Renstra Tahun Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1 Identifikasi Permasalahan Berd

dokumen-dokumen yang mirip
Kabupaten Lamongan Tahun

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB III ISU ISU STRATEGIS

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN STRATEGIS DAN KEBIJAKAN

DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN KABUPATEN LAMONGAN

MATRIK RENSTRA DINAS PETERNAKAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

Ayam Ras Pedaging , Itik ,06 12 Entok ,58 13 Angsa ,33 14 Puyuh ,54 15 Kelinci 5.

KATA PENGANTAR. Lamongan, Agustus 2016 KEPALA DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN LAMONGAN

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian, pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB II. PERJANJIAN KINERJA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Data Perkembangan Koperasi tahun Jumlah

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Uraian Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN Visi dan Misi Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Tasikmalaya

I. PENDAHULUAN. kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia.

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

Kabupaten Lamongan Tahun

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

LAPORAN REFLEKSI AKHIR TAHUN 2014 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI SUMATERA UTARA

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan daerah pada hakekatnya merupakan bagian integral dan

PENETAPAN KINERJA DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN JOMBANG TAHUN ANGGARAN 2015

BAB III PERMASALAHAN DAN ISU - ISU STRATEGIS PERANGKAT DAERAH. 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Perangkat Daerah

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kota Jambi RPJMD KOTA JAMBI TAHUN

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD

I. PENDAHULUAN. dalam pembangunan sektor pertanian. Pada tahun 1997, sumbangan Produk

2 seluruh pemangku kepentingan, secara sendiri-sendiri maupun bersama dan bersinergi dengan cara memberikan berbagai kemudahan agar Peternak dapat men

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Medan Tahun BAB 1 PENDAHULUAN

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian di Indonesia merupakan bagian integral dari

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF

RPJMD KABUPATEN LAMANDAU TAHUN

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

RANCANGAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN GARUT TAHUN PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Usaha sektor peternakan merupakan bidang usaha yang memberikan

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sub sektor peternakan merupakan bagian dari pembangunan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan sektor potensial yang memegang peranan penting

BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD

PENDAHULUAN. Latar Belakang

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) PEMBANGUNAN DINAS PU. PENGAIRAN KABUPATEN MUSI RAWAS

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Karawang Tahun merupakan tahap ketiga dari

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Terwujudnya Lamongan Lebih Sejahtera dan Berdaya Saing

FORMULASI PERHITUNGAN CAPAIAN KINERJA DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

OLEH DR. Drh. RAIHANAH, M.Si. KEPALA DINAS KESEHATAN HEWAN DAN PETERNAKAN ACEH DISAMPAIKAN PADA :

PENGUKURAN KINERJA DINAS PETERNAKAN PROVINSI JAWA TIMUR CAPAIAN TUJUAN

I PENDAHULUAN. 2,89 2,60 2,98 3,35 5,91 6,20 Makanan Tanaman Perkebunan 0,40 2,48 3,79 4,40 3,84 4,03. Peternakan 3,35 3,13 3,35 3,36 3,89 4,08

LAPORAN KINERJA 2014 BAB I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB I PENDAHULUAN. Tahun (juta orang)

BAPPEDA Kabupaten Lamongan

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR RENCANA KERJA ( RENJA )

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan tersebut belum diimbangi dengan penambahan produksi yang memadai.

DOKUMEN REVIEW PERJANJIAN KINERJA TAHUN ANGGARAN 2014

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG. Nomor 1 Tahun 2009

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)

BAB I PENDAHULUAN. DPU Bina Marga Provinsi Jawa Timur Renstra BAB I - 1 -

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR RENCANA KERJA PERUBAHAN (RENJA-P) DINAS PERTANIAN KABUPATEN GIANYAR TAHUN 2017

LAKIP Kab. Lamandau Tahun 2013 BAB IV PENUTUP

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAH KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB III ISU ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI Identifikasi Permasalahan berdasarkan tugas dan Fungsi

I. PENDAHULUAN. berkesinambungan untuk menciptakan keadaan yang dapat menyediakan berbagai

SURAKARTA KOTA BUDAYA, MANDIRI, MAJU, DAN SEJAHTERA.

