BAB I PENDAHULUAN. Alquran ialah firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS RISIKO KUFUR NIKMAT

BAB I PENDAHULUAN. ibadah yang setiap gerakannya mengandung do a.1 Shalat adalah kewajiban

BAB I PENDAHULUAN. bahkan kata hikmah ini menjadi sebuah judul salah satu tabloid terbitan ibukota

BAB I PENDAHULUAN. perilakunya terhadap Tuhan dan implikasinya dalam interaksi sosial. 1

BAB I PENDAHULUAN. kehidupannya. Manusia membutuhkan rambu-rambu lalu lintas yang memberinya

BAB IV ANALISIS KOMPARATIF AL-QURT{UBI< DAN SAYYID QUT{B TELAAH AYAT-AYAT SAJDAH

Oleh: Rokhmat S. Labib, M.E.I.

TAWASSUL. Penulis: Al-Ustadz Muhammad As-Sewed

BAB I PENDAHULUAN. sebagai upaya untuk menyampaikan ajaran Islam kepada masyarakat. 1

BAB I PENDAHULUAN. Sungguh, al-quran ini memberi petunjuk ke (jalan) yang paling lurus... (Q.S. Al-Israa /17: 9) 2

BAB I PENDAHULUAN. kebathilan. Untuk mengungkap petunjuk dan penjelasan dari al-qur a>n, telah

BAB I PENDAHULUAN. Allah Swt. menciptakan makhluk-nya tidak hanya wujudnya saja, tetapi

ANALISIS RAGAM KALIMAT DAN HUBUNGAN MAKNA ANTARKLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK PADA TERJEMAHAN ALQURAN SURAT AR-RUM

BAB I PENDAHULUAN. sangat luas, sehingga tidak berlebihan, jika Alquran diibaratkan sebagai lautan

BAB 1 PENDAHULUAN. Qur an Melalui Pendekatan Historis-Metodologis, ( Semarang: RaSAIL, 2005), hlm

BAB I PENDAHULUAN. (bacalah) yang tertera dalam surat al- Alaq ayat 1-5. manusia dari segumpal darah melalui proses yang telah ditetapkan oleh Allah

Khatamul Anbiya (Penutup Para Nabi)

Mendidik Anak Menuju Surga. Ust. H. Ahmad Yani, Lc. MA. Tugas Mendidik Generasi Unggulan

BAB I PENDAHULUAN. merasakannya. Begitu pula bisa membaca Al-Qur an dengan fasih dan benar

BAB I LATAR BELAKANG PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur an, dan pasti Kami (pula) yang memeliharanya (Q.S. al-hijr/15: 9).

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk yang unik dan sangat menarik di mata manusia

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dapat dirasakan rahmat dan berkah dari kehadiran al-qur an itu. 1

BAB IV ANALISIS TERHADAP TAFSIR TAFSIR FIDZILAL ALQURAN DAN TAFSIR AL-AZHAR TENTANG SAUDARA SEPERSUSUAN

- Hakekat Tersembunyi Syi'ah Rafidhoh ٢

RAGAM DAN STRUKTUR FUNGSIONAL KALIMAT PADA TERJEMAHAN AL-QURAN SURAT AL-LAIL

BAB I PENDAHULUAN. penyajiannya, juga dalam pengolahan alur ceritanya, Al-Qura>n memiliki cara

BAB I PENDAHULUAN. kekuasaan Allah swt. Semata. Al-Qur an juga mengandung nilai-nilai dan. ajaran-ajaran yang harus dilaksanakan oleh manusia.

Kewajiban berdakwah. Dalil Kewajiban Dakwah

Diterjemahkan oleh : Abu Sa id Neno Triyono א א א.

BAB I PENDAHULUAN. Alquran adalah kala>mullah, firman Allah SWT. Ia bukanlah kata-kata

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Alquran yang secara harfiah berarti bacaan sempurna merupakan suatu

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan tersebut dan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu usaha yang bisa dilakukan oleh orang dewasa untuk memberi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam

FATWA FIQIH JINAYAH : BOM BUNUH DIRI Oleh: Nasruddin Yusuf ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Nama : Irma wati Kelas : XI IPA 2 Matpel : Pend. Agama Islam

Oleh: Rokhmat S Labib, MEI

BAB I PENDAHULUAN. diturunkan (diwahyukan) kepada Nabi Muhammad SAW dan ditulis di mushaf

Jika Beragama Mengikuti Kebanyakan Orang

BAB I PENDAHULUAN. Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan kata Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Hayyie Al-Kattani, Gema Insani Press, Jakarta, cet III, 2001, h Yusuf Qardhawi, Berinteraksi dengan Al-Qur an, Terj.

