam memberikan edukasi tentang permasalahan haid. Kata Kunci: Pengetahuan, sikap, nyeri haid Mentruasi adalah bentuk perubahan yang dialami setiap bulan oleh remaja putri yang dimulai sejak sekitar usia 10 tahun. Secara periodik, seorang wanita normal akan mengalami peristiwa reproduksi, yaitu menstruasi. Menstruasi adalah meluruhnya jaringan endometrium karena tidak adanya telur yang matang yang dibuahi oleh sperma. Peristiwa itu begitu wajar, sehingga dapat dipastikan bahwa semua wanita yang normal pasti akan mengalami proses itu. Walaupun begitu, pada kenyataannya banyak wanita yang mengalami masalah dengan menstruasi, salah satunya adalah nyeri haid (dysmenorhea). Namun tidak semua remaja putri mengetahui tentang nyeri haid dan solusinya. Ketidaktahuan mereka mengenai apa yang terjadi pada dirinya dan mengapa hal itu terjadi dapat menimbulkan rasa 168

Yuliani, Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Remaja Putri... 169 cemas dan takut. Mereka akan bertanya-tanya apakah perubahan itu merupakan suatu hal yang normal, sehingga kesemuanya ini bisa menimbulkan konflik diri (Okanegara, 2008). Di Indonesia angka kejadian dismenorea primer sebesar 54,89% sedangkan sisanya adalah penderita tipe sekunder (Sitorus, 2010). Menurut survei yang dilakukan Ayurai (2009) di SMA Negeri 3 Sidoarjo, didapatkan bahwa sebesar 90% siswi mengalami dismenorea dan sebanyak 70% siswi mengalami kecemasan. Hal ini disebabkan oleh salah satu faktornya yaitu kurangnya pengetahuan remaja tersebut tentang dismenorea (Ayurai, 2009). Studi pendahuluan dari beberapa siswa dengan cara wawancara tidak terstruktur mereka menyatakan belum mengetahui secara benar bagaimana mengatasi nyeri haid. Pengetahuan tentang dismenore pada remaja dianggap penting sehingga mereka dapat mengetahui dan dapat menyikapi dismenore dengan baik, sehingga dapat mencari jalan keluar yang terbaik dan tidak mengganggu aktivitas seharihari. (Sitorus, 2010). Untuk mengantisipasi nyeri haid primer, ada beberapa terapi yang dapat dilakukan, antara lain obat penghilang nyeri, seperti ibuprofen, ketoprofen dan naproxen, kompres dengan botol air panas, mandi air hangat juga dapat mengurangi rasa sakit, dan tentu saja menjalani pola hidup sehat dan berolah raga secara teratur. Sedangkan pada nyeri haid sekunder ditangani dengan mengidentifikasi dan mengobati sebab dasarnya. (Proverawati dan Maisaroh, 2009: 89). Remaja putri yang masih memiliki pengetahuan kurang dan sikap negatif tentang nyeri haid dapat ditangani dengan memberikan penyuluhan kesehatan tentang nyeri haid, sehingga mereka mengetahui dan akhirnya dapat menyikapi secara positif penanganan nyeri haid yang mungkin dialaminya. Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk meneliti lebih jauh tentang Hubungan pengetahuan dengan sikap remaja putri dalam menghadapi nyeri haid (dysmenorhea) di SDI Al Akbar Bangsal Mojokerto. BAHAN DAN METODE Jenis penelitian yang digunakan adalah analitik. Variabel independent dalam penelitian ini adalah pengetahuan remaja tentang nyeri haid dan variabel dependent nya adalah sikap remaja dalam menghadapi nyeri haid. Populasi berjumlah 35 orang, pengambilan sampel dilakukan secara total sampling. Data yang diperoleh kemudian diolah dengan menggunakan uji Chi Square, ditampilkan dalam bentuk distribusi frekuensi. HASIL PENELITIAN Tabel 1 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur No Umur f % 1. 10 Tahun 0 0 2. 11 Tahun 26 74,3 3. 