Pemerintah Kabupaten Wakatobi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN. Visi pembangunan daerah dalam RPJMD adalah visi Kepala daerah dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

I. PENDAHULUAN. Undang No 22 tahun 1999 tentang Kewewenangan Untuk Menggali Potensi

I. PROGRAM DAN KEGIATAN TAHUN 2016

RENCANA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MAJALENGKA TAHUN ANGGARAN 2016 BAB I PENDAHULUAN

BUKU SAKU DATA PETERNAKAN DAN PERIKANAN 2014

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

I. PENDAHULUAN. Jumlah penduduk selalu bertambah dari tahun ke tahun, hal tersebut terus

Bab I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

1 P a g e BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN I - 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Transkripsi:

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Lamongan Kabupaten Lamongan merupakan salah satu PD di lingkungan Pemerintah Kabupaten Lamongan yang tugas dan fungsinya di sub sektor peternakan.kebijakan dan strategi sektor peternakan ditujukan untuk meningkatkan produksi ternak khususnya peningkatan populasi ternak sehingga dapat memenuhi kebutuhan protein asal hewani di Kabupaten Lamongan dan Propinsi Jawa Timur pada umumnya.oleh karena itu, guna mengidentifikasi berbagai permasalahan terkait dengan tugas dan fungsi Kabupaten Lamongan, maka dipetakan permasalahan sebagai berikut : 1. Ternak masih merupaka usaha sambilan dan pemeliharaan bersifat tradisional 2. Kepemilikan ternak sedikit sehingga tingkat pendapatan rendah 3. Luas lahan sempit 4. Rendahnya penguasaan teknologi pengolahan dan pemasaran hasil ternak 5. Kualitas hasil produksi peternakan masih rendah sehingga daya saing rendah 6. Keterbatasan akses permodalan 7. SDM teknis peternakan (medis dan paramedic veteriner) masih terbatas 8. Sarana dan prasarana penunjang produksi ternak terbatas 3.2 Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih Visi yang termuat dalam RPJMD merupakan visi Bupati/Wakil Bupati terpilih pada pemilukada yang dilaksanakan tanggal 9 Desember 2015. Sebagaimana disampaikan pada pemaparan visi dan misi calon Bupati/Wakil Bupati di siding DPRD dan sejalan dengan arah kebijakan pembangunan daerah yang termuat dalam tahapan ketiga Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Lamongan Tahun 2005-2025 dan RTRW Kabupaten Lamongan Tahun 2011-2031. Visi tersebut juga disinergikan dengan RPJMD Provinsi Jawa Timur Tahun 2014-2019 serta RPJM Nasional Tahun 2015-2019 (NAWACITA). Dari hasil integrasi dan harmonisasi beberapa kebijakan tersebut ditetapkan visi Kabupaten Lamongan Tahun 2016-2021 adalah: Terwujudnya Lamongan Lebih Sejahtera dan Berdaya Saing Pemahaman atas pernyataan visi tersebut mengandung makna terjalinnya sinergi yang dinamis antara masyarakat, Pemerintah Kabupaten dan seluruh stakeholder s dalam merealisasikan dan semakin memantapkan pembangunan Kabupaten Lamongansecara komprehensif. - 20 -