Kisah Kaum 'Aad. Khutbah Pertama:

PENGGUNAAN KATA TANYA/ ISTIFHANIAH DALAM ALQUR AN (SUATU KAJIAN TAFSIR TEMATIK DALAM TAFSIR AL MISHBAH PADA SURAT AL BAQARAH, ALI IMRAN, AN NISA )

"SABAR ANUGERAH TERINDAH"

BAB VI PENUTUP. Allah dalam juz amma dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Menurut pemikiran Hamka dan M. Quraish Shihab dalam kitabnya

BAB I. Aaditama, 1998), hlm Nasruddin Razak, Dienul Islam, (Bandung: PT. Al-Ma arif, 1989), hlm. 15

Al-Wadud Yang Maha Mencintai Hamba-Hamba-Nya Yang Shaleh

Macam-Macam Dosa dan Maksiat

BAB I PENDAHULUAN. lebih baik. Pada proses pembelajaran baca tulis Al-Qur an tersebut adalah dengan

I Perdebatan mengenai suatu masalah merupakan hal lumrah yang sering dijumpai dalam setiap perkumpulan. Perdebatan seputar soal duniawi hingga yang

Bimbingan Islam di Musim Hujan

Islam adalah satu-satunya agama yang haq dan diridhoi Alloh SWT yang. disampaikan melalui nabi Muhammad SAW kepada seluruh umat manusia agar

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan konsensus kaum muslimin. Ia dinamakan Al Fatihah (pembuka)

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kehidupan manusia. Adanya komunikasi mengisyaratkan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bidang keilmuan lainnya. Al-Qur an juga merupakan firman Allah

BAB V PENUTUP. maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Ayat-ayat kawniyyah dalam pandangan al-ra>zi> adalah ayat-ayat yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa bantuan

"PEMIMPIN ADIL NEGARA MAKMUR"

Doakan Orang Lain, Malaikat Mendoakanmu

?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

BAB I PENDAHULUAN. orang yang tidak hadir dalam tempat terjadinya pembicaraan. Dalam hal kegiatan

TALIM MADANI #12 IMAN KEPADA ALLAH (PERBEDAAN MALAIKAT DAN MANUSIA)

DAFTAR TERJEMAH. Alquran No Halaman Bab Terjemah 1

BAB III MENGANALISIS SURAT ABASA AYAT diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw. Surat ini di turunkan sesudah surat

BAB I PENDAHULUAN. hukum yang berlaku dalam Islam tidak boleh bertentangan dengan al-qur an. Di

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tidak mengenal ruang dan waktu, ia tidak dibatasi tebalnya

BAB I PENDAHULUAN. dengan surat al-fatihah dan di akhiri dengan surat al-anas. 1

BAB V IMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH

Menggapai Ridha Allah dengan Birrul Wâlidain. Oleh: Muhsin Hariyanto

KAYA TAPI ZUHUD. Oleh: Dr. Marzuki, M.Ag. (Dosen PKn dan Hukum FIS UNY)

PENDIDIKAN AKHLAK YANG TERKANDUNG DALAM SURAT AL-MAIDAH AYAT 8-11

keterpeliharaannya Al-Qur an. Allah berfirman:

METODE FULL COSTING DALAM PENETAPAN HARGA JUAL PADA USAHA KERUPUK RAMBAK DWIJOYO DESA PENANGGULAN KECAMATAN PEGANDON KABUPATEN KENDAL

TUGAS MATA KULIAH AL QUR AN AL-QURAN SEBAGAI PEDOMAN HIDUP. Dosen pengampu : Masyhudi Riaman, S.Pd. Disusun Oleh : Sahri Ramadani

BAB I PENDAHULUAN. sekaligus Rasul terakhir yaitu Muhammad Saw. dengan perantaraan malaikat Jibril,

Barangsiapa yang mengamalkan suatu amalan yang bukan urusan kami (tidak ada contohnya) maka (amalan tersebut) tertolak (Riwayat Muslim)

BAB I PENDAHULUAN. firman-firman Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dan

Persatuan Dalam al-quran dan Sunnah

E٤٨٤ J٤٧٧ W F : :

BAB I PENDAHULUAN. Bintang, hlm Zakiah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama, cet-17; Jakarta, PT Bulan

Ebooks. ا ا ا ل ال

TUGAS KITA SEBAGAI HAMBA ALLAH & UMMAT NABI. Tugas sebagai hamba ialah beribadah. QS 51. Adzariyat 56:

BAB I PENDAHULUAN. Al-Baqarah, Ayat 151, Al-Qur an Terjemah Kudus, Menara Kudus, 2006, Hal 23

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad yang tertulis di dalam mushaf-mushaf, yang diriwayatkan. dengan jalan mutawātir, dan yang membacanya dipandang beribadah.