12 Tahun 9 25,7 Berdasarkan Tabel 1 diketahui sebagian besar responden berumur 11 tahun (74,3%) Tabel 2 Karakteristik Responden Berdasarkan sumber informasi Sumber informasi f % Belum pernah 9 25,7 Teman/saudara 26 74,3 Berdasarkan Tabel 2 diketahui bahwa sebagian besar responden mendapat informasi dari teman/ saudara (74,3%). Tabel 3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pengetahuan tentang nyeri haid No Pengetahuan f % 1. Baik 18 51 2. Kurang 17 49 Berdasarkan Tabel 3 diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan baik tentang nyeri haid (51%) Tabel 4 Karakteristik Responden Berdasarkan sikap dalam menghadapi nyeri haid No Sikap f % 1. Positif 26 74,2 2. Negatif 9 25,8 Berdasarkan Tabel 4 diketahui sebagian besar responden memiliki sikap positif dalam menghadapi nyeri haid

170 Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2017, hlm. 168 173 Tabel 5 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan Pengetahuan Berdasarkan Tabel 5 menunjukkan bahwa responden yang memiliki pengetahuan baik, sebagian kecil memiliki sikap negatif sebanyak 6 responden (17,1%), responden yang memiliki pengetahuan baik, hamper setengahnya memiliki sikap positif sebanyak 12 responden (34,3%), responden yang memiliki pengetahuan kurang, sebagian kecil memiliki sikap positif sebanyak 4 responden (11,4%); dan responden yang memiliki pengetahuan kurang, sebagian kecil memiliki sikap negatif sebanyak 13 responden (37,1%) Berdasarkan uji statistic dengan menggunakan Chi Square Test didapatkan hasil sig. (2 tailed) (0,026). Ketentuan yang digunakan adalah H 1 diterima jika Sig. (2-tailed) <. Jadi berdasarkan hasil uji statistik tersebut H 1 diterima artinya ada hubungan pengetahuan dengan sikap remaja putrid dalam menghadapi nyeri haid (dysmenorhea) di SDI Al Akbar Bangsal Mojokerto. PEMBAHASAN Positif Sikap Negatif f % f % f % Baik 12 34,3 6 17,1 18 51,4 Kurang 4 11,4 13 37,1 17 48,6 Total 16 45,7 19 54,2 35 100 PengetahuanRemajatentangnyerihaid Total Berdasarkan Tabel 3 sebagian besar responden memiliki pengetahuan baik. Pengetahuan yang baik ini tercermin dari dari jawaban responden tentang definisi dan cara mengatasi keluhan yang dirasakan. Kurangnya pengetahuan responden tentang nyeri haid (dysmenorhea) tercermin dalam rendahnya skor responden pada pernyataan tentang pengertian nyeri haid khususnya nyeri haid tidak hanya terjadi pada saat menstruasi saja; gejala dan tanda nyeri haid, khususnya nyeri haid bisa menjalar ke punggung bagian bawah dan tungkai dan nyeri haid juga sering disertai oleh sakit kepala. Nyeri menstruasi atau dismenorea yakni nyeri menstruasi yang memaksa wanita untuk istirahat atau berakibat pada menurunnya kinerja dan berkurangnya aktifitas sehari-hari. Istilah dismenorea (dysmenorhea) berasal dari bahasa Greek yaitu dys (gangguan atau nyeri hebat atau abnormalitas), meno (bulan), dan rhea (flow atau aliran). Dismenorea adalah nyeri pada daerah panggul akibat menstruasi dan produksi zat prostaglandin. Seringkali dimulai segera setelah mengalami menstruasi pertama (menarche) (Proverawati dan Misaroh, 2009: 83). Dismenorea merupakan gangguan yang berkenaan dengan masa haid berupa rasa nyeri saat menstruasi. Perasaan nyeri pada waktu haid dapat berupa kram ringan pada bagian kemaluan sampai terjadi gangguan dalam tugas sehari-hari (Manuaba, 2009: 59). Menurut Proverawati dan Misaroh (2009: 87), salah satu ciri-ciri dismenorea primer adalah rasa nyeri timbul sebelum menstruasi atau di awal menstruasi. Berlangsung beberapa jam, namun adakalanya beberapa hari. Datangnya nyeri hilang timbul, menusuk-nusuk. Pada umumnya di perut bagian bawah, kadang menyebar ke sekitarnya (pinggang, paha depan). Adakalanya disertai mual, muntah, sakit kepala, diare. Tahu (know) (C1) merupakan tingkat pengetahuan paling rendah. Tahu artinya dapat mengingat atau mengingat kembali suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Ukuran bahwa seseorang itu tahu adalah ia dapat menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan dan menyatakan (Sunaryo, 2004: 25). Beda tipis antara jumlah responden yang memiliki pengetahuan baik dan tidak baik, hal ini dikarenakan sebagian besar responden belum pernah mendapatkan informasi mengenai disminorea. Usia sebagian besar responden menunjukkan usia yang baru saja mengalami menstruasi (menarche), sehingga pengalaman dalam masalah mengetahui hingga mengenali cara menangani nyeri haid masih belum terlalu mengetahui. Terlebih lagi pada masa ini, merupakan awal perubahan hormonal yang mempengaruhi seluruh fungsi tubuh, sehingga responden masih banyak yang bertanya-tanya yang dapat menimbulkan kecemasan akibat kurangnya pengetahuan tentang berbagai fungsi tubuh yang mengalami perubahan Berdasarkan wawancara dengan responden guru sekolah hanya memberikan sekilas mengenai menstruasi tanpa dijelaskan keluhan seputar menstruasi dan cara mengatasinya. Berbagai kendala diantaranya adalah ketidaktahuan dan anggapan di sebagian besar masyarakat bahwa pendidikan seks adalah tabu. Selain itu semakin majunya teknologi dan membaiknya sarana komunikasi mengakibatkan membanjirnya arus informasi dari luar yang sulit sekali diseleksi.

Yuliani, Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Remaja Putri... 171 Informasi yang diharapkan dapat memberikan arahan pada responden untuk mengetahui lebih baik akan nyeri haid lebih banyak didapatkan dari teman/ saudara bukan dari sumber terpercaya, seperti tenaga kesehatan atau orang tua. Hal ini disebabkan karena orang tua seringkali menganggap tabu membicarakan masalah yang berhubungan dengan kesehatan reproduksi. Selain itu, remaja sendiri biasanya lebih dekat dengan lingkungan sosialnya daripada dengan lingkungan keluarga. Padahal informasi yang didapat darit eman/saudara belum tentu memberikan informasi yang benar. Kurang baiknya sumber informasi yang diperoleh menyebabkan remaja kurang mengetahui tentang nyeri haid yang benar. Sikap Remaja Dalam Menghadapi Nyeri Haid Berdasarkan Tabel 4 diketahui bahwa hampir setengahnya responden berusia >30 tahun (47,8%). Usia adalah umur yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat ia akan berulang tahun. Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berpikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat yang lebih dewasa akan lebih dipercaya dari pada orang yang belum cukup tinggi tingkat kedewasaannya. Hal ini sebagai akibat dari pengalaman dan kematangan jiwanya. Dengan bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan dan pada aspek fisik dan psikologis (mental). Pertumbuhan pada fisik secara garis besar ada empat kategori perubahan pertama, perubahan ukuran, kedua, perubahan proporsi, ketiga, hilangnya ciri-ciri lama, keempat, timbulnya ciri-ciri baru. Ini terjadi akibat pematangan fungsi organ. Pada aspek psikologis atau mental taraf berpikir semakin matang dan dewasa. Usia adalah telah lama diketahui bahwa umur sangat berpengaruh terhadap proses reproduksi, umur dianggap optimal untuk reproduksi antara 20 35 tahun. Semakin tua atau dewasa seseorang atau mempresepsikan dirinya lebih muda terkena atau rentan terhadap kesakitan atau sakit dibandingkan dengan yang lebih muda usianya, sehingga dapat menjadi pendorong untuk terjadinya prilaku pencegahan. Survey wanita Indonesia yaitu umur < 20 tahun, 20 35 tahun, dan > 35 tahun (Dacosta, 2012). Berdasarkan Tabel 4 tentang sikap remaja putrid dalam menghadapi nyeri haid (dysmenorhea) menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki sikap positif dalam menghadapi nyeri haid (dysmenorhea) sebanyak 