Secara filosofis visi tersebut dapat dijelaskan melalui makna yang terkandung di dalamnya, yaitu : 1) Terwujudnya terkandung upaya melanjutkan peran Pemerintah Daerah dalam mewujudkan Kabupaten Lamongan yang Lebih Sejahtera dan Berdaya Saing. 2) Lamongan adalah satu kesatuan masyarakat hukum dengan segala potensi dan sumber dayanya dalam sistem Pemerintahan di Wilayah Kabupaten Lamongan. 3) Lebih Sejahtera dalam pengertian semakin mantap dan tercukupinya kebutuhan lahiriah dan batiniah yang ditandai dengan meningkatnya kualitas kehidupan yang layak dan bermartabat. Kesejahteraan yang akan diwujudkan adalah suatu tatanan yang sesuai dengan kondisi sosialbudaya-agama masyarakat dan kearifan lokal Kabupaten Lamongan. 4) Lebih Berdaya saing dalam pengertian terwujudnya peningkatan lebih lanjut keunggulan komparatif dan kompetitif daerah, sehingga mampu bersaing secara optimal dengan mengembangkan dan memanfaatkan segala potensi yang dimiliki dalam persaingan ditingkat Global. Untuk mewujudkan visi pembangunan Kabupaten Lamongan 2016-2021, berikut. Terwujudnya Lamongan Lebih Sejahtera dan Berdaya Saing ditempuh melalui lima misi sebagai Misi 1. Mewujudkan Sumber Daya Manusia berdaya saing melalui peningkatan kualitas pelayanan pendidikan dan kesehatan, dengan penjelasan sebagai berikut: Misi ini dimaksudkan untuk mewujudkan Sumber Daya Manusia Kabupaten Lamongan yang memiliki keunggulan kompetitif dan komparatif melalui peningkatan akses serta kualitas pelayanan pendidikan dan kesehatan. Pelayanan pendidikan dan kesehatan yang sudah baik, semakin dimantapkan guna menghadapi tantangan pembangunan di masa yang akan datang. Misi 2. Mengembangkan perekonomian yang berdaya saing dengan mengoptimalkan potensi daerah, dengan penjelasan sebagai berikut: Misi ini dimaksudkan untuk memantapkan perekonomian Kabupaten Lamongan menjadi lebih mandiri dan berdaya saing, dengan menggali dan mengembangkan semua potensi yang dimiliki. Potensi-potensi daerah sebagai penggerak perekonomian diantaranya pertanian, perikanan, peternakan, perdagangan, industri dan pariwisata. Misi 3. Memantapkan sarana dan prasarana dasar dengan menjaga kelestarian lingkungan, dengan penjelasan sebagai berikut: - 21 -

Misi ini dimaksudkan untuk memantapkan penyediaan infrastruktur dasar berupa jalan, jembatan, perhubungan, permukiman, air bersih serta sarana penunjang produksi barang dan jasa yang keseluruhannya dapat menunjang akses perekonomian. Pemantapan infrastruktur dasar dilaksanakan dengan tetap memperhatikan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan melalui peningkatan kualitas perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Misi 4. Mewujudkan Reformasi birokrasi bagi pemenuhan pelayanan publik, dengan penjelasan sebagai berikut: Misi ini dimaksudkan untuk meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) danpelayanan publik yang profesional.prinsip tersebut dilaksanakan mulai dari proses perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, pengawasan dan evaluasipenyelenggaraan pemerintahan dengan mengedepankan kepentingan dan aspirasi masyarakat. Misi 5. Memantapkan kehidupan masyarakat yang tenteram dan damai dengan menjunjung tinggi budaya lokal, dengan penjelasan sebagai berikut: Misi ini dimaksudkan untuk memantapkan kehidupan masyarakat melalui pemenuhan kebutuhan dasar pangan, sandang dan papandengan didukung kondisi stabiltas politik dan pemerintahan yang aman, tenteram serta menjunjung tinggi nilai-nilai agama, sosial dan budaya. Untuk menerjemahkan Visi dan Misi pada RPJMD Kabupaten Lamongan ke dalam tujuan dan sasaran pembangunan peternakan dan kesehatan hewan selama 5 (lima) tahun sesuai dengan tugas dan fungsi Kabupaten Lamongan, maka dapat ditelaah dari Misi ke 2 (dua) dan Tujuan 2 (dua) dari RPJMD Kabupaten Lamongan. 3.3 Telaahan Renstra K/L dan Renstra Provinsi Jawa Timur 3.3.1 Telaahan Renstra Direktorat Jenderal Peternakan dan Keswan Kementerian Pertanian Pembangunan peternakan yang dilaksanakan oleh pemerintah, baik pusat maupun daerah tertuang di dalam dokumen perencanaan, diantaranya RPJPN, RPJPD, RPJMN, RPJMD dan Rencana Strategis harus selaras. Sasaran produksi komoditas peternakan yang tertuang dalam Rencana Strategis Kementerian Pertanian pada Program Pencapaian Swasembada Daging Sapi dan Peningkatan Penyediaan Pangan Hewani yang Aman, Sehat, Utuh dan Halal yang menjadi target dari Renstra Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan untuk Provinsi Jawa Timur serta capaian sasaran Renstra Kabupaten Lamongan pada Tabel 3.1 di bawah. - 22 -