Jika kamu mengikuti kebanyakan manusia di bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. [Q.S. 6 : 116]

5. Kisah-kisah dan Sejarah 5.1 Nabi Adam AS.

BAB I PENDAHULUAN. dipahami, sehingga terjadi integrasi antarsesama. manusia, bahasa juga digunakan oleh Allah Swt. untuk menyampaikan ajaran-

Berpaling Ketika Senang, Berputus Asa Ketika Susah

3 Wasiat Agung Rasulullah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Dalam merespon fenomena itu, manusia berpacu mengembangkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. memberikan bekal kepada peserta didik untuk memahami Al-qur an dan

BAB I PENDAHULUAN. Allah telah menjadikan bahasa Arab sebagai bahasa al-quran karena

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan umat manusia, dan usaha juga sangat menentukan pola hidup, corak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian dan Penegasan Judul

Keutamaan Kalimat Tauhid dan Syarat-Syaratnya

Membahas Kitab Tafsir

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Chapter 1 Yuk, Kenalan Sama Syukur!

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Alquran ialah firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui malaikat Jibril sebagai bukti bahwa rasul adalah utusan Allah. Semua firman itu terhimpun di dalam mushaf yang di awali dengan surat Al- Fa>tih}ah dan di tutup dengan surat An-Na>s, diriwayatkan secara mutawa>tir dari satu generasi ke generasi lain melalui lisan dan tulisan, serta senantiasa terpelihara keorisinilannya dari segala bentuk perubahan dan penukaran atau penggantian. 1 Fungsi ideal Alquran dalam realitasnya tidak begitu saja dapat diterapkan, tetapi membutuhkan pemikiran dan analisis yang mendalam. Tidak semua ayat Alquran yang tertentu hukumnya sudah siap pakai. Banyak ayat yang masih global dan mushtarak yang memerlukan pemikiran dan analisis khusus untuk menerapkannya. 2 Banyaknya ayat yang global ini tidaklah melemahkan peran Alquran sebagai sumber utama hukum Islam, tetapi malah menjadikannya bersifat universal. Keadaan ini menempatkan hukum Islam sebagai aturan yang bersifat takammul (sempurna) dalam artian dapat menempatkan diri dan mencakup segenap aspek kehidupan, bersifat wasat}iyah (seimbang dan serasi) antara 16. 1 Nashruddin Baidan, Wawasan Baru Ilmu Tafsir (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005), 2 Abd. Muin Salim, Metodologi Ilmu Tafsir (Yogyakarta: Teras, 2005), 26. 1

2 dimensi duniawi dan ukhrawi, antara individu dan masyarakat, dan juga bersifat h}arakah (dinamis) yakni mampu berkembang dan dapat diaplikasikan di sepanjang zaman. 3 Bahasa Alquran adalah mukjizat besar sepanjang masa, keindahan bahasa dan kerapian susunan kata-katanya tidak dapat ditemukan pada buku-buku bahasa Arab lainnya. 4 Gaya bahasa yang luhur dan mudah difahami merupakan ciri dari gaya bahasa Alquran. Karena dengan gaya bahasa yang demikian itulah Umar bin Khata>b dengan nikmat berupa hidayah dari Allah SWT masuk Islam setelah mendengar Alquran dibacakan oleh adiknya yang bernama Fa>t}}}}}}}}}}imah yakni awal surat T{o>ha>. Dalam kehidupan sehari-hari, sebagai manusia tidak terlepas adanya penggunaan nikmat yang diberikan Allah kepadanya. Nikmat adalah segala kebaikan yang membahagiakan yang diberikan kepada manusia. Nikmat merupakan segala pemberian Allah SWT yang dipandang baik dan memberi manfaat. Pemberian tersebut berupa rizki, anugerah, kebahagiaan, kekuasaan, kelembutan, kesehatan, kesenangan dan lain sebagainya. Imam Al-Ghozali mengatakan bahwa nikmat adalah setiap kebaikan, kelezatan, kebahagiaan bahkan setiap keinginan yang terpenuhi. 5 Segala yang diperoleh manusia melalui berbagai usaha adalah nikmat, sebab kemampuan dan semangat berusaha itu sendiri merupakan nikmat Allah SWT. Karena nikmat itu bersumber dari Allah SWT Yang Maha Suci dan Bersih, maka Islam mengajarkan agar nikmat itu diperoleh melalui usaha yang bersih 3 Ibid. 4 Abdul Djalal, Ulum Alquran (Surabaya: Dunia Ilmu, 2000), 281. 5 Departemen Agama RI, Alquran dan Hadith (Jakarta: Thoha Putra, 1997), 13.