26 responden (74,2%). Sikap responden yang positif tampak pada skor hasil penelitian tentang penyebab nyeri haid, khususnya tentang pengobatan akan dapat menurunkan nyeri haid dan kram di perut adalah penyebab nyeri haid serta tentang faktor risiko nyeri haid, khususnya bahwa wanita yang mudah mengalami stress lebih sering mengalami nyeri haid. Dismenorea merupakan gangguan yang berkenaan dengan masa haid berupa rasa nyeri saat menstruasi. Perasaan nyeri pada waktu haid dapat berupa kram ringan pada bagian perut dan kemaluan sampai terjadi gangguan dalam tugas sehari-hari (Manuaba, 2009: 59). Menurut Manuaba (2008: 289), tanpa memandang penyebabnya, untuk sementara waktu dapat diberikan analgesik (antalgin, novalgin dan sebagainya). Kadang-kadang dengan pengobatan sederhana, dismenorea sudah dapat diatasi. Tetapi dalam hal tertentu dismenorea bukanlah masalah ringan tetapi memerlukan tindakan yang bersifat spesialistis. Menurut Proverawati dan Misaroh (2009: 87), penyebab pasti disminore primer hingga kini belum diketahui secara pasti (idiopatik), namun beberapa faktor yang mendukung sebagai pemicu terjadinya nyeri menstruasi, salah satunya stres. Remaja dan ibu-ibu yang emosinya tidak stabil lebih mudah mengalami nyeri menstruasi. Menurut Medicastore (2010), wanita yang mempunyai resiko menderita disminore primer salah satunya adalah yang menderita stres. Stres menimbulkan penekanan sensasi saraf-saraf pinggul dan otot-otot punggung bawah sehingga menyebabkan disminore. Remaja memiliki karakteristik social sebagai individu yang sangat mudah terpengaruh oleh lingkungan sekitar, dalam hal ini adalah teman/saudara. Remaja juga senang berkelompok dan memiliki aturan dalam kelompok-kelompok remaja yang akhirnya mempengaruhi pola komunikasi diantara mereka, danapa yang menjadi norma kelompok juga menjadi norma pribadi. Jika kelompoknya menganggap nyeri haid sebagai suatu hal yang biasa dan perlu disikapi secara positif dengan berusaha mengambil langkah untuk penanganannya, maka dimungkinkan seorang remaja juga beranggapan hal yang sama. Hal inilah yang menyebabkan remaja memiliki sikap positif tentang nyeri haid. Hubunganpengetahuandengansikap remaja putri dalam menghadapi nyeri haid (dysmenorhea) Berdasarkan Tabel 5 tentang hubungan pengetahuan dengan sikap remaja putri dalam menghadapi

172 Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2017, hlm. 168 173 nyeri haid (dysmenorhea) di SMPN 1 Mojoanyar Mojokerto menunjukkan responden yang memiliki pengetahuan baik, sebagian kecil memiliki sikap negatif sebanyak 6 responden (17,1%), responden yang memiliki pengetahuan baik, hampir setengahnya memiliki sikap positif sebanyak 12 responden (34,3%), responden yang memiliki pengetahuan kurang, sebagian kecil memiliki sikap positif sebanyak 4 responden (11,4%); dan responden yang memiliki pengetahuan kurang, sebagian kecil memiliki sikap negatif sebanyak 13 responden (37,1%). Berdasarkanujistatistikdengan menggunakan Chi Square Test didapatkan hasil sig. (2 tailed) (0,026). Ketentuan yang digunakan adalah H 1 diterima jika Sig. (2-tailed) <. Jadi berdasarkan hasil uji statistik tersebut H 1 diterima artinya ada hubungan pengetahuan dengan sikap remaja putri dalam menghadapi nyeri haid (dysmenorhea) di SDI Al Akbar Bangsal Mojokerto. Mann (1969) dalam menjelaskan bahwa salah satu komponen sikap adalah komponen kognitif yang berisi persepsi, kepercayaan dan stereotipe yang dimiliki individu tentang sesuatu. Sekali kepercayaan terbentuk, maka ia akan menjadi dasar pengetahuan seseorang mengenai apa yang dapat diharapkan dari objek tertentu (Azwar, 2008: 24-25). Pengetahuan dan sikap merupakan faktor