Tabel 3.1 Komparasi Capaian Sasaran Renstra Lamongan Terhadap Sasaran Renstra OPD Provinsi dan Renstra K/L No Indikator Kinerja Capaian Sasaran Renstra 2010-2015 Dinas Peternakan dan Keswan Lamongan Sasaran pada Renstra 2014-2019 Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur Sasaran pada Renstra 2010-2014 Direktorat Jenderal Peternakan dan Keswan (1) (2) (3) (4) (5) 1 Produksi Hasil Ternak (ton) - Daging 28,972 350,613 437,322 - Telur 2,928 340,232 423,249 2 Populasi Ternak (ekor) - Sapi Potong 99,013 3,949,097 5,352,694 - Sapi Perah 21 237,673 328,123 - Kerbau 335 28,118 33,185 - Kambing 99,852 2,937,980 3,241,965 - Domba 79,472 1,185,472 913,600 - Ayam Buras 1,946,293 33,806,963 27,655,883 - Ayam Ras Pedaging 44,915,846 162,299,457 - Ayam Ras Petelur 226,928 43,066,361 - Itik 172,624 4,213,379 3,342,233 - Entog 50,943 946,323 3.3.2 Telaahan Renstra Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur Sesuai dengan arahan Resntra Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur, Kabupaten Lamongan menjadi daerah kawasan pembibitan sapi potong dan merupakan salah satu wilayah yang dijadikan kawasan sentra ternak besar di Jawa Timur. Lamongan juga menjadi daerah kawasan pembibitan ayam kampung dan ayam pedaging di Jawa Timur serta sangat potensial untuk dikembangkan sebagai daerah pengembangan ternak unggas ayam petelur. Berikut prosentase capaian Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Lamongan terhadap target sasaran Renstra Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur di Tabel 3.2. - 23 -

Tabel 3.2 Komparasi Capaian Sasaran Renstra Lamongan dan Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur No Indikator Kinerja Capaian Sasaran Renstra 2010-2015 Dinas Peternakan dan Keswan Lamongan Sasaran pada Renstra 2014-2019 Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur Prosentase Capaian Kabupaten Lamongan terhadap Provinsi Jatim (1) (2) (3) (4) (5) 1 Produksi Hasil Ternak (ton) - Daging 28,972 350,613 8,26% - Telur 2,928 340,232 0,86% 2 Populasi Ternak (ekor) - Sapi Potong 99,013 3,949,097 2,51% - Kambing 99,852 2,937,980 3,40% - Domba 79,472 1,185,472 6,71% - Ayam Buras 1,946,293 33,806,963 5,76% - Ayam Ras Pedaging 44,915,846 162,299,457 27,67% - Ayam Ras Petelur 226,928 43,066,361 0,53% - Itik 172,624 4,213,379 4,10% 3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis 3.4.1 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Lamongan adalah salah satu dokumen perencanaan wilayah yang telah memadukan keunggulan komoditas dan wilayah.rtrw ini dijadikan salah satu acuan untuk menyusun Renstra Kabupaten Lamongan. Berdasarkan telaahan terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lamongan, maka dapat diidentifikasi mengenai indikasi program pemanfaatan Ruang serta pengaruh Rencana struktur ruang terhadap Kebutuhan pelayanan PD dan apa saja faktor-faktor penghambat dan pendorong dari pelayanan PD yang mempengaruhi permasalahan pelayanan PD ditinjau dari implikasi RTRW (Tabel 3.3). - 24 -