3 pula, sesuai dengan ajaran Islam. Allah melarang umat-nya dalam mencari nikmat Allah SWT dengan usaha-usaha yang bertentangan dengan ajaran Islam. 6 Larangan tersebut disampaikan dalam beberapa ayat Alquran, antara lain: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu. 7 Sesungguhnya apa yang kamu sembah selain Allah itu adalah berhala, dan kamu membuat dusta. Sesungguhnya yang kamu sembah selain Allah itu tidak mampu memberikan rizki kepadamu. Maka mintalah rizki itu di sisi Allah, dan sembahlah Dia dan bersyukurlah kepada-nya. Hanya kepada- Nyalah kamu akan dikembalikan. 8 Nikmat Allah SWT yang diberikan kepada manusia sangat banyak dan tidak dapat dihitung walaupun dengan alat yang canggih sekalipun seperti super komputer yang mampu mencatat dan menyimpan milyaran data. Nikmat tersebut misalkan yang ada di dunia mulai dari yang kelihatan (kelihatan panca indra) sampai yang tidak kelihatan dan masih banyak lagi nikmat-nikmat-nya yang ada 6 Abdul Aziz Dahlan, Ensiklopedi Hukum Islam Cet. 1 (Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve, 1996), 1350. 7 Alquran, 4:29. 8 Ibid., 29:17.

4 di alam raya ini. Oleh karenanya, Allah memberi ultimatum kepada manusia untuk menghitung nikmat-nya. Hal ini sesuai dengan firman Allah: Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. 9 Bentuk nikmat yang diberikan kepada manusia bermacam-macam. Nikmat itu baik berupa jasmani maupun rohani. Pemberian nikmat tersebut kepada makhluk-nya tiada lain hanya mempunyai tujuan supaya beribadah semata-mata kepada Allah SWT. Dalam Alquran Allah berfirman: Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-ku. 10 Nikmat Allah yang diberikan kepada manusia sangat berpengaruh terhadap ketakwaan seseorang dalam menjalankan ibadah kepada Allah. Apabila iman seseorang lemah, maka lemah pula dalam menegakkan syariat Allah SWT. Sehingga penting dalam memahami dan menghayati nikmat untuk dapat menyelamatkan diri dari jurang yang namanya neraka. Sesuai firman Allah: Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang telah menukar nikmat Allah dengan kekafiran dan menjatuhkan kaumnya ke lembah kebinasaan? Yaitu neraka Jahannam, mereka masuk kedalamnya, dan itulah seburuk-buruk tempat kediaman. 9 Ibid., 27:18. 10 Ibid., 51:56.

5 Dari segala nikmat yang telah diberikan, Allah memerintah kepada makhluk-nya untuk bersyukur dan berterima kasih kepada-nya. Allah juga memperingatkan untuk selalu mengingat Allah dan melarang mengingkari nikmat-nya. Dalam Alquran Allah berfirman: Karena itu, ingatlah kamu kepada-ku niscaya aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-ku. 11 Mensyukuri nikmat yaitu menggunakan nikmat pemberian Allah untuk mengabdi dan beribadah kepada-nya, serta menggunakan nikmat tersebut sesuai dengan yang dikehendaki oleh-nya. Misalnya, Allah telah memberikan nikmat berupa mata, maka cara mensyukurinya yaitu dengan menggunakan mata tersebut untuk membaca Alquran, mengamati tanda-tanda kebesaran ciptaan Allah dan banyak lagi lainnya. Setiap nikmat yang disyukuri, Allah akan menambahkan nikmat-nya. Dalam suatu hadis yang diriwayatkan oleh Sa ad bin Abi>>>>>>> Waqa>s}}}}}} diterangkan bahwa dalam suatu perjalanan dari Makkah ke Madinah ketika mereka sampai di suatu tempat yang namanya Azwara, Rasulullah menadah tangan untuk berdoa. Setelah itu, Rasulullah bersujud dan memohon kepada Allah supaya umatnya diberi syafaat di akhirat kelak. Allah memberitahukan bahwa doanya akan diperkenankan sepertiganya, kemudian Rasulullah bersujud (sujud syukur) sebagai tanda terima kasih kepada Allah SWT. Kemudian Allah memberitahukan bahwa doanya akan dikabulkan dua pertiga. 11 Ibid., 2:152.