predisposisi bagi terbentuknya perilaku (Notoatmodjo, 2007: 147). Katz (Walgito, 2003: 53 54) menyebutkan salah satu fungsi sikap, yaitu fungsi pengetahuan yang menunjukkan keinginan individu untuk mengekspresikan rasa ingin tahunya, mencari penalaran dan untuk mengorganisasikan pengalamannya. Pengetahuan tentang dismenore pada remaja dianggap penting sehingga mereka dapat mengetahui dan dapat menyikapi dismenore dengan baik, sehingga dapat mencari jalan keluar yang terbaik dan tidak mengganggu aktivitas sehari-hari. Sebab biasanya bila siswa mengalami dismenorea menyebabkannya tidak hadir atau izin pulang karena nyeri haid tersebut (Sitorus, 2010). Umur yang masih sangat muda dan sumber informasi yang terbatas tidak membuat remaja bersikap negatif, justru sebagian besar bersikap positif tentang disminorea yang bisa jadi karena mereka juga mengalami dan berusaha mengatasi masalah tersebut dengan terbuka dan berfikir positifdisamping pengetahuan remaja merupakan dasar bagi pembentukan perilaku, sedangkan sikap juga merupakan faktor predisposisi bagi pembentukan perilaku. Sehingga antara konsep pengetahuan dan konsep sikap memiliki arah yang sama yaitu sama-sama merupakan pra syarat bagi terjadinya perilaku. Hal inilah yang membuat pengetahuan dan sikap tentang nyeri haid (dysmenorhea) berhubungan. Pengetahuan yang baiktentang nyeri haid akan membuat remaja putri bersikap positif dengan menyadari dan berusaha mengetahui tentang penanganan nyeri haid agar tidak terjadi dampak negatif seperti sering tidak masuk sekolah, tidak ikut dalam kegiatan ekstrakurikuler dan sebagainya. Niven (2002: 42) berpendapat pembentukan sikap dipengaruhi oleh faktor-faktor: pengkondisian instrumen, model dan pengalaman langsung. Pengkondisian instrumen memiliki kata kunci untuk menjelaskan proses ini adalah imbalan. Misalnya, anak yang bersikap baik akan memperoleh hadiah dari orang tuanya dan demikian pula sebaliknya. Model memiliki kata kunci dari proses ini adalah meniru. Pembentukan model atau belajar dengan observasi adalah proses pembentukan sikap yang paling efektif. Pengalaman langsung merupakan pengalaman langsung dari suatu objek atau dirinya sendiri. Sikap yang didapatkan dari pengalaman langsung akan lebih kuat dan sulit untuk dilupakan dibanding sikap yang dibentuk dari pengalaman orang lain. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Pengetahuan tentang nyeri haid (Dysmenorhea) sangat penting diberikan kepada setiap remaja secara kontinu, agar remaja memiliki pengetahuan yang baik tentang menstruasi dan keluhan yang dihadapi Saran Institusi pelayanan dan tenaga kesehatan dapat merencanakan program rutin pemberian informasi dengan materi menstruasi baik kepada orang tua maupun responden. Bagi institusi pendidikan yang menjadi lokasi penelitian disarankan untuk memberikan informasi pada remaja putri tentang penatalaksanaan nyeri haid. DAFTAR RUJUKAN Azwar, Syaifudin. 2008. Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannya. Edisi 2. Cetakan XII. Jakarta: Pustaka Pelajar.

Yuliani, Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Remaja Putri... 173 Manuaba, Ida Ayu Chandranita, dkk. 2008. Gawat Darurat Obstetri Ginekologi dan Obstetri Ginekologi Sosial untuk Profesi Bidan. Jakarta: EGC Niven, Neil. 2002. Psikologi Kesehatan. Jakarta: EGC Notoatmodjo, Soekidjo. 2007). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta Okanegara. 2008. Remaja dan Perubahan Biopsikososial Proverawati, Atikah dan Siti Misaroh. 2009. Menarche, Menstruasi Pertama Penuh Arti. Yogyakarta: Nuha Medika Sitorus, Sony Bernike Magdalena. 2010. Dismenorea. Sunaryo. 2004. Psikologi Untuk Keperawatan. Jak arta: EGC.