No Tabel 3.3 Permasalahan Pelayanan OPD berdasarkan Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah beserta Faktor Penghambat dan Pendorong Keberhasilan Penanganannya Rencana Tata Ruang Wilayah terkait Tugas dan Fungsi OPD Permasalahan Pelayanan Dinas PKH Lamongan Penghambat Sebagai Faktor Pendorong (1) (2) (3) (4) (5) 1 Seiring dengan meningkatnya populasi ternak mengakibatkan peningkatan emisi gas rumah kaca yang berasal dari kotoran ternak dan proses pencernaan, terutama yang berasal dari hewan ternak besar Pengendalian dan penanggulangan penyakit hewan menular strategis Belum ada naskah akademis KLHS Peraturan perundangan tentang KLHS 2 Kebanyakan peternak telah menerapkan eco farming yaitu pengelolaan limbah ternak menjadi bahan yang bermanfaat seperti pupuk dan biogas Penetapan kawasan peternakan sesuai dengan potensi setempat 3 Masih ada pemeliharaan ternak yang dekat dengan pemukiman penduduk sehingga menimbulkan polusi bau 4 Penyebaran penyakit hewan menular pada manusia Manajemen pakan dan pengelolaan limbah 3.4.2 Telaahan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Sedangkan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) adalah telaahan lingkungan hidup yang bersifat strategis terutama terkait dengan pembangunan yang berwawasan lingkungan sehingga pelaksanaan pembangunan dapat dilakukan secara berkelanjutan (Sustainable Development).Oleh karena itu, telaahan KLHS lebih dititikberatkan bagaimana pembangunan sektor peternakan bisa berkelanjutan dan tidak merusak lingkungan.hal ini disebabkan sektor peternakan memberikan sumbangan terhadap efek rumah kaca yang dihasilkan dari limbah ternak.adapun permasalahan, faktor penghambat dan pendorong yang dikaitkan dengan pelayanan Kabupaten Lamongan serta KLHS sebagai berikut : - 25 -

Tabel 3.4 Permasalahan Pelayanan OPD berdasarkan Analisis KLHSbeserta Faktor Penghambat dan Pendorong No Rencana Tata Ruang Wilayah terkait Tugas dan Fungsi OPD Keberhasilan Penanganannya Permasalahan Pelayanan Dinas PKH Lamongan Penghambat Sebagai Faktor Pendorong (1) (2) (3) (4) (5) 1 Seiring dengan meningkatnya populasi ternak mengakibatkan peningkatan emisi gas rumah kaca yang berasal dari kotoran ternak dan proses pencernaan, terutama yang berasal dari hewan ternak besar Pengendalian dan penanggulangan penyakit hewan menular strategis Belum ada naskah akademis KLHS Peraturan perundangan tentang KLHS 2 Kebanyakan peternak telah menerapkan eco farming yaitu pengelolaan limbah ternak menjadi bahan yang bermanfaat seperti pupuk dan biogas 3 Masih ada pemeliharaan ternak yang dekat dengan pemukiman penduduk sehingga menimbulkan polusi bau 4 Penyebaran penyakit hewan menular pada manusia Penetapan kawasan peternakan sesuai dengan potensi setempat Manajemen pakan dan pengelolaan limbah 3.5 Penentuan Isu-Isu Strategis Analisis isu-isu strategis merupakan bagian penting dan sangat menentukan dalam proses penyusunan perencanaan strategis Organisasi Perangkat Daerah (OPD) untuk melengkapi tahapan-tahapan yang telah dilakukan sebelumnya. Identifikasi isu yang tepat dan bersifat strategis meningkatkan akseptabilitas prioritas kegiatan, dapat dioperasionalkan dan dipertanggungjawabkan, serta dapat menjawab persoalan nyata yang dihadapi. Isu-isu strategis berdasarkan tugas dan fungsi Organisasi Perangkat Daerah (OPD) adalah kondisi yang menjadi perhatian dalam perencanaan pembangunan karena dampaknya yang signifikan bagi OPD di masa yang akan dating. Suatu kondisi/ kejadian yang menjadi isu strategis adalah keadaan yang apabila tidak diantisipasi, maka akan menimbulkan kerugian yang lebih besar atau sebaliknya, dalam hal tidak dimanfaatkan, akan menghilangkan peluang untuk meningkatkan layanan pada masyarakat dalam jangka panjang. - 26 -

Adapun isu-isu strategis dalam pembangunan peternakan di Kabupaten Lamongan adalah: 1. Tingkat kepemilikan ternak yang rendah dan kualitas SDM yang kurang memadai membuat tingkat pendapatan peternak rendah 2. Belum optimalnya fungsi kelembagaan peternak dan jaringan distribusi hasil ternak membuat harga ternak sangat fluktuatif 3. Belum optimalnya fungsi Rumah Potong Hewan (RPH) untuk menghasilkan daging berkualitas yang ASUH (Aman, Sehat, Utuh dan Halal) 4. Sarana dan prasarana penunjang pengembangan produk ternak masih terbatas 5. Minat anak-anak muda untuk melakukan kegiatan beternak dan mengolah produk turunan ternak makin menurun - 27 -