6 Maka Rasulullah sujud syukur kembali dan Allah SWT memberitahukan kembali bahwa permohonannya akan dikabulkan seluruhnya. Dengan wajah gembira Nabi SAW sujud syukur yang ketiga kalinya. Ujian tidak hanya terbatas dalam bentuk hal-hal yang merugikan atau yang dinilai negatif oleh seseorang, tetapi dapat juga nikmat. Alquran memerintahkan untuk mensyukuri nikmat yang telah diberikan oleh Allah sekaligus mengancam siksa yang berat bagi orang yang mengkufuri nikmat-nya. Allah berfirman dalam surat Ibra>hi>m ayat 7: Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-ku), Maka Sesungguhnya azab-ku sangat pedih". 12 Ayat di atas menjelaskan bahwa sesungguhnya orang yang sibuk mensyukuri nikmat Allah maka Allah menambah nikmat tersebut, sebaliknya apabila mengingkarinya maka siksa Allah sangatlah pedih. Ketika menjelaskan pahala bagi orang yang bersyukur, jelas dikatakan bahwa nikmat yang diberikan akan ditambah. Namun, ketika berbicara tentang kufur nikmat, tidak disebutkan secara jelas hukuman atau siksa yang akan diterima, hanya disebutkan bahwa siksa Allah sangat pedih. Memahami makna yang tertuang dalam Alquran merupakan sebuah keniscayaan bagi umat Islam. Tidak sekedar hanya memahami, akan tetapi dituntut pula untuk mengamalkannya karena ia sebagai petunjuk keselamatan bagi manusia. Untuk itu, umat Islam sepanjang zaman senantiasa mendekati dan 12 Ibid., 14:7.

7 menafsiri Alquran sebagai bentuk tanggungjawab dan memenuhi tuntutan tersebut. Pada kenyataannya, pemahaman mereka terhadap ayat-ayat Alquran terkadang banyak ditemukan khilafiyah (ketidaksamaan), yang pada akhirnya melahirkan keberagaman tafsir. Khilafiyah tafsir tidak hanya dalam memahami suatu ayat. Lebih jauh lagi, tidak jarang pula mereka beragam dalam memaknai suatu lafad dari sebuah ayat, seperti halnya terjadi dalam memaknai istilah al- adha>b al-shadi>d pada ayat Ibra>hi>m di atas. Dalam menafsiri lafad al- adha>b al-shadi>d terdapat keberagaman pendapat antara penafsir satu dengan penafsir lainnya. Sekilas menyimpulkan bahwa adha>b itu terbagi menjadi dua yaitu adha>b dunia dan adha>b akhirat. Menurut Quraish Shiha>b, Ibn Katsi>r dan Al-Mara>ghi>, yang dimaksud siksa yang pedih bagi orang yang kufur nikmat adalah dengan dicabutnya nikmatnikmat tersebut dari pemiliknya ketika di dunia, sehingga orang tersebut tidak dapat merasakan nikmat Allah lagi. Sedangkan di akhirat, mereka akan mendapatkan petaka atau hukuman yang sangat berat bahkan siksa dimana orang tersebut tidak akan sanggup untuk menanggungnya. Berbeda dengan Hamka yang menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan siksa yang pedih yaitu berupa sakit jiwa, dimana jiwanya hancur karena ditimpa penyakit selalu merasa tidak puas, tidak mengenal terima kasih dan menghitung sesuatu dari segi kekurangan. Sedangkan menurut Al-Ra>zi> dalam kitab Mafa>ti>h Al-Ghaib menyebutkan bahwa mengkufuri nikmat tidak akan terjadi kecuali karena adanya kebodohan bahwa nikmat tersebut dari Allah. Orang yang tidak mengetahui hal ini, maka orang tersebut tidak mengetahui Allah. Tidak

8 mengetahui Allah adalah bagian siksaan dan hukuman yang terberat. Dalam kitab Ru>h al-baya>n dikatakan bahwa sesunggunya siksa karena perpisahan dengan Allah dengan tidak adanya pertemuan dengan Allah itu sungguh siksaan yang berat. Kehilangan nikmat dunia dan akhirat itu berat, namun kehilangan nikmat pertemuan itu lebih berat bagi hati dan nyawa. Kesamaran siksa yang akan diperoleh bagi pelaku kufur nikmat tentu memiliki daya tarik tersendiri untuk dikaji lebih jauh lagi menjadi sebuah penelitian. Untuk itu, diangkat sebuah rencana penelitian dengan judul Risiko Kufur Nikmat Studi Penafsiran Alquran Surat Ibra>hi>m Ayat 7. B. Identifikasi dan Batasan Masalah Bertolak dari paparan di atas, diketahui bahwa masalah pokok dalam kajian ini adalah akibat bagi orang yang mengingkari nikmat Allah. Adapun permasalahan-permasalahan yang teridentifikasi, di antaranya: 1. Anjuran bersyukur atas nikmat yang telah diberikan Allah. 2. Janji Allah bagi orang yang bersyukur atas nikmat yang telah diterima. 3. Hikmah bersyukur. 4. Larangan mengingkari nikmat Allah. 5. Faktor penyebab kufur nikmat. 6. Bentuk-bentuk kufur nikmat. 7. Balasan bagi orang yang mengkufuri nikmat Allah. Mengingat banyaknya permasalahan yang teridentifikasi serta untuk efisiensi waktu dan tenaga, maka dalam kajian ini akan ada pembatasan masalah.

9 Pembatasan masalah dilakukan supaya kajian ini dapat memenuhi target dengan hasil yang maksimal. Pembatasan masalah yang dimaksud, yaitu akan difokuskan pada risiko yang akan diterima bagi orang yang mengkufuri nikmat Allah yang tertuang dalam surat Ibra>hi>m ayat 7. C. Rumusan Masalah Untuk memberikan arahan yang jelas terhadap permasalahan yang akan diteliti, maka perlu kiranya ada perumusan masalah. Rumusan masalah yang dimaksud, di antaranya: 1. Bagaimana penafsiran surat Ibra>hi>m ayat 7? 2. Bagaimana balasan bagi orang yang kufur nikmat menurut Alquran surat Ibra>hi>m ayat 7? D. Tujuan Penelitian Dari rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, di antaranya: 1. Untuk menjelaskan surat Ibra>hi>m ayat 7. 2. Untuk mendeskripsikan balasan bagi orang yang mengingkari nikmat Allah sebagaimana yang tertuang dalam surat Ibra>hi>m ayat 7. E. Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk hal-hal sebagaimana berikut:

10 1. Secara teoritis Penelitian ini dapat memperkaya wawasan khazanah keilmuan tafsir hadis yang khususnya tentang risiko kufur nikmat menurut surat Ibra>hi>m ayat 7. Juga dapat memberikan manfaat bagi pengembangan penelitian yang sejenis. 2. Secara praktis Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan, serta pemahaman kepada masyarakat Islam dan segenap pembaca tentang akibat yang akan diterima orang yang kufur, khususnya dalam konteks kufur nikmat. Diharapkan pula masyarakat Islam dan segenap pembaca dapat mensyukuri nikmat yang telah diberikan Allah dengan memanfaatkan sesuai dengan fungsinya bukan sebaliknya. F. Penegasan Judul Sebelum pembahasan lebih lanjut, perlu diberikan gambaran yang jelas mengenai maksud judul penelitian ini, yakni Risiko Kufur Nikmat Studi Penafsiran Alquran Surat Ibrahim Ayat 7. Berikut ini dijelaskan kata-kata konseptual dari judul dimaksud sebagai berikut : Risiko : Akibat yang kurang menyenangkan (merugikan, membahayakan) dari suatu perbuatan atau tindakan. 13 Kufur : Tidak percaya kepada Allah SWT dan Rasul-Nya. 14 13 Dendy Sugono, Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta: Pusat Bahasa, 2008), 1310.

11 Nikmat : Terdapat beberapa definisi tentang nikmat, yakni enak atau lezat; merasa puas dan senang; serta pemberian atau karunia dari Allah SWT. 15 Dengan kufur nikmat dimaksudkan adalah tidak percaya terhadap pemberian atau karunia Allah SWT. Adapun risiko kufur nikmat yang dimaksud adalah akibat yang kurang menyenangkan (merugikan, membahayakan) dari ketidakpercayaan terhadap pemberian atau karunia Allah SWT. Bentuk-bentuk kufur nikmat akan dijelaskan lebih lanjut pada deskripsi teoritik. Sesuai dengan judul penelitian, risiko atau akibat yang dimaksud sesuai fokus kajian penelitian ini, yakni surat Ibra>hi>m ayat 7. G. Telaah Pustaka Telaah pustaka dalam sebuah penelitian yang menggambarkan hasil sebuah kajian atau penelitian terdahulu dirasa sangat perlu. Tujuannya supaya tidak mengganggu nilai orisinilitas penelitian yang dilakukan. Dalam penelitian ini, telaah pustaka yang telah dilakukan menemukan beberapa karya yang membahas masalah yang serupa dengan penelitian ini, di antaranya: 1. Kufur Dalam Alquran yang ditulis oleh Kurotul Aini yang merupakan skripsi di IAIN Sunan Ampel Surabaya. Ditulis tahun 2001, Jurusan Tafsir Hadis. Skripsi ini berupa kajian tematik ayat Alquran tentang kufur secara umum. Pembahasan skripsi ini menjelaskan macam-macam bentuk kufur serta dampak yang diakibatkan. 14 Ibid., 830. 15 Ibid., 1074.

12 2. Ma ani Kalimat Kufur Dalam Alquran yang ditulis oleh Khalilah yang merupakan skripsi di IAIN Sunan Ampel Surabaya. Ditulis tahun 2004, Fakultas Adab. Dalam pembahasannya, dia menggali makna kufr menurut penafsiran para ahli tafsir serta mengungkap pergeseran makna kufur. Dari beberapa telaah pustaka yang telah dilakukan secara seksama, penelitian ini memiliki kesamaan dan perbedaan dengan dua penelitian di atas yang tidak mengurangi orisinilitas penelitian yang hendak diangkat di sini. Adapun kesamaan dengan dua penelitian di atas adalah sama tema pokoknya, yakni mengangkat tema kufur. Sementara yang membedakan penelitian ini dengan dua penelitian sebelumnya, di antaranya: 1. Penelitian ini menggunakan metode tahlili> yakni mendeskripsikan makna ayat. Sementara pada penelitian yang dilakukan oleh Kurotul Aini menggunakan metode maud}u i yakni mengumpulkan ayat yang bertemakan kufur kemudian menafsirinya. 2. Penelitian ini fokus membahas masalah akibat yang diterima bagi orang yang mengingkari nikmat-nikmat Allah, tidak seperti dalam penelitian Kurotul Aini yang masih global dalam penjelasannya. 3. Dengan penelitian yang dilakukan Khalilah tentunya sangat berbeda, karena penelitiannya diangkat dari Fakultas Adab dengan keilmuan Bahasa dan Sastra Arab. Sementara penelitian yang diangkat di sini diangkat dari Fakultas Ushuluddin dengan fokus keilmuan Tafsir Hadis sehingga yang ditekankan dalam penelitian ini adalah penafsirannya.

13 H. Metodologi Penelitian 1. Model penelitian Menggunakan metodologi penelitian kualitatif, sebuah metode penelitian atau inkuiri naturalistik atau alamiah, perspektif ke dalam dan interpretatif. 16 Inkuiri naturalistik adalah pertanyaan yang muncul dari diri penulis terkait persoalan tentang permasalahan yang sedang diteliti. Perspektif ke dalam adalah sebuah kaidah dalam menemukan kesimpulan khusus yang semulanya didapatkan dari pembahasan umum. Sedang interpretatif adalah penterjemahan atau penafsiran yang dilakukan oleh penulis dalam mengartikan maksud dari suatu kalimat, ayat atau pernyataan. 2. Jenis penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (library research). Dalam penelitian kepustakaan, pengumpulan data-datanya diolah melalui penggalian dan penelusuran terhadap kitab-kitab, buku-buku dan catatan lainnya yang memiliki hubungan dan dapat mendukung penelitian. 17 3. Metode penelitian Adapun untuk memperoleh wacana tentang akibat yang diterima bagi pelaku kufur nikmat dalam Alquran dapat menggunakan metode-metode penelitian sebagai berikut: a. Deskriptif, adalah bersifat menggambarkan, menguraikan sesuatu hal menurut apa adanya atau karangan yang melukiskan sesuatu. Pendeskripsian 2002), 2. 16 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 17 Fadjrul Hakam Chozin, Cara Mudah Menulis Karya Ilmiah, (Tk: Alpha,1997), 44.

14 ini digunakan oleh penulis dalam memaparkan hasil data-data yang diperoleh dari literatur kepustakaan. b. Analitis (tahlili>), adalah suatu metode tafsir yang bermaksud menjelaskan kandungan ayat-ayat Alquran dari berbagai aspek. Melalui metode tahlili>, biasanya mufasssir menguraikan makna yang dikandung oleh Alquran, ayat demi ayat, dan surat demi surat, sesuai dengan urutan di dalam mushaf. 18 Uraian tersebut menyangkut berbagai aspek yang dikandung ayat yang ditafsirkan seperti pengertian kosakata, konotasi kalimatnya, latar belakang turun ayat, kaitannya dengan ayat-ayat lain, baik sebelum maupun sesudahnya (munasabah), dan tidak ketinggalan pendapat-pendapat yang telah diberikan berkenaan dengan tafsiran ayat-ayat tersebut, baik yang disampaikan oleh Nabi, Sahabat, para Tabi in maupun ahli tafsir lainnya. 19 Metode ini terbagi dalam dua bentuk, yaitu bentuk bi al-ma thur, yaitu penafsiran yang akan berjalan terus selama riwayat masih ada, dan dengan bi al-ra yi, yaitu penafsiran yang akan berjalan terus dengan ada atau tidak ada riwayat. 20 Dalam konteks penelitian di sini, karena tidak hendak menafsirkan keseluruhan ayat Alquran, metode dan gaya tahlili> hanya digunakan dalam konteks sebagaimana mufassir menafsirkan sebuah ayat Alquran yang menjadi tema pembahasan pada peneliti ini, yakni digunakan dalam menganalisis ayat ke 7 surat Ibra>hi>m. 18 Abd. Al Hayy Al-Farmawi, Metode Tafsir Maud}u i (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1994), 12. 19 Nasruddin Baidan, Metodologi Penafsiran Alquran (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998), 31. 20 Ibid., 55.

15 4. Pengumpulan data Teknik pengumpulan data dalam penulisan skripsi ini menggunakan metode dokumentasi. Mencari data mengenai hal-hal atau variable berupa catatan, buku, kitab, dan lain sebagainya. Melalui metode dokumentasi, diperoleh data-data yang berkaitan dengan penelitian berdasarkan konsepkonsep kerangka penulisan yang telah dipersiapkan sebelumnya. 5. Pengolahan data a. Editing, yaitu memeriksa kembali secara cermat data-data yang diperoleh terutama dari segi kelengkapan, kejelasan, kesesuaian, relevansi dan keragamannya. b. Pengorganisasian data, yaitu menyusun dan mensistematikan data-data yang diperoleh dalam kerangka paparan yang sudah direncanakan sebelumnya sesuai dengan rumusan masalah. 6. Teknik analisis data Teknik analisa data memakai pendekatan metode deskriptif-analitis. Penelitian yang memaparkan data-data yang diperoleh dari kepustakaan. 21 Dengan metode ini akan dideskripsikan mengenai makna siksa yang berat bagi pelaku kufur nikmat sehingga dapat menjadi lebih jelas dan lebih tajam dalam menyajikan makna risiko kufur nikmat. Selanjutnya, setelah pendeskripsian tersebut, dianalisis dengan melibatkan penafsiran beberapa mufassir. 21 Ibnu Hajar, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif Dalam Pendidikan (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1999), 274.

16 7. Sumber data Data yang diambil dalam penelitian ini bersumber dari dokumen perpustakaan yang terdiri dari dua jenis sumber yaitu primer dan sekunder. a. Data primer Sebagai sumber primer dalam penelitian ini satu-satunya adalah kitab suci Alquran dan terjemahannya, sebab objek utama dalam penelitian ini adalah teks Alquran yakni surat Ibra>hi>m ayat 7. b. Data Sekunder Selain data primer, terdapat data sekunder sebagai rujukan pelengkap yang sangat membantu dalam penelitian ini. Data-data sekunder tersebut antara lain sebagai berikut: a. Tafsi>r Al-Misba>h karya M. Quraish Shiha>b b. Tafsi>r Mafa>ti>h Al-Ghaib karya Al-Ra>zy> c. Tafsi>r Ru>h Al-Baya>n karya Isma i>l Ibn Musthafa> d. Tafsi>r Al-Azha>r karya Hamka e. Tafsi>r Ibn Katsi>r karya Ibn Katsi>r f. Tafsi>r Al-Mara>ghi> karya Al-Mara>ghi> g. Tafsi>r Fi> Zhila>lil Quran karya Sayyid Quthb h. Tafsi>r Sya ra>wi> karya Muhamad Sya ra>wi> i. Tafsi>r Bahr Al-Muhi>t} karya Abu> Haya>n j. Tafsi>r An-Naisa>buri> karya Naisa>buri>

17 I. Sistematika Pembahasan Untuk lebih memudahkan pembahasan dalam skripsi ini, maka penulisan ini disusun atas lima bab sebagai berikut: Bab I berisikan pendahuluan yang meliputi; latar belakang masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan judul, telaah pustaka, metodologi penelitian, kemudian dilanjutkan dengan sistematika pembahasan. Bab II berisikan tentang pengertian nikmat, macam-macam nikmat, pengertian kufur dan macam-macam kufur. Bab III berisikan tentang penafsiran surat Ibra>hi>m ayat 7 tentang pemaknaan kata al-adha>b al-shadi>d. Bab IV berisikan analisis tentang risiko bagi orang yang mengingkari nikmat Allah. Bab V berisikan penutup, terdiri dari kesimpulan dan saran-saran.